DezaJuliantika 143410485
IbnuMuchlis 143410439
Ir. MardiantoManan, MT
Yang Maha Kuasa Pencipta Alam Semesta, yang telah memberikan rahmat dan
dan Jasa Terpadu Dumai Kota” sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan
nilai pada semester VI pada mata kuliah studio perencanaan kota yang dibimbing
oleh Bapak Ir. Mardianto Manan, MT dan Ibu Febby Asteriani, ST, MT pada
Dalam penulisan laporan ini kami menyadari bahwa masih terdapat ketidak
sempurnaan. Untuk itu kami mengharapkan adanya kritik dan saran yang
Ucapan terima kasih dan penghargaan yang setulusnya juga kami sampaikan
kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian laporan ini baik
dan karunia-Nya serta meridhai kita semua dan semoga karya tulis ini dapat
Kelompok III
Kata Pengantar i
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN........................................................................ 1
Daftar Isi ii
2.3. Teori Pertumbuhan Kota....................................................................... 19
Daftar Isi iv
3.5. Utilitas................................................................................................... 77
3.8.1. Tinjauan dan Kebijakan Penataan Ruang Kota Dumai ...................... 105
Daftar Isi v
4.8.2. Pelaksanaan Penelitian ..................................................................... 123
Daftar Isi vi
BAB V. MANAJEMEN PELAKSANAAN ................................................ 176
Tabel 3.1 Luas Daerah meurut kecamatan di Kota Dumai Tahun 2016… . 65
Tabel 3.6 Jumlah Penduduk Kecamatan Dumai Kota Tahun 2016 ............ 72
Tabel 3.8 Luas wilayah, Jumlah Penduduk dan Ratio jenis kelamin .......... 74
Tabel 3.9 Jumlah Perdagangan dan Jasa di kecamatan Dumai Kota .......... 75
Tabel 3.11 Banyaknya Industri Kecil dan Mikro menurut jenis bahan baku di
Tabel 3.14 Jumlah sekolah negeri dan swasta menurut tingkat sekolah di
Tabel 4.1 Luas Standar volume sampah berdasarkan sumbernya ............... 141
Tabel 4.7 Kerangka Analisa Mikro Sektor Sarana dan Prasarana …….. 165
Tabel 4.9 Kerangka Analisa Mikro Struktur Tata Ruang ........................... 169
Tabel 4.10 Kerangka Analisa Mikro Sektor Perdagangan dan Jasa.............. 172
Tabel 4.11 Matriks sasaran proses pencapaian dan output ……………….. 174
Dumai………………………………………………………….. 185
Daftar Tabel ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.6 Salah satu pasar yang ada di kecamatan Dumai Kota..……...... 86
Gambar 3.7 Salah Satu Toko yang ada di Kecamatan Dumai Kota.............. 87
Gambar 3.8 Salah satu perusahaan yang ada di Kecamatan Dumai Kota …… 89
Daftar Gambar x
Gambar 4.5 Kerangka Analisa Mikro Sektor Sarana Prasarana .................. 164
Gambar 4.7 Kerangka Analisa Mikro Struktur Tata Ruang ......................... 168
Gambar 4.8 Kerangka Analisa Mikro Sektor Perdagangan dan Jasa ........... 171
Daftar Gambar xi
DAFTAR PETA
BAB I
PENDAHULUAN
Kota Dumai merupakan sebuah dusun kecil dipesisir timur propinsi Riau. Dumai
merupakan hasil pemekaran dari kabupaten Bengkalis. Diresmikan sebagai Kota pada tanggal
20 April 1999 dengan Undang-undang No. 16 Tahun 1999 dimana status Dumai sebelumnya
adalah Kota Administratif. Pada awal pembentukan wilayah administrasi pemerintahan, Kota
Dumai memiliki 3 wilayah kecamatan, 13 kelurahan dan 9 desa dengan jumlah penduduk
Secara geografis, Kota Dumai terletak di 1023 – 1024’23” Bujur Timur dan
101023’37” - 101028’13” Lintang Utara dengan batas wilayah sebelah Utara, Dumai
berbatasan dengan Pulau Rupat, Kabupaten Bengkalis, Sebelah Timur, Dumai berbatasan
dengan Kecamatan Bukit Batu, Kabupaten Bengkalis, Sebelah Selatan, Dumai berbatasan
dengan Kecamatan Mandau dan Kecamatan Bukit Batu, Kabupaten Bengkalis, dan Sebelah
Barat, Dumai berbatasan dengan Kecamatan Bangko dan Kecamatan Tanah Putih,
Kabupaten Rokan Hilir. Wilayah Kota Dumai beriklim tropis dengan curah hujan antara 100-
300 cm dan suhu udara 24-33C dengan kondisi tanah rawa bergambut.
dan Kecamatan Dumai Timur yang dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kota Dumai
Nomor 08 Tahun 2009 tentang Pembentukan Kecamatan Dumai Kota dan Kecamatan
Dumai Selatan pada tanggal 02 September 2009. Kecamatan Dumai Kota terdiri dari 5
kelurahan Dumai Kota, dan kelurahan Laksamana dengan banyak Rukun Tetangga
sebanyak 87 RT.
kepengurusan administrasi serta lebih memperdekat antara pemerintah dengan rakyat yang
diperintahnya.
Dumai Kota. Terdapat beberapa isu permasalahan yang tengah berkembang dalam
kehidupan masyarakat saat sekarang ini. Beberapa diantaranya yaitu Dengan banyak nya
industri yang menghuni kecamatan dumai kota dan sebagian kelurahan di kecamatan dumai
kota yang terletak di tepi laut, maka perlu kita waspadai bahwa limbah cair dari industri di
alirkan atau dibuang ke laut dumai. Dengan dialirkan nya limbah cair tersebut tentu akan
menimbulkan dampak bagi masyarakat dan bagi laut dumai yang mana akan terjadi keruh
dan berbaunya air laut akibat pembuangan limbah cair tersebut. Kebanyakan perusahaan
membuang limbah cairnya pada malam hari yang mana jika malam hari maka tidak begitu
terutama dalam sektor perkebunan sebagai akibat dari penurunan nilai hasil produksi lahan
perkebunan tersebut dalam hal ini adalah perkebunan karet dan sawit. Selain itu juga terdapat
isu permasalahan kurangnya ketersediaan fasilitas dalam setiap bidang sarana maupun
prasarana.
Mengingat kondisi geografis Kecamatan Dumai Kota yang strategis tentu perlu
dilakukan upaya-upaya yang cocok terhadap isu dan permasalahan agar isu permasalahan
tersebut dapat dikurangi atau diminimalisir serta potensi yang dimiliki agar dapat
dikembangkan secara optimal dan maksimal. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk
tentunya bertujuan untuk melakukan pengembangan wilayah yang maju dan berkelanjutan.
Adapun beberapa rumusan masalah yang muncul di Kecamatan Dumai Kota sesuai
2. Banyaknya pelaku usaha yang menanamkan modal usaha di kecamamatan Dumai Kota,
Pemerintah Kecamatan mengharapkan pelaku usaha mampu menyerap tenaga kerja yang
tersedia di Kecamatan Dumai Kota,tapi para pelaku usaha sampai saat ini sebelum
mampu menyerap tenaga kerja secara keseluruhan yang ada di kecamatan Dumai Kota
mengingat kebutuhan tenaga kerja dengan kualifikasi teknis dengan tingkat pendidikan
tertentu tidak dapat dipenuhhi oleh masyarakat pencari kerja yang ada di Dumai Kota.
3. Banyak nya industri yang menghuni kecamatan dumai kota dan sebagian kelurahan di
kecamatan dumai kota yang terletak di tepi laut, maka perlu kita waspadai bahwa limbah
cair dari industri di alirkan atau dibuang ke laut dumai. Dengan dialirkan nya limbah cair
tersebut tentu akan menimbulkan dampak bagi masyarakat dan bagi laut dumai yang
mana akan terjadi keruh dan berbaunya air laut akibat pembuangan limbah cair tersebut.
Kebanyakan perusahaan membuang limbah cairnya pada malam hari yang mana jika
malam hari maka tidak begitu nampak oleh masyarakat sekitar yang tinggal di tepi laut
Dumai.
1.3.1 Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dalam laporan ustek ini adalah untuk melakukan
yang sesuai dengan visi misi Kota Dumai serta membuat kerangka metodologi
penelituan sesuai dengan tahap-tahap pelaksanaan yang telah dilakukan dan kondisi
1.3.2 Sasaran
Adapun beberapa sasaran yang harus dibuat dalam rangka mencapai tujuan
kondisi sosial ekonomi serta kondisi perdagangan dan jasa di Kecamatan Dumai
Kota.
sarana dan prasarana di Kecamatan Dumai Kota pada masa yang akan datang.
Ruang lingkup materi yang dibahas dalam studio perencanaan kota di Kecamatan
1. Aspek Fisik
Kondisi fisik yang meliputi : kondisi topografi, geologi, hidrologi, dan penggunaan
lahan.
2. Aspek Nonfisik
Analisis aspek nonfisik digunakan untuk melihat potensi dan permasalahan yang ada
Dumai merupakan sebuah dusun kecil dipesisir timur propinsi Riau. Dumai
merupakan hasil pemekaran dari kabupaten Bengkalis. Diresmikan sebagai Kota pada
tanggal 20 April 1999 dengan Undang-undang No. 16 Tahun 1999 dimana status
dan 9 desa dengan jumlah penduduk hanya 250.376 jiwa dengan tingkat kepadatan
83,85 jiwa/km2.
Secara geografis, Kota Dumai terletak di 1023 – 1024’23” Bujur Timur dan
101023’37” - 101028’13” Lintang Utara dengan batas wilayah sebelah Utara, Wilayah
Kota Dumai beriklim tropis dengan curah hujan antara 100-300 cm dan suhu udara
Kota Dumai memiliki luas wilayah 1.727,38 Km2 dan merupakan kota
terluas nomor dua di Indonesia setelah Manokwari. Saat ini Dumai dicanangkan
sebagai kota yang masuk dalam zona Pasar Bebas Internasional dengan batas-batas
Kabupaten Bengkalis.
Barat dan Kecamatan Dumai Timur yang dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah
Kota Dumai Nomor 08 Tahun 2009 tentang Pembentukan Kecamatan Dumai Kota
dan Kecamatan Dumai Selatan pada tanggal 02 September 2009. Kecamatan Dumai
Kota terdiri dari 5 kelurahan, yaitu kelurahan Rimba Sekampung, kelurahan Sukajadi,
kelurahan Bintan, kelurahan Dumai Kota, dan kelurahan Laksamana dengan banyak
Kerangka berfikir laporan akhir Studio Perencanaan Kota di Kecamatan Dumai Kota dapat dilihat pada
KERANGKA BERFIKIR
Kajian Teori
Kependudukan Kota sebagai pusat kawasan
Kondisi Fisik perdagangan dan jasa di Kota
Tata Guna Lahan Dumai,.”
Perkotaan.
7. Peraturan Daerah Provinsi Riau Nomor 10 Tahun 1994 tentang Rencana Tata Ruang
8. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 17 Tahun 2001 tentang Jenis Rencana
Usaha dan/atau Kegiatan yang Wajib Dilengkapi dengan Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan Hidup
9. Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2000 tentang Tingkat Ketelitian Peta Untuk
Penataan Ruang Wilayah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 59, Tambahan
Penyajian laporan akhir studio perencanaan kota ini secara sistematika akan di bagi dalam
BAB I PENDAHULUAN
Berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan sasaran, ruang lingkup penelitian,
Berisi tentang teori-teori yang terkait dengan rencana pengembangan wilayah Dumai Kota
Berisi tentang tinjaun kebijakan pembangunan yang sesuai dengan visi dan misi Kota Dumai,
Bab ini berisikan tentang pendekatan perencanaan yang digunakan beserta metodologi yang
berkaitan dan relavan selain itu juga terdapat kerangka berfikir Makro dan kerangka analisa
mikro .
Bab ini berisikan tentang proses pelaksanaan kegiantan yang di atur dan di tetapkan hingga
BAB II
KAJIAN TEORI
Branch (1995:51) mengatakan bahwa kota secara fisik terdiri atas tiga tingkatan,
yakni bangunan-bangunan dan kegiatannya yang berada diatas atau dekat dengan muka tana,
Hubungan yang saling mempengaruhi antara tata guna lahan dan bentuk kota tidak bisa
terlepas dari sejarah perkembangan kota, namun sedikit banyak dapat diarahkan melalui
penyediaan sarana dan prasarana dan penetapan berbagai ketentuan yang berkaitan dengan
Bentuk atau struktur ruang kota mempengaruhi arah perkembangan kota dimasa
yang akan datang, fungsi utama dan tingkat pelayanan umum pada setiap bagian kota serta
arah rujukan berbagai fasilitas sejenis yang berbeda jenjang (Tarigan, 2004:54). Ada tiga
Terkait dengan manusia dan lingkungan institusinya seperti rumah tangga, kantor,
mereka sehari-hari berdasarkan pada pemenuhan kebutuhan dasar manusia dan interaksi
antar manusia satu dengan yang lainnya dalam waktu dan ruang.
Fokus pada proses konservasi dan rekonversi ruang dan penyesuainnya bagi manusia
dalam mencapai sistem aktivitas yang berlangsung sebelumnya. Dalam kaitannya dalam
lahan perkotaan, sistem ini berpengaruh bagi penyediaan lahan kota dan
3. Sistem Lingkungan
Berkaitan dengan lingkungan biotik dan abiotik yang dihasilkan dari proses alamiah dan
terkait dengan kehidupan flora dan fauna serta air, udara dan zat lainnya. Sistem ini
menyediakan tempat bagi kelangsungan hidup manusia dan habitatnya serta sumber daya
lain guna mendukung kehidupan manusia. Sistem lingkungan dalam hal ini berfungsi
Aktivitas utama perkotaan yang berperan penting dalam perkembangan kota, yaitu
Aktivitas perdagangan, memiliki kebutuhan tenaga kerja dan konsumen yang spesifik dan
Aktivitas industri, memiliki kebutuhan yang dekat dengan pusat kota dengan alasan
Berdasarkan morfologi kota beserta jenis penyebaran areal perkotaan, terdapat 7 kota
1. Bentuk satelit dan pusat-pusat baru (satelite and neighbourhood plans), kota utama
dengan kota-kota kecil akan dijalin hubungan pertalian fungsional yang efektif dan efisien.
2. Bentuk stellar atau radial (stellar or radial plans), tiap lidah dibentuk pusat kegiatan
kedua yang berfungsi memberi pelayanan pada areal perkotaan dan yang menjorok ke
dalam direncanakan sebagai jalur hijau dan berfungsi sebagai paru-paru kota, tempat
3. Bentuk cincin (circuit linier or ring plans), kota berkembang di sepanjang jalan utama
yang melingkar, di bagian tengah wilayah dipertahankan sebagai daerah hijau terbuka.
4. Bentuk linier bermanik (bealded linier plans), pusat perkotaan yang lebih kecil tumbuh
sepanjang jalan utama maka pola umumnya linier, dipinggir jalan biasanya ditempati
5. Bentuk inti/kompak (the core or compact plans), perkembangan kota biasanya lebih
6. Bentuk memencar (dispersed city plans), dalam kesatuan morfologi yang besar dan
kompak terdapat beberapa urban center , dimana masing-masing pusat mempunyai grup
7. Bentuk kota bawah tanah (under ground city plans), struktur perkotaannya dibangun di
bawah permukaan bumi sehingga kenampakan morfologinya tidak dapat diamati pada
permukaan bumi, di daerah atasnya berfungsi sebagai jalur hijau atau daerah pertanian
kemampuan suatu daerah dalam membentuk wilayah pasar. Wilayah pasar dengan ukuran
relatif kecil dapat ditemui dalam kegiatan produksi dengan aktivitas perekonomian berskala
Sebaliknya, wilayah pasar dengan ukuran besar dicerminkan oleh adanya kegiatan-kegiatan
produksi aktivitas dengan skala pelayanan yang lebih luas, baik dalam hal jangkauan, isi,
kapasitas atau intensitas tempat kegiatan produksi. Wilayah pasar suatu produk dipengaruhi
1. Skala ekonomi (economic scale), penurunan biaya rata-rata yang dihadapi seorang
produsen sejalan dengan jumlah produksi yang dihasilkan, ekspansi wilayah pasar adalah
individu dan kepadatan penduduk. Semakin tinggi permintaan jenis ini, umumnya lebih
3. Biaya transportasi, bila penurunan biaya transport terjadi bersamaan dengan skala
ketika penurunan biaya transport terjadi bersamaan denngan tekanan kenaikan biaya
4. Faktor jumlah penduduk, kenaikan tingkat konsumsi dan kenaikan penghasilan dalam
wilayah pasar. Namun kecenderungan tadi dapat saja berbalik akibat perbaikan teknologi
Menurut Spiro Kastaf (1991) Kota adalah Leburan Dur ibangunan dan
penduduk, sedangkan bentuk kota pada awalnya adalah netral tetapi kemudian
berubah sampai hal ini dipengaruhi dengan budaya yang tertentu. Bentuk kota ada dua
macam yaitu geometri dan organik. Terdapat dikolomi bentuk perkotaan yang
didasarkan pada bentuk geometri kota yaitu Planned dan Unplanned. Bentuk Planned
(tersusun) dapat dijumpai pada kota-kota eropa abad pertengahan dengan pengaturan
kota yang selalu regulaer dan rancangan bentuk geometri. Bentuk Unplanned (tidak
terencana) dapat dijumpai pada kota-kota metropolitan, dimana satu segmen kota
mengisi, sehingga akhirnya kota akan memiliki bentuk semaunya yang kemudian
disebut dengan organik pantern, bentuk kata organik tersebut secara spontan, tidak
terencana dan memiliki pola yang tidak teratur dan non geometrik.
Unsur kapital (keuangan dan bangunan) sebagai energi yang mengalir ke seluruh
sistem perkotaan.
fisik dan lingkungan sosial. Contohnya : jalan-jalan dan lorong-lorong menjadi ruang
komersal dan ruang publik yang tidak teratur tetapi menunjukkan adanya kontak
sosial dan saling menyesuaikan diri antara penduduk asli dan pendatang, antara
kepentingan individu dan kepentingan umum. Perubahan demi perubahan fisik dan
nonfisik (spasial) terjadi secara sepontan. Apabila salah satu elemennya terganggu
Menurut Kevin Lynch (1981) definisi model organik atau kota biologis
adalah kota yang terlihat sebagai tempat tinggal yang hidup, memiliki ciri-ciri
kehidupan, yang membedakannya dari sekedar mesin, mengatur diri sendiri dan
dibatasi ukuran dan batas yang optimal, struktur internal dan pelaku yang khas,
Memiliki lay out non geometrik atau cenderung romantis dengan pola yang
Material alumni
Dekat dengan alam di dalam model organik ini, organisasi ruang telah
membentuk kesatuan yang terdiri dari unit-unit yang memiliki fungsi masing-
masing. Kota berbentuk organik mudah untuk mengalami penurunan kualitas karena
antara berbagai macam manusia dalam suatu tempat (place) yang memiliki
keseimbangan.
dan sekitarnya sebagai bagian dari suatu kawasan perkotaan yang lebih luas, menurut
Callion dalam buku “The Urban Pattern” disebutkan bahwa perubahan suatu kawasan
dan sebagian kota dipengaruhi letak geografis suatu kota. Hal ini sangat berpengaruh
daerah pantai yang landai. Pada jaringan hubungan antar kota, maka kota akan cepat
tumbuh sehingga beberapa elemen kawasan kota akan cepat berubah. Dalam proses
Pertumbuhan terjadi satu demi satu, sedikit demi sedikit atau terus menerus.
Pertumbuhan yang terjadi tidak dapat diduga dan tidak dapat diketahui kapan
dimulai dan kapan akan berakhir, hal ini tergantung dari kekuatan-kekuatan yang
melatar belakanginya.
Proses perubahan lahan yang terjadi bukan merupakan proses segmental yang
berkesinambungan.
Perubahan yang terjadi mempunayai kaitan erat dengan emosional (sistem nilai)
tapak pada kawasan (Cristoper , A New Theory Of Urban Design, 1987, 14:32
99).
anatara figure ground, linkage dan palace. Figure ground menekankan adanya public
civies atau open space pada kota sebagai figure. Melalui figure ground plan dapat
diketahui antara lain pola atau tipologi, konfigurasi solid veid yang merupakan elemen
kawasan atau pattern kawasan penelitian. Kualitas ruang yang sangat dipengaruhi oleh
merupakan dinding ruang luar, oleh karena itu tata letak, bentuk dan sistem bangunan
harus berada dalam sistem ruang luar yang membentuknya. Komunikasi antara privat
dan publik tercipta secara langsung. Ruang yang megurung merupakan void yang
paling dominan, berskala manusia (dalam lingkup sudut pandang mata 25,30 derajat).
Void adalah ruang luar yang berskala interior, dimana ruang tersebut seperti didalam
bangunan, sehingga ruang luar yang terasa enclosare seperti interior. Diperlukan
keakrahan antara bangunan sebagai private domain dan ruang luar sebagai public
Viaki, Linkage secara sederhana adalah perekat, yaitu suatu kegiatan yang menyatukan
seluruh lapisan aktivitas dan menghasilkan bentuk fisik kota, dalam teorinya dibedakan
menjadi tiga tipe ruang kota formal, yaitu : Composition form, Megaform dan
Groupform. Teori linkage yang dapat diterapkan dalam kajian ini adalah group form
yang merupakan ciri khas dari bentuk-bentuk spasial kota yang mempunyai kajian
sejarah Linkage ini tidak berbentuk secara langsung tetapi selalu dihubungkan dengan
bangunan, dinding, pintu gerbang dan juga jalan yang membentuk fasade suatu
lingkungan perkampungan. Linkage theori ini dapat digunakan sebagai alat untuk
memberikan arahan dalam penataan suatu kawasan (lingkaran). Dalam konteks urban
design, linkage menunjukkan hubungan pergerakan yang terjadi pada beberapa bagian
zone makro dan mikro, dengan atau aspek keragaman fungsi yang berkaitan dengan
fisik, ekonomi, sosial, budaya dan politik. Menurut Shirvami (1985) linkage
pengertian bentuk dan tatanan massa bangunan tersebut akan meningkatkan fungsi
kehidupan dan makna dari tempat tersebut. Karena konfigurasi dan penampilan massa
elemen linkage tesebut. Bila pada figure ground theory dan linkage theory ditekankan
pada konfigurasi massa fisik, dalam teori pusat perumbuhan (central place theory)
ditekankan bahwa integrasi kota tidak hanya terletak pada konfigurasi fisik morfologi,
tetapi integrasi antara aspek fisik morfologi ruang dengan masyarakat atau manusia
yang merupakan tujuan utama dari teori ini, melalui pandangan bahwa urban design
pada dasarnya bertujuan untuk memberikan wadah kehidupan yang baik untuk
penggunaan ruang kota baik publik maupun privat. Pentingnya place theory dalam
spasial design yaitu pemahaman tentang culture dan karakteristik suatu daerah yang
ada menjadi ciri khas untuk digunakan sebagai salah satu penimbangan agar penghuni
mempunyai masa lalu (linkage history), terus berkembang pada masa berikutnya.
Artinya, nilai sejarah sangat penting dalam suatu kawasan kota. Aspek spesifik
lingkungan mejadi indikator yang sangat penting dalam menggali potensi, mengatur
memberikan pengertian bahwa semakin penting nilai-nilai sosial dan budaya, dengan
a) Bangunan
Adalah sebuah atau sekelompok bangunan yang akan didirikan atau telah didirikan yang
dipergunakan untuk tempat usaha atau tempat tinggal serta jenis atau bagian yang
bersangkutan dengan bangunan itu yang bersifat permanen, semi permanen maupun
Adalah garis yang mengatur jarak bangunan yang menghadap jalan, baik muka
bangunan maupun samping bangunan (untuk persil pokok) dengan batas pinggir jalan
(patok damija).
Adalah garis yang mengatur batas pagar bangunan dengan batas pinggir jalan (patok
penyediaan dan distribusi barang yang dibutuhkan oleh masyarakat dan sektor industri
ekonomi. Peranan perdagangan disuatu daerah sangatlah penting, baik itu perdagangan
Perdagangan besar meliputi unit usaha yang melakukan kegiatan pengumpulan dan
penjualan kembali barang-barang baru dan bekas oleh pedagang dari tangan produsen
atau importir (loco gudang atau importir) kepada pedagang eceran, perusahaan,
lembaga dan profesional atau pedagang besar lainnya, tanpa merubah bentuk barang
tersebut.
bentuk barang yang dijual, baik barang baru maupun barang bekas. Selain itu, dalam
sejumlah elemen (nilai atau manfaat) intangibel yang berkaitan dengannya, yang
Kawasan peruntukkan perdagangan dan jasa ini terdapat dalam Pedoman Kriteria
penawaran).
terhadap PDRB.
c. Ketentuan Teknis
Ketentuan teknis ini berisi karakteristik lokasi dan kesesuaian lahan, kriteria serta
Dilengkapi dengan sarana antara lain tempat parkir umum, bank/ATM, pos
polisi, pos pemadam kebakaran, kantor pos pembantu, tempat ibadah, dan
pada persil atau merupakan bagian dari Izin Mendirikan Bangunan (IMB).
Penggunaan hunian dan parkir hunian dilarang pada lantai dasar di bagian
perkulakan, pertokoan.
Adapun tujuan dari pembuatan pengaturan kegiatan perdagangan dan jasa adalah :
4. Menjamin kelancaran distribusi dan ketersediaan barang kebutuhan pokok dan barang
penting.
6. Meningkatkan kemitraan antara usaha besar dan koperasi, usaha mikro, kecil, dan
8. Meningkatkan citra produk dalam negeri, akses pasar, dan ekspor nasional.
1. Pusat kawasan perdagangan dan jasa dengan lingkup pelayanan skala regional,
2. Kawasan perdagangan dan jasa khusus, yaitu kawasan perdagangan dan jasa dengan
3. Kawasan perdagangan dan jasa dengan skala pelayanan sebagian wilayah kota sampai
dengan kota terbesar pada setiap pusat BWK dengan memperhatikan daya dukung
4. Kawasan perdagangan dan jasa dengan skala pelayanan lingkungan dapat berlokasi
sekunder.
area untuk pedagang informal dan fasilitas sosial dengan proporsi 40% dari
lahan, jenis ruang dan fasilitas pelayanan publik, kemudahan pencapaian dan
tidak selamanya mengacu kepada peraturan yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
lokasi bagi pengembangan kawasan perdagangan saat ini lebih banyak ditentukan
oleh keuntungan (profit oriented). Penentuan lokasi sangat memegang peran yang
melakukan transaksi) dibidang barang dan jasa yang kegiatannya bersifat untuk
melayani umum dan lingkungan sekitarnya atau dapat juga diartikan sebagai tempat
perdagangan eceran atau retail yang lokasinya digabung dalam satu bangunan atau
kompleks.
mendekati kepada konsumen, hal ini ditandai dengan semakin banyak dibangun
Kota, salah satu prinsip pemilihan lokasi bagi pengembangan pusat perbelanjaan
berada diluar kota atau pinggiran yang didasarkan pada kedekatan konsumen yang
berpengaruh, yaitu :
dalam jarak yang relatif jauh. Dengan adanya kemacetan di pusat kota maka
kota.
pusat perbelanjaan atau perdagangan maka perlu adanya daya tarik yang dimiliki
oleh pusat perdagangan tersebut baik bentuk fisik, reputasi maupun aksesibilitas
ini dikarenakan salah satu penyebab penduduk atau konsumen datang ke pusat
tertentu.
dengan fasilitas lainnya guna untuk menarik minat konsumen sehingga mereka tidak
bangunan yang terdiri dari beberapa toko eceran, yang umumnya dengan satu atau
lebih toko serba ada, toko grosir dan tempat parkir. Bloch, Ridgway dan Nelson
tahun 1991 mengatakan bahwa pusat perbelanjaan telah menjadi pusat perkumpulan,
dengan teman.
atau jasa tetapi juga sebagai tempat untuk melihat-lihat, memegang, tempat
yang mendorong orang untuk membeli, dan bersosialisasi dengan tujuan untuk
gedung perbelanjaan, atau dengan kata lain suatu wilayah dimana konsumen dapat
dan barang yang ditawarkan oleh pusat perbelanjaan (Corn, dalam Ihsan 1998).
Hal senada juga dikemukakan oleh David I. Huff dalam Ihsan 1998 yang
dagang dan jasa yang ditawarkan oleh sebagian atau sekelompok badan usaha atau
toko.
Keterpusatan suatu tempat perdagangan dan jasa tercermin dari luasnya dan
diukur dengan banyaknya jenis pertokoan yang terdapat didalamnya. Maka, semakin
luas suatu lokasi perdagangan akan semakin tinggi pula tingkat kepusatannya.
Beberapa prinsip utama hirarki pelayanan dan keterkaitan antara luas lokasi
pertokoan yang lebih banyak dan melayani penduduk dalam jumlah besar.
keruangan akibat perbedaan-perbedaan antara suplai dan demand akan barang dan
jasa. Pada sisi demand, barang dan jasa yang dibelanjakan konsumen frekuensinya
berbeda-beda karena tingkat pendapatan yang tidak sama sedangkan pada sisi
suplai, ada beberapa tempat pusat perbelanjaan yang suplainya lebih banyak
daripada tempat perbelanjaan lainnya karena ambang batasnya lebih rendah atau
dinyatkan memiliki tingkat aksesibilitas paling tinggi dalam kota (Siti Sarah Lestari
: 86). Semakin meningkatnya kegiatan dipusat kota, suatu saat akan menimbulkan
kebutuhan penduduknya.
pelayanan kota ke wilayah-wilayah kotanya, sebagai salah satu hasil dari proses
usaha penduduk dalam mengatasi masalah jarak dan menciptakan pelayanan kota
yang lebih baik. Tuntutan akan hal-hal tersebut diatas mewujudkan tumbuhnya
hirarki dalam sistem pelayanan kota, adalah terbentuknya sub-sub pelayanan kota
yang mempunyai tingkat hirarki yang lebih rendah dari pusat kota.Dari sisi
disekitar daerah permukiman dikarenakan harga lahan yang lebih murah dan siap
dikelola. Selain itu lokasi tersebut juga mempunyai aksesibilitas yang tinggi untuk
penduduk di wilayah sub pelayanan atau sub-urban sehingga mudah dicapai oleh
konsumen yang memakai kendaraan yang melalui jalan utama. Seperti yang
memicu pertumbuhan, untuk menyusun gaya dan tone pertumbuhan daerah sub
452).
Skala pelayanan pusat perbelanjaan terdiri dari empat hirarki pusat perbelanjaan
yang dapat melayani kebutuhan penduduk (Yates dan Gamer, 1980 dalam
www.digitalpetra.ac.id) adalah :
toko terdiri 1 sampai 4 toko, jenis barang yang dijual bahan makanan dan
minuman.
seperti salon, restoran, minimarket, pusat perbelanjaan ini didesain pada radius 1,5
pakaian, furniture, toko elektronik, serta toko perhiasan. Pusat perbelanjaan ini
Centers ditambah fasilitas dengan fungsi yang lebih tinggi seperti pusat
perbelanjaan sejenis department store. Pusat perbelanjaan ini didesain pada radius
10-50 mil.
fasilitas tempat belanja, pusat belanja dapat dikelompokkan dalam lima klas
(Hartsdorn, dalam Ihsan, 1989: 32), yaitu toko kebutuhan sehari-hari (Convenience
Store) menempati hirarki terendah dari klasifikasi pusat belanja, kemudian pusat
(Community Centers), pusat belanja wilayah atau kota (Regional Centers), dan
terakhir yang berada pada puncak hirarki pusat belanja adalah pusat belanja
perbedaan terhadap wilayah perdagangan (ihsan, 1998). Adapun jenis dan barang
merupakan komoditas tahan lama, yang harganya relative mahal dan frekuensi
pembelian yang tidak terlalu sering atau didorong oleh besarnya keinginan untuk
terhadap barang tersebut dengan maksud untuk mendapatkan kualitas dan perbedaan
desain serta perbedaan harga dari produk yang sama dipasaran. Sejak pertimbangan
biaya dan perbandingan produk yang sama menjadi suatu bagian dalam membeli
Secara umum merupa kan komoditas yang tidak tahan lama. Yang mana
secara rerative harganya tidak mahal dengan frekuensi pembelian yang tinggi (harian,
mingguan, bulanan) karana sudah jadi aktivitas yang rutin yang mana kualitasnya
produk dan harga yang telah diketahui maka dengan sendirinya telah membentuk pola
Miscellaneous Products
jenis produk yang dapat bersaing, promosi dan iklan produk yang di tawarkan,
pelayanan cepat, kenyamanan dan fasalitas parkir yang memadai. Serta lokasi dengan
aksesibilitas yang baik atau secara geografis berada di tengah-tengah pemukiman atau
keluarga atau kelompok sehingga ambang produk yang diperlukan lebih kecil.
reaksi konsumen terhadap produk dan perjalanan untuk mendapat kan produk tersebut
konsumen mencari infomasi tentang harga, kualitas, pelayanan, dan moneter dan non
perbelanjaan yang jauh dan di lain pihak konsumen lain dari wilayah yang sama
mungkin akan mencari gedung/pusat belanja yang terdekat (Lois P. Bucklin, dalam
2. Suatu prodok shopping good di kata kan saling tumpang tindih jika suatu jenis
barang yaang di tawarkan yang terdiri dari berbagai merek dan model yang berbeda
pada suatu kuasan pusat perbelanjaan, sehingga setiap produk tesebut memiliki
kesamaan dalam wilayah perdagangan, serta jika suatu kasan pusat/gedung belanja
yang memiliki keragaman dan kedalaman jenis barang lainnya sehingga wilayah
4. Suatu produk convenience goods dapat dikatakan saling tumpang tindih jika
konsumen sangat loyal terhadap toko langganannya walaupun jaraknya lebih jauh,
serta jika daya beli penduduk pada suatu area yang dapat mendukung lebih dari dua
wilayah pedagangan.
Frekuensi Dari perjalanan, jika frekuensinya tidak selalu sering maka konsumen
Tingkat kepentingan terhadap barang, jika produk yang dibutuhkan harus terpenuhi
mungkin sangat khusus tidak tersedia pada beberapa pusat belanja sehingga
1. Teknik Pengamatan
Dalam teknik ini termaksud didalamnya beberapa metoda yang digunakan untuk
melihat daerah asal konsumen pada peta kota. Secara umum untuk mengetahui
daerah asal konsumen dapat dipergunakan berbagai cara (Lewsion, dalam Ihsan
1998 ), yaitu :
Secara umum dengan mengetahui plat nomor kendaraan yang dipergunakan oleh
pengunjung maka akan dapat diketahui alamat dari pengunjung tersebut. Namun
dibutuhkan cukup lama, asal konsumen dari tempat lain, minsalnya kantor, sekolah
bekas yang sebagian besar tidak melakukan balik nama sehingga akan
mengamburkan hasil dari teknik ini adapun kelebihannya sangat murah dan sangat
sederhana.
b) Survey Pengunjung
sehingga dapat diketahui alat rumah dan kantor dari konsumen yang pontesial.
c) Catatan Pengunjung
Ada beberapa cara untuk mendapatkan data konsumen, yaitu melalui costumer
credit, pelayanan, dan catatan pengantar barang. Dari sini akan di dapatkan
beberapa data yaitu alamat rumah dan kantor, usia, jenis kelamin, status keluarga,
sekurangnya adalah tidak dapat di pergunakan pada beberapa jenis toko atau ritel
d) Aktivitas Pengunjung
Data yang didapatkan dari cara ini melalui kegiatan promosi yang dilakukan
dimana pengunjung yang ikut serta dalam kegiatan ini tercatat atau terdaftar
Pada awal ke-19, carey dan ravenstein (dikutip dari Lloyd, 1977) dalam
Rabinson Taringan (2006:104) melihat jumlah migrasi suatu kota sangat terkait
suatu kota sangat terkait dengan besarnya kota tujuan, besarnya kota asal, dan
jauhnya jarak kedua kota tersebut. Kemudian pada abad ke-2, John Q. Stewart dan
melihat besarnya daya tarik dari suatu lokasi. Daya tarik ini akan mendorong
bebagai kegiatan lain untuk berlokasi di dekat kegiatan yang telah ada terlebih
dahulu. Model ini sering digunakan untuk melihat kaitan pontesi lokasi suatu lokasi
perencanaan wilayah, model ini sering dijadikan alat untuk melihat apakah lokasi
berbagai fasilitas kepentingan umum telah berada pada tempat yang benar. Pada
lokasi optimal, dan fasilitas yang akan digunakan sesuai dengan kapasitasnya.
Itulah sebabnya fungsi gravitasi berfungsi ganda yaitu sebagai teori lokasi dan
sebagai alat dalam perencanaan. Digunakan untuk melihat kaitan potensi suatu
oleh beberapa faktor, dimana faktor pertama adalah besarnya kedua kota tersebut.
Maka sebuah kota dapat diukur dari jumlah penduduk, banyaknya lapangan kerja,
total pendapatan (nilai tambahan), jumlah atau luas bangunan serta banyaknya
mendapatkan data maka ukuran yang sering digunakan adalah jumlah penduduk.
sangat tekait langsung dengan berbagai ukuran lainnya yang di kemukakan diatas,
waktu, tenaga dan biaya. Semakin jauh jarak yang memisahkan kedua lokasi,
dalam berpergian akan semakin menurun drastis apabila jarak yang akan ditemput
itu semakin jauh, artinya penurunan minat tersebut tidak proporsional dengan
terdapat unsur jarak dan kondisi prasarana dan sarana yang tersedia. Termasuk
masyarakat dalam memenuhi kebutuhan. Oleh sebab itu segala sesuatu yang di
tawarkan oleh suatu pusat perbelanjaan baik itu produk (barang dagangan, jasa atau ide
maupun fasilitas penunjang yang harus sesuai dengan yang diinginkan oleh sasaran
mendukungnya.
dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusuli tindakan
tersebut.
be defined as the behavior that consumer dispay in searching for, purchasing, using,
evaluating and disposing of products and service that they expect will satisfy needs”.
adalah sebagai prilaku yang terlibat dalam hal perencanaan, pembelian, pemakaian dan
menentukan produk dan jasa yang konsumen harapkan untuk memenuhi kebutuhan
1) Ketepatan lokasi
Hambatan perjalanan
Harga dari suatu produk yang sejenis terhadap para pesaing, potongan harga, dan
4) Model pelayanan
5) Rancangan
Rancangan lantai dan luas utilitas, dekorasi, display barang dagangan, pola sirkulasi
konsumen.
pengambilan.
sebagai berikut:
1. Lokasi, dengan peubah : jumlah trayek dan jumlah armada yang melintas, waktu
wilayah sekitarnya.
2. Produk barang dan jasa yang ditawarkan, dengan peubah : komposisi barang
3. Model pelayanan, dengan peubah : sikap karyawan, promosi atau iklan, prosedur
wilayah dengan membentuk pola heksagonal (segi enam). Keadaan seperti itu akan terlihat
1. Topografi yang seragam sehingga tidak ada bagian wilayah yang mendapat pengaruh dari
lereng dan pengaruh alam lain dalam hubungan dengan jalur pengangkutan.
2. Kehidupan ekonomi yang homogen dan tidak memungkinkan adanya produksi primer,
(Sumber: google.com)
Teori Christaller (1933) menjelaskan bagaimana susunan dari besaran kota, jumlah
kota dan distribusinya di dalam satu wilayah. Model Christaller ini merupakan suatu sistem
geometri, dimana angka 3 yang diterapkan secara arbiter memiliki peran yang sangat berarti
dan model ini disebut sistem K = 3. Model Christaller menjelaskan model area perdagangan
Dasar dari interaksi keruangan adalah adanya pergerakan penduduk dan barang
serta informai yang menyertai dari salah satu tempat ketempat yang lain dalam rangka
pemenuhan baik kebutuhan ekonomi maupun kebutuhan sosial yang lain. Pergerakan
penduduk yang terjadi tersebut mempengaruhi oleh beberapa faktor, diantara lain faktor
geografi baik fisik (bentuk muka bumi, cuaca, dan lain-lain) maupun non fisik (kegiatan
ekonomi, biaya transportasi, keadaan jalan, keadaan sosial budaya, dan lain-lain).
2. Interaks keruangna terwujud pda arus manusia, materi, informasi dan energy.
3. Interaksi keruangan merupakan dasar untuk menerangka gejala lokasi, distribusi, relokasi
dan difusi.
Hal tersebut bisa terjadi bila terdapat wilayah yang mempunyai kemampuan sumber daya
menyebabkan aliran yang sangat besar disertai dengan interaksi yang sangat tinggi.
2. Kesempatan Berinteraksi
interaksi. Perantara tersebut bisa merupakan suatu daerah yang menghambat interaksi atau
sumber daya yang menghambat arus komoditi keruangan antar dua daerah yang
berinteraksi.
Merupakan fungsi jarak yang diukur dalam biaya dan waktu yang nyata, juga termasuk
karakteristik khusus dan komoditi yang di transfer, komoditi yang dihasilkan oleh suatu
daerah tertentu dan dibutuhkan oleh daerah yang lain yang mempunyai daya transfer yang
tinggi. Jarak tempuh, biaya angkut yang memadai dan transportasi yang lancar membuat
Dalam menganalisis besarnya interaksi serta balasan interaksi suatu daerah dapat
Umumnya semakin jauh jarak antara kedua daerah tersebut maka besarnya interaksi
yang terjadi akan semakin kecil, misalnya untuk daerah yang terisolisir dengan daerah
lain akibat topografi daerah tersebut tidak mendukung karena daerah tersebut
daerah lain membuat jarak tempuhnyan semakin besar maka hal tersebut cenderung
mengakibatkan interaksi dengan daerah lain semakin kecil. Namun sisi lain hal
tersebut bisa menjadi tidak berlaku lagi. Meskipun jarak tempuh antara dua daerah
besar namun interaksi yang terjadi justru menjadi semakin besar. Hal tersebut
diakibatkan karena potensial jumlah penduduk yang sangat besar sehingga dapat
yang dilakukan.
I = Besarnya Interaksi
Tujuan dari perhitungan dengan metode titik henti adalah untuk menentukan batas
Th = titik henti
I
�ℎ =
Pz J = Jarak
1+
Py
Pz = Jumlah Penduduk Kota Tajua
BAB III
“Terwujudnya Masyarakat Dumai Yang Makmur dan Madani Pada Tahun 2021”
Secara filosofi, visi tersebut dapat dijelaskan melalui makna yang terkandung di
dalamnya, yaitu:
Arti kata :
c. Bathin : sesuatu yang terdapat di dalam hati; sesuatu yang menyangkut jiwa
menjunjung tinggi nilai, norma, hukum yang ditopang oleh penguasaan iman,
Arti kata :
masyarakat, dipakai sebagai panduan, tatanan, dan pengendali tingkah laku yang
sesuai dan berterima; aturan, ukuran, atau kaidah yang dipakai sebagai tolok ukur
c. Hukum : peraturan atau adat yang secara resmi dianggap mengikat, yang
hal yang menyangkut sopan santun, budi bahasa, dan kebudayaan suatu bangsa;
3. Tahun 2021 : Merupakan batas akhir pencapaian visi dan misi yang merujuk
Misi pembangunan Kota Dumai untuk merealisasikan visi pembangunan di atas adalah:
ketahanan pangan
terintegrasi;
berwawasan lingkungan;
d) peningkatan fungsi kawasan industri pengolahan migas dan non migas yang
pantai Kota dengan kelebaran paling kurang 100 m (seratus meter) dari titik pasang
tertinggi ke arah darat dan proporsional dengan bentuk dan kondisi fisik pantai.
sempadan pantai;
4) perlindungan sumber daya buatan di pesisir dari bencana badai, banjir, dan
1) sungai dengan kedalaman kurang dari 3 m (tiga meter), berupa daratan sepanjang
tepian sungai dengan kelebaran paling kurang 10 m (sepuluh meter) dari tepi
sungai;
meter), berupa daratan sepanjang tepian sungai dengan kelebaran paling kurang
3) sungai dengan kedalaman lebih dari 20 m (dua puluh meter), berupa daratan
sepanjang tepian sungai dengan kelebaran paling kurang 30 m (tiga puluh meter)
dimaksud berupa daratan sepanjang tepian sungai dengan kelebaran paling kurang 5
1) sungai dengan luas DAS kurang dari 500 km² (lima ratus kilometer persegi),
(lima puluh meter) dari tepi kiri dan kanan palung sungai; dan
2) sungai dengan luas DAS lebih dari 500 km² (lima ratus kilometer persegi),
berupa daratan sepanjang tepian sungai dengan kelebaran paling kurang 100 m
(empat puluh sembilan persen) dari luas wilayah Kota yang meliputi:
1) Ruang Terbuka Hijau publik dikembangkan seluas 23 % (dua puluh tiga persen) dari
2) b. Ruang Terbuka Hijau privat dikembangkan seluas 26 % (dua puluh enam persen)
Kawasan budidaya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40 ayat (1) huruf b meliputi:
50 huruf a meliputi :
kota dengan luas ± 5.909 ha (lebih kurang lima ribu sembilan ratus sembilan hektar)
meliputi:
(lebih kurang dua ribu sembilan ratus delapan puluh empat hektar) meliputi:
dan
Sembilan.
huruf b, meliputi:
2. Kawasan perdagangan dan jasa skala regional sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
Kecamatan Dumai Barat dengan luas ± 456 ha (lebih kurang empat ratus
dengan luas ± 293 ha (lebih kurang dua ratus sembilan puluh tiga hektar);
dan
hektar).
3. Kawasan perdagangan dan jasa skala kota sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf
b dikembangkan di koridor jalan utama Kota yang meliputi Kecamatan Dumai Kota,
Dumai Barat, Dumai Timur, Dumai Selatan, dan Bukit Kapur dengan luas ± 310 ha
4. Kawasan perdagangan dan jasa skala kecamatan sebagaimana dimaksud pada ayat
Tetap Darul Ihsan dengan luas ± 2 ha (lebih kurang dua hektar), pasar
dua hetar);
Mukti dengan luas ± 2 ha (lebih kurang dua hektar), pasar kuliner Dumai
Bukit Nenas dengan luas ± 2 ha (lebih kurang dua hektar), pasar Bukit
dikembangkan di Kecamatan Bukit Kapur dengan luas ± 100 ha (lebih kurang seratus
hektar).
huruf d meliputi:
Kecamatan Sungai Sembilan dan Medang Kampai dengan luas ± 7.717 ha (lebih
Dumai Barat);
b. sentra Industri Tahu di Kelurahan Bakit Batrem (Kecamatan Dumai Timur); dan
meliputi:
c. pariwisata buatan.
2. Kawasan pariwisata alam sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a meliputi:
e. Hutan Wisata Sungai Dumai di Kecamatan Dumai Selatan dan Dumai Timur;
dan
3. Kawasan pariwisata budaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b meliputi:
4. Kawasan pariwisata buatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c, yaitu
5. Kawasan pariwisata sebagaimana dimaksud pada Pasal 55 ayat (1) diatur dalam
Peraturan Walikota.
a. alun-alun kota dengan luas ± 18.950 m² (lebih kurang delapan belas ribu sembilan
b. pelataran parkir dengan luas ± 9.333 m² (lebih kurang sembilan ribu tiga ratus tiga
c. arena bermain (play ground) dengan luas ± 6.756 m² (lebih kurang enam ribu tujuh
meliputi:
a. kawasan yang tidak terintegrasi dengan perdagangan dan jasa formal; dan
2. Kawasan yang tidak terintegrasi dengan perdagangan dan jasa formal sebagaimana
3. Ketentuan mengenai kawasan yang terintegrasi dengan perdagangan dan jasa formal
Bukit Kapur;
Kapur;
Kecamatan Bukit Kapur dan Kecamatan Sungai Sembilan dengan luas ± 276 ha
i meliputi:
b. kawasan pertanian;
e. kawasan perikanan;
h. kawasan transmigrasi.
kawasan Pelabuhan terletak Kecamatan Dumai Timur dan Kecamatan Dumai Barat;
dan
Kawasan strategis dari sudut sosial budaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf b meliputi:
Kawasan strategis dari sudut kepentingan pendayagunaan sumber daya alam dan atau
Barat;
b) kawasan Industri Pengolahan Migas yang terletak di Kecamatan Dumai Timur; dan
Kawasan strategis dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup
Sembilan; dan
b. Kawasan Pantai Hutan Bakau meliputi Kecamatan Sungai Sembilan dan sebagian
Dumai merupakan sebuah dusun kecil dipesisir timur propinsi Riau. Dumai
merupakan hasil pemekaran dari kabupaten Bengkalis. Diresmikan sebagai Kota pada
tanggal 20 April 1999 dengan Undang-undang No. 16 Tahun 1999 dimana status Dumai
dengan jumlah penduduk hanya 250.376 jiwa dengan tingkat kepadatan 83,85 jiwa/km2.
Secara geografis, Kota Dumai terletak di 1023 – 1024’23” Bujur Timur dan 101023’37”
101028’13” Lintang Utara dengan batas wilayah sebelah Utara, Dumai berbatasan
dengan Pulau Rupat, Kabupaten Bengkalis, Sebelah Timur, Dumai berbatasan dengan
Kecamatan Bukit Batu, Kabupaten Bengkalis, Sebelah Selatan, Dumai berbatasan dengan
Kecamatan Mandau dan Kecamatan Bukit Batu, Kabupaten Bengkalis, dan Sebelah
Barat, Dumai berbatasan dengan Kecamatan Bangko dan Kecamatan Tanah Putih,
Kabupaten Rokan Hilir. Wilayah Kota Dumai beriklim tropis dengan curah hujan antara
100-300 cm dan suhu udara 24-33C dengan kondisi tanah rawa bergambut.
Kota Dumai memiliki luas wilayah 1.727,38 Km2 dan merupakan kota terluas
nomor dua di Indonesia setelah Manokwari. Saat ini Dumai dicanangkan sebagai kota
yang masuk dalam zona Pasar Bebas Internasional dengan batas-batas wilayah sebagai
berikut:
Kabupaten Bengkalis.
Tabel 3.1 Luas Daerah meurut kecamatan di Kota Dumai Tahun 2016
Luas Daerah
No Kecamatan persentase
Km2 Ha
Luas Daerah
No Kecamatan persentase
2
Km Ha
Data diaas menunjukkan bahwa di Kota Dumai Kecamatan yang memiliki Luas
terbesar adalah Kecamatan Sungai Sembilan dengan Luas 975.38 Km2 dan Kecamatan
yang terluas nomor dua adalah kecamatan Medang Kampai 373 dengan luas Km2,
selanjutnya kecamatan yang paling kecil adalah Kecamatan Dumai Kota dengan
3.2.2 Kependudukan
Penduduk kota Dumai berdasarkan Badan Pusat Statistik Kota Dumai pada tahun
2015 tercatat sebanyak 285.967 jiwa yang terdiri dari 146.792 jiwa laki-laki, dan 139.175
jiwa perempuan. Kecamatan yang paling banyak penduduknya adalah Kecamtan Dumai
Timuryaitu 61.685 Jiwa dan Kecamatan Dumai Selatan yaitu 51.616 Jiwa.
Tabel 3.2 jumlah penduduk menurut Kecamatan di Kota Dumai 2010, 2014 dan
2015.
2012 sampai tahun 2015 perkembangan jumlah penduduk dan laju pertumbuhan
Kota Dumai menurut masing-manging kecamatan dari tahun 2010 hingga 2015
Tabel 3.3 Laju pertumbuhan penduduk menurut Kecamatan di Kota Dumai 2010,
NO Kecamatan tahun
2010-2015 2014-2015
Penduduk Kecamatan di Kota Dumai yang terdapat pada tahun 2015 yaitu
Kecamatan Dumai Kota dengan tingkat kepadatan penduduk mencapai 3.54 per
Dumai, 2015
penduduk paling besar adalah Kecamtan Dumai Kota yaitu sebesar 3,54 Jima/Km2,
dan pusat kegiatan berada di kelurahan Dumai Kota dan memiliki 87 RT.
Untuk lebih jelas mengenai pembagian wilayah administrasi Kecamtan Dumai Kota
2 Sukajadi 2,4 23
3 Bintan 1,1 18
5 Laksamana 1,5 7
13 87
Kecamatan Dumai Kota terletak antara 1067’ - 1065’ Lintang Utara - 101042’-
101044’ Bujur Timur. Luas wilayah mencapai 13 Km2 dan 35% merupakan wilayah
Daerah Kecamatan Dumai Kota umumnya memiliki struktur tanah terdiri dari
tanah podsolik merah kuning dari batuan endapan, dan alluvial serta tanah organosol dan
gley humus dalam bentuk rawa-rawa atau tanah basah. Dilihat secara topografi,
Kecamatan Dumai Kota berada pada lahan bergambut dengan kedalaman 0,5 m dan
3.3.3 Kependudukan
Kecamatan Dumai Kota pada tahun 2016, tercatat sebanyak 46.219 jiwa, yang terdiri dari
23.620 jiwa laki-laki, dan 22.599 jiwa perempuan. Kelurahan yang paling banyak
penduduknya adalah kelurahan Rimba Sekampung yaitu 14.287 jiwa dan yang paling
Laki-Laki Perempuan
23.620 22.599
Berdasarkan data Penduduk Kecamatan Dumai Kota lima tahun terakhir mulai tahun
2011 sampai dengan 2015, dapat dihitung laju pertumbuhan penduduk (LPP) untuk
masing-masing kelurahan.
Tahun 2016
Kecamatan Dumai Kota pada tahun 2016, tercatat sebanyak 46.219 jiwa, yang terdiri dari
23.620 jiwa laki-laki, dan 22.599 jiwa perempuan dengan kepadatan penduduk rata-rata
3.555 jiwa/Km2 Dilihat dari komposisinya, penduduk laki-laki lebih banyak dibandingkan
dengan jumlah penduduk perempuan. Rasio jenis kelamin yang paling tinggi terdapat di
Kelurahan Bintan yaitu 110,68 dan rasio jenis kelamin yang paling rendah terdapat di
Tabel 3.8. Luas wilayah, Jumlah Penduduk dan Ratio jenis kelamin Kecamatan Dumai
Sekampung
3.3.4 Perekonomian
Sektor perdagangan dan jasa menjadi sektor kegiatan perekonomian masyarakat yang
terbesar di Kecamatan Dumai Kota. Jenis perdagangan dan jasa nya adalah Bank,
Pertokoan, Pasar, Koperasi, Hotel dan lain sebagainya. Berikut disajikan pada Tabel 3.9:
Tabel 3.9. Jumlah Perdagangan dan Jasa di kecamatan Dumai Kota tahun 2016
Sukajadi 1 1 5 203
Bintan 1 1 4 52
Laksamana 1 1 0 232
5 5 21 780
Dapat kita ketahui bersama bahwa diantara lima pasar yang terdapat di kecamatan
dumai kota, dua pasar yang dimiliki pemerintah, satu pasar yang dimiliki swasta dan dua
pasar lagi dimiliki oleh masyarakat kecamatan dumai kota. Sedangkan untuk daerah
Dumai Kota yang mendominasi, dengan posisi kecamatan dumai kota terletak di tepi laut,
sepanjang laut bagian utara kecamatan dumai kota terdapat kawasan pelabuhan dan juga
berdiri lebih dari 50 perusahaan multi nasional yang sebagian besar bergerak di bidang
Tidak hanya industri dalam skala besar, industri dalam skala kecil dan Mikro pun
terdapat di Kecamatan Dumai Kota Ini, untuk lebih jelasnya lihat tabel berikut:
Tabel 3.11. Banyaknya Industri Kecil dan Mikro menurut jenis bahan baku menurut
Minuman
Rimba 0 1 4 15
Sekampung
Sukajadi 1 3 1 15
Bintan 0 2 1 8
Dumai Kota 1 1 4 10
Laksamana 0 0 2 4
2 7 12 52
Industri Mikro Kecil yang didominan di kecamatan Dumai Kota Adalah Industri
Makanan dan Minuman yang berjumlah sekitar 52 unit. Dengan kelurahan terbanyak
yang ditempati oleh industri makanan dan minuman ini adalah di kelurahan Rimba
3.3.5 Utilitas
Suatu wilayah bisa dikatakan maju apabila wilayah tersebut memiliki utilitas atau
prasarana yang baik, oleh karena itu pemerintah sangat berperan penting dalam
utilitas – utilitas tersebut adalah: (a) jaringan jalan, (b) jaringan drainase, (c) jaringan listrik,
(d) jaringan air bersih, (e) persampahan, (f) dan sistem sanitasi.
Keterkaitan wilayah Indonesia satu dengan yang lainnya atau hubungan antara satu wilayah
dengan wilayah yang lain tidak lepas dari suatu sistem transportasi yang dihubungkan dengan
jaringan jalan. Jaringan jalan sangat penting sebagai suatu prasarana yang harus ada untuk
memudahkan pergerakan masyarakat, baik dalam tujuan ekonomi maupun sosial. Dengan
ketersediaan jaringan jalan, maka aksesibilitas antar satu daerah ke daerah lain akan tinggi.
Jalan kolektor primer menghubungkan secara berdaya guna antara pusat kegiatan
nasional dengan pusat kegiatan lokal, antarpusat kegiatan wilayah, atau antara pusat
Jalan kolektor primer yang ada di Kecamatan Dumai Kota berstatus sebagai jalan
timur dan wilayah kelurahan pada bagian selatan lainnya. Kondisi jalan kolektor primer
b. Jalan Lokal
Jalan lokal berfungsi untuk menghubungkan secara berdaya guna pusat kegiatan
nasional dengan pusat kegiatan lingkungan, pusat kegiatan wilayah dengan pusat
kegiatan lingkungan, antarpusat kegiatan lokal, atau pusat kegiatan lokal dengan pusat
Dumai Kota pada umumnya berada dalam kondisi sudah diaspal, namun juga ada jalan
dengan kondisi di semenisasi. Jalan lokal ini memiliki lebar kurang lebih 3-4 meter.
jaringan jalan, terlebih jika jalan tersebut merupakan pusat keramaian atau pusat kegiatan.
Berdasarkan hasil pengamatan lapangan tahun 2015 dapat diketahui bahwa sebagian besar
jaringan jalan dilengkapi dengan jaringan drainase, khususnya jalan kolektor. Namun
dibeberapa bagian jalan terdapat jaringan drainase yang terputus bahkan tidak memiliki jaringan
Fungsi utama jaringan drainase adalah sebagai tempat penampungan sementara air
hujan atau menghindari genangan air hujan pada suatu wilayah perkotaan sebelum air tersebut
masuk menuju anak-anak sungai bahkan sampai pada sungai besar sebagai tempat
pembuangan akhir. Di Kecamatan Dumai Kota sistem jaringan drainase dapat dibagi kedalam
dua jenis yaitu, sistem jaringan terbuka dan sistem jaringan tertutup.
Dumai Kota menggunakan sumber air bersih mulai dari sumur galian, sumur bor,
dan mata air. Mayoritasnya masyarakat menggunakan sumur bor dengan kualitas
air cukup baik karena jika tidak menggunakan sumuor bor dan penyaring maka
3.3.5.4 Persampahan
di Kecamatan Dumai Kota terbagi atas dua, yaitu sampah buangan komersil
berupa sampah pasar dan sampah buangan rumah tangga. Sampah pasar sudah
dilakukan oleh petugas kebersihan pasar, sedangkan untuk sampah rumah tangga,
(a)
(b)
limbah rumah tangga (limbah bekas cuci atau limbah dapur) pada umumnya
bercampur dengan sistem drainase yang mengakur menuju laut dan tidak pula
jenis sanitasi berupa WC Permanen dengan sistem septitank dan juga jamban.
Masyarakat yang bermukim di tepi laut masih ada yang menggunakan jamban,
Kelurahan di wilayah Kecamatan Dumai Kota sudah dialiri listrik. Sumber listrik di
permasalahannya, masih sering terjadi putusnya aliran listrik dengan pola waktu
yang tidak jelas dan keberadaan sarana listrik berupa tiang listrik yang belum
mampu menjangkau daerah daerah dalam atau terlalu jauhnya jarak antara tiang
3.3.6 Sarana
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Kecamatan Dumai Kota pada tahun 2016,
dapat dilihat bahwa keberadaan pasar di Kecamatan Dumai Kota untuk lebih
Rimba 1 1 9 101
Sekampung
Sukajadi 1 1 5 203
Bintan 1 1 4 52
Laksamana 1 1 0 232
5 5 21 780
(a)
(b)
Gambar 3.6. Salah satu pasar yang ada di kecamatan Dumai Kota
(a)
(b)
Gambar 3.7 Salah Satu Toko yang ada di Kecamatan Dumai Kota
(a)
(b)
Gambar 3.7. salah satu perusahaan yang ada di Kecamatan Dumai Kota
1. Sarana Pendidikan
Pendidikan merupakan wadah yang sangat penting untuk membentuk karakter dan
watak seseorang untuk mampu berfikir secara intelektual. Pendidikan juga menjadi faktor
yang sangat penting untuk mempengaruhi kemajuan suatu daerah . Dengan memiliki
pendidikan yang baik, akan berdampak positif terhadap kemajuan daerah tersebut baik
dari segi politik. Teknologi, hukum, sosial, budaya, pertahanan dan keamanan daerah
tersebut.
didaerah tersebut sudah terdapat sekolah-sekolah dari tingkat paling bawah seperti PAUD,
TK hingga ke sekolah menengah, baik berstatus sebagai sekolah negeri maupun swasta.
Kualitas dan kuantitas sarana pendidikan ini menjadi faktor utama dalam pembentukan
Berdasarkan data BPS Kecamatan Dumai Kota Tahun 2016 jumlah eksisting sarana
pendidikan di Kecamatan Dumai Kota terdiri dari 10 unit TK, 8 unit SD, 4 unit SMP, 4
unit SMK. Jumlah tersebut tidak berubah dari tahun sebelumnya pada tahun 2013. Untuk
Tabel 3.14. Jumlah sekolah negeri dan swasta menurut tingkat sekolah di kecamatan
Dumai Kota
Rimba 2 1 2
Sekampung
Sukajadi 3 1 1
Bintan 1 0 0
Dumai Kota 2 2 0
Laksamana 0 0 1
8 4 4
Dari data diatas maka diketahui bahwa penyebaran sarana pendidikan sudah
cukup merata ke seluruh kelurahan dan didominasi oleh sarana pendidikan jenjang
pendidikan tingkat SD. Dengan orientasi terbesar yaitu pada kelurahan Sukajadi
2. Sarana Kesehatan
Sarana kesehatan merupakan sarana yang paling vital bagi setiap daerah, tersedianya
sarana kesehatan yang lengkap dan memenuhi standar merupakan bentuk atau wujud dari
mampunya suatu daerah memenuhi dan menjaga kesehatan serta kesejahteraan bagi
Menurut data BPS Kecamatan Dumai Kota Tahun 2016, 21 unit prakter dokter, 6
unit puskesmas pembantu, satu unit rumah bersalin, 10 unit poliklinik dan 33 unit
posyandu. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 2.45 berikut:
Tabel 3.15. Jumlah Sarana Kesehatan di Kecamatan Dumai Kota Tahun 2016
Bersalin
Rimba 0 3 1 5 9
Sekampung
Sukajadi 0 4 1 3 11
Bintan 0 2 1 1 5
Dumai Kota 0 0 2 1 3
Laksamana 1 1 1 0 5
1 10 6 10 33
3. Sarana Peribadatan
Sarana peribadatan yang ada di Kecamatan Dumai Kota didominasi oleh masjid
atau mushola. ditemukan sarana peribadatan untuk agama lainnya yang minoritas, sepeerti
vihara dan gereja karena mayoritas penduduk Kecamatan Dumai Kota beragama Islam.
Rimba 7 4 0 1 12
Sekampung
Sukajadi 7 7 1 1 16
Bintan 4 3 0 1 8
Dumai Kota 4 3 1 1 9
Laksamana 4 4 0 0 8
26 21 2 4 53
(a)
(b)
4. Sarana Pemerintahan
masyarakat Kecamatan Dumai Kota, maka Kecamatan Dumai Kota memiliki beberapa
Sarana Pemerintahan dan beberapa kantor kelembagaan yang telah di sediakan seperti:
(a)
(b)
(c)
(d)
5. Sarana Olahraga
kejenuhan dari aktifitas sehari-hari. Fasilitas olahraga yang terdapat di Kecamatan Dumai Kota
yaitu sepak bola, bola volly, tenis meja, tenis dan lain-lain.
(a)
(b)
Berdasarkan Draft Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Dumai tahun 2014-2034
Sistem perkotaan secara nasional terdiri atas PKN (Pusat Kegiatan Nasional), PKW (Pusat
Kegiatan Wilayah), dan PKL (Pusat Kegiatan Lokal). Penetapan PKN dan PKW
merupakan kewenangan Pemerintah Pusat, dan telah ditetapkan dalam RTRWN (Rencana
Tata Ruang Wilayah Nasional). Selain ketiga pusat tersebut, dalam sistem perkotaan
nasional dikembangkan dan ditetapkan pula PKSN (Pusat Kegiatan Strategis Nasional).
Sementara PKL ditetapkan dalam RTRW Provinsi, sesuai dengan ketentuan pada
a. PKN atau Pusat Kegiatan Nasional adalah kawasan perkotaan yang berfungsi untuk
b. PKW atau Pusat Kegiatan Wilayah adalah kawasan perkotaan yang berfungsi untuk
PKL atau Pusat Kegiatan Lokal adalah kawasan perkotaan yang berfungsi untuk
yang memusat ke pusat kota di Kabupaten Kota Dumai dan menyebar pada pusat-pusat
atas, maka sistem perkotaan wilayah Kota Dumai akan distrukturkan sebagai berikut:
Merupakan kota pusat kegiatan yang melayani wilayah dalam skala Kecamatan dengan
kecamatan sebagai pusat kegiatan. Daerah yang sebagai pusat kegaiatan perdagangan dan
jasa yaitu di Kecamatan Dumai Kota, Dumai Timur, Dumai Barat, Dan Dumai Selatan.
sebagai RTRW dan beberapa Kecamatan yang ada di Kota Dumai. Kota
yang ditetapkan sebagai pengembang fungsi PKL untuk Kota Dumai adalah
Merupakan pusat kegiatan yang melayani wilayah dalam skala Kelurahan dengan
kecamatan sebagai puat kegiatannya. Daerah yang menjadi puat industry adalah Kecamatan
Medang Kampai kelurahan Lubuk Gaung. Dan yang menjadi puat kegiatan pemerintahan
Kota yang ditetapkan sebagai pusat permukiman yang berfungsi untuk pelayanan
lingkungan
Negara tetangga
5. Permukiman Kota
Pusat
KOTA FUNGSI
Kegiatan
kecamatan
Sukajadi, Bintan,
Laksamana)
Kecamatan Medang
Kasap)
(Kelurahan Simpang
Pusat
KOTA FUNGSI
Kegiatan
Pangkalan Sesai,
Kecamatan Dumai
Selatan (Kelurahan
(Kelurahan Bagan
Panjang)
Kecamatan Sungai
Sembilang (Kelurahan
Gaung, Tanjung
Penyembal, Basilam
Pusat
KOTA FUNGSI
Kegiatan
Kelurahan Guntung)
2. Pelayanan untuk satu atau beberapa
(Kelurahan Dumai
Kota)
Kecamatan Sungai
Sembilang (Kelurahan
Kelurahan Lubuk
Gaung)
3.3.8 Draf Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Dumai Tahun 2014-
2034
Penataan ruang wilayah Kota bertujuan mewujudkan Kota sebagai pusat perdagangan
dan jasa, industri pengolahan migas dan non migas yang maju, unggul dan berkelanjutan bagi
tampung lingkungan.
lingkungan;
d. Peningkatan fungsi kawasan industri pengolahan migas dan non migas yang
Indonesia; dan
Strategi penataan ruang wilayah kota merupakan penjabaran yang disesuaikan dengan
kawasan strategis nasional dan provinsi. Strategi penataan ruang wilayah kota dirumuskan
berdasarkan kepada kebijakan penataan ruang wilayah kota dalam melaksanakan kebijakan
wilayah Kota Dumai adalah turunan dari kebijakan yang dijabarkan secara lebih operasional
yang dapat dituangkan dalam bentuk ruang. Strategi penataan ruang pada Kota Dumai sesuai
dengan Draf Dokumen Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Dumai Tahun 2014-
terintegrasi, adalah :
ii. Menjaga berfungsinya pusat-pusat kegiatan yang sudah ada di Kota secara optimal.
iii. Mengendalikan pusat-pusat kegiatan yang tidak sesuai dengan fungsi dan peran yang
dikembangkan.
b. Strategi untuk peningkatan fungsi kota sebagai pusat perdagangan dan jasa, adalah :
i. Mengembangkan kegiatan ekonomi yang berdaya saing dan seimbang dengan negara
lain.
ii. Mengembangkan kawasan perdagangan dan jasa yang berorientasi pasar regional.
iii. Menyediakan sarana dan prasarana yang seimbang dan dapat menunjang kegiatan
ekonomi.
i. Pengembangan industri dan pergudangan yang berdaya saing dan seimbang dengan
negara lain.
iii. Menyediakan sarana prasarana pendukung yang dapat menunjang kegiatan industri
dan pergudangan.
d. Strategi untuk peningkatan fungsi kawasan industri pengolahan migas dan non migas yang
industri.
iii. Mengembangkan kawasan industri pengolahan migas dan non migas yang berdaya
iv. Mengembangkan kawasan industri pengolahan migas dan non migas yang
lingkungan.
e. Strategi untuk pengembangan sarana dan prasarana perkotaan untuk mendukung kegiatan-
i. Meningkatkan keterpaduan inter dan intra moda transportasi darat, laut dan udara.
ii. Meningkatkan akses serta layanan jaringan jalan arteri, kolektor dan jaringan jalan
lokal.
peningkatan kualitas pelayanan ke arah sistem produksi air bersih siap minum.
viii. Mengembangkan sistem jaringan drainase air hujan, sistem pembuangan limbah
domestik, sistem pengelolaan limbah industri dan Limbah Bahan Berbahaya dan
f. Strategi untuk perwujudan kawasan yang mendukung fungsi perbatasan Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
iv. Mengembangkan kawasan strategis kota untuk kawasan perbatasan Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
g. Strategi untuk peningkatan fungsi kawasan untuk kepentingan pertahanan dan keamanan,
adalah :
ii. Mengembangkan budidaya secara selektif di dalam dan di sekitar kawasan pertahanan
BAB IV
Metodologi penelitian adalah proses atau cara ilmiah untuk mendapatkan data
analisis teoretis mengenai suatu cara atau metode. Penelitian merupakan suatu
merupakan suatu usaha yang sistematis dan terorganisasi untuk menyelidiki masalah
oleh tujuan dan profesi masing-masing. Motivasi dan tujuan penelitian secara umum
pada dasarnya adalah sama, yaitu bahwa penelitian merupakan refleksi dari keinginan
dan jasa sebagai dasar penataan ruang pada kawasanyang ada di kecamatan
dumai kota. Untuk mengetahui tujuan tersebut maka tipe penelitian yang
kuantitatif.
sesuatu yang khusus (Going from the general to the spesific). Sedangkan
from the spesific to the general).Dalam hal ini penalaran induktif merupakan
penelitian tidak harus memiliki konsep tetapi cukup mengamati lapangan dan
dari pengamatn lapangan tersebut dapat ditarik generalisasi dari suatu gejala.
mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala yang ada yaitu keadaan
lukisan secara sistemis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta
Metode kuantitatif yaitu suatu bentuk penelitian yang berdasarkan data yang
sifat dari obyek yang diteliti dengan menggabungkan hubungan antar variabel
yang mengambil “perdagangan dan jasa kecamatan dumai kota”, hipotesa ini
diambil dari keadaan kondisi eksisting wilayah kecamatan dumai kota dengan
Untuk Isu Strategis yang akan diambil dari wilayah studi tersebut yaitu
Dengan banyak nya industri yang menghuni kecamatan dumai kota dan sebagian
kelurahan di kecamatan dumai kota yang terletak di tepi laut, maka perlu kita
waspadai bahwa limbah cair dari industri di alirkan atau dibuang ke laut dumai.
Dengan dialirkan nya limbah cair tersebut tentu akan menimbulkan dampak bagi
masyarakat dan bagi laut dumai yang mana akan terjadi keruh dan berbaunya air
limbah cairnya pada malam hari yang mana jika malam hari maka tidak begitu
nilai hasil produksi lahan perkebunan tersebut dalam hal ini adalah perkebunan
karet dan sawit.Selain itu juga terdapat isu permasalahan kurangnya ketersediaan
dumai kota. Dari hasil hipotesa dan isu strategis ini dapat diambil kebijakan
yang lebih baik untuk perdagangan dan jasa dumai kota. Berikut rencana-rencana
Analisis Kependudukan.
Lingkungan.
4.3.Lokasi Penelitian
lokasi yang memiliki potensi perdagangan dan jasa yang ada di kecamatan dumai
kota.
Perencanaan Kota ini digunakan beberapa bahan dan alat penelitian yang
1. Alat Tulis, yang digunakan untuk mencatat dan menulis data dilapangan,
penelitian,
survey,
5. Laptop dan Printer untuk mengolah dan mencetak data hasil penelitian.
kondisi eksisting di kota dumai kecamatan dumai kota yaitu selama 4 (empat)
hari. Dimulai dari hari minggu sampai hari rabu.Untuk penetapan waktu
penelitian berdasarkan pada karakteristik yang bersamaan dan beragam. Pada hari
pertama yakni hari minggu pagi merupakan hari perjalanan dari Kota Pekanbaru
menuju ke kota dumai yang menempuh waktu ± 5 Jam, dan dari Kota dumai
menuju ke Kecamatan dumai kota ialah ± 5 Menit. Hari kedua senin pagi
di Kecamatan kota dumai khususnya. Pada hari ketiga, selasa yakni pengambilan
Kecamatan dumai kota baik itu Sarana maupun Prasarana serta Infrastruktur yang
dumai kota.
Dalam melakukan penelitian ini, ada beberapa metode yang harus dilakukan
untuk menunjukkan kecendrungan masa yang akan datang dan melakukan kajian
1. Studi Pustaka
yaitu mendapatkan referensi dari buku maupun dari Internet yang berisikan
2. Observasi Lapangan
atau peninjauan secara cermat dan langsung di lapangan atau lokasi penelitian.
Adapun tujuan dari observasi lapangan ini adalah dapat memperoleh gambaran
Sumber Data Sekunder yaitu data yang diperoleh dari sumber lain secara
tidak langsung. Data sekunder berupa data yang sudah ada yang biasanya
merupakan dokumen atau data-data yang dibukukan atau soft copy file sehingga
didapatkan di dinas atau instansi terkait, antara lain yakni Badan Pusat Statistik
disesuaikan dengan kebutuhan data yang diperlukan dan dapat diperoleh melalui
Data primer dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh secara langsung
perdagangan dan jasa yang ada di kota dumai khususnya kecamatan dumai
kota.
jenis pertanyaan yang mengenai tujuan penelitian yang dilakukan oleh peneliti
kondisi kawasan perdagangan dan jasa di kecamatan dumai kota. Dari hasil
observasi ini, selain dicatat secara deskriptif juga melakukan rekaman atau
mempelajari dan mencatat arsip atau data-data yang ada dan kaitannya dengan
maupun potensi yang ada. Contoh temoat-tempat perdagangan dan jasa seperti
pasar, ruko dan ada juga instansi pemerintah di kecamatan dumai kota dan
juga kondisi sarana dan prasarana yang ada di kecamatan dumai kota tersebut.
kegiatan penelitian sehingga nantinya dapat diperoleh hasil serta data-data yang
Penentuan masalah untuk penelitian ini didasarkan pada kondisi yang ada
pada saat ini, dan juga permasalahan tersebut memerlukan solusi yang lebih
diperlukan sebagai salah satu upaya untuk mengatasi permasalahan yang ada dan
Lokasi studi untuk Studio Perencanaan Kota ini yang diangkat ialah Kawasan
prdagangan dan jasa yang ada di kota dumai khususnya di kecamatan dumai kota.
mendukung penelitian.
4. Pengurusan Perizinan
Adapun untuk keperluan penelitian dan survey data yang berupa izin dari
Universitas serta jurusan dan disposisi surat dari Kantor KesBangPol (Kesatuan
Tahap ini merupakan tahap lanjutan setelah memperoleh hasil survey awal
yang sifatnya sementara, dan dapat ditentukan proses serta langkah-langkah yang
Data primer yang telah dikumpulkan dari hasil wawancara dan observasi
dapat lebih beguna bagi penelitian, sangat diperlukan suatu pengolahan dan
penyajian data sehingga bisa dilakukan analisis. Adapun taha-tahap yang akan
1. Editing (Pengeditan )
dan dilihat kembali apakah terdapat kekeliruan dalam pengisian atau kurang
lengkap dan tidak sesuai dan lain sebagainya. Editing ini dilakukan dengan
harapan akan diperoleh data yang benar dan valid , reliable serta dapat
ditanggungjawabkan.
2. Coding (Kode)
data dari dokumentasi dan jawaban pertanyaan yang diberikan. Kegiatan ini
3. Tabulating (Tabel)
lagi pengolahan lebih lanjut, karena data tersebut telah disajikan secara sistematis
4. Peta
menggunakan aplikasi Arcgis, dan peta yang digunakan ialah peta yang
Dari survey Kawasan Penelitiam ini secara umum dan survey lokasi
penelitian yang untuk penelitian ini mengambil kawasan kota dumai yang
Lokasi Penelitian
sarana dan prasarana wilayah yang dijadikan sebagai objek penelitian, yakni
tersebut.
pembobotan. Dalam hal ini dilakukan dengan cara memberikan bobot nilai
(Sampurno;1990).
c) Analisis Internal
d) Analisis Eksternal
peluang dan ancaman (O-T) yang mungkin terjadi terutama persaingan dan
e) Analisis Matriks
1. Strenght (S) yaitu analisis kekuatan, situasi ataupun kondisi yang merupakan
kekuatan dari suatu organisasi atau perusahaan pada saat ini. Yang perlu di
lakukan di dalam analisis ini adalah setiap perusahaan atau organisasi perlu
segmen pasar yang membutuhkan tingkat teknologi dan juga kualitas yang
lebih maju.
merupakan kelemahan dari suatu organisasi atau perusahaan pada saat ini.
3. Opportunity (O) yaitu analisis peluang, situasi atau kondisi yang merupakan
berkembang bagi organisasi dimasa depan. Cara ini adalah untuk mencari
organisasi bisa berkembang di masa yang akan depan atau masa yang akan
datang.
4. Threats (T) yaitu analisis ancaman, cara menganalisis tantangan atau ancaman
tidak segera di atasi, ancaman tersebut akan menjadi penghalang bagi suatu
usaha yang bersangkutan baik di masa sekarang maupun masa yang akan
datang.
Analisis SWOT yaitu sebuah bentuk analisa situasi dan juga kondisi yang
dan juga kondisi sebagai sebagai faktor masukan, lalu kemudian dikelompokkan
menurut kontribusinya masing-masing. Satu hal yang perlu diingat baik-baik oleh
para pengguna analisa ini, bahwa analisa SWOT ini semata-mata sebagai suatu
dihadapi, dan bukan sebuah alat analisa ajaib yang mampu memberikan jalan
keluar yang bagi permasalahan yang sedang dihadapi. Adapun manfaat dari
analisis SWOT ialah untuk melihat suatu topik ataupun suatu permasalahan dari 4
empat sisi yang berbeda.Hasil dari analisa biasanya berupa arahan ataupun
dari segi peluang yang ada, sambil mengurangi kekurangan dan juga menghindari
ancaman. Jika digunakan dengan benar, analisis ini akan membantu untuk melihat
sisi-sisi yang terlupakan atau tidak terlihat selama ini. Dari pembahasan diatas
kelemahan yang terdapat dalam suatu perusahaan atau organisasi serta menekan
adalah :
2. Kepadatan penduduk
3. Ketersediaan lahan
4. Arahan kebijakan
penduduk masa yang lalu untuk memperkirakan jumlah penduduk masa yang
akan datang. Metode ini adalah metode yang mudah digunakan dalam rangka
proyeksi penduduk. Selain itu, metode ini juga digunakan untuk menghitung
tingkat dan ratio pada masa yang akan datang berdasarkan tingkat dan ratio
penduduk di masa yang akan datang secara linear. Dalam hal ini jumlah
Rumus:
P=Po + f (t-o)
Keterangan :
(t-o) : selisih antara tahun dasar dengan tahun yang diramalkan, yang sering
disingkat dengan n
apabila trend masa lalu mendekati garis lurus maka f (t-o) berubah
P=Po + b (t-o)
sekarang
apabila trend masa lalu adalah garis lengkung yang menaik rumusnya
berubah menjadi:
− )
� = � (1 + )( . (1 + )
sebelumnya)
� = (� (1 + )
suatu wilayah atau negara, apakah penduduk tersebut tersebar merata atau
pembangunan
Kebijakan kependudukan mencakup dua aspek yaitu spasial dan non spasial.
Aspek spasial meliputi persebaran penduduk dalam ruang (kawasan) yang telah di
halnya yang terjadi pada kota-kota lainnya, bahwa penyebaran penduduk relative
akses terhadap fasilitas pelayanan kota dan biaya transportasi rendah merupakan
kecamatan dumai kota. Untuk itu dapat ditentukan distribusi status wilayah
proporsional dan merata terhadap sumber daya suatu wilayah tersebut khususnya
yang umum digunakan, karena selain data dan cara perhitungannya yang
Penduduk yang tinggal dalam suatu wilayah makin lama akan semakin
semakin sumpek dan sempit. Untuk itu dalam suatu perencanaan kepadatan
�ℎ ( �)
Kepadatan penduduk=
� � � ℎ( 2)
Keterkaitan wilyah Indonesia satu dengan yang lainnya atau hubungan antara satu
wilayah dengan wilayah lain yang tidak lepas dari suatu system transportasi yang
a. Hirarki jalan
Hirarki jalan di kecamatan dumai kota ini terdiri dari jalan arteri, jalan
b. Panjang jalan
Jalan di kecamatan dumai kota terbagi atas bebrapa hirarki yang berbeda
manusia, sehingga air bersih harus dapat memenuhi standar kualiatas dan
kuantitas untuk di konsumsi oleh manusia. Begitu pula halnya dengan air
bersih, tampa adanya air bersih maka suatu wilayah tidak layak huni. Air
Untuk penemuhan kebutuhan air bersih tidak lepas dari kaidah yang
aspek, seperti aspek lokasi sumber air bersih, kaulitas dan kuantitasnya, cara
yaitu:
2. Kebutuhan kegiatan jasa dan pelayanan umum adalah 30% dari kebutuhan
rumah tangga
60 Liter/hari/orang
Pelayanan x Jumlah Penduduk tahun N
Umum (Liter/detik)
hanya dibutuhkan oleh rumah tangga saja, sektor produktif lainnta juga
membutuhkan energy listrik. Sumber energy listrik dapat berasal dari tenaga
1. Rumah tangga
�� 900 � � � � � �
Kebutuhan rumah tangga =
1000
Keterangan :
a. 1 KK : 5 jiwa
2. Social ekonomi
3. Kebutuhan jalan
cukup berperan dalam perkembangan keamatan dumai kota, karena salah satu
bentuk daerah impian adalah daerah yang bersih secara fisik dan non fisik.
ketersediaan lahan untuk tempat pemusnahan akhur (TPA), bahkan tidak ada
alternative yang sesuai, sehingga kepada masalah yang paling mendasar yaitu
a. perumahan
b. perdagangan&jasa
c. kesehatan pendidikan
1. cara tradisional
2. cara komunal
a. pewadahan
b. pengumpulan
c. pmindahan
d. pengangkutan
e. pengelolaan
f. pembuangan akhir
sampah, bak sampah, peti kemas sampah, gerobak dorong maupun tempat
yang masih sangat rendah serta masalah pada kegiatan pembuangan akhir
alam, untuk itu manusia selalu meningkatkan kemampuan budaya, mulai dari
1. cara pengecilan ukuran yaitu dengan cara diiris- iris ( shredding) dan
bahan tanah.
3. Cara pembakaran yaitu membuat sampah menjadi bahan yang inert (abu)
sebagai energy
Non Domestik 10 %
Pr 0. Sampah domestic x 10 %
Jumlah Produksi sampah
Produksi jumlah sampah domestik + Non. Domestik
75 % ditangan komunal
75 % ditangani komunal x 80 %
1000
Volume buang
( 1 m3 )
Gerobak pengumpul
3
Amrol Truk ( 8 m3 / hari unit)
Gerobak pengumpul
berdasakann sumbernya :
Container 3
5
Gerobak sampah 3
0,5
air.
bencana banjir.
bergerak karena grafitasi yang lambat laun membentuk jalan air yang
Drainase ini dibuat di bawah permukaan tanah, atau dengan kata lain
ditanamkan. Penyebabnya antara lain untuk alasan estetika serta alasan lokasi
perkebunan.
1. Drainase Terbuka
saluran air terutama untuk menampung dan mengalirkan air hujan. Drainase
terbuka yang dibuat di pinggiran kota tidak perlu dilapisi lining. Tetapi
drainase yang dibangun di tengah kota harus dilapisi pelindung seperti beton,
2. Drainase Tertutup
(menyebar) seperti jaringan air bersih, yakni satu pelanggan dapat dilayani
prasarana ini ditentukan oleh kapasitas dari induk jaringan, yang dikenal
distribusikan instalasi Box utama (main Box) , Box kedua (secondary box)
baru ke pelanggan.
informasi dari satu tempat lain yang berjauhan, fasilitas telepon amat
ekonominya.
yang penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman, baik yang
kriteria pemanfaatannya;
Penyediaan RTH
Luas wilayah
Jumlah penduduk
berikut:
ruang terbuka hijau di perkotaan terdiri dari RTH Publik dan RTH privat;
proporsi RTH pada wilayah perkotaan adalah sebesar minimal 30% yang
terdiri dari 20% ruang terbuka hijau publik dan 10% terdiri dari ruang
apabila luas RTH baik publik maupun privat di kota yang bersangkutan
telah memiliki total luas lebih besar dari peraturan atau perundangan yang
luas RTH per kapita sesuai peraturan yang berlaku. Luas Ruang Terbuka
L = 0,04 x P
P : jumlah penduduk
kelurahan
kecamatan
480.000 jiwa : Taman Kota di Pusat Kota, Hutan Kota (di dalam/kawasan
RTH kategori ini meliputi: jalur hijau sempadan rel kereta api, jalur
berupa RTH sempadan sungai, RTH sempadan pantai, dan RTH pengamanan
dan industri yang tinggi, maka luasan RTH yang diperlukan harus mampu
dan angin laut tetapi mempunyai jumlah kendaraan, industri besar, menengah
dan kecil sangat banyak, maka penetapan luasan RTH/hutan kota harus
Dengan :
Pi = Jumlah penduduk.
pengatur iklim mikro agar sistem sirkulasi udara dan air secara alami
sebagai peneduh
produsen oksigen
penahan angin.
2. Fungsi ekonomi:
dan lain-lain.
3. Fungsi estetika:
tidak terbangun.
yang cukup serta memadai dan lengkap. Untuk itu untuk kedepannya,
tersebut.
suatu daerah, maka hal yang lebih dahulu dilakukan adalah menganalisa
penduduk.
� �� � � � �
� � � �
Jenis
Standar Luas
No sarana kriteria
penduduk lahan
pendidikan
kelompok keluarga.radius
pencapaian <500M
kelompok keluarga.radius
pencapaian <1000M
lapangan. Radius
Jenis
Standar Luas
No sarana kriteria
penduduk lahan
pendidikan
pencapaian 1500 M
lapangan. Radius
pencapaian 1500 M
kesehatan yaitu :
Rumus :
� � � � �
� � �
posyandu
pengobatan
pembantu lingkungan
bersalin lingkungan
pelayanan
pemerintah
kelompok keluarga
Rumus :
� �
� � �
keterangan :
yaitu :
rumus :
�ℎ
� �
Adapun kriteria dari sarana perekonomian tersebut dapat dilihat pada tabel
berikut
permukiman
(RW)
Analisa Penduduk
Proyeksi Penduduk
Tujuan : Untuk
selanjutnya pertumbuhan penduduk
adalah sama untuk setiap
mengetahui tahun, yang artinya
jumlah pertambahan absolute tiap
penduduk yang tahun semakin besar
akan datang
Prasarana
Sarana
Air bersih
Pendidikan, Jalan dan
Listrik
Kesehatan, drainase
Peribadatan dan Telekomunikasi
Olahraga Persampahan
Analisa
Kebutuhan Analisa Kondisi dan
Sarana Kebutuhan Prasarana
Tujuan : Untuk
di suatu wilayah sarana serta
pendeskripsian jenis
mengetahui jumlah sarana tersebut
kebutuhan tiap Metode Kualitatif :
jenis sarana Membandingkan
antara jumlah sarana
yang ada dengan
jumlah pengguna
sarana tersebut
Tujuan : Untuk
wilayah pendeskripsian jenis
prasarana tersebut
mengetahui jumlah Metode Kualitatif :
kebutuhan tiap Membandingkan
jenis prasarana antara jumlah
prasarana yang ada
dengan jumlah
pengguna prasarana
tersebut
LINGKUNGAN :
Penggunaan Lahan :
KondisiFisikAlam KondisiLingkung
Data TGL
anEksisting
FotoLapangan
Peta TGL,
KondisiFisikAlam
PemanfaatanRuang
Identifikasikawasanpelayanan
Analisisstrukturruangmakro
Analisisstrukturruangmikro
Kapasitas dan
Analisis distribusi merupakan analisis fasilitas dan utilitas Perhitungan jumlah utilitas di wilayah
yang dilakukan untuk mengetahui fasilitas dan utilitas serta studi.
pola distribusi fasilitas dan utilitas utilitas pendeskripsian jenis
yang menunjang aktifitas yang ada. fasilitas dan utilitas
Tujuan : tersebut.
Untuk mengetahui persebaran Metode Kualitatif :
fasilitas dan utilitas dan bagaimana Memberikan gambaran
pola penyebarannya. tentang kualitas fasilitas
dan utilitas yang ada
Pola jaringan
diwilayah studi.
3 Analisis tingkat Pengertian : Metode Kuantitatif : Tingkat pelayanan
pelayanan Merupakan analisis untuk utilitas dan Dengan menghitung fasilitas dan utilitas.
ANALISIS
PERDAGANGAN
DAN JASA
Analisis Jangkauan
Pelayanan
Analisa Tata Bangunan
Analisa Penataan
Koridor Jalan
Rencana Pengembangan
Perdagangan dan Jasa
Kota.
Evaluasi Proses
Pada evaluasi ini kita terlebih dahulu harus melihat bagaimana proses yang
Evaluasi Dampak
Pada tahap ini kita akan melihat apakah program yang dilaksanakan sudah
dengan wilayah studi, hal ini dapat dijabarkan pada table matriks sasaran
BAB V
MANAJEMEN PELAKSANAAN
Jasa Terpadu” perlu disusun struktur organisasi yang jelas untuk membangun
dan perencanaan yang digunakan untuk perencanaan ini adalah mencankup ketua,
bendahara, dan pembagian tugas pada masing-masing sector antara lain Sektor
Fisik, Sektor Ekonomi, Sektor Demografi, Sektor Sarana dan Prasarana, Sektor
Sarana Pendukung.
1. Ketua Pelaksana
perencanaan,
2. Bendahara
perencanaan.
3. Sektor Fisik
4. Sektor Ekonomi
seperti :
a) Pertokoan
b) BANK
c) Perkantoran
d) Pasar
5. Sektor Demografi
rencana tata ruang langsung atau tidak langsung bertujuan untuk memenuhi
keendudukan yaitu :
Dalam sector sarana bertanggung jawab atas data data prasarana berikut :
a) Sarana pendidikan
b) Sarana kesehatan
c) Sarana peribadatan
e) Sarana sampah
f) Sarana ekonomi
Dalam sektor prasarana bertanggung jawab atas data data prasarana berikut :
a) Jaringan jalan
c) Jaringan listrik
d) Jaringan drainase
apabila dalam penyediaan peralatan pendukung ini tidak lengkap akan dapat
yang harus kita lakukan sebagai seorang penyedia sarana pendukung tersebut
kita harus bisa menyediakan apa yang kita perlukan salah satu contohnya
Struktur Organisasi
KETUA
BENDAHARA PEMETAAN
Pembagian ini dibagi per-Bab. Adapun pembagian Tugas laporan Ustek ini adalah
sebagai berikut :
BAB I Pendahuluan
Dikerjakan oleh :
- Ibnu Muchlis
Dikerjakan oleh :
- Deza Juliantika
Dikerjakan oleh :
- Nola Revinda
Dikerjakan oleh :
Dikerjakan oleh :
- Ade Firmansyah
- Ari Suhendra
penyelesaian selama 6 (enam) bulan atau waktu yang ditetapkan oleh dosen
pembimbing.
dilaksanakan pada tanggal 12 s/d 16 Maret 2017 lokasi yang menjadi tempat
survey dan pengumpulan data berada di Kota Dumai tepat nya di Kecamatan
Dumai Kota sebagai kawasan studi adalah Ibu Kota Kecamatan yaitu Kelurahan
Dumai Kota”. Kecamatan Dumai Kota dan Kelurahan Dumai Kota sebagai
tempat pengambilan data Kota serta beberapa tempat Perdagangan sebagai lokasi
potensi Kota. Adapun Penggunaan Waktu yang telah ditetapkan tersebut adalah
sebagai berikut:
Tabel 5.1. Jadwal Kegiatan Pelaksanaan Pekerjaan Studio Kota Kelurahan Dumai Kota, Kecamatan Dumai Kota, Kota Dumai
I Kegiatan Pelaksanaan
1 Persiapan Survey
2 Survey Lapangan
3 Pembuatan Laporan
4 Diskusi
5 persentase
II Pembuatan Laporan
1 Laporan
Pendahuluan
2 Laporan (USTEK)
3 Laporan Akhir