Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN PRAKTIKUM USAHA TANI

“Perkotaan Kreatif”

Disusun Oleh:
Wisma Aulina Yosia D. C. 155040100111007
Putri Damayanti Widodo 155040100111010
Melinda Trirahayu 155040100111011
Ghufron Wahyu 155040100111013
Katrin Yeskabajili 155040100111074
Mediana Rofika Y. 155040100111075
Susanti Evie Sulistiowati 155040100111082
Millat Hanif 155040100111091
Miranda Dewi P. 155040100111099
Kelas: A
Kelompok: 1

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2016
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL .................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................... iv
DAFTAR TABEL ........................................................................... iv
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................... 1
1.2 Tujuan ................................................................................. 2
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Usahatani Perkotaan Kreatif ................................ 3
2.2 Tinjauan Design Usahatani Perkotaan Kreatif .................... 3
2.3 Tinjauan Komoditas ............................................................ 4
2.4 Tinjauan Biaya, Penerimaan dan Pendapatan Ushatani ...... 5
2.5 Tinjauan Kelayakan Ushatani ............................................. 6
2.6 Tinjauan Pemasaran ............................................................ 9
3. METODELOGI
3.1 Teknik Pembuatan Design Ushatani Perkotaan Kreatif ..... 11
3.2 Teknik Budidaya ................................................................. 13
3.3 Teknik Pemasaran ............................................................... 14
3.4 Alur Perhitungan Biaya Hingga Pendapatan ...................... 15
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Kegiatan Budidaya ................................ 17
4.2 Gambaran Umum Kegiatan Pemasaran .............................. 19
4.3 Hasil Perhitungan Pendapatan (TVC, TFC, TC, TR dan
Profit ................................................................................... 21
4.3.1 Total Variable Cost .................................................... 21
4.3.2 Total Fixed Cost ......................................................... 22
4.3.3 Total Cost ................................................................... 22
4.3.4 Total Revenue ............................................................. 22
4.3.5 Profit .......................................................................... 22

ii
4.4 Hasil Perhitungan Kelayakan Usaha (RC Rasio, BEP Harga,
BEP Unit dan BEP Rupiah) ................................................ 23
4.4.1 Perhitunagn RC Rasio ................................................ 23
4.4.2 Perhitungan BEP Unit ................................................ 23
4.4.3 Perhitugan BEP Harga ................................................ 23
4.4.4 Perhitungan BEP Rupiah ........................................... 23
4.5 Deskripsi Permaslaahan ...................................................... 24
4.6 Solusi ................................................................................... 25
5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ......................................................................... 26
5.2 Saran .................................................................................... 26
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................... 27
LAMPIRAN ...................................................................................... 29

iii
DAFTAR GAMBAR

No. Keterangan Halaman


1. Desain Usahatani Perkotaan Kreatif .................................................... 4
2. Diagram Alir Cara Kerja Pembuatan Desain Usahatani Perkotaan
Kreatif .................................................................................................. 12
3. Diagram Alir Teknik Budidaya ............................................................ 13
4. Diagram Alir Teknik Pemasaran .......................................................... 14
5. Diagram Alir Perhitungan Biaya hingga Pendapatan .......................... 15
6. Ulat Grayak (Spodoptera litura) pada daun kailan .............................. 18
7. Ulat Daun (Plutela xylostella) pada daun kailan.................................. 18
8. Belalang Kembara (Locusta migratoria) ............................................. 18
9. Logo Produk Ushatani Kailan .............................................................. 19

DAFTAR TABEL

No. Keterangan Halaman


1. Alat Usahatani Perkotaan Kreatif......................................................... 11
2. Bahan Usahatani Perkotaan Kreatif ..................................................... 11
3. Total Variable Cost .............................................................................. 21
4. Total Fixed Cost ................................................................................... 22
5. Hasil Perhitungan Kelayakan Usaha .................................................... 24

iv
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ilmu usahatani adalah ilmu yang mempelajari cara-cara menentukan,
mengorganisasikan dan mengkoordinasikan penggunaan faktor-faktor produksi
seefektif dan seefisien mungkin sehingga produksi pertanian dapat menghasilkan
pendapatan petani yang lebih besar. Dalam sistem usaha tani dikenal salah satu
konsep pertanian perkotaan (urban farming). Pada masa sekarang ini, dirasakan
urban farming merupakan salah satu kebutuhan. Masyarakat perkotaan yang telah
terbiasa tergantung pada pasar konvensional dalam memenuhi kebutuhan
hidupnya terutama pada sector pertanian harus mulai merubah kebiasaannya.
Konsep urban farming atau dikenal dengan pertanian perkotaan adalah
pertanian yang memanfaatkan lahan tidur di perkotaan yang dikonversi menjadi
lahan pertanian produktif hijau yang dilakukan oleh masyarakat dan komunitas
sehingga dapat memberikan manfaat bagi mereka. Pertanian perkotaan
merupakan gerakan kembali ke alam, promosi bertani organik, usaha
mempercantik kota, pendidikan lingkungan untuk warga, hobi dan sebagai mata
pencaharian (Purwanto, 2010). Dengan adanya usahatani perkotaan kreatif ini
diharapkan dapat meningkatkan kreatifitas, dan inovasi.
Jika usahatani perkotaan kreatif dilakukan dengan lebih terukur, terarah,
dan didukung dengan teknologi dan gotong royong, maka di masa mendatang
akan menjadi model rekreasi, ekonomi dan kewirausahaan, kesehatan dan
kesejahteraan serta pemulihan dan perbaikan lingkungan hidup. Oleh karena itu,
perlu diadakannya penerapan usaha tani yang berbasis perkotaan kreatif yang
mulai di terapkan di masyarakat-masyarakat kota.
Konsep urban farming kami terapkan pada praktikum kali ini adalah
memanfaatkan lahan seluas 2 m x 4 m dengan menggunakan wadah yaitu peti
bekas telur sebagai tempat media tanam. Kemudian desain kerangka yang
digunakan menggunakan bambu dan shading net. Bambu dibuat sebagai pondasi
kerangka usaha tani dan shading net dibentuk menyerupai tenda. Tanaman yang
dibudidayakan pada usahatani ini yaitu komoditas tanaman kailan.
2

1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui tentang usahatani perkotaan kreatif,
2. Untuk memahami cara analisis biaya usahatani dan menghitung kelayakan
usahatani,
3. Untuk lebih memahami tentang komoditas kailan yang dibudidayakan, dan
4. Untuk menentukan kelayakan usahatani kailan untuk dikembangkan.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Usahatani Perkotaan Kreatif


Usahatani merupakan kemampuan dari petani dalam mengorganisasikan
dan mengkoordinir faktor-faktor produksi yang dikuasainya dengan baik. Dengan
demikian petani yang kurang mampu memanfaatkan benih, pupuk, luas lahan,
tenaga kerja dan pestisida akan memiliki tingkat pendapatan yang relatif lebih
rendah (Yusri, 2007).
Pertanian perkotaan (urban farming) adalah suatu aktivitas pertanian di
dalam atau di sekitar perkotaan yang melibatkan keterampilan, keahlian, dan
inovasi dalam budidaya dan pengolahan makanan. Hal utama yang menyebabkan
munculnya aktivitas ini adalah upaya memberikan kontribusi pada ketahanan
pangan, menambah penghasilan masyarakat sekitar juga sebagai sarana rekreasi
dan hobi (Hernanto, 2011). Pertanian perkotaan merupakan gerakan kembali ke
alam, promosi bertani organik, usaha mempercantik kota, pendidikan lingkungan
untuk warga, hobi dan sebagai mata pencaharian (Purwanto, 2010).
Sedangkan menurut Lanark (2013), urban farming adalah rantai industri
yang memproduksi, memproses dan menjual makanan serta energi untuk
memenuhi kebutuhan konsumen kota. Semua kegiatan dilakukan dengan metoda
using dan re-using sumber alam dan limbah perkotaan. Dari pengertian diatas
dapat disimpulkan bahawa usaha tani perkotaan kreatif merupakan aktivitas
pertanian di dalam atau di sekitar perkotaan yang melibatkan keterampilan,
keahlian, dan inovasi dalam budidaya dan pengolahan makanan untuk
memperoleh keuntungan yang tinggi pada waktu tertentu.

2.2 Tinjauan Desain Usahatani Perkotaan Kreatif


Usaha tani yang diterapkan menggunakan wadah telur dari kayu yang
didapat dari Pasar Merjosari yang mana di bawah wadah tersebut diberi alas dari
karung untuk mencegah banyaknya air yang keluar pada saat dilakukan
penyiraman sehingga air yang keluar dapat sedikit terhambat oleh adanya karung.
Alasan digunakannya wadah telur dari kayu ini selain mudah didapat dan
memanfaatkan barang bekas dari pasar juga tergolong ringan dan mudah untuk
dipindah-tempatkan (Susanta, 2008). Dinding pot kayu juga memiliki pori-pori,
4

sehingga bisa meresapkan air dan mampu menciptakan sirkulasi udara yang baik
untuk pertumbuhan perakaran tanaman. Dari segi kekuatan, pot kayu tidak mudah
pecah atau retak jika terkena benturan. Namun, wadah kayu ini mudah lapuk jika
terkena air dan tanah dan jika kualitas kayunya kurang baik bisa menjadi sarang
rayap. Memilih kayu sebagai wadah tanaman paling lama hanya bisa bertahan
selama tiga tahun (Redaksi AgroMedia, 2007). Wadah kayu ini disusun secara
horizontal berbentuk persegi untuk menghemat tempat. Di atasnya, dilakukan
naungan dengan shading net untuk melindungi tanaman. Penaung juga berfungsi
untuk menahan laju air ketika hujan. Curah huja dari lagit menjadi percikan kecil
seperti kabut begitu melewati shading net. Proses ini dapat mencegah
melimpahnya air di pot (Soedijono, 2010).

Gambar 1. Desain Usahatani Perkotaan Kreatif

2.3 Tinjauan Komoditas


Menurut Hendra (2014), kailan tergolong sayur berdaun tebal, mengkilap,
berwarna hijau dengan batang tebal, dan sejumlah kepala bunga berukuran kecil
hampir mirip dengan bunga brokoli. Kailan adalah kerabat dekat brokoli dan
kembang kol yang merupakan sumber vitamin K yang sangat baik untuk
membantu proses pembekuan darah. Kailan juga kaya berbagai vitamin, termasuk
vitamin A yang baik untuk kesehatan mata. Sayur berwarna hijau ini juga
mengandung isotiosianat, senyawa penangkal kanker. Di Indonesia, meski
merupakan jenis sayuran baru, kailan sudah jadi kegemaran banyak keluarga.
Dalam chinese food, sayuran ini sering menjadi pilihan utama, terutama dalam
masakan Kanton. Karena itu, dalam bahasa Inggris kailan disebut chinese broccoli
5

atau chinese kale. Kailan biasanya dipanen pada umur 50-70 hari setelah tanam,
tetapi belakangan muncul tren baby kailan atau kailan muda dengan panjang
keseluruhan tanaman hanya 10-15 cm dan umumnya dipanen 30 hari sesudah biji
ditanam. Klasifikasi ilmiah tanaman kailan menurut Samadi (2013) adalah:
Divisi : Magnoliophyta
Subdivisi : Angiospermae
Sub Kelas : Dillendidae
Famili : Cruciferae
Genus : Brassica
Spesies : Brassica oleracea var. acephala
Kailan memiliki batang tegak dan berkecambah serta muncul bunga
berwarna putih di pucuk tanaman dengan diameter batang berkisar 3-4 cm. Daun
pada kailan berbentuk bulat memanjang dan mempunyai warna hijau tua. Daun
tanaman kailan relatif tebal (Samadi, 2013).
Syarat tumbuh tanaman kailan menurut Wahyudi (2010) yaitu:
1. tipe tanah : lempung sampai lempung berpasir, gembur, dan
mengandung bahan organik.
2. pH tanah optimum: 6,0-6,8.
3. ketinggian tempat : 700-1500 m dpl.
4. persyaratan lain : lokasi terbuka dan memperoleh sinar matahari langsung
serta drainase air lancar.
2.4 Tinjauan Biaya, Penerimaan, dan Pendapatan Usahatani
Menurut Witjaksono (2006), biaya adalah pengorbanan sumber daya untuk
mencapai suatu tujuan tertentu. Sebagai akuntan mendefinisikan biaya sebagai
satuan moneter atas pengorbanan barang dan jasa untuk memperoleh manfaat
dimasa kini atau masa yang akan datang. Menurut Riwayadi (2006), biaya
produksi adalah biaya yang terjadi pada fungsi produksi, dimana fungsi produksi
merupakan fungsi yang mengolah bahan baku menjadi barang jadi.
Menurut Raharjo dan Manurung (2006) biaya-biaya tersebut dapat
diklasifikasikan sebagai berikut.
6

1. Biaya tetap (fixed cost- FC)


Biaya tetap merupakan biaya yang secara total tidak mengalami perubahan
walaupun ada perubahan volume produksi atau penjualan (dalam batas
tertentu). Artinya biaya yang besarnya tidak tergantung pada besar kecilnya
kuantias produksi yang dihasilkan. Beberapa contoh biaya tetap adalah gaji,
sewa tanah, pajak tanah, mesin, bunga uang serta biaya tetap lainnya
2. Biaya variabel (variable cost - VC)
Biaya variable merupakan biaya yang secara total berubah-ubah sesuai
dengan perubahan volume produksi atau penjualan. Artinya biaya variable
berubah menurut tinggi rendahnya output yang dihasilkan atau tergantung
pada skala produksi yang dilakukan. Contoh yang termasuk biaya variabel
adalah benih, bibit, pupuk, dan sebagainya.
Menurut Aswita Pohan (2008), penerimaan usahatani diperoleh dari hasil
produsi dikalikan dengan harga jualnya dan pendapatan usahatani merupakan
selisih dari penerimaan usahatani dengan total biaya usahatani.
2.5 Tinjauan Kelayakan Usahatani
Dalam melaksanakan sebuah usaha khususnya usaha dalam bidang
pertanian atau yang biasa disebut usahatani, maka diperlukan perhitungan untuk
mengetahui kelayakan usahatani yang dijalankan. Berikut beberapa analisis yang
digunakan untuk mengetahui kelayakan suatu usahatani:
a. Biaya tetap (FC)
Biaya tetap merupakan biaya yang tidak berubah terhadap perubahan
output. Biaya tetap adalah biaya-biaya yang konstan secara total dalam relevant
range terhadap variasi level dari activity driver (Guan, Hansen, and Mowen,
2009). Biaya tetap total ditunjukkan oleh persamaan berikut :
FC = Biaya Tetap
Menurut Halim (2008) biaya tetap memiliki karakteristik sebagai berikut:
1. Penurunan biaya per unit bila volume betambah dengan jenjang yang relevan.
2. Jumlah keseluruhan yang tetap dalam jenjang yang relevan.
7

b. Biaya variable (VC)


Biaya variabel merupakan biaya yang berubah sesuai perubahan output.
Biaya variabel didefinisikan sebagai biaya-biaya yang secara total berubah secara
langsung sesuai perubahan pada sebuah activity driver (Guan, Hansen, and
Mowen, 2009). Menurut Halim (2008) biaya variabel memiliki karakteristik
sebagai berikut :
1. Biaya yang jumlah totalnya akan berubah secara sebanding (proporsional)
dengan perubahan volume kegiatan, semakin besar volume kegiatan semakin
tinggi jumlah total biaya variabel, semakin rendah volume kegiatan semakin
rendah jumlah biaya variabel.
2. Pada biaya variabel, biaya satuan tidak dipengaruhi oleh volume kegiatan, jadi
biaya semakin konstan.
c. Biaya Total (TC)
Menurut (Guan, Hansen, andMowen, 2009) biaya tetap adalah biaya yang
secara relatif tidak dipengaruhi oleh besarnya jumlah produksi. Biaya ini harus
tetap dikeluarkan terlepas dari persoalan apakah pelayanan diberikan atau tidak.
Besarnya biaya total dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

TC = TVC + TFC

Dimana VC adalah variable cost dan FC adalah fixed cost.


d. Penerimaan
Menurut Pangandaheng (2012), pendapatan atau penerimaan merupakan
penerimaan yang dikurangi dengan biaya-biaya yang dikeluarkan. Pendapatan
seseorang pada dasarnya tergantung dari pekerjaan dibidang jasa atau produksi,
serta waktu jam kerja yang dicurahkan, tingkat pendapatan per-jam yang diterima.

TR = P x Q

Dimana P adalah harga (price) sedangkan Q adalah quantity yang dihasilkan.


e. Keuntungan
Menurut Harahap (2006), laba merupakan angka yang penting dalam
laporan keuangan karena berbagai alasan antara lain: laba merupakan dasar dalam
perhitungan pajak, pedoman dalam menentukan kebijakan investasi dan
8

pengambilan keputusan, dasar dalam peramalan laba maupun kejadian ekonomi


perusahaan lainnya di masa yang akan datang, dasar dalam perhitungan dan
penilaian efisiensi dalam menjalankan perusahaan, serta sebagai dasar dalam
penilaian prestasi atau kinerja perusahaan. Rumus untuk mencari keuntungan
adalah:
Π = TR - TC

f. Break Even Point


Menurut Bustami (2006), break even point adalah suatu keadaan di mana
perusahaan yang pendapatan penjualannya sama dengan total jumlah biayanya
atau besarnya kontribusi margin, sama dengan total biaya tetap, dengan kata lain
perusahaan ini tidak untung dan tidak rugi Sedangkan Manfaat atau kegunaan dari
break even point adalah:
1. Untuk mengetahui jumlah penjualan minimum yang harus dipertahankan
perusahaan agar tidak mengalami kerugian.
2. Mengetahui jumlah penjualan yang harus dicapai untuk memperoleh tingkat
keuntungan tertentu.
3. Mengetahui seberapa jauh berkurangnya penjualan agar perusahaan tidak
menderita kerugian.
4. Mengetahui bagaimana efek perubahan harga jual, biaya dan volume
penjualan.
5. Menetukan bauran produk yang diperlukan untuk mencapai jumlah laba yang
ditargetkan.
g. Revenue Cost Ratio (R/C)
Revenue Cost Ratio (R/C) menurut Umar (2009) merupakan ukuran
perbandingan antara penerimaan dengan biaya operasional. Revenue Cost Ratio
(R/C) dihitung untuk menentukan kelayakan suatu usaha. Revenue Cost Ratio
(R/C) lebih dari satu maka usaha ini layak untuk dijalankan. Rumus Revenue Cost
Ratio (R/C) adalah total penerimaan dibagi total biaya produksi. Dengan syarat:
a. R/C Rasio > 1 usaha tersebut menguntungkan
b. R/C Rasio = 1 usaha tersebut tidak untung dan tidak rugi
c. R/C Rasio < 1 usaha tersebut tidak menguntungkan atau rugi
9

Menurut Kotler dan Keller (2008), pemasaran adalah suatu proses sosial
dan manajerial yang digunakan individu, rumah tangga ataupun organisasi untuk
memperoleh kebutuhan dan keinginan mereka dengan cara menciptakan dan
mempertukarkan produk dan nilai dengan pihak lain. Dari definisi di atas, dapat
dikatakan bahwa kebutuhan yang ingin didapatkan oleh seorang produsen ialah
keuntungan atau dengan kata lain uang. Oleh karena itu, pihak produsen akan
menukarkan produknya dengan pihak lain yaitu konsumen yang mana akan
membayar produk yang dibelinya dengan uang yang ia miliki.
Sebagian masyarakat mengartikan pemasaran ini sebagai suatu kegiatan
yang hanya melakukan penjualan dengan periklanan. Namun periklanan memang
bagian dari suatu strategi pemasaran. Oleh karenanya, tidak salah apabila
masyarakat mengartikan pemasaran sebagai suatu kegiatan periklanan. Pemasaran
merupakan salah satu strategi yang menghubungkan produsen dengan konsumen
sehingga produsen dapat dengan mudah mencapai kebutuhannya. Pemasaran
sendiri bertujuan untuk menarik pembeli dalam mengkonsumsi prosduk yang
ditawarkan (Tjiptono, 2008). Strategi pemasaran memiliki peranan penting dalam
rencana pemasaran suatu perusahaan untuk mencapai tujuan pemasarannya.
Strategi pemasaran haruslah memberikan gambaran yang jelas dan terarah tentang
apa yang dilakukan perusahaan dalam menggunakan setiap kesempatan atau
peluang pada beberapa pasar sasaran.
Menurut Kotler dan Keller (2008), bauran pemasaran terdiri atas:
1. Produk, merupakan mengelola unsur produk termasuk perencanaan dan
pengembangan produk atau jasa yang tepat untuk dipasarkan. Mutu produk
juga diperhatikan dalam bauran ini, sehingga produk barang tidak hanya
memperhatikan penampila, tetapi juga merupakan produk yang aman, tidak
mahal, berkualitas baik, sederhana, serta ekonomis dalam proses produksi dan
distribusinya.
2. Harga (Price), suatu sistem manajemen perusahaan yang akan menentukan
harga dasar yang tepat bagi produk atau jasa dan harus menentukan strategi
yang menyangkut potongan harga, pembayaran ongkos angkut, dan berbagai
variabel bersangkutan. Harga adalah sejumlah nilai yang ditukarkan
10

konsumen dengan manfaat memiliki atau menggunakan produk yang nilainya


telah ditetapkan.
3. Distribusi (Place), sebagian besar produsen menggunakan perantara
pemasaran untuk memasarkan produk, khususnya barang yang membangun
suatu saluran distribusi yaitu sekelompok lembaga pemasaran yang saling
tergantung dalam keterlibatannya dalam proses yang memungkinkan suatu
produk tersedia bagi penggunaan atau konsumsi oleh konsumen atau
pengguna industrial.
4. Promosi, yang mana produk perlu dipromosikan kepada masyarakat agar
produk dikenal dan akhirnya dibeli. Strategi bauran promosi terdiri dari empat
komponen utama yaitu periklanan, promosi penjualan, hubungan masyarakat,
serta penjualan perseorangan.
BAB 3
METODOLOGI

3.1 Teknik Pembuatan Desain Usahatani Perkotaan Kreatif


Alat yang digunakan dalam pembuatan desain usaha tani kalian ini adalah:
Tabel 1. Alat Usahatani Perkotaan Kreatif
Alat Jumlah Fungsi
Wadah kayu bekas telur 9 kotak Sebagai tempat media tanam
Bambu 1 lonjor Sebagai pondasi kerangka usaha tani
Gergaji 1 buah Untuk memotong bambu
Shading Net 3 m x2 m Untuk mengurangi intensitas cahaya
pada tanaman
Botol air mineral 600 ml 18 botol Sebagai media untuk drip irrigation
Tali Rafia 1 gulung Untuk mengikatkan shading net pada
pondasi kerangka bamboo.
Linggis 1 buah Untuk menggali tanah.

Sedangkan bahan yang digunakan dalam pembuatan desain usahatani


kailan ini adalah:
Tabel 2. Bahan Usahatani Perkotaan Kreatif
Bahan Jumlah Fungsi
Tanah yang dicampur pupuk 10 karung Sebagai media tanam
Bibit kalian 90 buah Sebagai bahan tanam
Air 3 liter Unuk menyiram tanaman
Karung 9 lembar Sebagai alas tempat media tnam
12

3.1.1 Cara Kerja


Mempersiapkan alat dan bahan

Mengambil 10 wadah bekas telur dan menaruh karung pada wadah bekas telur
sebagai alas

Menaruh 10 wadah berkas telur tersebut secara berjajar pada areal lahan yang
sudah disediakan

Memotong bambu menjadi 5 bagian sebagai penyangga shading net

Menempatkan bambu pada ke empat sisi dan 1 bambu pada bagian tengah

Melubangi tanah dengan menggunakan linggis untuk menggali tanah yang


akan ditempatkan bambu pada ke 5 sisi tersebut

Menempatkan bambu yang sudah dipotong dan tanam bambu ke dalam tanah
yang sudah dilubangi

Setelah bambu di tanam dengan kokoh langkah selanjutnya memasang shading


net diatas bambu.

Mengikatkan masing-masing ujung shading net pada kerangka bambu


menggunakan tali rafia sehingga berbentuk seperti rumah.

Desain kerangka usahatani diperkotaan sudah siap digunakan.


Gambar 2. Diagram Alir Cara Kerja Pembuatan Desain Usahatani Perkotaan
Kreatif

Pertama-tama yang dilakukan adalah menyiapkan alat dan bahan yang


diperlukan. Kemudian menyiapkan 9 kotak wadah bekas telur yang digunakan
sebagai wadah media tanam. Kotak telur tersebut sebelumnya sudah diberi alas
berupa karung. Wadah bekas telur tersebut diletakkan secara berjajar pada areal
lahan yang sudah disediakan. Langkah selanjutnya yaitu membuat kerangka
pondasi desain usahatani dengan menggunakan bambu. Bambu tersebu di potong
menjadi lima bagian dengan keempat sisi dengan tinggi yang sama, kemudian 1
13

sisi lebih panjang. Setelah itu melubangi tanah dengan linggis dan menempatkan
empat bambu pada keempat sisi kemudian satu bambu pada bagian tengah.
Setelah bambu tertanam dengn kokoh, pasangkan shading net di atas bambu
kemudian ikatkan dengan tali rafia. Desain kerangka usaha tani ini dibentuk
menyerupai tenda. Setelah diikatkan desain usaha tani perkotaan pun siap
digunakan.

3.2 Teknik Budidaya


Mempersiapkan benih terlebih dahulu untuk disemai selama dua minggu dan
selalu melakukan perawatan saat persemaian

Merakit kerangka desain usahatani perkotaan kreatif menggunakan bambu dan


juga peti telur

Memasukkan media tanam kedalam peti telur

Melakukan transplanting bibit kalian yang telah berumur dua minggu kedalam
peti telur yang telah terisi media tanam

Memasang shading net pada kerangka desain usahatani perkotaan kreatif

Memberikan pestisida ketika tanaman berumur 5 minggu setelah tanam

Melakukan perawatan secara rutin setiap hari

Setelah tanaman berumur kurang lebih 8 minggu setelah tanam dilakukanlah


panen
Gambar 3. Diagram Alir Teknik Budidaya

Teknik budidaya dalam usahatani komoditas kailan ini diawali dengan


mempersiapkan alat serta bahan yang diperlukan. Kemudia nmenyemai benih
kailan terlebih dahulu hingga bibit tanaman berumur dua minggu. Selagi
menunggu persemaian benih, melakukan perakitan kerangka desain usahatani
perkotaan kreatif menggunakan bambu dan juga peti telur. Peti telur yang telah
siap diisi menggunakan media tanam berupa pupuk yang telah dicampur tanah.
Setelah bibit kailan telah siap, yaitu sekitar umur 2 mst, melakukan penanaman
14

pada petit elur yang telah terisi media tanam. Melakukan perawatan setiap hari,
baik penyiraman dan juga penyiangan. Untuk mengurangi serangan hama, berikan
pestisida organik. Ketika tanaman berumur 8 mst, kailan siap untuk dipanen dan
dilakukan proses pasca panen.

3.3 Teknik Pemasaran


Membersihkan kalian yang sudah dipanen dengan air bersih

Melakukan sortasi dan grading berdasarkan kualitas dan ukuran

Mengemas dengan plastik ukuran 1 kg

Melakukan penjualan dengan menawarkan secara langsung

Menghampiri konsumen

Startegi pemasaran Marketing Mix

Price: Rp 5.000/pack, Product: sayuran organik berkualitas, Promotion:


penawaran secara langsung, Place: tempat yang banyak orang

Pembelian oleh konsumen


Gambar 4. Diagram Alir Teknik Pemasaran

Teknik pemasaran pada komoditas kailan yaitu langkah pertama setelah


pemanenan adalah membersihkan kailan dengan air bersih, selanjutnya dilakukan
sortasi dan grading. Setelah dikelompokan berdasarkan kualitas dan ukuran
dilakukan pengemasan dengan plastik 1 kg dan diberi logo. Setelah selesai
dilakukan penjualan dengan cara menawarkan langsung kepada konsumen dengan
menghampiri konsumen yang ada di sekitar penjual. Dalam pemasaran kailan
menggunakan strategi pemasaran Marketing Mix, dimana dalam proses pemasaran
dibagi kedalam beberapa proses diantaranya:
15

1. Price
Dalam proses pemasaran harga yang ditawarkan untuk produk kailan yaitu
Rp 5.000/pack. Dimana harga tersebut berdasarkan BEP yang telah dianalisis
sehingga ketika penjualan mendapatkan laba yang ingin dicapai.
2. Product
Kualitas produk yang ditawarkan, kailan yang diproduksi menggunakan
alat dan bahan organik sehingga produk yang ditawarkan termasuk sayuran
organik.
3. Promotion
Promosi yang dilakukan dalam proses penjualan dilakukan dengan
menawarkan secara langsung produk kailan kepada pelanggan. Selain itu
dalam proses promosi produk kailan lebih mengunggulkan produk yang
diproduksi sehingga pembeli lebih tertarik.
4. Place
Dalam proses pemasaran produk kailan, tempat yang dipilih yaitu tempat
dimana banyak orang yang diharapkan dapat tertarik untuk membeli produk
kailan yang ditawarkan.
3.4 Perhitungan Biaya hingga Pendapatan (Profit)

Identifikasi komponen biaya usahatani

Pengklasifikasian komponen biaya menjadi Fix cost dan Variable cost

Hitung besaran biaya per komponen


- Variable Cost meliputi alat dan bahan dan tenaga kerja
- Fix Cost meliputi alat dan bahan dan lahan

Hitung jumlah total Variable Cost keseluruhan

Hitung besaran biaya tenaga kerja laki-laki dan perempuan

Jumlah total biaya variabel alat dan bahan dan biaya variable tenaga kerja
16

Hitung jumlah Fix Cost keseluruhan (Alat dan bahan + Lahan)

Hitung Total Cost (TC) dengan menjumlahkan Total Variable Cost


(TVC) dan Total Fix Cost (TFC)

Hitung Total Penerimaan (TR) dengan mengkalikan jumlah produk


terjual (Q) dengan harga jual (P)

Gambar 5. Diagram Alir Perhitungan Biaya hingga Pendapatan

Pertama-tama yang dilakukan adalah mengidentifikasi semua komponen


biaya usahatani yang dikeluarkan sejak awal persemaian hingga pasca panen.
Selanjutnya, komponen biaya-biaya tersebut diklasifikasikan menjadi Fixed Cost
(FC) dan Variabel Cost (VC). Fixed Cost meliputi komponen biaya alat dan
bahan investment dan biaya lahan yang dihitung untuk satu musim tanam (2
bulan), sedangkan Variable Cost meliputi alat dan bahan habis pakai dan tenaga
kerja. Hitung Total Fixed Cost (TFC) dan Total Variabel Cost (TVC) kemudian
hitung Total Cost dengan menjumlahkan TVC dengan TC. Selanjutnya hitung
Total Penerimaan (TR) dengan mengkalikan jumlah produk terjual (Q) harga jual
(P). Kemudian hitung nilai keuntungan/profit yang didapatkan dari kegiatan
usahatani dengan mengurangkan Total Penerimaan yang didapat dengan Total
Cost (TC) yang dikeluarkan. Identifikasi usahatani dengan kriteria sebagai
berikut:
 Usahatani dikatakan untung jika nilai profit positif atau TR > TC
 Usahatani dikatakan merugi jika nilai profit negative atau TR < TC
 Usahatani dikatakan impas/BEP jika nilai profit adalah 0 atau TR = TC
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Kegiatan Budidaya


Budidaya kailan diawali dengan melakukan penyemaian terlebih dahulu di
dalam tempat penyemaian yang berupa kotak mika dan satu kotak mika berisi 25
benih kailan. Menurut Agata (2012), kailan dapat dibiakkan dengan cara generatif
(biji), perbanyakan generatif ini dilakukan dengan menyemaikan biji pada potray,
yang masing-masing potray diisi dengan 1 biji. Untuk mempercepat
perkecambahan, potray dapat diletakkan pada tempat yang ternaungi atau
terhindar dari sinar matahari secara langsung.
Setelah dua minggu, dilakukan transplanting kailan dari kotak mika ke
dalam wadah tanaman kayu yang telah disiapkan. Agata (2012) mengatakan
bahwa persemaian dapat disiram terlebih dahulu dengan air bersih hingga basah
untuk memudahkan pencabutan bibit beserta perakarannya. Wadah tanaman kayu
ini terlebih dahulu diisi dengan campuran pupuk kompos dengan tanah. Setiap
kotak kayu berisi 10 bibit kailan dengan jarak tanam sekitar 3 x 3 cm. Jumlah ini
disesuaikan dengan pertumbuhan dan perkembangan kailan sendiri agar tidak
saling mengganggu. Setelah penanaman kailan, kadang terdapat beberapa
tanaman yang mati atau rusak, baik karena kegagalan adaptasi tanaman pasca
pemindahan ke lahan maupun oleh serangan hama (Wahyudi, 2010). Maka dari itu
setelah 7 hst, dapat dilakukan pengamatan secara keseluruhan terhadap tanaman
kailan dan jika ada yang rusak atau masti dapat segera diganti dengan bibit yang
baru.
Penyiraman dilakukan secara rutin untuk mempercepat tanaman
beradaptasi dengan lingkungannya yang baru dan setiap seminggu sekali
dilakukan pengawasan dan perawatan. Dalam budidaya tanaman kailan tidak
lepas dengan adanya serangan hama. Hama yang menyerang tanaman kailan
diantaranya adalah:
18

a. Ulat Grayak (Spodoptera litura)

Gambar 6. Ulat Grayak (Spodoptera litura) pada daun kailan


Ulat ini berwarna hijau tua kecokelatan dengan motif-motif hitam disetiap
ruas buku badannya. Ulat ini berukuran 15-25 mm. Ulat ini sering menyerang
tanaman kailan dengan cara memakan daun sehingga menyebabkan daun
berlubang-lubang, terutama pada daun muda.
b. Ulat Daun (Plutella xylostella)

Gambar 7. Ulat Daun (Plutella xylostella) pada daun kailan


Ulat kecil ini berwarna hijau muda. Panjang tubuhnya sekitar 7-10 mm.
Serangannya dengan cara memakan pucuk tanaman, sehingga menyebabkan daun
muda dan pucuk tanaman berlubang. Jika serangan sudah sampai ke titik tumbuh
tunas, pertumbuhan tanaman akan terhenti (Pramono, 2009).
c. Belalang Kembara (Locusta migratoria)

Gambar 8. Belalang Kembara (Locusta migratoria)


Gejala serangan belalang tidak spesifik, bergantung pada tipe tanaman
yang diserang dan tingkat populasi. Daun biasanya bagian pertama yang diserang.
Hampir keseluruhan daun habis termasuk tulang daun, jika serangannya parah.
19

Pengendalian hama dapat dilakukan dengan penyemprotan pupuk pestisida


nabati. Pestisida nabati yang diaplikasikan merupakan campuran dari bawang
putih, kunyit, lengkuas, serai, dan merica. Selain itu jika serangan masih sedikit,
pengendalian dapat dengan cara manual, yaitu membuang hama seperti ulat dari
daun tanaman kailan yang di budidayakan. Sanitasi lahan juga diperlukan dalam
perawatan tanaman kailan dengan membersihan rumput atau gulma di sekitar
tanaman kailan agar tidak terjadi persaingan unsur hara dan tidak menjadi tempat
berkembangbiak bagi hama.
4.2 Gambaran Umum Kegiatan Pemasaran
Pemasaran merupakan suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan untuk
memindahkan hak milik suatu barang/komoditas dari produsen ke konsumen.
Pemasaran dilakukan untuk mendapatkan hasil dan keuntungan dari apa yang
telah diproduksi. Menurut Daryanto (2011), Pemasaran adalah suatu proses sosial
dan manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan
keinginan mereka dengan menciptakan, menawarkan, dan bertukar sesuatu yang
bernilai satu sama lain.

Gambar 9. Logo Produk Usahatani Kailan

Sebelum kegiatan pemasaran dilakukan, kelompok kami melakukan panen


terhadap komoditas kailan. Kailan dipanen dengan cara mencabut tanaman hingga
akarnya. Kemudian kailan dilakukan proses pencucian dan ditiriskan. Setelah itu
akar kailan dipotong. Selanjutnya kailan dikemas menggunakan plastik untuk
menambah kesan agar konsumen tertarik dan diberi label pada kemasan. Setelah
itu kelompok kami melakukan analisis BEP harga, untuk menentukan harga yang
akan kami gunakan untuk menjual hasil produksi kailan.
20

Analisis perhitungan BEP harga menghasilkan nilai sebesar Rp 4.722 per


kemasan. Dapat dikatakan bahwa usaha tani ini impas atau balik modal ketika
penjual atau produsen menjual produksinya dengan harga Rp 4.722 per kemasan.
Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan Hanafi (2010), bahwa BEP harga
merupakan suatu tolak ukur yang digunakan untuk mengetahui kondisi impas atau
balik modal seorang produsen dalam menjalankan usaha taninya yang berkaitan
dengan harga produksi per satuan. Berdasarkan hasil BEP harga diatas yaitu Rp
4.722 maka kelompok kami menetapkan harga penjualan kailan sebesar Rp 5.000
dengan asumsi keuntungan sebesar 5,56 %.
Kailan yang telah diberi perlakuan pasca panen, selanjutnya dijual dengan
harga Rp 5.000 per kemasan. Pemasaran kailan organik ini ditujukan ke
masyarakat luas yang sangat memperhatikan kualitas dari suatu produk.
Pemasaran produk kailan organik ini dilakukan dengan menawarkan produk
kepada para konsumen secara langsung. Pemasaran ini dilakukan dengan
memberikan informasi mengenai pentingnya pertanian organik dan manfaatnya
terhadap kesehatan dan lingkungan. Selain itu juga dijelaskan apa itu kailan dan
manfaatnya bagi kesehatan. Sehingga dengan cara tersebut diharapkan konsumen
mau membeli kailan organik.
Menurut Noor (2013), Promosi merupakan salah satu faktor penentu
keberhasilan dalam sebuah perusahaan dimana perusahaan melakukan sebuah
kegiatan untuk menginformasikan, mempengaruhi, membujuk, dan mengingatkan
pelanggan untuk mengetahui dan membeli produk dan jasa yang ditawarkan oleh
perusahaan. Setelah memberikan informasi tersebut kepada konsumen, apabila
konsumen telah yakin, barulah mereka bertindak untuk membeli kalian organik
ini. Selain untuk tujuan promosi pemberian informasi promosi ini juga bertujuan
untuk memberikan edukasi kepada konsumen. Menurut Noor (2013), Edukasi
merupakan suatu proses memberikan pengetahuan kepada khalayak orang banyak
tentang berbagai informasi yang berguna. Mengedukasi atau mendidik pelanggan
merupakan suatu strategi perusahaan yang saat ini yang sedang berkembang
dengan memberikan suatu pengetahuan manfaat dan kegunaan suatu produk dan
jasa kepada pelanggan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan.
21

4.3 Hasil Perhitungan Pendapatan (TVC, TFC, TC, TR, Profit)


4.3.1 Total Variable Cost (TVC)
Tabel 3. Total Variable Cost

Alat dan Bahan

Keterangan Jumlah Unit Satuan Harga Total


(Rp) (Rp)

Benih Kailan 1 Pack 2.000 2.000

Tanah+Pupuk 6 Pack 6.000 36.000

Pestisida 1 Pack 2.000 2.000

Plastik 25 Pack 85 2.125

Transportasi 56 PP 100 5.600

Logo 25 Buah 75 1.875

Selotip 1 Buah 2000 2000

Jumlah 51.600

Tenaga Kerja

Keterangan Jumlah Jumlah Jumlah HOK Upah/HOK Total


orang hari jam/hari (Rp) (Rp)

Laki-laki

Penyemaian 1 1 0,5 0,0625 40.000 2.500

Perawatan 0,0037 900


1 6 0,03 40.000
semai 5
Transplanting 1 1 0,5 0,0625 40.000 2.500

Penyiraman 0,0037 450


1 3 0,03 40.000
dan perawatan 5
Perempuan

Penyemaian 8 1 0,5 0,5 30.000 15.000

Perawatan 2.700
4 6 0,03 0,015 30.000
semai
22

Transplanting 8 1 0,5 0,5 30.000 15.000

Penyiraman 0,0041 5.500


1 44 0,03 30.000
dan perawatan 7
Panen dan 3.750
4 1 0,25 0,125 30.000
pascapanen
Jumlah 48.300

Total Variable Cost (TVC) 99.900

TVC Per Pack 3.996

4.3.2 Total Fixed Cost (TFC)


Tabel 4. Total Fixed Cost
Alat dan Bahan

Biaya
Biaya penyusu
Harga Harga
Tahun penyu tan/
Kom- Jumlah awal/ akhir/
Satuan eko- sutan/ musim
ponen unit unit unit
nomis tahun tanam
(Rp) (Rp)
(Rp) (Rp)

Bambu 1 Lonjor 10.000 1.000 3 3.000 500

Paranet 1 3x2 m2 44.000 - 4 11.000 1.833

Kotak 3.750
9 Kotak 3.000 500 1 22.500
Telur
Linggis 1 Buah 35.000 10.000 15 1.667 278

Gergaji 1 Buah 20.000 2.000 10 1.800 300

Tali 417
1 Gulung 2.500 - 1 2.500
Rafia
Jumlah 42.467 7.078

Lahan

Keterangan Satuan Biaya per tahun (Rp) Biaya per musim (Rp)

Sewa lahan 2 x 4 m2 19.800 3.300


23

Jumlah 3.300

Total Fixed Cost (TFC) Per Tahun 62.267

TFC Per Musim 10.387

TFC Per Pack 415

*satu musim tanam = 2 bulan


4.3.3 Total Cost (TC)
TC = TFC + TVC = Rp 10.378 + Rp 99.900
= Rp 110.278
4.3.4 Total Revenue (TR)
TR = Q x P = 25 x Rp 5.000
= Rp 125.000
4.3.5 Profit
µ = TR – TC = Rp 125.000 – Rp 110.278
= Rp 14.722
Dengan demikian, maka pada kegiatan usahatani kailan ini mengalami
kuntungan sebesar Rp 14.722.

4.4 Hasil Perhitungan Kelayakan Usaha (R/C, BEP Unit dan Rupiah)
4.4.1 Perhitungan R/C:
𝑇𝑅
R/C = 𝑇𝐶
𝑅𝑝 125000
= 𝑅𝑝 110.278

= 1,13
4.4.2 Perhitungan BEP Unit dan BEP Harga:
𝑇𝐶
BEP Unit = 𝑃
𝑅𝑝 110.278
=
𝑅𝑝 5000

= 22,05 atau 23 unit


𝑇𝐶
BEP Harga = 𝑄
𝑅𝑝 110.278
= 25

= Rp 4.411
24

4.4.3 Perhitungan BEP Rupiah:


BEP Rupiah= BEP Unit x P
= 22,05 x Rp 5.000
= Rp 110.278

Tabel 5. Hasil Perhitungan Kelayakan Usaha


R/C 1,13
BEP Unit 23
BEP Harga Rp 4.411
BEP Rupiah Rp 110.278
Diketahui dari analisis perhitungan, bahwa R/C bernilai 1,13. Hal ini
menandakan bahwa nilai R/C lebih dari 1, yang berarti bahwa usahatani tanaman
kailan yang diusahakan pada Urban Farming adalah menguntungkan. Pernyataan
tersebut sesuai dengan yang dikemukakan oleh Hanafie (2010), bahwa apabila
nilai R/C yang didapatkan dari suatu usahatani lebih dari 1, maka usahatani
tersebut dapat dikatakan menguntungkan.
Diketahui bahwa nilai BEP Unit adalah sebesar 22,05 atau 23, hal ini
dapat diintepretasikan bahwa usaha tani tanaman kailan dikatakan impas/balik
modal ketika berhasil menjual kailan sejumlah 23 pack. Hal ini sesuai dengan
yang dikemukakan oleh Hanafie (2010), bahwa nilai BEP Unit menggambarkan
jumlah atau kuantitas suatu produk yang harus berhasil dijual untuk mencapai
suatu keadaan impas/balik modal.
Diketahui bahwa nilai BEP Rupiah adalah sebesar Rp 110.278, hal ini
dapat diintepretasikan bahwa usaha tani tanaman kailan dapat dikatakan
impas/balik modal ketika penerimaan atas penjualan kailan sejumlah Rp 110.278.
Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Hanafie (2010), bahwa besarnya
nilai BEP Rupiah menggambarkan besarnya jumlah penerimaan atas suatu
penjualan produk yang harus diterima oleh seorang produsen agar usaha taninya
dapat dikatakan dalam keadaan impas/balik modal.

4.5 Deskripsi Permasalahan


Dalam usaha tani perkotaan kreatif yang telah diterapkan dirtemukan
beberapa permasalahan baik yang timbul dari alam ataupun yang timbul dari luar
sendiri. Beberapa permasalahan tersebut antara lain adalah:
25

1. Tanaman kailan yang mempunyai sistem perakaran dan pertumbuhan yang


rentan membuat ketika hujan turun dan terjadi kontak secara langsung dengan
tanaman akan membuat tanaman mudah rusak dan tidak tumbuh optimal.
2. Letak tanaman budidaya yang berada dibawah membuat hama banyak yang
menyerang, kami menerapkan pestisida alami namun tidak dapat banyak
membantu dalam mengusir hama.
3. Konsep awal untuk menggunakan drip irigasi sempat mendapatkan beberapa
masalah seperti tidak sesuainya kapasitas air yang keluar dengan yang
dibutuhkan sehingga harus melakukan percobaan ulang.
4.6 Solusi
1. Solusi untuk menghindari kontak langsung antara tanaman kailan dan air
hujan yaitu dengan memasang paranet. Paranet akan menahan air hujan yang
jatuh sehingga air tidak langsung mengenai tanaman kailan. Kerapatan paranet
yang digunakan cukup jarang akan menyebabkan air hujan yang jatuh ada
yang meresap ke paranet dan jatuh ke tanah di sekitar tanaman kailan sehingga
air tersebut dapat dimanfaatkan oleh tanaman kailan.
2. Sebagai solusi untuk menghindari masuknya hama ke area tanaman kailan,
kami menarik paranet hingga ke bawah (tanah). Paranet akan menghalangi
hama seperti belalang masuk ke area tanam kailan.
3. Solusi yang kami terapkan untuk menghadapi drip irrigation yang tidak dapat
berjalan sebagaimana mestinya yaitu melakukan percobaan ulang untuk
mendapatkan hasil cara penerapan drip irrigation yang tepat. Namun, selama
masa percobaan tersebut kami selalu melakukan penyiraman secara manual
agar kebutuhan air tanaman kailan tetap terpenuhi dan kelembaban tanah di
sekitar tanaman terjaga.
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Pertanian perkotaan (urban farming) adalah suatu aktivitas pertanian di
dalam atau di sekitar perkotaan yang melibatkan ketrampilan, keahlian, dan
inovasi dalam budidaya dan pengolahan makanan. Pada penerapan urban farming
ini kami membudidayakan tanaman kailan dimana pada setiap musim tanamanya
dapat memproduksi sekitar 90 tanaman.
Pada penanaman pertama, didapat pemasukan sebesar Rp 125.000 yang
didapat dari penjualan produk kailan. Sedangkan untuk input yang digunakan
pada penanaman kailan pada musim pertama yang terdiri dari biaya variabel dan
biaya tetap, biaya tetap yang digunakan yaitu dengan menghitung biaya
penyusustan dari alat yang digunakan. Total biaya yang dikeluarkan yaitu sebesar
Rp 110.278. Dari jumlah pemasukan dan pengeluaran diketahui terjadi
keuntungan sebesar Rp 14.722.
Sedangkan dalam analisis kelayakan usahatani diperoleh nilai Revenue
Cost Ratio (R-C Rasio) sebesar lebih dari 1, di mana apabila usaha penanaman
kailan ini dilanjutkan akan mendapat untung dengan penngembalian modal pada
penjualan 23 pack kailan dengan BEP rupiah sebesar Rp 110.278.

5.2 Saran
Adapun saran yang diberikan adalah:
1. Penempatan kotak telur tidak diletakkan secara langsung di bawah tanah
karena akan mengakibatkan pertumbuhan tanaman akan terganggu oleh
pertumbuhan gulma.
2. Penggunaan pestisida organik lebih intensif untuk mencegah hama
mengganggu pertumbuhan tanaman.
3. Penyiangan gulma lebih intensif untuk mencegah adanya kompetisi antara
gulma dan tanaman yang akan berdampak pada kuantitas produksi tanaman.
4. Penempatan praktikum lapang dilakukan di tempat yang memiliki perlakuan
yang sama seperti perlakuan cahaya, karena faktor cahaya merupakan salah
satu faktor yang akan mempengaruhi pertumbuhan tanaman.
27

DAFTAR PUSTAKA

Agata, Lintang. 2012. Teknik Budidaya Tanaman Kailan (Brassica oleraceae Var.
Achepala) di Upt Usaha Pertanian Aspakusa Makmur Teras Boyolali.
Skripsi Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas
Maret. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.
Aswita Pohan, Ria. 2008. Analisis Usahatani dan Faktor-faktor yang
mempengaruhi pendapatan petani wortel. Medan : Universitas Sumatera
Utara.
Bastian Bustami & Nurlela. 2006. Akuntansi Biaya. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Daryanto. 2011. Sari Kuliah Manajemen Pemasaran. Bandung: PT Sarana
Tutorial Nurani Sejahtera.
Giatman. 2007. Ekonomi Teknik. Jakarta: Rajawali Press.
Guan, Liming., Don R. Hansen., dan Maryanne M. Mowen. 2009. Cost
Management. 6th edition. South-Western: Cengage Learning.
Halim, Abdul. 2008. Dasar-dasar Akuntansi Biaya, Edisi Keempat, Cetakan
Ketigabelas. Yogyakarta: BPFE-Universitas Gajah Mada.
Hanafie, Rita. 2010. Pengantar Ekonomi Pertanian. Jogyakarta: Andi offset.
Harahap, Sofyan Safri, 2006. Teori Akuntansi. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.
Hendra, Heru Agus dan Agus Andoko. 2014. Bertanam Sayuran Hidroponik Ala
Paktani Hydrofarm (Bagian 1). Jakarta: AgroMedia Pustaka.
Hernanto, Fadholi. 2011. IlmuUsahatani. Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Umar. 2009. Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, Edisi II. PT.
Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Kotler, Philip dan Kevin L. Keller. 2008. Manajemen Pemasaran. Jilid Satu, Edisi
Kedua Belas, Cetakan Ketiga, dialih bahasakan oleh Benjamin Molan.
Jakarta: PT Indeks.
Lanarc, HB. 2013. The Urban Farming Guidebook: Planning for the Business of
Growing Food in BC’s Towns dan Citie.
Moehar. 2001. Pengantar Ekonomi Pertanian. Jakarta: Bumi Aksara.
Noor, Moch Yanuar Rezkyan. 2013. Analisis Kinerja Promosi Berbasis Edukasi
Pelanggan dan Kepercayaan Pelanggan Terhadap Loyalitas Pelanggan
(Survei Pada Pelanggan Treatment Baby Spa DF Clinic Bandung).
Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Pangadaheng, Yanti. 2012. Analisis Pendapatan Petani Kelapa di Kecamatan
Saliabu Kabupaten Talaud. Skripsi, Universitas Sam Ratulangi Manado
Hal. 14
Pramono. 2009. Perkecambahan Benih. Jakarta: Penebar Swadaya.
Purwanto. 2010. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
28

Raharjo, P dan Manurung, M. 2006. Teori Ekonomi Mikro, Suatu Pengantar.


Edisi Ketiga. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia.
Redaksi AgroMedia. 2007. Membuat Tanaman Buah dalam Pot Berbuah Lebat.
Tangerang: PT. Agromedia Pustaka.
Riwayadi. 2006. Akuntansi Biaya. Padang : Andalas University Press.
Samadi, B. 2013. Budidaya Intensif Kailan Secara Organik Dan Anorganik.
Jakarta: Pustaka Mina.
Soedijono, Boen dan Rudi Hartono. 2010. Agar Euphorbia Tampil Menawan.
Jakarta: Penebar Swadaya.
Susanta, Gatut dan Rahmansyah Dermawan.2008.44 Inspirasi Pagar Pot.Jakarta:
Penebar Swadaya.
Tjiptono, Fandy. 2008. Strategi Pemasaran. Edisi 3. Yogyakarta: Andi.
Wahyudi, Ir. 2010. Petunjuk Praktis Bertanam Sayuran. Jakarta: AgroMedia
Pustaka.
Witjaksono, Armanto. 2006. Akuntansi Biaya, edisi pertama, cetakan pertama,
Penerbit . Graha Ilmu , Yogyakarta.
Yusri, Mohd. 2007. Analisis Fungsi Produksi Usaha Tani Padi Sawah dan
Pengaruhnya Terhadap PDRB Untuk Pengembangan Wilayah di
Kabupaten Deli Serdang. Tesis (tidak dipublikasi). Medan: SPS-USU.
29

LAMPIRAN

Dokementasi

Kemasan produk kailan dengan Transaksi jual beli “Kailano


merek “Kailano”

Transaksi jual beli “Kailano Transaksi jual beli “Kailano

Anda mungkin juga menyukai