Piutang
Piutang
Piutang merupakan asset keuangan yang mencerminkan hak kontraktual untuk menerima
sejumlah kas di masa yang akan datang.
2. Penjualan melalui kredit kartu yang dikeluarkan oleh lembaga keuangan bank, seperti
VISA dan Master Card
Saat perusahaan menerima kartu kredit dari pelanggan untuk pembayaran pembelian
barang dagangan, penjualan ini diperlakukan sebagai penjualan tunai.
Ketika bank menerima bukti setoran dan penerimaan kartu kredit, rekening perusahaan
akan dikredit sebesar jumlah setorannya. Setiap bulan, bank mendebet rekening
perusahaan untuk beban jasa kartu kredit. Pelanggan (pemakai kartu kredit), kemudian
akan membayar langsung ke bank. Dengan demikian, pihak banklah yang mempunyai
piutang.
Contoh
Department Stores "Irian" mempunyai penjualan kartu kredit, Master
Card sebesar Rp650.000,00 pada tanggal 9 Juni 2023. Jumlah untuk
mencatat penjualan tersebut adalah sebagai berikut.
Contoh
Sesudah disetorkan ke bank, jumlah tersebut akan ditambahkan pada
rekening giro Department Stores Irian. Kemudian, pelanggan yang
membeli barang dagangan seharga Rp650.000,00 akan membayar saldo
kreditnya ke bank. Misalkan, pada akhir bulan Department Stores Irian
mempunyai penjualan kartu kredit sebesar Rp15.000.000,00 dan bank
membebani beban jasa tiga persen dari penjualan netto kartu kredit atau
sebesar 3% x Rp15.000.000,00 = Rp450.000,00. Jurnal untuk mencatat
transaksi tersebut sebagai berikut.
PIUTANG TAK TERTAGIH
Perusahaan biasanya menganggap suatu piutang tidak dapat ditagih lagi
apabila terjadi hal-hal berikut ini.
1. Mendapat informasi debitur dinyatakan pailit (bangkrut).
2. Jumlah utang debitur sedemikian kecil sehingga jumlah tersebut
tidak berarti lagi.
3. Debitur pindah tanpa memberitahukan alamatnya yang baru.
4. Debitur sudah ditagih berkali-kali, tetapi tidak mau melunasinya
= 5% x Piutang
= 5% x Rp. 300.000.000,-
= Rp. 15.000.000,-