Disusun oleh:
KELAS IV C
C. Jenis Piutang
Berdasarkan sumber aktivitasnya piutang mempunyai jenis yang berbeda-beda,
misalnya aktivitas dimana individu/ karyawan maupun perusahaan lain yang meminjam
uang atau benda perusahaan, penjualan yang dilakukan secara kredit. Pada umumnya
dalam implementasinya, piutang tersebut terdiri dari beberapa jenis, diantaranya:
F. Akuntansi Piutang
Kieso mendefiniskan piutang yaitu jumlah tertentu yang dapat ditagih dari seseorang
atau perusahaan yang diharapkan akan dilunasi dengan uang tunai atau kas. Piutang
diberlakukan sebagai instrumen keuangan yaitu asset keuangan berdasarkan SAK
maupun IFRS. Pengakuan dan pengukuran piutang diatur dalam PSAK 55 sedangkan
penyajiannya diatur dalam PSAK 50 dan PSAK 1. Dalam kerangka konseptual pelaporan
keuangan menyebutkan istilah pengakuan (recognition) merupakan proses
dimasukkannya sutau transaksi ke dalam laporan posisi keuangan, laporan laba-rugi dan
laporan penghasilan komprehensif lainnya. Pengakuan (recognition) diartikan sebagai
proses menjurnal data transaksi pertama kali kedalam sistem akuntansi sehingga akan
berpengaruh pada saldo pa akun buku besar. Piutang usaha/ dagang pada umum
diklasifikasikan pada laporan posisi keuangan (neraca) sebagai harta lancar dan disajikan
dalam jurnal dengan cara mendebit piutang usaha/ dagang dan mengkredit penjualan.
Jika transaksi penjualan dilakukan secara kredit, maka jurnalnya adalah:
Piutang dagang.........................................Rp. xxx
Penjualan................................................................Rp. xxx
Tanggal 6 Agustus 2018, PT. Indah mengembalikan barang dagangan seharga Rp.
1.500.000,00 atas transaksi tanggal 1 Agustus 2018. Transaksi ini dicatat oleh PT.
Sukses Selalu:
Return Penjualan...............................Rp. 1.500.000,00
Piutang dagang.........................................................Rp. 1.500.000,00
Tanggal 9 Agustus 2018, PT. Indah melakukan pembayaran atas transaksi tanggal 1
Agustus 2018 kepada PT. Sukses Selalu. Transaksi ini dicatat oleh PT. Sukses Selalu:
Kas.................................................Rp. 8.330.000,00
Potongan Penjualan........................ Rp. 170.000,00
Piutang dagang.................................................Rp. 8.500.000,00
Tanggal 30 Agustus 2018, PT. Indah melakukan pembayaran kepada PT. Sukses Selalu
atas transaksi tanggal 1 Agustus 2018. Transaksi ini dicatat oleh PT. Sukses Selalu:
Kas.............................................Rp. 8.500.000,00
Piutang dagang.................................................Rp. 8.500.000,00
Penjualan secara kredit akan menimbulkan risiko piutang tidak tertagih, penilaian
terhadap piutang tersebut akan menyulitkan perusahaan karena piutang tidak tertagih
belum dapat diketahui tanggal pelaporannya sehingga mengharuskan perusahaan
melakukan estimasi. Perlakuan terhadap piutang tak tertagih dilakukan dengan
menggunakan dua metode, yaitu:
1. Metode penghapusan langsung.
Metode penghapusan langsung (direct method) dicatat dalam pembukuan apabila
piutang sudah benar-benar sudah tidak dapat tertagih lagi. Biasanya metode ini
digunakan pada perusahaan kecil atau perusahaan yang tidak dapat mengestimasi
penghapusan piutang atau piutang tak tertagih dengan tepat. Perusahaan biasanya
tidak melakukan perhitungan akan kerugian piutang tak tertagih pada tiap akhir
peride, namun kerugian piutang akan dicatat ketika sudah memperoleh kepastian
bahwa tidak dapat ditagih lagi. Piutang tersebut akan dihapus dan dibebankan pada
perkiraan kerugian piutang. Bentuk jurnalnya adalah:
Beban penghapusan piutang..............Rp. xxx
Piutang....................................................Rp. xxx
Namun, apabila dikemudian hari pelanggan mempunyai niat untuk melakukan
pembayaran atas piutang tersebut, maka dilakukan pencatatan dengan membalik
jurnal yang sebelumnya yaitu:
Piutang dagang..................................Rp. xxx
Beban penghapusan langsung.................Rp. xxx
Jika pelanggan sudah melakukan pelunasan terhadap piutang tersebut, maka akan
dicatat:
Kas...................................................Rp. xxx
Piutang dagang............................................Rp. xxx
Apabila pelanggan menyatakan akan melunasi piutangnya ketika sudah dilakukan
tutup buku pada periode tertentu, maka pencatatannya dilakukan dengan:
Piutang...........................................Rp. xxx
Pendapatan lain-lain................................Rp. xxx
2. Metode Cadangan
Metode cadangan (allowance method), dilakukan dengan melakukan penaksiran
terlebih dahulu terhadap piutang tak tertagih pada akhir periode akuntansi. Metode ini
umumnya digunakan pada perusahaan yang tergolong besar dan sudah terbiasa
mencatat perkiraan atau estimasi piutang tidak tertagih. Estimasi tersebut kemudian
dicatat sebabai beban terhadap kerugian piutang tak tertagih. Namun beban tersebut
tidak langsung dikeluarkan dari perkiraan piutang, tetapi dianggap sebagai cadangan
kerugian piutang tidak tertagih. Bentuk jurnalnya adalah:
Beban kerugian piutang...................Rp. xxx
Cadangan kerugian piutang...........................Rp. xxx
Apabila dikemudian hari pelanggan tersebut memberikan informasi bahwa ia akan
melunasi piutang tersebut, maka piutang itu dapat dimunculkan kembali. Maka akan
dicatat:
Piutang..........................................Rp. xxx
Cadangan kerugian piutang.......................Rp. xxx
Apabila pelanggan sudah melakukan pelunasan, maka akan dicatat:
Kas..............................................Rp. xxx
Piutang...................................................Rp. xxx
Untuk lebih jelasnya, kedua metode tersebut dapat dilihat perbedaannya seperti
menurut pendapatnya Warren, yaitu:
Keterangan Metode penghapusan Metode cadangan
langsung
Mencatat jumlah piutang Ketika piutang usaha Mengunakan dua estimasi
tak tertagih aktual ditentukan dasar yaitu persentase
berdasarkan piutang yang penjualan dan persentase
tak tertagih piutang
Contoh 3
Pada tanggal 31 Desember 2015, data-data yang terdapat pada pembukuan PT. Indah
sebagai berikut :
Piutang Rp. 6.500.000,00
Cadangan piutang tak tertagih Rp. 60.000,00
Penjualan (60 % dari penjualan kredit) Rp. 12.500.000,00
Return Penjualan Rp. 500.000,00
Potongan penjualan Rp. 300.000,00
Berdasarkan data diatas, buatlah jurnal penyesuainnya pada tanggal 31 Desember
2015 dalam mencatat taksiran kerugian piutang tak tertagih dengan ketentuan:
1. Besarnya kerugian piutang tak tertagih ditaksir sebesar :
a. 2 % dari penjualan
b. 2 % dari penjualan bersih
c. 2 % dari penjualan kredit bersih
Jawab:
Jurnal penyesuaian pada tanggal 31 Desember 2015
1. Besarnya kerugian piutang tak tertagih ditaksir sebesar:
a. 2 % dari penjualan
2 % x Rp. 12.500.000,00 = Rp. 250.000,00
Jurnalnya adalah:
Kerugian piutang tak tertagih...........Rp. 250.000,00
Cadangan kerugian piutang tak tertagih............Rp. 250.000,00
b. 2 % dari penjualan bersih
2 % x [Rp.12.500.000,00 – (Rp500.000,00 + Rp 300.000,00)] = Rp. 234.000,00
Jurnal penyesuaiannya:
Kerugian piutang tak tertagih...........Rp. 234.000,00
Cadangan kerugian piutang tak tertagih............Rp. 234.000,00
c. 2 % dari penjualan kredit bersih
Penjualan kredit = 60 % x Rp. 12.500.000,00 = Rp. 7.500.000,00
Return Penjualan = Rp. 500.000,00
Potongan penjualan = Rp. 300.000,00 -
Penjualan kredit bersih = Rp. 6.700.000,00
2 % x Rp. 6.700.000,00 = Rp. 134.000,00
Jurnal penyesuaiannya:
Kerugian piutang tak tertagih...........Rp. 134.000,00
Cadangan kerugian piutang tak tertagih............Rp. 134.000,00
G. Kesimpulan
Penjualan secara kredit merupakan salah satu strategi dalam meningkatkan penjualan
dan pangsa pasar perusahaan. Penjualan kredit akan menyebabkan perusahaan harus
menginvetasikan dananya pada piutang. piutang adalah segala bentuk tagihan atau klaim
perusahaan kepada pihak lain baik individu maupun badan usaha yang pelunasannya
dapat dilakukan dengan bentuk uang, benda maupun jasa. Untuk mengurangi risiko yang
akan timbul akibat dari penjualan kredit tersebut, perusahaan harus mempunyai strategi
dalam mengelola piutang. Berdasarkan sumber aktivitasnya, piutang tersebut terdiri dari
piutang dagang/ usaha, piutang wesel dan piutang lain-lain.
Manajemen piutang merupakan rangkaian proses yang dilakukan dalam mengelola
piutang sehingga dapat berjalan sebagaimana mestinya. Dengan manajemen piutang
yang baik, maka akan terjadi siklus yang baik mulai dari terjadinya piutang sampai
proses pengembaliannya sehingga tidak mengganggu pada aliran arus kas perusahaan.
Terdapat beberapa langkah yang harus dilakukan oleh perusahaan dalam hal kebijakan
dalam manajemen piutang yaitu penetapan standar kredit, persyaratan kredit, kebijakan
kredit dan pengumpulan piutang. Faktor yang mempengaruhi besar kecilnya dana yang
diinvestasikan dalam piutang, diantaranya besarnya volume penjualan kredit, syarat
pembayaran, ketentuan tentang pembatasan kredit (plafon kredit), kebiasaan pembayaran
dari debitur, kebijakan dalam penagihan piutang. Piutang diberlakukan sebagai
instrumen keuangan yaitu asset keuangan berdasarkan SAK maupun IFRS. Pengakuan
dan pengukuran piutang diatur dalam PSAK 55 sedangkan penyajiannya diatur dalam
PSAK 50 dan PSAK 1. Perlakuan terhadap piutang tak tertagih dilakukan dengan
menggunakan dua metode yaitu metode penghapusan langsung dan metode cadangan.
Daftar Pustaka
Widoatmodjo, Sawidji, 1996. Cara Sehat Investasi di Pasar Modal; Pengetahuan Dasar.
Jurnalindo Aksara Grafika. Jakarta.
Widoatmodjo,Sawidji. 1996. Teknik Memetik Keuntungan di Bursa Efek. Rineka Cipta.
Jakarta.
Halim, Abdul. 2003. Analisis Investasi. Salemba empat. Jakarta
Suharli,M. 2007. Studi Empiris Mengenai Pengaruh Profitabilitas, Leverage,dan Harga
Saham terhadap Jumlah Dividen Tunai (Studi pada Perusahaan yang Terdaftar di
Bursa Efek Jakarta Periode 2002-2003). Jurnal Maksi Vol.6 No.2 Agustus. p.243-256
Keown, Arthur J, John Martin, William Petty dan David F. Scott, 2010. Manajemen
Keuangan Prinsip dan Penerapan, Edisi Kesepuluh Jilid 1, Alih Bahasa Marcus Prihminto
Widodo, MA, Penerbit PT INDEKS, 2010.
Hanafi, Mamduh dan Halim, Abdul. 2012. Analisis Laporan Keuangan. Edisi Ketiga.
Cetakan Pertama. Penerbit UPP Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN. Yogyakarta.
Agus Sartono. 2010. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi(4th ed.). Yogyakarta:
BPFE