Anda di halaman 1dari 11

SOAL I

Ayat jurnal transaksi penerbitan saham

Nilai saham preferen = 1000 x 1400 = 1.400.000

Penjualan saham biasa = 5000 x 600 = 3.000.000

Kas 4.400.000

Saham preferen 1.400.000

Saham biasa 3.000.000

PT terus terang menjual saham dengan harga Rp 1700 dan 800 untuk masing-
masing saham, maka

Kas 5.700.000

Saham preferen 1.400.000

Agio saham preferen 300.000

Saham biasa 3.000.000

Agio saham biasa 1.000.000

SOAL II

Ayat jurnal yang diperlukan

Deviden saham = Rp 72 x 100.000 x 1.440 = 10.368.000.000

Dividen saham 10.368.000.000

Utang dividen 10.224.000.000

Modal disetor 144.000.000


Jurnal Penutup :

Laba Ditahan Rp 10.368.000.000

Deviden Saham Rp 10.368.000.000

Jurnal pada saat pembagian deviden :

Deviden saham yang dapat dibagikan Rp 10.224.000.000

Saham biasa Rp 10.224.000.000

SOAL III

Alat analisis laporan keuangan adalah sebagai berikut.


1. Analisa laporan keuangan komparatif. Analisa dilakukan dengan
membandingkan pos-pos yang ada dalam laporan keuangan untuk dua periode
atau lebih. Dengan ini, kita dapat mengetahui pada post akun yang sama, apakah
ada kenaikan, atau penurunan ataukah sama (tidak ada kenaikan atau
penurunan). Dari sini pula menurut saya pribadi, dapat kita lihat kenaikan dari
beberapa pos akun laporan keuangan, apakah sama semua, ataukah berbeda
beda. Apabila relatif sama semuanya, ada kemungkinan laporan tersebut hanya
sebatas laporan di komputer saja (dalam laporan excel, dlsb), jadi tidak
menujukkan keadaan sebenarnya di lapangan.
2. Analisis laporan keuangan common size. Dengan membandingkan antara pos
yang satu dengan pos akun yang lain pada tahun yang sama. Untuk analisis
laporan laba rugi, penjualan ditetapkan 100%, dan untuk analisa neraca, total
asset ditetapkan 100%. Jadi nanti bisa diketahui berapa persen kontribusi dari
semua bagian. Dalam akuntansi dikenal Aktiva harus sama dengan Passive. Jadi
masing-masing komponen pos akun dalm Aktiva, dibagi dengan jumlah total
Aktiva dikalikan 100%, maka akan terlihat nilai kontribusi akun tersebut.
3. Analisis Rasio. Dengan rasio-rasio tertentu, maka kita dapat melihat kondisi
perusahaan apakah baik atau tidak. Rasio yang dapat dipakai diantaranya yaitu
: 1. Rasio Likuiditas, 2. Rasio Gross Profit Margin. 3. Debt Equity Rasio, 4.
Return on Asset, 5. Turnover Persediaan.
4. Analisis Arus Kas. Merupakan alat utama untuk melakukan evaluasi atas
sumber dan penggunaan dana. Analisa ini memberikan gambaran yang lebih
mendalam mengenai bagaimana perusahaan memperoleh pendanaannya dan
melakukan alokasi sumber dananya. Analisa ini juga dapat digunakan untuk
melakukan peramalan arus kas dan merupakan bagian dari analisis likuiditas.
5. Penilaian. Untuk memperkirakan nilai intrinsik dari suatu perusahaan atau nilai
intrinsik sahamnya. Dasar teori yang digunakana adalah present value. Cara ini
merupakan salah satu bagian dari penilaian usaha.

Sumber data dalam penyusunan laporan keuangan adalah buku besar, yaitu
buku yang berisi kumpulan akun-akun perkiraan yang terkait dengan pencatatan
transaksi keuangan yang mengikhtisarkan buku pembantu yang berisi semua
daftar perubahan laporan keuangan dari suatu entitas atau perusahaan. Buku
besar merupakan dasar pembuatan laporan neraca dan laporan laba rugi.

SOAL IV
a. Analisis horizontal
Metode analisis keuangan horizontal adalah metode analisis dengan
membandingkan pos-pos laporan keuangan yang sama pada periode yang
berbeda. Biasanya perbandingan laporan keuangan yang dianalisis
menggunakan dua atau tiga periode dimana periode yang lebih awal digunakan
sebagai dasar pembandingnya. Analisis ini digunakan dengan melihat
persentase penurunan dan kenaikan pos-pos laporan keuangan dari periode
yang dibandingkan. Oleh karena itu, metode ini sering disebut juga dengan
metode dinamis. Selain membandingkan laporan keuangan dua periode atau
lebih yang disebut juga dengan analisis komparatif, ada beberapa metode lain
yang umum digunakan untuk melakukan analisis horizontal, yaitu:
 Analisis trend atau indeks – analisis untuk mengetahui kecenderungan dari
posisi keuangan. Analisis ini biasanya dinyatakan dalam persentase. Namun
dapat juga dinyatakan dalam indeks apabila menggunakan lebih dari dua
periode.
 Analisis sumber dan modal kerja – digunakan apabila ingin mengetahui
sumber dan alokasi modal perusahaan, serta faktor-faktor yang
mempengaruhi perubahannya.
 Analisis perubahan laba kotor – digunakan untuk mengetahui faktor-faktor
penyebab perubahan laba kotor perusahaan dari periode ke periode.
 Analisis sumber dan penggunaan kas – digunakan untuk mengetahui
kondisi kas dan penyebab terjadinya perubahan kas pada suatu periode
tertentu.

b. Analisis Vertikal
Metode analisis vertikal adalah metode analisis yang dilakukan dengan cara
menganalisis laporan keuangan pada satu periode tertentu dengan
membandingkan antara pos yang satu dengan pos yang lainnya pada laporan
keuangan yang sama. Disebut Metode Statis karena metode ini hanya
membandingkan pos-pos laporan keuangan pada periode yang sama. Analisis
Vertikal menitikberatkan pada hubungan finansial antar pos ²pos laporan
keuangan satu periode. Dalam analisis vertikal terhadap neraca, masing-masing
pos aktiva dinyatakan sebagai persen dari total aktiva. Masing-masing pos
kewajiban dan ekuitas pemilik dinyatakan sebagai persen dari total kewajiban
dan ekuitas pemilik. Dalam analisis vertikal terhadap laporan laba-rugi, masing-
masing pos dinyatakan sebagai persen dari total pendapatan atau penghasilan.
Teknik analisis yang dapat digunakan antara lain:
 Analisis Persentase Perkomponen (Common Size), yaitu analisis yang
digunakan untuk mengetahui persentase investasi pada masing-masing
aktiva terhadap total aktivanya, struktur permodalannya, dan komposisi
pembiayaan yang terjadi dihubungkan dengan penjualannya.
 Analisis Rasio, yaitu analisis yang digunakan untuk mengetahui hubungan
antara pos-pos tertentu dalam Neraca atau Laporan Laba/Rugi (Perhitungan
Hasil Usaha) baik secara individual, maupun kombinasi dari kedua laporan
tersebut.
 Analisis Impas, yaitu analisis yang digunakan untuk menentukan tingkat
penjualan yang harus dicapai oleh perusahaan/koperasi agar
perusahaan/koperasi tidak mengalami kerugian, tetapi juga belum
memperoleh keuntungan. Dengan analisis ini dapat diketahui tingkat
penjualan minimal yang harus dicapai agar tidak rugi, tingkat penjualan
terendah utnuk mengambil keputusan menutup atau meneruskan usaha,
margin pengaman untuk mempertahankan tingkat keuntungan tertentu, atau
pun leverage operasi untuk mengetahui kemampuan bersaing dari
perusahaan atas pesaingnya.

c. Analisis Common Size


Common size adalah suatu metode analisa untuk mengetahui presentase
investasi pada masing-masaing aktiva terhadap total aktivanya, juga untuk
mengetahui struktur permodalnya dan komposisi perongkosan terjadi
dihubungkan dengan jumlah penjualannya. Common size adalah alat anaisis
yang menggambarkan perubahan dari tiap-tiap komponen yang akan
diperoleh suatu dasar umum yang dapat digunakan untuk pembagian antar
laporan keuangan.
Analisis common-size ialah analisis yang disusun dengan menghitung tiap -tiap
rekening dalam laporan laba-rugi dan neraca menjadi proporsi dari total
penjualan (untuk laporan laba-rugi) atau dari total aktiva (untuk neraca).
Laporan keuangan dalam persentase per-komponen (Common-size
statement) menyatakan masingmasing posnya dalam satuan persen atas
dasar total kelompoknya, cara penyusunan laporan keuangan ini disebut
teknik analisis common-size dan termasuk metode analisis vertikal.
d. Analisis Indeks
Analisis Indeks Analisis Indeks adalah salah satu metode analisis laporan
keuangan untuk mengetahui kecenderungan atau tendensi keadaan keuangan
suatu perusahaan apakah naik, turun atau tetap. Untuk melihat trend tersebut
digunakan angka indeks 100. Angka indeks 100 adalah untuk tahun dasar.
Tahun dasar tidak selamanya tahun awal, melainkan tahun yang dianggap
resprentive. Dalam menganalisis, maka perlu diperhatikan cara penyususnan
laporan keuangandengan indeks sebagai berikut:
 Menentukan tahun dasar ; biasanya yang digunakan sebagai tahun dasar
adalah tahun awal atau tahun yang dianggap normal/ representative pada
periode tahun yang dianalisis.
 Menentukan angka indeks 100 pada tahun dasar untuk masing-masing pos
dalam tahun dasar.
 Pos-pos dari periode laporan yang dianalisis dibandingkan dengan pos-pos
yang sama dalam laporan keuangan tahun dasar.
 Dalam menghitung rasio trend/ kecendrungan pada umumnya tidak semua
pos-pos neraca dan laporan rugi laba dari beberapa periode tersebut
dihitung, karena tujuan utama dari perhitungan rasio adalah membuat
perbandingan anara pos-pos yang mempunyai hubungannya informasi
dengan pos-pos lainnya.
e. Analisis Rasio
Analisis Rasio adalah satu angka yang dibandingkan dengan angka lain sebagai
suatu hubungan. Menurut Jonathan Golin, berpendapat bahwa rasio adalah
suatu angka digambarkan dalam suatu pola yang dibandingkan dengan pola
lainnya serta dinyatakan dalam persentase. Sedangkan keuangan adalah sesuatu
yang berhubungan dengan akuntansi seperti pengelolaan keuangan dan laporan
keuangan. Analisis rasio keuangan digunakan oleh dua pengguna utama, yakni
investor dan manajemen. Investor menggunakan analisis rasio untuk melihat
apakah perusahaan itu investasi yang bagus atau tidak. Analisis Rasio
Keuangan atau Financial Ratio adalah merupakan suatu alat analisis yang
digunakan oleh perusahaan untuk menilai kinerja keuangan berdasarkan data
perbandingan masing-masing pos yang terdapat di laporan keuangan seperti
Laporan Neraca, Rugi / Laba, dan Arus Kas dalam periode tertentu.
Fungsi Analisis Rasio
 Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio): Rasio likuiditas adalah rasio yang
mengukur kemampuan likuiditas jangka pendek suatu perusahaan dengan
melihat aktiva lancar perusahaan relatif terhadap hutang lancarnya.
 Rasio Perputaran Persediaan (Inventory turnover ratio): Rasio perputaran
persediaan mengukur aktivitas atau likuiditas perusahaan dilihat dari
ketersediaan barang. Rasio ini menunjukkan efisiensi di mana perusahaan
menggunakan seluruh aktivanya untuk menghasilkan penjualan.
 Rasio Aktivitas (Activity Ratio): Rasio aktivitas menunjukkan tingkat
efektivitas penggunaan aktiva atau kekayaan perusahaan kepada Anda.
 Rasio Profitabilitas dan Rentabilitas (Profitability Ratio): Merupakan rasio
yang menunjukkan tingkat imbalan atau perolehan dibanding penjualan
atau aktiva.
 Rasio Investasi (Investment Ratio): Rasio investasi merupakan rasio yang
mengukur kemampuan perusahaan dalam memberikan kembalian atau
imbalan kepada para pemberi dana, khususnya investor yang ada di pasar
modal dalam jangka waktu tertentu.
SOAL V
Dalam contoh analisa laporan keuangan berikut, difokuskan pada Neraca dan
laporan Rugi Laba. Analisa dilakukan dengan cara membandingkan laporan
keuangan tahun sebelumnya. Berikut contoh neraca dan laporan rugi laba yang
disajikan secara komparatif.
Berdasarkan laporan laba rugi di atas, penjualan tercatat pada tahun 2016 mencapai
ISK 798 juta dibandingkan tahun 2015 pada tahun 2016 dan mengalami penurunan
sebesar 4,2%. Jika harga jual mengalami kenaikan pada tahun 2016, maka
penurunan volume penjualan lebih dari 4,2%. Dari sisi bisnis, jika ada
perkembangan penjualan, cenderung menurun, menunjukkan kinerja yang buruk.
Jika penjualan turun tahun lalu, bisnis perusahaan bisa terancam. Oleh karena itu,
perlu dilakukan analisis penjualan lebih lanjut, untuk mendapatkan informasi
penyebab penurunan penjualan tersebut. Penyebab turunnya penjualan bisa berasal
dari internal maupun eksternal perusahaan. Oleh karena itu, manajemen harus dapat
memberikan kesimpulan yang tepat mengenai penurunan penjualan, sehingga
informasi tersebut dapat menjadi dasar untuk meningkatkan kinerja tahun depan.
Laba bersih setelah pajak turun 26,3% dari tahun sebelumnya, jika dihitung sebagai
persentase dari penjualan (net profit margin), laba bersih tahun 2016 hanya 8,8%
dan turun 2,6% dari 11,4% tahun lalu.
Dalam manajemen bisnis, jika penjualan dan laba bersih menurun dari tahun
sebelumnya, itu adalah hasil yang buruk. Jika terjadi pengurangan dalam dua tahun
terakhir, perlu kehati-hatian, karena sangat memungkinkan perusahaan masuk ke
zona bahaya. Jika situasi itu terjadi pada perusahaan, berapa lama perusahaan dapat
bertahan dari kontraksi penjualan dan laba bersih. Jika perusahaan memiliki
kewajiban untuk membayar hutang melebihi hasil usaha, maka perusahaan akan
mengalami kesulitan arus kas.
Berdasarkan data Neraca dan Laporan Rugi Laba di atas, dan setelah dilakukan
penghitungan rasio keuangan, diperoleh ringkasan sebagai berikut:

Dari ringkasan rasio-rasio keuangan di atas, dapat disimpulkan bahwa:


 Perusahaan dapat meningkatkan likuiditasnya dengan meningkatkan laba
ditahan.
 Keamanan kreditur lebih baik dan memudahkan perusahaan untuk
mendapatkan pinjaman dari pihak ketiga saat dibutuhkan
 Kemampuan perusahaan dalam menggunakan aset untuk mendapatkan
penjualan menurun dibandingkan tahun lalu
 Kemampuan perusahaan untuk mencapai margin keuntungan menurun
dibandingkan tahun lalU
 Kemampuan perusahaan dalam menggunakan aset untuk menghasilkan laba
bersih menurun dibandingkan tahun lalu
 Kemampuan perusahaan untuk meningkatkan return on equity menurun
dibandingkan tahun lalu

Anda mungkin juga menyukai