Anda di halaman 1dari 16

Bapak ibu peserta PPG diskusikan tentang bagaimana pengukuran dan pencatatan Piutang Usaha,

Piutang Wesel dan Utang Jangka Pendek. Ilustrasikan dengan jelas sesuai dalam pembelajaran
yang bapak ibu lakukan didalam kelas.
PIUTANG USAHA
1. Pengertian Piutang
Piutang adalah jenis transaksi dalam akuntansi yang mengurusi penagihan konsumen yang
berhutang kepada seseorang, perusahaan, atau organisasi untuk sebuah layanan atau barang yang
telah diberikan kepada konsumen tersebut.
Pengertian akuntansi piutang menurut beberapa Ahli sebagai berikut :
1. Enny Pudjiastuti (2004:117) berpendapat pituang sebagai proses penjualan barang hasil
produksi secara kredit.
2. Baridwan (2004:123) menyatakan bahwa piutang adalah klaim sebuah perusahan atas
uang,barang, atau jasa terhadap pihak lain.
3. Soemarso (2004:338) menyatakan pituang sebagai kebiasaan bagi perusahaan untuk
memberikan kelonggaran pada para pelanggan pada waktu melakukan penjualan. Kelongan
tersebut biasanya dalam bentuk izin bagi para pelanggan untuk membayar kemudian atas
penjualan barang atau jasa yang dilakukan.
2. Ciri-ciri Akuntansi Piutang
Akuntansi piutang memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
1. Ada Nilai Jatuh Tempo : Nilai jatuh tempo adalah istilah yang menggambarkan penjumlahan
dari nilai transaksi utama ditambah nilai bunga yang dibebankan untuk dibayarkan pada
tanggal jatuh tempo. Pembeli yang melakukan transaksi secara kredit bukan hanya membayar
berapa nilai barang yang dibelinya, tetapi juga bunga karena ia meminta waktu untuk
membayar barang tersebut.
2. Ada Tanggal Jatuh Tempo : Unsur kedua yang harus ada piutang wesel dan juga merupakan
bagian dari ciri-ciri akuntansi piutang adalah adanya tanggal jatuh tempo. Tanggal jatuh tempo
bisa diketahui dari umur piutang wesel itu sendiri. Biasanya, penjual menggunakan dua jenis
pengukuran umur surat promes, yaitu bulan dan hari. Jika suatu promes berumur bulanan,
maka tanggal jatuh temponya sama dengan tanggal pembeli melakukan transaksi kredit
tersebut, hanya berbeda bulan. Sedangkan kita promes berumur hari, maka harus dilakukan
penghitungan untuk menentukan kapan tanggal jatuh tempo secara pasti. Sebagai tambahan,
dalam pelajaran akuntansi, untuk memudahkan penghitungan bunga, penjual akan
menganggap 1 tahun sama dengan 360 hari.
3. Ada Bunga yang Berlaku : Piutang wesel terjadi karena pembeli memutuskan melakukan
transaksi secara kredit dan hal ini menimbulkan bunga. Bunga ini harus dibayarkan sebagai
bentuk konsekuensi pembeli meminta waktu pembayaran tertentu dan sebagai keuntungan
bagi penjual karena harus bersabar menunggu pelunasan tersebut. Besaran bunga tersebut
tidak pasti, tergantung kebijakan penjualnya dalam menentukan tingkat bunga yang berlaku.

3. Jenis-Jenis / Macam-Macam Piutang


Piutang memiliki beberapa jenis atau macam, yaitu sebagai berikut :
 Piutang Usaha (Account Receivable) merupakan suatu jumlah pembelian secara kredit dari
pelanggan. Piutang ini muncul sebagai akibat dari penjualan barang atau jasa. Umumnya
ditagih dalam waktu 30 sampai dengan 60 hari. Umumnya, jenis piutang ini adalah piutang
terbesar yang dimiliki oleh perusahaan.
 Piutang Wesel (Notes Receivable) adalah piutang wesel atau notes receivable. Piutang wesel
merupakan sebuah penguatan dari piutang dagang. Didalam praktikny, piutang wesel adalah
sebuah janji tertulis yang tidak mempunyai syarat untuk membayar sejumlah uang ditanggal
tertentu dimasa yang akan datang akibat transaksi jual-beli secara kredit di masa sekarang.
Janji tertulis yang demikian sering juga dikenal dengan istilah surat promes. Didalam surat
prome, ada perjajian kapan terjadi transaksi jual-beli secara kredit dan ada pernyataan bahwa
pembeli sanggup atas kewajibannya untuk melunasi utang tersebut dengan nilai tertentu di
masa depan. Dalam piutang wesel ada sub jenisnya yaitu wesel berbunga yang mana piutang
jenis ini disertai dengan bunga tertentu.
 Piutang Lain-Lain (Other Receivable) adalah apapun bentuk dari tagihan yang tidak
terklasifikasi dalam jenis pitang dagang dan piutang wesel. Seperti contohnya adalah piutang
yang termasuk dalam jenis ini yaitu piutang deviden, piutang bunga, uang muka pembelian,
tagihan berlangganan untuk pengembalian tempat barang, dan tuntutan kerugian para
perusahaan asuransi.
4. Pencatatan Mutasi Piutang Dalam Kartu Piutang
Seperti telah disebutkan, mutasi piutang terjadi akibat adanya transaksi penjualan kredit, retur
penjualan, penerimaan dari piutang dan penghapusan piutang. Dengan demikian dokumen
transaksi yang dicatat dalam kartu piutang terdiri atas faktur penjualan, memo kredit, bukti
penerimaan kas dan bukti memorial.
Transaksi yang mengakibatkan penambahan terhadap piutang pada seorang debitur dicatat
sebagai mutasi debet dalam rekening piutang debitur yang bersangkutan. Sebaliknya transaksi
yang menhgakibatkan pengurangan terhadap piutang dicatat sebagai mutasi kredit.
 Konfirmasi Saldo Piutang : adalah langkah untuk memastikan bahwa catatan tagihan piutang
yang dimiliki organisasi sudah tepat sama dengan kewajiban utang yang dimiliki pelanggan.
Langkah ini akan ditempuh ketika organisasi mendapatkan konfirmasi negatif dari pelanggan
setelah organisasi melayangkan surat pernyataan piutang. Jadi, rangkaian langkah konfirmasi
saldo piutang diawali dengan pengiriman surat pernyataan piutang ke pelanggan-pelanggan
mereka yang tercatat memiliki utang (debitur), atau sebagai ilustrasi adalah sebagai berikut:
Pencatatan transaksi piutang oleh perusahaan –> Menentukan jumlah piutang dari setiap debitur
–> Melayangkan surat konfirmasi piutang –> Mendapatkan surat konfirmasi (positif atau negatif)
–> Tindak Lanjut.
1. Surat Konfirmasi Saldo Piutang : Surat konfirmasi saldo piutang adalah salah satu alat yang
digunakan dalam melakukan pengecekan terkait piutang perusahaan. Perusahaan sudah
jelas pasti memiliki catatan atas transaksi yang terjadi dalam satu periode dan terkait
dengan piutang. Aktivitas itu bisa saja penjualan kredit atau pinjaman kas yang disertai
dengan surat promes (piutang wesel). Akan tetapi, tidak menutup kemungkinan baik
perusahaan selaku kreditur dan pelanggan selaku debitur melakukan kesalahan terkait
pencatatan transaksi ini. Kesalahan itu pun mungkin bukan sekadar kesalahan tulis atau
typo tetapi juga tidak teliti untuk memasukkan semua catatan transaksi terkait. Perlu digaris
bawahi bahwa surat konfirmasi piutang berkepentingan untuk meminta kejelasan bahwa
catatan perusahaan sudah benar dan sesuai dengan jumlah utang yang dimiliki pelanggan.
Surat ini tidak bisa berfungsi sebagai surat tagihan. Pertama, bisa jadi kewajiban membayar
oleh pelanggan tidak pada tanggal surat konfirmasi tersebut dilayangkan (tanggal jatuh
tempo bukan saat surat dilayangkan). Kedua, konfirmasi ini biasanya diperlukan hanya
untuk kepentingan internal, yang nantinya bisa memperkirakan nilai aset perusahaan.
Format surat konfirmasi saldo piutang setiap perusahaan bisa saja berbeda. Namun, secara
garis besar tentu mengandung unsur-unsur yang sama. Berikut adalah format standar dari
surat konfirmasi saldo piutang :

(KOP SURAT PERUSAHAAN)


Jakarta, … Maret 2017
Kepada PT ABC
Jalan Mawar 12 A
Jakarta …
Perihal: Konfirmasi Saldo Piutang
Dengan hormat,
Sehubungan dengan audit laporan keuangan kami yang berakhir tanggal 31 Desember
2015, auditor kami, Kantor Akuntan Publik XYZ & Rekan, ingin mendapatkan konfirmasi dan
pernyataan langsung dari Saudara mengenai kebenaran utang Saudara pada PT MAJU per
tanggal 31 Desember 2015.
Menurut catatan kami, saldo piutang PT MAJU kepada Saudara per 31 Desember 2015
mencapai Rp 350.000.000 (Tiga ratus lima puluh juta rupiah).
Apabila jumlah tersebut telah cocok dengan catatan Saudara, mohon tandatangani dan
kirim kembali formulir yang kami lampirkan kepada akuntan kami. Akan tetapi, jika terdapat
perbedaan dengan jumlah pada catatan Saudara, mohon berikan penjelasan terkait
perbedaan tersebut pada kertas terpisah.
Atas kerja sama Saudara, kami ucapkan terima kasih.
Hormat kami,
(NAMA)
(Jabatan)
Dari surat tersebut, bisa diketahuii bahwa pengirim tidak sekadar mengirimkan surat
konfirmasi saldo piutang kepada PT ABC selaku pemilik utang. Pengirim surat tersebut juga
mengirimkan formulir yang merupakan sarana untuk menuliskan pernyataan langsung dari
pihak PT ABC terkait dengan kecocokan antara catatan piutang dari perusahaan dengan
catatan utang PT ABC.
Formulir yang disediakan bisa digunakan untuk konfirmasi positif maupun negatif. Akan
tetapi, jika terbukti ada kesalahan dan harus mengirim konfirmasi negatif, PT ABC wajib
memberikan catatan terkait kesalahan yang mungkin pada kertas yang berbeda. Format
untuk konfirmasi yang dilampirkan bersama surat konfirmasi ini secara garis besar adalah
sebagai berikut:
Jakarta, ……………………… 2017
Kepada Direktur Keuangan PT MAJU
Jalan Kapas 23
Jakarta …
Perihal : (Konfirmasi Positif / Negatif)
Dengan hormat,
Setelah membandingkan antara catatan perusahaan PT MAJU dengan catatan keuangan
kami, saldo piutang tersebut (benar / tidak benar). Menurut catatan kami, saldo piutang PT
MAJU adalah Rp _______.
Penjelasan mengenai perbedaan saldo adalah sebagai berikut:
_________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________
___________________________________________________________________
Terima kasih.
(tanda tangan)
Sebagai catatan, karena formulir ini disediakan untuk kondisi konfirmasi positif dan negatif,
maka perlakuannya akan berbeda. Jika hendak diisi sebagai konfirmasi positif, maka perihal
surat konfirmasi adalah Konfirmasi Positif dan bagian penjelasan untuk perbedaan catatan
tidak perlu diisi. Namun, jika diisi sebagai konfirmasi negatif, selain menegaskan di sisi
Perihal, juga memberikan penjelasan di badan surat konfirmasi.
2. Pelaporan Rekapitulasi Piutang
Kartu piutang akan menjelaskan transaksi terkait dengan piutang yang dimiliki per
pelanggan. Akan tetapi, jumlah pelanggan yang memiliki piutang untuk satu perusahaan
saja bisa sangat banyak. Hal ini tentu akan menyulitkan tingkat manajemen untuk membaca
kondisi keuangan perusahaan dan berapa aset yang bisa diklaim, hanya karena tidak
adanya rekapitulasi piutang. Maka dari itu, setelah memastikan bahwa kartu piutang sudah
mencatat transaksi selengkap mungkin, akuntan harus melakukan rekapitulasi atau
pencatatan terhadap semua saldo piutang yang dimiliki pelanggan dalam satu dokumen
bernama Laporan Rekapitulasi Saldo Piutang. Laporan ini akan mempermudah
pembacanya untuk mengetahui seberapa besar aset perusahaan dalam bentuk piutang.
Laporan rekapitulasi saldo piutang ini dengan jelas akan menampilkan nama-nama
perusahaan yang tercatat memiliki utang pada perusahaan, alamat kantor, dan nominal
utang mereka. Setelah semua tercatat, maka jumlah saldo tersebut dijumlah dan
didapatkan total nominal piutang perusahaan.
Bagaimana cara membuat laporan keuangan saldo piutang dan kapan laporan ini dibuat?
Laporan rekapitulasi saldo piutang ini hanya merangkum dari kartu-kartu piutang. Biasanya
dibuat di akhir periode. Periode yang dimaksud bisa dalam hitungan bulan, semester, atau
tahunan. Penentuan periode ini tergantung pada kebijakan perusahaan. Jika transaksi
piutang tersebut ternyata relatif sering, dalam jumlah besar, dan oleh debitur yang berbeda,
maka perusahaan biasanya akan memilih periode yang semakin pendek (umumnya per
bulan). Fungsi dari pembuatan laporan rekapitulasi saldo piutang ini tak sekadar memberi
tahu pembaca mengenai jumlah saldo piutang perusahaan dan siapa saja debiturnya,
melainkan juga sebagai sarana untuk mengontrol. Tingkat manajemen bisa mengontrol
bagaimana perlakuan perusahaan terhadap para debitur agar melunasi kewajibannya
dengan melihat laporan rekapitulasi ini. Pada akhirnya, laporan rekapitulasi ini bisa
membantu perusahaan untuk membuat kebijakan terkait dengan aktivitas utama mereka.

 Penghapusan Piutang adalah kerugian yang harus ditanggung perusahaan karena adanya piutang
yang tidak dapat ditagih. Piutang tidak dapat ditagih selain karena peminjam memiliki kondisi yang
menyulitkannya membayar, juga dapat disebabkan karena tidak dibuatnya kontrak atau perjanjian
yang jelas dan dilindungi hukum. Ketika perusahaan hendak melakukan penghapusan piutang,
perlu dilakukan berdasarkan metode penghapusan piutang. Menurut Zaki Baridwan, metode
penghapusan piutang adalah “piutang usaha yang tidak mungkin dapat ditagih, seperti debiturnya
bangkrut, meninggal, pailit dan lain-lain harus dihapuskan sehingga akan menjadi biaya bagi
perusahaan. Ada dua metode dalam metode penghapusan piutang, yaitu metode langsung dan
metode cadangan.
1. Metode Penghapusan Piutang Tidak Tertagih
 Metode Langsung disebut juga direct method. Dalam metode langsung, penghapusan
piutang baru akan dicatat dalam pembukuan ketika piutang sudah benar-benar
dinyatakan tidak dapat ditagih lagi. Metode ini biasanya digunakan oleh perusahaan
kecil atau perusahaan yang tidak dapat memperkirakan penghapusan piutang atau
piutang tak tertagih dengan tepat.
 Metode Tidak Langsung (Cadangan) disebut juga allowance method. Dalam metode
cadangan, perusahaan perlu melakukan penaksiran terhadap piutang tak tertagih pada
tiap akhir periode pembukuan. Metode ini biasanya digunakan oleh perusahaan yang
memiliki skala besar. Metode cadangan ini digunakan pada saat kerugian piutang cukup
besar jumlahnya. Ada tiga hal penting yang berkaitan dengan metode cadangan yaitu:
1.) Piutang yang tak tertagih yang jumlahnya ditaksir terlebih dahulu lalu diakui sebagai
biaya pada periode penjualan, missal piutang tak tertagih berasal dari tahun 2013
maka kerugian diakui pada tahun 2013 juga.
2.) Taksiran kerugian piutang dicatat dengan cara mendebet kerugian piutang dan
mengkredit cadangan kerugian piutang melalui jurnal penyesuaian.
3.) Piutang yang tidak dapat ditagih dicatat dengan mendebet rekening cadangan
kerugian piutang dan mengkredit rekening piutang usaha pada saat piutang
tersebut di hapus dari pembukuan.
2. Pencatatan penghapusan piutang dengan metode langsung
Perusahaan-perusahaan tersebut biasanya tidak melakukan perhitungan akan kerugian
piutang tak tertagih pada tiap akhir periode pembukuan atau pencatatan keuangan. Namun
kerugian piutang tersebut baru dicatat ketika sudah benar-benar pasti tidak dapat ditagih.
Piutang tersebut kemudian dihapus dan dibebankan pada perkiraan kerugian piutang. Dalam
pencatatannya, kerugian piutang atau beban penghapusan piutang di bagian debet. Dan
piutang di bagian kredit.
Beban penghapusan piutang xxxxx
Piutang xxxxx
Jika kemudian peminjam ternyata hendak melakukan pembayaran piutang tersebut, catatan
pun diperbahrui dengan adanya keterangan pelunasan piutang itu. Pencatatan dilakukan
dengan membalik pencatatan sebelumnya, yaitu piutang di sebelah debet dan kerugian
piutang atau beban penghapusan piutang di sebelah kredit. Seperti ini bentuk pencatatannya.
Piutang xxxxx
Beban penghapusan piutang xxxxx
Ketika pelunasan piutang sudah dilakukan, maka piutang tersebut masuk ke dalam kas
perusahaan. Pencatatannya adalah kas di bagian debet, dan piutang di bagian kredit.
Dengan begitu, sudah tidak ada lagi piutang dan menjadi kas perusahaan. Seperti ini bentuk
pencatatannya.
Kas xxxxx
Piutang xxxxx
Namun ada kalanya, peminjam baru menyatakan hendak melunasi piutang ketika sudah
dilakukan tutup buku pencatatan periode tertentu. Kalau mengalami situasi seperti ini, maka
pencatatannya adalah memunculkan piutang di bagian debet dan pendapatan lain-lain di
bagian kredit. Seperti ini bentuk pencatatannya.
Piutang xxxxx
Pendapatan lain-lain xxxxx
Jika sudah dilakukan pembayaran atas piutang tersebut, maka posisi piutang pun berubah
pada pencatatan. Piutang berada di bagian kredit, sementara di bagian debet masuk kas.
Seperti ini bentuk pencatatannya.
Kas xxxxx
Piutang xxxxx
3. Pencatatan penghapusan piutang dengan metode Tidak langsung
Metode penghapusan piutang cadangan disebut juga allowance method. Dalam metode
cadangan, perusahaan perlu melakukan penaksiran terhadap piutang tak tertagih pada tiap
akhir periode pembukuan. Metode ini biasanya digunakan oleh perusahaan yang memiliki
skala besar yang terbiasa mencatat perkiraan atau estimasi piutang yang tak dapat ditagih.
Perkiraan tersebut kemudian dicatat sebagai beban terhadap kerugian piutang tak tertagih.
Namun beban tersebut tidak lantas dikeluarkan dari perkiraan piutang, hanya dianggap
sebagai cadangan piutang tak tertagih. Dalam pencatatannya, beban kerugian piutang di
bagian debet. Dan cadangan kerugian piutang di bagian kredit. Seperti ini bentuk
pencatatannya.
Beban kerugian piutang xxxxx
Cadangan kerugian piutang xxxxx
Jika peminjam menyatakan telah benar-benar tidak bisa membayar hutangnya, maka
perusahaan perlu melakukan penghapusan terhadap piutang dari peminjam. Maka
pencatatannya adalah cadangan kerugian piutang di bagian debet, dan piutang di bagian
kredit. Seperti ini bentuk pencatatannya.
Cadangan kerugian piutang xxxxx
Piutang xxxxx
Ketika kemudian peminjam menyampaikan pada perusahaan bahwa ia dapat mengembalikan
hutangnya, maka piutang dapat dimunculkan kembali. Cadangan kerugian piutang pun
dihapuskan. Piutang berada di bagian debet, dan cadangan kerugian piutang di bagian kredit.
Berikut bentuk pencatatannya.
Piutang xxxxx
Cadangan kerugian piutang xxxxx
Saat pelunasan piutang dilakukan, maka piutang dihapus dan kas masuk perusahaan. Kas
berada di bagian debet dan piutang di bagian kredit. Berikut bentuk pencatatannya.
Kas xxxxx
Piutang xxxxx
4. Pencatatan penerimaan piutang yang dihapus
METODE PENCATATAN PENGHAPUSAN PIUTANG DAN PENERIMAAN KEMBALI
PIUTANG YANG TELAH DI HAPUS

METODE LANGSUNG METODE TIDAK LANGSUNG


(DIRECT METHOD) (INDIRECT METHOD)
Kerugian piutang tak tertagih dicatat pada periode Kerugian Piutang Tak Tertagih dicatat pada
penerimaan piutang, berdasrkan jumlah piutang periode terjadinya piutang / penjualan,
yang dihapuskan. berdasarkan taksiran melalui jurnal penyesuaian. :
Kerugian Piutang xxx
Cadangan Kerugian Piutang xxx
Setiap Penghapusan piutang, langsung dicatat Setiap penghapusan piutang , dibebankan
pada rekening kerugian piutang , dengan jurnal : kerekening Cadangan Kerugian Piutang , dengan
Kerugian Piutang xxx jurnal :
Piutang xxx Cadangan Kerugian Piutang xxx
Piutang xxx
Pernyataan Kesanggupan Debitur untuk Pernyataan kesanggupan debitur untuk
membayar atas piutang yang sudah dihapuskan : membayar atas piutang yang sudah dihapuskan
tidak ada jurnal dicatat dengan jurnal :
Piutang xxx
Cadangan Kerugian Piutang xxx
Waktu menerima pembayaran dari debitur yang Waktu menerima pembayran dari debitur yang
menyatakan kesanggupan membayar , dicatat menyatakan kesanggupan membayar , dicatat
dengan jurnal : dengan jurnal :
Kas xxx Kas xxx
Kerugian Piutang xxx Piutang xxx
Jika debitur yang sudah dihapuskan datang dan Jika debitur yang sudah dihapuskan datang dan
langsung membayar dicatat dengan jurnal : langsung membayar dicatat dengan jurnal :
Kas xxx Kas xxx
Kerugian Piutang xxx Cadangan Kerugian Piutang xxx

 Taksiran Piutang Tak Tertagih


1. Pendekatan penaksiran jumlah penyisihan piutang tak tertagih :
Penafsiran dilakukan untuk mengantisipasi tidak tertagihnya piutang dagang dimasa akan
datang akibat penjualan sekarang, untuk dibebankan sebagai periode yang bersangkutan.
Taksiran piutang tak tertagih ditentukan setiap akhir periode. Dasar yang digunakan dalam
menafsir piutang tak tertagih dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu:
 Pendekatan Neraca : Pendekatan ini menggunakan persentase tertentu dari total
piutang (saldo piutang atau analisis umur piutang) untuk menentukan besarnya
cadangan kerugian piutang pada periode yang sama dengan piutangnya. Sedangkan
besarnya kerugian piutang ditentukan dengan menselisihkan antara saldo cadangan
akhir periode.
 Pendekatan Laporan Laba rugi : Pendekatan ini menggunakan persentase tertentu
dari total penjualan (biasanya penjualan kredit) untuk menentukan besarnya kerugian
piutang pada periode yang sama dengan penjualannya.
2. Perhitungan dan pencatatan penaksiran jumlah penyisihan piutang tak tertagih dengan
pendekatan neraca
PENCATATAN DENGAN PENDEKATAN NERACA
Bila penaksiran berdasarkan saldo piutang maka jumlah cadangan kerugian yang akan
dilaporkan ditentukan sebesar jumlah taksirannya, sehingga ada dua kemungkinan yaitu
apakah saldo cadangan yang masih ada lebih kecil atau lebih besar dari jumlah taksiran
tersebut.
a. Bila cadangan sekarang lebih besar dari saldo cadangan yang ada berarti cadangan
Kurang maka harus ditambah jurnalnya:
Bad Debt Expense xxx
Allowance for bad debts xxx
b. Bila cadangan saekarang lebih kecil dari saldo cadangan yang ada berarti cadangan
Lebih maka harus dikurangi jurnalnya:
Allowance for bad debts xxx
Bad Debt Expense xxx
Jurnal Taksiran kerugian piutang dari saldo Piutang dagang
2006 Bad Debt expense 100.000

Allowance for bad debt 100.000

2007 Bad Debt expense 50.000

Allowance for bad debts 50.000

2008 Allowance for bad debt 30.000

Bad Debt expense 30.000

3. Perhitungan dan pencatatan penaksiran jumlah penyisihan piutang tak tertagih dengan
pendekatan laba rugi
PENCATATAN DENGAN PENDEKATAN LAPORAN LABA-RUGI
Bila penaksiran berdasarkan jumlah penjualan maka jumlah cadangan kerugian yang akan
dilaporkan ditentukan sebesar jumlah taksirannya ditambah dengan sadlo cadangan yang
masih ada. Contoh : Jurnal cadangan kerugian piutang Jurnal Taksiran kerugian piutang dari
Penjualan kredit bersih

2006 Bad Debt expense 40.000

Allowance for bad debt 40.000


2007 Bad Debt expense 60.000

Allowance for bad debts 60.000

2008 Bad Debt expense 50.000

Allowance for bad debt 50.000

PIUTANG WESEL
1. Pengertian Piutang Wesel : adalah piutang yang diperkuat dengan adanya perjanjian tertulis
(wesel). Sedangkan Wesel (Promissory Notes) adalah janji tertulis untuk membayar sejumlah
uang tertentu. Piutang Wesel lebih formal dibanding dengan Piutang Dagang karena terdapat janji
tertulis yang mengikat antara debitur (pihak yang menerima piutang) dan kreditur (pihak yang
memberikan piutang) untuk membayar sejumlah uang pada waktu tertentu. Surat wesel menjadi
salah satu bukti adanya piutang wesel. Piutang Wesel terjadi karna ada transaksi, dalam hal ini si
peminjam harus membuat surat perjanjian yang menyatakan bahwa akan membayar piutang
pada periode tertentu. Terkadang pihak peminjam meminta jaminan berupa kekayaan dan asset
lain.
2. Perbedaan wesel tagih dan wesel bayar
Wesel tagih adalah janji tertulis untuk membayar dalam jumlah dan jangka waktu tertentu. Badan
yang mengeluarkan wesel disebut Penarik wesel, sedangkan pihka yang menerima wesel disebut
Penerima wesel. Wesel Tagih merupakan salah satu perkiraan tetap, maka akun tersebut
dilaporkan pada Neraca. Wesel tagih yang masanya < 1 tahun dimasukkan dalam aktiva lancar,
sedangkan yang masanya > 1 tahun dimasukkan dalam piutang jangka panjang. Ini adalah
rumusan untuk mencari hasil akhir tagih. Sedangkan Wesel bayar merupakan kebalikan dari
wesel tagih. Jika masanya < 1 tahun maka akan dilaporkan pada Neraca pos kewajiban lancar,
sedangkan jika masanya > 1 tahun akan dilaporkan sebagai kewajiban jangka panjang.
3. Pihak pihak yang terlibat dalam wesel tagih
Dalam wesel tagih ada 2 pihak :
Penarik wesel, yaitu pihak yang memerintahkan pihak untuk membayar. penarik kemudian
menjual wesel ke pihak ketiga, maka penarik tersebut disebut endosan.
4. Menentukan nilai jatuh tempo wesel tagih yang berbunga dan tanpa bunga
1.) Wesel Tagih Tidak Berbunga : Tidak mencantumkan bunga, dengan demikian nilai nominal
wesel = nilai nominal pada jatuh temponya
2.) Wesel Tagih Berbunga : Pada hari jatuh tempo nilai wesel = harga nominal wesel + bunga
mulai tanggal penarikan s/d jatuh tempo
5. Pendiskontoan Piutang Wesel
1. Pengertian pendiskontoan piutang wesel
Pendiskontoan wesel adalah aktivitas menjaminkan surat wesel untuk mendapatkan sejumlah
dana cair. Besaran dana cair yang didapatkan dengan menjaminkan surat wesel tersebut
biasanya lebih kecil dari nominal piutang wesel yang dimiliki namun tidak terlalu jauh bedanya.
Penjaminan surat wesel ini tidak bisa ke sembarang orang. Biasanya, pihak yang dipercaya
sebagai tempat untuk menjaminkan surat wesel adalah bank. Piutang wesel ini merupakan
salah satu surat resmi yang dasar hukumnya cukup kuat sehingga bisa digunakan untuk
melakukan pencairan dana secara resmi ke lembaga keuangan.
2. Pengertian diskonto
Setelah memahami konsep dasar dari pendiskontoan wesel, kita beralih pada topik selanjutnya
yaitu diskonto. Diskonto adalah potongan atau bunga yang harus dibayarkan saat awal
peminjaman sejumlah uang. Hal ini mengakibatkan seseorang tidak bisa mendapatkan
pinjaman dengan besaran yang utuh dari yang diajukan. Diskonto juga dikenal dengan istilah
bunga dibayar di muka
3. Perhitungan diskonto wesel tanpa bunga dan wesel berbunga
Perhitungan Diskonto Wesel Tanpa Bunga
Untuk kasus wesel tak berbunga, ada cara sendiri untuk menghitung diskonto wesel tanpa
bunga. Sebelumnya, kita harus mengetahui unsur-unsur yang akan digunakan dalam
perhitungan ini.
1. Unsur pertama dari perhitungan ini adalah nominal wesel. Dikarenakan ini bukan wesel
berbunga, maka nominal wesel saat jatuh tempo sama dengan nominal wesel ketika
ditarik pertama kali.
2. Periode diskonto adalah usia mulai dari piutang wesel dijaminkan sampai dengan tanggal
jatuh temponya. Perlu diketahui bahwa hari pertama atau hari terjadinya transaksi
diskonto wesel tanpa bunga ini tidak dihitung sebagai hari diskonto. Namun, hari jatuh
tempo akan dihitung sebagai hari diskonto.
3. Menghitung nominal diskonto dengan rumus = nilai jatuh tempo (nominal wesel ketika
ditarik) x tarif x periode diskonto.
4. Rumus akhir untuk mendapatkan uang yang diterima dari hasil pendiskontoan wesel
tanpa bunga ini adalah = nilai jatuh tempo – nominal diskonto.
Ketika perusahaan memutuskan untuk mendiskonto piutang wesel tanpa bunga yang mereka
miliki, perusahaan akan mencatatnya seperti ini : (a) mendebit kas sebesar nilai uang yang
diterima. (b) mendebit biaya bunga sebesar nilai diskonto. (c) mengkredit piutang wesel
sebesar nilai nominal wesel tagih.
Perhitungan diskonto :
Diskonto = Nilai Jatuh Tempo x Tarif Diskonto x Periode Diskonto
Jurnal pencatatannya yaitu:
Kas Rp xxx
Piutang wesel didiskontokan Rp xxx
Atau,
Kas Rp xxx
Bunga Diskonto Rp xxx
Piutang wesel didiskontokan Rp xxx
Berikut contoh soal perhitungan tentang piutang wesel untuk menambah pemahaman anda
mengenai piutang wesel.
Contoh soal : Sebuah wesel tanggal 5 Agustus 2017 dengan nominal Rp 30.000.000, bunga 3
%, jangka waktu nya adalah 60 hari. Didiskontokan ke bank pada tanggal 5 September 2017
dengan tingkat diskonto 5 %. Diminta: hitung jumlah yang diterima dari wesel yang di
diskontokan !
Jawab :
Tanggal jatuh tempo piutang wesel 60 hari sejak 5 Agustus
Agustus (31-5) = 26 hari
September = 30 hari
Oktober = 4 hari
60 hari
Tanggal jatuh tempo piutang wesel adalah tanggal 04 Oktober
Wesel didiskontokan ke bank tanggal 5 September
September (30-5) = 25 hari
Oktober = 4 hari
29 hari
Perhitungan bunga piutang wesel:
Bunga = Rp 30.000.000 x 3 % x 60/360 = Rp 150.000
Jadi, nilai jatuh tempo wesel adalah (Rp 30.000.000 + Rp 150.000) = Rp 30.150.000
Perhitungan diskonto:
Nilai Diskonto = Rp 30.000.000 x 5 % x 29/360 = Rp 120.833
Jumlah uang yang diterima = Rp 30.150.000 – Rp 120.833 = Rp 30.029.167
Jurnal umum untuk mencatat pendiskontoan wesel:
Kas Rp 30.029.167
Bunga diskonto Rp 120.833
Piutang wesel didiskontokan Rp 30.000.000
Pendapatan bunga Rp 150.000

HUTANG JANGKA PENDEK


Hutang adalah pengorbanan manfaat ekonomi di masa yang akan datang yang mungkin terjadi akibat
kewajiban suatu badan usaha pada masa kini untuk mentransfer aktiva atau menyediakan jasa pada
badan usaha lain di masa yang akan datang sebagai akibat transaksi atau kejadian di masa lalu.
Utang-utang yang menjadi kewajiban suatu perusahaan dikelompokkan dalam dua kelompok yaitu
utang jangka pendek dan utang jangka panjang. Pada prinsipnya utang akan dicantumkan sebesar
nilai tunai dari utang-utang tersebut, tetapi pada umumnya utang jangka pendek akan dicantumkan
dengan jumlah sebesar nilai nominalnya. Penyimpangan ini dilakukan dengan dasar anggapan bahwa
selisih antara nilai nominal dengan nilai tunainya relatif kecil.
Utang jangka pendek dibagi dalam tiga bagian yaitu : (a) Utang jangka pendek yang jumlahnya dapat
diketahui, (b) Utang jangka pendek yang jumlahnya belum dapat ditetapkan (c) Utang-utang bersyarat.

Hutang Jangka Pendek Yang Jumlahnya Diketahui


Hutang jangka pendek dikatakan sudah pasti bila memenuhi dua syarat : (1) Kewajiban untuk
membayar sudah pasti, artinya sudah terjadi transaksi yang menimbulkan kewajiban membayar. (2)
Jumlah yang harus dibayar sudah pasti.
Utang-utang yang memenuhi dua syarat di atas terdiri dari berbagai jenis utang sebagai berikut :
1. Hutang dagang dan utang wesel. Utang dagang dan utang wesel biasanya timbul dari
pembelian barang-barang atau jasa-jasa dan dari pinjaman jangka pendek. Dalam menentukan
jumlah utang jangka pendek perlu diperhitungkan utang atas barang-barang yang dibeli yang
masih dalam perjalanan. Pencatatan utang atas pembelian barang yang masih dalam perjalanan
harus mempertimbangkan syarat pengirimannya.
Utang wesel ada yang dijamin, ada juga yang tanpa jaminan, di dalamnya termasuk wesel-wesel yang
dikeluarkan untuk pembelian barang-barang atau jasa, pinjaman bank jangka pendek, pegawai
atau pemegang saham dan untuk pembelian mesin-mesin dan alat-alat.
2. Hutang jangka panjang yang jatuh tempo dalam periode itu. Utang obligasi dan utang-utang
jangka panjang lainnya yang akan dilunasi kurang dari satu tahun dilaporkan sebagai utang
jangka pendek. Jika yang jatuh tempo hanya sebagian, maka bagian yang jatuh tempo dalam
tahun itu dilaporkan sebagai utang jangka pendek, sedang yang belum jatuh tempo tetap
dilaporkan sebagai utang jangka panjang. Apabila utang jangka panjang yang jatuh tempo dalam
periode itu akan dilunasi dengan dana-dana pelunasan atau dari uang hasil penjualan obligasi
baru atau akan ditukar dengan saham, maka utang jangka panjang tadi tetap dilaporkan sebagai
utang jangka panjang. Walaupun pelunasannya masih dalam waktu satu tahun, tetapi karena tidak
dilunasi dengan sumber aktiva lancar dan tidak menimbulkan utang jangka pendek yang baru,
maka tidak dikelompokkan dalam utang jangka pendek.
3. Hutang dividen. Dividen yang dibagikan dalam bentuk uang atau aktiva (jika belum dibayar)
dicatat dengan mendebit rekening laba tidak dibagi dan mengkredit utang dividen. Karena utang
dividen ini segera akan dilunasi maka termasuk dalam kelompok utang jangka pendek. Utang
dividen ini timbul pada saat pengumuman pembagian dividen oleh direksi dan terutang sampai
tanggal pembayaran. Dividen untuk saham prioritas, walaupun jumlahnya sudah pasti, tetapi
sebelum tanggal pengumuman belum merupakan utang. Utang dividen skrip akan dikelompokkan
sebagai utang jangka pendek jika segera akan dilunasi. Pembagian dividen dalam bentuk saham
(dividen saham) dicatat dengan debit laba tidak dibagi dan kredit dividen saham yang akan dibagi.
Kredit yang dibuat untuk mencatat dividen saham yang akan dibagi tidak termasuk dalam
kelompok utang jangka pendek tetapi merupakan elemen modal.
4. Uang muka dan jaminan yang dapat diminta kembali. Uang muka merupakan pembayaran di
muka dari pembeli untuk barang-barang yang dipesan. Sebelum barang-barang diserahkan pada
pembeli, uang muka tersebut merupakan utang jangka pendek. Jaminan yang diminta dari
langganan juga merupakan utang, jika jaminan itu dapat ditarik kembali sewaktu-waktu, maka
merupakan utang jangka pendek. Tetapi jika jaminan itu akan disimpan dalam perusahaan untuk
jangka waktu yang lama, maka termasuk dalam kelompok utang jangka panjang.
5. Dana yang dikumpulkan untuk pihak ketiga. Jaminan yang diminta dari langganan juga
merupakan utang, jika jaminan itu dapat ditarik kembali sewaktu-waktu, maka merupakan utang
jangka pendek. Tetapi jika jaminan itu akan disimpan dalam perusahaan untuk jangka waktu yang
lama, maka termasuk dalam kelompok utang jangka panjang. Sebagai contoh setiap membayar
gaji pegawai dipotong 15% sebagai pajak penghasilan pegawai yang nantinya akan disetorkan ke
kas negara. Pajak yang dipotong oleh perusahaan dicatat sebagai utang lancar. Apabila gaji
pegawai bulan November 2005 sebesar Rpl.200.000,- maka PPh pegawai sebesar 15% akan
dicatat dengan jurnal sebagai berikut:
Perusahaan-perusahaan yang dikenakan pajak pertambahan nilai (PPN) akan membebankan
PPN ini kepada pembeli, yaitu dengan menambahkan PPN pada harga jual. PPN yang diterima
dicatat sebagai utang sampai saat penyetorannya ke Kas Negara. Misalnya: Penjualan bulan
Maret 2005 sebesar Rp22.000.000,-, termasuk PPN sebesar 10%, maka pencatatan penjualan
dilakukan dengan jurnal sebagai berikut:

Perhitungan: PPN = 10/no x Rp22.000.000,- = Rp2.000.000,-… Pada saat menyetorkan PPN


tersebut ke Kas Negara, dibuat jurnal sebagai berikut:

6. Utang biaya (biaya yang masih akan dibayar). Utang biaya merupakan utang yang timbul dari
pengakuan akuntansi terhadap biaya-biaya yang sudah terjadi tetapi belum dibayar. Yang
termasuk dalam kelompok ini adalah utang yang timbul dari gaji dan upah, bonus, biaya sewa dan
Iain-lain.

Utang jangka pendek yang jumlahnya belum dapat ditetapkan


Biasanya jumlah kewajiban dari suatu utang sudah dapat ditentukan, baik dari kontrak maupun dari
perhitungan dengan dasar suatu tarif tertentu. Akan tetapi tidak semua utang dapat ditentukan
jumlahnya, kadang-kadang terdapat utang-utang yang sudah jelas harus dibayar, tetapi pada tanggal
neraca jumlahnya masih belum pasti. Karena jumlahnya masih belum jelas, tetapi kewajibannya sudah
pasti maka pada tanggal neraca dilakukan perhitungan jumlah kewajiban dengan cara taksiran.
Taksiran utang ini mungkin dikelompokkan sebagai utang jangka pendek atau jangka panjang,
tergantung pada saat pelunasan utang tersebut. Jika pelunasannya segera, maka dikelompokkan
sebagai utang jangka pendek, tetapi jika pelunasannya akan dilakukan beberapa periode yang akan
datang maka dikelompokkan sebagai utang jangka panjang.
Beberapa jenis taksiran utang jangka pendek yang nampak dalam neraca adalah:
1. Taksiran Utang Pajak Penghasilan
Pada akhir periode sesudah diketahui laba yang diperoleh, diperlukan untuk menaksir
besarnya pajak penghasilan yang akan menjadi beban tahun yang bersangkutan. Besarnya pajak
biasanya ditaksir dengan cara mengalikan tarif pajak yang berlaku dengan jumlah laba. Sesudah
taksiran pajak ini dihitung, akan dicatat dengan jurnal yang mendebit rekening pajak penghasilan
dan dikreditkan ke rekening utang pajak penghasilan.
2. Taksiran Utang Hadiah yang Beredar
Kadang-kadang ditawarkan hadiah atas pembelian barang-barang tertentu. Hadiah-hadiah ini
merupakan biaya untuk periode di mana penjualan barang-barang tersebut terjadi. Apabila hadiah-
hadiah itu habis waktunya pada akhir periode maka tidak perlu dibuat jurnal penyesuaian. Tetapi
apabila jangka waktu pengambilan hadiah melampaui suatu periode akuntansi, maka pada akhir
tahun dibuat jurnal penyesuaian yang mendebit rekening biaya hadiah penjualan dan mengkredit
rekening utang hadiah yang beredar. Jumlah utang hadiah yang beredar ini dihitung dengan cara
taksiran dari jumlah penjualan.
3. Taksiran Utang Garansi
Jika barang-barang yang dijual disertai dengan garansi untuk perbaikan- perbaikan maka pada
akhir periode dihitung taksiran jumlah biaya yang akan terjadi sebagai akibat garansi tersebut.
Taksiran biaya itu didebitkan ke rekening biaya garansi dan dikreditkan ke rekening taksiran utang
garansi. Cara tersebut merupakan cara yang sesuai dengan prinsip matching atau
mempertemukan. Dengan cara ini yang selanjutnya disebut expense warranty
treatment biaya garansi dibebankan sebagai biaya pada periode dicatatnya penjualan. Sebagai
contoh, misalnya PT. Budikarya Cipta menghasilkan televisi. Berdasarkan pengalaman, garansi
untuk satu set televisi rata-rata sebesar Rp50.000,-. Harga jual satu televisi sebesar Rpl.000.000,-.
Jurnal yang dibuat oleh PT. Budikarya Cipta untuk mencatat penjualan, taksiran garansi, dan biaya
yang sesungguhnya dikeluarkan sebagai berikut:

Ada satu metode lain yang dapat digunakan untuk mencatat biaya garansi. Metode lain ini disebut
sales warranty treatment. Dalam metode ini sebagian harga jual ditunda pengakuannya, sampai
saat terjadinya pengeluaran biaya garansi yang sesungguhnya. Karena cara ini juga berdasar pada
dasar accrual, maka dapat digunakan. Kelemahannya, adalah dilihat dari prinsip mempertemukan.
Dalam cara ini, penghasilan ditunda menunggu sampai terjadinya biaya. Seharusnya, yang benar
adalah biaya dibebankan sesuai dengan saat pengakuan pendapatan. Oleh karena itu, cara
pertama (expense warranty treatment) sebaiknya yang digunakan.
4. Taksiran Utang Pensiun
Apabila karyawan yang berhenti sesudah bekerja untuk jangka waktu tertentu diberi pensiun,
maka biaya pensiun yang dibayarkan selama masa hidupnya karyawan tersebut akan dibebankan
sebagai biaya ke periode- periode di mana karyawan tersebut bekerja. Jumlah pensiun yang akan
dibayarkan ditaksir berdasarkan jumlah karyawan, umur dan jangka waktu pembayaran pensiun.
Selanjutnya jumlah taksiran tadi dibagi dengan taksiran jangka waktu bekerjanya karyawan
tersebut. Setiap periode jumlah taksiran ini didebitkan ke rekening biaya gaji dan upah atau
biaya produksi tidak langsung dan dikreditkan ke rekening utang pensiun. Pada saat pensiun
dibayar, rekening utang pensiun didebit dan rekening kas dikredit.

Utang Bersyarat (Contingent Liabilities) : Utang-utang bersyarat merupakan utang-utang yang


sampai pada tanggal neraca masih belum pasti apakah akan menjadi kewajiban atau tidak. Utang-
utang semacam ini timbul akibat kegiatan di masa yang lalu. Untuk menentukan apakah suatu
utang itu merupakan utang bersyarat atau taksiran utang, dasarnya adalah kepastian timbulnya
kewajiban. Jika kewajiban membayar itu pasti timbul, walaupun jumlahnya belum pasti maka utang
jenis ini merupakan taksiran utang. Tetapi jika kewajiban membayar itu masih belum pasti, mungkin
jumlahnya sudah pasti atau mungkin juga belum pasti, maka utang-utang seperti ini merupakan
utang-utang bersyarat. Jadi sesungguhnya perbedaan yang ada di antara taksiran utang dengan
utang bersyarat adalah kepastian timbulnya kewajiban membayar dan bukannya mengenai
kepastian jumlahnya. Yang termasuk dalam utang-utang bersyarat adalah: (a) Piutang wesel
didiskontokan dan piutang dijaminkan. (b) Endorsemen bersyarat atas wesel-wesel. (c) Sengketa
hukum. (d) Tambahan pajak yang belum jelas kepastiannya. (e) Jaminan terhadap utang anak
perusahaan. (f) Garansi terhadap penurunan harga barang-barang yang dijual. Utang bersyarat
dalam neraca bisa ditunjukkan dengan catatan kaki atau dilaporkan dengan judul tersendiri, tetapi
tidak ikut dijumlahkan dengan utang-utang yang lain.

Anda mungkin juga menyukai