Uraian Materi
1. Pengertian Piutang
Piutang atau tagihan adalah hak atau tuntutan kepada pihak lain baik perseorangan
maupun badan usaha yang mengakibatkan adanya penerimaan kas di masa yang akan
datang sebagai akibat atas penyerahan barang atau jasa yang dilakukan saat ini.
Piutang suatu perusahaan dapat terjadi karena berbagai macam transaksi antara lain;
Piutang Usaha:
1
Pengakuan Piutang Usaha
Soal
Pada tanggal 1 April 2019, PT merdeka menjual barang secara kredit kepada CV Mulia
seharga Rp. 1.000.000 dengan syarat 2/10,n/30. Pada tanggal 5 April 2019, CV Mulia
mengembalikan barang yang dibelinya seharga Rp. 100.000 kepada PT merdeka,
karena cacat. Pada tanggal 11 April 2019, PT Merdeka menerima pelunasan dari CV
Mulia sebesar saldo tagihannya. Jurnal untuk mencatat transaksi – transaksi di atas
dalam pembukuan PT merdeka adalah sebagai berikut :
Piutang Usaha
1 Apr
Penjualan Rp 1.000.000
Rp 1.000.000
(Untuk mencatat penjualan kredit)
11
Kas Rp 18.000
Apr
Potongan Penjualan
Rp 882.000
Piutang Usaha
Rp 900.000
(Untuk mencatat penerimaan piutang)
Setelah jurnal di atas dibukukan ke dalam buku besar, maka akun Piutang Usaha di
buku besar akan Nampak sebagai berikut :
Piutang Usaha
2
Contoh soal :
Misalkan CV Serayu mempunyai piutang kepada CV Cimanuk sebesar Rp 2.000.000.
Pada tanggal 12 Desember , manajer kredit CV Serayu memutuskan untuk menghapus
piutang kepada CV Cimanuk karena sudah tidak mungkin di tagih. Apabila CV Serayu
menggunakan metode penghapusan langsung, maka pada tanggal tersebut dibuat
jurnal sebagai berikut :
Kerugian Piutang
12 Piutang Usaha
Rp 2.000.000
Des (Untuk mencatat penghapusan RP 2.000.000
piutang pada CV Cimanuk)
Pencatatan Taksiran Kerugian Piutang
Pada tahun 2019, PT Harapan kita melakukan penjualan secara kredit sebesar Rp
120.000.000,- Dari jumlah tersebut piutang sebesar Rp 20.000.000,- belum dapat
ditagih sampai dengan tanggal 31 Desember. Manajer kredit memperkirakan bahwa
dari piutang yang belum tertagih tersebut, sebesar RP 1.200.000,- diantarnya tidak
mungkin dapat diterima. Jurnal penyesuaian yang harus dibuat untuk mencatat taksiran
kerugian piutang adalah :
Kerugian Piutang
31 Cadangan Kerugian Piutang
Rp 1.200.000
Des (Untuk mencatat taksiran kerugian Rp1.200.000
piutang)
3
Akun ini pada akhir tahun tidak ditutup, melainkan dicantumkan dalam neraca pada
kelompok asset lancar sebagai pengurang terhadap akun Piutang usaha, sebagai
berikut:
PT HARAPAN KITA
Neraca (sebagian)
Aset Lancar:
Kas Rp 1.480.000
Persedian Barang Rp 31.000.000
Piutang Usaha Rp 20.000.000
Kurangi: Cadangan Kerugian Piutang ( 1.200.000 )
Rp 18.800.000
Asuransi Dibyar di Muka Rp 2.500.000
B. Aktifitas Pembelajaran
Soal:
PT. Surla Profit menjual barang dagangan kepada PT Untung Banyak pada tanggal 14
Januari 2013 dengan harga Rp. 20.000.000 dan syarat pembayarannya 2/10, n/30.
Pada tanggal 16 Januari 2013 diterima retur penjualan dari PT Untung Banyak karena
kualitas barang yang kurang baik seharga Rp 1.000.000. Pada tanggal 24 diterima
pelunasan piutang dr PT Untung Banyak. Buatlah pencatatan piutang dagang untuk
transaksi di atas dan bagaimana pelaporannya di neraca
4
Pengertian Piutang Dagang
Piutang dagang (Account receivable) adalah piutang atau tagihan yang timbul karena
adanya penjualan barang dagangan atau jasa secara kredit atau tidak tunai.
Piutang dagang pada umumnya tidak dinyatakan dalam suatu perjanjian khusus
sebagaimana halnya dengan tagihan yang lainnya.
Dengan begitu pelunasan piutang dagang ini menjadi kurang terjamin, dan juga sulit
untuk diperjualbelikan atau dipindah tangankan.
Piutang dagang ini diharapkan bisa tertagih atau terlunasi dalam jangka waktu 1 tahun
atau pada siklus usaha normal yang diklasifikasikan sebagai aktiva lancar.
Dalam kasus tersebut jumlah piutang dagang yang jangka penagihannya lebih dari 1
tahun harus dicatat dalam catatan atas laporan keuangan pada periode selanjutnya.
Contoh
Dijual barang dagangan kepada Fa Jaya sebesar Rp.1.500.000 secara kredit dengan
termin atau syarat penjualan seperti 3/10, n/30.
Termin penjualan tersebut mempunyai arti jika Fa Jaya melunasi dalam jangka waktu
kurang atau sama dengan 10 hari dihitung sejak tanggal terjadinya transaksi maka akan
diberikan diskon atau potongan sebesar 3%.
Dan diharapkan piutang tersebut akan diterima dalam jangka waktu paling lama 30 hari
setelah terjadinya transaksi.
Pada umumnya pendapatan akan diakui ketika keseluruhan dari proses untuk
memperoleh pendapatan diselesaikan, ketika pendapatan direalisasikan, atau ketika
pendapatan dapat direalisasikan.
5
Pencatatan Piutang Dagang
Pencatatan pitang dagang ini bisa dilakukan dengan menggunakan 2 metode yaitu
dicatat kotor (gross methode) dan dicatat bersih (net methode).
Pada metode ini piutang dagang akan diakui sebesar penjualan tanpa terpengaruh oleh
potongan yang diberikan.
Jika ternyata debitur mengambil potongan yang ada, maka hal tersebut akan diakui
sebagai pengurang jumlah penjualan bukan sebagai pengurang jumlah piutang dagang.
Ketika terjadi penjualan secara kredit suatu barang dagangan misalnya dengan termin
3/10, n/30
Jika pelunasan sudah melebihi masa potongan, yaitu lebih dari 10 hari, maka
tidak usah untuk memperhitungkan potongan dan perusahaan kan menerima
seluruh pelunasan yang seharusnya dibayarkan.
Kas Rp. $$$
Jika pelunasan masih dalam masa potongan, maka harus memperhitungkan dan
memberikan potongan untuk transaksi yang terjadi. Potongan yang terjadi yaitu
3%, maka yang diterima perusahaan adalah 97%.
Kas Rp. $$$
6
Dicatat Bersih (Net Methode)
Dengan menggunakan metode ini piutang dagang akan diakui setelah dikurangi
dengan potongan penjualan.
Apabila potongan tidak diambil oleh debitur, maka akan mengakibatkan timbulnya lebih
bayar atas transaksi penjualan yang terjadi dan kelebihan tersebut diakui sebagai
penghasilan lain – lain.
Ketika terjadi penjualan secara kredit suatu barang dagangan misalnya dengan termin
3/10, n/30
Jika pelunasan sudah melebihi masa diskon yaitu lebih dari 10 hari, maka tidak
usah untuk memperhitungkan diskon dan perusahaan akan menerima seluruh
pelunasan. Dalam hal ini bisa terjadi 2 kemungkinan, yaitu:
Potongan penjualan yang dicatat ketika terjadi penjualan sudah ditutup dari
pembukuan perusahaan atau closing entries
7
Potongan penjualan yang dicatat belum ditutup dari pembukuan perusahaan.
Ketika akhir periode pelaporan, piutang dagang akan dilaporkan sebagai asset pada
laporan posisi keuangan atau neraca.
Pada PSAK 55/IAS 39 secara umum menyarankan supaya piutang dan juga pinjaman
yang diberikan diukur dengan menggunakan biaya amortisasi (amortized cost).
Namun, pada prakteknya mengabaikan factor nilai waktu uang dengan alasan
materialitas, sehingga piutang dagang dapat dilaporkan dengan jumlah yang
diharapkan bisa diterima pembayarannya oleh perusahaan, hal ini biasa dikenal dengan
istilah nilai realisasi neto (net realizable value).
Dalam kegiatan penjualan kredit mengakibatkan terjadinya resiko piutang tak tertagih.
Nah, piutang tak tertagih ini merupakan kerugian atau beban bagi perusahaan.
Dengan adanya resiko piutang tak tertagih, hal ini menyulitkan untuk penilaian piutang
karena piutang tak tertagih belum diketahui pada saat tanggal pelaporan, sehingga
diharuskan untuk melakukan estimasi.
Perlakuan terhadap piutang tak tertagih dapat dilakukan dengan salah satu metode dari
2 metode berikut:
Metode Langsung (direct method), adalah metode pencatatan kerugian piutang yang
langsung mengurangi jumlah piutang yang bersangkutan.
8
Berikut merupakan perbedaan dari kedua metode tersebut:
Catatan
Untuk piutang yang diperkirakan tidak dapat diterima pembayarannya, dicatat dalam
rekening (akun) Cadangan Kerugian Piutang.
Tetapi ada pula yang mencatat ke dalam rekening (akun) Penyisihan Piutang Tak
Tertagih, bahkan ada yang mencatat dalam rekening (akun) Cadangan Kerugian Piutang
Tak Tertagih atau yang lain.
Semua itu mempunyai tujuan sama, yaitu untuk memisahkan antara piutang yang
diperkirakan tidak akan diterima pembayarannya dengan piutang yang diperkirakan
akan dapat diterima pembayarannya.
Akun Cadangan Kerugian Piutang adalah akun lawan (contra account) terhadap Piutang
Dagang.
Untuk Beban Kerugian Tak Tertagih dapat pula dicatat dengan nama Kerugian Piutang
Tak Tertagih, bahkan ada yang mencatat dalam akun Beban Piutang Tak Tertagih.
Mana pun istilah yang digunakan, tidak perlu dipermasalahkan, karena memang belum
ada istilah yang baku, di samping itu antara perusahaan yang satu dengan yang lain
tidak selalu menggunakan istilah yang sama.
Jika pencatatan kerugian piutang tak tertagih menggunakan metode tidak langsung
(indirect method), dalam menentukan atau menaksir besarnya piutang yang
diperkirakan tidak akan dapat ditagih, ada 2 pendekatan yaitu diantaranya:
9
Pendekatan Laba Rugi (Atas Dasar Penjualan)
Dalam hal ini kerugian piutang dihitung berdasarkan persentase tertentu dari penjualan.
Mengingat bahwa timbulnya piutang disebabkan oleh penjualan kredit, maka sebaiknya
kerugian piutang dihitung berdasarkan penjualan kredit.
Tetapi untuk prakteknya dapat pula dihitung dari jumlah penjualan (penjualan bersih).
Dalam hal ini, penentuan kerugian piutang dagang berdasarkan saldo piutang dapat
dilakukan dengan cara:
Rekening buku besar yang ada di PT Digital Site pada tanggal 31 Desember 2019, yaitu
sebagai berikut:
Diminta
Buatlah jurnal penyesuaian per 31 Desember 2019 untuk mencatat taksiran kerugian
piutang tak tertagih, jika:
10
Cadangan kerugian piutang ditentukan (pendekatan neraca):
Jawab
11
Pendekatan neraca
Beban Kerugian Piutang Rp.120.000
(5 % x Rp.3.800.000)
(Rp.203.000 – Rp.70.000)
Catatan
Dalam hal Cadangan Kerugian Piutang dinaikkan menjadi jumlah tertentu, maka dalam
membuat penyesuaian harus memperhatikan saldo akun Cadangan Kerugian Piutang
yang sudah ada.
Jika saldo Cadangan Kerugian Piutang menunjukan saldo kredit, maka dalam
membuat jurnal penyesuaian, saldo tersebut harus dikurangkan dari jumlah yang
diperhitungkan.
Jika saldo Cadangan Kerugian Piutang menunjukan saldo debit, maka dalam
membuat jurnal penyesuaian, saldo tersebut harus ditambah dengan saldo yang
diperhitungkan.
Dalam hal Cadangan Kerugian Piutang ditambah dengan persentase tertentu dari saldo
piutang, maka dalam membuat jurnal penyesuaian tidak perlu memperhatikan saldo
Cadangan Kerugian Piutang.
12
Pengalihan Piutang Dagang
Pengalihan piutang adalah pada saat perusahaan mengalihkan piutang dagang yang
dimiliki kepada pihak lain seperti halnya lembaga keuangan, pegadaian piutang atau
bank.
Hal tersebut dengan tujuan untuk mempercepat penerimaan kas dari piutangnya
tersebut.
Keadaan dan juga kondisi perusahaan yang sedang mengalami kesulitan untuk
memperoleh pinjaman dan juga tingginya tingkat bunga sehingga hal ini
menyebabkan perusahaan harus mengubah piutangnya menjadi kas.
Penagihan piutang kepada pelanggan sering kali memakan waktu yang cukup
lama dan terkadang memerlukan biaya sehingga perusahaan lebih memilih untuk
menerima kas dengan jumlah yang lebih kecil dibandingkan yang sebenarnya.
13