Anda di halaman 1dari 7

PIUTANG

1. Piutang
Piutang timbul akibat dari transaksi penjualan barang dan jasa perusahaan, dimana
pembayaran oleh pihak yang bersangkutan baru akan dilakukan setelah tanggal
transaksi jual beli. Piutang merupakan harta perusahaan yang sangat penting, maka
harus dilakukan prosedur yang wajar dan cara-cara yang memuaskan dengan para
debitus sehingga perlu disusun suatu prosedur yang baik demi kemajuan perusahaan.
Kreditur : orang yang meminjamkan (pihak yang meminjamkan sejumlah dana
kepada pihak lain). Debitur : orang yang meminjam(peminjam)(pihak yang menerima
pinjaman dari pihak lain)
I. Definisi Piutang
Klaim atau tuntutan perusahaan kepada pihak lain atas uang, barang,
atau jasa yang telah diberikan secara kredit. Piutang timbul dari penjualan
barang atau jasa secara kredit kepada pelanggan atau pemberian pinjaman
kepada pihak lain.
II. Pengertian Piutang
Hak menagih atau klaim dalam bentuk uang kepada pihak lainnya,
termasuk individu, perusahaan, atau organisasi karena adanya transaksi
penjualan secara kredit.
2. Ciri-ciri Piutang
1) Adanya nilai jatuh tempo
Menjelaskan penjumlahan dari nilai transaksi utama lalu ditambah dengan
nilai bunga yang dibebankan untuk dibayar pada tanggal jatuh tempo. Seorang
pembeli yang melakukan transaksi dengan cara kredit bukan hanya membayar
sejumlah nilai barang yang telah dibeli, tetapi juga bunganya karena dia
meminta waktu untuk membayar barang tersebut dengan tempo.
2) Adanya tanggal jatuh tempo
Tanggal jatuh tempo dapat diketahui dari lamanya atau umur piutang.
Umumnya, penjual menggunakan dua jenis pengukuran umur, yaitu bulan dan
hari. Jika berumur bulanan, maka tanggal jatuh temponya sama dengan
tanggal pembeli melakukan transaksi kredit tersebut, hanya saja berbeda
bulan. Apabila berumur harian, maka wajib dilakukan perhitungan untuk
menentukan kapan tanggal jatuh temponya secara pasti.
3) Adanya bunga yang berlaku
Piutang dapat terjadi dikarenakan pembeli memutuskan melakukan transaksi
secara kredit dan ini menimbulkan bunga. Bunga dalam hal ini dibayar sebagai
bentuk konsekuensi pembeli yang meminta waktu pembayaran tertentu dan
sebagai keuntungan bagi penjual karena sudah bersabar dalam menunggu
pelunasan kredit tersebut. Besaran bunga dalam hal ini sesuai kebijakan dari
penjual dalam menentukan tingkat bunga yang dipakai.
Piutang dinyatakan SAH jika sudah invoice atau faktur syarat
invoice/faktur yaitu yang tertera di atas. Faktur adalah dokumen yang
dikeluarkan penjual untuk diserahkan kepada pembeli yang memuat informasi
seperti jumlah barang, harga, diskon hingga ringkasan singkat tentang batas
waktu antara penyerahan barang dan pembayaran. Faktur juga sering disebut
sebagai Tagihan atau Invoice.
3. Contoh Pernyataan Piutang
Pernyataan piutang adalah daftar yang berisikan kewajiban debitur (pihak
yang berhutang). Di dalamnya terdapat tanggal jatuh tempo dan lengkap dengan
keterangan piutang serta detailnya. Pernyataan piutang terbagi ke dalam 4 jenis.
Antara lain:
1) Pernyataan Saldo Akhir Bulan
Pernyataan saldo akhir bulan adalah pernyataan piutang berupa sisa pelunasan
pembayaran yang perlu dilunasi oleh debitur di periode selanjutnya. Fungsi
dari adanya pernyataan ini yaitu sebagai bukti pembayaran sekaligus
pengingat sisa hutang yang perlu dilunasi.
2) Pernyataan Faktur Belum Dibayar
Pernyataan faktur belum bayar adalah faktur yang diberikan oleh perusahaan
kepada distributor atau konsumen saat transaksi telah berlangsung. Di
dalamnya berisikan jumlah pembelian, nominal yang perlu dibayarkan, serta
waktu pelunasan atau tanggal jatuh tempo.
3) Pernyataan Saldo Berjalan
Pernyataan saldo berjalan adalah pernyataan piutang yang diterbitkan oleh
akuntan untuk internal perusahaan. Dengan adanya saldo berjalan, para
stakeholder perusahaan dapat memantau piutang yang masih berjalan serta
estimasi waktu pelunasan.
4) Pernyataan Satuan
Pernyataan satuan adalah pernyataan piutang yang di dalamnya memuat
kewajiban debitur di awal bulan, rincian transaksi selama sebulan (kredit dan
debit), serta menampilkan saldo yang wajib dibayarkan oleh debitur pada
akhir bulan.
4. Jenis-jenis piutang
1) Piutang Usaha (Account Receivable)
Piutang yang timbul dari penjualan barang atau jasa secara kredit dalam
kegiatan operasional perusahaan. Piutang usaha adalah lisan dari pembeli
untuk membayar barang atau jasa yang dijual, piutang usaha menunjukan
perluasan kredit jangka pendek kepada pelanggan. Pembayaran pada umunya
jatuh tempo tiga puluh hari sampai enam puluh hari dan merupakan akun
terbuka (open account). Perjanjian piutang usaha dilakukan secara informal,
persetujuan pihak satu(kreditur) dan pihak lainnya(debitur) hanya berdasarkan
dokumen-dokumen perusahaan seperti faktu dan kontrak penyerahan, tanpa
adanya surat jaminan.
2) Piutang Wesel (Notes Receivable)
Piutang yang didukung oleh instrumen formal seperti wesel atau promes.
Piutang wesel merupakan tagihan yang muncul dari transaksi penjualan
barang atau jasa yang disertai dengan dokumen dan surat jaminan
(wesel) yang mengikat antara pihak debitur dengan kreditur. Piutang wesel
terbagi lagi menjadi dua jenis, yaitu piutang wesel berbunga dan tidak
berbunga.
Piutang wesel berbunga merupakan jumlah uang yang diterima pemegang
wesel (kreditur) ketika tanggal jatuh tempo. Jumlah uangnya ini sebesar nilai
nominal yang dipinjam debitur ditambah bunga. Biasanya, bunga piutang
dinyatakan dalam persentase (%) dari nilai piutang wesel.
Misalnya, pada 1 Februari 2020, PT. B memiliki utang sebesar
Rp8.000.000,00 kepada PT. A dengan bunga 4% per bulan. Masa jatuh tempo
ditetapkan tanggal 1 Agustus 2020. Maka, perhitungan piutang wesel
berbunganya, yaitu bunga wesel saat jatuh tempo = Rp8.000.000,00 x 4% x 6
bulan = Rp1.920.000,00. Jadi, nilai jatuh temponya yaitu nominal + bunga =
Rp8.000.000,00 + Rp1.920.000,00 = Rp9.920.000,00.
piutang wesel tidak berbunga merupakan piutang yang tidak memberikan
bunga kepada pihak debitur. Jadi, ketika tanggal jatuh tempo, uang yang
diterima pemegang wesel adalah sebesar nominal yang disepakati.
3) Piutang Lain-lain (Other Receivable)
Piutang yang timbul dari transaksi di luar kegitan operasional perusahaan,
contohnya antara lain:
a. Pinjaman kepada karyawan dan staf, sepersi kas perusahaan yang di
pinjam oleh karyawan ataupun staf yang digunakan untuk keperluan
pribadi mereka.
b. Piutang deviden atau bunga, jumlah uang yang belum diterima dari
pembagian keuntungan berupa saham dari perusahaan lain, sedangkan
piutang bunga jumlah uang yang belum diterima dari bunga pinjaman,
bunga bank, atau bunga lainnya.
5. Klasifikasi piutang
1) Berdasarkan sumber piutang
a. Piutang usaha(trade receivable), merupakan jenis piutang yang muncul
dari transaksi penjualan barang atau penyerahan jasa (transaksi
operasional)
b. Piutang non usaha (nontrade receivable)
Bentuk piutang non usaha:
a) Piutang pajak yang lebih disetor.
b) Piutang yang timbul dari pesanan atas penjualan atau penerbitan surat
berharga atau sekuritas, seperti piutang pemesan saham, piutang
pemesan surat hutang obligasi(Obligasi adalah surat utang untuk
jangka waktu tertentu yang diterbitkan oleh penerbit, yakni pemerintah
atau perusahaan. Obligasi dapat diperjualbelikan dan menjadi salah
satu instrumen investasi.)
c) Piutang yang timbul dari transaksi pinjaman seperti piutang kepada
perusahaan afiliasi, piutang kepada subkontraktor, piutang karyawan.
d) Piutangg kepada perusahaan asuransi, atas kerugian yang
dipertanggungjawabkan.
e) Piutang yang timbul dan merupakan fungsi waktu dan piutang
pendapatan, seperti piutang bunga, sewa, dividen, royalties(bonus).
2) Berdasarkan ada tidaknya dokumen tertulis yang menyatakan kesanggupan
membayar
a. Piutang dagang, tagihannya tidak didukung oleh janji atau kesanggupan
untuk membayar secara tertulis
b. Piutang wesel/wesel tagih, tagihan yang didukung oleh pernyataan berupa
kesanggupan untuk membayar secara tertulis (berupa selembar wesel).
3) Berdasarkan tujuan penyajiannya dalam laporan keuangan
a. Piutang lancar (current receivable) jenis piutang yang diharapkan akan
diterima pembayarannya dalam jangka waktu satu tahun sejak tanggal
neraca.
b. Piutang jangka panjang (noncurrent receivable) jenis piutang yang
diharapkan akan diterima pembayarannya dalam waktu lebih dari satu
tahun sejak tanggal neraca.
6. Pengakuan, pengukuran, dan penilaian piutang
1. Pengakuan piutang dagang
Piutang yang timbul dari transaksi penjualan barang biasanya diakui pada saat
hak atas barang berpindah kepada pihak pembeli. Hak atas barang beralih ke
pembeli bergantung pada syarat penyerahan barang. Pengakuan piutang dagang
muncul dari adanya transaksi penjualan yang dilakukan secara kredit, sehingga
pengakuan terhadap piutang dagang berhubungan dengan pengakuan pendapatan.
Syarat penyerahan barang sebagai berikut.
a. FOB destination (loko gudang pembeli)
Suatu bentuk hak milik atas barang yang diperjualbelikan berpindah
kepada pihak pembeli pada saat barang tersebut diterima di gudang pembeli.
Selama dalam perjalanan barang masih menjadi haknya/milik penjual serta
ongkos angkut menjadi tanggungan penjual.
Contohnya: barang dagang dikirim PT Dhanuendra tanggal 7 Maret 2020,
dan di terima pelanggan PT Atha tanggal 12 Maret 2020, maka PT
Dhanuendra memcatat transaksi penjualan tanggal 12 Maret 2020 demikian
juga PT Atha mencatat pembelian barang dagang juga pada tanggal 12 Maret
2020.
b. FOB shipping point (loko gudang penjual)
Hak milik atas barang yang diperjualbelikan secara berpindah kepada
pihak pembeli pada saat barang dikeluarkan dari gudang pihak penjual.
Selama dalam perjalanan barang sudah menjadi haknya/milik pembeli
serta ongkos angkut menjadi tanggungan pembeli.
Contohnya: barang dagang dikirim PT Dhanuendra tanggal 7 Maret 2020,
dan di terima pelanggan PT Atha tanggal 12 Maret 2020, maka PT
Dhanuendra mencatat transaksi penjualan tanggal 7 Maret 2020 demikian
juga PT Atha mencatat pembelian barang dagang juga pada tanggal 7
Maret 2020.
CONTOH:
Tanggal 10 september dijual barang secara kredit seharga Rp 5.000.000,00
barang baru sampai ke pembeli tanggal 15 september.
FOB Shapping Point
10/09 Piutang Usaha 5.000.000,00
Penjualan
5.000.000,00

FOB Destination
10/09 Piutang Usaha 5.000.000,00
Penjualan
5.000.000,00

2. Pengukuran piutang
Suatu piutang dagang dapat terjadi akibat adanya penjualan. Pengukuran
piutang merupakan suatu bentuk pengukuran yang terkait penentuan biaya yang
harus dicantumkan pada saat suatu piutang diakui. Terdapat dua jenis potongan
dalam suatu perusahaan, sebagai berikut.
a. Potongan tunai
Jenis potongan yang diberikandari harga faktur dengan tujuan untuk
mendorong agar oihak debitur lebih cepat untuk membayar. Potongan tunai
dalam penjualan pada umumnya dinyatakan dengan bentuk 2/10, n/30.
Artinya jangka waktu kredit 30 hari, namun jika dilunasi dalam jangka
waktu 10 hari maka akan mendapat potongan 2%, atau 1/10,n/45. Potongan
tunai ini diakui dalam laporan keungan dengan nama akun: potongan
penjualan (jika dicatat oleh penjual), atau potongan pembelian/pengurangan
persediaan (jika dicatat oleh pembeli).
b. Potongan perdagangan
Jenis potongan harga yang diberikan oleh pihak penjual berdasarkan harga
jual yang yang tertera dalam daftar harga. Bertujuan untul menentukan
harga faktur. Potongan penjualan tidak diakui dalam laporan keuangan,
sehingga nilai piutang dicatat sebesar nilai bersih yang tertera di faktur
setelah dikurangi potongan penjualan.
7. Metode penilaian piutang
Penentuan saldo piutang yang akan disajikan dalam laporan keuangan pada
akhir periode. Penilaian piutang tergantung pada metode pencatatan piutang yang di
gunakan. Dua metode pencatatan dalam penilaian piutang, sebagai berikut.
a. Metode penghapusan langsung (direct write-off method)
Metode yang dilakukan dengan cara penghapusan piutang pada saat suara
piutang itu dihapuskan pada akhir periode.
Berikut jurnal penghapusan piutang.
Beban piutang tak terhingga Rpxxx
Piutang usaha Rpxxx
Berdasarkan kedua metode tersebut, metode cadangan akan mengakui
penyesuaian cadangan (beban piutang tak terhingga) pada setiap akhir periode
(periode pendapatan dihasilkan). Sedangkan pada metode penghapusan langsung,
beban piutang tak tertegih diakui pada saat piutang benar-benar dihapuskan. Berikut
perbandingan kedua metodenya.

Transaksi Metode Cadangan Metode Penghapusan


Langsung
31 Desember 201A Beban piutang tek tertagih
penyesuaian untuk 1.000
mencatat penyisihan Penyisihan piutang tak
piutang sebesar Rp terhingga 1.000
1.000
Transaksi selama tahun Penyisihan piutang tak tertagih Beban piutang
201B menghapus 200 tak tertagih 200
piutag sebesar 200 Piutang dagang piutang dagang 200
200

Menghapus piutang Penyisihan piutang tak tertagih Beban piutang


sebesar 500 500 tak tertagih 200
Piutang dagang piutang dagang 200
500
Menerima kembali Piutang dagang 200 Piutang dagang 200
piutang yang telah Penyisihan piutang tak tertagih Beban piutang
dihapuskan sebelumnya 200 tak tertagih 200
sebesar 200 Kas dan bank 200 Kas dan bank
Piutang dagang 200 200
Piutang dagang
200
31 Desember 201B Beban piutang tak tertagih Tidak perlu jurnal
penyesuaian terhadap xxx penyesuaian
penyisihan piutang tak Penyisihan piutang
tertagih tak tertagih xxx
(besar penyesuaian bergantung
pada metode yang digunakan)
Berdasarkan kedua metode tersebut, terlihat bahwa pada metode cadangan,
saldo piutang disajikan sebesar jumlah bersih piutang dikurangi dengan penyisihan
piutang tak tertagih 9nilai realisasi bersih) sedangkan pada metode penghapusan
langsung, piutang disajikan sebesar brutonya.
b. Metode cadangan (Allowance Method)
Bentuk metode dengan cara mengakui cadangan di setiap akhir periode
akuntansi. Penguluran cadangan piutang ini dilakukan menurut
taksiran. Adapun pencatatan akuntansi untuk cadangan piutang ini
sebagai berikut.
Beban Piutang tak tertagih Rpxxx
Penyisihan piutang tak tertagih Rpxxx
Atau
Beban kerugian piutang Rpxxx
Cadangan kerugian piutang Rpxxx

Apabila terdapat piutang yang harus dihapuskan, maka dapat


memanfaatkan cadangan yang sudah ada. Dengan demikian tidak
terdapat pengakuan kerugian pada saat piutang tidak dapat ditagih.
Dengan ayat jurnal sebagai berikut.
Penyisihan piutang tak tertagih Rpxxx
Piutang dagang Rpxxx

Anda mungkin juga menyukai