Anda di halaman 1dari 21

AKUN

KEUANGAN

PIUTANG
(ACCOUNT
RECEIVABLE)
AZIMAH HANIFAH
FEB UMJ
MANAJEMEN
POKOK BAHASAN PIUTANG
1. Klasifikasi Piutang
2. Pengendalian Internal atas piutang usaha
3. Pengakuan Piutang Usaha
4. Piutang usaha yang tidak dapat ditagih
5. Metode Penghapusan Langsung
6. Metode Pencadangan
7. Karakteristik dan akuntansi piutang wesel
8. Latihan Soal
KLASIFIKASI PIUTANG
 Istilah Piutang mengacu pada sejumlah tagihan yang akan diterima oleh
perusahaan (umumnya dalam bentuk kas) dari pihak lain baik dari penyerahan
penjualan barang dan jasa secara kredit (piutang usaha atau piutang wesel),
memberikan pinjaman (untuk piutang karyawan, piutang debitur yang biasanya
langsung dalam bentuk piutang wesel dan piutang bunga) atau sebagai kelebihan
pembayaran kas kepada pihak lain (piutang pajak)

 Sebagian piutang timbul dari penyerahan barang dan jasa kepada pelanggan (ini
lebih menarik pihak pelanggan)

 Piutang yang timbul dari penjualan dan penyerahan barang dan jasa disebut
piutang usaha

 Porsi Piutang (misal Coca cola 28,5% dar AL dan Pepsi 39,5 % dari AL nya)
Klasifikasi Piutang

01 02
PIUTANG PIUTANG
USAHA WESEL

03 PIUTANG LAIN-
LAIN
 PIUTANG USAHA (ACCOUNT RECEIVABLE)

 Jumlah yang ditagih dari pelanggan sebagai akibat penjualan barang dan jasa secara kredit)

 Piutang usaha mempunyai saldo normal debit

 Piutang usaha biasanya akan dapat ditagih dalam jangka waktu paling lama 30 – 60 hari

 Setelah tertagih, maka akun piutang usaha akan berkurang disebelah kredit

 Piutang usaha masuk kedalam Aktiva Lancar (Current Asset)


 PIUTANG WESEL (ACCOUNT RECEIVABLE)

 Tagihan perusahaan kepada pembuat wesel, pembuatan wesel disini adalah pihak yang
telah berhutang kepada perusahaan, baik melalui pembelian barang atau jasa secara kredit
maupun melalui peminjaman sejumlah uang .

 Pihak yang berhutang berjanji kepada perusahaan (selaku pihak yang dihutangkan) untuk
membayar sejumlah uang tertentu termasuk bunganya dalam kurun waktu tertentu yang
telah disepakati.

 Janji pembayaran tersebut ditulis secara formal dalam sebuah wesel atau promes.

 Piutang wesel mengharuskan debitur untuk membayar bunga.

 Bagi pihak yang berjanji membayar, akan dicatat sebagai wesel bayar
 PIUTANG LAIN-LAIN (OTHER RECEIVABLES)

 Piutang lain-lain umumnya diklasifikasikan dan dilaporkan secara terpisah dalam neraca.
Misal piutang bunga dan piutang dividen, piutang pajak (kepada pemerintah) dan tagihan
kepada karyawan

 Jika piutang ini dapat ditagih dalam jangka waktu satu tahun atau dalam siklus normal
operasi perusahaan maka dapat diklasifikasikan sebagai aktiva lancar, bila lebih dari satu
tahun maka dinamakan asset tidak lancar.

 Selain kalsifikasi hutang-hutang tersebut, dapat juga piutang diklasifikasikan sebagai


piutang dagang dan piutang non dagang atau piutang lancar dan piutang non lancar
PENGENDALIAN INTERNAL ATAS
PIUTANG
 Yang dilakukan Perusahaan adalah :

a. Bagaimana pengamanan yang efektif dan efisien dilakukan atas piutang usaha,
baik dari pengamanan fisik kas, pemisahan tugas seperti otorisasi persetujuan
kredit dan juga tersedianya data catatan akuntansi yang akurat

b. Setiap pengajuan kredit yang dilakukan oleh pembeli harus dievaluasi terlebih
dahulu kelayakan kreditnya

c. Bagian penjualan tidak boleh merangkap bagian kredit

d. Persetujuan pemberian kredit hanya boleh dilakukan oleh manajer kredit

e. Pengendalian Internal memang tidak terlepas dari biaya-biaya yang harus


dikorbankan perusahaan, disini perusahaan harus mempertimbangkan dan
membandingkan manfaat yang akan diterima dengan biaya tambahan yang
dikeluarkan (bandingkan antara Cost dan benefit).
PENGAKUAN PIUTANG USAHA
Penjualan Retur Penerimaan
Secara Kredit Penjualan dan Piutang
Potongan

 Piutang Usaha  Retur Penjualan dan  Kas


Penjualan Penyesuaian harga Jual Potongan Penjualan
Piutang Usaha Piutang Usaha
PIUTANG USAHA YANG TIDAK DAPAT
DITAGIH
 Piutang usaha yang dicatat akan dilaporkan dalam neraca sebagai asset lancar

 Piutang usaha yang dilaporkan dalam neraca haruslah benar-benar menunjukkan suatu
jumlah yang kemungkinan besar dapat ditagih setelah memperhitungkan besarnya
kredit macet

 Beban yang timbul dari tidak tertagihnya piutang usaha atau kredit macet akan dicatat
sebagai beban operasional yang disitilahkah beban kredit macet (bad debts expense)
atau beban. Piutang ragu-ragu (doubtful accounts expense) atau beban piutang tidak
dapat ditagih (uncollectable accounts expense)

 Cara lain untuk memindahkan risiko atas kemungkinan tidak tertagihnya piutang dapat
menjual piutang ke factor (bank atau Lembaga keuangan lainnya)
METODE PENGHAPUSAN
LANGSUNG (METODE HAPUS
LANGSUNG)
 Metode ini sering digunakan terutama oleh perusahaan yang memiliki bidang usaha seperti
restoran,hotel, rumah sakit, kantor pengacara, kantor akuntan public dan toko eceran dengan
skala bisnis yang relatif kecil (toko alat-alat listrik, toko mainan anak2 dll)

 Alasan dilakukan Penghapusan langsung :

a. Situasi yang sangat tidak dimungkinkan bagi perusahaan untuk mengestimasi besarnya
piutang usaha yang tidak dapat ditagih sampai ahir periode

b. Khusus bagi perusahaan yang menjual barang dagangan dan jasa secara tunai, sehingga
beban atas piutang usaha yang tidak dapat ditagih dikatakan sangat tidak material
 PENCATATAN METODE HAPUS LANGSUNG

 Beban Piutang yang tidak dapat ditagih

Piutang Usaha Ibu AH

 METODE PENCADANGAN

 Ada kalanya sepanjang periode diaman penjualan kredit terjadi,


estimasi mengenai besarnya piutang usaha yang tidak dapat ditagih
dibuat.

 Perusahaan belum memiliki informasi pelanggan mana yang tidak bisa


membayar maka perusahaan tidak akan menghapus atau mengkredit
piutang usahanya secara langsung
 PRINSIP METODE PENCADANGAN

a. Prinsip Penandingan (The matching Principle), dimana besarnya


estimasi atas beban piutang tak tertagih dicatat dalam periode yang
sama sebagaimana pendapatan penjualan dicatat

b. Prinsip Konservatisme (The conservatism principle), dimana piuang


usaha dilaporkan dalam neraca sebesar jumlah yang lebih realistis dan
lebih rendah sehingga mencerminkan jumlah piutang sesungguhnya
yang dapat ditagih (akan lebih baik)

 Jurnalnya :
 Beban Piutang yang tidak dapat ditagih
Cadangan Piutang yang tidak dapat ditagih

 Cadangan Piutang yang tidak dapat ditagih


Piutanag usaha Ibu AH
 PRINSIP METODE PENCADANGAN

 Jurnalnya :
 Piutang Usaha Ibu AH
Cadangan Piutang yang tidak dapat ditagih

 Kas
Piutang Usaha

 Ada 2 cara yang bisa dipakai untuk menentukan besarnya estimasi


yang layak atas piutang yang tak tertagih ;
a.Sebesar Persentase tertentu dari jumlah penjualan

b.Sebesar Persentase tertentu dari jumlah piutang usaha


KARAKTERISTIK DAN
AKUNTANSI PIUTANG
WESEL
 Piutang wesel memiliki tanggal jatuh tempo (due date/maturity date) dimana
nilai pada saat jatuh tempo ini terdiri atas nilai nominal (nilai yang tertera dalam
promes) ditambah biaya bunga

 Klaim yang didukung oleh surat hutang atau surat kesanggupan membayar dari
pihak yang berhutang memiliki beberapa keuntungan dibandingkan klain dari
piutang usaha dimana tanpa adanya janji tertulis dari pihak yang berhutang
untuk melakukan pembayaran

 Dengan surat perjanjian, debitur mengakui pinjamannya kepada kreditur dan


sepakat untuk membayar sesuai ketentuan yang tertuang dalam surat hutang.

 Surat hutang (promes) adalah sebuah janji tertulis untuk membayar sejumlah
uang tertentu pada waktu yang ditetapkan
Promes pada umumnya akan digunakan :

1) Ketika seseorang meminjam/meminjamkan uang

2) Ketika Jumlah transaksi pada periode kredit melebihi batas normal


(jangka waktu lama dan risiko dari pelanggan sangat besar seperti :
membeli barang secara kredit dalam jumlah yang sangat besar.

3) Dalam rangka penyelesaian hutang usaha/piutang usaha, biasanya


timbul dari piutang usaha yang ingin memperpanjang jangka waktu
untuk pembayaran piutang usaha
LATIHAN SOAL
SATU :

Perusahaan menggunakan metode pencadangan besarnya piutang usaha yang tidak dapat
ditagih. Pada tanggal 31 Maret 2020, Neraca PT AKUN KEU menunjukkan sado bersih
piutang usaha sebesar Rp 88.000.000, dimana didalamnya sudah memperhitungkan
cadangan piutang tak tertagih sebesar Rp 27.000.000.

Transaksi yang terjadi selama bulan April 2020, terkait saldo piutang usaha adalah :
a. Telah terjadi penjualan sebesar Rp 646.200.000 dimana 30% merupakan penjualan
tunai, sedangkan sisanya dilakukan secara kredit
b. Terdapat penagihan piutang usaha sebesar Rp 291.000.000
c. Piutang usaha sebesar Rp 30.340.000 tidak dapat ditagih dan disetujui oleh pihak
pimpinan perusahaan PT AKUN KEU untuk dihapus
Diminta :

1. Buat ayat Jurnal untuk mencatat transaksi yang terjadi pada bulan April 2020

2. Buat ayat jurnal penyesuaian pada tanggal 30 April 2020 bila besarnya estimasi
atas beban piutang tak tertagih sebesar 2% dari penjulan kredit

3. Sajikan Piutang usaha di Neraca (Laporan Posisi Keuangan) pada tanggal 30


April 2020.

4. Abaikan pertanyaan 2 dan 3, seandainya cadangan piutang tak tertagih ditetapkan


sebesar 2% dari saldo bruto piutang usaha, maka buatlah ayat jurnal penyesuaian
yanf diperlukan pada tanggal 30 April 2020 untuk mencatat besarnya estimasi atas
beban piutang tak tertagih.
DUA :

Pada Ahir bulan Agustus 2020, PT AKUN KEU JUGA memiliki saldo bruto piutang
usaha sebesar Rp 35.000.000 dan cadangan piutang tak tertagih sebesar Rp 2.250.000.
Transaksi yang terjadi selama bulan September 2020 adalah sbb :

a. Penjualan kredit sebesar Rp 10.000.000


b. Terdapat penagihan piutang sebesar Rp 41.000.000
c. Piutang usaha sebesar Rp 7.000.000 tidak dapat ditagih dan dihapuskan
d. Diterima kembali piutang usaha yang telah dihapus sebesar Rp 2.000.000.

Berdasarkan Analisa umur piutang yang dilakukan ahir bulan September 2020, didapat
informasi bahwa :
60% nya belum menunggak
15%. Telah menunggak 1- 30 hari
12%. Telah menunggak 31 – 60 hari
8%. Telah menunggak 61 – 90 hari
5%. Telah menunggak lebih dari 90 hari
Diminta :
1. Buat ayat jurnal untuk mencatat transaksi yang terjadi selama bulan
September 2020
2. Buatlah skedul Analisa umur piutang untuk menghitung besarnya
cadangan piutang tak tertagih pada ahir September 2020, bila taksiran atas
kerugian piutang usaha sbb :
• Belum menunggak 5%
•Menunggak 1 – 30 hari 10%
•Menunggak 31 – 60 hari 30%
•Menunggak 61 – 90 hari 40%
•Menunggak lebih dari 90 hari 60%
3. Buatlah Ayat Jurnal Penyesuaian pada tanggal 30 September 2020
4. Sajikan piutang usaha pada Laporan Posisi Keuangan PT AKUN KEU
pada tanggal 30 September 2020

Anda mungkin juga menyukai