Anda di halaman 1dari 3

NAMA : I KADEK ODY PRAMADITA

NPM : 1933121367
KELAS/SMTR. : D1 AKUNTANSI / 2 (DUA)
BAB II AKUNTANSI UNTUK PIUTANG
 JENIS-JENIS PIUTANG
Piutang bisa dikelompokkan menjadi 3 (tiga) golongan, yaitu : 1. Piutang Usaha. 2.
Piutang Wesel. 3. Piutang lain-lain.
 PIUTANG USAHA
Piutang Usaha adalah tagihan perusahaan kepada konsumen yang melakukan
transaksi secara kredit. Perusahaan biasanya mengharapkan akan dapat menerima kas dari
transaksi tersebut dalam waktu 30-60 hari. Piutang usaha biasanya merupakan jenis
tagihan yang paling signifikan dalam perusahaan. Terdapat beberapa masalah yang
berkaitan dengan piutang usaha meliputi tiga hal, yaitu : Pengakuan piutang usaha,
penilaian piutang usaha, penyalesaian piutang usaha.
 Pengakuan Piutang Usaha
Piutang usaha tercipta dari tagihan kepada konsumen yang melakukan transaksi
secara kredit. Dalam hal pengakuan piutang usaha ini terjadi ketika sudah terjadi
kesepakatan antara penjual dan pembeli atas kesepakatan harga yang telah disepakati.
Dalam hal ini terdapat potongan yang diberikan dengan alasan mendorong agar
pembayaran dilakukan dengan lebih cepat atau tepat waktu, atau karena alasan
persaingan.
 Penilaian Piutang Usaha
Apabila piutang usaha telah dicatat dalam pembukuan persoalan berikutnya adalah
bagaimana melaporkan piutang usaha dalam laporan keuangan. Sesuai dengan prinsip
akuntansi, perusahaan harus melaporkan piutan usaha sebagai aset. Kesulitan sering
dijumpai dalam menentukan jumlah rupiah yang akan dilaporkan, karena sebagian
piutang kadang-kadang tak tertagih.
 Kerugian piutang
Pencatatan kerugian piutang dapat dilakukan dengan dua metode, yaitu 1). Metode
penghapusan langsung, dan 2). Metode cadangan.
 Metode penghapusan langsung
Dalam metode ini, kerugian piutang akan dicatat pada saat perusahaan mendapat
kepastian bahwa suaatu piutang kepada debitur tertentu tidak akan dapat ditagih.
Kerugian akibat piutang tidak tertagih tersebut langsung didebetkan ke dalam akun
kerugian piutang dan akun piutang usaha dikredit.
Tanggal Keterangan Debet Kredit
Kerugian Piutang Rp. 2,000,000,00
-Piutang usaha Rp. 2,000,000,00
(Untuk mencatat penhapusan piutang)
Walaupun metode ini sederhana, namun penerapan metode ini akan mengurangi
kemanfaatan laporan keuangan, baik laporan laba rugi maupun neraca. Oleh sebab itu,
metode penghapusan langsung tidak diakui untuk pelaporan keuangan, kecuali bila kerugian
piutang kecil sekali jumlahnya.
 Metode cadangan
Prinsip akuntansi menegaskan bahwa metode cadangan sebaiknya digunakan apabila
kerugian piutang berjumlah signifikan (material). Ada tiga hal penting yang terkandung
dalam metode ini : 1). Perusahaan menaksir jumlah piutang yang diperkirakan tak tertagih.
Taksiran beban ini akan ditandingkan dengan pendapatan dari periode yang sama (periode
pencatatan pendapatan), 2). Perusahaan mendebet taksiran kerugian ke dalam akun kerugian
piutang dan mengkredit akun cadangan kerugian piutang melalui jurnal penyesuaian yang
dibuat pada setiap akhir periode, 3). Apabila perusahaan akan menghapus piutang tertentu
yang sudah tidak dapat ditagih lagi, maka jumlah yang sesungguhnya tidak dapat ditagih
tersebut didebetkan ke akun cadangan kerugian piutang dan jumlah yang sama dikreditkan
kea kun piutan usaha.
o Pencatatan Taksiran Kerugian Piutang
Jurnal untuk pencatatan ini, yaitu :
Tanggal Keterangan Debet Kredit
Kerugian Piutang Rp. 1,200,000
- Cadangan Kerugian piutang Rp. 1,200,000
(Untuk mencatat taksiran kerugian piutang
o Pencatatan Penghapusan Piutang Tak Tertagih
Jurnal untuk pencatatan ini, yaitu :

Tanggal Keterangan Debet Kredit


Cadangan Kerugian Piutang Rp. 50,000,00
-Piutang Usaha Rp. 50,000,00
(Untuk mencatat penghapusan piutang)
o Penerimaan Kembali Piutang yang Telah Dihapus
Jurnal untuk pencatatan ini, yaitu :
Tanggal Keterangan Debet Kredit
Piutang Usaha Rp. 50,000,00
-Cadangan Kerugian Piutang Rp. 50,000,00
(Untuk mencatat penerimaan kembali
piutang)

Tanggal Keterangan Debet Kredit


Kas Rp. 50,000,00
-Piutang Usaha Rp. 50,000,00
(Untuk mencatat penerimaan piutang
 Dasar yang Digunakan Dalam Metode Cadangan
Untuk menaksir jumlah piutang yang tidak dapat ditagih, manajemen dapat menggunakan
dua dasar, yaitu : 1). Persentase dari Penjualan dan 2). Persentase dari Piutang.
 PIUTANG WESEL
Piutang Wesel adalah tagihan perusahaan yang didukung dengan instumen formal sebagai
bukti tagihan yang disebut surat wesel. Piutang wesel biasanya memiliki jangka waktu
pelunasan yang lebih panjang daripada piutang usaha, yaitu sekitar 60-90 hari atau bahkan
lebih panjang, dengan kebijakan bagi si debitur untuk membayar bunga.
 Penentuan Tanggal Jatuh Tempo
Saat jatuh tempo sebuah surat wesel dapat dinyatakan dengan tiga cara, yaitu : 1). Atas
penagihan, artinya pihak tertarik akan membayar wesel pada saat ditagih oleh pemegang
wesel. 2). Pada tanggal tertentu, artinya tanggal jatuh ditulis eksplisit dalam surat wesel. 3).
Pada akhir masa tertentu, artinya setelah sekian hari, bulan atau tahun, wesel harus dibayar.
 Pengakuan Piutang Wesel
Suatu piutang wesel mungkin timbul dari 1). Bersamaan dengan transaksi penjualan, 2).
Pemberian pinjaman uang, 3). Karena perubahan dari piutang usaha menjadi piutang wesel.
 Penyelesaian Dan Pengalihan Piutang Wesel
Penerimaan Pelunasan Wesel. Jurnal untuk pencatatan ini,yaitu :
Tanggal Keterangan Debet Kredit
Kas
-Piutang Wesel
-Piutang Bunga
-Pendapatan Bunga
(Untuk mencatat penerimaan pelunasan wesel)

 Pengalihan Piutang Wesel


Penjualan piutang wesel sebelum tanggal jatuhnya disebut Pendiskontoan Piutang
Wesel karena pemegang wesel akan menerima pembayaran yang jumlahnya lebih kecil
daripada nilai jatuh wesel yang bersangkutan. Jurnal untuk mencatat pendiskontoan wesel ini,
yaitu : Tanpa hak regres
Tanggal Keterangan Debet Kredit
Kas Rp. 50,000,00
-Piutang Wesel Rp. 50,000,00
-Pendapatan Bunga
(Untuk mencatat pendiskontoan wesel)
Dengan hak regres
Tanggal Keterangan Debet Kredit
Kas Rp. 50,000,00
-Piutang Wesel Didiskontokan Rp. 50,000,00
-Pendapatan Bunga
(Untuk mencatat pendiskontoan wesel)

Anda mungkin juga menyukai