kredit adalah hal yang biasa, dengan penjualan kredit tersebut berarti sebagai penjual akan
mencatatkan Piutang. Tetapi ada kalanya piutang-piutang tersebut tidak dapat tertagih, bisa
karena banyak alasan. Untuk itu manajemen biasanya akan membuat langkah antisipasi, salah
satunya dengan membentuk Cadangan Kerugian Piutang atau Penyisihan Piutang Tak
Tertagih atau Cadangan Piutang Tak Tertagih (banyak istilah untuk menyebutnya).
Ada dua metode dalam melakukan pengakuan Piutang tak tertagih, yaitu Metode
Penghapusan (write-off) dan Metode Penyisihan (Pencadangan) - Bad debt allowance.
Metode Penghapusan Piutang (Write-off)
Metode ini langsung menghapus piutang yang dinilai tidak dapat tertagih lagi, yaitu dengan
langsung membebankan piutang yang dihapus dan mengkreditkan Piutang tersebut.
Contoh:
Manajemen Perusahaan menghapus Piutang Usahanya sebesar 1.000.000 karena sudah benarbenar tidak dapat tertagih lagi. Maka jurnalnya adalah:
Beban penghapusan piutang
Piutang
[D] 1.000.000
[K] 1.000.000
Untuk melakukan ini Perusahaan harus memenuhi syarat yang ditentukan oleh undangundang
Pajak
Penghasilan
(UU
No.36
tahun
2008)
Metode penghapusan langsung piutang tak tertagih dalam Pajak Penghasilan diatur dalam
Pasal 6 Ayat (1) huruf h Undang-undang Pajak Penghasilan. Dalam ketentuan tersebut
dinyatakan bahwa besarnya Penghasilan Kena Pajak bagi Wajib Pajak dalam negeri dan
bentuk usaha tetap, ditentukan berdasarkan penghasilan bruto dikurangi biaya untuk
mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan, termasuk di antaranya adalah piutang
yang nyata-nyata tidak dapat ditagih dengan syarat:
Wajib Pajak harus menyerahkan daftar piutang yang tidak dapat ditagih kepada
Direktorat Jenderal Pajak; dan
Syarat sebagaimana dimaksud pada angka 3 tidak berlaku untuk penghapusan piutang
tak tertagih debitur kecil sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf k UU
PPh.
Sebagai ketentuan pelaksanaan dari Pasal 6 Ayat (1) huruf h ini adalah Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 105/PMK.03/2009 Tentang Piutang Yang Nyata-Nyata Tidak Dapat
Ditagih Yang Dapat Dikurangkan Dari Penghasilan Bruto sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan
Menteri
Keuangan
Nomor
57/PMK.03/2010.
Metode
Cadangan
Piutang
(Bad
debt
allowance)
Metode ini dilakukan dengan cara membentuk cadangan atas piutang yang diperkirakan tidak
akan tertagih. Berbeda dengan metode penghapusan piutang langsung, metode ini tidak
langsung "membuang" piutang yang diperkirakan tidak tertagih tersebut. Dengan metode ini
maka di laporan keuangan akan muncul saldo Cadangan Kerugian Piutang, biasanya
disajikan dengan angka minus di bawah Piutang Usaha, atau bisa juga disajikan secara net-off
dengan
Piutang
Usaha.
Contoh:
Manajemen mencadangkan Piutang Usaha sebesar 1.000.000 atas Piutang Usaha yang
kemungkinan besar tidak dapat tertagih lagi.
Beban cadangan piutang tak tertagih
Cadangan piutang tak tertagih
[D] 1.000.000
[K] 1.000.000
Dalam menentukan besaran pencadangan piutang, manajemen memiliki beberapa cara antara
lain:
Analisa Umur, cara ini dilakukan dengan menganalisa umur dari masing-masing
Piutang. Manajemen biasanya membuat batasan untuk umur piutang. Misal:
Perusahaan akan mencadangkan Piutang yang berumur lebih dari 2 tahun.
Penghapusan Piutang yang di cadangkan, Misal dari yang dicadangkan sebesar 1.000.000,
ada piutang sebesar 400.000 yang benar-benar tidak tertagih dan harus dihapus, jurnal yang
dibuat:
Cadangan piutang tak tertagih
Piutang
[D] 400.000
[K] 400.000
Piutang
Cadangan piutang tak tertagih
[D] 200.000
[K] 200.000
Kas / Bank
Piutang
[D] 200.000
[K] 200.000
Menurut Prinsip Akuntansi Indonesia disebutkan piutang dagang harus di catat dan
dilaporkan sebesar nilai kas (neto) yang bisa direalisasi, yaitu jumlah kas bersih
yang bisa direalisasi (Jusup, 2005).
Menurut Baridwan 2010 berpendapat bahwa penyajian neraca digunakan dasar
pengukuran Nilai Realisasi /Penyelesaian (realizable/Settlement Value). Artinya
piutang di neraca dilaporkan sebesar jumlah yang akan di realisir yaitu jumlah yang
diharapkan akan ditagih dihitung dengan mengurangkan jumlah yang diperkirakan
akan tidak tertagih kepada jumlah piutang. Karena neraca disusun setiap akhir
periode maka setiap akhir tahun perlu dihitung jumlah kerugian dari piutang yang
bersangkutan. Kerugian piutang ini dibebankan pada periode yang bersangkutan
sehingga dapat dihubungkan antara kerugian piutang dengan penjualan-penjualan
yang menimbulkan piutang tersebut. Jusup (2005) menyatakan bahwa kerugian
piutang merupakan hal yang normal dan merupakan resiko yang sudah selayaknya
bagi perusahaan yang melakukan penjualan secara kredit. Kerugian piutang yang
terlalu rendah member petunjuk bahwa kebijakan piutang perusahaan terlalu
ketat, sebaliknya kerugian piutang yang terlalu tinggi dapat diartikan bahwa
kebijakan kredit perusahaan terlalu longgar.
Kapan piutang menjadi tak tertagih?? Menurut Reeve dkk (2009) berpendapat tidak
ada aturan umum untuk menentukan kapan sebuah piutang dianggap tidak
tertagih. Saat piutang sudah jatuh tempo, pertama-tama perusahaan harus
menghubungi si pelanggan dan mencoba menagihnya. Jika setelah dihubungi
beberapa kali si pelanggan tidak membayar, maka perusahaan dapat menyewa
jasaagensi penagihan (debt collector). Setelah agensi penagihan melakukan upaya
penagihan, seluruh saldo piutang yang tersisa dianggap tidak tertagih.
Pencatatan kerugian piutang yang dikreditkan ke rekening cadangan kerugian
piutang sehingga tidak diperlukan perubahan-perubahan dalam buku pembantu
piutang. Apabila jelas bahwa piutang tidak dapat ditagih maka rekening cadangan
kerugian piutang didebet dan piutang dihapuskan. Pada saat ini buku pembantu
baru dikredit. Penghapusan piutang dilakukan jika terdapat bukti-bukti yang jelas,
misalnya :
a. Debiturnya meninggal dunia;
b. Debiturnya bangkrut;
c. Ada kesepakatan antara perusahaan dan debitu bahwa sebagian piutang
tidak dapat dibayar;
d. Debiturnya melarikan diri.
PENCATATAN PIUTANG YANG TIDAK DAPAT DITAGIH ADA 2 METODE YAITU :
1. METODE PENYISIHAN (CADANGAN KERUGIAN PIUTANG)
2. METODE PENGHAPUSAN LANGSUNG
1. Untuk mengestimasi piutang tak tertagih dalam METODE PENYISIHAN adalah
:
a. Metode Presentase Penjualan (percent of sales method) yaitu menghitung
beban piutang tak tertagih sebagai persentasi dari penjualan kredit bersih.
Metode ini juga disebut metode pendekatan laba rugi, karena berfokus
pada jumlah beban. Besarnya persentase kerugian piutang tersebut
berdasarkan pengalaman tahun lampau. Adapun pencatatan kerugian
piutang tersebut adalah sbb :
Beban Kerugian Piutang
xxxxxx
usaha
xxxxxx
melaporkan
jumlah
yang
menjadi
utang
pelanggan
harus
Contoh :
Saldo akhir piutang PT. "Ibu Bapak per 31 Desember 2000 adalah sbb :
a. Piutang Usaha adalah 100 juta (debet)
b. Penjualan 400.000.000
c. Penjualan Kredit adalah 200.000.000
d. Penetapan cadangan kerugian piutang PT. Ibu Bapak 1 Januari 2001 adalah 1%
dari penjualan kredit.
1% x 200.000.000 = 2.000.000
Jurnal :
Beban Kerugian Piutang 2.000.000
Cadangan Kerugian Piutang
2.000.000
Misalnya penetapan cadangan kerugian piutang PT. Ibu Bapak 1 Januari 2001
meningkat menjadi 2% dari penjualan kredit. Karena penyisihan yang ditetapkan di
akhir tahun 2010 terlalu rendah, sehingga perusahaan perlu mengubahnya menjadi
saldo kredit yang lebih realistis. Hal tersebut memerlukan penyesuaian pada awal
periode.
Jurnal :
Beban Kerugian Piutang 2.000.000
Cadangan Kerugian Piutang
2.000.000
2.000.000
Setelah jurnal penyesuaian tersebut dimasukkan dalam neraca lajur maka jumlah
cadangan kerugian piutang akan menunjukkan nilai nominal Rp 4.000.000. Piutang
tetap menunjukkan nilai nominal Rp 200.000.000 dan biaya kerugian piutang tahun
yang bersangkutan Rp 2.000.000.
Bentuk Neraca Lajur :
Perkiraan
Piutang
Cad.Ker.Piutang
B.Ker.Piutang
NS
D
K
200jt 2jt
-
AP
D
2jt
2jt
-
NSP
D
K
200jt 4jt
2jt
-
L/R
D
2jt
Neraca
D
K
200jt
4jt
-
K
-
1 s/d 15
16 s/d 30
25 Juta
31 s/d 45
PT A
25 Juta
PT P
25juta
PT K
Jumlah Piutang
25 Juta
25 Juta
25 Juta
Tngkat Resiko
1%
3%
5%
Jumlah Cadangan 250.000
750.000
1.250.000
Jumlah Cadangan Kerugian Piutang
Note : Cadangan ditetapkan di awal periode adalah 2 juta.
46 s/d 60
25Juta
25 Juta
6%
1.500.000
3.750.000
Jurnal :
Beban Kerugian Piutang
1.750.000
1.750.000
xxxx
xxxx
xxxx
1. Apabila penerimaan kembali piutang terjadi pada periode yang sama dengan
periode dimana piutang tersebut dihapus
Piutang Dagang
Kerugian Piutang
xxxx
xxxx
xxxx
Soal 2-2
PT.Halmahera menentukan jumlah kerugian piutang setiap tahunnya sebesar 1% dari
penjualan bersih. Namun dalam kenyataannya, dalam 5 tahun terakhir jumlah piutang yang
benar-benar dihapus sangat bervariasi antara 0,75% sampai 2% dari penjualan bersih tahun
yang bersangkutan. Hal ini mengakibatkan saldo rekening Cadangan Kerugian Piutang pada
tanggal 31 Desember 2000 bersaldo debit sebesar Rp2.525.000,00. Mulai tahun ini,
penetapan jumlah cadangan kerugian piutang dilakukan berdasarkan umur piutang dengan
tarif (persentase) yang berbeda untuk setiap kelompok umur. Informasi selengkapnya adalah
sebagai berikut:
Umur Piutang
Jumlah
Persentase tidak tertagih
Jatuh tempo hari ini
Rp144.000.000,00
0,5%
Lewat jatuh tempo 1-30 hari
39.000.000,00
1%
Lewat jatuh tempo 31-60 hari 43.600.000,00
3%
Lewat jatuh tempo 61-90 hari 15.000.000,00
5%
Lewat jatuh tempo 91-120
8.500.000,00
10%
hari
Lewat jatuh lebih dari 120
4.500.000,00
25%
hari
Diminta:
1.
2.
Dalam Buku besar Toko Bina Lestari padatanggal31 Desember 1994 terdapat
rekening-rekening sebagai berikut :
Piutang Dagang
Penjualan
Retur Penjualan
Potongan Penjualan`
Rp 16.500.000,00
Rp
200.000,00
Rp 47.500.000,00
Rp 1.500.000,00
Rp
400.000,00
Buatlah jurnal penyesuaian untuk mencatat transaksi piutang tak Tertagih jika :
a. Besarnya kerugian piutang tak tertagih ditentukan
1.
2.
2.
Rp. 950.000,00
Rp. 950.000,00
Rp 825.000,00
Rp 625.000,00
Rp 625.000,00
Soal 2
Dalam Neraca Saldo Toko belawan pada tanggal 31 Desember 1994
terdapat antara lain rekening-rekening :
Piutang Dagang
Penjualan
Rp 25.000.000,00
Rp
300.000,00
Rp 65.500.000,00
Retur Penjualan
Rp 1.400.000,00
Potongan Penjualan`
Rp
600.000,00
Rp
700.000,00
Buat jurnal penyesuain untuk mencatat taksiran piutang tak tertagih jika :
a. Besarnya kerugian piutang ditetapkan
1.
2.
2.
Rp. 1.000.000,00
Rp. 1.000.000,00
Rp 1.000.000,00
Rp1.300.000,00
Metode cadangan digunakan apabila kerugian piutang yang biasa terjadi cukup besar
jumlahnya. Hal yang perlu diperhatikan dalam penerapan metode ini adalah sebagai
berikut:
a) Kerugian piutang tak tertagih ditentukan jumlahnya melalui taksiran dan dibandingkan
( matched) dengan penjualan pada periode akuntansi yang sama dan periode terjadinya
penjualan.
b) Jumlah piutang yang ditaksir tidak akan dapat diterima, jika dicatat dengan mendebet
rekening kerugian piutang dan mengkredit rekening cadangan kerugian piutang.
c) Kerugian piutang yang sesungguhnya terjadi dicatat dengan mendebet rekening cadangan
kerugian piutang dan mengkredit rekening piutang dagang pada saat suatu piutang
dihapus dari pembukuan.
d) Jumlah taksiran kerugian piutang ditetapkan berdasarkan jumlah saldo piutang dagang
ahir periode yang dikalikan dengan persentase tertentu tanpa memperhatikan periode
terjadinya piutang.
e) Jumlah taksiran kerugian piutang ditetapkan berdasarkan jumlah saldo piutang dagang
ahir periode yang dikalikan dengan persentase tertentu tanpa memperhatikan periode
terjadinya piutang.
Contoh soal:
(Jika cadangan kerugian piutang bersaldo kredit)
Pada buku besar PD Latanza tanggal 31 Desember 2011, terdapat akun sebagai berikut:
112 Piutang dagang
250.000.000
112.1 Cadangan Kerugian piutang, saldo kredit 2000.000
Taksiran kerugian piutang ditetapkan sebesar 2% dari saldo piutang 31 desember 2011.
Berdasarkan data tersebut, besarnya cadangan kerugian piutang yaitu:
Taksiran kerugian piutang 2% x 250.000.000
= 5000.000
Saldo kredit akun cadangan kerugian piutang
= 2000.000 Kerugian piutang yang menjadi beban tahun 2011 = 3000.000
Jurnal yang dibuat pada tanggal 31 desember 2011 adalah:
Beban Kerugian Piutang
3000.000
Cadangan Kerugian Piutang
3000.000
Buku besar akun cadangan kerugian piutangnya adalah sebagai berikut:
Contoh soal:
(Jika cadangan kerugian piutang bersaldo debet)
Pada buku besar PD latanza tanggal 31 desember 2011, terdapat akun sebagai berikut:
112 Piutang dagang
250.000.000
112.1 Cadangan Kerugian piutang, saldo debet 2000.000
Taksiran kerugian piutang ditetapkan sebesar 2% dari saldo piutang 31 desember 2011.
Berdasarkan data tersebut, besarnya cadangan kerugian piutang yaitu:
Taksiran kerugian piutang 2% x 250.000.000
= 5000.000
Saldo debet akun cadangan kerugian piutang
= 2000.000 +
Kerugian piutang yang menjadi beban tahun 2011 = 7.000.000
Jurnal yang dibuat pada tanggal 31 desember 2011 adalah:
Beban Kerugian Piutang
7000.000
Cadangan Kerugian Piutang
7000.000
Buku besar akun cadangan kerugian piutangnya adalah sebagai berikut:
2%
5%
10%
15%
20%
Berdasarkan analisis umur Piutang tersebut, kemudian dihitung beban kerugian piutang
tahun 2011 sebagai berikut:
sumber : http://akuntansipendidik.blogspot.com/2012/11/cara-menentukankerugian-piutang-dalam-akuntansi.html
Debitur
Tgl Faktur
Harga Faktur
Syarat
Pembayara
n
22 Sep 2012
Rp.2.500.00
0
2/10, n/60
25 Nov 2012
Rp.1.900.00
0
2/10, n/60
Toko Indah
22 Okt 2012
Rp.3.200.00
0
2/10, n/60
12 Mei 2012
Rp.5.000.00
0
2/10, n/30
CV. Jaya
25 Sep 2012
Rp.1.100.00
0
2/10, n/60
CV. Jaya
12 Okt 2012
Rp.4.000.00
0
2/10, n/60
CV. Jaya
07 Des 2012
Rp.1.800.00
0
2/10, n/30
27 Des 2012
Rp.6.500.00
0
2/10, n/30
12 Ags 2012
Rp.1.410.00
0
2/10, n/60
8
9
10
07 Okt 2012
Rp.2.900.00
0
2/10, n/60
Rp.30.310.
000
Jumlah
Diminta
Jawaban:
No
Debitur
Tgl Faktur
Harga Faktur
22 Sep
Rp.2.500.00
Sentosa
2012
25 Nov
Rp.1.900.00
Sentosa
2012
22 Okt
Rp.3.200.00
2012
12 Mei
Rp.5.000.00
2012
25 Sep
Rp.1.100.00
2012
12 Okt
Rp.4.000.00
2012
07 Des
Rp.1.800.00
2012
Toko Indah
CV. Jaya
CV. Jaya
CV. Jaya
9
10
27
Des
2012
CV. Red Diamond
12
0
Ags
2012
CV. Red Diamond
07
Rp.6.500.00
Rp.1.410.00
0
Okt
Rp.2.900.00
Syarat
Pembayar
an
2/10, n/60
2/10, n/60
2/10, n/60
2/10, n/30
2/10, n/60
2/10, n/60
2/10, n/30
2/10, n/30
2/10, n/60
2/10, n/60
Tgl Jatuh
Tempoh
Masa
Kadal
uarsa
21 Nov
40
2012
hari
24 Jan
Belu
2013
21 Des
10
2012
hari
11 Jun
203
2012
hari
24 Nov
36
2012
hari
11 Des
20
2012
hari
06 Jan
Belu
2013
26 Jan
Belu
2013
11Okt
81
2012
hari
06 Des
25
2012
2012
hari
Rp.30.310.
Jumlah
000
Jumlah
Belum
Kadaluarsa
Toko Ali R
Rp4.400.00
Rp1.900.0
Rp2.500.0
Sentosa
00
00
Debitur
Toko Indah
Kadaluarsa
1-30 hari
Rp3.200.00
Rp3.200.0
00
31-60 hari
61-120
hari
Rp5.000.00
Rp5.000.0
00
Rp6.900.00
Rp1.800.0
Rp4.000.0
Rp1.100.0
00
00
00
Rp6.500.00
Rp6.500.0
Harapan
00
Rp4.310.00
Rp2.900.0
Rp1.410.0
00
00
CV. Jaya
PT.
Sinar
Jumlah
Rp30.310.
Rp10.200
Rp10.100
Rp3.600.
Rp1.410.
Rp5.000.
000
.000
.000
000
000
000
% Persentase
Cad.
Penghapusan
Piutang
< 121
1%
5%
10%
25%
50%
Rp3.819.0
Rp102.00
Rp505.00
Rp360.0
Rp352.50
Rp2.500.
00
00
000
Rp.2.369.500
Rp.2.369.500