Anda di halaman 1dari 13

BAB 2

PIUTANG/TAGIHAN (RECEIVABLES)

1. PENGERTIAN PIUTANG:
Piutang adalah semua klaim/tagihan dalam bentuk uang terhadap pihak lain (perseorangan maupun organisasi).
Piutang dapat diklasifikasikan berdasarkan:
a. Ada tidaknya dukungan perjanjian secara tertulis
- Accounts receivable (Piutang dagang/usaha)
yaitu piutang yang tidak diikuti dengan surat keterangan tertulis.
- Notes receivable (Wesel)
yaitu piutang yang diikuti dengan surat keterangan tertulis untuk penyelesaiannya.
b. Hubungan dengan aktivitas usaha utama perusahaan
- Piutang Usaha (accounts Receivables)
Adalah piutang yang timbul dari penjualan barang atau jasa yang dihasilkan oleh perusahaan secara
kredit.
Piutang ini berjangka pendek, sehingga dikelompokkan ke dalam Aktiva Lancar.
- Piutang Non Usaha (Non accounts Receivables)
Adalah piutang yang bukan timbul dari penjualan barang atau jasa yang dihasilkan perusahaan. Piutang
bukan usaha ini bersifat bermacam-macam, tergantung jangka waktu penagihannya. Ada yang
dikelompokkan sebagai Aktiva Lancar seperti piutang bunga, persekot asuransi, piutang deviden,
dll. Namun ada pula yang dikelompokkan sebagai Aktiva tidak lancar, misalnya piutang wesel yang
memiliki jangka waktu penagihan lebih dari satu periode akuntansi.
Beberapa contoh piutang non usaha:
a) Piutang Deviden
b) Persekot asuransi
c) Piutang bunga
d) Piutang pegawai
e) Piutang pesanan pembelian saham
f) Piutang pendapatan sewa
g) Dll
2. PENGAKUAN PIUTANG USAHA (ACCOUNT RECEIVABLE)
Piutang dicatat bersamaan dengan pencatatan pendapatan yang diperoleh perusahaan.
Contoh:
PT Platinum menjual barang elektronik. Pada Tgl 6 Maret 2011 berhasil menjual 5 unit TV LED Yoshiba 42”
@Rp12.500.000,- yang memiliki harga pokok Rp11.500.000,- kepada UD Millenium dengan syarat kredit 2/10,
n/30. Tiga hari setelah barang dikirimkan, UD Milenium mengembalikan 1 unit TV tersebut karena rusak. UD
Millenium melunasi Utangnya kepada PT Platinum pada tgl 14 Maret 2011. Buatlah ayat jurnal pencatatan
semua transaksi di atas yang dilakukan oleh PT Platinum dengan asumsi metode pencatatan atas persediaannya
adalah metode Perpetual!
Keterangan Ref Debit Kredit
Tanggal
6 Mar Piutang Usaha Rp62.500.000,-
Penjualan Rp62.500.000,-
Harga Pokok Penjualan Rp57.500.000,-
Persediaan Barang Dagang Rp57.500.000,-

9 Mar Retur & Potongan Penjualan Rp12.500.000,-


Piutang Usaha Rp12.500.000,-
Persediaan Barang Dagang Rp11.500.000,-
Harga Pokok Penjualan Rp11.500.000,-

14 Mar Kas Rp49.000.000,-


Potongan Tunai Penjualan Rp 1.000.000,-
Piutang Usaha Rp50.000.000,-

3. PENILAIAN PIUTANG USAHA


Piutang akan dilaporkan dalam Neraca sebesar jumlah yang akan direalisasikan (nilai realisasi
bersih/penyelesaian/nett realizable value/settlement value) yaitu jumlah yang diharapkan dapat ditagih. Jumlah
yang diharapkan dapat ditagih dihitung dengan cara mengurangi jumlah piutang yang ada dengan taksiran
piutang yang tidak dapat ditagih.
Contoh:
PT Cendikia pada Tgl 31 Desember 2010 mempunyai saldo piutang usaha Rp100.000.000,- Dari piutang
tersebut yang perkiraan tidak dapat ditagih sebesar Rp15.000.000,- dikarenakan pelanggan telah bangkrut. Jadi
jumlah yang diharapkan diterima adalah Rp85.000.000,- (Rp100.000.000,- dikurangi Rp15.000.000,-)
Jumlah piutang yang tidak dapat tertagih diakui sebagai Beban Kerugian Piutang (BKP). Kerugian
ini dilaporkan dalam Laporan Laba Rugi periode berjalan sebagai Beban lain-lain. Besarnya Beban Kerugian
Piutang dapat ditentukan dengan menggunakan Metode Penghapusan Langsung atau Metode
Cadangan/Penyisihan.

4. PIUTANG YANG TAK TERTAGIH (KERUGIAN PIUTANG)


Adapun masalah yang sering kita temui dalam piutang yaitu Piutang yang tidak dapat tertagih
(uncollectible receivable). Piutang tidak dapat tertagih akan diakui sebagai Beban Operasional, beberapa istilah
lain yang sama artinya:
● Beban Kerugian Piutang
● Beban Piutang tak tertagih
● Beban Piutang ragu-ragu
● Beban Piutang macet

Terdapat 2 metode pencatatan yang dapat dipakai untuk mencatat piutang tak tertagih/kerugian piutang :
● Metode penghapusan langsung (Direct write-off method)
🡪 dalam metode ini, pada saat diyakini piutang tak dapat tertagih maka akan langsung dihapus
Beban Kerugian Piutang XXX
Piutang XXX

Direct Write-Off method (Metode penghapusan Langsung)


● Hanya dilakukan penghapusan jika suatu piutang sudah pasti tidak tertagih.
● Tidak membentuk rekening Cadangan Kerugian Piutang (CKP)
● Metode ini cocok untuk perusahaan dengan ukuran kecil, saldo piutang relative kecil dan piutang yang
tak tertagih sangat jarang terjadi, kalaupun terjadi, nilainya relative kecil.
Contoh:
PT Kulkasoke pada Tgl 31 Desember menerima memo berupa copy surat keputusan pengadilan bahwa
pelanggannya yang bernama Mr. Hendi Coolman dinyatakan pailit, maka pada tgl tersebut PT Kulkasoke
akan menghapus piutangnya senilai Rp15.000.000,-
Ayat jurnalnya:
Beban Kerugian Piutang Rp15.000.000
Piutang Usaha Rp15.000.000

Apabila piutang usaha yang telah dihapus ternyata kemudian dapat ditagih ????
▪ ayat jurnalnya yaitu yang membalik ayat jurnal penghapusan piutang.
▪ Kas yang diterima dalam pembayaran kemudian dicatat sebagai penerimaan atas pembayaran piutang
Maka :
Jurnal Pertama Jurnal Kedua
Piutang Usaha Rp15.000.000 Kas Rp 15.000.000
Beban Kerugian Piutang Rp 15.000.000 Piutang Rp 15.000.000

● Metode cadangan atau penyisihan (Allowance method)


🡪 Dalam metode ini, akan dibuat penyisihan atau cadangan untuk piutang tak tertagih secara periodik.
BKP XXX
CKP XXX

Penentuan Saldo CKP pada Metode cadangan atau penyisihan ini bisa melalui salah satu dari 2 pendekatan
berikut:
1. Pendekatan penjualan (L /R) (income statement approach).
Dalam pendekatan ini, kerugian piutang dihitung dengan mengalikan persentase tertentu dengan total
penjualan, baik Total penjualan bersih ataupun dengan nilai penjualan kredit.
Jurnalnya : BKP xxx -
CKP - xxx

⮚ Percentage Of Sales (berdasarkan penjualan)


● Metode ini dikenal dengan istilah pendekatan laba/rugi (income statement approach)
● Persentase yang digunakan berdasarkan pengalaman periode sebelumnya.
● Kerugian piutang dihitung dengan mengalikan persentase tertentu dengan angka penjualan.
● Metode ini tidak perlu melakukan penyesuaian pada saldo cadangan kerugian piutang yang
terdapat pada neraca.
Contoh soal 1:
Selama tahun 2011, telah terjadi transaksi penjualan sebesar Rp85.000.000. Saldo Piutang usaha berjalan adalah
sebesar Rp15.000.000 dan saldo Cadangan Kerugian Piutang (CKP) sebesar Rp1.050.000. Berdasarkan data tahun
sebelumnya, pada akhir tahun ditaksir jumlah kerugian piutang tak tertagih sebesar 2% dari penjualan. Buatlah
Jurnal Pencatatan Kerugian Piutangnya!
Jawab : 2% x penjualan
2% x 85.000.000 = 1.700.000
Jurnal : BKP 1.700.000 -
CKP - 1.700.000
Contoh soal 2:
Selama tahun 2011, telah terjadi transaksi Total penjualan sebesar Rp195.000.000,- sedangkan penjualan kredit
adalah Rp105.000.000,- saldo piutang usaha tahun berjalan sebesar Rp38.000.000 (Dr) dan saldo Cadangan
Kerugian Piutang (CKP) sebesar Rp1.150.000 (Cr). Berdasarkan data-data tahun sebelumnya, pada akhir tahun
ditaksir jumlah Kerugian piutang tak tertagih sebesar 1% dari penjualan kredit.
Buatlah jurnal pencatatan kerugian piutangnya!
Jawab :
105.000.000 x 1% = 1.050.000
Jurnal : BKP 1.050.000
CKP 1.050.000
2. Pendekatan neraca (berdasarkan analisis umur piutang/Aging Schedule)
Pencatatan penghapusan piutang dengan cara analisis umur piutang dilakukan dengan pengelompokkan
atas piutang-piutang berdasarkan:
⮚ Aging Of Receivables (berdasarkan analisis umur piutang)
● Metode ini terkenal dengan sebutan pendekatan neraca atau Balance sheet approach karena metode
ini fokus pada saldo piutang yang terdapat dineraca
● Data piutang perusahaan akan dikelompokkan dalam umur tertentu.
⮚ Belum jatuh tempo
⮚ Lewat jatuh tempo 1-30 hari
⮚ Lewat jatuh tempo 31-60 hari
⮚ Lewat jatuh tempo 61-90 hari
⮚ Lewat jatuh tempo 91-180 hari
⮚ Lewat jatuh tempo 181-365 hari
⮚ Lewat jatuh tempo >1 tahun
Jurnalnya : BKP xxx -
CKP - xxx

Contoh soal 1:
Berikut ini adalah data untuk melakukan analisis umur piutang PT Akiu Berseri per 31 Desember 2010
Belum Menunggak(Telah jatuh tempo)
Nama Jumlah
Menunggak 1-30 Hari 31-60 Hari 61-90 Hari > 90 Hari
Aleng 2.200.000 - 1.000.000 1.200.000 - -
Ribin 4.000.000 4.000.000 - - - -
Apui 5.700.000 1.600.000 600.000 - 3.500.000 -
Andy 3.400.000 - - - - 3.400.000
Valen 13.200.000 9.600.000 1.600.000 1.400.000 - 600.000
28.500.000 15.200.000 3.200.000 2.600.000 3.500.000 4.000.000
% Piutang Tertagih 95% 93% 87% 75% 50%
760.000 224.000 338.000 875.000 2.000.000
Besarnya saldo cadangan kerugian piutang sebelum penyesuaian per 31 Desember 2010 adalah Rp1.650.000
(K)
A. Buatlah ayat jurnal penyesuaian untuk mencatat besarnya Cadangan kerugian piutang tahun 2010.
B. Buatlah ayat jurnal untuk :
⮚ Pada tgl 28 Februari 2011, piutang atas nama Tn. Aleng sebesar Rp2.200.000 dihapuskan karena
bangkrut.
⮚ Kemudian pada tgl 30 September 2010 diterima pembayaran atas piutang Tn. Aleng yang telah dihapus
pada tgl 28 Februari yang lalu.
C. Buatlah ayat jurnal penyesuaian pada akhir tahun 2011 apabila di asumsikan saldo CKP sebelum
penyesuaian adalah Rp80.000 (D) dan Cadangan Kerugian Piutang berdasarkan analisis umur piutang
ditetapkan sebesar Rp3.800.000.

Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat diuraikan jurnal-jurnal untuk mencatat transaksi penghapusan
piutang sebagai berikut :
Jenis Transaksi Jurnal Metode Langsung Jurnal Metode Cadangan
1. Menghapus Piutang B.Kerugian Piutang xx Cad.Kerugian Piutang xx
Piutang Dagang xx Piutang Dagang xx
2. Menerima kembali piutang yang
telah dihapus :
- Dihapus tahun ini Piutang Dagang xx Piutang Dagang xxx
B.Kerugian Piutang xx Cad.Kerugian Piutang xxx
Kas xxx Kas xxx
Piutang Dagang xxx Piutang Dagang xxx

- Dihapus tahun lalu Piutang Dagang xxx Piutang Dagang xxx


Piutang YDTK* xxx Cad.Kerugian Piutang xxx
Kas xxx Kas xxx
Piutang Dagang xxx Piutang Dagang xxx

3. Menaksir Beban Kerugian Piutang B.Kerugian Piutang xx


No Entry
secara periodik Cad.Kerugian Piutang xx
* Piutang YDTK = Piutang Yang Dapat Ditagih Kembali

WESEL TAGIH

1. Pengertian Wesel
Yaitu janji tertulis untuk membayar sejumlah uang tertentu pada suatu tanggal di masa depan.
Wesel semacam itu merupakan instrumen yang dapat dinegosiasikan yang ditandatangani oleh pembuat
(maker) untuk kepentingan yang dibayar atau penerima (payee) yang mungkin secara legal dan secara cepat
bisa menjual atau mentransfernya ke pihak lain.
Dalam sebuah wesel tercantum nilai nominal wesel tersebut, tanggal jatuh tempo wesel tersebut, dan hari
bunga. Wesel tagih dipandang sebagai aktiva yang cukup likuid, meskipun bersifat jangka panjang, karena
dapat dengan mudah dikonversikan menjadi kas
Jadi Unsur yang terdapat dalam wesel adalah :
1) Nilai Nominal
2) Periode wesel
3) Tanggal Wesel
4) Tingkat bunga
5) Penulis wesel
6) Penerima wesel
Tanggal jatuh tempo (maturity date) dari suatu wesel dapat ditentukan dengan memperhatikan tgl wesel dan
jangka waktu wesel.
Misalnya: Wesel tagih tertanggal 12 September 2008 dari PT XX senilai Rp500.000.000,- dengan jangka
waktu 90 hari. Hitunglah tgl jatuh temponya!
Jangka Waktu wesel = 90 hari
September (30 – 12 hr) = 18 hari
Oktober = 31 hari
November = 30 hari
79 hari
Desember = 11 hari
Jadi tgl jatuh tempo adalah 11 Desember 2008
2. Jenis wesel
Wesel dibagi menjadi 2 jenis:
a. Wesel berbunga
Wesel berbunga (interest bearing notes) memiliki suku bunga ditetapkan
b. Wesel tidak berbunga
wesel tanpa bunga (zero-interest bearing notes) memasukkan bunga sebagai bagian dari nilai nominal yang
tidak dinyatakan secara eksplisit.
Dalam perhitungan bunga wesel dicari dengan rumus sbb:
B = Nilai Nominal X Tingkat bunga X Jangka waktu wesel

Keterangan : B = Bunga wesel


H = Hari wesel (lamanya wesel)
T = Hari dalam 1 tahun (360 hari)
P = Persentase bunga wesel
N = Nilai nominal wesel
Nilai jatuh tempo wesel dapat dihitung dengan : Nominal + Bunga wesel

A. Jurnal untuk wesel berbunga

B. Jurnal untuk wesel tidak berbunga


Karakteristik wesel yang berpengaruh dalam akuntansi :
1. Nilai nominal (face amount)/nilai pokok (principal)
Nilai yang tercatat pada wesel tersebut
2. Jatuh tempo wesel (due date/maturity date)
Saat dimana wesel itu harus dilunasi, umur wesel bisa dalam bulan dan hari

Wesel Timbul dari :


a. Wesel tagih (notes receivable) seringkali diterima dari pelanggan yang ingin memperpanjang periode
pembayaran piutangnya.
b. Wesel juga kadang-kadang digunakan untuk pelanggan beresiko tinggi atau pelanggan baru.
c. wesel seringkali digunakan dalam pinjaman kepada karyawan dan anak perusahaan serta dalam penjualan
property, pabrik, dan peralatan. Dalam sejumlah industri (misalnya industri hiburan dan kapal olah raga)
semua penjualan kredit didukung oleh wesel. Akan tetapi, mayoritas wesel berasal dari transaksi
peminjaman.
Masalah dasar dalam akuntansi untuk wesel tagih serupa dengan yang ada dalam piutang usaha:
pengakuan, penilaian, dan disposisi.

Jurnal Penerimaan Wesel


1. Penerimaan wesel dari penjualan kredit
Wesel Tagih
Penjualan xxx
2. Penggantian piutang yang sebelumnya berasal dari penjualan kredit
Wesel Tagih
Piutang dagang xxx
3. Meminjamkan uang kas langsung (biasanya dari bank)
Wesel Tagih
Kas xxx

Pada saat wesel jatuh tempo


1. Wesel didiskontokan
a. Lunas
WTD xxx
W. Tagih
b. Tidak Lunas
WTD xxx P. Dagang
W. Tagih (sebesar nilai nominal) Kas
Kas
P. Dagang
Jika dilunasi setelah beberapa saat dari jatuh tempo

2. Wesel yang tidak didiskontokan


a. Lunas
Kas xxx
W. Tagih xxx
P. Bunga xxx

b. Tidak Lunas
Piutang dagang xxx
W. Tagih xxx
P. Bunga xxx

* Pendiskontoan
Pada jurnal jika kas yang diterima > nominal wesel maka dicatat pendapatan bunga, jika kas yang diterima <
nominal wesel maka dicatat beban bunga.
Diskonto = NJT × % diskonto × periode diskonto

C. Pendiskontoan wesel / penjualan wesel


Wesel merupakan salah satu surat berharga yang dapat diperjualbelikan. Proses jual beli wesel terhadap
bank atau seseorang dinamakan pendiskontoan wesel. Pihak pembeli akan memperhitungkan biaya-biaya
proses diskonto, sedangkan bunga untuk wesel berbunga selama transaksi hingga diskonto diberikan kepada
penarik wesel tersebut dan bunga sejak diskonto hingga jatuh tempo menjadi hak pembeli wesel tersebut.
1. Pencatatan diskonto wesel berbunga

Keterangan:
a. Bunga > tarif diskonto 🡪 pendapatan bunga
b. Bunga < tarif diskonto 🡪 beban bunga

Disamping jurnal di atas ada juga jurnal yang umumnya dipakai saat wesel jatuh tempo yaitu :
a. wesel yang didiskontokan
● lunas saat jatuh tempo
Wesel yang didiskontokan xxx -
Wesel tagih - xxx(senilai nominal wesel)
● tidak lunas
Wesel yang didiskontokan xxx -
Wesel tagih - xxx(senilai nominal wesel)
Piutang dagang xxx -
kas - xxx (senilai jatuh tempo)
b. Wesel yang tidak didiskontokan
● Lunas saat jatuh tempo
Kas xxx -
W. Tagih - xxx
Pendapatan bunga - xxx
● Tidak lunas saat jatuh tempo
Piutang dagang xxx -
W. Tagih - xxx
Pendapatan bunga - xxx
2. Perhitungan diskonto wesel
dapat dicari dengan : Nilai Jatuh Tempo (NJT) x %diskonto x periode diskonto (saat diskonto sampai jatuh
tempo)
PENDISKONTOAN WESEL TAGIH (Discounting Notes Receivable)
Sebagaimana piutang usaha, wesel tagih juga dapat digunakan sebagai sumber kas dengan menggunakan
proses pendiskontoan bank. Pendiskontoan bank adalah penjualan wesel tagih untuk diuangkan kepada bank atau
kepada agen-agen lainnya yang mau menerima wesel ini. Diskonto (bunga) yang dibebankan bank dihitung dari
periode sejak tanggal wesel itu didiskontokan sampai tanggal jatuh tempo wesel tersebut. Hasil diskonto yang
dibayarkan oleh pihak bank adalah sebesar nilai jatuh tempo wesel dikurangi diskonto tetapi jika wesel tidak
berbunga maka jumlah yang diterima adalah sebesar nilai nominal wesel setelah dikurangi diskonto.
Sebagai ilustrasi, misalnya wesel tagih $1,800,000 jangka waktu 90 hari berbunga 12 % tertanggal 8
November, didiskontokan ke bank pada tanggal 3 Desember dengan bunga 14 %. Data yang digunakan untuk
menentukan pengaruh transaksi tersebut adalah sebagai berikut :
Nilai nominal wesel tertanggal 8 November $ 1,800.000
Bunga wesel – 90 hari dengan bunga 12 % 54.000
Nilai jatuh tempo wesel per tanggal 6 Februari $ 1,854.000
Periode diskonto – 3 Des. sampai 6 Feb. = 65 hari
Diskonto atas nilai jatuh tempo – 65 hari, 14 % 46.865
Nilai diskonto wesel $ 1,807.135
Selisih antara diskonto $ 1,807.135 dengan nominalnya $ 1,800.000 dicatat sebagai pendapatan bunga. Ayat jurnal
dari ternsaksi ini adalah sebagai berikut :
3 Des. Kas 1,807.135
Wesel Tagih 1,800.000
Pendapatan bunga 7.135

Perlu diperhatikan bahwa hasil pendiskontoan wesel tagih mungkin saja kurang dari nilai nominalnya. Dalam hal
ini maka selisih antara nilai setelah didiskonto dengan nilai nominal akan dicatat sebagai beban bunga.
Jangka Waktu wesel = 90 hari
November (30 – 8 hr) = 22 hari
Desember = 31 hari
Januari = 31 hari
84 hari
Februari = 6 hari
Jadi tgl jatuh tempo adalah 6 Februari

Desember (31 – 3 hr) = 28 hari


Januari = 31 hari
Februari = 6 hari
65 hari

Contoh soal:
1. Tentukanlah tgl jatuh tempo, bunga dan nilai jatuh tempo untuk promes berikut !
Tgl Promes Nominal ($) Jangka wkt (hari) Bunga (%)
3 April 10.000 45 8
20 Mei 6.000 60 10
31 Agustus 8.000 90 14
9 Juni 15.000 90 10
1 Okt 12.500 120 12

2. Sebuah wesel yang dikeluarkan pada 8 Juni 2008 berbunga 12 %, 90 hari, dengan nominal Rp 10.000.000
didiskontokan ke Bank pada tanggal 3 Juli 2008 dengan tarif diskonto 15 %
a. Carilah tanggal jatuh tempo
b. Buatlah perhitungan diskonto wesel kemudian buat ayat jurnal pencatatan pendiskontoan wesel tersebut !
c. Buatlah jurnal saat jatuh tempo

Soal Latihan

Latihan Soal 2.1:


Berikut adalah informasi yang berhubungan dengan piutang dan penjualan PT G-Six per 31 Desember
2019:
Piutang Dagang Rp 50.000.000,-
CKP (D) Rp 300.000,-
Penjualan Rp360.000.000,-
Retur & Potongan Penjualan Rp 20.000.000,-
Diminta:
a. Buatlah jurnal untuk mencatat kerugian piutang tahun 2019 apabila perusahaan mengestimasikan
Kerugian Piutang/ Piutang Tak tertagih adalah sebesar 2% dari Penjualan bersih!
b. Buatlah jurnal untuk mencatat kerugian piutang tahun 2019 apabila perusahaan mengestimasikan
Kerugian Piutang/ Piutang Tak tertagih adalah sebesar 4% dari Saldo Piutang Dagang!
c. Buatlah jurnal untuk mencatat penghapusan piutang Tn Bemo yang sudah dicadangkan pada tahun
2019! Adapun saldo piutang Tn Bemo adalah sebesar Rp3.600.000,-.

Latihan Soal 2.2:


Berikut ini saldo rekening Piutang dan CKP perusahaan per 31 Desember 2018 dan 2019:
(Semua rekening tersebut memiliki saldo normal, untuk saldo 31 Desember 2018 sudah
disesuaikan/dicatat kedalam ayat jurnal penyesuaian, sedangkan saldo 31 Desember 2019 belum dicatat)
Nama Akun 31 Desember 2018 31 Desember 2019
Piutang Dagang Rp 100.000.000,- Rp 120.000.000,-
Cadangan Kerugian Piutang Rp 5.500.000,- Rp 250.000,-
Selama tahun 2019 terjadi penjualan kredit sebesar Rp500.000.000,- dengan retur & potongan penjualan
sebesar Rp30.000.000,- Piutang dagang pada akhir tahun 2019 dapat dikelompokkan berdasarkan
umurnya sbb:
Umur Piutang Jumlah % KP
Jatuh Tempo hari ini Rp 1 %
100.000.000,-
1-30 hari lewat jatuh tempo Rp 2 %
10.000.000,-
31-60 hari lewat jatuh tempo Rp 3 %
3.000.000,-
61-90 hari lewat jatuh tempo Rp 10 %
2.500.000,-
Lebih dari 90 hari Rp 30 %
4.500.000,-
Diminta: Hitunglah jumlah piutang dagang yang diestimasikan tidak akan tertagih dan buatlah ayat jurnal
penyesuaiannya untuk akhir tahun 2019 dengan asumsi:
a. Kerugian Piutang diestimasikan 1% dari penjualan kredit bersih!
b. Kerugian Piutang diestimasikan 4% dari saldo Piutang!
c. Kerugian Piutang diestimasikan berdasarkan metode analisis umur piutang! Serta buatlah jurnal
penyesuaian dan hitunglah jumlah piutang yang dilaporkan dalam laporan posisi keuangan!

Latihan Soal 2.3:


PT Onanawasthename melakukan penjualan secara kredit dengan syarat 2/10, n/30. Saldo rekening
piutang pada tanggal 31 Desember 2019 sebagai berikut :
Nama Tgl Lama
Tgl Jatuh
No. Faktur Jumlah Penjualan Tempo
Menunggak
pelanggan Penjualan (Hari)
05-11-19 B.275 Rp. 100.000.000,-
Vivian
15-12-19 B.401 Rp. 400.000.000,-
Novita 10-12-19 B.425 Rp. 1.250.000.000,-
25-10-19 B.250 Rp. 175.000.000,-
Denden
10-11-19 B.300 Rp. 275.000.000,-
15-11-19 B.315 Rp. 25.000.000,-
Lusian
20-12-19 B.450 Rp. 200.000.000,-
25-09-19 B.100 Rp. 150.000.000,-
Siwi 20-10-19 B.225 Rp. 325.000.000,-
20-11-19 B.325 Rp. 350.000.000,-
TOTAL Rp. 3.250.000.000,-
Ketentuan-ketentuan untuk keperluan penyusunan analisis umur piutang sbb :
Belum menunggak 0,5%
1-30 hari lewat jatuh tempo 2,0%
31-60 hari lewat jatuh tempo 5,0%
Lebih dari 60 hari 10,0%
Diminta:
a. Susunlah Daftar analisis umur piutang 31 Desember 2019!
b. Buatlah ayat jurnal untuk mencatat kerugian piutangnya jika di ketahui saldo CKP sebesar:
1) Rp10.000.000,- (K)
2) Rp10.000.000,- (D)

Anda mungkin juga menyukai