“Perkotaan Kreatif”
Disusun Oleh:
Wisma Aulina Yosia D. C. 155040100111007
Putri Damayanti Widodo 155040100111010
Melinda Trirahayu 155040100111011
Ghufron Wahyu 155040100111013
Katrin Yeskabajili 155040100111074
Mediana Rofika Y. 155040100111075
Susanti Evie Sulistiowati 155040100111082
Millat Hanif 155040100111091
Miranda Dewi P. 155040100111099
Kelas: A
Kelompok: 1
ii
4.4 Hasil Perhitungan Kelayakan Usaha (RC Rasio, BEP Harga,
BEP Unit dan BEP Rupiah) ................................................ 23
4.4.1 Perhitunagn RC Rasio ................................................ 23
4.4.2 Perhitungan BEP Unit ................................................ 23
4.4.3 Perhitugan BEP Harga ................................................ 23
4.4.4 Perhitungan BEP Rupiah ........................................... 23
4.5 Deskripsi Permaslaahan ...................................................... 24
4.6 Solusi ................................................................................... 25
5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ......................................................................... 26
5.2 Saran .................................................................................... 26
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................... 27
LAMPIRAN ...................................................................................... 29
iii
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
iv
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ilmu usahatani adalah ilmu yang mempelajari cara-cara menentukan,
mengorganisasikan dan mengkoordinasikan penggunaan faktor-faktor produksi
seefektif dan seefisien mungkin sehingga produksi pertanian dapat menghasilkan
pendapatan petani yang lebih besar. Dalam sistem usaha tani dikenal salah satu
konsep pertanian perkotaan (urban farming). Pada masa sekarang ini, dirasakan
urban farming merupakan salah satu kebutuhan. Masyarakat perkotaan yang telah
terbiasa tergantung pada pasar konvensional dalam memenuhi kebutuhan
hidupnya terutama pada sector pertanian harus mulai merubah kebiasaannya.
Konsep urban farming atau dikenal dengan pertanian perkotaan adalah
pertanian yang memanfaatkan lahan tidur di perkotaan yang dikonversi menjadi
lahan pertanian produktif hijau yang dilakukan oleh masyarakat dan komunitas
sehingga dapat memberikan manfaat bagi mereka. Pertanian perkotaan
merupakan gerakan kembali ke alam, promosi bertani organik, usaha
mempercantik kota, pendidikan lingkungan untuk warga, hobi dan sebagai mata
pencaharian (Purwanto, 2010). Dengan adanya usahatani perkotaan kreatif ini
diharapkan dapat meningkatkan kreatifitas, dan inovasi.
Jika usahatani perkotaan kreatif dilakukan dengan lebih terukur, terarah,
dan didukung dengan teknologi dan gotong royong, maka di masa mendatang
akan menjadi model rekreasi, ekonomi dan kewirausahaan, kesehatan dan
kesejahteraan serta pemulihan dan perbaikan lingkungan hidup. Oleh karena itu,
perlu diadakannya penerapan usaha tani yang berbasis perkotaan kreatif yang
mulai di terapkan di masyarakat-masyarakat kota.
Konsep urban farming kami terapkan pada praktikum kali ini adalah
memanfaatkan lahan seluas 2 m x 4 m dengan menggunakan wadah yaitu peti
bekas telur sebagai tempat media tanam. Kemudian desain kerangka yang
digunakan menggunakan bambu dan shading net. Bambu dibuat sebagai pondasi
kerangka usaha tani dan shading net dibentuk menyerupai tenda. Tanaman yang
dibudidayakan pada usahatani ini yaitu komoditas tanaman kailan.
2
1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui tentang usahatani perkotaan kreatif,
2. Untuk memahami cara analisis biaya usahatani dan menghitung kelayakan
usahatani,
3. Untuk lebih memahami tentang komoditas kailan yang dibudidayakan, dan
4. Untuk menentukan kelayakan usahatani kailan untuk dikembangkan.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
sehingga bisa meresapkan air dan mampu menciptakan sirkulasi udara yang baik
untuk pertumbuhan perakaran tanaman. Dari segi kekuatan, pot kayu tidak mudah
pecah atau retak jika terkena benturan. Namun, wadah kayu ini mudah lapuk jika
terkena air dan tanah dan jika kualitas kayunya kurang baik bisa menjadi sarang
rayap. Memilih kayu sebagai wadah tanaman paling lama hanya bisa bertahan
selama tiga tahun (Redaksi AgroMedia, 2007). Wadah kayu ini disusun secara
horizontal berbentuk persegi untuk menghemat tempat. Di atasnya, dilakukan
naungan dengan shading net untuk melindungi tanaman. Penaung juga berfungsi
untuk menahan laju air ketika hujan. Curah huja dari lagit menjadi percikan kecil
seperti kabut begitu melewati shading net. Proses ini dapat mencegah
melimpahnya air di pot (Soedijono, 2010).
atau chinese kale. Kailan biasanya dipanen pada umur 50-70 hari setelah tanam,
tetapi belakangan muncul tren baby kailan atau kailan muda dengan panjang
keseluruhan tanaman hanya 10-15 cm dan umumnya dipanen 30 hari sesudah biji
ditanam. Klasifikasi ilmiah tanaman kailan menurut Samadi (2013) adalah:
Divisi : Magnoliophyta
Subdivisi : Angiospermae
Sub Kelas : Dillendidae
Famili : Cruciferae
Genus : Brassica
Spesies : Brassica oleracea var. acephala
Kailan memiliki batang tegak dan berkecambah serta muncul bunga
berwarna putih di pucuk tanaman dengan diameter batang berkisar 3-4 cm. Daun
pada kailan berbentuk bulat memanjang dan mempunyai warna hijau tua. Daun
tanaman kailan relatif tebal (Samadi, 2013).
Syarat tumbuh tanaman kailan menurut Wahyudi (2010) yaitu:
1. tipe tanah : lempung sampai lempung berpasir, gembur, dan
mengandung bahan organik.
2. pH tanah optimum: 6,0-6,8.
3. ketinggian tempat : 700-1500 m dpl.
4. persyaratan lain : lokasi terbuka dan memperoleh sinar matahari langsung
serta drainase air lancar.
2.4 Tinjauan Biaya, Penerimaan, dan Pendapatan Usahatani
Menurut Witjaksono (2006), biaya adalah pengorbanan sumber daya untuk
mencapai suatu tujuan tertentu. Sebagai akuntan mendefinisikan biaya sebagai
satuan moneter atas pengorbanan barang dan jasa untuk memperoleh manfaat
dimasa kini atau masa yang akan datang. Menurut Riwayadi (2006), biaya
produksi adalah biaya yang terjadi pada fungsi produksi, dimana fungsi produksi
merupakan fungsi yang mengolah bahan baku menjadi barang jadi.
Menurut Raharjo dan Manurung (2006) biaya-biaya tersebut dapat
diklasifikasikan sebagai berikut.
6
TC = TVC + TFC
TR = P x Q
Menurut Kotler dan Keller (2008), pemasaran adalah suatu proses sosial
dan manajerial yang digunakan individu, rumah tangga ataupun organisasi untuk
memperoleh kebutuhan dan keinginan mereka dengan cara menciptakan dan
mempertukarkan produk dan nilai dengan pihak lain. Dari definisi di atas, dapat
dikatakan bahwa kebutuhan yang ingin didapatkan oleh seorang produsen ialah
keuntungan atau dengan kata lain uang. Oleh karena itu, pihak produsen akan
menukarkan produknya dengan pihak lain yaitu konsumen yang mana akan
membayar produk yang dibelinya dengan uang yang ia miliki.
Sebagian masyarakat mengartikan pemasaran ini sebagai suatu kegiatan
yang hanya melakukan penjualan dengan periklanan. Namun periklanan memang
bagian dari suatu strategi pemasaran. Oleh karenanya, tidak salah apabila
masyarakat mengartikan pemasaran sebagai suatu kegiatan periklanan. Pemasaran
merupakan salah satu strategi yang menghubungkan produsen dengan konsumen
sehingga produsen dapat dengan mudah mencapai kebutuhannya. Pemasaran
sendiri bertujuan untuk menarik pembeli dalam mengkonsumsi prosduk yang
ditawarkan (Tjiptono, 2008). Strategi pemasaran memiliki peranan penting dalam
rencana pemasaran suatu perusahaan untuk mencapai tujuan pemasarannya.
Strategi pemasaran haruslah memberikan gambaran yang jelas dan terarah tentang
apa yang dilakukan perusahaan dalam menggunakan setiap kesempatan atau
peluang pada beberapa pasar sasaran.
Menurut Kotler dan Keller (2008), bauran pemasaran terdiri atas:
1. Produk, merupakan mengelola unsur produk termasuk perencanaan dan
pengembangan produk atau jasa yang tepat untuk dipasarkan. Mutu produk
juga diperhatikan dalam bauran ini, sehingga produk barang tidak hanya
memperhatikan penampila, tetapi juga merupakan produk yang aman, tidak
mahal, berkualitas baik, sederhana, serta ekonomis dalam proses produksi dan
distribusinya.
2. Harga (Price), suatu sistem manajemen perusahaan yang akan menentukan
harga dasar yang tepat bagi produk atau jasa dan harus menentukan strategi
yang menyangkut potongan harga, pembayaran ongkos angkut, dan berbagai
variabel bersangkutan. Harga adalah sejumlah nilai yang ditukarkan
10
Mengambil 10 wadah bekas telur dan menaruh karung pada wadah bekas telur
sebagai alas
Menaruh 10 wadah berkas telur tersebut secara berjajar pada areal lahan yang
sudah disediakan
Menempatkan bambu pada ke empat sisi dan 1 bambu pada bagian tengah
Menempatkan bambu yang sudah dipotong dan tanam bambu ke dalam tanah
yang sudah dilubangi
sisi lebih panjang. Setelah itu melubangi tanah dengan linggis dan menempatkan
empat bambu pada keempat sisi kemudian satu bambu pada bagian tengah.
Setelah bambu tertanam dengn kokoh, pasangkan shading net di atas bambu
kemudian ikatkan dengan tali rafia. Desain kerangka usaha tani ini dibentuk
menyerupai tenda. Setelah diikatkan desain usaha tani perkotaan pun siap
digunakan.
Melakukan transplanting bibit kalian yang telah berumur dua minggu kedalam
peti telur yang telah terisi media tanam
pada petit elur yang telah terisi media tanam. Melakukan perawatan setiap hari,
baik penyiraman dan juga penyiangan. Untuk mengurangi serangan hama, berikan
pestisida organik. Ketika tanaman berumur 8 mst, kailan siap untuk dipanen dan
dilakukan proses pasca panen.
Menghampiri konsumen
1. Price
Dalam proses pemasaran harga yang ditawarkan untuk produk kailan yaitu
Rp 5.000/pack. Dimana harga tersebut berdasarkan BEP yang telah dianalisis
sehingga ketika penjualan mendapatkan laba yang ingin dicapai.
2. Product
Kualitas produk yang ditawarkan, kailan yang diproduksi menggunakan
alat dan bahan organik sehingga produk yang ditawarkan termasuk sayuran
organik.
3. Promotion
Promosi yang dilakukan dalam proses penjualan dilakukan dengan
menawarkan secara langsung produk kailan kepada pelanggan. Selain itu
dalam proses promosi produk kailan lebih mengunggulkan produk yang
diproduksi sehingga pembeli lebih tertarik.
4. Place
Dalam proses pemasaran produk kailan, tempat yang dipilih yaitu tempat
dimana banyak orang yang diharapkan dapat tertarik untuk membeli produk
kailan yang ditawarkan.
3.4 Perhitungan Biaya hingga Pendapatan (Profit)
Jumlah total biaya variabel alat dan bahan dan biaya variable tenaga kerja
16
Jumlah 51.600
Tenaga Kerja
Laki-laki
Perawatan 2.700
4 6 0,03 0,015 30.000
semai
22
Biaya
Biaya penyusu
Harga Harga
Tahun penyu tan/
Kom- Jumlah awal/ akhir/
Satuan eko- sutan/ musim
ponen unit unit unit
nomis tahun tanam
(Rp) (Rp)
(Rp) (Rp)
Kotak 3.750
9 Kotak 3.000 500 1 22.500
Telur
Linggis 1 Buah 35.000 10.000 15 1.667 278
Tali 417
1 Gulung 2.500 - 1 2.500
Rafia
Jumlah 42.467 7.078
Lahan
Keterangan Satuan Biaya per tahun (Rp) Biaya per musim (Rp)
Jumlah 3.300
4.4 Hasil Perhitungan Kelayakan Usaha (R/C, BEP Unit dan Rupiah)
4.4.1 Perhitungan R/C:
𝑇𝑅
R/C = 𝑇𝐶
𝑅𝑝 125000
= 𝑅𝑝 110.278
= 1,13
4.4.2 Perhitungan BEP Unit dan BEP Harga:
𝑇𝐶
BEP Unit = 𝑃
𝑅𝑝 110.278
=
𝑅𝑝 5000
= Rp 4.411
24
5.1 Kesimpulan
Pertanian perkotaan (urban farming) adalah suatu aktivitas pertanian di
dalam atau di sekitar perkotaan yang melibatkan ketrampilan, keahlian, dan
inovasi dalam budidaya dan pengolahan makanan. Pada penerapan urban farming
ini kami membudidayakan tanaman kailan dimana pada setiap musim tanamanya
dapat memproduksi sekitar 90 tanaman.
Pada penanaman pertama, didapat pemasukan sebesar Rp 125.000 yang
didapat dari penjualan produk kailan. Sedangkan untuk input yang digunakan
pada penanaman kailan pada musim pertama yang terdiri dari biaya variabel dan
biaya tetap, biaya tetap yang digunakan yaitu dengan menghitung biaya
penyusustan dari alat yang digunakan. Total biaya yang dikeluarkan yaitu sebesar
Rp 110.278. Dari jumlah pemasukan dan pengeluaran diketahui terjadi
keuntungan sebesar Rp 14.722.
Sedangkan dalam analisis kelayakan usahatani diperoleh nilai Revenue
Cost Ratio (R-C Rasio) sebesar lebih dari 1, di mana apabila usaha penanaman
kailan ini dilanjutkan akan mendapat untung dengan penngembalian modal pada
penjualan 23 pack kailan dengan BEP rupiah sebesar Rp 110.278.
5.2 Saran
Adapun saran yang diberikan adalah:
1. Penempatan kotak telur tidak diletakkan secara langsung di bawah tanah
karena akan mengakibatkan pertumbuhan tanaman akan terganggu oleh
pertumbuhan gulma.
2. Penggunaan pestisida organik lebih intensif untuk mencegah hama
mengganggu pertumbuhan tanaman.
3. Penyiangan gulma lebih intensif untuk mencegah adanya kompetisi antara
gulma dan tanaman yang akan berdampak pada kuantitas produksi tanaman.
4. Penempatan praktikum lapang dilakukan di tempat yang memiliki perlakuan
yang sama seperti perlakuan cahaya, karena faktor cahaya merupakan salah
satu faktor yang akan mempengaruhi pertumbuhan tanaman.
27
DAFTAR PUSTAKA
Agata, Lintang. 2012. Teknik Budidaya Tanaman Kailan (Brassica oleraceae Var.
Achepala) di Upt Usaha Pertanian Aspakusa Makmur Teras Boyolali.
Skripsi Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas
Maret. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.
Aswita Pohan, Ria. 2008. Analisis Usahatani dan Faktor-faktor yang
mempengaruhi pendapatan petani wortel. Medan : Universitas Sumatera
Utara.
Bastian Bustami & Nurlela. 2006. Akuntansi Biaya. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Daryanto. 2011. Sari Kuliah Manajemen Pemasaran. Bandung: PT Sarana
Tutorial Nurani Sejahtera.
Giatman. 2007. Ekonomi Teknik. Jakarta: Rajawali Press.
Guan, Liming., Don R. Hansen., dan Maryanne M. Mowen. 2009. Cost
Management. 6th edition. South-Western: Cengage Learning.
Halim, Abdul. 2008. Dasar-dasar Akuntansi Biaya, Edisi Keempat, Cetakan
Ketigabelas. Yogyakarta: BPFE-Universitas Gajah Mada.
Hanafie, Rita. 2010. Pengantar Ekonomi Pertanian. Jogyakarta: Andi offset.
Harahap, Sofyan Safri, 2006. Teori Akuntansi. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.
Hendra, Heru Agus dan Agus Andoko. 2014. Bertanam Sayuran Hidroponik Ala
Paktani Hydrofarm (Bagian 1). Jakarta: AgroMedia Pustaka.
Hernanto, Fadholi. 2011. IlmuUsahatani. Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Umar. 2009. Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, Edisi II. PT.
Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Kotler, Philip dan Kevin L. Keller. 2008. Manajemen Pemasaran. Jilid Satu, Edisi
Kedua Belas, Cetakan Ketiga, dialih bahasakan oleh Benjamin Molan.
Jakarta: PT Indeks.
Lanarc, HB. 2013. The Urban Farming Guidebook: Planning for the Business of
Growing Food in BC’s Towns dan Citie.
Moehar. 2001. Pengantar Ekonomi Pertanian. Jakarta: Bumi Aksara.
Noor, Moch Yanuar Rezkyan. 2013. Analisis Kinerja Promosi Berbasis Edukasi
Pelanggan dan Kepercayaan Pelanggan Terhadap Loyalitas Pelanggan
(Survei Pada Pelanggan Treatment Baby Spa DF Clinic Bandung).
Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Pangadaheng, Yanti. 2012. Analisis Pendapatan Petani Kelapa di Kecamatan
Saliabu Kabupaten Talaud. Skripsi, Universitas Sam Ratulangi Manado
Hal. 14
Pramono. 2009. Perkecambahan Benih. Jakarta: Penebar Swadaya.
Purwanto. 2010. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
28
LAMPIRAN
Dokementasi