Disusun oleh
YUSUF HAIDAR AL MANIQ
NIM
A018037
Mengesahkan,
Ketua Program Studi
D3 Metrologi dan Instrumentasi,
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan laporan Kerja Praktik
Lapangan ini. Penulisan laporan Kerja Praktik Lapangan ini dilakukan dalam
rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Diploma Tiga
Akademi. Penulis menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai
pihak, dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan laporan Kerja Praktik
Lapangan ini, sangat sulit bagi penulis untuk menyelesaikan laporan Kerja
Praktik Lapangan ini. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Ibu Drs. Irawati Dewi Syahwir, S.T., M.T., selaku dosen pembimbing yang
telah menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan penulis
dalam penyusunan laporan Kerja Praktik Lapangan ini;
2. Pihak Bidang Metrologi Legal Dinas Perindustrian Dan Perdagangan
Kabupaten Pasuruan yang telah banyak membantu dalam usaha memperoleh
data yang penulis perlukan;
3. Bapak Faisal Irjik, ST, MM. selaku KASI STANDARISASI DAN PELAYANAN,
Ibu Mery Kurniawati, S.Si. selaku KASI SARANA DAN PENYULUHAN
KEMETROLOGIAN, bapak Yusuf Fauzie C, SH, bapak M. Zidni Nuron, S.Si
dan bapak Rony, ST selaku Penera yang telah membimbing saya selama
berada di Bidang Metrologi Legal Dinas Perindustrian Dan Perdagangan
Kabupaten Pasuruan.
4. Orang tua dan keluarga saya yang telah memberikan bantuan dukungan
material dan moral;
5. Sahabat yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan laporan
Kerja Praktik Lapangan ini.
Akhir kata, penulis berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas
segala kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga laporan Kerja
Praktik Lapangan ini membawa manfaat bagi pengembangan ilmu.
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN.............................................................................. i
iii
BAB III HASIL PELAKSANAAN KPL ............................................................ 15
iv
DAFTAR GAMBAR
v
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Jumlah Skala Verifikasi.................................................................... 10
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
4
5
∈ 𝑀𝑐 = 0 G (2.1)
sin φ Gg
LI cos 𝛼 = Gg sin 𝛼 → L = (2.2)
cos φl
𝐺𝑔
L= tan𝛼 = 𝑐 tan𝛼 , Artinya L besar, 𝛼 juga besar,
𝑙
2.3.4 Tuas
Di mana,
R = Ketidaktetapan (Repeatability)
𝑃𝑖 = Penunjukan timbangan ke-i (1,2,...n)
𝑃 ̅ = Penunjukan rata-rata timbangan
𝑛 = Jumlah penimbangan atau pengujian
Nilai “R” tidak boleh lebih besar dari nilai absolut 1 (satu) kali BKD.
12
15
16
d. Misi
1) Meningkatkan pelayanan tera dan tera ulang Alat Ukur Takar
Timbang dan Perlengkapannya (UTTP), serta pengujian
Barang Dalam Keadaan Tertutup (BDKT)
2) Meningkatkan Sistem sarana dan prasarana pengelolahan
kemetrologian beserta pendukungnya.
3) Menertibkan pengguna satuan ukuran berdasarkan satuan
system internasional.
4) Meningkatkan kualitas SDM Kemetrologian.
3.1.3 Tugas Pokok dan Fungsi
Dalam hal pelayanan Tera/Tera Ulang, Dinas Perindustrian dan
Perdagangan Kabupaten Pasuruan telah memiliki aset berupa
sumber daya manusia Kemetrologian sebanyak empat orang Penera,
seperangkat peralatan standar uji (UTTP massa, volume, dimensi,
suhu, arus dan waktu) serta kendaraan operasional yang memadai.
Untuk mendukung pelaksanaan Kemetrologian, Dinas Perindustrian
dan Perdagangan Kabupaten Pasuruan juga melakukan Sosialisasi
Kemetrologian di 43 titik dengan sasaran pemilik alat ukur di Pasar
Daerah, Pasar Desa dan Kecamatan.
Dalam pelaksanaannya tugas pokok dan fungsi yang diatur
dalam Peraturan Bupati Nomor 65 Tahun 2016 Tentang Kedudukan,
Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Serta Tata Kerja Dinas
Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Pasuruan pada Pasal 11
yaitu :
(1) Bidang Metrologi Legal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3
ayat (1) huruf d, mempunyai tugas melaksanakan perencanaan
kegiatan pembinaan dan pengendalian Metrologi Legal.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana ayat (1), Bidang
Metrologi Legal, mempunyai fungsi :
a. pelaksanaan perencanaan program kegiatan kemetrologian;
b. pelaksanaan pengawasan dan pengendalian sumber daya
manusia metrologi;
c. pelaksanaan koordinasi, rekomendasi penilaian standard
ukuran dan laboratorium;
d. pelaksanaan verifikasi standard satuan ukuran;
17
menjungkit ke bawah maka buka sekrup pada bobot ingsut lalu kurangi
sejumlah timah posisi jarum terhadap tolok setimbang. Jika jarum
menjungkit ke atas maka perpanjang jarak batang penjungkit lantai
muatan AB dengan cara memutar baut dengan kunci khusus ke arah
kiri atau dapat juga dengan kunci pas.
Lalu dilakukan pengaturan panjang AB sampai jarum setimbang
terhadap tolok. Jika jarum menjungkit ke bawah maka perpendek jarak
batang penjungkit lantai muatan AB dengan cara memutar baut
dengan kunci khusus ke arah kiri atau dapat juga dengan kunci pas.
3.3.3 Pengujian Tera/Tera Ulang
Sebelum pengujian dilakukan persiapan terlebih dahulu seperti
memastikan timbangan dalam keadaan bersih, kering dan tidak
berkarat, di sini juga diperiksa bahan dan konstruksi timbangan lalu
timbangan diposisikan dalam keadaan datar. Saat pengujian di Bidang
Metrologi Legal Pasuruan terdapat perbedaan dalam urutan dan ada
pengujian yang tidak dimasukkan dalam tabel cerapan.
Pengujian pertama yang dicatat dalam cerapan adalah pengujian
repeatability dengan tahapan penyetelan nol timbangan lalu
timbangan dimuati dengan anak timbangan standar pada muatan
maksimal. Untuk menguji timbangan sentisimal lantai muatan ditarik
dan dilepaskan lalu mengamati penunjukan indeks atau tolok. Jika
penunjukan indeks atau tolok menjungkit ke atas, maka beri imbuh ke
piring gantung anak timbangan sebesar BKD. Sedangkan, jika
penunjukan indeks atau tolok menjungkit ke bawah, maka diberi imbuh
ke lantai penerima muatan sebesar BKD. BKD pada piring gantung
1:100 dengan BKD pada lantai penerima muatan. Untuk mengetahui
kesalahan pada timbangan sentisimal dilakukan pengujian minimal
sebanyak tiga kali. Dari pengujian dihitung selisih penunjukan dan
selisih terbesar tidak boleh melebihi BKD untuk muatan uji.
Setelah dilakukan pengujian kebenaran dilanjutkan pengujian
eksentrisitas. Pengujian eksentrisitas dilakukan dengan muatan yang
sesuai dengan skala maksimum gandar utama. Sebelum pengujian,
timbangan sentisimal di setel nol terlebih dahulu setelah itu baru
dimuati anak timbangan standar pada posisi yang diuji lalu indeks atau
tolok diamati penunjukannya. Jika penunjukan indeks atau tolok
26
Kelas Timbangan yang diuji adalah Kelas III dan AT standar yang
digunakan minimal yaitu 𝑀1,𝑀2,𝑀3, dan untuk massa ≥ 50𝑘𝑔 ∶ 𝑀1-
2 ,𝑀2-3.
• BKD
Berdasarkan Kelas Timbangan III maka nilai BKD timbangan yang
diuji adalah
±0,5𝑒 = ± 50 𝑔 → 0 ≤ 𝑚 ≤ 50 𝑘𝑔
±1,0𝑒 = ± 100 𝑔 → 50 𝑘𝑔 < 𝑚 ≤ 200 𝑘𝑔
±1,5𝑒 = ± 150 𝑔 → 200 𝑘𝑔 < 𝑚
2 3
1
4 5
muatan uji = 40 kg
Muatan
Posisi Uji AL IL+AL E=IL+AL-AL-L
(L)
1 40 0,1 40 -0,1
2 40 0,1 40 -0,1
3 40 0,1 40 -0,1
4 40 0,1 40 -0,1
5 40 0,1 40 -0,05
BKD= Kg SAH BATAL
kg, pada titik perubahan BKD muatan yang digunakan sebesar 20 kg,
60 kg, dan 100 kg. Dan kapasitas maksimumnya sebesar 200 kg. Dari
hasil pengujian dinyatakan SAH karena pada masing- masing muatan
uji memiliki kesalahan penunjukan yang tidak melebihi BKD.
Pengujian kepekaan bertujuan untuk mengetahui kinerja atau
kemampuan timbangan terhadap perubahan kecil muatan. Pada
pengujian ini dilakukan dengan cara menimbang maksimum sebesar
200kg kemudian pada lantai muatan ditambah imbuh sebesar BKD
yaitu 100 gram. Kemudian penera mengamati tolok jika tolok bergerak
kurang dari 2 mm maka dinyatakan “TIDAK SAH” dan jika tolok
bergerak lebih dari 2 mm maka” SAH”. Pada praktikum yang penera
lakukan ternyata tolok bergerak lebih dari 2 mm sehingga pengujian
dinyatakan “SAH”.
Pengujian kemiringan ini bertujuan kondisi timbangan ketika
dalam keadaan miring yang tentunya di batas kemiringan yang
diizinkan. Penera memberikan bantalan berupa sarung tangan
kemudian muati dengan 50 % kapasitas maksimum yang sebesar 100
kg. karena tolok lebih bergerak ke atas sehingga penera menambah
imbuh sesuai BKD pada lantai muatan. Kemudian tolok bergerak
menuju ke posisi setimbang sehingga pengujian kemiringan
dinyatakan “SAH”. Hal ini dikarenakan imbuh yang diberikan masih
dalam rentang BKD.
Pengujian gandar utama ini bertujuan untuk memastikan
kebenaran dari penunjukan skala pada gandar utama. Pengujian ini
dilakukan dengan cara memberikan muatan sesuai dengan maksimum
dari skala gandar utama kemudian letakan skala gandar utama pada
kondisi maksimum dan amati tolok. Pada praktikum ini penera melihat
ternyata tolok bergerak ke atas sehingga penera memberikan imbuh
sebesar 1gram pada piringan & 50 gram pada lantai muatan karena
perbandingan antara piringan dan lantai muatan 1 : 100 sehingga
sama seperti menaruh 0,5 gram pada piring muatan. Setelah diamati
ternyata tolok berada pada titik kesetimbangan sehingga pengujian
dinyatakan “SAH” karena imbuh yang diberikan masih dalam rentang
BKD yaitu 50 gram.
31
33
DAFTAR PUSTAKA
Syarat Teknis Timbangan Bukan Otomatis (Keputusan Direktur Jenderal
Standardisasi dan Perlindungan Konsumen No. 131/SPK/KEP/10/2015)
34
LAMPIRAN
Lampiran 1
Permohonan Izin Pelaksanaan KPL
Lampiran 2
Logbook Bimbingan KPL
Lampiran 3
Daftar Hadir KPL
Lampiran 4
Dokumentasi Kegiatan KPL