Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Kuasa atas
rahmat dan limpahan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan
Aktualisasi dengan judul “Peningkatkan Kesadaran Peserta KB Aktif tentang
Penggunaan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang Melalui Komunikasi Informasi
dan Edukasi di Desa Walompo Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Siontapina”
dengan baik tanpa ada halangan yang berarti. Shalawat dan salam tak lupa selalu
penyusun haturkan pada junjungan umat yakni Rasulullah Muhammad Sallallahu
‘Alaihi Wasallam.
Penulis menyadari penyusunan laporan aktualisasi ini tidak akan selesai
tanpa bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan rasa terima
kasih kepada:
1. Bapak Drs. Basiran, M.Si selaku PJ Bupati Kabupaten Buton;
2. Ibu Hj. Dra. Yuni Nurmalawati,M.Si selaku Kepala Badan Pengembangan
Sumber Daya Manusia Provinsi Sulawesi Tenggara;
3. Bapak Asnawi Jamaluddin, S.Pd.,M.Si sebagai Sekda Kabupaten Buton
sekaligus selaku penguji rancangan yang telah memberikan masukan demi
terlaksananya rancangan aktualisasi ini;
4. Bapak Syafaruddin, SKM., M.Kes sebagai Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten Buton sekaligus selaku penguji hasil aktualisasi yang telah
memberikan masukan agar kegiatan aktualisasi ini dapat lebih baik
kedepannya
5. ;
6. Bapak Kafaruddin, SE., MM selaku coach kelompok VI Angkatan XL Tahun
2022 yang senantiasa dengan sabar dan teliti dalam proses pembimbingan
penyusunan laporan aktualisasi;
7. Bapak Emirat, SKM. selaku Kepala UPTD Puskesmas Siontapina sekaligus
mentor untuk memberikan dukungan, bimbingan dan masukan dalam laporan
aktualisasi ini;
8. Bapak dan ibu Widyaiswara pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil
iii
Golongan II Angkatan XL dan XLI tahun 2022 atas ilmu yang diberikan;
9. Panitia Pelatihan Dasar CPNS Golongan II Angkatan XL dan XLI terkhusus
Bapak M. Syarifin Syarif, S.Sos selaku wali kelas A dan Bapak La Ode
Samdin, S.Sos selaku Korlap BPSDM Prov. Sultra. Terima kasih atas
bimbingan dan perhatiannya selama masa pelatihan;
10. Rekan-rekan seperjuangan peserta Latsar CPNS Golongan II Angkatan XL
dan XLI tahun 2022 tanpa terkecuali yang selama ini telah banyak berbagi
bersama selama proses latsar;
11. Kedua orang tua, saudara, serta keluarga yang selalu memberikan doa,
dukungan dan motivasi dalam menyelesaikan segala rangkaian kegiatan
selama Pelatihan Dasar CPNS Golongan II Angkatan XL Tahun 2022.
12. Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah
membantu dalam penyusunan laporan kegiatan ini.
Laporan aktualisasi ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu
diharapkan saran dan kritikan yang membangun demi kesempurnaan laporan
aktualisasi ini. Semoga rancangan aktualisasi ini dapat di implementasikan di
tempat kerja.
Penulis
Kendari, 18 Desember 2022
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN PERSETUJUAN............................................................................................ i
DAFTAR ISI....................................................................................................................... v
BAB 1. PENDAHULUAN
v
4.6 Capaian Penyelesaian Core Isu ................................................................... 68
4.7 Manfaat Terselesaikannya Core Isu ............................................................ 69
BAB V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan.................................................................................................. 70
5.2 Saran/Rekomendasi ..................................................................................... 70
5.3 Rencana Tindak Lanjut Hasil Aktualisasi ................................................... 72
LAMPIRAN ........................................................................................................................ 75
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.3 Peserta KB Aktif dengan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang ......................... 8
Tabel 4.2 Kegiatan 1 Melakukan Konsultasi Kepada Mentor Terkait Rancangan ............. 36
Tabel 4.3 Kegiatan 2 Melakukan Koordinasi dengan Kepala Desa dan Kader Kepo ........ 40
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
Gambar 4.31 Tempat pelasanaan kegiatan telah siap ......................................................... 53
Gambar 4.32 Memasang Banner ........................................................................................ 54
Gambar 4.33 Banner Terpasang ......................................................................................... 54
Gambar 4.34 Membagikan kuesioner pre test .................................................................... 55
Gambar 4.35 Kuesioner pre test telah terisi........................................................................ 55
Gambar 4.36 Membagikan leaflet....................................................................................... 56
Gambar 4.37 Leaflet telah dibagikan .................................................................................. 56
Gambar 4.38 Melaksanakan KIE ........................................................................................ 57
Gambar 4.39 KIE Terlaksana ............................................................................................. 57
Gambar 4.40 Daftar hadir telah diedarkan .......................................................................... 58
Gambar 4.41 Daftar Hadir Telah Terisi .............................................................................. 58
Gambar 4.42 Membagikan kuesioner post test ................................................................... 59
Gambar 4.43 Kuesioner post test telah terisi ...................................................................... 59
Gambar 4.44 Evaluasi kuesioner pre test dan post test ...................................................... 60
Gambar 4.45 Hasil evaluasi kuesioner pre test dan post test .............................................. 60
Gambar 4.46 Membuat laporan hasil kegiatan ................................................................... 61
Gambar 4.47 Tersedianya laporan hasil kegiatan ............................................................... 61
Gambar 4.48 Mentor telah megetahui hasil kegiatan ......................................................... 62
Gambar 4.49 Catatan mentor .............................................................................................. 62
ix
DAFTAR LAMPIRAN
x
BAB I
PENDAHULUAN
1
orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya,
sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif
secara sosial dan ekonomis. Pembangunan kesehatan pada akhirnya
memerlukan kontribusi dari berbagai profesi kesehatan melalui pelayanan
kesehatan bidangnya masing-masing.
Penyelenggaraan pelayanan kesehatan di Indonesia salah satunya
meliputi pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak. Ujung tombak pelayananan
kesehatan ibu dan anak di wilayah Indonesia adalah bidan. Bidan merupakan
profesi PNS pada fasilitas pelayanan kesehatan yang diberi tugas, tanggung
jawab, wewenang dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk
melaksanakan pelayanan asuhan kebidanan sesuai dengan tugas dan
kewenangannya berdasarkan peraturan yang berlaku.
Salah satu asuhan kebidanan yang dilakukan bidan adalah memberikan
Komunikasi Informasi dan Edukasi tentang Keluarga Berencana. Berdasarkan
PP RI No. 87 Tahun 2014, Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) adalah
kegiatan komunikasi untuk meningkatkan pengetahuan serta memperbaiki
sikap dan perilaku keluarga, masyarakat dan penduduk dalam Program
Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional. Program Keluarga
Berencana merupakan upaya mengatur kelahiran anak, jarak dan usia ideal
melahirkan, mengatur kehamilan, melalui promosi, perlindungan, dan
bantuan sesuai dengan hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga yang
berkualitas. Salah satu upaya dalam program Keluarga Berencana adalah
melakukan pelayanan Keluarga Berencana dengan penggunaan alat
kontrasepsi. Alat kontrasepsi terbagi atas 2 jenis, yaitu Metode Kontrasepsi
Jangka Panjang (MKJP) dan Non MKJP.
Metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) merupakan metode
kontrasepsi dengan tingkat keefektifan yang tinggi dengan tingkat kegagalan
yang rendah serta komplikasi dan efek samping yang lebih sedikit. MKJP
merupakan jenis kontrasepsi yang sekali pemakaiannya dapat bertahan
selama 3 tahun sampai seumur hidup. Terdapat berbagai jenis MKJP seperti
IUD, implan, MOP dan MOP. Sedangkan kontrasepsi non MKJP memiliki
2
tingkat efektifitas dalam pengendalian kehamilan lebih rendah dan waktu
pemakaiannya yang relatif lebih singkat tergantung alat/obat yang digunakan.
Terdapat berbagai jenis kontrasepsi non MKJP seperti pil, suntik, dan
kondom.
Di Indonesia pemilihan jenis kontrasepsi pada tahun 2021 sebagian besar
akseptor KB memilih menggunakan kontrasepsi non MKJP sebesar 77,6%
sedangkan pengguna kontrasepsi MKJP sebesar 22,4%. Berdasarkan data
Badan Pusat Statistik Sulawesi Tenggara sebagian besar akseptor KB lebih
memilih menggunakan kontrasepsi non MKJP dengan presentase sebesar
74,6% sedangkan pengguna MKJP sebesar 25,4%. Padahal alat kontrasepsi
non MKJP memiliki tingkat efektifitas pengendalian kehamilan lebih rendah.
Ketidakberhasilan kontrasepsi yang digunakan untuk menunda,
menjarangkan atau menghentikan kelahiran dapat menyebabkan terjadinya
kehamilan yang tidak diinginkan. Dampak yang lebih serius dapat terjadi jika
kehamilan terjadi pada ibu dengan usia di atas 35 tahun atau kurang dari 19
tahun, anak lebih dari 3 dan jarak kelahiran yang terlalu dekat dapat
mengalami kehamilan resiko tinggi yang dapat menyebabkan kematian
(Kemenkes, 2014).
Banyaknya peserta KB aktif yang memilih menggunakan non MKJP
dibandingkan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) baik dalam
tingkat nasional maupun provinsi sebanding dengan yang terjadi pada tingkat
kabupaten/kota. Di Kabupaten Buton khususnya UPTD Puskesmas
Siontapina, peserta KB aktif yang memilih menggunakan non MKJP sebesar
75,28% sedangkan yang memilih menggunakan MKJP sebesar 24,72%.
UPTD Puskesmas Siontapina memiliki 6 wilayah kerja, yaitu Desa
Matanauwe, Desa Kuraa, Desa Sampuabalo, Desa Gunung Jaya, Desa Bahari
Makmur dan Desa Walompo. Diantara beberapa desa tersebut Walompo
adalah desa dengan peserta KB aktif yang menggunakan MKJP sangat rendah
dibandingkan desa yang lain yaitu sebesar 0,89%. Rendahnya capaian
pengguna MKJP disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu faktor pendidikan,
kurang sumber informasi yang diperoleh dan berkembangnya persepsi negatif
3
di masyarakat tentang penggunaan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang
(MKJP). Pada akhirnya kondisi tersebut memaksa akseptor KB untuk lebih
memilih menggunakan non MKJP.
Berdasarkan permasalahan tersebut dan sesuai dengan uraian tugas dan
fungsi sebagai Bidan Terampil menurut peraturan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara Nomor 36 tahun 2019 salah satunya yaitu memberikan
Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) tentang kesehatan reproduksi
perempuan dan Keluarga Berencana (KB) pada individu/keluarga sesuai
kebutuhan, maka penulis mengambil ide untuk melakukan KIE di desa
Walompo wilayah kerja UPTD Puskesmas Siontapina Kabupaten Buton.
Oleh karena itu, penulis tertarik mengambil judul “PENINGKATAN
KESADARAN PESERTA KB AKTIF TENTANG PENGGUNAAN
METODE KONTRASEPSI JANGKA PANJANG MELALUI
KOMUNIKASI INFORMASI DAN EDUKASI DI DESA WALOMPO
WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS SIONTAPINA”.
1.2 Tujuan
Tujuan dilaksanakannya kegiatan aktualisasi ini adalah sebagai berikut:
1.2.1 Tujuan Umum
Mengaktualisasikan nilai-nilai dasar ASN yakni BerAKHLAK dan
nilai-nilai Bela Negara dalam kegiatan melaksanakan tugas sebagai
Bidan Terampil di UPTD Puskesmas Siontapina.
1.2.2 Tujuan Khusus
Meningkatnya kesadaran peserta KB aktif tentang penggunaan Metode
Kontrasepsi Jangka Panjang di Desa Walompo wilayah kerja UPTD
Puskesmas Siontapina.
1.3 Manfaat
1.3.1 Manfaat Untuk Penulis
Penulis dapat memahami dan menginternalisasi nilai-nilai dasar profesi
PNS sehingga membentuk karakter ASN yang profesional.
4
1.3.2 Manfaat Untuk Organisasi
Meningkatnya kinerja organisasi, menguatkan visi, misi dan nilai-nilai
organisasi sehingga dapat memberikan pelayanan terbaik.
1.3.3 Manfaat Untuk Masyarakat
Optimalnya penggunaan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang maka
akan membantu program pemerintah yaitu 2 anak lebih sehat sehingga
menekan laju kepadatan penduduk di Indonesia.
1.4 Ruang Lingkup Kegiatan Aktualisasi
Ruang lingkup aktualisasi ini adalah Komunikasi Informasi dan Edukasi
tentang penggunaan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) dengan
leaflet dan banner pada akseptor KB aktif di desa Walompo wilayah kerja
UPTD Puskesmas Siontapina Kabupaten Buton. Waktu pelaksanaan
aktualisasi dilaksanakan pada tanggal dikeluarkannya izin aktualisasi dalam
kurun waktu satu bulan mulai tanggal 11 November sampai dengan 14
Desember 2022.
5
BAB II
6
d. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Manuru Kecamatan
Siontapina (Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Kumbewaha)
4. Jumlah dan Distribusi Penduduk
Jumlah penduduk yang ada di wilayah kerja UPTD Puskesmas
Siontapina berjumlah 6.104 jiwa dengan distribusi penduduk per
desa dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2.1 Data Desa dan Jumlah Penduduk
No. Nama Desa Jumlah Jiwa
1. Matanauwe 1.524
2. Sampuabalo 2.248
3. Kuraa 734
4. Walompo 1.020
5. Gunung Jaya 713
6. Bahari Makmur 578
Jumlah 6.104
5. Angka Kesakitan/Penyakit
Kondisi pola 10 penyakit terbanyak yang ada di UPTD
Puskesmas Siontapina pada tahun 2021 adalah sebagai berikut:
Tabel 2.2 Daftar 10 Penyakit Terbesar
7
6. Peserta KB Aktif dengan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang
Tabel 2.3 Peserta KB Aktif dengan Metode Kontrasepsi
Jangka Panjang (MKJP)
Jumlah MKJP
No. Desa PUS MOW/ Jumlah
IUD Implant
MOP
1. Kuraa 312 0 2 10 12
2. Gunung Jaya 405 0 1 3 4
3. Sampuabalo 683 0 4 177 181
4. Matanauwe 327 0 7 13 20
5. Bahari Makmur 327 0 0 4 4
6. Walompo 426 0 1 1 2
7. Struktur Organisasi
8
2.1.2 Visi, Misi dan Nilai Organisasi
UPTD Puskesmas Siontapina memiliki visi, misi serta nilai-
nilai organisasi sebagai berikut:
1. Visi
“Terwujudnya Masyarakat Kecamatan Siontapina yang Sehat
Melalui Penyelenggaraan Pembangunan Kesehatan yang Optimal”
2. Misi
a. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang
bermutu baik perorangan, Keluarga, Kelompok dan
Masyarakat;
b. Melaksanakan Pemberdayaan Masyarakat dalam bidang
kesehatan melalui Sistem Pembagian wilayah Kader;
c. Melaksanakan manajemen puskesmas yang transparan
Akuntabel dan Visibility;
d. Menjalin kerjasama dengan lintas sektor terkait;
e. Menjalin kerjasama dengan Jejaring Kesehatan
3. Nilai Organisasi
Visi dan misi di atas dikembangkan menjadi nilai-nilai
utama UPTD Puskesmas Siontapina. Nilai-nilai inilah yang akan
menjadi dasar perilakupegawai negeri sipil dalam upaya
pencapaian misinya. Nilai-nilai yang dimaksud adalah CERIA
yaitu :
C : Cepat
E : Efektif
R : Ramah
I : Ikhlas
A : Akuntabel
9
2.1.3 Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi
1. Tugas Pokok Puskesmas
Melaksanakan kebijakan kesehatan untuk mencapai
tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerja dalam rangka
mendukung terwujudnya kecamatan sehat.
2. Fungsi Puskesmas
Dalam pelaksanaan fungsi puskesmas sesuai dengan
Permenkes 75 Tahun 2014 Puskesmas mempunyai kewenangan:
a. Membuat perencanaan sendiri hasil analisis masalah dan
kebutuhan yang diperoleh.
b. Melaksanakan advokasi dan sosialiasi kebijakan
kesehatan.
c. Melaksanakan komunikasi, informasi, edukasi dan
pemberdayaan masyarakat.
d. Menggerakkan masyarakat untuk mengidentifikasi dan
menyelesaikan masalah.
e. Melaksanakan pembinaan tekhnis terhadap jejaring
pelayanan dan upaya kesehatan berbasis masyarakat
f. Melaksanakan kompetisi bersumber daya
manajemenpuskesmas.
g. Memantau pelaksanaan pembangunan agar bernuansa
kesehatan.
h. Melaksanakan pencatatan, pelaporan dan evaluasi terhadap
mutu dan cakupan pelayanan
i. Memberi rekomendasi tentang masalah kesehatan
masyarakat termasuk dukungan terhadap sistem
kewaspadaan dini dan respon penanggulangan penyakit.
j. Memberikan pelayanan secara komprehensif,
berkesinambungan dan bermutu.
10
k. Memberi pelayanan kesehatan dengan mengutamakan
preventif, mengutamakan keamanan dan keselamatan pasien,
petugas dan pengunjung.
l. Memberi pelayanan dengan prinsip koordinatif dan
kerjasama antar profesi.
m. Melaksanakan rekam medis
n. Melaksanakan pencatatan, pelaporan, evaluasi, terhadap
mutu dan akses pelayanan kesehatan.
o. Meningkatkan kompetensi tenaga kesehatan.
p. Mengkoordinasikan dan melaksanakan pembinaan tupoksi
layanan kesehatan tingkat pertama di wilayah kerja.
Penjabaran fungsi puskesmas ke dalam program terbagi dua, yaitu:
a. Upaya Kesehatan Esensial adalah upaya kesehatan prioritas utama
puskesmas yang dilaksanakan untuk mendukung pencapaian
Standar Pelayanan Minimal (SPM) Kabupaten/Kota.
b. Upaya Kesehatan Pengembangan Adalah upaya yang sifatnya
inovatif yang disesuaikan dengan prioritas masalah kesehatan dan
potensi sumber daya yang tersedia.
11
2. Pelayanan Luar Gedung
a. Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) Esensial:
1) Pelayanan promosi kesehatan
2) Pelayanan kesehatan lingkungan
3) Pelayanan KIA dan KB
4) Pelayanan perbaikan gizi
5) Pelayanan pencegahan dan pemberantasan penyakit
b. Upaya Kesehatan Masyarakat ( UKM) Pengembangan:
1) Pelayanan kesehatan usia reproduksi dan lansiA
2) Pelayanan posbindu
3) Pelayanan kesehatan gigi masyarakat
4) Pelayanan kesehatan remaja
5) Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat
12
6. Karnida, Amd.Keb PTT Daerah
13
8. Melaksanakan kegiatan asuhan pada kelas ibu hamil
9. Memberikan KIE tentang kesehan ibu pada individu/keluarga sesuai
dengan kebutuhan
10. Melakukan asuhan Kala I persalinan fisiologis
11. Melakukan asuhan Kala II persalinan fisiologis
12. Melakukan asuhan Kala III persalinan fisiologis
13. Melakukan asuhan Kala IV persalinan fisiologis
14. Melakukan pengkajian pada ibu nifas
15. Melakukan asuhan kebidanan masa nifas 6 jam sampai dengan hari ke
tiga pasca persalinan (KF 1)
16. Melakukan asuhan kebidanan masa nifas hari 4-28 hari pasca
persalinan (KF 2)
17. Melakukan asuhan kebidanan masa nifas 29-42 hari tiga pasca
persalinan (KF 3)
18. Melakukan asuhan kebidanan pada gangguan psikologis ringan
dengan pendampingan
19. Melakukan fasilitasi Inisiasi Menyusui Dini (IMD) pada persalinan
normal
20. Melakukan asuhan bayi baru lahir normal
21. Melakukan penanganan awal kegawatdaruratan pada Bayi Berat Lahir
Rendah (BBLR)
22. Memebrikan Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) tentang
kesehatan anak pada individu/keluarga sesuai kebutuhan
23. Melakukan pelayanan Keluarga Berencana (KB) oral dan kondom
24. Memberikan Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) tentang
kesehatan reproduksi perempuan dan Keluarga Berencana (KB) pada
individu/keluarga sesuai kebutuhan
25. Melakukan promosi dan edukasi tentang perilaku pola hidup sehat
untuk remaja termasuk personal hygiene dan nutrisi
14
26. Melakukan pendataan sasaran pada indivisu (WUS/PUS/Keluarga
Berencana/Ibu hamil/Ibu nifas/Ibu menyusui/Bayi dan Balita) di
wilayah kerja Puskesmas melalui kunjungan rumah
27. Melakukan tabulasi sasaran pada individu (WUS/PUS/Keluarga
Berencana/Ibu hamil/Ibu nifas/Ibu menyusui/Bayi dan Balita)
28. Mengikuti pelaksanaan kegiatan Survei Mawas Diri (SMD) atau
Mustawarah Masyarakat Desa (MMD)
29. Melaksanakan pelayanan kebidanan di Posyandu/Posbindu/kampung
Keluarga Berencana atau tempat lain sesuai penugasan
30. Melakukan pemberian imunisasi rutin sesuai program pemerintah
pada anak sekolah
15
bidang tugas; kualifikasi akademik; jaminan perlindungan hukum
dalam melaksanakan tugas; dan profesionalitas jabatan.
Definisi nilai dasar sendiri adalah kondisi ideal atau kewajiban
moral tertentu yang diharapkan dari ASN untuk mewujudkan
pelaksanaan tugas instansi atau unit kerjanya. Sedangkan kode etik
adalah pedoman mengenai kewajiban moral ASN yang ditunjukkan
dalam sikap atau perilaku terhadap apa yang dianggap/dinilai baik
atau tidak baik, pantas atau tidak pantas baik dalam melaksanakan
tugas maupun dalam pergaulan hidup sehari-hari. Adapun kode
perilaku adalah pedoman mengenai sikap, tingkah laku, perbuatan,
tulisan, dan ucapan ASN dalam melaksanakan tugasnya dan
pergaulan hidup sehari-hari yang merujuk pada kode etik.
Mengenai panduan perilaku/kode etik dari nilai Berorientasi
Pelayanan sebagai pedoman bagi para ASN dalam pelaksanaan
tugas sehari-hari, yaitu:
a. Memahami dan Memenuhi Kebutuhan Masyarakat
Nilai Dasar ASN yang dapat diwujudkan dengan panduan
perilaku Berorientasi Pelayanan yang pertama ini diantaranya:
1) Mengabdi kepada negara dan rakyat Indonesia
2) Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak
3) Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian
4) Menghargai komunikasi, konsultasi dan kerja sama
b. Ramah, Cekatan, Solutif dan Dapat Diandalkan
Adapun beberapa nilai dasar ASN yang dapat diwujudkan
dengan panduan perilaku berorientasi pelayanan diantaranya:
1) Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika yang
luhur;
2) Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan
program pemerintah;
16
3) Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap,
cepat, tepat, akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan
santun.
c. Melakukan Perbaikan Tiada Henti
Nilai dasar ASN yang dapat diwujudkan dengan panduan
perilaku berorientasi pelayanan yang ketiga ini diantaranya:
1) Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada
publik; dan
2) Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja
pegawai.
Pelayanan publik erat kaitannya dengan pegawai ASN,
sangatlah penting untuk memastikan bahwa ASN mengedepankan
nilai berorientasi pelayanan yang harus dilandasi perubahan pola
pikir ASN, didukung dengan semangat penyederhanaan birokrasi
yang bermakna penyederhanaan sistem, penyederhanaan proses
bisnis dan juga transformasi menuju pelayanan berbasis digital.
Pelayanan publik yang prima sudah tidak bisa ditawar lagi
ketika lembaga pemerintah ingin meningkatkan kepercayaan publik
karena dapat menimbulkan kepuasan bagi pihak-pihak yang
dilayani.
2. Akuntabel
Akuntabilitas adalah kewajiban untuk betanggung jawab kepada
seseorang/organisasi yang memberikan amanat. Dalam konteks
ASN, Akuntabilitas adalah kewajiban untuk mempertanggung
jawabkan segala tindakan dan tanduknya sebagai pelayanan public
kepada atasan, lembaga Pembina, dan lebih luasnya kepada publik
(Matsiliza dan Zonke, 2017).
Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu,
kelompok atau institusi untuk memenuhi tanggung jawab dari
amanah yang dipercayakan kepadanya. Jadi secara sederhana
17
definisi Akuntabel adalah bertanggung jawab atas kepercayaan yang
diberikan. Implementasi panduan perilaku akuntabel, yaitu:
a. Kemampuan melaksanaan tugas dengan jujur,bertanggung
jawab, cermat, disiplin dan berintegritas tinggi
b. Kemampuan menggunakan kekayaan dan barang milik negara
secara bertanggung jawab, efektif, dan efisien
c. Kemampuan menggunakan Kewenangan jabatannya dengan
berintegritas tinggi .
3. Kompeten
Kompetensi merupakan perpaduan aspek pengetahuan
(knowledge), keterampilan (skill) dan sikap (attitude) yang
terindikasi dalam kemampuan dan perilaku seseorang sesuai
tuntutan pekerjaan. Sesuai Peraturan Menteri PANRB Nomor 38
Tahun 2017 tentang Standar Kompetensi ASN, kompetensi
meliputi:
a. Kompetensi Teknis adalah pengetahuan, keterampilan dan
sikap/perilaku yang dapat diamati, diukur dan dikembangkan
yang spesifik berkaitan dengan bidang teknis jabatan
b. Kompetensi Manajerial adalah pengetahuan, keterampilan dan
sikap/perilaku yang dapat diamati, dikembangkan untuk
memimpin dan/atau mengelola unit organisasi
c. Kompetensi Sosial Kultural adalah pengetahuan, keterampilan
dan sikap/perilaku yang dapat diamati, diukur, dan
dikembangkan terkait dengan pengalaman berinteraksi dengan
masyarakat majemuk dalam hal agama, suku dan budaya,
perilaku, wawasan kebangsaan, etika, nilai-nilai moral, emosi
dan prinsip yang harus dipenuhi oleh setiap pemegang jabatan
untuk memperoleh hasil kerja sesuai dengan peran, fungsi dan
jabatan.
Salah satu kebijakan penting dengan berlakunya UU Nomor 5
Tahun 2014 tentang ASN adanya hak pengembangan pegawai,
18
sekurang-kkurangnya 20 (dua puluh) Jam Pelajaran bagi PNS dan
maksimal 24 (dua puluh empat) Jam Pelajaran bagi Pegawai
Pemerintah dengan Perjanjian Kerja. Implementasi panduan
perilaku akuntabel, yaitu:
a. Meningkatan kompetensi diri
b. Membantu oranng lain belajar
c. Melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik
4. Harmonis
Arti kata harmoni secara umum adalah keselarasan, kesesuaian,
kecocokan dan keseimbangan. Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI) Kemendikbud, harmoni berarti pernyataan rasa,
aksi, gagasan, dan minat; keselarasan; keserasian.
Dalam bidang filsafat, harmoni atau harmonis adalah kerja sama
antara berbagai faktor dengan sedemikian rupa hingga faktor-faktor
tersebut dapat menghasilkan suatu kesatuan yang luhur. Unsur-
unsur yang dapat di tarik dari perumusan pengertian harmonisasi,
antara lain:
a. Adanya hal-hal ketegangan yang berlebihan
b. Menyelaraskan kedua rencana dengan menggunakan bagian
masing-masing agar membentuk suatu system
c. Suatu proses atau suatu upaya untuk merealisasi keselarasan,
kesesuaian, kecocokan, dan keseimbangan
d. Kerjasama antara berbagai faktor yang sedemikian rupa,
hingga faktor-faktor tersebut menghasilkan kesatuan yang luhur.
Berakar dari Semboyan Negara Indonesia yakni Bhinneka
Tunggal Ika, yang berarti “Berbeda-beda Namun Tetap Satu Jua”,
seorang pelayan publik harus dapat menghargai setiap orang apapun
latar belakangnya. Penting bagi setiap ASN untuk dapat
menciptakan dan membangun lingkungan kerja yang kondusif.
Karena dengan kenyamanan lingkungan kerja, ASN diyakini dapat
lebih produktif.
19
5. Loyal
Secara etimologis, istilah “loyal” diadaptasi dari bahasa Prancis
yaitu “Loial” yang artinya mutu dari sikap setia. Secara harfiah
loyal berarti setia, atau suatu kesetiaan.Kesetiaan ini timbul tanpa
adanya paksaan, tetapi timbul dari kesadaran sendiri pada masa lalu.
Bagi seorang Pegawai Negeri Sipil, kata loyal dapat dimaknai
sebagai kesetiaan, paling tidak terhadap cita-cita organisasi, dan
lebih-lebih kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Loyalitas merupakan suatu hal yang bersifat emosional. Untuk
bisa mendapatkan sikap loyal seseorang, terdapat banyak faktor
yang akan memengaruhinya. Terdapat beberapa ciri/karakteristik
yang dapat digunakan oleh organisasi untuk mengukur loyalitas
pegawainya, antara lain :
a. Taat pada Peraturan
Seorang pegawai yang loyal akan selalu taat pada peraturan.
Sesuai dengan pengertian loyalitas, ketaatan ini timbul dari
kesadaran anggota jika peraturan yang dibuat oleh organisasi
semata-mata disusun untuk memperlancar jalannya pelaksanaan
kerja organisasi.
b. Bekerja dengan Integritas
Sesungguhnya seorang pegawai yang loyal dapat dilihat dari
seberapa besar dia menunjukan integritas mereka saat bekerja.
Integritas yang sesungguhnya adalah “melakukan hal yang
benar, dengan mengetahui bahwa orang lain tidak mengetahui
apakah anda melakukannya atau tidak”.
c. Tanggung Jawab pada Organisasi
Ketika seorang pegawai memiliki sikap sesuai dengan
pengertian loyalitas, maka secara otomatis ia akan merasa
memiliki tanggung jawab yang besar terhadap organisasinya.
Pegawai akan berhati-hati dalam mengerjakan tugas-tugasnya,
20
namun sekaligus berani untuk mengembangkan berbagai inovasi
demi kepentingan organisasi.
d. Kemauan untuk Bekerja Sama
Bekerja sama dengan orang lain dalam suatu kelompok
memungkinkan seorang anggota mampu mewujudkan impian
perusahaan untuk dapat mencapai tujuan yang tidak mungkin
dicapai oleh seseorang anggota secara individual.
e. Rasa Memiliki yang Tinggi
Adanya rasa memiliki anggota terhadap organisasi akan
membuat anggota memiliki sikap untuk ikut menjaga dan
bertanggung jawab terhadap organisasi sehingga pada akhirnya
akan menimbulkan sikap sesuai dengan pengertian loyalitas
demi tercapainya tujuan organisasi.
f. Hubungan Antar Pribadi
Pegawai yang memiliki loyalitas yang tinggi akan mempunyai
hubungan antar pribadi yang baik terhadap pegawai lain dan
juga terhadap pemimpinnya. Hubungan pribadi ini meliputi
hubungan sosial dalam pergaulan sehari-hari, baik yang
menyangkut hubungan kerja maupun kehidupan pribadi.
g. Kesukaan Terhadap Pekerjaan
Sebagai seorang manusia, seorang pegawai pasti akan
mengalami masa-masa jenuh terhadap pekerjaan yang
dilakukannya setiap hari. Seorang pegawai yang memiliki sikap
loyalitas akan mampu menghadapi permasalahan ini dengan
bijaksana.
h. Keberanian Mengutarakan Ketidaksetujuan
Pegawai yang loyal akan membagikan opini mereka, bahkan
saat mereka tau bahwa pimpinan tidak mengapresiasi opini
mereka. Namun, mereka ingin organisasi menjadi lebih baik
kedepannya. Bahkan, terkadang mereka berani melawan akan
sebuah keputusan yang memang dirasa kurang baik.
21
i. Menjadi Teladan bagi Pegawai Lain
j. Salah satu ciri loyalitas berikutnya adalah pegawai yang bisa
memberikan contoh bagi pegawai lain. Mereka yang bisa
menjadi teladan akan berpegang teguh pada nilai organisasi,
berorientasi pada target, kemampuan interpersonal yang kuat,
cepat adaptasi, selalu berinisiatif, dan memiliki kemampuan
memecahkan masalah dengan baik.
Loyal merupakan salah satu nilai yang terdapat dalam Core Values
ASN yang dimaknai bahwa setiap ASN harus berdedikasi dan
mengutamakan kepentingan bangsa dan Negara, dengan kata kunci
komitmen, dedikasi, konstribusi, nasionalisme, dan pengabdian,
serta dengan adanya panduan perilaku:
a. Memegang teguh Ideologi Pancasila, Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia tahun 1945, setia kepada NKRI serta
Pemerintahan yang sah;
b. Menjaga nama baik sesama ASN, Pimpinan Instansi dan
Negara; serta
c. Menjaga rahasia jabatan dan Negara.
6. Adaptif
Adaptif dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia bermakna
menyesuaikan (diri) dengan keadaan. Adaptif berarti terus
berinovasi dan antusias dalam menggerakkan ataupun menghadapi
perubahan. Adaptif merupakan salah satu karakter penting yang
dibutuhkan oleh individu maupun organisasi untuk
mempertahankan kelangsungan hidupnya. Terdapat alasan mengapa
nilai-nilai adaptif perlu diaktualisasikan dalam pelaksanaan tugas-
tugas jabatan di sektor publik, seperti di antaranya perubahan
lingkungan strategis, kompetisi yang terjadi antar instansi
pemerintahan, perubahan iklim, perkembangan teknologi dan lain
sebagainya. Adaptif memiliki kata kunci Inovasi, antusias terhadap
perubahan dan proaktif.
22
Adaptasi merupakan kemampuan alamiah dari makhluk hidup.
Organisasi dan individu di dalamnya memiliki kebutuhan
beradaptasi selayaknya makhluk hidup, untuk mempertahankan
keberlangsungan hidupnya. Kemampuan beradaptasi juga
memerlukan adanya inovasi dan kreativitas yang
ditumbuhkembangkan dalam diri individu maupun organisasi. Di
dalamnya dibedakan mengenai bagaimana individu dalam
organisasi dapat berpikir kritis versus berpikir kreatif. Pada level
organisasi, karakter adaptif diperlukan untuk memastikan
keberlangsungan organisasi dalam menjalankan tugas dan
fungsinya. Penerapan budaya adaptif dalam organisasi memerlukan
beberapa hal, seperti di antaranya tujuan organisasi, tingkat
kepercayaan, perilaku tanggung jawab, unsur kepemimpinan dan
lainnya. Budaya adaptif sebagai budaya ASN merupakan kampanye
untuk membangun karakter adaptif pada diri ASN sebagai individu
yang menggerakkan organisasi untuk mencapai tujuannya.
Diharapkan setiap ASN nantinya menanamkan nilai adaptif
sehingga setiap ASN akan cepat menyesuaikan diri terhadap
perubahan, terus berinovasi dan mengembangkan kreatifitas, serta
selalu bertindak proaktif pada setiap perubahan.
7. Kolaboratif
Kolaboratif adalah merupakan proses partisipasi beberapa orang,
kelompok, dan organisasi yang bekerja sama untuk mencapai hasil
yang diinginkan. Kolaborasi menyelesaikan visi bersama, mencapai
hasil positif bagi khalayak yang dilayani, dan membangun sistem
yang saling terkait untuk mengatasi masalah dan peluang.
Kolaborasi juga melibatkan berbagi sumber daya dan tanggung
jawab untuk secara bersama merencanakan, melaksanakan dan
mengevaluasi program-program untuk mencapai tujuan bersama.
Jika dikaitan dengan ASN, kolaboratif sangat diperlukan dalam
sebuah organisasi. Seorang ASN harus bersedia untuk berbagi visi,
23
misi, kekuatan, sumber daya dan tujuan. Seorang ASN yang
profesional dalam menyelesaikan tugas-tugasnya harus mampu
berkolaborasi dengan berbagai elemen yang ada ditempatnya
bekerja sehingga akan tercipta suatu kerjasama yang sinergis yang
dapat memaksimalkan hasil dari tugas yang dilaksanakannya. Oleh
karena itu, seorang ASN harus mampu menerapkan kalimat afirmasi
“Kami membangun kerjasama yang sinergi” dalam melaksanakan
setiap tugastugasnya. Kata kunci dari kolaboratif yang perlu
dipegang oleh seorang ASN adalah Kesediaan bekerja sama dan
Sinergi untuk hasil yang lebih baik.
Dalam melakukan Kolaboratif seorang ASN harus
memperhatikan beberapa nilai-nilai (kode etik) yaitu :
a. Memberi kesempatan berbagai pihak untuk berkontribusi
b. Terbuka dalam bekerjasama untuk menghasilkan nilai tambah
c. Menggerakan pemanfaatan berbagai sumber daya untuk
tujuan bekerja sama
24
menjamin keutuhan kekompakan dan persatuan ASN serta dapat
memusatkan segala perhatian, pikiran dan tenaga pada tugas yang
dibebankan.
Untuk menjalankan kedudukannya tersebut, maka Pegawai ASN
berfungsi sebagai berikut:
a. Pelaksana kebijakan publik
Setiap pegawai ASN harus memiliki nilainilai kepublikan,
berorientasi pada kepentingan publik dan senantiasa
menempatkan kepentingan publik, bangsa dan negara di atas
kepentingan lainnya, mengedepankan kepentingan nasional
ketimbang kepentingan sektoral dan golongan. Untuk itu pegawai
ASN harus memiliki karakter kepublikan yang kuat dan mampu
mengaktualisasikannya dalam setiap langkah-langkah
pelaksanaan kebijakan publik
b. Pelayan publik
Setiap pegawai ASN senantiasa bersikap sebagai penjaga
kedaulatan negara, menjadi perekat bangsa dan mengupayakan
situasi damai di seluruh wilayah Indonesia, dan menjaga keutuhan
NKRI adil dan tidak diskriminasi dalam memberikan pelayanan
kepada masyarakat. Mereka harus bersikap profesional dan
berintegritas dalam memberikan pelayanan. Tidak boleh mengejar
keuntungan pribadi atau instansinya belaka, tetapi pelayanan
harus diberikan dengan maksud memperdayakan masyarakat,
menciptakan kesejahteraan masyarakat yang lebih baik. Untuk itu
integritas menjadi penting bagi setiap pegawai ASN. Senantiasa
menjunjung tinggi nilai-nilai kejujuran, keadilan, tidak korupsi,
transparan, akuntabel dan memuaskan publik.
c. Perekat dan pemersatu bangsa
Setiap pegawai ASN harus memiliki jiwa nasionalisme dan
wawasan kebangsaan yang kuat, memiliki kesadaran sebagai
penjaga kedaulatan negara, menjadi perekat bangsa dan
25
mengupayakan situasi damai di seluruh wilayah Indonesia, dan
menjaga keutuhan NKRI
2. Smart ASN
Smart ASN adalah profil Aparatur Sipil Negara yang cerdas,
berdaya saing dan menguasai Teknologi dan Informasi dalam
menghadapi revolusi industry 4.0 (Pusat Pengkajian dan Penelitian
Kepegawaian Nomor: 032-Juni 2019) yang disiapkan untuk
mewujudkan birokrasi Indonesia berkelas dunia (World Class
Government). Profil ASN tersebut meliputi Profil Smart ASN
meliputi integritas, nasionalisme, profesionalisme, berwawasan
global, menguasai IT dan bahasa asing, berjiwa hospitality, berjiwa
entrepreneurship, dan memiliki jaringan luas.
a. Integritas
Integritas adalah konsistensi berperilaku yang selaras dengan
nilai, norma dan/atau etika organisasi, dan jujur dalam hubungan
dengan atasan, rekan kerja, bawahan langsung, dan pemangku
kepentingan, serta mampu mendorong terciptanya budaya etika
tinggi, bertanggung jawab atas tindakan atau keputusan beserta
risiko yang menyertainya.
b. Nasionalisme
Nasionalisme adalah paham kebangsaan yang tumbuh karena
adanya persamaan nasib dan sejarah serta kepentingan untuk
hidup bersama sebagai suatu bangsa yang merdeka, bersatu,
berdaulat, demokratis dan maju dalam satu kesatuan bangsa dan
negara serta cita-cita bersama guna mencapai, memelihara dan
mengabdi identitas, persatuan, kemakmuran dan kekuatan atau
kekuasaan negara bangsa yang bersangkutan.5 Dalam
implementasinya, seorang ASN harus bekerja dengan semangat
cinta tanah air Indonesia.
26
c. Profesionalisme
Pengertian profesionalisme, adalah merupakan komitmen para
anggota suatu profesi untuk meningkatkan kemampuannya
secara terus menerus (Nurita Putranti,Blog). Oleh karena
Pegawai Negeri Sipil merupakan salah satu profesi maka
konsekuensinya harus selalu meningkatkan kemampuannya
secara terus menerus agar dalam melaksanakan tugas atau
pekerjakaan dapat dilaksanakan secara profesional. Berpedoman
pada pengertian dimuka, menunjukkan bahwa Pegawai Negeri
Sipil yang merupakan bagian dari profesi agar dapat
melaksanakan pekerjaan secara professional harus diperhatikan
dan memperhatikan mengenai profesionalisme.
d. Berwawasan global
ASN yang berwawasan global, disini diartikan sebagai organ
birokrasi yang mampu melihat melampaui (beyond) dinding-
dinding kaku tempat ia bekerja melalui pandangan yang bulat,
menyeluruh serta mampu menemukan dan menggunakan
perkembangan atau inovasi lain yang ada baik dalam skala
nasional maupun internasional.
e. Menguasai IT dan bahasa asing
ASN dituntut tidak Gaptek (Gagap Teknologi) dan informasi
yakni dapat mengoperasikan dan memanfaatkan aplikasi-aplikasi
produk IT termasuk dapat dengan bijak memanfaatkan internet
yang digunakan dalamn meningkatkan efektifitas dan efisiensi
untuk meningkatlkan kinerja dalam rangka meningkatkan
kualitas tugas dan fungsinya dalam pelayanan dan pengabdian
kepada masyarakat. Selain itu, seorang ASN selain menguasai
Bahasa Indonesia dengan baik dan benar juga memiliki
kemampuan menguasai bahasa asing seperti bahasa Inggris,
bahasa Mandarin dan lain sebagainya.
27
f. Hospitality
Hospitality merupakan cara pemberian pelayanan atau
penerimaan tamu, pengunjung, atau bahkan orang asing yang
datang sehingga mereka akan memiliki kesan baik dan
terpuaskan dengan pelayanan yang diberikan.
g. Entrepreneurship
ASN dituntut memiliki kemampuan entrepreneurship yakni
berjiwa kewirausahaan yang ditandai dengan dimilikinya
keberanian, kreatifitas, inovatif, pantang menyerah dan cerdas
dalam menangkap dan menciptakan peluang serta bertanggung
jawab. Enterpreneurship juga dapat diartikan berpikir tentang
masa depan orang banyak, kehidupan orang banyak,
kesejahteraan masyarakat dan bagaimana cara membantu mereka
yang membutuhkan. Dan dengan dimilikinya kemampuan
Enterpreneurship ini maka seorang ASN akan mampu
meningkatkan kinerja dalam setiap waktunya.
h. Networking
Networking adalah membangun menjalin hubungan dengan
orang lain atau organisasi yang berpengaruh positif pada
kesuksesan professional maupun personal. Literasi digital
merupakan hal paling utama dalam mewujudkan ASN yang
berdaya saing dalam perkembangan teknologi dan informasi.
Ada 4 pilar literasi digital, yaitu digital ethics, digital culture,
digital safety, dan digital skill.
28
BAB III
29
Tabel 3.1 Identifikasi Isu
Kondisi yang
No. Uraian Tugas Kondisi Saat Ini Isu Teridentifikasi Deskripsi Keterkaitan Dengan Agenda III
Diharapakan
1. Memberikan Masih banyaknya Bertambahnya Masih Rendahnya Manajemen ASN: Memberikan informasi mengenai
Komunikasi peserta KB aktif peserta KB Aktif kesadaran peserta KB MKJP (Metode Kontrasepsi Jangka Panjang) kepada
Informasi dan yang tidak yang menggunakan Aktif tentang peserta KB Aktif tanpa membedakan dan tidak
Edukasi (KIE) mengetahui tentang Kontrasepsi Jangka penggunaan Metode memberikan diskriminasi terhadap kepercayaan-
tentang Keluarga penggunaan Metode Panjang (MKJP) Kontrasepsi Jangka kepercayaan yang ada dimasyarakat
Berencana (KB) Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) di Smart ASN: Memberikan konseling secara responsif
pada individu atau Panjang (MKJP) Desa Walompo dengan memanfaatkan berbagai sumber digital yang
keluarga sesuai Wilayah Kerja UPTD dapat diakses dengan mudah.
kebutuhan Puseksmas Siontapina
2. Masih banyak ibuIbu hamil mematuhi Masih Rendahnya Manajemen ASN : Seorang bidan memiliki
hamil yang tidakanjuran bidan untuk kesadaran ibu hamil kewajiban untuk memberikan Komunikasi Informasi
mengkonsumsi tablet
mengkonsumsi tablet tentang pentingnya dan Edukasi kesehatan sesuai dengan kebutuhan
Fe yang telah di
Fe yang diberikan mengkonsumsi tablet tanpa menghakimi perilaku ataupun pendapat
oleh bidan berikan untuk Fe di UPTD Smart ASN: Seorang bidan harus mampu
meminimalisir Puskesmas Siontapina memberikan pelayanan kesehatan dengan
kompliksi atau memanfaatkan teknologi informasi yang tersedia
bahaya saat
persalinan
3. Memberikan asuhan Jumlah kunjungan Meningkatnya Masih Rendahnya Manajemen ASN : Seorang bidan memiliki
kebidanan pada ibu ibu hamil K1 murni kunjungan ibu hamil kunjungan ibu hamil kewajiban untuk memberikan Komunikasi Informasi
hamil fisiologis yang masih rendah K1 murni K1 murni di UPTD dan Edukasi kesehatan sesuai dengan kebutuhan
Puskesmas Siontapina tanpa menghakimi perilaku ataupun pendapat
Smart ASN: Seorang bidan harus mampu
memberikan pelayanan kesehatan dengan
memanfaatkan teknologi informasi yang tersedia
30
3.1.2 Analisis Isu
Analisis yang digunakan untuk menetapkan isu yang akan ditindak
lanjut yaitu menggunakan analisis APKL. Analisis APKL didasarkan
pada Aktual, Problematik, Kekhalayakan dan Layak dengan
menggunakan skala nilai dari 1-5. Isu yang memiliki total skor tertinggi
setelah perengkingan merupakan isu prioritas.
1. Aktual artinya benar-benar terjadi sedang hangat dibicarakan di
masyarakat
2. Problematik artinya isu memiliki permasalahan yang kompleks
sehingga perlu dicarikan solusinya sesegera mungkin
3. Kekhalayakan artinya isu menyangkut hajat hidup orang banyak
4. Kelayakan artinya masuk akal, realistik, relevan untuk di
munculkan inisiatif pemecahan masalah.
Keterangan:
Angka 5 : Sangat APKL
Angka 4 : APKL
Angka 3 : Cukup APKL
Angka 2 : Kurang APKL
Angka 1 : Sangat Kurang APKL
31
Berdasarkan list isu yang diuji dengan menggunakan pendekatan
teknik APKL, maka dapat diperoleh isu prioritas yang harus ditangani,
yaitu “Masih rendahnya kesadaran peserta KB aktif tentang
penggunaan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP)”. Pemilihan
isu tersebut dilakukan dengan analisis dampak dan penyebab yang
terjadi. Hal ini dapat dilihat dari pemetaan masalah melalui diagram
berikut:
1. Rendahnya capaian penggunaan Metode
AKIBAT Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP)
2. Meningkatkan jumlah kelahiran
3. Meningkatkan resiko tingi kehamilan
32
3.2 Gagasan Kreatif/Terpilih dan Kegiatan sebagai Pemecah Isu
Gagasan kreatif yang dipilih penulis untuk menyelesaikan isu rendahnya
kesadaran peserta KB aktif tentang penggunaan Metode Kontrasepsi Jangka
Panjang (MKJP) adalah dengan memberikan Komunikasi Informasi dan
Edukasi (KIE) tentang Penggunaan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang
(MKJP) pada peserta KB aktif. Gagasan tersebut terkait dengan Mata
Pelatihan Manajemen ASN dimana setiap pegawai ASN senantiasa bersikap
adil dan tidak diskriminasi dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.
ASN harus bersikap profesionalisme dan berintegritas dalam memberikan
pelayanan.
33
2. Melakukan koordinasi dengan Kepala Desa dan Kader Kepo
a. Menyiapkan lembar persetujuan pelaksanaan kegiatan
b. Meminta izin kepada Kepala Desa terkait kegiatan yang akan
dilaksanakan di desa
c. Memberitahukan kepada kader kepo jadwal kegiatan
3. Menyiapkan bahan KIE
a. Mengumpulkan materi tentang MKJP
b. Mendesain leaflet dan banner
c. Merancang kuisioner pre test dan post test
d. Mendesain blanko daftar hadir
e. Melakukan konsultasi pada mentor terkait desain leaflet, banner,
kuisioner pre test dan post test serta blanko daftar hadir
f. Mencetak leaflet, banner, kuisioner pra test dan post tes serta
blanko daftar hadir
4. Melakukan Komunikasi Informasi dan Edukasi tentang penggunaan
Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP)
a. Melakukan pre test tentang MKJP
b. Membagikan leaflet
c. Melaksanakan KIE
d. Mengedarkan daftar hadir
e. Melaksanakan post test
5. Melakukan evaluasi dan pelaporan
a. Melakukan evaluasi kegiatan aktualisasi
b. Membuat laporan evaluasi
c. Melaporkan hasil laporan evaluasi pada mentor
34
BAB IV
35
4.2 Capaian Aktualisasi
Tabel 4.2 Kegiatan 1. Melakukan Konsultasi kepada Mentor Terkait
Rancangan Aktualisasi
Tahap Kegiatan 1: Menyiapkan bahan konsultasi
Tanggal Pelaksanaan 14 November 2022
Output Bahan konsultasi tersedia
Dokumentasi (Proses dan Output)
36
d. Harmonis
Saya menyiapkan bahan konsultasi menggunakan
tutur bahasa yang baik dengan tujuan membantu
pimpinan untuk lebih mudah memahami rencana
aktualisasi saya
e. Loyal
Saya menyiapkan bahan konsultasi dengan penuh
dedikasi.
f. Adaptif
Saya bersikap proaktif dalam menyiapkan bahan
konsultasi.
g. Kolaboratif
Saya bersikap terbuka dalam menyiapkan
bahan konsultasi dan menerima dengan baik
segala masukan dari pimpnan.
37
d. Harmonis
Dalam memohon jadwal petemuan dengan
pimpinan saya menyelaraskan waktu saya
dengan waktu pimpinan
e. Loyal
Saya memegang komitmen untuk mengikuti
jadwal yang telah disetujui mentor
f. Adaptif
Dalam meminta jadwal saya bertindak proaktif.
g. Kolaboratif
Saya membangun kerja sama yang sinergis
dengan pimpinan terkait penentuan jadwal
konsultasi.
38
Gambar 4.6 Surat persetujuan melakukan kegiatan
Keterkaitan dengan Nilai-Nilai a. Berorientasi Pelayanan
Dasar Dalam berkonsultasi dengan mentor saya
menerima masukan dan saran guna perbaikan
rencana kegiatan
aktualisasi
b. Akuntabel
Dalam berkonsultasi dengan mentor saya
menyampaikan rencana kegiatan aktualisasi
secara transparan.
c. Kompeten
Saat konsultasi dengan mentor saya terus
belajar dengan saran dan masukan yang
diberikan
d. Harmonis
Saya menghargai pendapat mentor terkait
kegiatan aktualisasi yang saya sampaikan
e. Loyal
Dalam konsultasi kepada mentor saya
menyampaikan kontribusi yang saya berikan
bagi organisasi terkait kegiatan aktualisasi
f. Adaptif
Saya bersikap proaktif saat berkonsultasi dengan
mentor
g. Kolaboratif
Saya bersikap terbuka untuk masukan dan saran
yang akan mendukung keberhasilan kegiatan
aktualisasi.
39
Tabel 4.3 Kegiatan 2. Melakukan koordinasi dengan Kepala Desa dan
Kader Kepo
Tahap Kegiatan 1: Menyiapkan persetujuan pelaksanaan kegiatan
Tanggal Pelaksanaan 16 November 2022
Output Tersedianya surat persetujuan pelaksanaan
Dokumentasi (Proses dan Output)
40
e. Loyal
Saya menyiapkan lembar persetujuan
pelaksanaan dengan penuh dedikasi.
f. Adaptif
Saya bersikap proaktif dalam menyiapkan lembar
persetujuan pelaksanaan kegiatan.
g. Kolaboratif
Saya bersikap terbuka dalam menyiapkan lembar
persetujuan pelaksanaan kegiatan.
Tahap Kegiatan 2: Meminta izin kepada Kepala Desa terkait kegiatan yang akan
dilaksanakan di desa
Tanggal Pelaksanaan 17 November 2022
Output Dokumentasi foto dan izin persetujuan
Dokumentasi (Proses dan Output)
41
b. Akuntabel
Dalam meminta izin kepada Kepala Desa saya
menyampaikan rencana kegiatan aktualisasi
secara transparan
c. Kompeten
Saat meminta izin dengan dengan kepala desa
saya terus belajar dengan saran dan masukan
yang diberikan
d. Harmonis
Saya menghargai pendapat Kepala Desa terkait
permohonan izin dan kegiatan aktualisasi yang
saya sampaikan
e. Loyal
Dalam meminta izin kepada Kepala Desa, saya
menyampaikan kontribusi yang saya berikan
bagi masyarakat desa terkait kegiatan aktualisasi.
f. Adaptif
Saya bertindak proaktif saat meminta izin
kepada Kepala Desa terkait kegiatan yang akan
dilaksanakan di desa.
g. Kolaboratif
Saya bersikap terbuka untuk masukan dan saran
yang mendukung keberhasilan kegiatan
aktualisasi.
42
Gambar 4.12 Memberitahukan kepada kader kepo jadwal kegiatan
b. Akuntabel
Saat memberitahu kegiatan edukasi kepada kader
kepo saya menyampaikan rencana kegiatan
aktualisasi secara transparan.
c. Kompeten
Saat terus belajar dengan saran dan masukan
yang diberikan kepada kader kesehatan terkait
jadwal kegiatan edukasi.
d. Harmonis
Saya menghargai pendapat kader kepo terkait
kegiatan aktualisasi yang saya sampaikan
e. Loyal
Saya menyampaikan kontribusi yang akan saya
berikan bagi masyarakat terkait kegiatan
aktualisasi yang saya laksanakan.
f. Adaptif
Saya bersikap proaktif saat menyampaikan
jadwal kegiatan edukasi kepada kader kepo.
g. Kolaboratif
Saya terbuka untuk masukan dan saran yang
mendukung keberhasilan kegiatan aktualisasi.
43
Tabel 4.4 Kegiatan 3 Menyiapkan bahan Komunikasi Informasi dan
Edukasi
Tahap Kegiatan 1: Mengumpulkan materi tentang MKJP
Tanggal Pelaksanaan 17 November 2022
Output Tersedianya Materi MKJP
Dokumentasi (Proses dan Output)
44
Saya berdedikasi menyusun materi edukasi
tentang penggunaan
f. Adaptif
Saya menyusun materi secara menarik dan
berinovasi
g. Kolaboratif
Saya memanfaatkan berbagai sumber daya yang
ada yang menunjang penyusunan materi MKJP
45
Keterkaitan dengan Nilai-Nilai a. Berorientasi Pelayanan
Dasar Saya mendesain leaflet dan banner dengan
gambar yang sopan
b. Akuntabel
Saya bertanggung jawab dengan desain leaflet
dan banner yang saya buat
c. Kompeten
Desain leaflet dan banner yang saya buat
bertujuan untuk membantu orang lain belajar
d. Harmonis
Saat mendesain leaflet dan banner saya
menyelaraskan berbagai sumber yang berbeda
e. Loyal
Saya mendesain leaflet dan banner dengan
menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan
benar sebagai bentuk nasionalisme
f. Adaptif
Saya mendesain leaflet dan banner yang
berinovasi
g. Kolaboratif
Dalam mendesain leaflet dan banner saya terbuka
dalam bekerja sama untuk membentuk desain
leaflet yang lebih baik.
46
Gambar 4.19 Rancangan kuesioner pre test dan post test
Keterkaitan dengan Nilai-Nilai a. Berorientasi Pelayanan
Dasar Saat menyiapkan rancangan kuisioner pre test
dan post test sesuai kebutuhan peserta dengan
bahasa yang mudah dipahami.
b. Akuntabel
Saya bertanggung jawab dengan rancangan
kuisioner pre test dan post test yang saya buat
c. Kompeten
Rancangan kuisioner pre test dan post test yang
saya buat bertujuan untuk membantu orang lain
belajar
d. Harmonis
Saat merancang kuisioner pre test dan post test
saya menyelaraskan berbagai sumber yang
berbeda
e. Loyal
Saya merancang kuisioner pre test dan post test
dengan menggunakan Bahasa Indonesia yang baik
dan benar sebagai bentuk nasionalisme
f. Adaptif
Saya merancang kuisioner pre test dan post test
yang berinovasi
g. Kolaboratif
Dalam merancang kuisioner pre test dan post test
saya terbuka dalam bekerja sama untuk
membentuk rancangan yang lebih baik.
47
Tahap Kegiatan 4: Mendesain blanko daftar hadir
Tanggal Pelaksanaan 22 November 2022
Output Tersedianya blanko daftar hadir
Dokumentasi (Proses dan Output)
48
Tahap Kegiatan 5: Melakukan konsultasi pada mentor terkait desain leaflet, banner,
kuisioner pre test dan post test serta blanko daftar hadir
Tanggal Pelaksanaan 24 November 2022
Output Dokumentasi foto, catatan arahan dan masukan dari
mentor
Dokumentasi (Proses dan Output)
49
d. Harmonis
Saya menghargai pendapat mentor terkait
desain leaflet, banner, kuisioner pre test dan post
test serta blanko daftar hadir yang saya buat
e. Loyal
Dalam konsultasi kepada mentor saya
berkomitmen untuk membuat desain leaflet,
banner, kuisioner pre test dan post test serta
blanko daftar hadir terbaik.
f. Adaptif
Saya bersikap proaktif saat berkonsultasi
dengan mentor
g. Kolaboratif
Saya bersikap terbuka untuk masukan dan saran
yang menjadi nilai tambah bagi desain leaflet,
banner, pre test dan post test serta daftar hadir
yang saya buat.
Tahap Kegiatan 6: Mencetak leaflet, banner, kuisioner pre test dan post test serta
blanko daftar hadir
Tanggal Pelaksanaan 25 November 2022
Output Leaflet, banner, kuisioner pre test dan post test
serta blanko daftar hadir tersedia
Dokumentasi (Proses dan Output)
50
Gambar 4.26 Banner
51
Keterkaitan dengan Nilai-Nilai a. Berorientasi Pelayanan
Dasar Saya mencetak Leaflet, banner, kuisioner pre
test dan post test serta blanko daftar hadir
dengan menggunakan alat dan bahan yang
berkualitas.
b. Akuntabel
Saya mencetak Leaflet, banner, kuisioner pre
test dan post test serta blanko daftar hadir
secara cermat sehingga hasilnya baik.
c. Kompeten
Saya mencetak Leaflet, banner, kuisioner pre
test dan post test serta blanko daftar hadir
dengan kualitas terbaik
d. Harmonis
Saya mencetak Leaflet, banner, kuisioner pre
test dan post test serta blanko daftar hadir
sebagai bentuk kepedulian penambahan sumber
informasi bagi pasien
e. Loyal
Saya berkomitmen untuk mencetak Leaflet,
banner, kuisioner pre test dan post test serta
blanko daftar hadir dengan mengutamakan
kepentingan pasien.
f. Adaptif
Saya mencetak Leaflet, banner, kuisioner pre
test dan post test serta blanko daftar hadir
dengan menggunakan teknologi informasi yang
inovatif.
g. Kolaboratif
Dalam mencetak Leaflet, banner, kuisioner pre
test dan post test serta blanko daftar hadir saya
memanfaatkan sumber daya yang tersedia
untuk hasil maksimal
52
Tabel 4.5 Kegiatan 4 Melakukan Komunikasi Informasi dan Edukasi
Tahap Kegiatan 1: Menyiapkan tempat
Tanggal Pelaksanaan 28 November 2022
Output Tersedianya tempat
Dokumentasi (Proses dan Output)
53
Tahap Kegiatan 2: Memasang banner
Tanggal Pelaksanaan 28 November 2022
Output Banner Terpasang
Dokumentasi (Proses dan Output)
54
Tahap Kegiatan 3: Melakukan pre test tentang MKJP
Tanggal Pelaksanaan 28 November 2022
Output Pre test telah dilakukan
Dokumentasi (Proses dan Output)
55
Tahap Kegiatan 4: Membagikan leaflet
Tanggal Pelaksanaan 28 November 2022
Output Leaflet telah dibagikan
Dokumentasi (Proses dan Output)
56
Tahap Kegiatan 5: Melakukan KIE
Tanggal Pelaksanaan 28 November 2022
Output KIE terlaksana
Dokumentasi (Proses dan Output)
57
f. Adaptif
Saya memberikan Komunikasi Informasi dan
Edukasi dengan menggunakan sumber informasi
yang inovatif.
g. Kolaboratif
Saat memberikan Komunikasi Informasi dan
Edukasi saya bersinergi dengan rekan sejawat
58
c. Harmonis
Dalam membagikan daftar hadir saya tidak
membedakan peserta terkait latar belakangnya.
d. Kolaboratif
Saya bekerja sama dengan rekan sejawat untuk
pengedarah daftar hadir kepada peserta.
59
Tabel 4.6 Kegiatan 5 Melakukan Evaluasi dan Pelaporan
Gambar 4.45 Hasil evaluasi kuesioner pre test dan post test
Keterkaitan dengan Nilai-Nilai a. Berorientasi Pelayanan
Dasar Saya melakukan evaluasi kegiatan aktualisasi
dengan cekatan
b. Akuntabel
Saya melakukan evaluasi kegiatan aktualisasi
dengan teliti dan cermat
c. Kompeten
Saya melakukan evaluasi kegiatan dengan
mengerahkan kemampuan terbaik sesuai
bidang keahlian
d. Loyal
Saya menjaga rahasia evaluasi kegiatan
aktualisasi
60
Tahap Kegiatan 2: Membuat laporan evaluasi
Tanggal Pelaksanaan 5-6 Desember 2022
Output Tersedianya laporan hasil kegiatan
Dokumentasi (Proses dan Output)
61
g. Kolaboratif
Saya terbuka untuk masukan dan saran dalam
pembuatan laporan hasil evaluasi.
62
h. Loyal
Saya berdedikasi untuk melaporkan hasil evaluasi
i. Adaptif
Saya akan bersikap proaktif dalam melaporkan hasil
evaluasi
j. Kolaboratif
Saya terbuka untuk menerima masukan dari
pimpinan terkait laporan hasil evaluasi
63
4.3 Matriks Rekapitulasi Realisasi Habituasi Nilai-Nilai Dasar ASN (BerAKHLAK)
Tabel 4.7 Matriks Rekapitulasi Realisasi Habituasi Nilai-Nilai Dasar ASN (BerAKHLAK)
Kegiatan Jumlah
No. Mata Pelatihan Aktualisasi
Ke-1 Ke-2 Ke-3 Ke-4 Ke-5
per MP
Rancangan Realisasi Rancangan Realisasi Rancangan Realisasi Rancangan Realisasi Rancangan Realisasi Rancangan Realisasi
1. Manajemen ASN 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 5 5
2. Smart ASN 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 5 5
3. Berorientasi Pelayanan 3 3 3 3 6 6 6 6 3 3 21 21
4. Akuntabel 3 3 3 3 6 6 7 7 3 3 22 22
5. Kompeten 3 3 3 3 5 5 4 4 3 3 18 18
6. Harmonis 3 3 3 3 6 6 5 5 1 1 18 18
7. Loyal 3 3 3 3 5 5 2 2 3 3 16 16
8. Adaptif 3 3 3 3 6 6 3 3 2 2 17 17
9. Kolaboratif 3 3 3 3 6 6 5 5 2 2 19 19
Jumlah Aktualisasi per
23 23 23 23 42 42 34 34 19 19 141 141
Kegiatan
64
4.4 Jadwal Pelaksanaan Aktualisasi
Tabel 4.8 Jadwal Pelaksanaan Aktualisasi
Tahapan November Desember
No Kegiatan Kegiatan
11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
1 Melakukan Menyiapkan
konsultasi bahan konsultasi
pada mentor Menentukan
terkait jadwal
rancangan konsultasi
aktualisasi Melaksanakan
konsultasi pada
mentor
2 Melakukan Menyiapkan
koordinasi lembar
dengan persetujuan
Kepala Desa pelaksanaan
dan Kader Meminta izin
Kepo kepada Kepala
Desa terkait
kegiatan yang
akan
dilaksanakan di
desa
Memberitahukan
kepada kader
kepo kesehatan
jadwal kegiatan
65
Tahapan November Desember
No Kegiatan
Kegiatan
11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
3 Menyiapkan Mengumpulkan
bahan KIE materi tentang
MKJP
Mendesain
leaflet dan
banner
Merancang
kuisioner pre
test dan post
test
Mendesain
blanko daftar
hadir
Melakukan
konsultasi pada
mentor terkait
desain leaflet,
banner,
kuisioner pre
test dan post
test serta
blanko daftar
hadir
Mencetak
leaflet, banner,
kuisioner pra
test dan post
tes serta blanko
daftar hadir
66
Tahapan November Desember
No Kegiatan
Kegiatan
11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
4 Melakukan Menyiapkan
KIE tempat
tentang
Memasang
penggunaan
banner
MKJP
Melakukan
pre test
tentang MKJP
Membagikan
leaflet
Melaksanakan
KIE
Mengedarkan
daftar hadir
Melaksanakan
post test
5 Melakukan
Melakukan
evaluasi
evaluasi hasil
dan
aktualisasi
pelaporan
Membuat
laporan
evaluasi
Melaporkan
hasil laporan
evaluasi pada
mentor
Keterangan: : Libur
: Pelaksanaan Kegiatan
67
4.5 Rincian Penggunaan Biaya Pelaksanaan Aktualisasi
68
4.7 Manfaat Terselesaikannya Core Issue
Adapun manfaat terselesaikannya core issue melalui kegiatan aktualisasi ini
yang telah dojalankan adalah sebagai berikut:
4.7.1 Individu Peserta
1. Menambah pengetahuan, keterampilan dan pengalaman dalam
mengamalkan nilai-nilai BerAKHLAK serta nilai-nilai
manajemen ASN dan SMART ASN dalam menjalankan tugas di
UPTD Puskesmas Siontapina.
2. Mengasah kreatifitas dan kemapuan bidan dalam penerapan KIE
dengan leaflet dan banner.
3. Menjadi tenaga fungsional yang mampu menjalankan fungsinya
sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, dan perekat
pemersatu bangsa yang memiliki integritas dan profesional.
4.7.2 Instansi
Tercapainya Visi dan Misi UPTD Puskesmas Siontapinda serta
mengimplementasikan nilai-nilai di UPTD Puskesmas Siontapina.
4.7.3 Stakeholders
Data yang didapatkan dari aktualisasi ini dapat dijadikan rujukan
dalam mengambil kebijakan selanjutnya terutama yang berkaitan
dengan promosi kesehatan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang.
69
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dalam kegiatan aktualisasi ini diantaranya:
1. Penulis telah mengaktualisasikan kegiatan ini berdasarkan nilai-nilai
dasar ASN, yaitu Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompoten,
Harmonis, Loyal, Adaptif dan Kolaboratif di UPTD Puskesmas
Siontapina Kabupaten Buton. Kegiatan aktualisasi yang dibagi menjadi
beberapa tahapan kegiatan telah dilaksanakan secara keseluruhan di
UPTD Puskesmas Siontapina Kabupaten Buton sejak tanggal 14
November sampai 12 Desember 2022.
2. Berdasarkan hasil kegiatan aktualisasi “Komunikasi Informasi dan
Edukasi Tentang Metode Kontrasepsi Jangka Panjang dengan
menggunakan media Leaflet dan Banner”, pengetahuan akseptor KB
mengalami peningkatan dari rata-rata nilai pre test yang berjumlah 47,06
menjadi 74,41 serta minat untuk menggunakan Metode Kontrasepsi Jangka
Panjang meningkat. Hal ini dibuktikan dengan adanya akseptor KB yang
beralih menggunakan MKJP yaitu implant berjumlah 1 orang dan
beberapa akseptor ingin beralih menggunakan MKJP setelah masa KB
suntiknya berakhir.
5.2 Saran/Rekomendasi
1. Untuk Penyelenggara pelatihan
Penulis menyarankan agar kegiatan aktualisasi ini terus berlanjut
sehingga dapat terus memberikan manfaat.
2. Untuk UPTD Puskesmas Siontapina
Penulis menyarankan agar UPTD Puskesmas Siontapina untuk terus
mendukung dan mengembangkan kegiatan aktualisasi ini dalam
bentuk tindak lanjut sehingga terjadi kesinambungan dalam
optimalisasi pemberikan KIE tentang Metode Kontrasepsi Jangka
70
Panjang Besar harapan penulis agar pemberian KIE dengan
menggunakan banner dan leaflet dapat berkembang ke isu – isu
lainya di UPTD Puskesmas Siontapina untuk memiliki sumber
informasi yang tercerca dan dapat di pertanggung jawabkan
kebenarannya.
71
5.3 Rencana Tindak Lanjut Hasil Aktualisasi
Tabel 5.1 Rencana Tindak Lanjut Hasil Aktualisasi
DURASI DAN PARA PIHAK SUMBER
NO KEGIATAN OUTPUT KETERANGAN
WAKTU TERLIBAT BIAYA
1. Komunikasi Informasi dan Mengoptimalkan 30 menit Bidan Desa dan Dana Desa
Edukasi menggunakan media pemberian KIE Kader
leaflet dan banner di tentang Metode
Posyandu Kontrasepsi
Jangka Panjang
2. Pengadaan Leaflet sebagai Tersedianya Setiap bulan Promkes Dana Desa
sumber informasi leaflet sesuai kebutuhan Puskesmas
3. Monitoring dan evaluasi Adanya hasil
penggunaan leaflet dan banner monitoring dan Setiap bulan Bidan Desa
di Posyandu evaluasi
72
DAFTAR PUSTAKA
Prediksi Hambatan : Peserta tidak hadir sesuai dengan waktu yang ditentukan
Dampak bila kegiatan tidak : Kegiatan tidak berjalan maksimal sesuai rencana
Analisi Dampak terlaksana
Alternatif Solusi : Menyesuaikan waktu peserta yang hadir
Kontribusi Terhadap
Keterkaitan Substansi Mata
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output Visi dan Misi Penguatan Nilai Organisasi
Pelatihan
Organisasi
5. Melakukan evaluasi Melakukan evaluasi Adanya hasil a. Berorientasi Pelayanan Terlaksananya kegiatan Terlaksananya kegiatan
dan pelaporan kegiatan aktualisasi kegiatan Saya akan melakukan evaluasi melakukan evaluasi dan melakukan evaluasi dan
aktualisasi kegiatan aktualisasi dengan pelaporan merupakan pelaporan merupakan
cekatan perwujudan dari Misi ke perwujudan dari Nilai Organisasi
b. Akuntabel 4 “Menjalin kerjasama Cepat, Ramah, Ikhlas dan
Saya akan melakukan dengan lintas sektor Akuntabel
evaluasi kegiatan aktualisasi terkait”
dengan teliti dan cermat
c. Kompeten
Saya melakukan evaluasi
kegiatan dengan mengerahkan
kemampuan terbaik sesuai
bidang keahlian
d. Loyal
Saya akan menjaga rahasia
evaluasi kegiatan aktualisasi
Membuat laporan Laporan evaluasi a. Berorientasi Pelayanan
evaluasi telah dibuat Saya akan membuat laporan
evaluasi secara cermat sebagai
bahan perbaikan untuk
memberikan pelayanan terbaik
kepada masayrakat
b. Akuntabel
Saya membuat laporan
evaluasi secara transparan
agar hasil yang didapatkan
dapat dipercaya.
c. Kompeten
Saya membuat laporan
evaluasi dengan mengerahkan
kemampuan terbaik sesuai
bidang keahlian.
d. Harmonis
Saya akan akan
menyelaraskan hasil yang
didapat dengan apa yang
ditulis dalam laporan.
e. Loyal
Saya akan berdedikasi untuk
membuat laporan hasil
evaluasi .
f. Adaptif
Saya membuat laporan evaluasi
untuk menentukan inovasi
yang akan dilakukan
g. Kolaboratif
Saya akan terbuka untuk
masukan dan saran dalam
pembuatan laporan hasil
evaluasi.
Melaporkan hasil Laporan evaluasi a. Berorientasi Pelayanan
laporan evaluasi telah dilaporkan Saya akan melaporkan hasil
pada mentor evaluasi kepada pimpinan
dengan ramah dan sopan
b. Akuntabel
Saya melaporkan hasil
evaluasi dengan jujur dan
transparan sesuai dengan
hasil yang sesungguhnya
c. Kompeten
Saya akan melaporkan hasil
evaluasi dengan menampilkan
kinerja terbaik.
d. Loyal
Saya akan berdedikasi untuk
melaporkan hasil evaluasi
e. Adaptif
Saya akan bersikap proaktif
dalam melaporkan hasil
evaluasi
f. Kolaboratif
Saya akan terbuka untuk
menerima masukan dari
pimpinan terkait laporan hasil
evaluasi
Keterkaitan substansi Manajemen ASN : Menganalisis hasil pre test dan post test dengan profesional.
mata pelatihan Agenda III
Smart ASN : Menggunakan software yang mempermudah analisis dan evaluasi kegiatan
Prediksi Hambatan : Hasil analisis yang tidak sinkron
Dampak bila kegiatan tidak terlaksana : Apabila kegiatan ini tidak dilaksanakan maka keberhasilan kegiatan aktualisasi
Analisi Dampak tidak dapat diukur
Alternatif Solusi : Menganalisis hasil kegiatan dengan teliti dan cermat
Lampiran 2. Tabel Matriks Rekapitulasi
Rencana Habituasi Core Value ASN
(BerAKHLAK)
Lampiran 2. Tabel Matriks Rekapitulasi Rencana Habituasi Core Value ASN (BerAKHLAK)
Kegiatan
No. Mata pelatihan Jumlah
Ke- Ke- Ke- Ke- Ke-
Aktualisasi
1 2 3 4 5
per MP
1. Manajemen ASN 1 1 1 1 1 6
2. Smart ASN 1 1 1 1 1 6
3. Berorientasi Pelayanan 3 3 6 5 3 20
4. Akuntabel 3 3 6 5 3 20
5. Kompeten 3 3 5 3 3 17
6. Harmonis 3 3 6 5 1 18
7. Loyal 3 3 5 1 3 15
8. Adaptif 3 3 6 3 2 17
9. Kolaboratif 3 3 6 3 2 17
Jumlah Aktualisasi per 23 23 42 27 19 136
Kegiatan
Lampiran 3. Tabel Rencana Estimasi
Biaya Kegiatan
Lampiran 3 Rencana Estimasi Biaya Kegiatan
Estimasi Biaya
No. Kegiatan Keterangan
yang Tersedia
1. Kegiatan Ke-1 - Tidak ada
2. Kegiatan Ke-2 Rp 15.000 Bensin
3. Kegiatan Ke-3 Rp 250.000 Kertas HVS 1 Rim
Tinta Printer 1 botol
Cetak Banner
4. Kegiatan Ke-4 Rp 500.000 Konsumsi, dll
5. Kegiatan Ke-5 - Tidak ada
Lampiran 4. Tabel Rencana Jadwal
Pelaksanaan Kegiatan
Tahapan November Desember
No Kegiatan Kegiatan
11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
1 Melakukan Menyiapkan
konsultasi bahan
pada konsultasi
mentor Menentukan
terkait jadwal
rancangan konsultasi
aktualisasi Melaksanakan
konsultasi pada
mentor
2 Melakukan Menyiapkan
koordinasi lembar
dengan persetujuan
Kepala pelaksanaan
Desa dan Meminta izin
Kader kepada Kepala
Desa terkait
kegiatan yang
akan
dilaksanakan di
desa
Memberitahuka
n kepada kader
kesehatan
jadwal kegiatan
penyuluhan
Tahapan November Desember
No Kegiatan
Kegiatan 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
3 Menyiapkan Mengumpulkan
bahan KIE materi tentang
MKJP
Mendesain
leaflet
Merancang
kuisioner pre
test dan post
test
Mendesain
blanko daftar
hadir
Melakukan
konsultasi pada
mentor terkait
desain leaflet,
banner,
kuisioner pre
test dan post
test serta
blanko daftar
hadir
Mencetak
leaflet, banner,
kuisioner pra
test dan post
tes serta blanko
daftar hadir
Tahapan November Desember
No Kegiatan
Kegiatan 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
4 Melakukan Melakukan
KIE pre test
tentang tentang MKJP
penggunaa Membagikan
n MKJP leaflet
Melaksanaka
n KIE
Mengedarkan
daftar hadir
Melaksanaka
n post test
Membagikan
kalender
5 Melakukan
Melakukan
evaluasi
evaluasi hasil
dan
aktualisasi
pelaporan
Membuat
laporan
evaluasi
Melaporkan
hasil laporan
evaluasi pada
mentor
Keterangan: : Libur
: Pelaksanaan Kegiatan
Lampiran 5. Bukti Pengendalian
Pembelajaran Aktualisasi Oleh Mentor
Lampiran 6. Bukti Pengendalian Pembelajaran Aktualisasi Oleh Coach
1. Desain Leaflet
2. Desain Banner
3. Kuesioner Pre Test dan Post Test
4. Daftar Hadir
KUESIONER AKTUALISASI (PRE TEST)
PENINGKATAN KESADARAN PESERTA KB AKTIF TENTANG PENGGUNAAN
METODE KONTRASEPSI JANGKA PANJANG DI DESA WALOMPO
WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS SIONTAPINA KABUPATEN BUTON
Petunjuk Pengisian:
1. Jawablah pertanyaan berikut dengan cara memberi tanda check list (√)
2. Isilah kuesioner dengan jujur karena jawaban Anda terjamin kerahasiannya
3. Tidak dibenarkan bertanya kepada siapapun, hanya diperbolehkan bertanya pada orang
yang membagikan kuesioner
I. Identitas Responden
Nama :
Umur :
Pendidikan :
Jumlah Anak :
Petunjuk Pengisian:
1. Jawablah pertanyaan berikut dengan cara memberi tanda check list (√)
2. Isilah kuesioner dengan jujur karena jawaban Anda terjamin kerahasiannya
3. Tidak dibenarkan bertanya kepada siapapun, hanya diperbolehkan bertanya pada orang
yang membagikan kuesioner
I. Identitas Responden
Nama :
Umur :
Pendidikan :
Jumlah Anak :
DAFTAR HADIR
Hari/tanggal :
1. 1.
2. 2.
3. 3.
4. 4.
5. 5.
6. 6.
7. 7.
8. 8.
9. 9.
10. 10.
11. 11.
12. 12.
13. 13.
14. 14.
15. 15.
16. 16.
17. 17.
18 18.
Kegiatan 4. Melakukan KIE
3. Daftar Hadir
Kegiatan 5. Melakukan Evaluasi dan
Pelaporan
2. Catatan Mentor
PEMERINTAH KABUPATEN BUTON
DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS SIONTAPINA
Desa Matanauwe Kecamatan Siontapina
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan sebagai salah satu upaya pembangunan nasional
untuk mencapai cita-cita bagi setiap penduduk Indonesia agar dapat mewujudkan
kesehatan yang optimal. Berdasarkan Undang Undang Nomor 36 Tahun 2009
Tentang Kesehatan, pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan
kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi
pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis.
Pembangunan kesehatan pada akhirnya memerlukan kontribusi dari berbagai profesi
kesehatan melalui pelayanan kesehatan bidangnya masing-masing.
Penyelenggaraan pelayanan kesehatan di Indonesia salah satunya meliputi
pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak. Ujung tombak pelayananan kesehatan ibu dan
anak di wilayah Indonesia adalah bidan. Bidan merupakan profesi PNS pada fasilitas
pelayanan kesehatan yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak secara
penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melaksanakan pelayanan asuhan
kebidanan sesuai dengan tugas dan kewenangannya berdasarkan peraturan yang
berlaku.
Salah satu asuhan kebidanan yang dilakukan bidan adalah memberikan
Komunikasi Informasi dan Edukasi tentang Keluarga Berencana. Berdasarkan PP RI
No. 87 Tahun 2014, Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) adalah kegiatan
komunikasi untuk meningkatkan pengetahuan serta memperbaiki sikap dan perilaku
keluarga, masyarakat dan penduduk dalam Program Kependudukan dan Keluarga
Berencana Nasional. Program Keluarga Berencana merupakan upaya mengatur
kelahiran anak, jarak dan usia ideal melahirkan, mengatur kehamilan, melalui
promosi, perlindungan, dan bantuan sesuai dengan hak reproduksi untuk
mewujudkan keluarga yang berkualitas. Salah satu upaya dalam program Keluarga
Berencana adalah melakukan pelayanan Keluarga Berencana dengan penggunaan
alat kontrasepsi. Alat kontrasepsi terbagi atas 2 jenis, yaitu Metode Kontrasepsi
Jangka Panjang (MKJP) dan Non MKJP.
Metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) merupakan metode kontrasepsi
dengan tingkat keefektifan yang tinggi dengan tingkat kegagalan yang rendah serta
komplikasi dan efek samping yang lebih sedikit. MKJP merupakan jenis kontrasepsi
yang sekali pemakaiannya dapat bertahan selama 3 tahun sampai seumur hidup.
Terdapat berbagai jenis MKJP seperti IUD, implan, MOP dan MOP. Sedangkan
kontrasepsi non MKJP memiliki tingkat efektifitas dalam pengendalian kehamilan
lebih rendah dan waktu pemakaiannya yang relatif lebih singkat tergantung alat/obat
yang digunakan. Terdapat berbagai jenis kontrasepsi non MKJP seperti pil, suntik,
dan kondom.
Di Indonesia pemilihan jenis kontrasepsi pada tahun 2021 sebagian besar
akseptor KB memilih menggunakan kontrasepsi non MKJP sebesar 77,6%
sedangkan pengguna kontrasepsi MKJP sebesar 22,4%. Berdasarkan data Badan
Pusat Statistik Sulawesi Tenggara sebagian besar akseptor KB lebih memilih
menggunakan kontrasepsi non MKJP dengan presentase sebesar 74,6% sedangkan
pengguna MKJP sebesar 25,4%. Padahal alat kontrasepsi non MKJP memiliki
tingkat efektifitas pengendalian kehamilan lebih rendah. Ketidakberhasilan
kontrasepsi yang digunakan untuk menunda, menjarangkan atau menghentikan
kelahiran dapat menyebabkan terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan. Dampak
yang lebih serius dapat terjadi jika kehamilan terjadi pada ibu dengan usia di atas 35
tahun atau kurang dari 19 tahun, anak lebih dari 3 dan jarak kelahiran yang terlalu
dekat dapat mengalami kehamilan resiko tinggi yang dapat menyebabkan kematian
(Kemenkes, 2014).
Banyaknya peserta KB aktif yang memilih menggunakan non MKJP
dibandingkan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) baik dalam tingkat
nasional maupun provinsi sebanding dengan yang terjadi pada tingkat
kabupaten/kota. Di Kabupaten Buton khususnya UPTD Puskesmas Siontapina,
peserta KB aktif yang memilih menggunakan non MKJP sebesar 75,28% sedangkan
yang memilih menggunakan MKJP sebesar 24,72%. UPTD Puskesmas Siontapina
memiliki 6 wilayah kerja, yaitu Desa Matanauwe, Desa Kuraa, Desa Sampuabalo,
Desa Gunung Jaya, Desa Bahari Makmur dan Desa Walompo. Diantara beberapa
desa tersebut Walompo adalah desa dengan peserta KB aktif yang menggunakan
MKJP sangat rendah dibandingkan desa yang lain yaitu sebesar 0,89%. Rendahnya
capaian pengguna MKJP disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu faktor pendidikan,
kurang sumber informasi yang diperoleh dan berkembangnya persepsi negatif di
masyarakat tentang penggunaan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP). Pada
akhirnya kondisi tersebut memaksa akseptor KB untuk lebih memilih menggunakan
non MKJP.
B. Tujuan
Untuk meningkatkan kesadaran peserta KB aktif tentang penggunaan Metode
Kontrasepsi Jangka Panjang di Desa Walompo wilayah kerja UPTD Puskesmas
Siontapina.
C. Manfaat
1. Meningkatnya kinerja organisasi, menguatkan visi, misi dan nilai-nilai organisai
sehingga dapat memberikan pelayanan terbaik.
2. Meningkatnya penggunaan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang
II. METODE KEGIATAN
A. Pelaksana Kegiatan
Petugas yang melaksanakan kegiatan ini adalah Ona Alfiyanti, Amd.Keb selaku
bidan Desa Walompo yang bertugas di UPTD Puskesmas Siontapina.
B. Proses Pelaksanaan
1. Melakukan konsultasi kepada mentor terkait rancangan aktualisasi
2. Melaksanakan koordinasi dengan Kepala Desa dan Kader Kepo
3. Menyiapkan bahan KIE
4. Melakukan Komunikasi Informasi dan Edukasi tentang penggunaan Metode
Kontrasepsi Jangka Panjang
5. Melakukan evaluasi dan pelaporan
C. Peserta Kegiatan
Peserta dalam kegiatan ini adalah akseptor KB Aktif di desa Walompo.
E. Hasil Kegiatan
Evaluasi hasil kuesioner pre-test dan post-test setelah kegiatan pemberian KIE
kepada akseptor KB aktif.
Tabel Tabulasi Hasil Kuesioner Pre Test dan Post Test
80
70
60
50 Pre Test
40 Post Test
30
20
10
III. PENUTUP
Hasil pelaksanaan kegiatan aktualisasi pelatihan dasar CPNS tahun 2022,
sebagai upaya peningkatan pengetahuan aksptor KB Aktif tentang Metode Kontrasepsi
Jangka Panjang (MKJP) di desa Walompo Wilayah kerja UPTD Puskesmas Siontapina,
diperoleh bahwa masih diperlukannya peningkatan sumber informasi mengenai Metode
Kontrasepsi Jangka Panjang. Hal ini berdasarkan dari hasil kuesioner awal sebelum
diadakannya pemberian edukasi tingkat pengetahuan rata-rata sebesar 47,05% dan
setelah dilakukan pemberian KIE meningkatkan menjadi 74,41%. Hal tersebut
menunjukkan kenaikkan pengetahuan akseptor KB aktif setelah pemberian KIE sebesar
27,36%. Kegiatan ini merupakan pelayanan kesehatan dalam bidang promosi kesehatan
yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran para akesotpr KB aktif
tentang Metode Kontrasepsi Jangka Panjang yang diharapkan terjadinya peningkatan
penggunaannya.
Demikian laporan hasil kegiatan ini dibuat dengan sesungguhnya, semoga
dapat digunakan sebagai mestinya dan memberi masukkan positif dalam
perbaikan pelayanan kesehatan.
Nilai
Umur Jumlah Anak
No Nama Pendidikan Pre
(Tahun) (Orang)
Test Post Test
1 Muharni 27 SMA 4 70 90
2 Hadija 32 SD 3 30 70
3 Wa Siraya 28 SD 3 40 70
4 Lisayanti 26 SD 3 30 50
5 Ratnawati 31 SD 5 60 70
6 Artalia 30 SMP 1 60 70
7 Yuli 22 SMP 2 50 70
8 Sarianti 32 SMP 2 40 70
9 Arsinawati 43 SMP 6 60 80
10 Atia 42 - 4 40 80
11 Sarah 23 SMA 2 60 70
12 Fitriani 23 SMA 1 40 70
13 Wa Zaimu 37 SD 4 40 90
14 Wa Dani 43 SD 5 40 80
15 Nursiani 35 S1 5 60 90
16 Wa Muliani 34 SMP 4 40 80
17 Mariani 29 SMP 4 50 90
18 Hasriani 18 SMP 1 70 80
19 Rustia 34 SMP 3 60 80
20 Wa Zuma 34 SD 5 40 70
21 Rosnawati 29 SMA 2 20 90
22 Suriani 30 SMP 4 50 80
23 Hasniwi 27 SMA 3 70 80
24 Murni 39 SMP 5 60 70
25 Wa Jumarni 36 SD 3 30 60
26 Wa Ramona 31 SD 5 40 80
27 Wa Iti 39 SD 7 40 60
28 Wa Naiya 37 SD 4 50 70
29 Muharti 25 SMA 2 40 80
30 Titin Suhartin 25 SD 3 50 70
31 Siti 39 SD 5 40 70
32 Wa Yati 30 SMA 2 50 60
33 Adilani 26 SMP 3 40 60
Siti
34 Nurhamsida 25 SMA 3 40 80
Jumlah 1600 2530
Rata-Rata Nilai Pre Test 47,06%
Rata-Rata Nilai Post Test 74,41%