SWT, Tuhan semesta alam, maka penulis dapat menyelesaikan penulisan thesis
yang menjadi salah satu persyaratan untuk mencapai derajat sarjana S2. Penulis
sangat meyadari bahwa tulisan thesis ini masih banyak kekurangan didalamnya,
baik pada materi tulisan maupun cara penyampaiannya. Penulis juga sangat
menyadari bahwa thesis ini masih sangat jauh dari sempurna. Segala kekurangan
maupun dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis ingin mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah banyak
membantu penulis dalam menyelesaikan penulisan thesis ini dan semoga Rahmat
Allah SWT selalu tercurah pada kita semua. Khususnya Penulis ingin
kepada penulis.
bapak Adi Barata dari manajemen PT. Gatra Reksamas atas data
3. Orang tua penulis yaitu bapak H. Herry Suharwanto dan ibu Yuliarti serta
ibu Chamdiyah atas doa, dorongan semangat, dan dukungan baik moril
iv
maupun materiil selama penulis menempuh pendidikan di MM UGM
Yogyakarta.
4. Istri tercinta, Anis Wahidah Nurul Fithriya atas do’a, cinta, harapan,
5. Adik penulis Timzar Akbar S. beserta istri Dewi Wahyu R. atas dukungan
Andi Seputro atas masukan dan bantuannya, Ari Wardana atas saran dan
dorongan semangatnya, serta Adi Wibowo dan Ilham Hamzis atas kerja
angkatan 49 MM UGM.
7. Seluruh staf dan karyawan serta keluarga besar MM UGM dan MSI FEB
Semoga hasil dari thesis ini dapat berguna bagi banyak pihak dan apabila
v
DAFTAR ISI
vi
II.4.1. Profitabilitas ....................................................................... 23
II.4.2. Pertumbuhan (Growth) ...................................................... 23
II.4.3. Pajak................................................................................... 24
II.4.4. Struktur Aset (Asset Structure) .......................................... 24
II.4.5. Resiko (Risk) ...................................................................... 24
II.4.6. Market to Book Value ........................................................ 24
II.4.7. Size ..................................................................................... 25
II.5. Metode Penelitian ......................................................................... 25
II.5.1. Lokasi Penelitian................................................................ 25
II.5.2. Sumber Data .................................................................... 25
II.5.3. Analisis Data ...................................................................... 26
II.5.3.1. Analisis Data dengan Menggunakan Pendekatan Tradisional
................................................................................................... 26
II.5.3.2. Analisis Teori Modigliani dan Miller .......................... 27
II.5.3.3. Pendekatan dengan Metode Trial and Error ............... 28
BAB III. Gambaran Umum Perusahaan ....................................................... 29
III.1. Sejarah Perusahaan ..................................................................... 29
III.2. Daerah Pemasaran Perusahaan.................................................... 31
III.3. Laporan Keuangan Perusahaan ................................................... 33
III.3.1. Laporan Rugi Laba ........................................................... 33
III.3.2. Neraca Perusahaan............................................................ 35
BAB IV. Analisis Data ................................................................................. 38
IV.1. Pengumpulan Data ...................................................................... 38
IV.2. Metode Pendekatan Tradisional (Traditional Approach Methods)..
.............................................................................................................. 40
IV.3. Metode Pendekatan Modigliani dan Miller (MM Approach) ..... 47
BAB V. Kesimpulan dan Saran .................................................................... 52
V.I. Kesimpulan ................................................................................... 52
V.2. Saran ............................................................................................. 55
Daftar Pustaka ............................................................................................... 56
Lampiran ....................................................................................................... 58
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
DAFTAR TABEL
ix
DAFTAR LAMPIRAN
x
INTISARI
memerlukan penggunaan struktur modal yang optimal. Studi ini bertujuan untuk
mencari stuktur modal yang optimal pada perusahaan yang termasuk pada
kategori UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah). Sebagian besar perusahaan
Analisa struktur modal yang optimal pada perushaan UMKM diharapkan dapat
Perusahaan yang dijadikan obyek analisa pada studi kasus ini adalah
perusahaan skala menengah yaitu PT. Gatra Reksamas, Ponorogo, Jawa Timur
modal yang optimal dalam menjalankan bisnisnya. Alat yang digunakan untuk
Metode MM, dan Metode trial and error. Data yang digunakan untuk studi ini
adalah data sekunder berupa data laporan keuangan perusahaan dari tahun 2003-
2007.
bahwa PT. Gatra Reksamas memiliki struktur modal yang optimal pada tahun
2004 dimana pada tahun tersebut perusahaan memiliki nilai WACC paling kecil
xi
dengan penggunaan komposisi hutang paling besar dengan nilai 71,36%. Analisa
dengan menggunakan metode trial and error juga menunjukkan bahwa WACC
mempunyai nilai perusahaan terbesar pada tahun 2007 ketika tingkat penjualan
Kata Kunci: Perusahaan kategori UMKM, struktur modal optimal, WACC, nilai
perusahaan
xii
ABSTRACT
operations, each company requires the use of optimal capital structure. This study
aims to find the optimal structure of capital for companies that belong to the
belonging to particular categories of SMEs in Indonesia, did not use the optimal
businesses use capital efficiently and optimally in carrying out its business
operations.
Companies use for the object of analysis in this case study is a medium-
scale companies, namely PT. Gatra Reksamas, Ponorogo, East Java and found the
problem that the company was not using the optimal capital structure in the
business. The instrument used to analyze the optimal capital structure is the
traditional approach method, MM Method, and the method of trial and error. Data
used for this study is secondary data in the form of corporate financial reporting
The results of the analysis done by the traditional approach is known that
PT. Gatra Reksamas have an optimal capital structure in 2004 in which the
company has a small value WACC with the largest debt composition with a value
of 71.36%. Analysis by using trial and error method also shows that the smallest
WACC occurs when a company uses debt composition of 100%. Analysis using
xiii
traditional methods and MM methods to determine the optimal value of the firms
shows that companies have a the largest value of the firms in 2007 when the rate
of sales and corporate sales growth rate has the highest value.
xiv
BAB I
Pendahuluan
suatu negara, peranan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) tidak bisa
di Indonesia.
negara lain. Namun dalam forum global, UMKM di Indonesia sering disetarakan
dengan UMKM di berbagai negara. Bahkan dalam diskusi akademis pun, UMKM
Serikat. Bank Dunia menggunakan definisi yang dapat diberlakukan secara global.
luar tanah dan bangunan sama atau lebih kecil dari Rp.200 juta dengan omset
tahunan hingga Rp.1 miliar, dimiliki oleh orang Indonesia dan independen atau
tidak terafiliasi dengan usaha menengah dan besar. Usaha kecil bisa berbentuk
memiliki aset antara Rp.200 juta sd Rp.10 miliar. Badan Pusat Statistik
1
2
mempekerjakan lima orang termasuk pekerja keluarga yang tidak dibayar. Usaha
orang. Berdasarkan Sensus Ekonomi 2006 jumlah unit usaha di luar sektor
pertanian adalah 22.727.441 unit dengan tenaga kerja 49.990.420 orang. Dengan
demikian tiap unit usaha rata-rata mempunyai 2,2 orang tenaga kerja, masing-
masing usaha mikro (1,6 orang), usaha kecil (3,0 orang), usaha menengah (22,2
Salah satu UMKM yang berada di Indonesia serta menjadi obyek analisa
disini adalah PT. Gatra Reksamas yang beralamat di jalan KHA Dahlan 33B,
Ponorogo, Jawa Timur. PT Gatra Reksa Mas pada awalnya adalah sebuah
telah berkembang dengan menambah unit-unit bisnis yang antara lain, adalah : (1)
Agen penyalur minyak tanah, (2) Agen penyalur elpiji dan (3) Stasiun Pengisian
tersebut PT. Gatra Reksamas dapat dikatakan belum mengetahui struktur modal
yang optimal untuk mendanai unit-unit bisnis itu sendiri. Sehingga dapat
dikatakan pula bahwa nilai perusahaan yang optimal pada perusahaan tersebut
yang ada dalam perusahaan merupakan salah satu faktor penentu dalam
saham yang optimal merupakan salah satu hasil dari pengoptimalan nilai
perusahaan itu sendiri. Sehingga bisa dikatakan bahwa struktur modal yang tepat
atau optimal dalam sebuah perusahaan merupakan salah satu faktor dalam
memperbesar nilai perusahaan. Mengukur biaya kapital (modal) tidak lepas dari
masalah struktur kapital (modal), karena struktur modal yang berbeda akan
terhadap modal itu sendiri. Pemenuhan kebutuhan dana perusahaan dari sumber
modal sendiri berasal dari modal saham, laba ditahan, dan cadangan. Jika dalam
berasal dari luar, yaitu dari hutang (debt financing). Namun dalam pemenuhan
efisien.
modal yang optimal. Struktur modal yang optimal dapat diartikan sebagai struktur
modal yang dapat meminimalkan biaya penggunaan modal keseluruhan atau biaya
permasalahan yang akan dianalisis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Penelitian ini akan dilakukan pada PT. Gatra Reksamas yang berlokasi di
Ponorogo, Jawa Timur. Penulis membatasi masalah yang akan diteliti adalah
untuk mengetahui optimalisasi struktur modal yang digunakan oleh PT. Gatra
analisis akan dibatasi pada periode waktu yang digunakan pada laporan keuangan
Penulisan tesis ini dibagi dalam lima bab yang terdiri dari:
5
Bab I. Pendahuluan.
Dalam bab ini akan diuraikan mengenai latar belakang masalah, perumusan
Dalam bab ini akan diuraikan mengenai teori-teori yang berkaitan dengan
Dalam bab ini akan diuraikan mengenai sejarah perusahaan, divisi bisnis yang ada
pada perusahaan, laporan keuangan perusahaan yang meliputi laporan rugi laba
Dalam bab ini akan diuraikan mengenai analisis optimalisasi struktur modal yang
Dalam bab ini akan diuraikan mengenai kesimpulan hasil penelitian dan saran-
saran untuk perusahaan di masa yang akan datang serta untuk penelitian
selanjutnya.
BAB II
sebagai gabungan dari total hutang dan total asset yang digunakan perusahaan
hutang jangka panjang dan ekuitas pemilik untuk mendanai aktivitas investasi.
perimbangan jumlah hutang jangka pendek yang bersifat permanen, hutang jangka
Teori struktur modal pertama kali dikemukakan oleh David Duran (1952).
perusahaan sama dengan nol, sedangkan nilai perusahaan dapat diketahui melalui
tiga pendekatan yang merupakan hasil penelitian lain yang dilakukannya. Ketiga
3. Pendekatan tradisional
6
7
keputusan yang penting pada setiap perusahaan. Keputusan ini tidak hanya karena
menyediakan imbal hasil yang lebih besar kepada pemegang saham daripada
imbal hasil yang lebih besar kepada pemegang saham daripada imbal hasil yang
baik yang berasal dari dalam maupun dari luar, sangat mempengaruhi nilai
perusahaan. Sumber dana perusahaan dari internal berasal dari laba ditahan dan
depresiasi. Dana yang diperoleh dari sumber eksternal adalah dana yang berasal
dari kreditur dan pemilik perusahaan. Pemenuhan kebutuhan dana yang berasal
dibayarkan pada hutang akan mengurangi pajak, namun deviden stock yang
membagikan keuntungan secara keseluruhan pada pemegang saham. Hal ini bisa
dibedakan menjadi hutang jangka pendek dan hutang jangka panjang. Perbedaan
bisa didapatkan lebih cepat daripada hutang jangka panjang, disamping hutang
8
hutang jangka panjang. Perjanjian hutang jangka panjang selalu berisi provisi,
masa mendatang.
Kebijakan mengenai struktur modal melibatkan trade off antara risiko dan tingkat
pengembalian.
Dari gambar dapat disimpulkan bahwa struktur modal yang optimal dapat
kebutuhan dana perusahaan dari sumber modal sendiri berasal dari modal saham,
laba ditahan dan cadangan. Jika dalam pendanaan perusahaan yang berasal dari
pendanaan perusahaan yang berasal dari luar yaitu dari hutang (debt financing).
alternatif - alternatif pendanaan yang efisien. Pendanaan yang efisien akan terjadi
bila perusahaan mempunyai struktur modal yang optimal. Struktur modal yang
optimal dapat diartikan sebagai struktur modal yang dapat meminimalkan biaya
saham tersebut. Struktur modal yang optimal adalah struktur modal yang
berasal dari penerbitan obligasi dan pembelian kembali saham biasa atau
modal tersebut terhadap nilai perusahaan dan apakah ada pengaruh struktur modal
10
adalah bagaimana sruktur modal yang optimal bagi perusahaan. Dalam analisis
membeli
Pada pendekatan ini biaya modal (cost of equity) dan biaya hutang (cost of
meningkatnya hutang maka hal ini membuat biaya rata-rata modal perusahaan
mengalami kenaikan.
yang banyak menggunakan hutang. Biaya hutang dan biaya rata-rata modal tetap
perusahaan yang hal ini disebabkan oleh meningkatnya resiko yang harus
optimal. Dengan kata lain struktur modal mempunyai pengaruh terhadap nilai
dibagi modal sendiri). Fama dan Gapenski (1987) menyatakan bahwa dalam
pendekatan ini perusahaan mempunyai struktur modal yang optimal ketika nilai
perusahaan maksimum atau bila terjadi resiko maka tidak akan mengalami
Merton Miller dikenal dengan nama proporsi MM I dan proporsi MM II. Kedua
(corporate tax). Teori struktur modal yang dikemukakan oleh Modigliani dan
Miller (1958), yang kemudian dikenal dengan nama MM, mempunyai beberapa
1. Perusahaan dengan kelas yang sama akan mempunyai resiko bisnis yang
e. Adanya tingkat bunga pinjaman yang sama besar, yaitu tingkat suku
didasarkan pada pendapat bahwa pembagian struktur modal antara hutang dan
modal sendiri selalu terdapat perlindungan atas nilai investasi. Yaitu ketika nilai
investasi total perusahaan tergantung dari keuntungan dan resiko, sehingga nilai
digunakan adalah, pasar modal sempurna. Nilai yang diharapkan dari dari
(business risk) yang sama dan tidak ada pajak. Pendapat MM didukung oleh
adanya proses arbitrase, yaitu proses mendapatkan dua aktiva yang pada dasarnya
13
sama dan membelinya dengan harga termurah serta menjual lagi dengan harga
adalah agency theory, signaling theory, pecking order theory, dan trade off theory.
a. Signaling Theory
menggunakan hutang lebih banyak, sebagi sinyal yang lebih positif atau
b. Agency Theory
saham dengan manajer adalah konsep free cash flow (Jensen, 1985). Free
cash flow dalam konteks ini didefinisikan sebagai aliran kas yang tersisa
sesudah semua usulan investasi dengan NOV positif didanai. Tetapi ada
dianggap sebagai cara untuk mengurangi konflik keagenan free cash flow.
manfaat dan biaya dari penggunaan hutang dalam struktur modal sehingga
disebut pula sebagai trade off theory. Dalam kenyataannya, ada hal-hal
15
banyaknya.
d. Pecking-order Theory
sebagai berikut:
perusahaan tersebut.
investasi pada saat - saat tertentu., dan akan lebih kecil ada saat yang
lain.
terakhir.
hutang yang optimal. Kebutuhan dana ditentukan oleh kebutuhan investasi. Teori
Satu hal yang terpenting adalah dengan semakin tingginya hutang, akan
sekitar 20% dari nilai perusahaan. Biaya-biaya tersebut mencakup dua hal utama:
sejenis.
2. Biaya tidak langsung: yaitu biaya yang terjadi karena dalam kondisi
Houston, 2001)
Biaya modal adalah biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk
mendapatkan modal, baik yang berasal dari hutang, saham preferen, saham biasa
maupun laba ditahan untuk membiayai investasi perusahaan (Sartono, 1997; 218).
18
Biaya modal dapat pula diukur dengan rate of return minimum dari investasi baru
yang dilakukan perusahaan, dengan asumsi bahwa tingkat risiko investasi baru
tersebut sama dengan risiko aktiva yang dimiliki perusahaan saat ini. Jika investasi
baru menghasilkan tingkat keuntungan yang lebih besar daripada biaya modal,
bebas risiko (risk free rate - R f ), dan risk premium untuk mengkompensasi risiko
yang melekat pada investasi tersebut, atau dapat dituliskan dengan formula sebagai
berikut:
Secara umum , trade-off antara risiko dengan expected return yang diharapkan
Rp Common Stock
Prefered Stock
Corporate Debt
SBI
Rf
Resiko
dibanding dengan sumber dana lain, karena pembayaran dividen kepada pemegang
saham biasa dibayarkan setelah pembayaran bunga kepada kreditur dan dividen
Di samping itu, fluktuasi harga saham biasa juga cenderung lebih besar
tepat, dan
masih lebih tinggi dibanding dengan biaya modal saham preferen akibat pengaruh
resiko investasi yang ditanggung oleh pemegang saham. Biaya modal saham
return) oleh pemegang saham preferen, atau dapat diformulasikan sebagai berikut
(Brigham, 2004):
Dp
Kp =
Pnet
Dimana:
sama dengan tingkat bunga yang menyamakan present value dari bunga dan
pokok pinjaman, atau dapat diformulasikan sebagai berikut (Sartono, 1997; 223):
N
I M
Po = � +
(1 + Kd)t (1 + Kd)n
t=1
maka biaya hutang setelah pajak (Kd) harus disesuaikan dengan cara mengalikan
Ki = Kd(1 − T)
Dimana:
M = Pokok hutang,
Kd = Biaya hutang.
return) yang diharapkan oleh pemegang saham biasa. Modal sendiri dapat berasal
dari laba ditahan atau dari saham biasa. Perhitungan biaya modal untuk laba
ditahan atau saham biasa dapat dibagi dalam 2, yaitu (1) dengan asumsi bahwa
dividen yang dibagikan setiap tahun adalah tetap, atau (2) dividen yang dibagikan
Biaya modal sendiri dengan asumsi bahwa dividen yang dibagi setiap tahun
D
Ke =
Po
persentase tertentu setiap tahun dan dividen yang dibagikan juga mengalami
pertumbuhan dengan persentase tertentu setiap tahun, maka biaya modal akan
menjadi :
D1
Ke = +g
P0
D1 = D0 (1 + g)
diterima pada tahun t , Po adalah harga saham perusahaan, dan g adalah tingkat
22
pertumbuhan perusahaan.
– WACC)
Biaya modal rata-rata tertimbang adalah akumulasi dari biaya modal yang
sendirinya, dengan menggunakan trade off antara tingkat resiko dan hasil (risk
and return) maka biaya modalnya tidak terpengaruh oleh struktur modalnya,
demikian juga nilai pasar perusahaan akan tetap independen terhadap struktur dan
biaya modal.
Hal ini dapat diuji dari teori biaya modal (WACC) dan nilai perusahaan
WACC = � X1. Ri
I=1
Dimana:
II.4.1. Profitabilitas
hutang.
Hal ini tentunya sesuai dengan teori pecking order yang menyarankan bahwa
II.4.3. Pajak
Pajak merupakan salah satu alasan manajeman untuk memperoleh dana dari
Perusahaan yang memiliki asset tetap dalam jumlah yang besar dapat
menggunakan hutang dalam jumlah yang besar pula. Hal ini disebabkan karena
dari skalanya perusahaan besar akan lebih mudah mendapatkan akses ke sumber
dana dibandingkan dengan perusahaan kecil. Kemudian besarnya asset tetap dapat
asumsi hal yang lain tidak berubah, perusahaan yang memiliki operating leverage
yang rendah lebih baik menggunakan financial leverage karena dapat mengurangi
risiko bisnis (Brigham and Daves, 2004). Risiko bisnis merupakan risiko yang
berasal dari sifat dasar produk dalam hal ini produk-produk perbankan yang dijual
Manajer selalu ingin memaksimalkan nilai pasar dan bukan nilai buku. Hal ini
II.4.7. Size
Perusahaan besar yang sudah berdiri lama dan memiliki sejarah keuangan
yang baik tentunya akan lebih mudah memperoleh modal di pasar modal
tersebut maka perusahaan juga memiliki fleksibilitas yang lebih besar pula. Hal
ini menjadi salah satu faktor yang dapat dijadikan pertimbangan dalam
Penelitian ini merupakan sebuah studi kasus. Obyek dari studi adalah PT.
Pada penelitian ini, proses yang akan dilakukan adalah mencari dan
mengumpulkan data pendukung. Jenis dan sumber data yang digunakan pada
Data sekunder yang digunakan pada penelitian ini adalah data laporan
menganalisa data laporan keuangan, antara lain: Jurnal, Neraca, dan Laporan rugi
laba dalam periode waktu selama 5 tahun dari tahun 2003 sampai dengan tahun
2007.
26
mengenai tingkat suku bunga pinjaman yang digunakan oleh perusahaan dalam
Penelitian ini juga akan menggunakan studi pustaka pada jurnal, literatur
mencari value of the firm yang optimal dengan WACC yang minimal sehingga
didapatkan capital structure yang optimal. Untuk mencapai hal tersebut maka
tradisional yang menggunakan expected FCF (Free Cash Flow) ,dengan rumus:
𝐅𝐅𝐅𝐅𝐅𝐅𝐍𝐍+𝟏𝟏
𝐕𝐕𝐕𝐕𝐕𝐕 =
𝐖𝐖𝐖𝐖𝐖𝐖𝐖𝐖 − 𝐠𝐠
dimana:
g = growth
Dimana:
Teori Modigliani and Miller dimana metode ini mempergunakan EBIT yang
didapatkan dari data laporan kinerja keuangan perusahaan dengan rumus, sebagai
berikut:
𝐄𝐄𝐄𝐄𝐄𝐄𝐄𝐄
𝐕𝐕𝐕𝐕 = = 𝐒𝐒𝐒𝐒
𝐑𝐑 𝐒𝐒,𝐔𝐔
dimana :
hutang dan modal yang optimal yang dapat digunakan dimana komposisi hutang
dengan tingkat Kd diasumsikan dari batas minimal data tingkat suku bunga
pinjaman.
BAB III
usaha kecil adalah usaha yang memiliki aset di luar tanah dan bangunan sama atau
lebih kecil dari Rp.200 juta dengan omset tahunan hingga Rp.1 miliar, dimiliki
oleh orang Indonesia dan independen atau tidak terafiliasi dengan usaha
menengah dan besar. Usaha kecil bisa berbentuk badan hukum atau bisa juga
tidak berbentuk badan hukum. Sedangkan pengertian usaha menengah ialah badan
usaha resmi yang memliki aset antara Rp.200 juta sd Rp.10 miliar. Dari sisi
tenaga kerja yang dimaksud dengan usaha kecil adalah sebuah usaha atau
perusahaan yang memiliki tenaga kerja 5-10 orang pekerja, sedangkan usaha
menengah adalah sebuah usaha atau perusahaan yang memiliki 20-99 orang
pekerja.
bidang distribusi minyak dan gas yang beralamat di jalan KHA. Dahlan 33B,
Ponorogo, Jawa Timur, 63411. PT. Gatra Reksamas memiliki aset diluar tanah
sebesar Rp. 10 Miliyar rupiah dengan pekerja sebanyak 58 orang diluar tenaga
kontrak. Dari penjelasan diatas maka dapat dikatakan bahwa PT. Gatra Reksamas
29
30
PT. Gatra Reksamas pada awalnya adalah usaha tidak berbadan hukum
yang dirintis oleh keluarga pada tahun 1982. Pada awal berdirinya, perusahaan ini
permintaan akan minyak tanah, tepatnya pada tahun 1985, pangkalan minyak
tidak berbadan hukum ini kemudian membentuk usaha berbadan hukum berupa
Tepatnya pada tahun 1989, perusahaan ini menambah divisi usahanya dengan
Terbatas) dengan nama PT. Sinar Gas Agung Sakti yang bergerak dalam bidang
penyaluran gas elpiji dimana PT (Perusahaan Terbatas) ini masih dimiliki oleh
Terbatas) dengan pihak lain maka atas perintah dari pengadilan tinggi Jakarta, PT.
Sinar Gas Agung Sakti diharuskan untuk mengganti namanya. PT. Sinar gas
peraturan dimana bentuk badan hukum dari setiap agen penyalur minyak tanah
yang ada tidak diperbolehkan berbentuk PT. (Perusahaan Terbatas). Hal ini
menyebabkan PT. Mitranawa Putra kemudian berganti nama dengan UD. Herry S.
yang kemudian melebur menjadi satu ke dalam PT. Gatra Reksamas. Dengan
31
gas elpiji 12 kg dan penyaluran minyak tanah dengan UD. Herry S. sebagai
penyalurnya. Pada tahun 2003 unit bisnis yang ada pada PT. Gatra Reksamas
Sampai saat ini PT. Gatra Reksamas mempunyai 3 unit bisnis utama yaitu:
agen penyalur minyak tanah, agen penyalur gas elpiji 3 kg dan elpiji 12 kg, serta
Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) yang kesemuanya berlokasi dan
kabupaten Magetan.
Sebagai perusahaan penyalur gas elpiji dan minyak tanah, PT. Gatra
Reksamas telah memiliki daerah pemasaran dan pasar tetap (captive market) yang
terdapat dibeberapa kabupaten. Untuk unit bisnis agen penyalur gas elpji 12 kg
yang ada pada kabupaten-kabupaten ini juga cukup beragam. Dari banyaknya
kabupaten lainnya. Hal ini dapat terlihat pada tabel sebagai berikut:
32
terdapat pada kabupaten Ponorogo. Pada kabupaten ini terdapat 308 pangkalan
elpiji yang menjadi konsumen dari PT. Gatra Reksamas. Jumlah ini merupakan
gabungan dari pangkalan gas elpiji dengan konsumen pangkalan minyak tanah
yang telah mengikuti program konversi minyak tanah ke gas elpiji. Konsumen
dari unit bisnis agen penyalur minyak tanah saat ini hanya tersisa 8 pangkalan dan
Jumlah konsumen terbesar kedua untuk unit bisnis agen penyaluran gas
dan elpiji terdapat pada kabupaten Madiun dengan jumlah pangkalan elpiji
gas elpiji PT. Gatra Reksamas per daerah pemasaran diatas, dapat diketahui
optimal yang bisa digunakan oleh perusahaan. Laporan keuangan yang bisa
digunakan untuk menghitung struktur modal yang optimal perusahaan antara lain
Laporan keuangan yang akan dianalisis pada penelitian ini adalah laporan
Dalam laporan rugi laba tahun diatas, dapat diketahui bahwa pada periode
tahun 2003-2007 PT. Gatra Reksamas mempunyai peredaran usaha atau penjualan
tertinggi sebesar Rp.29,8 Milyar yang terjadi pada tahun 2006 dengan tingkat
dapat diketahui bahwa pada tahun 2007 PT. Gatra Reksamas mempunyai
peredaran usaha atau penjualan sebesar Rp. 14,3 Milyar dengan tingkat
penurunan keuntungan jika dibandingkan dengan tahun 2006. Hal ini bisa dilihat
Pada tahun 2006 PT. Gatra Reksamas mempunyai peredaran usaha atau
Rp. 449.013.470,- dan tingkat keuntungan bersih setelah pajak sebesar Rp.
dan penurunan keuntungan jika dibandingkan dengan tahun 2005. Hal ini bisa
dilihat dari laporan rugi laba yang ada pada tahun 2005.
35
Pada tahun 2005 PT. Gatra Reksamas mempunyai peredaran usaha atau
Rp. 344.477.285,- dan tingkat keuntungan bersih setelah pajak sebesar Rp.
280.168.360,-.
penurunan keuntungan jika dibandingkan dengan tahun 2005. Hal ini bisa dilihat
dari laporan rugi laba yang ada pada tahun 2004. Pada tahun yang sama, PT.
penurunan keuntungan jika dibandingkan dengan tahun 2004. Hal ini bisa dilihat
dari laporan rugi laba yang ada pada tahun 2003. Pada tahun 2003 PT. Gatra
penelitian ini akan dianalisis laporan keuangan berupa neraca perusahaan. Neraca
perusahaan yang akan dianalisis untuk digunakan sebagai alat dalam penhitungan
waktu 5 tahun yaitu periode antara tahun 2003 sampai dengan tahun 2007,
sebagai berikut:
36
Dari neraca diatas, dapat diketahui bahwa pada periode tahun 2003-2007
PT. Gatra Reksamas mempunyai total aktiva terbesar pada tahun 2006 sebesar
panjang terkecil terjadi pada tahun 2003 dan 2007 sebesar Rp. 637.535.929,-.
diketahui bahwa pada tahun 2007 PT. Gatra Reksamas mempunyai total aktiva
Sedangkan pada tahun 2006 PT. Gatra Reksamas mempunyai total aktiva
Pada tahun 2005 PT. Gatra Reksamas mempunyai total aktiva sebesar
Pada tahun 2004, PT. Gatra Reksamas mempunyai total aktiva sebesar
Dan terakhir pada tahun 2003, PT. Gatra Reksamas mempunyai total
aktiva sebesar Rp. 1.294.484.811,- dengan hutang jangka panjang sebesar Rp.
Analisis Data
didapatkan nilai perusahaan yang optimal. Seperti yang telah dibahas dalam bab-
bab sebelumnya dalam menganalisis struktur modal optimal yang akan digunakan
oleh perusahaan, dalam penelitian ini akan digunakan 2 metode atau alat analisis
Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder dimana
data sekunder yang didapatkan dari perusahaan adalah laporan keuangan seperti
yang dapat dilihat pada bab III. Dari laporan keuangan tersebut didapatkan
informasi mengenai tingkat suku bunga pinjaman atau hutang bank perusahaan
38
39
2002&2003 2003 & 2004 2004 & 2005 2005 & 2006 2006 & 2007
nilai perusahaan dengan beberapa metode yang salah satunya adalah metode
metode ini, nantinya akan dicari nilai perusahaan yang optimal dengan
𝐅𝐅𝐅𝐅𝐅𝐅𝐍𝐍+𝟏𝟏
𝐕𝐕𝐕𝐕𝐕𝐕 =
𝐖𝐖𝐖𝐖𝐖𝐖𝐖𝐖 − 𝐠𝐠
dimana:
g = growth
sebagai berikut:
Dimana:
41
amortization
• NOPAT = EBIT(1-T)
Sehingga,
Dari rumus diatas maka dapat dihitung FCF pada PT. Gatra Reksamas
dengan data yang ada adalah sebagai berikut (dalam jutaan rupiah):
= [145,229+137,929]-[1192,92+239,781]
= 283,158-1432,701
= - 1149,54
= [470,8874+175,3]-[1517,8+515,4]
= 645,78-2033,2
= - 1440,66
= [371,6792+173,7]-[1512,4 +445,6]
= 329,336-1958
= - 1628,664
= [235,8+74,1]-[1281,1+581,3]
= 309,9-1862,4
= -1552,49
= [306,4252+74]-[ 1054,7+239,7]
= 345,516-1294,4
= -948,884
Dari perhitungan diatas dapat diketahui bahwa FCF pada PT. Gatra
Reksamas dari tahun 2003 sampai dengan tahun 2007 bernilai negatif. Hal ini
Dari perhitungan diatas juga dapat diketahui bahwa selama 5 tahun dari
tahun 2003 sampai dengan 2007 nilai FCF paling besar terdapat pada tahun 2003
Setelah mengetahui FCF yang ada pada perusahaan selama 5 tahun dari
tahun 2003-2007 maka langkah berikutnya adalah mencari WACC dengan rumus,
sebagai berikut:
Dimana:
43
Dari rumus diatas maka dapat dihitung WACC per tahun dari PT. Gatra
= 0,127 = 12,7%
= 0,1073= 10,73%
= 0,0974 = 9,74%
= 0,07= 7%
= 0,127 = 12,7%
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa nilai WACC perusahaan yang
terkecil terjadi pada tahun 2004 yaitu sebesar 7% dengan komposisi penggunaan
hutang dengan nilai yang terbesar yaitu 71,36% dengan modal dengan
penggunaan modal sebesar 28,64%. Nilai WACC pada tahun tersebut menjadi
yang terkecil lebih disebabkan oleh tingkat penggunaan hutang oleh perusahaan
dimana semakin banyak hutang yang digunakan oleh perusahaan, tingkat suku
bunga pinjaman (Kd) yang harus ditanggung oleh perusahaan semakin kecil. Hal
ini berbeda dengan yang terjadi pada tahun 2003 dan 2007 dimana pada kedua
tahun tersebut jumlah komposisi hutang yang digunakan oleh perusahaan adalah
yang terkecil dengan nilai 58,21%. Dari penggunaan yang terkecil ddari kelima
tahun terbut pada tahun 2003 dan 2007 ini didapatkan WACC yang terbesar.
perusahaan menggunakan hutang terbesar juga semakin kecil. Hal tersebut dapat
sebagai berikut:
45
14,00% 80,00
12,00% 70,00
10,00% 60,00
W 50,00
A 8,00% W
40,00
C 6,00% d
C 30,00 Series1
4,00% 20,00 wd
2,00% 10,00
0,00% 0,00
1 2 3 4 5
Tahun
komposisi hutang terbesar terjadi pada tahun 2004 dengan nilai komposisi hutang
sebesar 71,36 %. Dari nilai penggunaan hutang tersebut didapatkan nilai WACC
bunga pinjaman yang harus dibayarkan lebih kecil, pajak yang harus dibayarkan
𝐅𝐅𝐅𝐅𝐅𝐅𝐍𝐍+𝟏𝟏
𝐕𝐕𝐕𝐕𝐕𝐕 =
𝐖𝐖𝐖𝐖𝐖𝐖𝐖𝐖 − 𝐠𝐠
−1149,54
Vop 2007 = 0,127—(−0,54)
= -1723.99
46
− 1387 ,42
Vop 2006 = 0,1073 —0,27
= 8521.601
− 1412 ,63
Vop 2005 = 0,974—0,46
= 4440.907
−1522 ,17
Vop 2004 = 0,07—(−0,04)
= -14197.2
−988
Vop 2003 = 0,127—(−0,056)
= -5174.08
Dari perhitungan diatas maka dapat diketahui bahwa nilai perusahaan yang
paling optimal terjadi pada tahun 2006 yaitu sebesar Rp. 8521,601 juta. Nilai
perusahaan dari tahun 2003 sampai 2007 dapat ditunjukkan pada tabel, sebagai
berikut:
Dari tabel diatas diketahui bahwa nilai optimal terbesar perusahaan terjadi
pada tahun 2006 dengan nilai Rp. 8521,601 juta. Nilai perusahaan disini lebih
dipengaruhi oleh tingkat pertumbuhan dan tingkat penjualan yang terjadi pada
tahun tersebut dibandingkan tingkat komposisi hutang dan modal yang digunakan
47
oleh perusahaan. Hal tersebut dapat ditunjukkan dari nilai WACC perusahaan
yang padda tahun 2006 tersebut tidak mempunyai nilai yang minimal.
yang dapat digunakan untuk mencari nilai perusahaan yang optimal. Salah satu
metode yang dpat digunakan untuk mencari nilai perusahaan yang optimal adalah
dengan menggunakan metode Modigliani dan Miller atau lazim disebut dengan
𝐄𝐄𝐄𝐄𝐄𝐄𝐄𝐄
𝐕𝐕𝐕𝐕 = = 𝐒𝐒𝐒𝐒
𝐑𝐑 𝐒𝐒,𝐔𝐔
dimana :
Dari data yang telah didapatkan, maka dapat dihitung nilai perusahaan
sebagai berikut:
48
207.47 − (0,12.637,5359)
𝐕𝐕𝐕𝐕𝟐𝟐𝟐𝟐𝟐𝟐𝟐𝟐 = + 637,5359
0,1
130,96
𝐕𝐕𝐕𝐕𝟐𝟐𝟐𝟐𝟐𝟐𝟐𝟐 = + 637,5359
0,1
𝐕𝐕𝐕𝐕𝟐𝟐𝟐𝟐𝟐𝟐𝟐𝟐 = 𝟏𝟏𝟏𝟏𝟏𝟏𝟏𝟏, 𝟏𝟏𝟏𝟏
596.06 − (0,12.917.7184)
𝐕𝐕𝐕𝐕𝟐𝟐𝟐𝟐𝟐𝟐𝟐𝟐 = + 917,7184
0,1
485,93
𝐕𝐕𝐕𝐕𝟐𝟐𝟐𝟐𝟐𝟐𝟐𝟐 = + 917,7184
0,1
𝐕𝐕𝐕𝐕𝟐𝟐𝟐𝟐𝟐𝟐𝟐𝟐 = 𝟓𝟓𝟓𝟓𝟓𝟓𝟓𝟓, 𝟔𝟔𝟔𝟔
470,48 − (0,12.921,3276)
𝐕𝐕𝐕𝐕𝟐𝟐𝟐𝟐𝟐𝟐𝟐𝟐 = + 921,7184
0,1
359,92
𝐕𝐕𝐕𝐕𝟐𝟐𝟐𝟐𝟐𝟐𝟐𝟐 = + 921,7184
0,1
𝐕𝐕𝐕𝐕𝟐𝟐𝟐𝟐𝟐𝟐𝟐𝟐 = 𝟒𝟒𝟒𝟒𝟒𝟒𝟒𝟒, 𝟔𝟔𝟔𝟔
336.87 − (0,12.1140.311)
𝐕𝐕𝐕𝐕𝟐𝟐𝟐𝟐𝟐𝟐𝟐𝟐 = + 1140.311
0,1
200,03
𝐕𝐕𝐕𝐕𝟐𝟐𝟐𝟐𝟐𝟐𝟐𝟐 = + 1140.311
0,1
𝐕𝐕𝐕𝐕𝟐𝟐𝟐𝟐𝟐𝟐𝟐𝟐 = 𝟑𝟑𝟑𝟑𝟑𝟑𝟑𝟑, 𝟔𝟔𝟔𝟔
49
387,88 − (0,12.637.5359)
𝐕𝐕𝐕𝐕𝟐𝟐𝟐𝟐𝟐𝟐𝟐𝟐 = + 637.5359
0,1
311,37
𝐕𝐕𝐕𝐕𝟐𝟐𝟐𝟐𝟐𝟐𝟐𝟐 = + 637.5359
0,1
𝐕𝐕𝐕𝐕𝟐𝟐𝟐𝟐𝟐𝟐𝟐𝟐 = 𝟑𝟑𝟑𝟑𝟑𝟑𝟑𝟑, 𝟐𝟐𝟐𝟐
diketahui bahwa nilai perusahaan yang optimal juga terjadi pada tahun 2006 yaitu
sebesar Rp. 5733,64 juta. Hal ini menunjukkan bahwa dengan menggunakan
yang terjadi setiap tahun. Karena tahun 2006 mempunyai tingkat penjualan
dengan nilai yang terbesar maka pada tahun tersebut EBIT yang ada juga
mempunyai nilai yang terbesar dimana nilai EBIT ini juga mempengaruhi nilai
perusahaan.
hutang dan modal yang optimal yang dapat digunakan dimana komposisi hutang
dengan tingkat Kd yang diasumsikan dari batas minimal data tingkat suku bunga
pinjaman yang telah disebut diatas yaitu antara 8,27% sampai dengan 20.91%.
50
Hasil dari perhitungan yang telah dilakukan dapat diketahui, sebagai berikut:
sebagai berikut:
14,00%
12,00%
10,00%
W
8,00%
A
C 6,00%
C
4,00% WACC
2,00%
0,00%
Wd
Dari tabel dan grafik diatas dapat diketahui bahwa perusahaan akan
seluruhnya dengan hutang. Hal ini menunjukkan perusahaan dengan skala seperti
tahun dari tahun 2003 sampai dengan 2007 diatas. Sehingga dapat dikatakan
bahwa pada perusahaan dengan skala seperti PT. Gatra Reksamas atau perusahaan
komposisi nilai hutang yang dilakukan dan besarnya tingkat suku bunga pinjaman
yang harus dibayarkan. Semakin banyak hutang yang digunakan oleh perusahaan
skala menengah maka semakin kecil tingkat suku bunga pinjaman yang harus
V.I. Kesimpulan
Dari hasil analisa data bab IV diatas maka dapat disimpulkan beberapa hal,
sebagai berikut:
2003-2007, PT. Gatra Reksamas memiliki nilai FCF yang negatif. Hal ini
didapat oleh pemilik modal atau pemilik perusahaan pada modal operasi
cukup tinggi. Nilai FCF yang negatif tidak selalu berarti bahwa kinerja
2. Dari perhitungan nilai WACC dari tahun 2003 sampai dengan 2007
diketahui bahwa nilai WACC perusahaan yang terkecil terjadi pada tahun
tahun tersebut yaitu sebesar 71,36% . Nilai WACC pada tahun tersebut
52
53
semakin kecil dimana hal tersebut akan mengakibatkan WACC pada tahun
semakin kecil.
bahwa nilai optimal terbesar perusahaan terjadi pada tahun 2006 dengan
nilai Rp. 8521,601 juta. Nilai perusahaan disini lebih dipengaruhi oleh
digunakan.
Modigliani dan Miller (MM Methods) juga dapat disimpulkan bahwa nilai
perusahaan yang optimal juga terjadi pada tahun 2006 yaitu sebesar Rp.
Selain itu seperti metode pendekatan tradisional, dengan metode ini dapat
dengan nilai 100%. Hal tersebut sesuai dengan penghitungan WACC yang
dilakukan selama 5 tahun dari tahun 2003 sampai dengan 2007 diatas
komposisi nilai hutang dan besarnya tingkat suku bunga pinjaman yang
menguntungkan perusahaan.
Nilai tersebut didapatkan dari komposisi nilai hutang antara tahun 2003-
V.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Durand, D., (1952) “Cost of Debt and Equity Funds for the Business: Trends and
Problems of Measurement”, in Conference on Research in Business
Finance National Bureau of Economic Research, New York. 215-247.
Finance, and the Theory of Investment, the American Economic Review, 48/3, 261
– 297.
Groth, John C., and Ronald C. Anderson, 1997, Capital Structure: Perspective for
Managers, Management Decision, 35/7, 552 – 561.
Jensen, M, 1985, Agency cost of free cash flow, corporate finance, and takeovers,
American Economic Review , 76: 323-329.
Miller, Merton H., 1977, Debt and Taxes, the Journal of Finance, 32/2, 261 –
275.
57
Modigliani, F. and Miller, M. H., 1958, The Cost of Capital Corporation Finance,
and the Theory of Investment, American Economic Review, 48 (3), 261-
297.
Modigliani, Franco, and Miller, Merton H., 1963, The Cost of Capital, Corporate
Income Taxes and the Cost of Capital: A Correction , the American
Economic Review, 53/3, 433 – 443.
Ross, 1977, Capital Asset Pricing Model, Short Sale Restrictions and Related
Issues, Journal of Finance, 33, 177-183
Sartono, Agus, 2001, Manajemen Keuangan (Teori dan Aplikasi), Edisi Keempat,
Cetakan Ketujuh, Yogyakarta : BPFE, Yogyakarta.
Yogyakarta.
Siaw Peng Wan, 1999, Corporate Finance: Capital Structure Decision, Working
I ASSET
Piutang Usaha 0 0 0 0 0
Aktiva Lancar selain Piutang Usaha 239,781,479 515,473,318 445,659,900 581,322,950 239,781,478
Aktiva Lainnya 0 0 0 0 0
II PASIVA
Persentase Pertumbuhan
2002&2003 2003 & 2004 2004 & 2005 2005 & 2006 2006 & 2007
-5.64% -3.94% 46.41% 27.64% -53.98%