Anda di halaman 1dari 19

A.

Piutang

Piutang usaha atau dagang (account receivables) adalah salah satu unsur
dari aktiva lancar dalam neraca perusahaan yang timbul akibat adanya
penjualan barang, jasa atau pemberian kredit terhadap debitur yang
pembayaran pada umumnya diberikan dalam tempo 30 hari sampai
dengan 90 hari.

Apa itu piutang? Dalam arti luas, piutang usaha atau dagang adalah
tuntutan terhadap pihak lain yang berupa uang, barang atau jasa yang
dijual secara kredit.

Dalam akuntansi lebih sempit pengertiannya yaitu untuk menunjukkan


tuntutan pada pihak luar perusahaan yang diharapkan akan diselesaikan
dengan penerimaan sejumlah uang tunai.

Pada umumnya piutang usaha atau dagang timbul akibat dari transaksi
penjualan barang dan jasa perusahaan, di mana pembayaran oleh pihak
yang bersangkutan baru akan dilakukan setelah tanggal transaksi jual
beli.

Mengingat hal ini merupakan harta perusahaan yang sangat penting,


maka harus dilakukan prosedur yang wajar dan cara-cara yang
memuaskan dengan para debitur sehingga perlu disusun suatu prosedur
yang baik demi kemajuan perusahaan.

Pengertian, Ciri-Ciri, dan Jenis Piutang dalam Akuntansi

Apa itu Pengertian, Ciri-Ciri, dan Jenis Piutang dalam


Akuntansi? Piutang usaha atau dagang (account receivables) adalah
salah satu unsur dari aktiva lancar dalam neraca perusahaan yang timbul
akibat adanya penjualan barang, jasa atau pemberian kredit terhadap
debitur yang pembayaran pada umumnya diberikan dalam tempo 30 hari
sampai dengan 90 hari.

Apa itu piutang? Dalam arti luas, piutang usaha atau dagang adalah
tuntutan terhadap pihak lain yang berupa uang, barang atau jasa yang
dijual secara kredit.

Dalam akuntansi lebih sempit pengertiannya yaitu untuk menunjukkan


tuntutan pada pihak luar perusahaan yang diharapkan akan diselesaikan
dengan penerimaan sejumlah uang tunai.
Pada umumnya piutang usaha atau dagang timbul akibat dari transaksi
penjualan barang dan jasa perusahaan, di mana pembayaran oleh pihak
yang bersangkutan baru akan dilakukan setelah tanggal transaksi jual
beli.

Mengingat hal ini merupakan harta perusahaan yang sangat penting,


maka harus dilakukan prosedur yang wajar dan cara-cara yang
memuaskan dengan para debitur sehingga perlu disusun suatu prosedur
yang baik demi kemajuan perusahaan.

Dalam artikel ini akan membahas seputar piutang termasuk ciri-ciri, dan
jenis yang ada di dalam akuntansi.

Ciri-Ciri Piutang Usaha atau Dagang


Ciri-ciri account receivables dapat dianalisis melalui lamanya tanggungan
utang yang harus dibayar sebelum waktu yang disepakati.

Lebih lengkapnya, berikut ciri-ciri adanya piutang;

1. Adanya Nilai Jatuh Tempo


Nilai jatuh tempo yaitu istilah yang menjelaskan penjumlahan dari nilai
transaksi utama lalu ditambah dengan nilai bunga yang dibebankan untuk
dibayarkan pada tanggal jatuh tempo.

Seorang pembeli yang melakukan transaksi dengan cara kredit bukan


hanya membayar sejumlah nilai barang yang telah dibeli, tetapi juga
bunganya karena dia meminta waktu untuk membayar barang tersebut
dengan tempo.

2. Adanya Tanggal Jatuh Tempo


Ciri yang kedua adalah adanya tanggal jatuh tempo. Tanggal jatuh tempo
dapat diketahui dari lamanya atau umur piutang.

Umumnya, penjual menggunakan dua jenis pengukuran umur, yaitu bulan


dan hari. Jika berumur bulanan, maka tanggal jatuh temponya sama
dengan tanggal pembeli melakukan transaksi kredit tersebut, hanya saja
berbeda bulan.

Apabila berumur harian, maka wajib dilakukan perhitungan untuk


menentukan kapan tanggal jatuh temponya secara pasti.

3. Adanya Bunga yang Berlaku


Account receivables dapat terjadi dikarenakan pembeli memutuskan
melakukan transaksi secara kredit dan hal ini menimbulkan bunga.

Bunga dalam hal ini dibayar sebagai bentuk konsekuensi pembeli yang
meminta waktu pembayaran tertentu dan sebagai keuntungan bagi
penjual karena sudah bersabar dalam menunggu pelunasan kredit
tersebut.

Untuk besaran bunga dalam hal ini sesuai kebijakan dari penjual dalam
menentukan tingkat bunga yang dipakai.

Jenis Jenis Piutang Usaha atau Dagang


Piutang terdiri atas beberapa jenis, yaitu :

Piutang Usaha (Account Receivable)


Pengertian piutang usaha atau dagang adalah suatu jumlah pembelian
kredit dari pelanggan. Ini timbul sebagai akibat dari penjualan barang atau
jasa.

Biasanya diperkirakan akan tertagih dalam waktu 30-60 hari. Secara


umum, jenis piutang ini merupakan yang terbesar yang dimiliki usaha atau
dagang.

Wesel Tagih (Notes Receivable)


Wesel Tagih adalah surat formal yang diterbitkan sebagai bentuk
pengukuran utang. Wesel tagih biasanya memiliki waktu tagih antara 60-
90 hari atau lebih lama serta mewajibkan pihak yang berutang untuk
membayar bunga.
Wesel tagih dan account receivables usaha yang disebabkan karena
transaksi penjualan biasa disebut dengan piutang dagang (trade account).

Piutang Lain-Lain (Other Receivable)


Adalah piutang lain-lain mencakup selain dagang. Contohnya piutang
bunga, gaji, uang muka karyawan, dan restitusi pajak.

Secara umum bukan berasal dari kegiatan operasional perusahaan. Oleh


karena itu, piutang jenis ini diklasifikasikan dan dilaporkan pada bagian
yang secara terpisah di neraca.

Itu adalah pengertian, ciri-ciri, dan jenis piutang dalam akuntansi yang
harus Anda ketahui.

Piutang usaha menunjukkan jumlah yang timbul dari penjualan barang


yang dihasilkan oleh perusahaan dagang maupun jasa.

Yang dimaksud dengan apa itu piutang usaha adalah tagihan-tagihan


yang dilunasi dengan uang.

Maka dari itu pengiriman barang untuk dititipkan tidak dicatat


sebagai account receivables sampai saat dimana barang-barang yang
dititipkan sudah habis terjual.

Sedangkan untuk account receivables yang timbul dari penjualan secara


angsuran, akan dipisahkan menjadi aktiva lancar dan tidak lancar
tergantung pada jangka waktu dari angsuran tersebut.

Apabila jangka waktu angsuran melebihi jangka waktu selama satu tahun,
maka tidak dilaporkan kedalam aktiva lancar melainkan masuk ke
kelompok aktiva-aktiva yang lainnya.

Selain itu ada juga penggolongan piutang yaitu:

 Piutang Lancar, pengertian yang tertagihnya sesuai dengan


perjanjian di awal.
 Piutang Tidak Lancar, yang tertagihnya melebihi dari waktu yang
sudah disepakati di awal, sehingga pihak penjual dirugikan atas
kejadian tersebut.
 Piutang yang Dihapuskan, yang sudah tidak bisa ditagih lagi
karena alasan pembeli atau konsumen mengalami kerugian atau
bangkrut.
 Piutang Dicadangkan, yang sudah disisihkan dari awal untuk
menghindarkan dari jumlah tidak tertagih.

1. Piutang Lancar
Piutang lancar merupakan piutang yang akan ditagih dalam masa satu
tahun atau selama satu siklus operasi berjalan, mana yang lebih panjang.
2. Piutang Tidak Lancar
Piutang tidak lancar merupakan piutang yang akan tertagih lebih dari satu
tahun.
Piutang selanjutnnya diklasifikasikan dalam neraca yaitu sebagai:
a. Piutang dagang
Piutang dagang adalah jumlah yang terutang oleh pelanggan untuk
barang dan jasa yang telah diberikan sebagai bagian dari operasional
bisnis normal.
Piutang dagang ini kemudian terbagi lagi menjadi dua yaitu piutang
usaha dan wesel tagih.
1.) Piutang usaha merupakan janji lisan dari pembeli untuk
membayar barang atau jasa yang dijual.
2.) Wesel tagih merupakan janji tertulis untuk membayar sejumlah
uang tertentu pada tanggal tertentu di masa depan.

b. Piutang Nondagang

Piutang nondagang berasal dari berbagai transaksi. Sejumlah contoh

piutang nondagang adalah:

1.) Uang muka kepada karyawan dan staf.

2.) Uang muka kepada anak perusahan.

3.) Deposito untuk menutup kemungkinan kerugian dan kerusakan.

4.) Deposito sebagai jaminan penyediaan jasa atau pembayaran.

5.) Piutang deviden dan bunga.

6.) Klaim terhadap :

a. Perusahaan asuransi untuk kerugian yang dipertangguhkan.

b. Terdakwa dalam suatu perkara hukum.

c. Badan-badan pemerintah untuk pengembalian pajak.

d. Perusahaan pengangkutan untuk barang yang rusak atau

hilang.
e. Kreditor untuk baarang yang dikembalikan, rusak, atau

hilang.

f. Pelanggan untuk barang-barang yang dapat dikembalikan

(krat, kontainer, dan sebagainya).

Cara Mengatasi Piutang Usaha atau Dagang


Tidak Tertagih
Untuk mengurangi risiko piutang yang tak tertagih, maka perusahaan bisa
melakukan beberapa cara di bawah ini:

a. Lakukan Follow Up

Dengan melakukan follow up terhadap yang belum dibayarkan kepada


yang pihak yang bersangkutan, maka potensi untuk dibayarkan lebih
besar.

Barangkali pihak yang terutang lupa jika masih memiliki jumlahyang harus
dibayarkan, sehingga tidak sampai menjadi piutang yang tidak tertagih.

b. Tagih Lebih Agresif

Jika sudah melakukan follow up secara baik-baik namun tidak


membuahkan hasil, maka pihak perusahaan bisa melakukan tindakan
yang lebih agresif untuk menagih piutang yang belum lunas.

Bisa dengan melayangkan surat teguran kepada pihak yang terutang atau
mengutus debt collector untuk menagih utang yang belum terbayarkan.

c. Berikan Denda Keterlambatan

Dengan memberikan denda keterlambatan pastinya akan membuat pihak


yang memiliki utang berfikir dua kali saat akan telat membayar utang.
Karena jika semakin terlambat dari waktu yang sudah ditentukan, maka
utang yang harus dibayarkan pun akan semakin bertambah banyak.

d. Terapkan Kebijakan Limit Kredit

Jika sebelumnya perusahaan memberikan limit kredit 30 hari untuk semua


konsumennya, maka untuk mencegahnya bisa dikurangi menjadi 2
minggu atau perusahaan hanya melayani pembelian secara tunai.

Dengan demikian keuangan perusahaan Anda bisa lebih aman.

e. Blacklist Konsumen yang Menunda Pembayaran

Jika keempat langkah sebelumnya sudah Anda lakukan semua tetapi


tetap saja utang tidak terbayarkan, maka lebih baik Anda melakukan
blacklist kepada konsumen yang sering menunda pembayaran piutang.

Kelola Piutang dalam Usaha Dagang dengan


Aplikasi Jurnal
Piutang dalam bisnis atau usaha adalah hal penting yang harus dikelola
dengan baik untuk mendapatkan manfaat bagi suatu perusahaan,
sekaligus mendorong tercapainya tujuan perusahaan.

Agar piutang tak tertagih tidak banyak terjadi, maka pihak manajemen
perusahaan perlu melakukan pengendalian piutang yang baik dan benar,
serta dilakukan pengawasan yang ketat dan evaluasi secara berkala.

Mengelola piutang bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan.

Jurnal adalah software akuntansi online yang memberikan kemudahan


untuk menerapkan pengelolaan piutang dalam perusahaan.

Itulah pengertian apa itu piutang usaha atau dagang, jenis, dan ciri-cirinya
yang perlu dicatat dalam laporan keuangan bisnis.

Mudah-mudahan informasi di atas bermanfaat. Ikuti media sosial Mekari


Jurnal untuk informasi lain tentang bisnis, keuangan, dan akuntansi

Contoh piutang :
. Contohnya piutang bunga, gaji, uang muka karyawan, dan restitusi
pajak.

Secara umum bukan berasal dari kegiatan operasional perusahaan. Oleh


karena itu, piutang jenis ini diklasifikasikan dan dilaporkan pada bagian
yang secara terpisah di neraca

Selain itu ada juga penggolongan piutang yaitu:

 Piutang Lancar, pengertian yang tertagihnya sesuai dengan


perjanjian di awal.
 Piutang Tidak Lancar, yang tertagihnya melebihi dari waktu yang
sudah disepakati di awal, sehingga pihak penjual dirugikan atas
kejadian tersebut.
 Piutang yang Dihapuskan, yang sudah tidak bisa ditagih lagi
karena alasan pembeli atau konsumen mengalami kerugian atau
bangkrut.
 Piutang Dicadangkan, yang sudah disisihkan dari awal untuk
menghindarkan dari jumlah tidak tertagihan

Piutang adalah salah satu kata yang lazim kita dengar dalam istilah ekonomi. Sayangnya,
banyak orang salah mengartikan arti kata piutang dan berasumsi bahwa piutang dan hutang
adalah sama.

Lalu, apa itu sebenarnya piutang dan bagaimana cara membedakan piutang dengan
hutang? Pada kesempatan kali ini Tim BFI Finance akan membahas mengenai
piutang. Simak penjelasan lengkapnya di bawah ini.

Definisi Piutang
Secara umum, piutang adalah tagihan yang wajib dilunasi oleh pembeli. Dengan
kata lain, tagihan tersebut merupakan hak yang dapat diklaim oleh individu,
perusahaan, organisasi dari adanya transaksi secara kredit.
Tagihan yang ada kemudian dapat dilunasi dengan melakukan pembayaran
berupa uang, barang, maupun jasa sesuai dengan kesepakatan yang berlaku. Untuk
rentan waktu yang berlaku atau dikenal dengan masa jatuh tempo, piutang
umumnya berkisar antara 30 hari sampai dengan 60 hari.
Definisi Piutang Dalam Dunia Akuntansi
Dalam dunia akuntansi, yang dimaksud dengan piutang usaha atau dagang
(account receivables) yakni aktiva lancar pada sebuah perusahaan karena adanya
transaksi penjualan berupa barang atau jasa kepada suatu pihak. Pada transaksi
yang ada, pembayaran dilakukan secara kredit atau belum lunas (accounts
receivable).
Proses pembayaran piutang haruslah jelas. Oleh karenanya diberlakukan masa
jatuh tempo. Bila mana sebuah perusahaan terhalang untuk mengklaim piutangnya
di luar waktu yang disepakati, maka piutang tersebut masuk ke dalam jurnal
tersendiri, yakni jurnal piutang tak tertagih.

Definisi Piutang Menurut Para Ahli


Beberapa ahli telah mendefiniskan arti dari piutang. Antara lain sebagai berikut.
Rusdi Akbar
Rusdi Akbar (2004: 199) mendefinisikan piutang sebagai hak atau klaim perusahaan
dalam menerima sejumlah kas, barang, atau pun jasa atas di masa depan sebagai
akibat dari kesepakatandi masa lalu.
M. Munandar
M. Munandar (2006: 77) menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan piutang adalah
bentuk tagihan yang dimintakan kepada pihak lain saat masa jatuh tempo tiba.
Rudianto
Piutang menurut Rudianto (2009: 224) adalah hak perusahaan atas uang, barang,
atau pun jasa dari adanya transaksi yang terjadi di masa lalu.
Martono dan Harjito
Menurut Martono dan Harjito (2007: 95) piutang adalah tagihan kepada pelanggan
atau pembeli terhadap transaksi pembelian produk perusahaan.
Warren Reeve Dan Fess
Pengertian piutang menurut Warren Reeve Dan Fess (2005: 404) adalah klaim
dalam bentuk uang terhadap pihak lain seperti individu, perusahaan, organisasi, dan
lain-lain.
Wibowo Dan Abu Bakar Arif
Wibowo Dan Abu Bakar Arif (2005: 151), piutang adalah klaim atas sejumlah uang
yang diharapkan diperoleh di masa depan.
Soemarso
Menurut Soemarso (2004: 338), yang dimaksud dengan piutang adalah sebuah
bentuk kelonggaran pembayaran yang diberikan oleh perusahaan saat proses
penjualan produk. Kelonggaran ini berupa waktu pembayaran yang harus dilunasi di
kemudian hari.
Enny Pudjiastuti
Sedangkan menurut Enny Pudjiastuti (2004: 117), piutang adalah hasil penjualan
barang produksi secara kredit.

Ciri-Ciri Piutang
Untuk mempermudah Anda dalam memahami piutang, ciri-ciri berikut ini dapat
dijadikan acuan.

Terdapat Tanggal Jatuh Tempo


Piutang adalah hak perusahaan atau individu atas sejumlah uang dari transaksi
penjualan. Dalam memperoleh haknya, perusahaan atau individu sebagai kreditur
(pemberi hutang) memberikan tanggal jatuh tempo kepada debitur (pihak yang
berhutang) untuk dapat melunasi hutangnya. Tanggal pelunasan yang berlaku
disesuaikan dengan kesepakatan antar dua belah pihak.
Di samping itu, tanggal jatuh tempo juga berfungsi untuk menjaga kestabilan arus
kas perusahaan. Tanpa adanya penentuan jatuh tempo yang jelas, pihak akuntan
perusahaan akan kesulitan dalam menyusun jurnal keuangan periodik.

Umumnya Terdapat Bunga


Ciri yang kedua yaitu adanya bunga yang diberlakukan. Umumnya perusahaan
memberlakukan bunga sebagai konsekuensi dari adanya penundaan waktu
pembayaran. Bunga yang diberikan sangat bervariatif, bergantung pada kebijakan
kreditur.
Di sisi lain, bunga juga diberlakukan agar perusahaan atau penjual dapat
memperoleh keuntungan dari waktu pelunasan kredit.

Terdapat Konsekuensi Telat Pembayaran


Ciri yang terakhir pada piutang yaitu diberlakukannya konsekuensi apabila terjadi
gagal bayar dari masa jatuh tempo yang telah disetujui. Konsekuensi tersebut dapat
berupa blacklist atau larangan total untuk melakukan kredit barang maupun jasa.
Selain blacklist, pihak perusahaan juga dapat melaporkan debitur kepada pihak
berwajib.

Contoh Pernyataan Piutang


Pernyataan piutang adalah daftar yang berisikan kewajiban debitur (pihak yang
berhutang). Di dalamnya terdapat tanggal jatuh tempo dan lengkap dengan
keterangan piutang serta detailnya.
Pernyataan piutang terbagi ke dalam 4 jenis. Antara lain:

1. Pernyataan Saldo Akhir Bulan


Pernyataan saldo akhir bulan adalah pernyataan piutang berupa sisa pelunasan
pembayaran yang perlu dilunasi oleh debitur di periode selanjutnya. Fungsi dari
adanya pernyataan ini yaitu sebagai bukti pembayaran sekaligus pengingat sisa
hutang yang perlu dilunasi.

2. Pernyataan Faktur Belum Dibayar


Pernyataan faktur belum bayar adalah faktur yang diberikan oleh perusahaan
kepada distributor atau konsumen saat transaksi telah berlangsung. Di dalamnya
berisikan jumlah pembelian, nominal yang perlu dibayarkan, serta waktu pelunasan
atau tanggal jatuh tempo.

3. Pernyataan Saldo Berjalan


Pernyataan saldo berjalan adalah pernyataan piutang yang diterbitkan oleh akuntan
untuk internal perusahaan. Dengan adanya saldo berjalan, para stakeholder
perusahaan dapat memantau piutang yang masih berjalan serta estimasi waktu
pelunasan.
4. Pernyataan Satuan
Pernyataan satuan adalah pernyataan piutang yang di dalamnya memuat kewajiban
debitur di awal bulan, rincian transaksi selama sebulan (kredit dan debit), serta
menampilkan saldo yang wajib dibayarkan oleh debitur pada akhir bulan.

Perbedaan Piutang dan Hutang


Setelah kita mengetahui apa itu piutang, hal berikutnya yang penting untuk Anda
pahami yaitu mengenai perbedaan antara piutang dan hutang. Pasalnya, meskipun
kedua hal ini berbeda, banyak orang di luaran sana yang keliru mengartikannya dan
menganggap hutang dan piutang adalah sama.

Image Source: Pexels/Mikhail Nilov

Secara Harfiah Memiliki Arti yang Berbeda


Hutang adalah kewajiban pembayaran atas barang atau jasa yang diterima,
sedangkan pengertian piutang merupakan sebaliknya.
Piutang didefinisikan sebagai hak milik kita yang ada pada orang lain. Hak ini dapat
berupa uang, barang, ataupun jasa. Dalam piutang ini biasanya terdapat bunga
piutang yang dibebankan kepada pihak yang berhutang (debitur).

Kegiatan yang Berbeda


Perbedaan yang paling mendasar antara hutang dan piutang adalah kegiatannya.
Pada piutang, kita memberikan pinjaman. Sedangkan untuk hutang, seseorang atau
perusahaan memperoleh pinjaman.

Perbedaan Sebutan
Pihak yang memiliki hutang disebut sebagai debitur, sedangkan pihak yang
memberikan pinjaman atau piutang disebut sebagai kreditur.

Kebijakan yang Berlaku


Lain halnya dengan hutang, piutang memiliki kebijakan yang berlaku. Kebijakan
tersebut berupa syarat-syarat yang harus ditempuh oleh calon debitur (individu atau
perusahaan) jika ingin melakukan pinjaman (kredit).

Hak Kepemilikan
Piutang adalah hak milik Anda yang ada pada orang lain, sedangkan hutang adalah
kewajiban orang lain untuk memberikan hak Anda.

Jenis Bunga yang Berbeda


Piutang dan hutang sama-sama memiliki bunga. Bedanya adalah bunga yang
terdapat pada piutang menjadi hak penuh perusahaan atau pemberi pinjaman
(kreditur). Sedangkan pada hutang, bunga yang ada merupakan biaya tambahan
atas pinjaman yang diperoleh.
Tips Mengelola Piutang
Memberikan piutang sangatlah beresiko. Hal ini dikarenakan transaksi yang terjadi
tidak serta merta selesai di satu waktu yang bersamaan. Belum lagi sebagaimana
kita tahu tidak semua orang dapat berlaku jujur dan melunasinya tepat waktu.
Maka dari itu, tips berikut ini sengaja kami tulis supaya Anda dapat mengelola
piutang dengan efektif.

1. Melakukan Pengendalian Piutang


Pengendalian piutang dapat dilakukan dengan cara menetapkan aturan. Adapun
aturan yang dapat Anda terapkan diantaranya yaitu:
 Kriteria Individu atau Perusahaan yang Boleh Berhutang
 Aturan Khusus Terkait Nilai Suku Buku, Masa Jatuh Tempo, Sistem Angsuran
 Mempersingkat Masa Jatuh Tempo Untuk Menghindari Gagal Bayar
 Melakukan Penolakan Terhadap Calon Debitur dengan Riwayat Buruk
2. Memberlakukan Surat Perjanjian Piutang
Untuk menghindari adanya pailit ataupun kemungkina buruk lainnya, pastikan ada
hitam di atas putih yang berisikan peraturan, sanksi, dan semua hal yang
menyangkut perjanjian antara dua belah pihak. Tidak lupa juga mebubuhkan materai
di dalamnya.

3. Melakukan Pembukuan Secara Rutin


Dengan melakukan pembukuan secara rutin Anda akan terbantu untuk melihat
progress perputaran piutang. Apakah ada pembayaran yang molor dan lain
sebagainya. Tentunya Anda tidak ingin mengalami kerugian, bukan?

4. Membuat Daftar Khusus Piutang


Daftar khusus piutang atau lebih dikenal dengan sebutan kartu piutang adalah
catatan akuntansi yang diberikan pada setiap pelanggan berisikan mutasi piutang.
Buatlah kartu piutang sedetail-detailnya dengan mencantumkan nama debitur,
rincian barang atau jasa yang dibeli, masa jatuh tempo, dan lain-lain.

5. Rajin Menganalisa Perputaran Piutang


Menganalisa perputaran piutang yang ada dapat membantu Anda untuk
menerapkan kebijakan yang lebih baik. Sebab, jika perolehan yang ada cenderung
lama bahkan di luar waktu yang telah ditetapkan, maka kebijakan baru harus segera
dibuat.

6. Menagih Piutang Secara Rutin dan Efektif


Memberikan kartu piutang tidaklah cukup. Ada baiknya Anda juga rutin menagih
piutang yang ada secara rutin. Misalnya menagih via telepon, WhatsApp, melalui
pesan pada waktu tertentu,terutama pada saat masa jatuh tempo sudah dekat.

Baca Juga: Kredit Macet: Definisi, Penyebab, dan Cara Mengatasinya


Cara Mengatasi Piutang Tidak Tertagih
Piutang adalah hak kreditur, namun nyatanya tidak semua orang cukup disiplin
dalam melunasi kewajibannya membayar hutang. Cara berikut ini dapat Anda
terapkan manakala Anda mengalami piutang tak tertagih.

1. Follow Up
Lakukan follow up secara rutin. Anda dapat menelepon maupun mendatangi
langsung pihak debitur dan menanyakan kapan tepatnya hutang yang ada dapat
segera dilunasi.
2. Tagih Lebih Sering atau Secara Agresif
Sebagian orang tidak mampu bersikap jujur dan menepati janjinya. Jika Anda
mendapat debitur yang seperti ini, lakukan penagihan sesering mungkin dan beri
surat peringatan resmi. Anda juga bisa mengutus debt collector guna menangani hal
ini.
3. Berlakukan Denda Keterlambatan
Memberlakukan bunga pada pihak debitur tidak selalu membuat mereka disiplin
dalam melunasi hutang yang ada. Oleh karena itu, memberlakukan denda
keterlambatan pembayaran bisa menjadi solusi yang jitu. Calon debitur akan berpikir
dua kali jika sengaja melakukan keterlambatan.

4. Menerapkan Kebijakan Limit Kredit


Sebelumnya kita sudah mengetahui jika masa jatuh tempo paling sedikitnya 30 hari.
Demi menghindari hal buruk serta menjaga arus kas perusahaan tetap aman,
mengurangi limit yang ada menjadi 2 minggu dapat menjadi alternatifnya yang bisa
dicoba.

5. Menerapkan Sistem Blacklist


Jika semua langkah di atas sudah diterapkan namun pihak debitur masih tetap tidak
mau membayar kewajibannya, sebaiknya Anda menerapkan sistem blacklist. Hal ini
akan mencegah debitur tersebut untuk mengulang kesalahan yang sama sekaligus
menjadi gertakan untuk siapa saja yang memiliki niatan buruk.
Cara Mendapatkan Pinjaman Mudah dan Aman
Butuh pinjaman dana cepat dan aman? BFI Finance solusinya! Beragam kebutuhan
seperti modal usaha, biaya pendidikan, gaya hidup, dan lainnya dapat kami bantu.
Proses cepat dan aman!

Metode Pencatatan Piutang Tak Tertagih


1. Metode Penghapusan Langsug Piutang Tak Tertagih
Dalam metode penghapusan langsung, piutang usaha yang tak tertagih baru diakui sebagai
beban apabila bagian kredit menyatakan bahwa piutang tersebut tidak dapat ditagih. Hal
ini diungkapkan Kieso, Weygandt & Warfield (2014:514), “Jika piutang tersebut telah
dipastikan tidak dapat ditagih maka baru dianggap sebagai piutang tak tertagih dan
kerugian dapat dibebankan ke beban piutang tak tertagih.”
Ketika metode hapus langsung digunakan, beban kredit macet atau beban piutang yang
tidak dapat ditagih hanya akan dicatat atau diakui apabila benar-benar telah terjadi
pelanggan tertentu yang menyatakan tidak bisa membayar (acrual loss), bukan berdasarkan
pada kerugian estimasi. Akun beban piutang tak tertagih hanya akan menunjukkan
kerugian yang sebenarnya dari piutang yang tidak ditagih. Piutang usaha akan dilaporkan
dalam nilai kotor. Pada metode ini perusahaan menunggu hingga piutang pelanggan
tertentu terbukti tidak tertagih. Kemudian akuntan menghapus piutang usaha itu dengan
mendebit akun beban piutang tak tertagih dan mengkredit akun piutang usaha pelanggan

2. Metode Penyisihan Piutang Tak Tertagih


Dikemukakan oleh Kieso, Weygandt & Warfield (2014:515), “Metode Penyisihan
(allowance method) untuk piutang tak tertagih dilakukan dengan cara mengestimasi jumlah
piutang yang tidak tertagih pada akhir setiap periode.” Menurut Harrison dkk (2011:295),
“Cara terbaik untuk penyajian piutang tak tertagih adalah dengan metode penyisihan.”
Pada metode penyisihan piutang tak tertagih, setiap penghapusan piutang tak tertagih tidak
langsung didebit pada akun Beban Piutang Tak Tertagih melainkan didebit pada akun
Penyisihan Piutang Tak Tertagih. Dalam metode penyisihan, piutang tak tertagih
merupakan estimasi yang akan didebit pada akun Beban Piutang Tak Tertagih dan dikredit
pada akun Penyisihan Piutang Tak Tertagih sejumlah nilai estimasi piutang yang telah
ditentukan.

2.3 Penilaian Piutang


Menurut Jusup (1987:39-40) ada dua cara untuk melakukan pencatatan
kerugian piutang sebagai berikut:
1. Metode Cadangan
Metode cadangan digunakan apabila kerugian piutang yang biasa terjadi,
cukup besar jumlahnya.
2. Metode Penghapusan Langsung
Penggunaan metode penghapusan langsung, maka jumlah kerugian
piutang tidak perlu ditaksir dan dalam pembukuan tidak digunakan
rekening cadangan kerugian piutang.
2.4 Penentuan Kerugian Piutang
Terdapat dua cara untuk menaksir jumlah penyisihan untuk piutang tak
tertagih, yaitu berdasarkan saldo piutang dan berdasarkan saldo penjualan
(Soemarso, 2004:339-343).
1. Penyisihan atas Dasar Saldo Piutang
Penyisihan piutang tak tertagih yang didasarkan atas saldo piutang dapat
dilakukan dengan cara menetapkan suatu persentase terhadap saldo
piutang. Biasanya saldo yang dipakai adalah rata-rata antara saldo piutang
pada awal dan akhir periode.

Faktor-faktor Piutang Tak Tertagih


Hampir setiap perusahaan pernah mengalami masalah piutang tak
tertagih. Menurut Mahmoedin (1995:134) gejala kredit macet antara lain
disebabkan oleh:
1. Menurunnya Pendapatan Bersih
Turunnya pendapatan bersih dapat disebabkan oleh adanya kenaikkan
biaya yang tidak diimbangi dengan pendapatan yang tinggi.
2. Menurunnya Penjualan secara Tajam
Penjualan yang menurun adalah hal yang wajar dalam siklus hidup
perusahaan, tetapi jika penjualan tersebut mengalami penurunan yang
sangat tajam, maka hal ini menandakan bahwa perusahaan akan menemui
titik kritis.
3. Menurunnya Perputaran Persediaan
Perputaran persediaan yang cepat akan memberikan kelancaran bagi
perusahaan. Tetapi jika perputaran tersebut kecepatannya menurun berarti
banyak barang yang tidak laku, seperti perusahaan diambang kesulitan
dalam melakukan pemasaran produknya.
4. Meningkanya Penjualan secara Tajam
Naiknya penjualan secara tajam disebabkan perusahaan ingin mempunyai
uang secara cepat sehingga perusahaan melakukan penjualan produknya
dengan harga jual dibawah harga pokok.
5. Menurnnya Perputaran Piutang
Lambannya proses pelunasan pelanggan dan sulitnya penagihan akan
menimbulkan dampak negatif bagi perusahaan sehingga perusahaan akan
mengalami kesulitan dalam melanjutkan kegiatan operasionalnya.
6. Menurunnya Modal Lancar
Turunnya modal lancar dapat disebabakan oleh pembelian kredit,
membengkaknya hutang kepada pihak ketiga atau mungkin disebabkan
adanya pemborosan.
7. Nasabah mulai ingkar janji
8. Nasabah membuat laporan fiktif
9. Nasabah tidak terbuka
10. Nasabah menolak wawancara
Menurut Rivai, dkk (2013:238-239), kredit macet atau piutang tak
tertagih dapat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu:

1. Faktor Internal, yaitu faktor-faktor yang berasal dari pihak


kreditur.
Faktor-faktor tersebut diantaranya :
a. Keteledoran dari pihak kreditur mematuhi persetujuan pemberian
piutang yang telah ditegaskan.
b. Terlalu mudah memberikan piutang yang disebabkan karena tidak
ada patokan yang jelas tentang standar kekayaan.
c. Konsentrasi piutang pada sekelompok pengguna jasa atau sektor
usaha yang beresiko tinggi.
d. Kurang memadainya jumlah eksekutif dan staf bagian piutang
e. Lemahnya bimbingan dan pengawasan pimpinan kepala para
eksekutif dan staf bagian piutang.
f. Lemahnya perusahaan mendeteksi timbulnya piutang macet
termasuk mendeteksi arah perkembangan arus kas pengguna jasa
atau debitur lama.
2. Faktor Eksternal, yaitu faktor-faktor yang berasal dari pihak debitur.
Faktor-faktor tersebut diantaranya :
a. Menurunnya kondisi ekonomi perusahaan yang disebabkan
merosotnya kondisi ekonomi umum dan atau bidang usaha dimana
mereka beroperasi.
b. Adanya salah arus dalam pengelolaan usaha bisnis perusahaan atau
karena kurang pengalaman dalam bidang usaha yang ditangani.
c. Problem keluarga, misalnya perceraian, kematian, sakit
berkepanjangan, pemborosan dana oleh salah satu atau beberapa
anggota keluarga debitur.
d. Kegagalan debitur pada bidang usaha atau perusahaan mereka yang
lain.
e. Munculnya kejadian di luar kekuasaan debitur, misalnya perang dan
bencana alam.
f. Watak buruk debitur (yang semula memang merencanakan tidak
akan melunasi piutangnya).
Menurut Sinungan (1997:58-59) penyebab kredit macet adalah
kesulitan keuangan yang dialami oleh debitur. Penyebab kesulitan keuangan
dapat dikategorikan menjadi 2, yaitu:
1. Faktor-faktor intern, adalah faktor-faktor yang ada dalam diri perusahaan
sendiri. Dari segi managerial faktor terjadinya kredit macet disebabkan
oleh:
a. Kelemahan dalam kebijaksanaan pembelian dan penjualan
b. Tidak efektifnya kontrol atas biaya dan pengeluaran
c. Kebijaksanaan tentang kebijakan piutang yang tidak efektif
d. Penempatan yang berlebihan pada aktiva tetap
e. Permodalan yang tidak cukup
2. Faktor-faktor ekstern, adalah factor-faktor yang berasal dari luar
perusahaan, diantaranya:
a. Bencana alam, adalah sesuatau yang tidak kita inginkan, misalnya:
kebakaran, gempa bumi, gunung meletus, angin topan, banjir, dll.
b. Peperangan, merupakan pengrusakan dari akibat permasalahan,
misalnya: demonstrasi, penjrahan, pembakaran, dll.
c. Perubahan kondisi perekonomian, merupakan peraturan pemerintah
terhadap suatu jenis barang
d. Perubahan teknologi, semakin majunya teknologi maka semakin
efisien barang yang diproduksi sehingga perusahaan yang tidak
menggunakan teknoligi modern akan kalah bersaing.

Prosedur Penagihan Piutang


Menurut Van Horne (2002:263) ada beberapa cara yang dilakukan
untuk melakukan penagihan piutang, yaitu sebagai berikut:
1. Melalui Surat
Teknik ini dilakukan bilamana pembayaran hutang pelanggan dari
pelanggan sudah lewat beberapa hari dari waktu yang telah ditentukan
tetapi belum dilakukan pembayaran.
2. Melalui Telepon
Teknik ini dilakukan sebagai tindak lanjut dari teknik sebelumnya, yaitu
apabila setelah pengiriman surat teguran ternyata tagihan masih belum
dibayarkan.
3. Kunjungan Personal
Kunjungan personal yaitu dengan cara melakukan kunjungan secara
personal atau pribadi ke tempat pelanggan.
4. Tindakan-tindakan hukum
Teknik ini yang paling akhir dilakukan apabila ternyata pelanggan tidak
menunjukan itikad yang baik untuk melaksanakan kewajiban membayar
hutangnya.

Anda mungkin juga menyukai