PEMBAHASAN
Pembahasan Risk and Return tidak hanya dibahas dan didiskusikan dibidang
keuangan saja tapi berbagai disiplin bidang ilmu yang lain telah ikut serta membahas
Risk and Return sebagai salah satu topik yang penting. Seperti ilmu teknik baik sipil,
mesin, kimia dan lainnya menempatkan risk and return sebagai salah satu bagian dari
analisis mereka.
Karena itu risiko selalu dijadikan barometer utama untuk dianalisis seperti yang
dikemukakan oleh Joel G. Siegel dan Jae K. Shim menjelaskan pengertian dari analisis
resiko adalah proses pengukuran dan penganalisisan risiko disatukan dengan keputusn
keuangan dan investasi
1
Fery N. Indroes dan Sugiarto, Managemen Resiko Perbankan, 2006, hal. 7
bentuk ketidakpastian tentang suatu keadaan yang akan terjadi nanti nya dengan
keputusan yang diambil berdasarkan suatu pertimbangan.
2. Definisi Return
Return adalah keuntungan yang diperoleh oleh perusahaan, individu dan institusi
dari hasil kebijakan investasi yang dilakukan. Adapun menurut R.J Shook2 return
merupakan laba investasi, baik melalui bungan ataupun deviden. Ada beberapa
pengertian return yang umum dipakai dalam dunia investasi, yaitu;
a. Return on equity atau imbal hasil atas ekuitas merupakan pendapatan bersih
dibagi ekuitas pemegang saham.3
b. Return of capital atau imbal hasil atas modal merupakan pembayaran kas yang
tidak kena pajak kepada pemegang saham yang mewakili imbal hasil modal yang
diinvestasikan dan bukannya distribusi deviden. Investor mengurangi biaya
investasi dengan jumlah pembayaran.4
c. Return on investment atau imbal hasil atas investasi merupakan membagi
pendapatan sebelum pajak terhadap investasi untuk memperoleh angka yang
mencerminkan hubungan antara investasi dan laba.5
d. Return on invested capital atau imbal hasil atas modal investasi merupakan
pendapatan bersih dan pengeluaran bunga perusahaan dibagi total kapitalitas
perusahaan.6
e. Return realisasi (realized return)merupakan return yang telah terjadi. 7
2
R.J Shook,2002 hal. 500. R.J Shook, 2002, wall street dictionary, kamus lengkap wall street , erlangga,
jakarta , hal 519. Adapun terjemahannya oleh Prof. Roy Simbel
3
R.J Shook, Ibid
4
R.J Shook, Ibid
5
R.J Shook, Ibid. Sebagai bahan perbandingan dan penambah pemahaman, mengenai return on
investment (ROI) ini, Smith, Skousen, measurements of profittability related to input of resources . see
rate earned on average common stocholder”equity and rate earned on average total assets” (smith,
skousen, stice, and stice, 1995, intermediate acounting, comprehensiv volume, twelfth edition south-
western college publishing, cincinnati, ohio. Hlm. 1150)
6
R.J Shook. Ibid.
7
Jogiyanto, 2008 hal.195. untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Jogiyanto , 2008 teori portofolio dan
analisi investasi, BPFE, Yogyakarta
f. Return on net work atau imbal hasil atas kekayaan bersih merupakan pemegang
saham dapat menentukan imbal hasilnya dengan membandingkan laba bersih
setelah pajak dengan kekayaan bersihnya.8
g. Return on sales atau imbal hasil atas penjualannya merupakan untuk menentukan
efisiensi operasi perusahaan, seseorang dapat membandingkan presentasi
penjualan bersihnya yang mencerminkan laba sebelum pajak terhadap variabel
yang sama dari priode sebelumnya. Presentasi yang menunjukan tingkat efisiensi
operasi ini bervariasi antar industri.9
h. Return ekspektasi (expected return) merupakan return yang diharapkan akan
diperoleh oleh investor dimasa mendatang.10
i. Return total (total return) merupakan return keseluruhan dari suatu investasi
dalam suatu priode tertentu.11
j. Return realisasi portofolio (portofolio realized return) merupakan rata-rata
tertimbang dari return-return realisasi masing-masing sekuritas tunggal didalam
portofolio tersebut.12
k. Return expetasi portofolio (portofolio expected return) merupakan rata-rata
tertimbang dari retur-return ekspektasi masing-masing sekuritas tunggal didalam
portofolio.13
Risk and return merupakan kondisi yang dialami oleh perusahaan, institusi dan
individu dalam keputusan investasi yaitu baik kerugian atau keuntungan dalam suatu
priode akuntansi. Dalam dunia investasi dikenal adanya hubungan kuat antara risk and
return, yaitu jika resiko tinggi maka return (keuntungan) juga akan tinggi begitu pula
sebaliknya jika return rendah maka risiko juga rendah.
8
R.J Shook, Ibid.
9
R.J Shook, Ibid.
10
Jogiyanto, Ibid.
11
Jogiyanto, Op. Cit.,hlm. 196.
12
Jogiyanto, Op. Cit.,hlm.239.
13
Jogiyanto, Op. Cit.,hlm.240.
Pengertian beberapa kata-kata penting
a. Warrant adalah sertifikat terbutan perusahaan yang mewakili sebuah opsi untuk
membeli sejumlah tertentu lembar saham pada harga tertentu sebelum tanggal
yang ditentukan.14
b. Opsi (option). Kontrak option adalah kontrak antara dua belah pihak yang
menyebutkan hak, tetapi bukan kewajiban.
c. Future adalah komoditas yang dijual akan diserahkan pada suatu tanggal dimasa
yang akan datang.15
OPTION WARRANT
Standard call, standard put Equity call, equity put
Flex (fleksibel) Installment
Spot Endowment
Long term (jangka panjang) Capped
LEPO Index
Index option Capital plus
Index LEPO Low exercise price
Currency
Sumber: lani Salim.16
Harus di ingat investor sering melihat keputusan investasi dari berbagai sudut
pespektif namun secara umum ada 4 perspektif yang sering dijadikan rujukan yaitu:
a) Produk investasi tersebut memberi keuntungan yang tinggi dan risiko yang
rendah
14
R.J Shook, 2002, wall street dictionary, kamus lengkap wall street, erlangga, jakarta. Hlm .640 adapun
terjemhannya oleh Prof. Roy Simbel
15
R.J Shook, 2002, wall street dictionary, kamus lengkap wall street, erlangga, jakarta. Hlm .227 adapun
terjemhannya oleh Prof. Roy Simbel
16
Lani salim, 2003, derivatif option dan warrant, jakarta, alex media komputindo. Hlm. 5
b) Menginginkan setiap keutusan analisis juga dilihat dari segi perspektif capital
gain, yaitu membeli dengan harga rendah dan menjual pada harga tinggi.
c) Melakukab keputusan investasi yang bersifat suistainable ( berkelanjutan),
dengan maksud perolehan keuntungan terus bisa diperoleh setiap waktunya.
d) Tempat ia berinvestasi adalah jelas dan dapat dipertanggungjawabkan dari segi
legalitas hukum.
Emas yang dikenal oleh public memiliki berbagai macam bentuk yaitu:
a. Emas batangan
Adalah emas yang masih dalam bentuk asli dan belum dibentuk
b. Emas koin
Emas yang sudah dibentuk menjadi coin dan diedarkan kepasaran untuk
dijadikan sebagai salah satu alat tukar dalam setiap transaksi jual beli barang
c. Emas perhiasan
Emas yang dibentuk menjadi perhiasan dan komposisi emas yang sudah
mengalami penurunan jumlah persentase.
Dalam sejarah emas telah tercatat sebagai salah satu mata uang yang paling
familiar diseluruh dunia, sejak masa lalu hingga sekarang. bahkan dibanyak bank
sentral (central banking) diberbagai negara menempatkan emas sebagai cadangan
(reserve), seperti bank indonesia .
Bank Indonesia (Indonesia Banking) Neraca (Balance Sheet) Per 31 Desember
2009 Dan 2008 (Dalam Jutaan Rupiah)
EKUITAS (EQUITY)
Modal (capital) 7.610.885 7.610.885
Cadangan (reserve) 77.631.014 63.028.414
Keuntungan atau kerugian yang belum 9.275.348 61.957.127
(direalisasi unrealized gains/losses)
Surplus (defisit) tahun berjalan current years surplus/deficit. (1.009.904) 17.248.955
JUMLAH EKUITAS (TOTAL EQUITY) 93.507.343 149.845.381
JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS 915.875.376 864.191.308
(TOTAL LIABILITIES AND EQUITY)
Sumber:bank indonesia .*pada neraca ini terlihat bahwa bank indonesia menempatkan emas pada posisi yang paling atas dari
tahun 2008 ke 2009 telah terjad kenaikan jumlah cadangan emas yang dimiliki.
Dalam hal ini Sri Mulyani Indrawati17 mengatakan”bentuk representatif ini yang
akan beredar dan digunakan oleh masyarakat sebagai uang. Misalnya pada standar
emas, yang digunakan oleh masyarakat sebagai alat tukar adalah sertifikat yang
menyatakan sesuatu nilai emas tertentu yang menjadi pendukung (backing) sertifikat
tersebut. Dengan demikian dalam transaksi tersebut yang digunakan sebagai alat bayar
adalah sertifikat tersebut dan masyarakat tidak perlu membawa emas lagi untuk
kperluan transaksi.
Mengkaji hubungan emas dan mata uang yang beeredar adalah sesuatu yang
menarik, namun yang menjadi persoalan adalah terhadap berapa jumlah emas yang
dimiliki oleh suatu negara untuk dijadikan sebagai ukuran dengan jumlah uang yang
diterbitkan setiap tahunnya, dan bagaimana jika cadangan emas nya menipis. Dan juga
17
Sri mulyani Indrawati. 1998, Teori Moneter, LPFE UI, Jakarta.
apakah cadangan dalam bentuk emas telah begitu pasti membuat currency suatu negara
menjadi aman.
Secara konsep finance adalah semakin besar cadangan yang dimiliki maka
semakin menunjukan sisi aman, karena berpengaruh pada kestabilan peredaran uang.
Atau secara sederhana cadangan tersebut dapat dilihat sebagai hedging lindung nilai
terhadap kejadian-kejadian yang menyangkut dengan perubahan currency suatu
negara.
Sehingga dapat kita pahami bahwa ada banyak kebaikan yang berguna saat
negara memiliki cadangan emas yang cukup atau bahkan banyak. Maka begitu pula
dengan para pebisnis akan sangat baik jika ia memiliki cadangan dalam bentuk emas.
Emas juga dapat dijadikan sebagai hedging (lindung nilai) terhaadap berbagai kondisi
fluktuasi di pasaran internasional, dan emas juga merupakan logam mulai yang paling
cepat bisa diuangkan kapan saja dan dimana saja, dalam artian seluruh penduduk
didunia sampai dengan pelosok yang paling gelap sekalipun mengenal dan mengetahui
akan emas sebagai logam mulia yang memiliki nilai. Dan sisi lainpun emas dianggap
cenderung stabil atau banyak pihak yang menyimpulkan bahwa emas dianggap emas
tidak memiliki efek inflasi (zero inflation effect).
5. Risiko Investasi
Investor dala setiap mengambil keputusan investasi adalah selalu berusaha untuk
meminimalisisr berbagai risiko yang timbul, baik resiko yang bersifat jangka panjang
maupun jangka pendek. Setiap perubahan berbagai kondisi mikro dan makro ekonomi
akan turut mendorong terbentuk nya berbagai kondisi mengharuskan seorang investor
memutuskan apa yang harus dilakukan dan strategi apa yang diterapkan agar ia tetap
memperoleh return yang diharapkan
Dengan begitu risiko investasi dapat kita artikan sebagai kemungkinan terjdi
perbedaan antara actual and expected return (E(R).
6. Expected Return
Adapun pengertian systematic risk, unsystematic risk dan total risk adalah:
a. Systematic Risk
systematic risk (risiko sistematis) adalah risiko yang tidak bisa dideversivikasi
atau dengan kata lain risiko yang sifatnya memengaruhi secara menyeluruh.
Contohnya krisis moneter pada tahun 1997 diindonesia yang telah menyebabkan
18
Eduardus tandelilin, 2001 , analisis investasi dn manajemen portofolio BPFE Yogyakarta, Hlm. 48.
banyak sekali perusahaan yang bangkrut dan meningkatnya angka pengangguran
serta moral hazard.
b. Unsystematic Risk
Risiko yang tidak sistematis yaitu hanya membawa dampak pada perusahaan
yang terkait saja. Jika suatu perusahaan mengalami unsystematic risk maka
kemampuan untuk mengatasinya masih akan bisa dilakukan, karena perusahaan
dapat menerapkan berbagai strategi untu mengatasinya seperti diserfikasi
portofolio.
c. Total Risk
Total risk adalah gabungan dari systematic risk dan unsystematic risk. Adapun
rumus untuk menghitung total risk adalah;
Untuk menghindari risiko yang timbul terhadap aktivitas investasi yang perlu
dilakukan alternatif-alternatif dalam pengambilan keputusan. Alternatif keputusan
yang diambil adalah yang dianggap realistis dan tidak akan menimbulkan masalah
nantinya. Tindakan seperti ini dianggap sebagai bahagian dari investasi. Sebuah contoh
sederhana dalam usaha menghindari risiko bisnis adalah pada saat seorang pebisnis
membutuhkan pinjaman dana untuk melakukan usaha sebesar Rp 2 miliar maka
sebaiknya ia mengajukan pinjaman sebesar Rp 2,3 miliar. Dalam artian kelebihan ini
Rp 300 juta itu tetap disimpan dibank sebagai bentuk hedging atau semacam antisipasi
jika dalam proses pelunasan tersebut ia mengalami kendala atau tidak tercapainya
target keuntungan secara sistematis dari hasil usaha maka untuk sementara waktu ia
bisa mempergunakan angka yang tersimpan tersebut untuk membayar cicilan
pinjaman.
10. Mengelola Risiko
Pada dasarnya risiko itu sendiri dapat dikelola dengan 4 cara, yaitu:
a. Memperkecil Risiko
Keputusan untuk memperkecil risiko adalah dengan cara tidak memperbesar
setiap keputusan yang mengandung tisiko tinggi tapi membatasinya bahkan
meminimalisirnya guna agar risiko tersebut tidak menanmbah menjadi besar
diluar dari kontrol pihak manajemen perusahaan.
b. Mengalihkan Risiko
Keputusan mengalihkan resiko adalah dengan cara resiko yang kita terima
tersebut dialihkan ketempat lain sebagian, seperti dengan keputusan
mengasuransikan bisnis guna menghindari terjadinya risiko yang sifatnya tidak
diketahui kapan waktunya.
c. Mengontrol Risiko
Keputusan mengontrol resiko adalah dengan cara melakukan kebijakan
mengantisipasi terhadap timbulnya risiko sebelum risiko itu terjadi.
d. Pendanaan Risiko
Keputusan pendanaan resiko adalah dengan menyediakan sejumlah dana sebagai
reserve (cadangan) guna mengantisipasi timbulnya risiko dikemudian hari.
Ada model pergitungan risiko yang paling sering digunakan khususnya dalam
investasi adalah secara varians dan standar deviasi. Perhitungan risiko dalam suatu
investasi menyangkut dengan perhitungan terhadap return yang diaharapkan dari
suaatu investasi atau yang biasa disebut dengan return on investment (ROI).
Dalam pendekatan matematis untuk menghitung varians dan standar deviasi
dapat dipergunakan rumus sebagai berikut.19
Keterangan:
𝜎 2 = varians return
σ = standar deviasi
Tabel 1.2 : perhitungan Varians dan Standar Deviasi pada salah satu jenis
sekuritas
19
Dalam pendekatan matematis untuk menghitung varians dan standar deviasi dipergunakan rumus yang
penulis kutip dari bukunya Eduardus Tandelilin (2001:55). Untuk memahami ini secara lebih dalam
terutama dalam konteks ilmu teori portofolio, pembaca dapat membaca pada buku yang ditulis oleh
Elton, E. J., and Gruber, M. J., 1991, Modern portofolio Theory and investment: analysis and
Management, John Willey and Sons. Hougen, R., 1990, modern investment Theory, prentice Hall.
Standar deviasi = σ = (𝝈𝟐 )𝟏/𝟐 = (0,0006849)𝟏/𝟐 = 0,0261= 2,61%
Untuk mendapatkan hasil 0,0261 dapat juga dihitung dengan cara mengakarkan
yaitu:
Tabel 1.3 : perhitungan Varians dan Standar deviasi pada salah satu jenis
sekuritas
Adapun hasil hitungan untuk coefficient of variation atau risiko relative adalah
sebagai berikut,
Coefficient of variation=σ:E(R)=0,0303:0,047=0,644680851
a. Jika kita tempatkan keputusan dari segi perspektif standar deviasi, maka lebih
baik mengambil pada contoh yang pertama yang standar deviasinya lebih kecil.
Dengan keputusan standar deviasi yang lebih kecil maka artinya risiko juga lebih
kecil
b. Jika keputusan ditempatkan dari segi perspektif coefficient of variation maka
lebih baik yang pada contoh soal pertama. Karena penyebaran relatif atas risiko
relative adalah juga lebih kecil, maka yang pertama dianggap representatif.
20
Kamaruddin Ahmad, 1992, Dasar-dasar Manajemen Modal Kerja, Jakarta, Rieneka Cipta. Hlm. 58
tersebut.”rumus korelasi (r): dapat digunakan formula Karl Pearson Product
Moment.21
𝑛∑𝑋𝑌 − ∑𝑋. ∑𝑌
𝑟𝑥𝑦 =
𝑟{(∑𝑋 2 −(∑𝑋)2 }{(∑𝑌 2 −(∑𝑌)2 }
𝐶𝑜𝑣𝑥𝑦
𝑟𝑥𝑦 =
𝜎𝑥 𝜎𝑦
2) Definisi Varians
Ada bebrapa definisi yang menjellaskan varians yang dapat kita lihat
dibawah ini.
Dalam statistik, ukuran penyerapan dari penyebaran probabilitas. Hal ini
merupakan pangkat dua standar deviasi. Misalnya, bila deviasi standarnya 20,
maka varians nya menjadi 400 (Siegel dan Shim).23
Selisih pendapatan, biaaya dan keuntungan terhadap jumlah yang
direncanakan
Selisih statistik dalam sebuah disperse distribusi, dihitung dengan
menjumlahkan kuadrat dari deviasi rata-rata (R. J. Shook).24
21
Kamaruddin Ahmad, Ibid.
22
Kamaruddin Ahmad, Ibid.
23
Joel G. Siegel DAN Jae K. Shim, Ibid., Hlm. 493
24
Pemikiran ini dipahami dari buku sudjana. 1996, Metode Stastistika Bandung, Tarsito, Hlm. 93
Varians( nilai kuadrat dari deviasi standar) yang disimbolkan seperti ini 𝜎 2
atau pangkat dua dari standar deviasi.25
3) Definisi Coefficient of Variation
Coefficient Of Variation adalah ukuran penyebaran relatif atau risiko
relatif. Contoh perhitungan dengan mempergunakan Coefficient Of Variation
pada usulan proyek investasi adalah;
25
Sudjana, 1996, Metoda Stastistika, Bandung , Tarsito, Hlm. 93
26
R.J Shook, 2002, wall street dictionary, kamus lengkap wall street, Erlangga, Jakarta.
deviasi masing-masing.” Disi lain Jogianto27 mengatakan baahwa,” Covariance adalah
pengukur yang menunjukan arah pergerakan dua buah variabel.
Keterangan:
n = totalitas atau jumlah dari kondisi-kondisi yang diperkirakan untuk masa yang akan
Contoh soal
27
Jogianto Hartono, 2008, Teori Portofolio dan analisis investasi Yogyakarta BPFE . Hlm 243
28
Pendapat Jogiyanto Hartono, 2008, teori portofolio dan analisis investasi, edisi kelima, Yogyakarta,
BPFE. Hlm 244-245
29
Dalam pembuatan soal ini dipengaruhi oleh sumber soal dari Jack Clark Francis dan Richard W.
Taylor, 2002, schaums Outlines; theory and problem of investment, second edition, New York ,
McGraw-Hill. Hlm. 254, berserta berbagai sumberlainnya termasuk dari Jogiyanto Hartono, 2008, Teori
Portofolio dan analisis investasi, edisi kelima, Yogyakarta, BPFE . Hlm 244-245
Tabel 1.5 : Kondisi Probabilitas Dan Return Untuk PT Pasifik Agung Dan PT
Mulia Indah
Normal 0,15 9 10
Buruk 0,22 2 4
Berdasarkan data diatas maka hitunglah expected return dan covariance pada PT
Pasifik Agung dan PT Mulia Indah tersebut.
Jawab
Berdasarkan data diatas maka sebelumnya kita harus menghitung expected return
terlebih dahulu denga menggunakan rumus sebagai berikut.
𝑛
𝐸(𝑅𝑖) = ∑(𝑃𝑅𝑖)(𝑅𝑖)
𝑡=1
Dimana:
Pri = Probabilitas i
Ri = Return i
𝐸(𝑅𝑃𝐴 )= (0,21).(0,12)+(0,15).(0,09)+(0,22).(0,02)
𝐸(𝑅𝑃𝐴 )= 0,0252+0,0135+0,0044
𝐸(𝑅𝑃𝐴 )= 0,0431=4,31%
𝐸(𝑅𝑀𝐼 )= (0,21).(0,14)+(0,15).(0,10)+(0,22).(0,04)
𝐸(𝑅𝑀𝐼 )=0,0294+0,015+0,0088
𝐸(𝑅𝑀𝐼 )=0,0532=5,32%
Selanjutnya kita menghitung covariance dengan menggunakan formula sebagai
berikut,
𝑛=3
[(0,02-0,0431).(0,04-0,0532)] 0,22
0,22
𝐶𝑜𝑣(𝑅𝑎𝑅𝑏) =0,00140173+0,00032924+0,00006708
Ri Pri
32% 0,06
14% 0,66
0% 0,14
-10% 0,07
= 0,1046
= 10.46%
Adapun pengertian dari portofolio adalah sebuah bidang ilmu yang khusus
mengkaji tentang bagaimana cara yang dilakukan oleh investor untuk menurunkan
risiko dalam berinvestasi secara seminimal mungkin, termasuk salah satunya dengan
menganekaragamkan risiko tersebut.
B Rp. 1.200.000.000,- 7%
Keterangan
E(Rp) = (800.000.000)(0,10)+(1.200.000.0000)(0.07)
= Rp. 164.000.000
E(Rp)=[(800.000.000)(0,10):2.000.000.000)]+[(1.200.000.000)(0,07):2.000.000.000]
= 0,04+0,042
= 0,082
= 0,082%
Dimana:
𝑅𝑖 = return pada i.
𝑗𝑖𝑘𝑎 𝑅𝑖1 𝑎𝑟𝑡𝑖𝑛𝑦𝑎 𝑟𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑖 𝑦𝑎𝑛𝑔 1 𝑑𝑎𝑛 𝑗𝑖𝑘𝑎 𝑅𝑖2 𝑎𝑟𝑡𝑖𝑛𝑦𝑎 𝑟𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑖 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑘𝑒 2
30
Johannes Supranto, 1998, teknik pengambilan keputusan, Jakarta. PT Rineka Cipta. Hlm .459
contoh soal
seorang analisis keungan ingin mengamati kondisi dan situasi pengembalian dari
saham PT Mahakarya Agung selama empat priode pengamatan. Adapun data-datanya
sebagai berikut,
1 12
2 13
3 10
4 12
Jawab
∑𝑛
𝐽=1 𝑅𝑖1 +𝑅𝑖2 +⋯𝑅𝑖𝑛
𝐸(𝑅𝑖 )= 𝑛
12%+13%+10%+12%
𝐸(𝑅𝑖 ) = 4
47%
𝐸(𝑅𝑖 )= 4
𝐸(𝑅𝑖 )=0,1175=11,75%
Untuk menghitung return yang diharapkan dari suatu sekuritas yang harus
dipahami oleh seorang investor adalah dengan memahami probabilitas dari kejadian
yang akan terjadi.
Adapun rumusnya adalah,31
𝑛
𝐸(𝑅) = ∑ 𝑅𝑖 𝑃𝑟𝑖
𝑖=1
Keterangan:
E(R) = Expcted return atau return yang diharapkan dari suatu sekuritas
Dalam pengambilan keputusan yang dilakukan , maka ada faktor yang turut
mempengaruhinya yaitu karakteristik sang pengambil keputusan. Karakteristik
tersebut secara umum dibagi menjadi tiga yaitu:
31
Johannes Supranto, Op. Cit., Hlm, 458-459
5) Bagimanapun investasi selalaau dilihat sebagai bentuk usaha mencari
keuntungan dalam bentuk finansial dikemudian hari
6) Ciri utama bagi penghindar risiko, utilitasnya kan menurun dengan cepat
begitu kerugian diderita semakin membesar/meningkat.32
7) Oleh karena sifat penghindar risiko dinyatakan sebagai premi risiko yang
positif,
32
Apa yang penulis ungkapkan disini adalah bersumber dari beberapa referensi termasuk Abdul Halim,
2005. Manajemen investasi, jakarta, salemba empat., hlm 46
33
Johannes Supranto, Op, Cit., Hlm. 462.
34
Johannes Supranto, Ibid
35
Johannes Supranto, Op, Cit., Hlm. 460..
c. Suka Pada Risiko atau Risk Seeker atau Risk Lover
Adapun ciri-ciri mereka yang memiliki karakteristik seeker atau risk lover
1) Karakteristik seperti ini adalah tipe yang begitu suka dengan risiko
2) Prinsip seperti ini cenderung begitu menonjol dan mempengaruhi besar
terhadap keputusan yang ia ambil, mereka terbiasa dengan spekulasi
3) Mental risk seeker atau risk lover adalah mental yang dimiliki oleh pebisnis
besar dan juga pemimpin besar.
4) Cenderung menyukai tantangan dan tidak suka berfikir statis
5) Dalam melaksanakan pekerjaan sangat menghargai proses.
6) Selalu bersikap menyelesaikan masalah dan tidak pernah mengesampingkan
masalah apalagi menimbulkan masalah.
7) Sikap pencari risiko ditemui dalam kejadian dimana terdapat suatu tingkat
aspirasi yang amat penting.36
8) Semakin besar hadiah yang akan diterima, makin besar beda sikap antar
pencari risiko dengan penghindar risiko.37
9) Pencri risiko sering disebut dengan “self-insured”.38
36
Johannes Supranto, Op, Cit., Hlm. 461.
37
Johannes Supranto, Ibid.
38
Barry rebder and ralph M. Stair, Jr, 1997, Quantitative analysis for management, prentice-hall inc. Hal
113, figure:preferences for risk.”
39
bersumberkan ide pemikiran dan penjelasan kamaluddin, 2003, pengambilan keputusan mangement,
malang, dioma. Hlm 22. Dan juga tidak terlelpas bersumber dari pemikira berbagai referensi laiinya
yang dianggap memiliki referensi kuat untuk mendukungnya. Sepeerti dari ; Azhar kasim,1995, teori
pembuatan keputusan, jakarta lembaga penerbit fakultas ekonomi universitas indonesia, suyadi
prawirosentono, 2002, bahasan komprehensif strategi pengambilan keputusan bisnis disertai: analisis
dan studi kasus, jakarta, bumi aksara. Dan berbagai sumber lainnya yang dianggap relevan.
1) Tipe ketergantungan.40
Pada tipe ini seorang pengambil keputusan memiliki sifat yang jurang percaya
diri dan sering setiap ada masalah melibatkan orang lain dalam usaha mencari
solusi
2) Tipe eksploitatif
Kebalikan dari tipe pertama pengambil keputusan akan mengeksploitasi orang
lain atau bawahan untuk kepentingan diri sendiri.41
3) Tipe tabungan
Pada tipe ini , pengambil keputusan cenderung berfikir dan bersikap picik dan
memiliki egois yang tinggi.42
4) Tipe pemasaran
Pada tipe ini pengambil keputusan sering menerapkan konsep marketing,
seperti salah satunya ide advertising.43
5) Tipe produktif
Pada tipe ini seorang pengambil keputusan memiliki semangat produktif yang
tinggi dan setiap ide pemikirannya cenderung memiliki visi dan misi jauh
kedepan.
40
Ide penafsiran dan penjelasan ini bersumber dari kamaluddin, 2003, pengambilan keputusan
manajemen, malang, dioma. Hlm. 22
41
Ide dan pemikiran ini bersumber dari kamaluddin , 2003, pengambilan keputusan manajemen, malang,
dioma. Hlm. 22.
42
Ide dan pemikiran ini bersumber dari kamaluddin , 2003, pengambilan keputusan manajemen, malang,
dioma. Hlm. 22.
43
Iramani, 2010, prospek, Wealth Manajemen dimasa mendatang, dalam Economic Outlook 2010,
P3MS TIE Perbanas Surabaya
Dalam konteks ini Iramani44 mengatakan bahwa, apabila dikaitkan dengan
preferensi nasabah terhadap risiko, maka risiko dibedakan menjaadi 3 (tiga) yaitu:
a. Nasabah yang menyukai risiko atau pencari risiko (risk seeker), nasabah ini jika
dihadapkan dengan 2 pilihan investasi dengan tingkat pengembalian yang sama
dengan risiko yang berbeda, maka nasabah tersebut lebih suka mengambil
investasi dengan risiko yang lebih tinggi dengan harapan pengembalian investasi
lebih tinggi.
b. Nasabah yang netral/moderat terhadap risk (risk neutral/moderat) nasabah ini
umumnya meminta kenaikan risiko, nasabah ini cukup fleksibel dan bersikap
hati-hati dalam mengambil keputusan investasi
c. Nasabah yang tidak menyukai risiko atau menghindari risiko (risk averter)
nasabah ini apabila dihadapkan dengan 2 pilihan investasi yang memberikan
tingkat pengembalian yang sama dengan risiko yang berbeda maka nasaabah
lebih suka mengambil keputusan investasi dengan risiko yang rendah.
Kondisi risk free lending and borrowing rate terjadi pada para investor yang
berani mengambil resiko seiring dengan peningkatan kualitas kompetensi kemampuan
dan kekayaan mereka. Pada saat mereka memiliki peningkatan kompetensi keilmuan
dalam menganalisis pasar saham baik secara kuantitatif dan kualitatif menyebabkan
timbulnya rasa percaya diri yang kuat untuk mencoba meningkatkan risiko dengan
harapan terjadinya hubungan yang linear yaitu peningkatan risiko juga berdampak pada
peningkatan keuntungan yang akan diperoleh (expected return ).
44
Johannes Supranto, Op. Cit., Hlm.36.
19. Portofolio Dua Saham dengan Expected Return dan Standar Deviasi yang
Berbeda
Dalam suatu hitungan portofolio saham sering kita menemukan perbedaan pada
hasil hitungan standar deviasi. Perbedaan tersebut mempengaruhi pada terbentuknya
garis portofolio saham tersebut, yaitu sebagaimana tergambar pada “gambar portofolio
dua saham dengan standar deviasi (σ) yang berbeda. Jika kita menganalisis tiap-tiap
dari titik dari 𝐶1 , 𝐶2 , 𝐶3, 𝐶4 , 𝐶4 , 𝐶5 , 𝐶6, 𝐶7 𝑑𝑎𝑛 𝐶8 maka akan diperoleh berbagai arti yang
melingkupinya dalam konteks expected return dan standar deviasi. Ini dapat kita liat
pada tabel dbawah ini.
Tabel 1.9 : Portofolio Dua Saham dengan Expected Return dan Standar Deviasi
yang berbeda
No Uraian E(R) σ
1 Titik C1 140 60
2 TitikC2 150 48
3 TitikC3 220 30
4 TitikC4 260 33
5 TitikC5 370 40
6 TitikC6 450 55
7 TitiKC7 600 70
8 TitikC8 650 80
Pada tabel expected return dan standar deviasi terlihat bahwa titik C3 berada
pada posisi E(R) terkecil yaitu 220 dan standar deviasi terkecil yaitu 30. Adapun C7
berada pada psosisi yang tertinggi pada dua sisi yaitu E(R) sebesar 650 dan standar
deviasi sebesar 80. Dengan kondisi ini maka pada karakteristik investor yang
menghindari risiko akan memilih pada titik C1 atau pada saham A1 . dan investor
berharap dapat memilih portofolio saham pada titik C3 atau maksimal pada titik C4.
Namun jika investor tersebut menyukai risiko dan siap berhadapan dengan berbagai
kemungkinan, dan tentu di ikuti dengan berbagai ekspektasi keuntungan yang
diperoleh maka ia memilih pada portofolio saham B atau pada titik C8 yaitu pada
kondisi E(R) sebesar 800 dan standar deviasi sebesar 75.
21. Risk And Return Pada Tiga Sektor Bisnis Yang Berbeda
Untuk memahami risk and return pada tiga sektor bisnis yang berbeda kita dapat
memperhatikan pada gambar dibawah ini dengan asumsi ada tiga sektor bisnis yang
saling tidak berhubungan atau bersifat tidak searah, yaitu sektor A= food and beverage,
B= travel dan perhotellan, dan C= real estate.
a. Sektor bisnis food and beverage adalah sektor bisnis yang memiliki ciri-ciri
sebagai berikut.
1) Produk yang disajikan/dijual dibutuhkan oleh orang banyak
2) Produk yang disajikan/dijual memiliki turnover yang tinggi
3) Produk memiliki tingkat kadaluarsa yang cepat.
4) Memiliki banyak saingan
5) Barang dijual dibanyak tempat mulai dari perkotaan hingga perdesaan.
6) Barang mentah berasal dari dalam negeri atau bisa diperoleh didalam negeri,
karena bisa dikatakan semua bahan mentah berasal dari sektor pertanian,
perikanan, kelautan, dan peternakan.
7) Sangat mengutamakan kepuasan kepada konsumen
8) Riset dan penciptaan produk baru harus selalu diciptakan agar memiliki
variasi dipasaran juga untuk menghindari kebosanan dikalangan konsumen.
b. Sektor bisnis travel dan perhotelan
1) Tidak dibutuhkan oleh orang
2) Membutuhkan modal yang besar untuk melakukan bisnis ini.
3) Sangat berhubungan dengan kondisi inflasi diluar negeri.
4) Naik turun nya harga minyak dipasaran internasional sangat mempengaruhi
harga tiket yang akan dibeli oleh konsumen.
5) Sangat mengutamakan kepuasan dan pelayanan yang maksimal kepada para
konsumen.
6) Bahan baku untuk perawatan dan perbaikan mesin masih banyak yang impor.
7) Pada kerusakan mesin yang tidak bisa diselesaikan dari dalam negeri harus
mendatangkan teknisi dari luar negeri.
c. Sektor bisnis real estate
1) Membutuhkan modal yang besar untuk melaksanakan bisnis ini
2) Sangat berhubungan dengan kondisi inflasi diluar negeri
3) Naik turun nya harga minyak dipasaran internasional sangat mempengaruhi
harga tiket yang akan dibeli oleh konsumen.
4) Sangat mengutamakan kepuasan dan pelayanan yang maksimal kepada para
konsumen.
5) Bahan baku untuk perawatan dan perbaikan mesin masih banyak yang impor.
6) Model dan trend yang berlaku dipasaran harus selalu diikuti.
22. Pergerakan Aset pada Risiko yang Semakin Tinggi
Dalam kondisi pasar yang berisiko asset akan bergerak keposisi yang makin lam
makin tinggi risiko. Kondisi ini sangat tidak menguntungkan bagi pebisnis karena nilai
asset yang dimiliki seharusnyasemakin tinggi,namun malah semakin rendah dan lebih
jauh berdampak return yang akan diterima. Jika ini terjadi pada saham yang dimiliki
maka memungkinkan seorang investor yang berkarakteristik risk avoider akan melepas
saham yang dimilikinya, dengan asumsi jika penurunan tersebut dianalisis akan
berlangsung semakin jauh dan pihak manajemen perusahaan yang bersangkutan
dianggap tidak mampu mengembalikan keposisi expected return atau posisi
keuntungan yang diharapkan.
45
Abdul Kadir, 2003, Pengenalan Sistem Informasi, Andi, Yogyakarta. Hlm 47.
a) Riset dan pengembangan produk-produk baru dan proses pembuatannya,
b) Kontruksi pabrik, bangunan, jalan dan sebagainya,
c) Perawatan alat-alat yang besar dan kompleks
d) Desain dan pengawasan sistem baru seperti pabrik, komputer, akuntansi
dan sebagainya
b. Pengambilan Keputusan dalam Kondisi Tidak Pasti
Pada kondisi seperti ini proses lahirnya keputusan lebih sulit atau lebih
kompleks dalam artian keputusan yang dibuat belum diketahui nilai probabilitas
atau hasil yang mungkin diperoleh. Situasi seperti ini dimungkinkan sekali terjadi
dikarenakan minimnya informasi yang diperoleh baik informai yang sifatnya
hasil penelitian maupun rekomendasi lisan yang bisa dipercaya.
Karena itu membangun perangkat suatu sistem informasi manajemen yang
credible merupakan suatu keharusan pada saat ini, jika tidak suatu organisasi
akan tertinggal terutama jika ia berkompetensi secara aktif dipasar bebas. Karena
dengan informasi tersebut dapat diapaki sebagai pendukung dalam pembuatan
keputusan. Adapun pengertian dari suatu sistem informasi manajemen (SIM)
adalah suatu perangkat manajemen perusahaan dalam menerima, mengolah dan
mengelola perusahaan secara baik dan sistematis dengan tujun untuk mendukung
penciptaan kinerja perusahaan.
Penggunaan teknologi yang modern dengan segala perolehan informasi
yang akan diterima sangat akan mendukung bagi peningkatan kinerja pihak
manajemen perusahaa. Bagi pihak manajemen sumber informasi dibagi menjadi
2, yaitu:
1) Informasi yang bersumber dari pihak internal
2) Informasi yang bersumber dari pihak external
Tabel 1.10 : Berbagai Sumber Informasi untuk Manajemen46
46
Pemikiran ini diambil dari berbagai literatur
47
Kamaluddin, Op, Cit .Hlm. 50.
c. Pengambilan Keputusan dalan Kondisi Konflik
Ada pendapat yang mengatakan bahwa setiap orang itu memiliki perbedaan
atau secara istilah disebut “different thinking, different opinion, different
analysis, and too different action “. Dan perbedaan itu terjadi karena
dilatarbelakangi oleh berbagai sebab, seperti latar belakang experience,
reference, keluarga, pendidikan, organisasi, dan lain sebagainya. Dimana
perbedaan ini secara langsung dan tidak langsung melahirkan konflik. Dan ilmu
manajemen berusaha keras memberikan kepuasaan konflik dari segi pendekatan
manajemen yaitu bagaimana me-manage konflik tersebut.
Adapun pengertian konflik adalah sebuah persepsi yang berbeda dalam
melihat suatu situasi dan kondisi yang selanjutnya teraplikasikan dalam bentuk
aksi-aksi sehingga telah menimbulkan pertentangan denga pihak-pihak tertentu.
Untuk lebih jelas tentang pengertian konflik yang dikemukakan oleh para ahli
dibawah ini yaitu:
1) Stephen P. Robbins :48” kami mendefinisikan konflik sebagai salah suatu
proses dimana A melakukan usaha yang sengaja dibuat untuk
menghilangkakn usaha-usaha B dengan sebentuk usaha untuk menghalangi
sehingga mengakibatkan frustasi pada B dalam usaha untuk mencapai
tujuannya atau dalam meneruskan kepentingan-kepentingannya.
2) Luthans, F. (1985:385) mengartikan konflik merupakan ketidaksesuaian nilai
atau tujuan antar anggota organisasi sebagaimana dikemukakan berikut,”
conflict has been defined as the condition ogf objective incompatibility
between values or goal, as the behavior of deliberately interfering with
anothers goal achievement, and emotionally in term of hostility.49
3) DuBrin, A. J. (1984:346) mengartikan konflik mengacu pada pertentangan
antar individu atau kelompok yang dapat meningkatkan ketegangan sebagai
akibat saling menghalangi dalam pencapaian tujuan.
48
Dalam Wahyudi , 2008, manajemen konflik dalam organisasi; pedoman praktis bagi pemimpin
visioner , bandung Alfabeta. Hlm.17.
49
Dalam Wahyudi, Op, Cit.,hlm 17-18.
4) T. Hani Handoko:50 pada hakikatnya konflik dapat didefinisikan sebagai
segala macam interaksi pertentangan atau antagonistik antar dua pihak atau
lebih.
50
Kamaluddin, Op. Cit., Hlm 52.
51
Kamaluddin, Op. Cit., Hlm 54.
Lebih lanjut Kamaluddin mengatakan, adapun rumus untuk menghitung
EOL adalah sebagai berikut:52
𝑛
R (dj,sj) dapat dicari dengan cara yang sama pada kriteria minimax regret.
52
Kamaluddin, Op. Cit., Hlm 54.
53
Dalam wahyudi. Op Cit . hlm 19.
Namun ada baiknya juika kita memahami konflik itu dari berbagai
pendapat para ahli sebagai penguat pemahaman kita agar lebih terperinci.
Hansen (Suwardi, N. P., 1997) membedakan jenis konflik sebagai berikut:54
Intrarole conflict,
Interrole conflict,
Intradepartemental conflict,
Interdepartemental conflict,
Intraorganizational conflict,
Organizational environment conflict,
Intrapersonal conflict,
Interpersonal conflict,
Intragroup conflict,
Intergroup conflict,
Interinformal system conflict, and
Informal system-environmental conflict.
Konflik itu menjadi berbeda jika dilihat dari segi perspektif organisasi.
Konflik dalam organisasi timbul karena keterlibatan seseorang individu
dengan organisasi tempat ia bekerja. Menurut T. Hani Handoko ada lima jenis
konflik dalam kehidupan organisasi.56
54
Wahyudi , Op., Cit.. Hlm 33.
55
T. Hani Handoko, Op. Cit ., Hlm 349
56
Henrika C. Tri Adi dan Mardiasmo, analisis pengaruh institusi budaya institusi , dan conflict of
interest terhadap budgetary slack, jurnal ekonomi dan bisnis indonessia vol. 17, no . 1. 2002, 105-113.
Konflik dalam diri individu, yang terjadi bila seorang individu menghadapi
ketidakpastian tentang pekerjaan yang dia harapkan untuk
melaksanakannya, bila berbagai permintaan pekerjaan saling bertentangan,
atau bila individu diharapkan untuk melakukan lebih dari kemampuannya
Konflik antar individu dalam organisasi yang sama , dimana hal ini sering
diakibatkan oleh perbedaan-perbedaan kepribadian.
Konflik antar individu dan kelompok, yang berhubungan dengan cara
individu menanggapi tekanan untuk keseragaman yang dipaksakan oleh
kelompok kerja mereka.
Konflik antar kelompok organisasi yang sama, karena terjadi pertentangan
antar kelompok.
Konflik antar organisasi, yang timbul akibat bentuk persaingan ekonomi
dan sistem perekonomian suatu negara.
Coefficient of variation
Decision maker
Expected return
Metode laplace
Risiko aset fisik
Risiko legal
Risk avoider
Risk indifference
Risk seeker
Safety player
Speculative risk
Standar deviasi
Varians