Anda di halaman 1dari 9

TUGAS RESUME MATERI

Untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Manajemen Keuangan II yang diampu oleh Ibu Mariana,
S.Pd, M.Ak

Oleh :
Kelompok 8

1. Ira Rahmah Maulia (18080694009)


2. Anita (18080694049)
3. Muhammad Aldian (18080694066)
4. Dwita Ashila Ramadhanty (18080694073)

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA


FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN AKUNTANSI
2019
A. Pengertian Piutang
Piutang merupakan salah satu unsur dari aktiva lancar dalam neraca perusahaan yang timbul akibat
adanya penjualan barang dan jasa atau pemberian kredit terhadap debitur, yang pembayaran pada
umumnya diberikan dalam tempo 30 hari sampai dengan 90 hari.
Dalam arti luas, piutang merupakan tuntutan terhadap pihak lain yang berupa uang, barang-barang
atau jasa-jasa yang dijual secara kredit. Piutang bagi kegunaan akuntansi lebih sempit
pengertiannya yaitu untuk menunjukkan tuntutan-tuntutan pada pihak luar perusahaan yang
diharapkan akan diselesaikan dengan penerimaan jumlah uang tunai.
Pada umumnya piutang timbul akibat dari transaksi penjualan barang dan jasa perusahaan, dimana
pembayaran oleh pihak yang bersangkutan baru akan dilakukan setelah tanggal transaksi jual
beli. Mengingat piutang merupakan harta perusahaan yang sangat liquid maka harus dilakukan
prosedur yang wajar dan cara-cara yang memuaskan dengan para debitur sehingga perlu disusun
suatu prosedur yang baik demi kemajuan perusahaan[1].

B. Jenis-Jenis Piutang
Piutang dapat digolongkan menjadi 3 golongan berdasarkan jenisnya, yakni sebagai berikut :
1. Piutang Usaha.
Piutang usaha adalah sejumlah pembelian kredit dari pelanggan. Piutang timbul sebagai akibat dari
penjualan barang atau jasa. Piutang ini biasanya diperkirakan akan tertagih dalam waktu 30 sampai
60 hari.
Secara umum, jenis piutang ini merupakan piutang terbesar yang dimiliki perusahaan. Piutang
usaha merupakan piutang yang dihubungkan dengan aktivitas operasi normal sebuah bisnis, yaitu
penjualan kredit barang atau jasa untuk pelanggan[2].
Kemudian faktor-faktor yang mempengaruhi piutang usaha antara lain sebagai berikut:
a. Volume Penjualan Kredit.
Makin besar proporsi penjualan kredit dari total penjualan maka jumlah investasi dalam piutang
juga demikian. Artinya, perusahaan harus menyediakan investasi yang lebih besar dalam piutang
dan meski berisiko semakin besar, profitabilitasnya juga akan meningkat.

b. Syarat Pembayaran Penjualan Kredit


Syarat pembayaran penjualan kredit dapat bersifat ketat atau lunak. Apabila perusahaan
menetapkan syarat pembayaran yang ketat artinya keselamatan kredit lebih diutamakan dari
profitabilitasnya. Syarat pembayaran yang ketat antara lain tampak dari batas waktu pembayaran
yang pendek atau pembebanan bunga yang berat untuk pembayaran piutang terlambat. Umumnya,
syarat pembayaran penjualan kredit dinyatakan dengan term tertentu, misalnya 2/10 net 30. Ini
berarti apabila pembayaran dilakukan dalam waktu 10 hari sesudah waktu penyerahan barang, si
pembeli akan mendapatkan potongan tunai sebesar 2% dari harga penjualan, dan pembayaran
selambat-lambatnya dilakukan dalam waktu 30 hari sesudah waktu penyerahan barang.

c. Ketentuan Tentang Pembatasan Kredit


Dalam penjualan secara kredit, perusahaan dapat menetapkan batas maksimal bagi kredit yang
diberikan kepada para pelanggan. Makin tinggi batas waktu yang diberikan kepada pelanggan,
makin besar pula dana yang diinvestasikan kedalam piutang.

d. Kebijakan dalam Penagihan Piutang


Kebijakan dalam menagih piutang, secara aktif ataupun pasif, dapat dilakukan oleh perusahaan.
Perusahaan yang menjalankan kebijakan aktif dalam menagih piutang akan mempunyai
pengeluaran dana yang lebih besar untuk membiayai aktivitas ini, namun dapat memperkecil
resiko tidak tertagihnya piutang. Perusahaan juga berharap agar pelanggan menyetor pembayaran
hutang tepat waktu

2. Wesel Tagih.
Wesel Tagih adalah surat formal yang diterbitkan sebagai bentuk pengukuran utang. Wesel tagih
biasanya memiliki waktu tagih antara 60 – 90 hari atau lebih lama serta mewajibkan pihak yang
berhutang untuk membayar bunga.
Wesel tagih dan piutang usaha yang disebabkan karena transaksi penjualan biasa disebut dengan
piutang dagang (trade account). Piutang wesel merupakan piutang yang diterbitkan oleh janji
tertulis formal untuk membayar sejumlah uang tertentu pada tanggal tertentu[3].

3. Piutang Lain-Lain.
Piutang lain-lain adalah mencakup selain piutang dagang, yakni piutang bunga, piutang gaji, uang
muka karyawan, dan restitusi pajak. Secara umum bukan berasal dari kegiatan operasional
perusahaan. Oleh karena itu, piutang jenis ini diklasifikasikan dan dilaporkan pada bagian yang
secara terpisah dalam neraca.
Jika piutang ini diharapkan akan tertagih dalam satu tahun, maka piutang tersebut diklasifikasikan
sebagai aktiva lancar. Jika penagihan lebih dari satu tahun, maka piutang tersebut diklasifikasikan
dalam piutang tidak lancar dan dilaporkan di bawah judul investasi. Piutang lain-lain merupakan
piutang apapun yang muncul dari transaksi yang tidak secara langsung berhubungan dengan
aktivitas operasi normal sebuah bisnis[4].

C. Pengelolaan Piutang.
Piutang merupakan aset yang cukup material. Oleh karena itu diperlukan manajemen pengelolaan
piutang yang efektif dan efisien agar jumlah dana yang diinvestasikan dalam piutang sesuai dengan
tingkat kemampuan perusahaan sehingga tidak mengganggu aliran kas.
Dalam pelaksanaan pengelolaan piutang, perlu adanya suatu kebijakan pengelolaan piutang
yang meliputi pengambilan keputusan-keputusan sebagai berikut:
1. Standar Kredit
Standar kredit adalah kualitas minimal kelayakan kredit seorang pemohon kredit yang dapat
diterima oleh perusahaan. Dengan adanya standar tersebut, perusahaan dapat meningkatkan
penjualannya melalui penjualan secara kredit namun tidak menimbulkan resiko piutang tak
tertagih yang berlebihan.
Perusahaan harus menentukan standar kredit yang tepat, yang lebih besar manfaat yang akan
diperoleh bagi perusahaan daripada biaya akan dikeluarkan perusahaan dengan adanya standar
tersebut.

2. Syarat Kredit.
Suatu syarat kredit menetapkan adanya periode di mana kredit diberikan dan potongan tunai untuk
pembayaran yang lebih awal. Faktor yang mempengaruhi syarat kredit adalah :
a. Sifat ekonomik produk
b. Kondisi penjual
c. Kondisi pembeli
d. Periode kredit
e. Potongan tunai
f. Tingkat bunga bebas risiko.

3. Kebijakan Kredit dan Pengumpulan Piutang.


Kebijakan kredit dan pengumpulan piutang mencakup beberapa keputusan yaitu:
a. Kualitas jumlah yang diterima
b. Periode kredit
c. Potongan tunai
d. Persyaratan khusus
e. Tingkat pengeluaran untuk pengumpulan piutang.
Banyaknya piutang yang tak tertagih akan membuat biaya penagihan meningkat. Akan tetapi,
usaha pengumpulan piutang juga tidak dianjurkan terlalu agresif, karena dapat mengurangi
penjualan dan keuntungan perusahaan di masa mendatang karena pelanggan akan beralih ke
perusahaan lain.
Pembayaran yang dilakukan lebih cepat maka memperoleh diskon sebesar 2 persen.

Contohnya yaitu jika pembeli melakukan pembayaran lebih cepat untuk menghitung tingkat bunga
efektif yang dibayar pembeli dengan nilai pesanan Rp 1000, maka pembeli dapat membayar Rp
980 dalam jangka waktu 10 hari atau menunggu 20 hari kemudian dengan membayar Rp 1000

Diskon yang diperoleh dalam jangka wkatu 10 hari

2
X 1000= 20
100

Untuk menghitung bunga dengan tingkat bunga yang tidak diketahui dengan menggunakan
perhitungan nilai sekarang
1000
980 = 𝑅
(1+ 365 )
20

R = 37,24 %

Suku bunga tahunan R adalah 37,24%. Pembeli harus membayar bunga setelah 20 hari
menjadi 365/20= 18,25 periode 20 hari dalam satu tahun. Dan pembeli harus membeayar tingkat
suku bunga tahunan sebesar 44,59 %.

Menghitung suku bunga tahunan efektif

𝑅 𝑚 0,3724 18,25
(1 + 𝑚) − 1 = (1+ 18,25 ) -1 = 44,59 %

D. Perputaran Piutang.
Piutang yang dimiliki oleh suatu perusahaan mempunyai hubungan yang erat dengan volume
penjualan kredit, karena timbulnya piutang disebabkan oleh penjualan barang-barang secara kredit
dan hasil dari penjualan secara kredit netto dibagi dengan piutang rata-rata merupakan perputaran
piutang
Nilai dari perputaran piutang tergantung dari syarat pembayaran piutang tersebut. Makin lunak
atau makin lama syarat pembayaran yang ditetapkan berarti makin lama modal terikat dalam
piutang.
Pendapat mengenai perputaran piutang menurut Drs. Munawir mengatakan bahwa “Posisi piutang
dan taksiran waktu pengumpulannya dapat dinilai dengan menghitung tingkat perputaran piutang
(turn over receivable) yaitu, dengan membagi total penjualan kredit netto dengan piutang rata-
rata”.
Menurut Warren Reeve perputaran piutang adalah “Usaha (account receivable turn
over)untuk mengukur seberapa sering piutang usaha berubah menjadi kas dalam setahun”.
Dari dua pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa perputaran piutang itu ditentukan dua
faktor utama, yaitu penjualan kredit dan rata-rata piutang. Rata-rata piutang dapat diperoleh
dengan cara menjumlahkan piutang awal periode dengan piutang akhir periode dibagi dua.
Adakalanya angka penjualan kredit untuk suatu periode tertentu tidak dapat diperoleh sehingga
yang digunakan sebagai penjualan kredit adalah angka total penjualan.

E. kebijakan kredit

“Kebijakan kredit adalah pedoman yang ditempuh oleh perusahaan dalam menentukan apakah
kepada seorang langganan akan diberikan kredit dan kalau diberikan berapa banyak atau berapa
jumlah kredit yang akan diberikan tersebut”
(Syamsuddin, 2007:256).
Menurut Brigham dan Houston (2011:281) bahwa kebijakan kredit terdiri atas sekumpulan aturan
yang meliputi:

1. Periode Kredit, yaitu berapa lama masa yang diberikan pembeli agar dapat membayar apa
yang dibelinya. Dan juga menyangkut penentuan periode kredit dan pemberian potongan
tunai untuk pembayaran yang lebih awal.
Syarat kredit menyangkut 2 hal ;
a. periode kredit : semakin panjang kredit, investasi piutang dagang semakin tinggi
b. potongan tunai: potongan pembayaran karena membeli secara tunai
2. Diskon, yaitu adanya pengurangan biaya/harga apabila pembayaran dilakukan lebih awal.
3. Standar Kredit (credit standarts) atau Evaluasi kredit dan penilaian
acuannya adalah pada tingkat kemampuan keuangan yang diminta dari pelanggan yang
layak diterima. standar kredit yang terdiri dari
a. Standar kredit optimal yang ditentukan oleh biaya marginal
b. pemberian kredit dan laba marginal karena peningkatan penjualan
c. Biaya marginal adalah biaya yang berkaitan dengan kualitas langganan seperti :
- kerugian piutang ragu-ragu
- biaya penagihan
- biaya yang terkait dengan piutang dagang
d. Kemudian cara penilaian menggunakan metode Five C of Credit (5C) yang terdiri
dari : --- Characters : adalah data tentang kepribadian dari calon pelanggan seperti
sifat-sifat pribadi, kebiasaan-kebiasaannya, cara hidup, keadaan, dan latar belakang
keluarga maupun hobinya. Karakter ini untuk mengetahui apakah nantinya calon
nasabah ini jujur berusaha untuk memenuhi kewajibannya
-Capacity : merupakan kemampuan calon nasabah dalam mengelola usahanya yang
dapat dilihat dari pekerjaannya, pengalaman mengelola usaha (business record)
nya, sejarah perusahaan yang pernah dikelola (pernah mengalami masa sulit apa
tidak, bagaimana mengatasi kesulitan). Capacity ini merupakan ukuran dari ability
to play atau kemampuan dalam membayar.
-Capital : adalah kondisi kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan yang
dikelolanya. Hal ini bisa dilihat dari neraca, laporan rugi-laba, struktur permodalan,
rasio-rasio keuntungan yang diperoleh. Dari kondisi di atas bisa dinilai apakah
layak calon pelanggan diberi pembiayaan, dan berapa besar nilai pembiayaan yang
layak diberikan
-Collateral : adalah jaminan yang mungkin bisa disita apabila ternyata calon
pelanggan benar-benar tidak bisa memenuhi kewajibannya. Collateral ini
diperhitungkan paling akhir, artinya bilamana masih ada suatu kesangsian dalam
pertimbangan-pertimbangan yang lain, maka bisa menilai harta yang mungkin bisa
dijadikan jaminan
-Conditions : Pembiayaan yang diberikan juga perlu mempertimbangkan kondisi
ekonomi yang dikaitkan dengan prospek usaha calon nasabah. Ada suatu usaha
yang sangat tergantung dari kondisi perekonomian, oleh karena itu perlu
mengaitkan kondisi ekonomi dengan usaha calon pelanggan
e. Analisis informasi kredit yang terdiri dari :
- Analisis ratio keuangan: penekanan pada ratio likuiditas, leverage dan
profitabilitas
- Analisis kinerja pelanggan dalam membayar hutangnya (misal membandingkan
ratio umur rata-rata hutang dagang perusahaan dengan industrinya)
- Analisis bidang usaha pelanggan sekaligus memposisikan diri sebagai penasehat
4. Kebijakan penagihan(collection policy), acuannya terdapat pada prosedur yang akan
dipergunakan untuk menagih atas rekening-rekening yang jatuh temponya telah lewat,
upaya penagihan dengan cara :
a. Pemantauan piutang dengan menganalisis umur piutang
b. Upaya penagihan dengan mengirim surat tunggakan, menelpon pelanggan,
bekerjasama dengan pihak penagih piutang dan upaya terakhir adalah mengambil
tindakan hukum.
F. Dampak kebijakan kredit
1. Dampak terhadap pendapatan
2. Dampak terhadap beban

G. Informasi kredit
Sumber yang digunakan oleh perusahaan untuk mendapat informasi kredit pelanggan
antara lain:
1. Laporan keuangan seperti laporan laba rugi dan laporan posisi keuangan yang dapat
digunakan sebagai dasar untuk menerima atau menolak kredit
2. Laporan kredit mengenai riwayat pembayaran pelanggan di perusahaan lain
(penyedia informasi kredit)
3. Bank akan memberikan informasi bagi nasabah tentang kelayakan kredit
perusahaan lain
4. Riwayat pembayaran pelanggan di perusahaan yaitu dengan memeriksa apakah
pelanggan telah menyelesaikan kewajiban mereka di masa lalu

H. Periode Kredit

Periode kredit adalah jangka waktu kredit yang diberikan. Setiap industri memberikan
periode kredit yang berbeda-beda, tetapi pada umumnya periode kredit berkisar antara 30-120 hari.
Jika terdapat penawaran diskon tunai maka periode kredit dibagi menjadi dua, yaitu periode kredit
bersih dan periode diskon tunai. Periode kredit bersih adalah jangka waktu yang diberikan kepada
pelanggan sebelum pelanggan melakukan pembayaran sedangkan periode diskon tunai adalah
jangka waktu sejak diskon tersedia. Misal dalam syarat 2/10, net 30, periode kredit bersih adalah
30 hari dan periode diskon tunai adalah 10 hari.
Tanggal faktur adalah awal dari sebuah periode kredit. Faktur adalah tagihan tertulis dari
barang yang dikirim kepada pembeli. Berdasarkan kesepakatan tanggalfaktur adalah tanggal
pengiriman barang atau tanggal penagihan, bukan tanggal penerimaan barang atau saat penagihan.
Namun dalam kesepakatan kredit terdapat banyak aturan lainya. Misalnya syarat ROG (receipt of
goods), dalam syarat ini periode kredit dimulai sejak barang diterima. Adapun juga syarat EOM
dimana syarat ini menetapkan bahwa semua penjualan dalam bulan tertentu diasumsikan terjadi
pada akhir bulan.
Terdapat beberapa factor yang mempengaruhi periode kredit. Dua fktor yang paling
penting adalah periode persediaan dan siklus operasi pembeli. Singkatnya semakin pendek periode
persediaan dan siklus operasi maka akan semakin pendek periode kredit. Pernyataan ini tentunya
dengan asumsi bahwa factor lain tidak berubah. Periode persediaan adalah jangka waktu pembeli
memperoleh persediaannya dari kita, memprosesnya dan menjual persediaaan tersebut.jika
periode kredit kita berikan melebihi periode persediaan pembeli maka dapat dikatakan bahwa kita
telah mendanai tidak hanya pembelian persediaan tetapi juga mendanai piutang pembeli. Jika
periode kredit melebihi siklus opersai pembeli maka kita justru memberikan penyediaan
pendanaan bagi bisnis pelanggan diluar pembelian dan penjualan barang kita. Alasanya adalah
secara efektif pembeli memiliki pinjaman dari kita bahkan setelah barang terjual oleh pembeli,
maka pembeli dapat menggunakan kredit kita untuk tujuan lainya. Karena lasan ini jangka waktu
siklus operasi pembeli sering kali digunakan untuk batas atas penentuan periode kredit yang
diberikan.
Terdapat beberapa factor yang mempengaruhi periode kredit, tentunya beberapa juga
mempengaruhi siklus operasi pembeli. Factor-faktor berikut diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Barang-barang mudah rusak dan nilai agunan
Barang-barang yang mudah rusak memiliki perputaran yang cepat dan memiliki
nilai agunan yang lebih rendah. Periode kredit untuk barang-barang seperti ini biasanya
relative lebih pendek.
2. Permintaan konsumen
Produk-produk yang sudah meluas dimasyarakat biasanya memiliki perputaran
yang cepat. Sebaliknya produk yang belum luas dimasyarakat akan memiliki perputaran
yang lambat. Untuk itu periode kredit yang akan diberikan akan lebih lama karena untuk
menarik minat konsumen.
3. Biaya profitabilitas dan standarisasi
Barang-barang yang relative tidak mahal maka biasanya cenderung memiliki
periode kredit lebih pendek.barang ini juga berlaku untuk barang yang telah
distandarisasikan.
4. Resiko kredit
Semakin besar resiko kredit maka semakin singkat periode kredit yang akan
diberikan.
5. Ukuran atau nilai akun
Jika sebuah akun nilainya kecil maka periode kredit lebih pendek karena beban
penanganan akun bernilai kecil cukup besar dan pelanggan tidak cukup penting.
6. Persaingan
Ketika penjual berada dalam persaingan yang tinggi makapenjual pada umumnya
menawarkan periode kredit yang lebih panjang untuk menarik minat pelanggan.
7. Jenis pelanggan
Penjual sseringkali memberikan penawaran kredit yang berbeda untuk setiap kelompok
pelanggan. Secara umum biasaya setiap industri mempunyai pembeli yang merupakan
pedagang besar dan juga pengecer. Untuk masing-masing kelompok pelanggan ini secara
umum ditawari oleh jenis penawaran kredit yang berbeda

Sumber

https://www.e-jurnal.com/2016/02/analisis-efektivitas-kebijakan-kredit.html

https://www.jurnal.id/id/blog/2017-4-kebijakan-dalam-pengelolaan-piutang-perusahaan/

https://yudiagusta.files.wordpress.com/2008/09/440-445-knsi2011-070-implementasi-the-five-c_s-of-
credit-analysis-dan-nac3afve-bayes-classifier-pada-sistem-informasi-pencairan-kredit-ksu-nawa-eka-
cita.pdf

http://staff.unila.ac.id/mahatma/2017/09/06/manajemen-keuangan-manajemen-dan-kebijakan-kredit/

Anda mungkin juga menyukai