Anda di halaman 1dari 5

BAB III.

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

A. Pengertian Analisis Laporan Keuangan


Hasil dari analisis laporan keuangan memberikan informasi tentang kekuatan
dan kelemahan yang dimiliki oleh perusahaan. Dengan mengetahui
kekuatannya, perusahaan dapat mempertahankan bahkan meningkatkan
kekuatan tersebut. Sedangkan dengan mengetahui kelemahannya, manajemen
dapat memperbaiki bahkan menutupi kelemahan tersebut.
Dengan mengetahui posisi keuangan perusahaan dapat merencanakan dan
mengambil keputusan yang tepat apa yang harus dilakukan untuk ke
depannya.
B. Tujuan dan Manfaat Analisis
Tujuan dan manfaat melakukan analisis laporan keuangan yaitu:
 Untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan dalam satu periode
tertentu
 Untuk mengetahui kelemahan-kelemahan perusahaan
 Untuk mengetahui kekuatan-kekuatan perusahaan
 Untuk mengetahui langkah-langkah perbaikan apa saja yang perlu
dilakukan
 Untuk melakukan penilaian kinerja manajemen ke depan
 Untuk sebagai alat banding dengan perusahaan sejenis tentang hasil yang
dicapai
C. Bentuk-bentuk dan Teknik Analisis
Langkah-langkah dalam melakukan analisis laporan keuangan:
 Mengumpulkan data keuangan dan data pendukung yang diperlukan
selengkap mungkin
 Melakukan perhitungan-perhitungan ataupun pengukuran dengan rumus-
rumus tertentu
 Melakukan perhitugan dengan menginput angka yang terdapat dalam
laporan keuangan dengan cermat
 Memberikan interpretasi terhadap hasil perhitungan dan pengukuran yang
telah dibuat
 Membuat laporan tentang posisi keuangan perusahaan
 Memberikan rekomendasi yang dibutuhkan

Dua macam metode analisis laporan keuangan yang dapat digunakan:

1. Analisis Vertikal (Statis), merupakan analisis yang dilakukan hanya satu


periode laporan keuangan saja. Informasi yang di dapat hanya untuk satu
periode saja
2. Analisis Horizontal (Dinamis), merupakan analisis yang dilakukan
dengan membandingkan laporan keuangan untuk beberapa periode. Hasil
analisis yang dihasilkan akan terlihat perkembagan perusahaan dari
periode satu ke periode lainnya.

Jenis-jenis teknis analisis laporan keuangan dapat dilakukan dengan:

 Analisis perbandingan antara laporan keuangan


Analisis ini dilakukan dengan membandingkan laporan keuangan yang
lebih dari dua periode.
 Analisis trend
Analisis laporan keuangan yang biasanya dinyatakan dalam presentase
tertentu.
 Analisis presentase per komponen
Analisis yang dilakukan dengan membandingkan antara kompenen yang
ada dalam suatu laporan keuangan.
 Analisis sumber dan penggunaan dana
Analisis yang dilakukan untuk mengetahui sumber-sumber dana
perusahaan dan penggunaan dana dalam suatu periode. Analisis ini juga
untuk mengetahui jumlah modal kerja dan sebab-sebab berubahnya
modal kerja perusahaan dalam suatu periode.
 Analisis sumber dan penggunaan kas
Analisis ini digunakan untuk mengetahui sumber-sumber kas perusahaan
dan penggunaan uang kas dalam suaru periode.
 Analisis rasio
Analisis ini digunakan untuk mengetahui hubungan pos-pos yang ada
dalam satu laporan keuangan atau pos-pos yang ada dalam satu laporan
keuangan atau neraca dan laba rugi.
 Analisis kredit
Analisis digunakan untuk menilai layak atau tidaknya suatu kredit
dikeluarkan oleh lembaga keuangan.
 Analisis laba kotor
Analisis ini digunakan untuk mengetahui jumlah laba kotor dari periode
ke satu periode. Dan untuk mengetahui pula sebab-sebab berubahnya
laba kotor dari periode ke periode tersebut.
 Analisis titik pulang pokok atau titik impas (break even point)
Analisis ini untuk mengetahui kondisi berapa penjualan produk
dilakukan dan perusahaan tidak mengalami kerugian. Kegunaan analisis
ini untuk menentukan jumlah keuntungan pada berbagai tingkat
penjualan.
D. Analisis Perbandingan Laporan Keuangan
Analisis laporan keuangan dilakukan dengan dua model. Analisis horizontal
yang dibandingkan adalah laporan keuangan untuk beberapa periode.
Sedangan analisis vertikal hanya membandingkan satu pos dengan pos yang
lain dalam satu laporan keuangan dan hanya satu periode laporan keuangan.
E. Analisis Trend
Analisis laporan keuangan yang biasanya dinyatakan dalam presentase
tertentu. Data yang digunakan merupakan data tahunan dua atau tiga periode
saja agar menghindari kesulitan dalam menganalisis sehingga lebih cepat.
Jika data yang digunakan lebih dari dua atau tiga periode, metode yang
digunakan adalah angka indeks. Penggunaan angka indeks dapat diketahui
kecenderungan dari posisi keuangan.
Data yang digunakan ada data yang paling awal, kemudian data tersebut
dibandingkan dengan data berikutnya. Rumus untuk mencari angka indeks:
Tahun pembanding
Angka Indeks= X 100 %=¿
Tahun dasar
Misalnya:
Tahun dasar adalah kas tahun 2003 sebesar Rp 100 dan kas tahun 2004
adalah Rp 140, angka indeksnya adalah
Rp 140
Angka Indeks= X 100 %=140 %
Rp 100
Artinya:
1. Uang kas yang ada pada akhir tahun 2004 sebesar 140% dari kas yang
ada pada tahun 2003
2. Uang kas akhir tahun 2004 naik sebesar 40% jika dibandingkan dengan
uang kas akhir tahun 2003
3. Uang kas akhir tahun 2004 berjumlah 40% lebih besar dari uang kas
akhir tahum 2003
F. Analisis Presentase Per Komponen
Analisis presentase per komponen maskudnya mengubah jumlah rupiah
dalam laporan keuangan menjadi presentase.
Tujuan analisis presentase per komponen adalah:
 Presentase investasi terhadap masing-masing aktiva atau passiva
 Struktur permodalan
 Komposisi biaya terhadap penjualan

Analisis ini dilakukan dengan melakukan perbandingan antara pos-pos


dengan total-total aktiva, passiva, atau penjualan.

1. Antara Komponen Piutang dengan Total Aktiva


Piutang
X 100 %
Total aktiva
Misalnya:
Rp 540
X 100 %=18 %
Rp 3000
Artinya piutang tahun 2003 berjumlah 18% dari jumlah aktiva. Dengan
kata lain setiap Rp 1, akitva diinvestasikan ke piutang sebesar Rp 0,18.
2. Antara Komponen Untang Jangka Pendek dengan Total Passiva
Utang jangka pendek
X 100 %
Total passiva
Misalnya:
Rp 500
X 100 %=17 %( pembulatan)
Rp 3000
Artinya utang jangka pendek tahun 2003 berjumlah 17% dari jumlah
passtiva. Dengan kata lain setiap Rp 1, akitva dibiayai dengan utang
jangka pendek sebesar Rp 0,17 atau Rp 1 passiva. Maka Rp 0,17
merupakan utang jangka pendek.
3. Antara Komponen Persediaan dengan Total Aktiva
Persediaan
X 100 %
Total passiva
Misalnya:
Rp 420
X 100 %=14 %
Rp 3000
Artinya persediaan tahun 2003 berjumlah 14% dari jumlah aktiva.
Dengan kata lain setiap Rp 1, akitva diinvestasikan ke persediaan
sebesar Rp 0,14.
4. Antara Komponen Harga Pokok Penjualan dengan Penjualan Bersih

Harga pokok penjualan


X 100 %
Penjualan bersih
Misalnya:
Rp 1200
X 100 %=46 % ( Pembulatan)
Rp 2600
Artinya harga pokok penjualan tahun 2003 berjumlah 46% dari jumlah
penjualan besih. Atau dengan kata lain, setiap Rp 1 penjualan bersih
terdapat Rp 0,46 harga pokok penjualan.
5. Antara Komponen Laba Operasional dngan Penjualan Bersih
Labaoperasional
X 100 %
Penjualanbersih
Misalnya:
Rp 440
X 100 %=17 %(Pembulatan)
Rp 2600
Artinya laba operasional tahun 2003 berjumlah 17% dari penjualan bersih.
Atau dengan kata lain, setiap Rp 1 penjualan bersih diperoleh Rp 0,17 laba
operasional.

Anda mungkin juga menyukai