A. Pendahuluan
Perusahaan merupakan suatu tempat yang melakukan kegiatan tertentu
dengandukungan semua faktor-faktor produksi. Faktor produksi yang dimaksudkan
adalah seluruhsumber daya yang digunakan untuk melakukan suatu aktivitas produksi,
misalnya manusia,raw material, modal, skill, dll. Setiap perusahaan dalam melakukan
kegiatan haruslahdidukung oleh harta baik harta lancar, harta tetap berwujud maupun
tidak berwujud.
Dalam kondisi persaingan dunia usaha saat ini, setiap perusahaan dituntut
untukmempunyai strategi yang dapat mempertahankan keberadaannya. Dari satu sisi
memangperusahaan menginginkan penjualan atas produk yang diproduksinya dapat
terjual secaratunai sehingga dapat secara langsung menerima kas/ uang tunai. Namun,
kalau perusahaansenantiasa memberlakuan penjualannya produknya hanya secara tunai,
maka akanmenyebabkan pelanggan akan mencari perusahaan lain yang menggunakan
strategipenjualan kredit yang menangguhkan dalam penerimaan uang tunai. Dengan
kondisitersebut, maka dengan sendirinya setiap perusahaan akan menerapkan strategi
denganpenjualan kredit, dengan tujuan untuk dapat memperluas pasar dan meningkatkan
volumepenjualan sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan perolehan laba
perusahaan(Hariawan, 2016:1).
Dengan kebijakan penjualan kredit tersebut akan berpengaruh terhadap modal
kerjaperusahaan, artinya perusahaan yang memiliki jumlah penjualan kredit yang besar
makaakan memperbesar proporsi investasi perusahaan dalam piutang. Dengan
besarnyapiutang perusahaan, maka perusahaan juga akan dihadapkan pada risiko yang
besar dalampenagihan piutang pada saat jatuh tempo, misalnya risiko keterlambatan
pembayaran padasaat jatuh tempo bahkan adanya risiko tidak tertagihnya piutang
tersebut. Namun,sekalipun dengan risiko yang kemungkinan terjadi, perusahaan harus
tetap menerapkanstrategi penjualan kredit. Maka untuk nmeminimalisasi kemungkinan
risiko tersebut,perusahaan dituntut memiliki kebijakan yang tepat dalam pengelolaan
piutangnya.
Kebijakan dalam pengelolaan piutang merupakan salah satu usaha yang penting
bagiperusahaan yang melakukan penjualan produknya secara kredit. Tujuannya agar
piutang yang diakibatkan oleh penjualan kredit tersebut dapat berjalan sesuai dengan
ketentuanyang telah disepakati bersama antara perusahaan dengan konsumennya. Jangan
sampaipertumbuhan piutangnya lebih tinggi ketimbang penjualan kreditnya, perusahaan
harusdapat menyeimbangkan diantara keduanya.
Berdasarkan uraian tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa manajemen
piutangyang baik sangat diperlukan dalam perusahaan agar dapat meminimalisasi risiko
yangkemungkinan terjadi akibat dari penjualan kredit. Tulisan ini bertujuan untuk
menguraikanpengertian manajemen piutang, jenis-jenis piutang, kebijakan manajemen
piutang, faktoryang mempengaruhi piutang, akuntansi piutang dan berbagai contoh
tentang piutang.Tulisan ini akan memberikan manfaat bagi mahasiswa khususnya dan
pembaca umumnyasebagai bahan refensi dalam pembahasan topik manajemen piutang.
F. Akuntansi Piutang
Kieso mendefinisikan piutang yaitu jumlah tertentu yang dapat ditagih dari
seseorangatau perusahaan yang diharapkan akan dilunasi dengan uang tunai atau kas.
Piutangdiberlakukan sebagai instrumen keuangan yaitu asset keuangan berdasarkan SAK
maupunIFRS. Pengakuan dan pengukuran piutang diatur dalam PSAK 55 sedangkan
penyajiannyadiatur dalam PSAK 50 dan PSAK 1.
Dalam kerangka konseptual pelaporan keuangan menyebutkan istilah
pengakuan(recognition) merupakan proses dimasukkannya sutau transaksi ke dalam
laporan posisikeuangan, laporan laba-rugi dan laporan penghasilan komprehensif lainnya.
Pengakuan(recognition) diartikan sebagai proses menjurnal data transaksi pertama kali
kedalamsistem akuntansi sehingga akan berpengaruh pada saldo pa akun buku besar.
Piutangusaha/ dagang pada umum diklasifikasikan pada laporan posisi keuangan (neraca)
sebagaiharta lancar dan disajikan dalam jurnal dengan cara mendebit piutang usaha/
dagang dan mengkredit penjualan.
Contoh:
Pada tanggal 1 Agustus 2018, PT. Sukses Selalu menjual barang dagangan kepada
PT.Indah seharga Rp. 10.000.000,00 dengan syarat 2/10, n/30. Transaksi ini akan dicatat
oleh PT Sukses Selalu:
Piutang dagang.....................................Rp. 10.000.000,00
Penjualan.....................................................................Rp. 10.000.000,00
Tanggal 9 Agustus 2018, PT. Indah melakukan pembayaran atas transaksi tanggal
1Agustus 2018 kepada PT. Sukses Selalu. Transaksi ini dicatat oleh PT. Sukses Selalu:
Kas.................................................Rp. 8.330.000,00
Potongan Penjualan........................ Rp. 170.000,00
Piutang dagang.................................................Rp. 8.500.000,00
Tanggal 30 Agustus 2018, PT. Indah melakukan pembayaran kepada PT. Sukses
Selaluatas transaksi tanggal 1 Agustus 2018. Transaksi ini dicatat oleh PT. Sukses Selalu:
Kas.............................................Rp. 8.500.000,00
Piutang dagang.................................................Rp. 8.500.000,00
Jika pelanggan sudah melakukan pelunasan terhadap piutang tersebut, maka akan
dicatat:
Kas...................................................Rp. xxx
Piutang dagang............................................Rp. xxx