Anda di halaman 1dari 38

BAB II

PEMBAHASAN

A. RISK AND RETURN

Pembahasan Risk and Return tidak hanya dibahas dan didiskusikan dibidang
keuangan saja tapi berbagai disiplin bidang ilmu yang lain telah ikut serta membahas
Risk and Return sebagai salah satu topik yang penting. Seperti ilmu teknik baik sipil,
mesin, kimia dan lainnya menempatkan risk and return sebagai salah satu bagian dari
analisis mereka.

1. Definisi Risiko (Risk)

Resiko dapat ditafsirkan sebagai keadaan ketidakpastian tentang suatu keadaan


yang terjadi nantinya (future) dengan eputusan yang diambil dengan berbagai
pertimbangan. Risiko dapat dikatakan sebagai suatu peluang terjadinya kerugian atau
kehancuran. Lebih luas, risiko dapat diartikan sebagai kemungkinan terjadinya hasil
yang tidak diinginkan atau berlawanan dari yang diinginkan. Dalam industri keuangan
pada umumnya, terdapat suatu jargon “high risk bring about high return”, artinya jika
ingin memperoleh hasil yang lebih besar, akan dihadapkan pada risiko yang lebih besar
pula.1

Karena itu risiko selalu dijadikan barometer utama untuk dianalisis seperti yang
dikemukakan oleh Joel G. Siegel dan Jae K. Shim menjelaskan pengertian dari analisis
resiko adalah proses pengukuran dan penganalisisan risiko disatukan dengan keputusn
keuangan dan investasi

Sementara itu David K. Eiteman, Arthur I. Stonehil dan Michael H. Moffett


mengatakan bahwa resiko dasar adalah the mismatching of interest rate bases of
associated assets and liabilities. Sehingga secara umum risiko dapat ditangkap sebagai

1
Fery N. Indroes dan Sugiarto, Managemen Resiko Perbankan, 2006, hal. 7
bentuk ketidakpastian tentang suatu keadaan yang akan terjadi nanti nya dengan
keputusan yang diambil berdasarkan suatu pertimbangan.

2. Definisi Return

Return adalah keuntungan yang diperoleh oleh perusahaan, individu dan institusi
dari hasil kebijakan investasi yang dilakukan. Adapun menurut R.J Shook2 return
merupakan laba investasi, baik melalui bungan ataupun deviden. Ada beberapa
pengertian return yang umum dipakai dalam dunia investasi, yaitu;

a. Return on equity atau imbal hasil atas ekuitas merupakan pendapatan bersih
dibagi ekuitas pemegang saham.3
b. Return of capital atau imbal hasil atas modal merupakan pembayaran kas yang
tidak kena pajak kepada pemegang saham yang mewakili imbal hasil modal yang
diinvestasikan dan bukannya distribusi deviden. Investor mengurangi biaya
investasi dengan jumlah pembayaran.4
c. Return on investment atau imbal hasil atas investasi merupakan membagi
pendapatan sebelum pajak terhadap investasi untuk memperoleh angka yang
mencerminkan hubungan antara investasi dan laba.5
d. Return on invested capital atau imbal hasil atas modal investasi merupakan
pendapatan bersih dan pengeluaran bunga perusahaan dibagi total kapitalitas
perusahaan.6
e. Return realisasi (realized return)merupakan return yang telah terjadi. 7

2
R.J Shook,2002 hal. 500. R.J Shook, 2002, wall street dictionary, kamus lengkap wall street , erlangga,
jakarta , hal 519. Adapun terjemahannya oleh Prof. Roy Simbel
3
R.J Shook, Ibid
4
R.J Shook, Ibid
5
R.J Shook, Ibid. Sebagai bahan perbandingan dan penambah pemahaman, mengenai return on
investment (ROI) ini, Smith, Skousen, measurements of profittability related to input of resources . see
rate earned on average common stocholder”equity and rate earned on average total assets” (smith,
skousen, stice, and stice, 1995, intermediate acounting, comprehensiv volume, twelfth edition south-
western college publishing, cincinnati, ohio. Hlm. 1150)
6
R.J Shook. Ibid.
7
Jogiyanto, 2008 hal.195. untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Jogiyanto , 2008 teori portofolio dan
analisi investasi, BPFE, Yogyakarta
f. Return on net work atau imbal hasil atas kekayaan bersih merupakan pemegang
saham dapat menentukan imbal hasilnya dengan membandingkan laba bersih
setelah pajak dengan kekayaan bersihnya.8
g. Return on sales atau imbal hasil atas penjualannya merupakan untuk menentukan
efisiensi operasi perusahaan, seseorang dapat membandingkan presentasi
penjualan bersihnya yang mencerminkan laba sebelum pajak terhadap variabel
yang sama dari priode sebelumnya. Presentasi yang menunjukan tingkat efisiensi
operasi ini bervariasi antar industri.9
h. Return ekspektasi (expected return) merupakan return yang diharapkan akan
diperoleh oleh investor dimasa mendatang.10
i. Return total (total return) merupakan return keseluruhan dari suatu investasi
dalam suatu priode tertentu.11
j. Return realisasi portofolio (portofolio realized return) merupakan rata-rata
tertimbang dari return-return realisasi masing-masing sekuritas tunggal didalam
portofolio tersebut.12
k. Return expetasi portofolio (portofolio expected return) merupakan rata-rata
tertimbang dari retur-return ekspektasi masing-masing sekuritas tunggal didalam
portofolio.13

3. Definisi Risk and Return

Risk and return merupakan kondisi yang dialami oleh perusahaan, institusi dan
individu dalam keputusan investasi yaitu baik kerugian atau keuntungan dalam suatu
priode akuntansi. Dalam dunia investasi dikenal adanya hubungan kuat antara risk and
return, yaitu jika resiko tinggi maka return (keuntungan) juga akan tinggi begitu pula
sebaliknya jika return rendah maka risiko juga rendah.

8
R.J Shook, Ibid.
9
R.J Shook, Ibid.
10
Jogiyanto, Ibid.
11
Jogiyanto, Op. Cit.,hlm. 196.
12
Jogiyanto, Op. Cit.,hlm.239.
13
Jogiyanto, Op. Cit.,hlm.240.
Pengertian beberapa kata-kata penting

a. Warrant adalah sertifikat terbutan perusahaan yang mewakili sebuah opsi untuk
membeli sejumlah tertentu lembar saham pada harga tertentu sebelum tanggal
yang ditentukan.14
b. Opsi (option). Kontrak option adalah kontrak antara dua belah pihak yang
menyebutkan hak, tetapi bukan kewajiban.
c. Future adalah komoditas yang dijual akan diserahkan pada suatu tanggal dimasa
yang akan datang.15

Tabel 1.1: Option dan Warrant

OPTION WARRANT
Standard call, standard put Equity call, equity put
Flex (fleksibel) Installment
Spot Endowment
Long term (jangka panjang) Capped
LEPO Index
Index option Capital plus
Index LEPO Low exercise price
Currency
Sumber: lani Salim.16

Harus di ingat investor sering melihat keputusan investasi dari berbagai sudut
pespektif namun secara umum ada 4 perspektif yang sering dijadikan rujukan yaitu:

a) Produk investasi tersebut memberi keuntungan yang tinggi dan risiko yang
rendah

14
R.J Shook, 2002, wall street dictionary, kamus lengkap wall street, erlangga, jakarta. Hlm .640 adapun
terjemhannya oleh Prof. Roy Simbel
15
R.J Shook, 2002, wall street dictionary, kamus lengkap wall street, erlangga, jakarta. Hlm .227 adapun
terjemhannya oleh Prof. Roy Simbel
16
Lani salim, 2003, derivatif option dan warrant, jakarta, alex media komputindo. Hlm. 5
b) Menginginkan setiap keutusan analisis juga dilihat dari segi perspektif capital
gain, yaitu membeli dengan harga rendah dan menjual pada harga tinggi.
c) Melakukab keputusan investasi yang bersifat suistainable ( berkelanjutan),
dengan maksud perolehan keuntungan terus bisa diperoleh setiap waktunya.
d) Tempat ia berinvestasi adalah jelas dan dapat dipertanggungjawabkan dari segi
legalitas hukum.

4. Emas dan Risk and Return

Emas yang dikenal oleh public memiliki berbagai macam bentuk yaitu:

a. Emas batangan
Adalah emas yang masih dalam bentuk asli dan belum dibentuk
b. Emas koin
Emas yang sudah dibentuk menjadi coin dan diedarkan kepasaran untuk
dijadikan sebagai salah satu alat tukar dalam setiap transaksi jual beli barang
c. Emas perhiasan
Emas yang dibentuk menjadi perhiasan dan komposisi emas yang sudah
mengalami penurunan jumlah persentase.

Dalam sejarah emas telah tercatat sebagai salah satu mata uang yang paling
familiar diseluruh dunia, sejak masa lalu hingga sekarang. bahkan dibanyak bank
sentral (central banking) diberbagai negara menempatkan emas sebagai cadangan
(reserve), seperti bank indonesia .
Bank Indonesia (Indonesia Banking) Neraca (Balance Sheet) Per 31 Desember
2009 Dan 2008 (Dalam Jutaan Rupiah)

AKTIVA (ASSETS) 2009 2008


Emas (gold) 24.356.708 22.230.636
Uang asing (foreign currency) 7.508 11.055
Hak tarik khusus ( special drawing right) 25.877.210 366.069
Giro (demand deposits) 28.970.875 34.263.420
Deposito (time deposit) 2.831.219 7.078.295
Surat berharga ( marketable securities) 538.378.349 499.632.381
Surat utang negara republik indonesia 25.353.627 19.558.846
( governments bonds)
Surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (securities 969.907 2.885.392
purchased under resale agreements)
Tagihan (claims) 274.031.063 284.512.763
Penyertaan (equity participation) 837.467 932.753
Aktiva lain-lain (others assets) 9.671.199 9.194.090
Penyisihan aktiva (allowance for bad debt) (15.409.756) (16.474.382)
JUMLAH AKTIVA (TOTAL ASSETS) 915.875.376 864.191.308

KEWAJIBAN DAN EKUITAS


(LIABILITIES AND EQUITY
KEWAJIBAN (LIABILITIES)
Uang dalam peredaran (currency in circulation) 279.038.469 264.399.922
Giro (demand deposits) 156.974.739 181.397.284
Sertifikat bank indonesia 254.191.592 175.342.804
(bank indonesia certificates)
Sertifikat bank indonesia syariah 4.341.200 2.824.300
(bank indonesia sharia certificates)
Fasilitas simpanan bank indonesia 82.375.461 75.673.367
(bank indonesia deposits facilities)
Fasilitas simpanan bank indonesia syariah 3.386.000 0
(bank indonesia sharia deposits facilities)
Surat berharga yang dijual dengan janji dibeli kembali (securities 2.556.042 0
sold unders repurchase agreements)
pinjaman dari pemerintah (loan from government) 163.222 206.023
Pinjaman luar negri ( foreign borrowings) 5.736.175 7.479.880
Kewajiban lain-lain (others liablities) 33.606.133 7.022.347
JUMLAH KEWAJIBAN (TOTAL LIABILITIES) 822.368.033 714.345.927

EKUITAS (EQUITY)
Modal (capital) 7.610.885 7.610.885
Cadangan (reserve) 77.631.014 63.028.414
Keuntungan atau kerugian yang belum 9.275.348 61.957.127
(direalisasi unrealized gains/losses)
Surplus (defisit) tahun berjalan current years surplus/deficit. (1.009.904) 17.248.955
JUMLAH EKUITAS (TOTAL EQUITY) 93.507.343 149.845.381
JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS 915.875.376 864.191.308
(TOTAL LIABILITIES AND EQUITY)
Sumber:bank indonesia .*pada neraca ini terlihat bahwa bank indonesia menempatkan emas pada posisi yang paling atas dari
tahun 2008 ke 2009 telah terjad kenaikan jumlah cadangan emas yang dimiliki.

Untuk dipahami bahwa emas memiliki perbedaan besar dibandingkan dengan


mata uang yang terbuat dari logam. Seperti mata uang yang terbuat dari emas (gold
currency). Yang mana itu adalah benar-benar merupakan bentuk dari barang dan itupun
tidak depresiasi atau pengurangan nilai (penyusutan). Dalam artian jika kita mengambil
uang tersebut sebanyak 2 keping emas dan itu kita simpan dalam jangka waktu yang
lama misalnya 30 atau bahkan 100 tahun dimana finacial calculation pada masa itu
adalah jika kita ingin membeli sapi kita dapat membayarnya dengan 2 keping emas.
Maka karena emas itu tidak mengalami penyusutan dalam suatu proses waktu karena
ia punya nilai yang tinggi dari waktu kewaktu.

Dalam hal ini Sri Mulyani Indrawati17 mengatakan”bentuk representatif ini yang
akan beredar dan digunakan oleh masyarakat sebagai uang. Misalnya pada standar
emas, yang digunakan oleh masyarakat sebagai alat tukar adalah sertifikat yang
menyatakan sesuatu nilai emas tertentu yang menjadi pendukung (backing) sertifikat
tersebut. Dengan demikian dalam transaksi tersebut yang digunakan sebagai alat bayar
adalah sertifikat tersebut dan masyarakat tidak perlu membawa emas lagi untuk
kperluan transaksi.

Mengkaji hubungan emas dan mata uang yang beeredar adalah sesuatu yang
menarik, namun yang menjadi persoalan adalah terhadap berapa jumlah emas yang
dimiliki oleh suatu negara untuk dijadikan sebagai ukuran dengan jumlah uang yang
diterbitkan setiap tahunnya, dan bagaimana jika cadangan emas nya menipis. Dan juga

17
Sri mulyani Indrawati. 1998, Teori Moneter, LPFE UI, Jakarta.
apakah cadangan dalam bentuk emas telah begitu pasti membuat currency suatu negara
menjadi aman.

Secara konsep finance adalah semakin besar cadangan yang dimiliki maka
semakin menunjukan sisi aman, karena berpengaruh pada kestabilan peredaran uang.
Atau secara sederhana cadangan tersebut dapat dilihat sebagai hedging lindung nilai
terhadap kejadian-kejadian yang menyangkut dengan perubahan currency suatu
negara.

Sehingga dapat kita pahami bahwa ada banyak kebaikan yang berguna saat
negara memiliki cadangan emas yang cukup atau bahkan banyak. Maka begitu pula
dengan para pebisnis akan sangat baik jika ia memiliki cadangan dalam bentuk emas.
Emas juga dapat dijadikan sebagai hedging (lindung nilai) terhaadap berbagai kondisi
fluktuasi di pasaran internasional, dan emas juga merupakan logam mulai yang paling
cepat bisa diuangkan kapan saja dan dimana saja, dalam artian seluruh penduduk
didunia sampai dengan pelosok yang paling gelap sekalipun mengenal dan mengetahui
akan emas sebagai logam mulia yang memiliki nilai. Dan sisi lainpun emas dianggap
cenderung stabil atau banyak pihak yang menyimpulkan bahwa emas dianggap emas
tidak memiliki efek inflasi (zero inflation effect).

5. Risiko Investasi

Investor dala setiap mengambil keputusan investasi adalah selalu berusaha untuk
meminimalisisr berbagai risiko yang timbul, baik resiko yang bersifat jangka panjang
maupun jangka pendek. Setiap perubahan berbagai kondisi mikro dan makro ekonomi
akan turut mendorong terbentuk nya berbagai kondisi mengharuskan seorang investor
memutuskan apa yang harus dilakukan dan strategi apa yang diterapkan agar ia tetap
memperoleh return yang diharapkan

Dengan begitu risiko investasi dapat kita artikan sebagai kemungkinan terjdi
perbedaan antara actual and expected return (E(R).
6. Expected Return

Expected return adalah keuntungan yang diharapkan oleh seorang investor


dikemudian hari terhadap sejumlah dana yang telah ditempatkannya. Pengharapan
menggambarkan sesuatu yang bisa saja terjadi diluar dari yang diharapkan. Contoh
seorang investor mengharapkan akan memperoleh keuntungan sebesar 25% namun
ternyata ia hanya memperoleh sebesar 22% saja, maka ini dapat dipahami bahwa
keuntungan sebesar 22% tetaplah bisa dikatakan iatetap memperoleh return namun
sudah berkurang dari yang diharapkan (expected).

7. Sumber-sumber Risiko yang Mempengaruhi Besarnya Risiko Suatu Investasi

Menurut Eduardus Tandelilin18 ada beberpa sumber risiko yang mempengaruhi


besarnya risiko suatu investasi, sumber-sumber tersebut antara lain:

a. Risiko suku bunga e. Risiko finansial


b. Risiko pasar f. Risiko likuiditas
c. Risiko inflasi g. Risiko nilai tukar mata uang
d. Risiko bisnis h. Risiko negara
8. Systematic Risk, Unsystematic Risk dan Total Risk

Adapun pengertian systematic risk, unsystematic risk dan total risk adalah:

a. Systematic Risk
systematic risk (risiko sistematis) adalah risiko yang tidak bisa dideversivikasi
atau dengan kata lain risiko yang sifatnya memengaruhi secara menyeluruh.
Contohnya krisis moneter pada tahun 1997 diindonesia yang telah menyebabkan

18
Eduardus tandelilin, 2001 , analisis investasi dn manajemen portofolio BPFE Yogyakarta, Hlm. 48.
banyak sekali perusahaan yang bangkrut dan meningkatnya angka pengangguran
serta moral hazard.
b. Unsystematic Risk
Risiko yang tidak sistematis yaitu hanya membawa dampak pada perusahaan
yang terkait saja. Jika suatu perusahaan mengalami unsystematic risk maka
kemampuan untuk mengatasinya masih akan bisa dilakukan, karena perusahaan
dapat menerapkan berbagai strategi untu mengatasinya seperti diserfikasi
portofolio.
c. Total Risk
Total risk adalah gabungan dari systematic risk dan unsystematic risk. Adapun
rumus untuk menghitung total risk adalah;

Total Risk = unsystematic+systematic risk

9. Alternatif-alternatif Menghindari Risiko

Untuk menghindari risiko yang timbul terhadap aktivitas investasi yang perlu
dilakukan alternatif-alternatif dalam pengambilan keputusan. Alternatif keputusan
yang diambil adalah yang dianggap realistis dan tidak akan menimbulkan masalah
nantinya. Tindakan seperti ini dianggap sebagai bahagian dari investasi. Sebuah contoh
sederhana dalam usaha menghindari risiko bisnis adalah pada saat seorang pebisnis
membutuhkan pinjaman dana untuk melakukan usaha sebesar Rp 2 miliar maka
sebaiknya ia mengajukan pinjaman sebesar Rp 2,3 miliar. Dalam artian kelebihan ini
Rp 300 juta itu tetap disimpan dibank sebagai bentuk hedging atau semacam antisipasi
jika dalam proses pelunasan tersebut ia mengalami kendala atau tidak tercapainya
target keuntungan secara sistematis dari hasil usaha maka untuk sementara waktu ia
bisa mempergunakan angka yang tersimpan tersebut untuk membayar cicilan
pinjaman.
10. Mengelola Risiko

Pada dasarnya risiko itu sendiri dapat dikelola dengan 4 cara, yaitu:

a. Memperkecil Risiko
Keputusan untuk memperkecil risiko adalah dengan cara tidak memperbesar
setiap keputusan yang mengandung tisiko tinggi tapi membatasinya bahkan
meminimalisirnya guna agar risiko tersebut tidak menanmbah menjadi besar
diluar dari kontrol pihak manajemen perusahaan.
b. Mengalihkan Risiko
Keputusan mengalihkan resiko adalah dengan cara resiko yang kita terima
tersebut dialihkan ketempat lain sebagian, seperti dengan keputusan
mengasuransikan bisnis guna menghindari terjadinya risiko yang sifatnya tidak
diketahui kapan waktunya.
c. Mengontrol Risiko
Keputusan mengontrol resiko adalah dengan cara melakukan kebijakan
mengantisipasi terhadap timbulnya risiko sebelum risiko itu terjadi.
d. Pendanaan Risiko
Keputusan pendanaan resiko adalah dengan menyediakan sejumlah dana sebagai
reserve (cadangan) guna mengantisipasi timbulnya risiko dikemudian hari.

11. Perhitungan Risiko

Ada model pergitungan risiko yang paling sering digunakan khususnya dalam
investasi adalah secara varians dan standar deviasi. Perhitungan risiko dalam suatu
investasi menyangkut dengan perhitungan terhadap return yang diaharapkan dari
suaatu investasi atau yang biasa disebut dengan return on investment (ROI).
Dalam pendekatan matematis untuk menghitung varians dan standar deviasi
dapat dipergunakan rumus sebagai berikut.19

Varians Return = 𝜎 2 = [𝑅𝑖 -E(R)]2 p𝑟𝑖

Standar Deviasi = σ = (𝜎 2 )1/2

Keterangan:

𝜎 2 = varians return

σ = standar deviasi

E(R) = return yang diharapkan dari suatu surat berharga

𝑅𝑖 = return ke i yang mungkin terjadi

𝑃𝑟𝑖 = probabilitas kejadian return ke-i

Contoh nya dapat kita lihat dibawah ini:

Tabel 1.2 : perhitungan Varians dan Standar Deviasi pada salah satu jenis
sekuritas

(1) (2) (3) (4) (5) (6)


Return Probabilitas (1) (2) 𝑹𝒊-E(R) [𝑹𝒊 −𝑬(𝑹)]𝟐 [𝑹𝒊 −𝑬(𝑹)]𝟐 𝒑𝒓𝒊
(𝑹𝒊) (𝒑𝒓𝒊)
0,11 0,3 0,033 0,031 0,000961 0,0002883
0,09 0,2 0,018 0,011 0,000121 0,0000242
0,12 0,1 0,012 0,041 0,001681 0,0001681
0,05 0,2 0,010 -0,029 0,000841 0,0001682
0,06 0,1 0,006 -0,019 0,000361 0,0000361
𝟐
E(R) = 0,079 𝝈 = 0,0006849

Selanjutnya kita dapat menghitung standar deviasi yaitu;

19
Dalam pendekatan matematis untuk menghitung varians dan standar deviasi dipergunakan rumus yang
penulis kutip dari bukunya Eduardus Tandelilin (2001:55). Untuk memahami ini secara lebih dalam
terutama dalam konteks ilmu teori portofolio, pembaca dapat membaca pada buku yang ditulis oleh
Elton, E. J., and Gruber, M. J., 1991, Modern portofolio Theory and investment: analysis and
Management, John Willey and Sons. Hougen, R., 1990, modern investment Theory, prentice Hall.
Standar deviasi = σ = (𝝈𝟐 )𝟏/𝟐 = (0,0006849)𝟏/𝟐 = 0,0261= 2,61%

Untuk mendapatkan hasil 0,0261 dapat juga dihitung dengan cara mengakarkan
yaitu:

= √0,0006849 = 0,0261 = 2,61%

Untuk melengkapi perhitungan ini dengan maksud agar lebih komprehensif


terutama jika timbulnya suatu persoalan seperti penyebaran return yang diharapkan
sangat besar maka dipergubakan perhitungan tambahan dengan digunakannya
coefficient of variation atau risiko relatif. Coefficient of variation dapat dihitung
dengan cara membagi antara angka perolehan dari satndar deviasi return σ dengan
return yang diharapkan dari suatu sekuritas atau E(R), yaitu;

Coefficient of variation = σ : E(R) = 0,0261 : 0,079 = 0,330379746

Sebagai penguat dalam memahami lebih jauh tentang manajemen pengambilan


keputusan ini, ada baiknya jika kita melihat contoh soal dibawah ini sebagai
perbandingan dari soal diatas.

Tabel 1.3 : perhitungan Varians dan Standar deviasi pada salah satu jenis
sekuritas

(1) (2) (3) (4) (5) (6)


𝟐
Return Probabilitas (1) (2) 𝑹𝒊-E(R) [𝑹𝒊 −𝑬(𝑹)] [𝑹𝒊 −𝑬(𝑹)]𝟐 𝒑𝒓𝒊
(𝑹𝒊) (𝒑𝒓𝒊)
0,10 0,2 0,2 0,053 0,002809 0,0005618
0,08 0,1 0,008 0,033 0,001089 0,0001089
0,11 0,1 0,011 0,063 0,003969 0,0003969
0,04 0,1 0,004 -0,007 -0,000049 -0,0000049
0,02 0,2 0,004 -0,027 -0,000729 -0,0001458
E(R)=0,047 𝝈𝟐 =0,0009169

Selanjutnya kita dapatmenghitung standar deviasi yaitu:

𝒔𝒕𝒂𝒏𝒅𝒂𝒓 𝒅𝒆𝒗𝒊𝒂𝒔𝒊 = 𝝈 = (𝝈𝟐 )𝟏/𝟐 = (𝟎, 𝟎𝟎𝟎𝟗𝟏𝟔𝟗)𝟏/𝟐=0,0303=3,03%


Untuk mendapatkan hasil 0,0303 dapat juga dihitung dengan cara mengakarkan
yaitu: = √0,0009169=0,0303=3,03%

Adapun hasil hitungan untuk coefficient of variation atau risiko relative adalah
sebagai berikut,

Coefficient of variation=σ:E(R)=0,0303:0,047=0,644680851

Berdasarkan dari 2 contoh diatas dapat kita ambil kesimpulan yaitu:

a. Jika kita tempatkan keputusan dari segi perspektif standar deviasi, maka lebih
baik mengambil pada contoh yang pertama yang standar deviasinya lebih kecil.
Dengan keputusan standar deviasi yang lebih kecil maka artinya risiko juga lebih
kecil
b. Jika keputusan ditempatkan dari segi perspektif coefficient of variation maka
lebih baik yang pada contoh soal pertama. Karena penyebaran relatif atas risiko
relative adalah juga lebih kecil, maka yang pertama dianggap representatif.

Adapun pengertian dari standar deviasi, variance, dan coefficient of variation


dapat dilihat dari penjelasan dibawah ini.

1) Definisi standar deviasi


standar deviasi atau simpangan baku adalah estimasi probabilitas
perbedaan return nyata dari return yang diharapkan. Dalam konsep dijelaskan
bahwa semakin besar angka standar deviasi yang diperoleh maka artinya semakin
besar pula risiko yang akan diterima, begitu juga sebaliknya semakin kecil angka
standar deviasi semakin kecil pula risikonya.
Lebih jauh Kamaruddin Ahmad20 mengatakan risiko atau standar deviasi
dari saham-saham (portofolio) akan berkurang, maka perlu memilih kombinasi
saham yang mempunyai koefisien korelasi yang rendah atau bahkan korelasi
negatif, semakin rendah korelasi tingkat keuntungan, semakin efisien portofolio

20
Kamaruddin Ahmad, 1992, Dasar-dasar Manajemen Modal Kerja, Jakarta, Rieneka Cipta. Hlm. 58
tersebut.”rumus korelasi (r): dapat digunakan formula Karl Pearson Product
Moment.21

𝑛∑𝑋𝑌 − ∑𝑋. ∑𝑌
𝑟𝑥𝑦 =
𝑟{(∑𝑋 2 −(∑𝑋)2 }{(∑𝑌 2 −(∑𝑌)2 }

n= jumlah observasi (kejadian)

x=keuntungan yang diharapkan dari saham X

y=keuntungan yang diharapkan dari saham Y

Atau jika probabilitas kejadian tidak sama:22

𝐶𝑜𝑣𝑥𝑦
𝑟𝑥𝑦 =
𝜎𝑥 𝜎𝑦

Yang dimaksud Cov diatas adalah covarian. Covarian artinya


penggabungan antara x dan y.

2) Definisi Varians
Ada bebrapa definisi yang menjellaskan varians yang dapat kita lihat
dibawah ini.
 Dalam statistik, ukuran penyerapan dari penyebaran probabilitas. Hal ini
merupakan pangkat dua standar deviasi. Misalnya, bila deviasi standarnya 20,
maka varians nya menjadi 400 (Siegel dan Shim).23
 Selisih pendapatan, biaaya dan keuntungan terhadap jumlah yang
direncanakan
 Selisih statistik dalam sebuah disperse distribusi, dihitung dengan
menjumlahkan kuadrat dari deviasi rata-rata (R. J. Shook).24

21
Kamaruddin Ahmad, Ibid.
22
Kamaruddin Ahmad, Ibid.
23
Joel G. Siegel DAN Jae K. Shim, Ibid., Hlm. 493
24
Pemikiran ini dipahami dari buku sudjana. 1996, Metode Stastistika Bandung, Tarsito, Hlm. 93
 Varians( nilai kuadrat dari deviasi standar) yang disimbolkan seperti ini 𝜎 2
atau pangkat dua dari standar deviasi.25
3) Definisi Coefficient of Variation
Coefficient Of Variation adalah ukuran penyebaran relatif atau risiko
relatif. Contoh perhitungan dengan mempergunakan Coefficient Of Variation
pada usulan proyek investasi adalah;

Tabel 1.4 : Expected Return dan Standar Deviasi

Proyek Keuntungan yang Standar deviasi


diharapkan E(R) ∑
A $440 $231,02
B $450 $406,77

Maka coefficient of Variantion dapat diihitung dengan cara:

 Proyek A = σ:E(R) = $231,02:$440 = 0,5250


 Poyek B = σ:E(R) = $406,77:$450 = 0,9039

Maka berdasarkan hitungan diatas yang dapat diterapkan adalah proyek A,


karena proyek A memiliki tingkat risiko relatif yang jauh lebih kecil dibanding
proyek B.

12. Perhitungan Covariance

Kajian covariance merupakan bagian tindak lanjut dari penguatan pemahaman


tentang standar deviasi. Ini sebagaimana yang dikatakan oleh R. J. Shook26
bahwa,”Covariance adalah korelasi antara dua variabel dikalikan dengan standar

25
Sudjana, 1996, Metoda Stastistika, Bandung , Tarsito, Hlm. 93
26
R.J Shook, 2002, wall street dictionary, kamus lengkap wall street, Erlangga, Jakarta.
deviasi masing-masing.” Disi lain Jogianto27 mengatakan baahwa,” Covariance adalah
pengukur yang menunjukan arah pergerakan dua buah variabel.

Adapun rumus covariance adalah,

𝐶𝑜𝑣(𝑅𝑎𝑅𝑏 = ∑[𝑅𝑎𝑖 −𝐸(𝑅𝑎 )][𝑅 𝑏𝑖 −𝐸(𝑅𝑏𝑖 )]𝑃𝑅𝑖


𝑡=1

Keterangan:

𝐶𝑜𝑣(𝑅𝑎 𝑅𝐵 )= Covarian return saham a dan return saham b

𝑅𝑎𝑖 = Return saham a

𝑅𝑏𝑖 = Return saham b

𝐸(𝑅𝑎 )= Expected return saham a

𝐸(𝑅𝑏 )= Expected return saham b

𝑃𝑟𝑖 = Probabilitas terjadinya masa depan untuk kondisi ke i28

n = totalitas atau jumlah dari kondisi-kondisi yang diperkirakan untuk masa yang akan

datang dengan berbagai tafsiran perkiraan yang ada.

Contoh soal

seorang analisa keuangan sedang bertugas untuk menganalisis kondisi PT Pasifik


Agung dan PT Mulia Indah. Berdasarkan data yang diperoleh bahwa return saham yang
diperolehbahwa retur saham kedua perusahaan beserta probabilitasnya terlihat sebagai
berikut.29

27
Jogianto Hartono, 2008, Teori Portofolio dan analisis investasi Yogyakarta BPFE . Hlm 243
28
Pendapat Jogiyanto Hartono, 2008, teori portofolio dan analisis investasi, edisi kelima, Yogyakarta,
BPFE. Hlm 244-245
29
Dalam pembuatan soal ini dipengaruhi oleh sumber soal dari Jack Clark Francis dan Richard W.
Taylor, 2002, schaums Outlines; theory and problem of investment, second edition, New York ,
McGraw-Hill. Hlm. 254, berserta berbagai sumberlainnya termasuk dari Jogiyanto Hartono, 2008, Teori
Portofolio dan analisis investasi, edisi kelima, Yogyakarta, BPFE . Hlm 244-245
Tabel 1.5 : Kondisi Probabilitas Dan Return Untuk PT Pasifik Agung Dan PT
Mulia Indah

Kondisi ekonomi probabilitas Return PT Retur PT Mulia


Pasifik Agung Indah
Bagus 0,21 12 14

Normal 0,15 9 10

Buruk 0,22 2 4

Berdasarkan data diatas maka hitunglah expected return dan covariance pada PT
Pasifik Agung dan PT Mulia Indah tersebut.

Jawab

Berdasarkan data diatas maka sebelumnya kita harus menghitung expected return
terlebih dahulu denga menggunakan rumus sebagai berikut.
𝑛

𝐸(𝑅𝑖) = ∑(𝑃𝑅𝑖)(𝑅𝑖)
𝑡=1

Dimana:

E(R) = Expected Return i

Pri = Probabilitas i

Ri = Return i

𝐸(𝑅𝑃𝐴 )= (0,21).(0,12)+(0,15).(0,09)+(0,22).(0,02)

𝐸(𝑅𝑃𝐴 )= 0,0252+0,0135+0,0044

𝐸(𝑅𝑃𝐴 )= 0,0431=4,31%

𝐸(𝑅𝑀𝐼 )= (0,21).(0,14)+(0,15).(0,10)+(0,22).(0,04)

𝐸(𝑅𝑀𝐼 )=0,0294+0,015+0,0088

𝐸(𝑅𝑀𝐼 )=0,0532=5,32%
Selanjutnya kita menghitung covariance dengan menggunakan formula sebagai
berikut,

𝑛=3

𝐶𝑜𝑣(𝑅𝑎𝑅𝑏) = ∑[𝑅𝑎𝑖 − 𝐸(𝑅𝑎 )] [𝑅𝑏𝑖 − 𝐸(𝑅𝑏𝑖 )]𝑃𝑟𝑖


𝑡=1

𝐶𝑜𝑣(𝑅𝑎𝑅𝑏) =[(0,12-0,0431).(0,14-0,0532)] 0,21 + [(0,09-0,0431).(0,10-0,0532)] 0,15 +

[(0,02-0,0431).(0,04-0,0532)] 0,22

𝐶𝑜𝑣(𝑅𝑎𝑅𝑏) =[(0,0769)(0,0868)] 0,21 + [(0,0469)(0,0468)] 0,15 + [(-0,0231)(-0,0132)]

0,22

𝐶𝑜𝑣(𝑅𝑎𝑅𝑏) =0,00140173+0,00032924+0,00006708

𝐶𝑜𝑣(𝑅𝑎𝑅𝑏) =0,00179805=0,1798% atau 0,17%

Maka berdasarkan hitungan diatas diperoleh covariance adalah sebesar 0,17%.


Diatas telah kita lakukan perhitungan pada dua usulan proyek investasi, maka pada soal
dibawah ini kita akan menghitung expected return pada satu sekuritas.

Tabel 1.6 : Return i dan Probabilitas i

Ri Pri

32% 0,06

14% 0,66

0% 0,14

-10% 0,07

Maka keuntungan yang diharapkan adalah


E(R) = (0,32)(0,06)+(0,14)(0,66)+(0)(0,14)+(-0,10)(0,07)

= 0,1046

= 10.46%

13. Perhitungan Keuntungan Yang Diharapkan Pada Portofolio

Adapun pengertian dari portofolio adalah sebuah bidang ilmu yang khusus
mengkaji tentang bagaimana cara yang dilakukan oleh investor untuk menurunkan
risiko dalam berinvestasi secara seminimal mungkin, termasuk salah satunya dengan
menganekaragamkan risiko tersebut.

Dietahui seorang investor memiliki dana sebesar Rp 2.000.000.000,- dan


melakukan keputusan pada portofolio A dan B

Tabel 1.7 : Saham dan Expected Return

Saham Jumlah E(R)

A Rp. 800.000.000,- 10%

B Rp. 1.200.000.000,- 7%

Maka kita dapat mempergunakan rumus:

𝐸(𝑅𝑃 ) = 𝑋𝐴 . 𝐸(𝑅𝐴 ) + 𝑋𝐵 . 𝐸(𝑅𝐵 )

Keterangan

𝐸(𝑅𝑃 )= Expected Return portofolio

𝐸(𝑅𝐴 )=Expected Return A

𝐸(𝑅𝐵 )= Expected Return B

𝑋𝐴 = uang yang diinvestasikan pada saham A


𝑋𝐵 = uang yang diinvestasikan pada saham B

Maka hitungannya dapat kita lakukan:

E(Rp) = (800.000.000)(0,10)+(1.200.000.0000)(0.07)

= Rp. 164.000.000

Untuk presentase kita dapat menghitungnya dengan cara:

E(Rp)=[(800.000.000)(0,10):2.000.000.000)]+[(1.200.000.000)(0,07):2.000.000.000]

= 0,04+0,042

= 0,082

= 0,082%

14. Perhitungan Rata-rata Return

Untuk menghitung rata-rata return dalam suatu priode pengamatan dapat


dipergunakan rumus dibawah ini,30

∑𝒏𝑱=𝟏 𝑹𝒊𝟏 +𝑹𝒊𝟐+⋯….. 𝑹𝒊𝒏


𝑬(𝑹𝒊 ) =
𝒏

Dimana:

𝐸(𝑅𝑖 )= expected return pada i

𝑅𝑖 = return pada i.

𝑗𝑖𝑘𝑎 𝑅𝑖1 𝑎𝑟𝑡𝑖𝑛𝑦𝑎 𝑟𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑖 𝑦𝑎𝑛𝑔 1 𝑑𝑎𝑛 𝑗𝑖𝑘𝑎 𝑅𝑖2 𝑎𝑟𝑡𝑖𝑛𝑦𝑎 𝑟𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑖 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑘𝑒 2

Rin = return pada i priode akhir yang diperhitungkan

n= jumlah priode amatan

30
Johannes Supranto, 1998, teknik pengambilan keputusan, Jakarta. PT Rineka Cipta. Hlm .459
contoh soal

seorang analisis keungan ingin mengamati kondisi dan situasi pengembalian dari
saham PT Mahakarya Agung selama empat priode pengamatan. Adapun data-datanya
sebagai berikut,

Tabel 1.8 : Priode dan Return dari PT Mahakarya Agung

Priode Return (%0

1 12

2 13

3 10

4 12

Jawab

Maka berdasarkan data diatas dapat kita menghitungnya dengan menerapkan


formula sebagai berikut,

∑𝑛
𝐽=1 𝑅𝑖1 +𝑅𝑖2 +⋯𝑅𝑖𝑛
𝐸(𝑅𝑖 )= 𝑛

12%+13%+10%+12%
𝐸(𝑅𝑖 ) = 4

47%
𝐸(𝑅𝑖 )= 4

𝐸(𝑅𝑖 )=0,1175=11,75%

15. Menghitung Return dari Suatu Sekuritas yang Diharapkan

Untuk menghitung return yang diharapkan dari suatu sekuritas yang harus
dipahami oleh seorang investor adalah dengan memahami probabilitas dari kejadian
yang akan terjadi.
Adapun rumusnya adalah,31
𝑛

𝐸(𝑅) = ∑ 𝑅𝑖 𝑃𝑟𝑖
𝑖=1

Keterangan:

E(R) = Expcted return atau return yang diharapkan dari suatu sekuritas

𝑅𝑖 = return ke-i yang mungkin terjadi

𝑃𝑟𝑖 = probabilitas kejadian return ke-i

n= banyak nya return yang mungkin terjadi

16. Hubungan Karakteristik dengan Risk and Return

Dalam pengambilan keputusan yang dilakukan , maka ada faktor yang turut
mempengaruhinya yaitu karakteristik sang pengambil keputusan. Karakteristik
tersebut secara umum dibagi menjadi tiga yaitu:

a. Takut Pada Risiko Atau Risk Avoider


Karakteristik risk avoider dianggap menenmpati posisi yang aman dan jauh
dari risiko. Adapun ciri-ciri dari pemilik karekteristik risk avoider adalah,
1) Karakteristik seperti ini adalah dimana sang decision maker sangat hati-hati
terhadap keputusan yang diambilnya bahkan ia cenderung begitu tinggi
melakukan tindakan yang sifatnya menghindari risiko yang akan timbul jika
keputusan diaplikasikan
2) Secara umum pebisnis yang berkarakter seperti ini cenderung melakukan
tindakan yang biasnya disebut dengan safety player
3) Maka mereka menganut risk avoider cenderung sulit menjadi pemimpin dan
lebih banyak menjadi follower bukan seorang innovator
4) Namun yang kita pahami bahwa hampir semua investor adalah bertipe
menghindari risiko

31
Johannes Supranto, Op. Cit., Hlm, 458-459
5) Bagimanapun investasi selalaau dilihat sebagai bentuk usaha mencari
keuntungan dalam bentuk finansial dikemudian hari
6) Ciri utama bagi penghindar risiko, utilitasnya kan menurun dengan cepat
begitu kerugian diderita semakin membesar/meningkat.32
7) Oleh karena sifat penghindar risiko dinyatakan sebagai premi risiko yang
positif,

b. Hati-hati pada Risiko atau Risk Indifference


Karakteristik seperti ini adalah dimana sang decision maker sangat hati-
hati atau begitu menghitung segalaa dampak yang akan terjadi terhadap
keputusan tersebut dilakukan.33 Adapun ciri-ciri mereka yang memiliki
karakteristik risk indifference (hati-hati terhadap risiko) adalah,
1) Seorang pengambil keputusan dengan sikap netral terhadap risiko ialah
mereka yang menilai uang seperti apa yang tercantum , tak akan membeli
asuransi dalam bentuk apapun.34
2) Namun bagi mereka yang menganut karakter seperti ini dengan kecendrungan
kehati-hatian yang begitu tinggi maka biasanya setelah keputusan tersebut
diambil ia tidak akan mengubahnya begitu saja
3) Bagi kalangan bisnis mereka menyebut orang dengan karakter seperti ini
secara extrem sebagai tipe peragu
4) Setiap tindakan yang mereka lakukan cenderung selalu berusaha menjaga
image dimata publik.
5) Setiap keputusan yang dibuat dilakukan dengan analisa yang mendalam serta
memikirkan dampaknya kedepan.
6) Pada umumnya sikap netral terhadap risiko hanya benar pada suatu jumlah
uang dalam batas tertentu.35

32
Apa yang penulis ungkapkan disini adalah bersumber dari beberapa referensi termasuk Abdul Halim,
2005. Manajemen investasi, jakarta, salemba empat., hlm 46
33
Johannes Supranto, Op, Cit., Hlm. 462.
34
Johannes Supranto, Ibid
35
Johannes Supranto, Op, Cit., Hlm. 460..
c. Suka Pada Risiko atau Risk Seeker atau Risk Lover
Adapun ciri-ciri mereka yang memiliki karakteristik seeker atau risk lover
1) Karakteristik seperti ini adalah tipe yang begitu suka dengan risiko
2) Prinsip seperti ini cenderung begitu menonjol dan mempengaruhi besar
terhadap keputusan yang ia ambil, mereka terbiasa dengan spekulasi
3) Mental risk seeker atau risk lover adalah mental yang dimiliki oleh pebisnis
besar dan juga pemimpin besar.
4) Cenderung menyukai tantangan dan tidak suka berfikir statis
5) Dalam melaksanakan pekerjaan sangat menghargai proses.
6) Selalu bersikap menyelesaikan masalah dan tidak pernah mengesampingkan
masalah apalagi menimbulkan masalah.
7) Sikap pencari risiko ditemui dalam kejadian dimana terdapat suatu tingkat
aspirasi yang amat penting.36
8) Semakin besar hadiah yang akan diterima, makin besar beda sikap antar
pencari risiko dengan penghindar risiko.37
9) Pencri risiko sering disebut dengan “self-insured”.38

d. Tipe Pengambil Keputusan


Seorang pengambil keputusan dalam memutuskan suatu keputusan
dipengaruhi oleh berbagai jenis tipe. Erich Form membedakan 5 tipe, yaitu:39

36
Johannes Supranto, Op, Cit., Hlm. 461.
37
Johannes Supranto, Ibid.
38
Barry rebder and ralph M. Stair, Jr, 1997, Quantitative analysis for management, prentice-hall inc. Hal
113, figure:preferences for risk.”
39
bersumberkan ide pemikiran dan penjelasan kamaluddin, 2003, pengambilan keputusan mangement,
malang, dioma. Hlm 22. Dan juga tidak terlelpas bersumber dari pemikira berbagai referensi laiinya
yang dianggap memiliki referensi kuat untuk mendukungnya. Sepeerti dari ; Azhar kasim,1995, teori
pembuatan keputusan, jakarta lembaga penerbit fakultas ekonomi universitas indonesia, suyadi
prawirosentono, 2002, bahasan komprehensif strategi pengambilan keputusan bisnis disertai: analisis
dan studi kasus, jakarta, bumi aksara. Dan berbagai sumber lainnya yang dianggap relevan.
1) Tipe ketergantungan.40
Pada tipe ini seorang pengambil keputusan memiliki sifat yang jurang percaya
diri dan sering setiap ada masalah melibatkan orang lain dalam usaha mencari
solusi
2) Tipe eksploitatif
Kebalikan dari tipe pertama pengambil keputusan akan mengeksploitasi orang
lain atau bawahan untuk kepentingan diri sendiri.41
3) Tipe tabungan
Pada tipe ini , pengambil keputusan cenderung berfikir dan bersikap picik dan
memiliki egois yang tinggi.42
4) Tipe pemasaran
Pada tipe ini pengambil keputusan sering menerapkan konsep marketing,
seperti salah satunya ide advertising.43
5) Tipe produktif
Pada tipe ini seorang pengambil keputusan memiliki semangat produktif yang
tinggi dan setiap ide pemikirannya cenderung memiliki visi dan misi jauh
kedepan.

17. Karakteristik Risiko dalam Konteks Nasabah di Perbankan

Seorang nasabah bertindak atas dasar keputusan investasi, artinya jika ia


menempatkan dananya diperbankan ia menerapkan investasi pada bank tersebut dalam
bentuk keyakinan mempercayakan sejumlah kekayaannya untuk dikelola oleh bank
tersebut dengan tingkatan rissiko yang telah disadarinya.

40
Ide penafsiran dan penjelasan ini bersumber dari kamaluddin, 2003, pengambilan keputusan
manajemen, malang, dioma. Hlm. 22
41
Ide dan pemikiran ini bersumber dari kamaluddin , 2003, pengambilan keputusan manajemen, malang,
dioma. Hlm. 22.
42
Ide dan pemikiran ini bersumber dari kamaluddin , 2003, pengambilan keputusan manajemen, malang,
dioma. Hlm. 22.
43
Iramani, 2010, prospek, Wealth Manajemen dimasa mendatang, dalam Economic Outlook 2010,
P3MS TIE Perbanas Surabaya
Dalam konteks ini Iramani44 mengatakan bahwa, apabila dikaitkan dengan
preferensi nasabah terhadap risiko, maka risiko dibedakan menjaadi 3 (tiga) yaitu:

a. Nasabah yang menyukai risiko atau pencari risiko (risk seeker), nasabah ini jika
dihadapkan dengan 2 pilihan investasi dengan tingkat pengembalian yang sama
dengan risiko yang berbeda, maka nasabah tersebut lebih suka mengambil
investasi dengan risiko yang lebih tinggi dengan harapan pengembalian investasi
lebih tinggi.
b. Nasabah yang netral/moderat terhadap risk (risk neutral/moderat) nasabah ini
umumnya meminta kenaikan risiko, nasabah ini cukup fleksibel dan bersikap
hati-hati dalam mengambil keputusan investasi
c. Nasabah yang tidak menyukai risiko atau menghindari risiko (risk averter)
nasabah ini apabila dihadapkan dengan 2 pilihan investasi yang memberikan
tingkat pengembalian yang sama dengan risiko yang berbeda maka nasaabah
lebih suka mengambil keputusan investasi dengan risiko yang rendah.

18. Risk Free Lending and Borrowing Rate

Kondisi risk free lending and borrowing rate terjadi pada para investor yang
berani mengambil resiko seiring dengan peningkatan kualitas kompetensi kemampuan
dan kekayaan mereka. Pada saat mereka memiliki peningkatan kompetensi keilmuan
dalam menganalisis pasar saham baik secara kuantitatif dan kualitatif menyebabkan
timbulnya rasa percaya diri yang kuat untuk mencoba meningkatkan risiko dengan
harapan terjadinya hubungan yang linear yaitu peningkatan risiko juga berdampak pada
peningkatan keuntungan yang akan diperoleh (expected return ).

44
Johannes Supranto, Op. Cit., Hlm.36.
19. Portofolio Dua Saham dengan Expected Return dan Standar Deviasi yang

Berbeda

Dalam suatu hitungan portofolio saham sering kita menemukan perbedaan pada
hasil hitungan standar deviasi. Perbedaan tersebut mempengaruhi pada terbentuknya
garis portofolio saham tersebut, yaitu sebagaimana tergambar pada “gambar portofolio
dua saham dengan standar deviasi (σ) yang berbeda. Jika kita menganalisis tiap-tiap
dari titik dari 𝐶1 , 𝐶2 , 𝐶3, 𝐶4 , 𝐶4 , 𝐶5 , 𝐶6, 𝐶7 𝑑𝑎𝑛 𝐶8 maka akan diperoleh berbagai arti yang
melingkupinya dalam konteks expected return dan standar deviasi. Ini dapat kita liat
pada tabel dbawah ini.

Tabel 1.9 : Portofolio Dua Saham dengan Expected Return dan Standar Deviasi
yang berbeda

No Uraian E(R) σ

1 Titik C1 140 60

2 TitikC2 150 48

3 TitikC3 220 30

4 TitikC4 260 33

5 TitikC5 370 40

6 TitikC6 450 55

7 TitiKC7 600 70

8 TitikC8 650 80

Pada tabel expected return dan standar deviasi terlihat bahwa titik C3 berada
pada posisi E(R) terkecil yaitu 220 dan standar deviasi terkecil yaitu 30. Adapun C7
berada pada psosisi yang tertinggi pada dua sisi yaitu E(R) sebesar 650 dan standar
deviasi sebesar 80. Dengan kondisi ini maka pada karakteristik investor yang
menghindari risiko akan memilih pada titik C1 atau pada saham A1 . dan investor
berharap dapat memilih portofolio saham pada titik C3 atau maksimal pada titik C4.
Namun jika investor tersebut menyukai risiko dan siap berhadapan dengan berbagai
kemungkinan, dan tentu di ikuti dengan berbagai ekspektasi keuntungan yang
diperoleh maka ia memilih pada portofolio saham B atau pada titik C8 yaitu pada
kondisi E(R) sebesar 800 dan standar deviasi sebesar 75.

20. Dana Pinjaman dan Expected Return

Expected return atau keuntungan yang diharapkan merupakan gambaran


keinginan dari seorang investor dalam memperhitungkan return investasi dan besarnya
probability yang mungkin akan timbul dimana setelah diperhitungkan mungkinsaja
standar deviasinya adalah terlalu besar sehingga dianggap tidak tepat atau tidak sesuai.
Dengan dasar penjelasan ini kita bisa menempatkan jika suku bunga pinjaman dari
perbankan adalah tinggi dari keuntungan project maka diperkirakan pinjaman kredit ke
perbankan tidak akan dilakukan.

Namun begitu pula sebaliknya jika hasil hitungan memperlihatkan bahwa


keuntungan yang diharapkan atau expected return adalah lebih besar dari beban suku
bunga pinjaman maka project tersebut akan dilaksanakan.

21. Risk And Return Pada Tiga Sektor Bisnis Yang Berbeda

Untuk memahami risk and return pada tiga sektor bisnis yang berbeda kita dapat
memperhatikan pada gambar dibawah ini dengan asumsi ada tiga sektor bisnis yang
saling tidak berhubungan atau bersifat tidak searah, yaitu sektor A= food and beverage,
B= travel dan perhotellan, dan C= real estate.

a. Sektor bisnis food and beverage adalah sektor bisnis yang memiliki ciri-ciri
sebagai berikut.
1) Produk yang disajikan/dijual dibutuhkan oleh orang banyak
2) Produk yang disajikan/dijual memiliki turnover yang tinggi
3) Produk memiliki tingkat kadaluarsa yang cepat.
4) Memiliki banyak saingan
5) Barang dijual dibanyak tempat mulai dari perkotaan hingga perdesaan.
6) Barang mentah berasal dari dalam negeri atau bisa diperoleh didalam negeri,
karena bisa dikatakan semua bahan mentah berasal dari sektor pertanian,
perikanan, kelautan, dan peternakan.
7) Sangat mengutamakan kepuasan kepada konsumen
8) Riset dan penciptaan produk baru harus selalu diciptakan agar memiliki
variasi dipasaran juga untuk menghindari kebosanan dikalangan konsumen.
b. Sektor bisnis travel dan perhotelan
1) Tidak dibutuhkan oleh orang
2) Membutuhkan modal yang besar untuk melakukan bisnis ini.
3) Sangat berhubungan dengan kondisi inflasi diluar negeri.
4) Naik turun nya harga minyak dipasaran internasional sangat mempengaruhi
harga tiket yang akan dibeli oleh konsumen.
5) Sangat mengutamakan kepuasan dan pelayanan yang maksimal kepada para
konsumen.
6) Bahan baku untuk perawatan dan perbaikan mesin masih banyak yang impor.
7) Pada kerusakan mesin yang tidak bisa diselesaikan dari dalam negeri harus
mendatangkan teknisi dari luar negeri.
c. Sektor bisnis real estate
1) Membutuhkan modal yang besar untuk melaksanakan bisnis ini
2) Sangat berhubungan dengan kondisi inflasi diluar negeri
3) Naik turun nya harga minyak dipasaran internasional sangat mempengaruhi
harga tiket yang akan dibeli oleh konsumen.
4) Sangat mengutamakan kepuasan dan pelayanan yang maksimal kepada para
konsumen.
5) Bahan baku untuk perawatan dan perbaikan mesin masih banyak yang impor.
6) Model dan trend yang berlaku dipasaran harus selalu diikuti.
22. Pergerakan Aset pada Risiko yang Semakin Tinggi

Dalam kondisi pasar yang berisiko asset akan bergerak keposisi yang makin lam
makin tinggi risiko. Kondisi ini sangat tidak menguntungkan bagi pebisnis karena nilai
asset yang dimiliki seharusnyasemakin tinggi,namun malah semakin rendah dan lebih
jauh berdampak return yang akan diterima. Jika ini terjadi pada saham yang dimiliki
maka memungkinkan seorang investor yang berkarakteristik risk avoider akan melepas
saham yang dimilikinya, dengan asumsi jika penurunan tersebut dianalisis akan
berlangsung semakin jauh dan pihak manajemen perusahaan yang bersangkutan
dianggap tidak mampu mengembalikan keposisi expected return atau posisi
keuntungan yang diharapkan.

23. Pengambilan Keputusan dalam Berbagai Kondisi

Kondisi merupakan suatu bentuk keadaan yang terjadi berdasarkan dan


disebabkan oleh berbagi latar belakang yang ada. Latar belakang tersebut pada
prinsipnya memiliki berbagai dimensi yang turut serta mempengaruhi pembentukan
lahirnya berbagai keputusan perubahan dari A ke B dapat juga disebabkan oleh masuk
dan berkembangnya suatu informasi, sehingga informasi tersebut telah mempengaruhi
tatanan kondisi yang ada.

a. Pengambilan Keputusan Dalam Kondisi Pasti


Dalam kondisi yang pasti proses pengambilan keputusan yang dilakukan
adalah berlangsung tanpa adanya alternatif, keputusan yang diambil sudah jelas
fokus yang dituju. Ada beberapa teknik yang digunakan sebagai penyelesaian
pengambilan keputusan dalam kondisi pasti, yaitu:
1) Menggunakan program linear atau secara linear aljabar
2) Analisis jaringan kerja (secara critical path method/CPM dan project
evaluation and review technique/PERT). Menurut Azhar Kasim45 PERT &
CPM telah digunakan untuk perencanaan, penjadwalan dan kontrol dari
bermacam-macam ragam proyek seperti:

45
Abdul Kadir, 2003, Pengenalan Sistem Informasi, Andi, Yogyakarta. Hlm 47.
a) Riset dan pengembangan produk-produk baru dan proses pembuatannya,
b) Kontruksi pabrik, bangunan, jalan dan sebagainya,
c) Perawatan alat-alat yang besar dan kompleks
d) Desain dan pengawasan sistem baru seperti pabrik, komputer, akuntansi
dan sebagainya
b. Pengambilan Keputusan dalam Kondisi Tidak Pasti
Pada kondisi seperti ini proses lahirnya keputusan lebih sulit atau lebih
kompleks dalam artian keputusan yang dibuat belum diketahui nilai probabilitas
atau hasil yang mungkin diperoleh. Situasi seperti ini dimungkinkan sekali terjadi
dikarenakan minimnya informasi yang diperoleh baik informai yang sifatnya
hasil penelitian maupun rekomendasi lisan yang bisa dipercaya.
Karena itu membangun perangkat suatu sistem informasi manajemen yang
credible merupakan suatu keharusan pada saat ini, jika tidak suatu organisasi
akan tertinggal terutama jika ia berkompetensi secara aktif dipasar bebas. Karena
dengan informasi tersebut dapat diapaki sebagai pendukung dalam pembuatan
keputusan. Adapun pengertian dari suatu sistem informasi manajemen (SIM)
adalah suatu perangkat manajemen perusahaan dalam menerima, mengolah dan
mengelola perusahaan secara baik dan sistematis dengan tujun untuk mendukung
penciptaan kinerja perusahaan.
Penggunaan teknologi yang modern dengan segala perolehan informasi
yang akan diterima sangat akan mendukung bagi peningkatan kinerja pihak
manajemen perusahaa. Bagi pihak manajemen sumber informasi dibagi menjadi
2, yaitu:
1) Informasi yang bersumber dari pihak internal
2) Informasi yang bersumber dari pihak external
Tabel 1.10 : Berbagai Sumber Informasi untuk Manajemen46

Jenis Sumber internal Sumber eksternal


Formal berbasis komputer Indikator-indikator kunci Basis data publik
yang dihasilkan oleh sistem
penjejak internal
Formal berbasis dokumen Laporan-laporan Laporan-laporan industri
perencanaan, audit internal
Formal, verbal Pertemuan-pertemuan Forum-forum industri
terjadwal
informal Percakapan makan siang, Pameran dagang, kontrak
gosip, manajemen dengan personal
jalan-jalan

untuk menghindari timbulnya masalah dalam situasi yang tidak pasti,


sebaiknya para manajer melakukan riset terlebih dahulu, mencari informasi
sebanyak mungkin dan mempergunakan beberapa metode pengambilan
keputusan yang paling sesuai dengan setiap kondisi masalah yang mungkin
timbul, seperti.47

1) Dipergunakan metode laplace (proses pengambilan keputusan dengan asumsi


bahwa probabilitas terjadinya berbagai kondisi adalah sama besarnya).
2) Metode maximax (proses pengambilan keputusan dengan hanya
mengutamakan hasil yang paling optimistik dan mengabaikan sisi lain yang
mungkin terjadi).
3) Metode maximin (proses pengambilan keputusan dengan memilih alternatif
yang minimal paling besar)
4) Metode regret (proses pengambilan keputusan dengan didasar pada hasil
keputusan yang maksimal berdasarkan data pada maasa lalu sebagai bahan
perbandingannya),
5) Metode realisme (proses pengambilan keputusan dengan menggabungkan
metode maximax dan maximin.

46
Pemikiran ini diambil dari berbagai literatur
47
Kamaluddin, Op, Cit .Hlm. 50.
c. Pengambilan Keputusan dalan Kondisi Konflik
Ada pendapat yang mengatakan bahwa setiap orang itu memiliki perbedaan
atau secara istilah disebut “different thinking, different opinion, different
analysis, and too different action “. Dan perbedaan itu terjadi karena
dilatarbelakangi oleh berbagai sebab, seperti latar belakang experience,
reference, keluarga, pendidikan, organisasi, dan lain sebagainya. Dimana
perbedaan ini secara langsung dan tidak langsung melahirkan konflik. Dan ilmu
manajemen berusaha keras memberikan kepuasaan konflik dari segi pendekatan
manajemen yaitu bagaimana me-manage konflik tersebut.
Adapun pengertian konflik adalah sebuah persepsi yang berbeda dalam
melihat suatu situasi dan kondisi yang selanjutnya teraplikasikan dalam bentuk
aksi-aksi sehingga telah menimbulkan pertentangan denga pihak-pihak tertentu.
Untuk lebih jelas tentang pengertian konflik yang dikemukakan oleh para ahli
dibawah ini yaitu:
1) Stephen P. Robbins :48” kami mendefinisikan konflik sebagai salah suatu
proses dimana A melakukan usaha yang sengaja dibuat untuk
menghilangkakn usaha-usaha B dengan sebentuk usaha untuk menghalangi
sehingga mengakibatkan frustasi pada B dalam usaha untuk mencapai
tujuannya atau dalam meneruskan kepentingan-kepentingannya.
2) Luthans, F. (1985:385) mengartikan konflik merupakan ketidaksesuaian nilai
atau tujuan antar anggota organisasi sebagaimana dikemukakan berikut,”
conflict has been defined as the condition ogf objective incompatibility
between values or goal, as the behavior of deliberately interfering with
anothers goal achievement, and emotionally in term of hostility.49
3) DuBrin, A. J. (1984:346) mengartikan konflik mengacu pada pertentangan
antar individu atau kelompok yang dapat meningkatkan ketegangan sebagai
akibat saling menghalangi dalam pencapaian tujuan.

48
Dalam Wahyudi , 2008, manajemen konflik dalam organisasi; pedoman praktis bagi pemimpin
visioner , bandung Alfabeta. Hlm.17.
49
Dalam Wahyudi, Op, Cit.,hlm 17-18.
4) T. Hani Handoko:50 pada hakikatnya konflik dapat didefinisikan sebagai
segala macam interaksi pertentangan atau antagonistik antar dua pihak atau
lebih.

Kondisi pengambilan keputusan dalam kondisi konflik dibanyak literatur


bisa kita persamakan dengan keputusan yang berisiko. Secara lebih dalam
Kamaluddin menjelaskan bahwa,” untuk menyelesaikan dalam kondisi beresiko
ada dua kriteria, yaitu Expected Monetary Value dan Expected Opportunity Loss.
Kedua kriteria ini akan memberikan nilai secara konsisten, artinya apabila
dengan kriteria EMV telah memutuskan X sebagai suatu keputusan teerbaik,
maka dengan kriteria EOL juga memberikan keputusan yang sama yaitu X
sebagai keputusan yang terbaik.” Expected Monetary Value adalah nilai
pembayaran upah yang payoffs diukur dalam satuan uang.

Kamaluddin mengatakan untuk menyelesaikan masalah dengan kriteria


EMV dapat digunakan rumus sebagai berikut:51
𝑛

𝐸𝑀𝑉(𝑑𝑖) = 1/4 ∑ 𝑃(𝑆𝑗 )(𝑑𝑖 , 𝑆𝑗 )


𝑗=1

EMN = nilai ekpektasi pada alternatif dj

P(Sj) =probabilitas terjadinya kondisi masa depan Sj

N = jumlah dari situasi masa depan yang mungkin akan timbul

𝑃(𝑆𝑗)3 𝑂 = terjadinya probabilitas suatu peristiwa masa depan adalah lebih

besar atau sama dengan nol.

(dj,sj) = nilai payoff pada alternatif dj dan pada kondisi sj

50
Kamaluddin, Op. Cit., Hlm 52.
51
Kamaluddin, Op. Cit., Hlm 54.
Lebih lanjut Kamaluddin mengatakan, adapun rumus untuk menghitung
EOL adalah sebagai berikut:52
𝑛

𝐸𝑀𝑉 (𝑑𝑖) = ∑ 𝑃(𝑆𝑗 )𝑅(𝑑𝑖 , 𝑆𝑗 )


𝑗=1

R (dj,sj) dapat dicari dengan cara yang sama pada kriteria minimax regret.

a) Sebab-sebab Timbulnya Konflik


Setiap terjadinya konflik pasti memiliki latar belakang penyebabnya.
Secara umum ada beberapa sebab timbulnya konflik, yaitu:
 Hendricks, W. (1992) mengidentifikasi proses terjadinya konflik terdiri
dari tiga tahap: pertama; peristiwa sehari-hari, kedua; adanya tantangan,
ketiga; timbulnya pertentangan.53
 Perebutan tenaga ahli yang profesional.
 Keinginan pihak top management yang terlalu ambisius dan juga
mengandung maksud tertentu.
 Konflik juga memungkinkan terjadi karena kondisi dan situasi ekternal
perusahaan yang dianggap tidak sisi representatif dalam rangka
memberikan kenyamanan pada perusahaan.
b) Jenis-jenis konflik
Konflik ada beberapa jenis, dimana setiap pakar konflik memiliki
pandangan yang berbeda-beda dalam mengklasifikasikannya. Secara umum
mereka melihat konflik itu jenisnya dalam beberapa bentuk, yaitu:
 Konflik pada diri individu itu sendiri
 Konflik antar individu, dan
 Konflik individu dengan institusi.

52
Kamaluddin, Op. Cit., Hlm 54.
53
Dalam wahyudi. Op Cit . hlm 19.
Namun ada baiknya juika kita memahami konflik itu dari berbagai
pendapat para ahli sebagai penguat pemahaman kita agar lebih terperinci.
Hansen (Suwardi, N. P., 1997) membedakan jenis konflik sebagai berikut:54

 Intrarole conflict,
 Interrole conflict,
 Intradepartemental conflict,
 Interdepartemental conflict,
 Intraorganizational conflict,
 Organizational environment conflict,
 Intrapersonal conflict,
 Interpersonal conflict,
 Intragroup conflict,
 Intergroup conflict,
 Interinformal system conflict, and
 Informal system-environmental conflict.

Sedangkan Walton (1987) membagi jenis konflik sebagai berikut:55

 Conflict between members of a family,


 Conflict confined to two individuals in an organization,
 Conflict between organizational units, and
 Conflict between institutions/organizations.

Konflik itu menjadi berbeda jika dilihat dari segi perspektif organisasi.
Konflik dalam organisasi timbul karena keterlibatan seseorang individu
dengan organisasi tempat ia bekerja. Menurut T. Hani Handoko ada lima jenis
konflik dalam kehidupan organisasi.56

54
Wahyudi , Op., Cit.. Hlm 33.
55
T. Hani Handoko, Op. Cit ., Hlm 349
56
Henrika C. Tri Adi dan Mardiasmo, analisis pengaruh institusi budaya institusi , dan conflict of
interest terhadap budgetary slack, jurnal ekonomi dan bisnis indonessia vol. 17, no . 1. 2002, 105-113.
 Konflik dalam diri individu, yang terjadi bila seorang individu menghadapi
ketidakpastian tentang pekerjaan yang dia harapkan untuk
melaksanakannya, bila berbagai permintaan pekerjaan saling bertentangan,
atau bila individu diharapkan untuk melakukan lebih dari kemampuannya
 Konflik antar individu dalam organisasi yang sama , dimana hal ini sering
diakibatkan oleh perbedaan-perbedaan kepribadian.
 Konflik antar individu dan kelompok, yang berhubungan dengan cara
individu menanggapi tekanan untuk keseragaman yang dipaksakan oleh
kelompok kerja mereka.
 Konflik antar kelompok organisasi yang sama, karena terjadi pertentangan
antar kelompok.
 Konflik antar organisasi, yang timbul akibat bentuk persaingan ekonomi
dan sistem perekonomian suatu negara.

24. Istilah Penting dalam Pembahasan Risk and Return

 Coefficient of variation
 Decision maker
 Expected return
 Metode laplace
 Risiko aset fisik
 Risiko legal
 Risk avoider
 Risk indifference
 Risk seeker
 Safety player
 Speculative risk
 Standar deviasi
 Varians

Anda mungkin juga menyukai