Anda di halaman 1dari 16

MANAJEMEN PIUTANG

A. Pendahuluan
Perusahaan merupakan suatu tempat yang melakukan kegiatan tertentu
dengandukungan semua faktor-faktor produksi. Faktor produksi yang dimaksudkan
adalah seluruhsumber daya yang digunakan untuk melakukan suatu aktivitas produksi,
misalnya manusia,raw material, modal, skill, dll. Setiap perusahaan dalam melakukan
kegiatan haruslahdidukung oleh harta baik harta lancar, harta tetap berwujud maupun
tidak berwujud.
Dalam kondisi persaingan dunia usaha saat ini, setiap perusahaan dituntut
untukmempunyai strategi yang dapat mempertahankan keberadaannya. Dari satu sisi
memangperusahaan menginginkan penjualan atas produk yang diproduksinya dapat
terjual secaratunai sehingga dapat secara langsung menerima kas/ uang tunai. Namun,
kalau perusahaansenantiasa memberlakuan penjualannya produknya hanya secara tunai,
maka akanmenyebabkan pelanggan akan mencari perusahaan lain yang menggunakan
strategipenjualan kredit yang menangguhkan dalam penerimaan uang tunai. Dengan
kondisitersebut, maka dengan sendirinya setiap perusahaan akan menerapkan strategi
denganpenjualan kredit, dengan tujuan untuk dapat memperluas pasar dan meningkatkan
volumepenjualan sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan perolehan laba
perusahaan(Hariawan, 2016:1).
Dengan kebijakan penjualan kredit tersebut akan berpengaruh terhadap modal
kerjaperusahaan, artinya perusahaan yang memiliki jumlah penjualan kredit yang besar
makaakan memperbesar proporsi investasi perusahaan dalam piutang. Dengan
besarnyapiutang perusahaan, maka perusahaan juga akan dihadapkan pada risiko yang
besar dalampenagihan piutang pada saat jatuh tempo, misalnya risiko keterlambatan
pembayaran padasaat jatuh tempo bahkan adanya risiko tidak tertagihnya piutang
tersebut. Namun,sekalipun dengan risiko yang kemungkinan terjadi, perusahaan harus
tetap menerapkanstrategi penjualan kredit. Maka untuk nmeminimalisasi kemungkinan
risiko tersebut,perusahaan dituntut memiliki kebijakan yang tepat dalam pengelolaan
piutangnya.
Kebijakan dalam pengelolaan piutang merupakan salah satu usaha yang penting
bagiperusahaan yang melakukan penjualan produknya secara kredit. Tujuannya agar
piutang yang diakibatkan oleh penjualan kredit tersebut dapat berjalan sesuai dengan
ketentuanyang telah disepakati bersama antara perusahaan dengan konsumennya. Jangan
sampaipertumbuhan piutangnya lebih tinggi ketimbang penjualan kreditnya, perusahaan
harusdapat menyeimbangkan diantara keduanya.
Berdasarkan uraian tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa manajemen
piutangyang baik sangat diperlukan dalam perusahaan agar dapat meminimalisasi risiko
yangkemungkinan terjadi akibat dari penjualan kredit. Tulisan ini bertujuan untuk
menguraikanpengertian manajemen piutang, jenis-jenis piutang, kebijakan manajemen
piutang, faktoryang mempengaruhi piutang, akuntansi piutang dan berbagai contoh
tentang piutang.Tulisan ini akan memberikan manfaat bagi mahasiswa khususnya dan
pembaca umumnyasebagai bahan refensi dalam pembahasan topik manajemen piutang.

B. Pengertian Manajemen Piutang


Setiap perusahaan umumnya akan bersentuhan dengan yang namanya piutang,
baikyang diakibatkan oleh adanya pinjaman yang dilakukan oleh para pegawainya
maupunkarena disebabkan oleh unsur kegiatan inti perusahaan yaitu penjualan secara
kredit.Penjualan kredit merupakan salah satu strategi yang diterapkan perusahaan
dalammendongkrak volume penjualannya dan juga pangsa pasar perusahaan. Dengan
penjualan kredit maka akan mengakibatkan perusahaan tidak secara langsung
menghasilkan uangtunai/ kas pada saat transaksi penjualan terjadi, namun menyebabkan
munculnya piutangterlebih dahulu selama selang jatuh tempo yang disepakati bersama.
Piutang merupakansemua klain dalam bentuk uang terhadap individu maupun
perusahaan/ organisasi.
Piutang adalah jumlah uang yang dipinjamkan dari perusahaan oleh
pelangganmelalui pembelian barang atau jasa yang dilakukan secara kredit (Horne &
John, 2012:258). Irham Fahmi juga mendefinisikan piutang merupakan nilai jatuh tempo
yang berasaldari penjualan barang atau jasa, atau dari pemberian pinjaman uang. Piutang
mencakupnilai jatuh tempo yang berasal dari aktivitas sewa dan interest (Irham,
2016:137).Selanjutnya Setiawan dalam bukunya menyebutkan bahwa piutang adalah
segala bentuktagihan atau klaim perusahaan kepada pihak lain baik individu maupun
badan usaha yangpelunasannya dapat dilakukan dengan bentuk uang, benda maupun jasa
(Setiawan,201:199). Selanjutnya Alexandri, (2009: 117) piutang adalah sejumlah hutang
konsumen/pelanggan pada perusahaan yang melakukan pembelian barang dan jasa secara
kredit pada perusahaan. Piutang tersebut diharapkan dapat tertagih dalam satu tahun
operasionalberjalan.
Berdasarkan definisi-definisi tentang piutang diatas, dapat diketahui beberapa
unsurdidalamnya yaitu adanya klaim dari perusahaan/ organisasi terhadap individu atau
perusahaan, penjualan secara kredit atau pinjman yang dilakukan oleh individu atau
perusahaan, perjanjian dalam melakukan pembayaran terkait waktu ataupun interest,
objeknya uang, barang ataupun jasa.
Untuk menjamin efektivitas piutang yang dimiliki perusahaan, maka
dituntutperlunya pengelolaan yang baik. Jika tidak dikelola dengan baik maka akan
menyebabkanterjadinya beberapa risiko diantaranya tidak terbayarnya piutang pada saat
jatuh tempo,terjadinya kerugian atas piutang yang tidak tertagih. Proses pengelolaan
piutang dengan tujuan untuk menghindari risiko tersebutlah yang disebut dengan
manajemen piutang.Manajemen adalah suatu seni yang dilakukan dengan menggerakkan
orang lain demimencapai tujuan yang telah ditetapkan. Riyanto, (2001: 85) menyatakan
bahwa manajemenpiutang merupakan hal yang sangat penting bagi perusahaan menjual
produknya secarakredit. Manajemen piutang terutama menyangkut masalah pengendalian
jumlah piutang,pengendalian terhadap pemberian piutang, pengendalian terhadap
pengumpulan piutangdan evaluasi terhadap politik kredit yang dilakukan oleh
perusahaan.
Manajemen piutang yang dilakukan perusahaan agar perputaran yang terjadi
mulaidari penjualan kredit sampai pada pelunasan dapat berjalan dengan lancar sehingga
tidakmenyebabkan penumpukan modal yang berakibat pada operasional
perusahaan.Manajemen piutang harus dimulai dari kegiatan perencanaan yang matang
terhadapaktivitas penjualan kredit atau pemberian pinjaman kepada individu maupun
perusahaan,pengendalian terhadap pengumpulan piutang berdasarkan jatuh temponya
serta melakukanevaluasi atas seluruh kebijakan yang sudah diterapkan terkait dengan
piutang tersebut gunauntuk mengambil kebijakan yang lebih baik kedepannya.
C. Jenis Piutang
Berdasarkan sumber aktivitasnya piutang mempunyai jenis yang berbeda-
beda,misalnya aktivitas dimana individu/ karyawan maupun perusahaan lain yang
meminjamuang atau benda perusahaan, penjualan yang dilakukan secara kredit. Pada
umumnyadalam implementasinya, piutang tersebut terdiri dari beberapa jenis,
diantaranya :
a) Piutang usaha/ dagang
Piutang usaha adalah hak klaim dari perusahaan terhadap individu
maupunperusahaan lain, dengan hak klaim ini perusahaan dalam menuntut untuk
pembayaranbaik dalam bentuk kas, barang dan jasa kepada individu atau perusahaan
yangberpiutang tersebut. Piutang usaha biasanya timbul karena terjadinya pemberian
jasakepada pihak lain yang pembayaran atas jasa tersebut oleh pelanggan ditunda
sesuaidengan jatuh tempo yang sudah disepakati. Sedangkan piutang dagang terjadi
karenaadanya transaksi penjualan barang dagangan yang dilakukan secara kredit
kepadapelanggan. Dengan transaksi seperti ini biasanya akan dilakukan pencatatan
denganmendebit piutang usaha/ dagang dan mengkredit pendapatan jasa/ penjualan
barangdagangan. Jenis piutang ini umumnya memiliki periode tertagihnya relatif
pendek,misalnya 20 hari, 30 hari, 40 hari dll.
Piutang usaha/ dagang diklasifikasikan pada neraca posisi sebelah debit
sebagaibagian dari aktiva lancar. Piutang ini hanya dilengkapi dengan bukti faktur/
tanda terimalainnya yang telah ditandatangi oleh debitur dan akan pembayarannya
tidak lebih dari 1tahun. Selain piutang usaha/ dagang, masih terdapat piutang yang
masih akan diterimayaitu kontrak prestasi yang sebenarnya sudah menjadi hak
perusahaan namun belumwaktunya untuk diterima. Biasanya piutang ini muncul pada
akhir periode namun tagihan tersebut sebenarnya akan diterima pada periode yang
akan datang.
Piutang yang masih harus diterima tersebut diantaranya :
(1) bunga yang masih harus diterima akibatdari aktiva yang dimiliki oleh perusahaan
seperti wesel tagih, bon;
(2) piutang sewa yang masih harus diterima yang timbul akibat penyewaan gedung,
mobil, mesin danlainnya;
(3) pendapatan piutang yang merupakan pendapat yang akan diterima akibatdari
investasi yang dilakukan oleh perusahaan pada perusahaan lain.
b) Piutang Wesel
Piutang ini terjadi karena adanya transaksi penjualan secara kredit dan
pemberianpinjaman uang kepada individu atau perusahaan dengan menerbitkan surat
utangformal. Sekilas terlihat piutang sama dengan piutang usaha/ dagang, namun
dalamprakteknya terjadi perbedaan. Dalam piutang wesel, debitur membuat
perjanjian tertuliskepada kreditur untuk melakukan pembayaran dengan sejumlah
tertentu untuk jangkawaktu yang sudah ditentukan. Umumnya jangka waktu
pembayaran piutang weselpaling cepat 60 hari. Jika piutang wesel yang
pembayarannya 60 hari atau kurang dari 14 tahun akan dicatat dalam neraca sebagai
aktiva lancar, namun jika jangka waktunyalebih dari satu maka akan dicatat sebagai
piutang jangka panjang.
b) Piutang lain-lain.
Piutang lain-lain yang dimaksudkan yaitu jenis piutang diluar piutang usaha
danpiutang wesel. Piutang lain-lain ini meliputi piutang bunga, piutang pajak,
piutang darikaryawan perusahaan. Jika piutang ini akan dapat tertagih kurang dari
satu tahun, makaakan dicatatkan sebagai aktiva lancar. Namun jika penagihannya
lebh dari satu tahunmaka akan diklasifikasikan sebagai aktiva tidak lancar dengan
nama investasi.

D. Kebijakan Manajemen Piutang


Manajemen piutang merupakan rangkaian proses yang dilakukan dalam
mengelolapiutang sehingga dapat berjalan sebagaimana mestinya. Dengan manajemen
piutang yangbaik, maka akan terjadi siklus yang baik mulai dari terjadinya piutang
sampai prosespengembaliannya sehingga tidak mengganggu pada aliran arus kas
perusahaan.
Sartono, (2001: 432) menyatakan bahwa setidaknya terdapat beberapa langkah
yang harus dilakukan oleh perusahaan dalam hal kebijakan dalam manajemen piutang
yaitu penetapan standar kredit, persyaratan kredit, kebijakan kredit dan pengumpulan
piutang.
a) Standar kredit
Standar kredit adalah kualitas minimal yang digunakan untuk menilai
kelayakankredit dari pemohon yang ditentukan oleh perusahaan. Standar ini
disiapkan olehperusahaan sebagai kriteria dalam menentukan pemberian
kredit serta besarnya kredityang harus diberikan. Kriteria kredit ini umumnya
menyangkut tentang kebiasaan daripelanggan dari melakukan pembayaran.
Dalam pengukuran kualitas pelanggan yangakan melakukan permohonan
kredit dapat dilakukan dengan penilaian 5 C (five C of credit) yaitu character,
capacity, capital, collateral dan conditions.
Characters digunakan dalam hal menilai kejujuran pelanggan dalam
memenuhikewajibannya, capacityuntuk pendapat subjektif mengenai
kemampuan pelanggan,capitaluntuk menilai dukungan finansial dari calon
pelanggan, collateralsebagaijaminan dalam penilaian kekuatan finansial, dan
conditionskeadaan atau pengaruhperubahan kemampuan pelanggan.
Periode pengumpulan piutang dimulai dari pada saat terjadinya piutang
tersebutsampai pada waktu pembayarannya, sedangkan jatuh temponya
ditentukan olehperusahaan yang memberikan piutang. Semakin lama jangka
waktu pengumpulan piutang maka akan mengakibatkan semakin besarnya
investasi perusahaan pada piutangdan biaya yang akan diakibatkannya juga
akan semakin besar. Disamping akan semakinbesarnya investasi perusahaan
pada piutang juga dapat mengakibatkan kenaikan piutangyang tidak tertagih
(bed-debt). Perusahaan harus dapat menganalisis tambahan profitmargin
dengan tambahan biaya dari aktivitas penjualan kredit tersebut.
b) Persyaratan kredit
Persyaratan kredit adalah kondisi yang disyaratkan untuk pembayaran
kembalipiutang dari para pelanggan. Syarat kredit umumnya menetapkan
periode kredit danpotongan tunai serta persyaratan lainnya yang diberikan
kepada pelanggan yangmelakukan pembayaran diawal. Syarat kredit ini
dipengaruhi oleh beberapa faktordiantaranya sifat ekonomi produk, kondisi
penjual dan pembeli, periode kredit,potongan tunai, tingkat bunga yang bebas
risiko, dll.
c) Kebijakan kredit dan pengumpulan piutang
Sebelum menentukan kebijakan kredit, terlebih dahulu harus
menentukankeputusan yang berkenaan tentang kualitas jumlah yang diterima,
periode kredit,potongan tunai, persyaratan khusus, tingkat pengeluaran dalam
pengumpulan piutang.Perusahaan harus senantiasa melakukan usaha untuk
pengumpulan piutangnya sesuaidengan jatuh temponya. Sebelum jatuh tempo
perusahaan harus mengingatkan kepadapelanggan terkait pembayaran piutang
tersebut, cara yang dilakukan perusahaan bisamelalui pengiriman pesan
singkat, email, atau bahkan bisa melalui agen dan lainnya.
Perusahaan harus mempunyai strategi dalam pengumpulan piutang,
karena jikacara yang dilakukan terlalu agresif, bisa menyebabkan pelanggan
merasa tersinggungdan akhirnya akan beralih ke pesaing. Tentu kalau demikian
kondisinya maka akanmengakibatkan tingkat penjualan akan semakin menurun
yang menyebabkan labaperusahaan juga akan mengalami penurunan.

E. Faktor yang Mempengaruhi Investasi Piutang


Piutang yang diakibat oleh penjualan secara kredit mempunyai kelebihan
dankekurangan. Dengan banyaknya penjualan kredit yang dilakukan oleh perusahaan
makaakan menyebabkan investasi terhadap piutang akan meningkat. Sutrisno,
(2008)menyebutkan bahwa terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi besar kecilnya
danayang diinvestasikan dalam piutang, diantaranya besarnya volume penjualan kredit,
syaratpembayaran, ketentuan tentang pembatasan kredit (plafon kredit), kebiasaan
pembayaran dari debitur, kebijakan dalam penagihan piutang. Demikian juga halnya
dengan pendapatRiyanto, (2001:85-87) yang mengemukakan bahwa:
1. Volume penjualan kredit
Volume penjualan kredit yang diberikan kepada pelanggan menjadi faktor
utamadalam menentukan besar kecilnya investasi dalam piutang. Volume
penjualan yangtinggi akan mengakibatkan investasi dalam piutang juga tinggi.
Dengan kebijakanvolume penjualan secara kredit, maka perusahaan harus
menyiapkan dana besar untukterus melakukan kegiatan operasionalnya.
Disamping banyaknya investasi yangtertanam dalam piutang akibat kebijakan
volume penjualan kredit tersebut, perusahaanjuga akan dihadap dengan risiko
yang besar, namun perusahaan juga akanmemperoleh profit yang besar juga.
2. Syarat Pembayaran
Penjualan yang dilakukan secara kredit, biasanya tertera jatuh tempo serta
diskonyang diperoleh pembeli namun ada juga yang tidak mempunyai diskon,
misalnya syaratpembayaran yang diterapkan oleh perusahaan 2/5, n/30. Syarat
pembayaran ini artinyajika pelanggan melakukan pembayaran atas transaksi
penjualan kredit tersebut palinglambat 5 hari dari tanggal transaksi, maka akan
mendapatkan diskon sebesar 2 %.Namun jika lewat 5 hari sampai dengan 30 hari
setelah transaksi maka pelanggan tidakmendapatkan diskon. Penting diperhatikan,
jika periode waktu kredit yang diberikanterlalu lama, maka akan mengakibatkan
semakin besarnya investasi terhadap piutangtersebut. Syarat pembayaran penjualan
kredit bisa dilakukan secara ketat atau lunak,jika diterapkan secara ketat maka
perusahaan lebih mengutamakan kelancaran kreditdari profit, demikian juga
sebaliknya.
3. Ketentuan Tentang Pembatasan Kredit
Dengan kebijakan penjualan kredit, para pelanggan akan diberikan batas
maksimal kredit yang bisa diambil. Disamping itu faktor besarnya usaha pelanggan
dantingkat kepercayaan perusahaan kepada pelanggan juga menjadi penentu batas
kredit.Makin tinggi batas kredit yang ditetapkan perusahaan, maka akan semakin
besar danayang diinvestasikan dalam piutang. Sebaliknya semakin singkat batas
waktu kredit yangditetapkan, maka akan semakin kecil invetasi dana pada piutang.
4. Kebijakan pengumpulan atau penagihan piutang
Perusahaan dapat melakukan kebijakan penagihan piutang baik secara
aktifmaupun pasif. Perusahaan yang menggunakan kebijakan penagihan piutang yang
aktif, maka perusahaan akan menggunakan dana yang lebih besar untuk membiayai
kebijakantersebut. Sekalipun perusahaan mengeluarkan biaya yang besar, namun
risiko akanpiutang tidak tertagih akan dapat terminimalisasi. Penagihan piutang
secara aktif dalamdilakukan dengan bekerjasama dengan lembaga agent seperti bank,
debt collector, dll.Jika perusahaan menerapkan kebijakan penagihan piutang secara
pasif, tentunyaperusahaan hanya mengeluarkan biaya yang lebih kecil namun risiko
untuk tidaktertagih lebih tinggi sehingga invetasi dana dalam piutang akan lebih
besar. Padaumumnya perusahaan senantiasa menginginkan pelanggan dapat
melakukanpembayaran secara tepat waktu sesuai dengan termin atau waktu kredit
yang ditentukan.
5. Kebiasaan membayar Pelanggan
Harapan perusahaan yang melakukan kebijakan penjualan secara kredit tentunya
para pelanggan dapat melakukan pembayaran sesuai dengan periode waktunya.
Dengan pemberikan diskon, pelanggan diharapkan dapat melakukan pembayaran
lebih cepats ehingga investasi dana dalam piutang dapat mengalami perputaran
menjadi kas/ uangtunai lebih cepat.

F. Akuntansi Piutang
Kieso mendefinisikan piutang yaitu jumlah tertentu yang dapat ditagih dari
seseorangatau perusahaan yang diharapkan akan dilunasi dengan uang tunai atau kas.
Piutangdiberlakukan sebagai instrumen keuangan yaitu asset keuangan berdasarkan SAK
maupunIFRS. Pengakuan dan pengukuran piutang diatur dalam PSAK 55 sedangkan
penyajiannyadiatur dalam PSAK 50 dan PSAK 1.
Dalam kerangka konseptual pelaporan keuangan menyebutkan istilah
pengakuan(recognition) merupakan proses dimasukkannya sutau transaksi ke dalam
laporan posisikeuangan, laporan laba-rugi dan laporan penghasilan komprehensif lainnya.
Pengakuan(recognition) diartikan sebagai proses menjurnal data transaksi pertama kali
kedalamsistem akuntansi sehingga akan berpengaruh pada saldo pa akun buku besar.
Piutangusaha/ dagang pada umum diklasifikasikan pada laporan posisi keuangan (neraca)
sebagaiharta lancar dan disajikan dalam jurnal dengan cara mendebit piutang usaha/
dagang dan mengkredit penjualan.

Jika transaksi penjualan dilakukan secara kredit, maka jurnalnya adalah:


Piutang dagang.........................................Rp. xxx
Penjualan................................................................Rp. xxx
Pencatatan Pengembalian barang dagangan yang dijual:
Return penjualan................................Rp. xxx
Piutang dagang........................................................Rp. xxx

Pencatatan pelunasan piutang dagang pada periode diskon:


Kas...............................................Rp. xxx
Potongan penjualan......................Rp. xxx
Piutang usaha.......................................Rp. xxx

Pencatatan pelunasan piutang tanpa diskon:


Kas.............................................Rp. xxx
Piutang dagang.....................................Rp. xxx

Contoh:
Pada tanggal 1 Agustus 2018, PT. Sukses Selalu menjual barang dagangan kepada
PT.Indah seharga Rp. 10.000.000,00 dengan syarat 2/10, n/30. Transaksi ini akan dicatat
oleh PT Sukses Selalu:
Piutang dagang.....................................Rp. 10.000.000,00
Penjualan.....................................................................Rp. 10.000.000,00

Tanggal 6 Agustus 2018, PT. Indah mengembalikan barang dagangan seharga


Rp.1.500.000,00 atas transaksi tanggal 1 Agustus 2018. Transaksi ini dicatat oleh PT.
Sukses Selalu:
Return Penjualan...............................Rp. 1.500.000,00
Piutang dagang.........................................................Rp. 1.500.000,00

Tanggal 9 Agustus 2018, PT. Indah melakukan pembayaran atas transaksi tanggal
1Agustus 2018 kepada PT. Sukses Selalu. Transaksi ini dicatat oleh PT. Sukses Selalu:
Kas.................................................Rp. 8.330.000,00
Potongan Penjualan........................ Rp. 170.000,00
Piutang dagang.................................................Rp. 8.500.000,00

Tanggal 30 Agustus 2018, PT. Indah melakukan pembayaran kepada PT. Sukses
Selaluatas transaksi tanggal 1 Agustus 2018. Transaksi ini dicatat oleh PT. Sukses Selalu:
Kas.............................................Rp. 8.500.000,00
Piutang dagang.................................................Rp. 8.500.000,00

Penjualan secara kredit akan menimbulkan risiko piutang tidak tertagih,


penilaianterhadap piutang tersebut akan menyulitkan perusahaan karena piutang tidak
tertagihbelum dapat diketahui tanggal pelaporannya sehingga mengharuskan perusahaan9
melakukan estimasi. Perlakuan terhadap piutang tak tertagih dilakukan
denganmenggunakan dua metode, yaitu:
1. Metode penghapusan langsung. Metode penghapusan langsung (direct method)
dicatat dalam pembukuan apabilapiutang sudah benar-benar sudah tidak dapat
tertagih lagi. Biasanya metode inidigunakan pada perusahaan kecil atau perusahaan
yang tidak dapat mengestimasipenghapusan piutang atau piutang tak tertagih dengan
tepat. Perusahaan biasanya tidakmelakukan perhitungan akan kerugian piutang tak
tertagih pada tiap akhir peride,namun kerugian piutang akan dicatat ketika sudah
memperoleh kepastian bahwa tidakdapat ditagih lagi. Piutang tersebut akan dihapus
dan dibebankan pada perkiraankerugian piutang. Bentuk jurnalnya adalah:
Beban penghapusan piutang..............Rp. xxx
Piutang....................................................Rp. xxx

Namun, apabila dikemudian hari pelanggan mempunyai niat untuk melakukan


pembayaran atas piutang tersebut, maka dilakukan pencatatan dengan membalik
jurnal yang sebelumnya yaitu:
Piutang dagang..................................Rp. xxx
Beban penghapusan langsung.................Rp. xxx

Jika pelanggan sudah melakukan pelunasan terhadap piutang tersebut, maka akan
dicatat:
Kas...................................................Rp. xxx
Piutang dagang............................................Rp. xxx

Apabila pelanggan menyatakan akan melunasi piutangnya ketika sudah dilakukan


tutupbuku pada periode tertentu, maka pencatatannya dilakukan dengan:
Piutang...........................................Rp. xxx
Pendapatan lain-lain................................Rp. xxx
2. Metode Cadangan
Metode cadangan (allowance method), dilakukan dengan melakukan penaksiran
terlebihdahulu terhadap piutang tak tertagih pada akhir periode akuntansi. Metode ini
umumnyadigunakan pada perusahaan yang tergolong besar dan sudah terbiasa
mencatat perkiraanatau estimasi piutang tidak tertagih. Estimasi tersebut kemudian
dicatat sebabai bebanterhadap kerugian piutang tak tertagih. Namun beban tersebut
tidak langsung dikeluarkan dari perkiraan piutang, tetapi dianggap sebagai cadangan
kerugian piutangtidak tertagih. Bentuk jurnalnya adalah:
Beban kerugian piutang...................Rp. xxx
Cadangan kerugian piutang...........................Rp. xxx

Apabila dikemudian hari pelanggan tersebut memberikan informasi bahwa ia


akanmelunasi piutang tersebut, maka piutang itu dapat dimunculkan kembali. Maka
akan dicatat:
Piutang..........................................Rp. xxx
Cadangan kerugian piutang.......................Rp. xxx

Apabila pelanggan sudah melakukan pelunasan, maka akan dicatat:


Kas..............................................Rp. xxx
Piutang...................................................Rp. xxx

Untuk lebih jelasnya, kedua metode tersebut dapat dilihat perbedaannya


seperti menurut pendapatnya Warren, yaitu:
Keterangan Metode penghapusan langsung Metode cadangan Mencatat
jumlah piutang tak tertagih Ketika piutang usaha actual ditentukan berdasarkan
piutang yang tak tertagih Mengunakan dua estimasi dasar yaitu persentase
penjualan dan persentase piutang Akun penyisihan Tidak ada akun penyisihan
Ada akun penyisihan Pengguna utama Perusahaan kecil dan perusahaan dengan
piutang yang relative kecil Perusahaan besar danperusahaan dengan piutang yang
relatif berjumlah besar
Contoh Penggunaan Metode Penghapusan Langsung Tanggal 2 Februari 2017
PT. Sukses Selalu tidak dapat menagih utang sebesar Rp.150.000.000,00 yang
telah jatuh tempo kepada PT. Indah karena pemilik nyadinyatakan pailit oleh
pengadilan. tanggal 8 Oktober 2017 PT. Indah memberikan kabar bahwa mereka
akan melunasi hutangnya terhadap PT. Sukses Selalu.Tanggal 15 Desember 2017
PT. Indah melunasi utangnya kepada PT. Sukses SelaluTransaksi diatas dicatat
dengan menggunakan metode penghapusan langsung, yaitu:

Transaksi tanggal 2 Februari 2017 (Penghapusan piutang)


Beban penghapusan piutang...........Rp. 150.000.000,00
Piutang dagang....................................................Rp. 150.000.000,00

Transaksi tanggal 8 Oktober 2017 (Pemberitahuan pembayaran piutang), apabila


belum ditutup pembukuan untuk periode berjalan, jurnalnya:
Piutang dagang.............................Rp. 150.000.000,00
Beban penghapusan piutang...............................Rp. 150.000.000,00

Jika seandainya sudah dilakukan penutupan pembukuan pada periode berjalan,


maka jurnalnya adalah:
Piutang dagang...........................Rp. 150.000.000,00
Pendapatan lain-lain............................................Rp. 150.000.000,00

Tanggal 15 Desember 2017 (pelunasan piutang)


Kas............................................Rp. 150.000.000,00
Piutang dagang..................................................Rp. 150.000.000,00

Contoh Metode Cadangan Tanggal 15 Agustus 2017, PT. Sukses Selalu


mengestimasi bahwa PT. Indah yang sudah mengalami kebangkrutan tidak akan
dapat membayar utangnya sebesar Rp.150.000.000,00. Ternyata sampai pada
penutupan buku tanggal 31 Desember 2017 PT. Indah memberikan informasi
tidak dapat membayar utangnya.Tanggal 10 Maret 2018, PT, Indah memberikan
kabar bahwa mereka akan membayar hutangnyaTanggal 8 September 2018 PT.
Indah melunasi utangnya Transaksi diatas dicatat dengan menggunakan metode
cadangan, yaitu: 15 Agustus 2017 (Estimasi kerugian piutang tak tertagih)
Beban kerugian piutang .............Rp. 150.000.000,00
Cadangan kerugian piutang.............................Rp. 150.000.000,00

31 Desember 2017 (Penghapusan piutang tak tertagih)


Cadangan kerugian piutang........Rp. 150.000.000,00
Piutang............................................................Rp. 150.000.000,00

10 Maret 2018 (Pemberitahuan untuk Membayar Piutang)


Piutang......................................Rp. 150.000.000,00
Cadangan kerugian piutang.............................Rp. 150.000.000,00

8 September 2018 (Pelunasan piutang)


Kas.........................................Rp. 150.000.000,00
Piutang.......................................................Rp. 150.000.000,00

Contoh 3: Pada tanggal 31 Desember 2015, data-data yang terdapat pada


pembukuan PT. Indah sebagai berikut :
Piutang Rp. 6.500.000,00, Cadangan piutang tak tertagihRp. 60.000,00, Penjualan
(60 % dari penjualan kredit) Rp. 12.500.000,00, Return Penjualan Rp. 500.000,00
Potongan penjualan Rp. 300.000,00 Berdasarkan data diatas, buatlah jurnal
penyesuainnya pada tanggal 31 Desember 2015dalam mencatat taksiran kerugian
piutang tak tertagih dengan ketentuan:1.Besarnya kerugian piutang tak tertagih
ditaksir sebesar :a.2 % dari penjualanb.2 % dari penjualan bersihc.2 % dari
penjualan kredit bersih2.Besarnya cadangan piutang tak tertagih
ditetapkan :a.Ditambah 4 % dari saldo piutangb.Dijadikan 4 % dari saldo piutang,
saldo cadangan piutang tak tertagihsebesar Rp60.000,00c.Dijadikan Rp
200.000,00 yang ditetapkan berdasarkan analisis umur piutang, saldocadangan
piutang tak tertagih(Debet) sebesar Rp 60.000,00d.Dijadikan 4 %dari saldo
piutang tetapi dalam hal ini saldo cadangan piutang taktertagih (kredit) sebesar Rp
60.000,00Jawab:Jurnal penyesuaian pada tanggal 31 Desember 20151. Besarnya
kerugian piutang tak tertagih ditaksir sebesar:a. 2 % dari penjualan 2 % x Rp.
12.500.000,00 = Rp. 250.000,00Jurnalnya adalah:Kerugian piutang tak
tertagih...........Rp. 250.000,0013
Cadangan kerugian piutang tak tertagih............Rp. 250.000,00b. 2 % dari
penjualan bersih2 % x [Rp.12.500.000,00 – (Rp500.000,00 + Rp 300.000,00)] =
Rp. 234.000,00Jurnal penyesuaiannya:Kerugian piutang tak tertagih...........Rp.
234.000,00Cadangan kerugian piutang tak tertagih............Rp. 234.000,00c. 2 %
dari penjualan kredit bersihPenjualan kredit = 60 % x Rp. 12.500.000,00 = Rp.
7.500.000,00Return Penjualan = Rp. 500.000,00Potongan penjualan = Rp.
300.000,00-Penjualan kredit bersih= Rp. 6.700.000,002 % x Rp. 6.700.000,00 =
Rp. 134.000,00Jurnal penyesuaiannya:Kerugian piutang tak tertagih...........Rp.
134.000,00Cadangan kerugian piutang tak tertagih............Rp. 134.000,002.
Besarnya cadangan piutang tak tertagih ditetapkan :a. Ditambah 4 % dari saldo
piutang:4 % x Rp. 6.500.000,00 (angka dari soal) = Rp. 260.000,00Jurnal
penyesuaiannya:Kerugian piutang tak tertagih..........Rp. 260.000,00Cadangan
piutang tak tertagih........................Rp. 260.000,00b. Dijadikan 4 % dari saldo
piutang, saldo cadangan piutang tak tertagih dalam data soaladalah Rp.
60.000,00.Saldo akhir cadangan 4 % x Rp. 6.500.000,00= Rp. 260.000,00Saldo
cadangan piutang= Rp. 60.000,00 –Rp. 320.000,00Jurnal
penyesuaiannya:Kerugian piutang tak tertagih..........Rp. 320.000,00Cadangan
piutang tak tertagih........................Rp. 320.000,00c. Dijadikan Rp. 200.000,00
yang ditetapkan berdasarkan analisis umur piutang, saldocadangan piutang tak
tertagih (debit) Rp. 60.000,00Saldo akhir cadangan.........................................Rp.
200.000,00Saldo cadangan piutang tak tertagih...................Rp. 60.000,00 +14
Jumlah penyesuaian.........................................Rp. 260.000,00Jurnal
penyesuaiannya:Kerugian piutang tak tertagih..........Rp. 260.000,00Cadangan
piutang tak tertagih........................Rp. 260.000,00d. Dijadikan 4 % dari saldo
piutang tetapi dalam hal ini saldo cadangan piutang taktertagih (kredit) sebesar
Rp. 60.000,00Saldo akhir cadangan 4 % x Rp. 6.500.000,00Rp. 260.000,00Saldo
cadangan (kredit)Rp. 60.000,00-Jumlah penyesuaianRp. 200.000,00Jurnal
penyesuaiannya:Kerugian piutang tak tertagih..........Rp. 200.000,00Cadangan
piutang tak tertagih........................Rp. 200.000,00Contoh Analisis Umur
Piutang :Nama PelangganJumlahSaldoPiutangBelumJatuhTempoJumlah Hari
Lewat Jatuh Tempo1-30 hari31-60 hari61-90 haridi atas90
hariPT.A1,000,0001,000,000PT. B1,500,0001,500,000PT.
C2,000,0002,000,000PT.
D750,000750,000Lainnya1,250,000500,000500,000250,0006,500,0004,500,0007
50,000500,000500,000250,000Taksiran Persentase Tak
Tertagih0.020.030.040.060.15Jumlah Taksiran Tak
Tertagih200,00090,00022,50020,00030,00037,500Contoh 4:Pada tanggal 31
Desember 2015, dalam pembukuan PT.Indah terdapat informasi akunbeserta
saldonya sebagai berikut :Piutang ...........................................................Rp.
10.000.000,00Cadangan Piutang Tak Tertagih.....................Rp
300.000,00Penjualan (60 % penjualan kredit) ..................Rp 20.000.000,00Retur
Penjualan (dari penjualan kredit)...........Rp 2.000.000,0015
Potongan Penjualan .......................................Rp 600.000,00Diminta :Jurnal
penyesuaian 31 Desember 2015 untuk mencatat transaksi berikut :1.Besarnya
kerugian piutang tak tertagih ditaksir sebesar: 2 % (dua persen) dari
penjualanbersih.2.Jika diketahui ternyata ada seorang debitur pailit sehingga tidak
dapat membayarutangnya sebesar Rp 5.000.000,00 (piutang ini harus
dihapuskan).3.Piutang yang telah dihapusikan sebesar Rp 5.000.000,00 (poin 2)
ternyata diterimapelunasannya sebesar Rp 3.000.000,00.Jawaban:1.Kerugian
piutang tak tertagih ........................Rp 348.000,00Cadangan Piutang Tak
Tertagih ............................Rp 348.000,00(Mencatat taksiran kerugian
piutang)Perhitungan: 2% x (Rp 20.000.000 – Rp 2.600.000) = Rp
348.000,002.Cadangan Piutang Tak Tertagih....................Rp 5.000.000,00Piutang
Dagang..................................................Rp 5.000.000,00(Mencatat penghapusan
piutang)3.Piutang dagang.............................................Rp 3.000.000,00Cadangan
Piutang Tak tertagih...........................Rp 3.000.000,00(Mengembalikan piutang
yang sudah dihapuskan)Kas..........................................................Rp
3.000.000,00Piutang Dagang...........................................................Rp
3.000.000,00(Mencatat penerimaan piutang yang sudah dihapuskan)G.
KesimpulanPenjualan secara kredit merupakan salah satu strategi dalam
meningkatkan penjualandan pangsa pasar perusahaan. Penjualan kredit akan
menyebabkan perusahaan harusmenginvetasikan dananya pada piutang. piutang
adalah segala bentuk tagihan atau klaimperusahaan kepada pihak lain baik
individu maupun badan usaha yang pelunasannya dapatdilakukan dengan bentuk
uang, benda maupun jasa. Untuk mengurangi risiko yang akantimbul akibat dari
penjualan kredit tersebut, perusahaan harus mempunyai strategi dalam16
mengelola piutang. Berdasarkan sumber aktivitasnya, piutang tersebut terdiri dari
piutangdagang/ usaha, piutang wesel dan piutang lain-lain.Manajemen piutang
merupakan rangkaian proses yang dilakukan dalam mengelolapiutang sehingga
dapat berjalan sebagaimana mestinya. Dengan manajemen piutang yangbaik,
maka akan terjadi siklus yang baik mulai dari terjadinya piutang sampai
prosespengembaliannya sehingga tidak mengganggu pada aliran arus kas
perusahaan. Terdapatbeberapa langkah yang harus dilakukan oleh perusahaan
dalam hal kebijakan dalammanajemen piutang yaitu penetapan standar kredit,
persyaratan kredit, kebijakan kredit danpengumpulan piutang. Faktor yang
mempengaruhi besar kecilnya dana yang diinvestasikandalam piutang,
diantaranya besarnya volume penjualan kredit, syarat pembayaran,ketentuan
tentang pembatasan kredit (plafon kredit), kebiasaan pembayaran dari
debitur,kebijakan dalam penagihan piutang. Piutang diberlakukan sebagai
instrumen keuangan yaitu asset keuangan berdasarkanSAK maupun IFRS.
Pengakuan dan pengukuran piutang diatur dalam PSAK 55sedangkan
penyajiannya diatur dalam PSAK 50 dan PSAK 1. Perlakuan terhadap piutangtak
tertagih dilakukan dengan menggunakan dua metode yaitu metode
penghapusanlangsung dan metode cadangan.Daftar Pustaka17

Anda mungkin juga menyukai