Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH HUKUM PEMBIAYAAN

ANJAK PIUTANG

KELOMPOK 4

Fachri Alfiandra (191010203)

M.Ihsan ( )

Rani Yolanda (191010596)

Robby Adityo Junaidi (191010383)

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM RIAU

2022
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam pengelolaan suatu perusahaan terdapat berbagai kegiatan usaha, mulai dari
kegiatan pokok sampai dengan kegiatan tambahan. Yang menjadi masalah adalah jika
kegiatan pokok mengalami hambatan, maka hal ini akan menyebabkan kehidupan
perusahaan terancam. Kegiatan pokok merupakan tulang punggung kegiatan perusahaan
dalam memperoleh keuntungan. Terancamnya kegiatan pokok tersebut akan mengakibat kan
terancam pula keuntungan yang akan diperoleh dan pada akhirnya akan membahaya kan
kehidupan perusahaan yang bersangkutan.

Bagi perusahaan yang bergerak dalam bidang perdagangan atau penjualan, hambatan
utama yang dapat menjadi ancaman adalah banyaknya penjualan kredit yang tidak dapat
tertagih alias macet. Banyaknya kredit yang macet akan mengakibatkan terganggunya
perputaran barang dan perputaran keuangan, apalagi jika sampai kredit tersebut tidak
mampu lagi dibayar oleh pihak yang berutang.

Karena penjualan secara kredit tersebut maka perusahaan memiliki tagihan (piutang)
kepada pelanggan/customer. Piutang bagi perusahaan akan memperlambat arus kas karena
dana tunai/kas baru akan masuk setelah piutang tersebut jatuh tempo atau dilunasi. Padahal
disisi lain perusahaan membutuhkan uang tunai/kas untuk kegiatan operasionalnya. Jika
perusahaan kekurangan kas maka biasanya akan pinjam ke pihak lain misalnya bank.

Apabila masalah piutang macet ini tidak dapat segera ditanggulangi secara serius,
bukan tidak mungkin kerugian yang lebih besar tidak dapat dihindari lagi. Untuk melakukan
penagihan piutang yang macet diperlukan biaya maupun tenaga yang harus dikorbankan.

Untuk menanggulangi masalah piutang macet dan administrasi kredit yang semrawut
dapat diserahkan kepada perusahaan yang sanggup ntuk melakukannya. Adalah perusahaan
anjak piutang yang memang kegiatan utamanya adalah bergerak dibidang penagihan
piutang. Perusahaan anjak piutang dapat mengambil alih pengelolaan piutang baik dengan
cara dikelola atau dengan cara dibeli serta dapat pula dilakukan pengelolaan administrasi
piutang suatu perusahaan. Jadi bagi perusahaan yang sedang mengalami kesulitan seperti itu
dapat menyerahkan seluruh persoalannya kepada perusahaan anjak piutang dengan imbalan
fee dan biaya-biaya lainnya yang disepakati bersama. Dengan kata lain perusahaan
mempunyai alternatif lain untuk memperoleh dana tunai yaitu dengan menjual atau
mengalihkan faktur- faktur piutang yang dimilikinya ke Lembaga Keuangan Anjak Piutang
(Factoring).

1.2 Rumusan Masalah

a. Apa yang dimaksud dengan Anjak Piutang?

b. Siapa sajakah pihak yang terlibat dalam Anjak Piutang?

c. Apa saja manfaat Anjak Piutang?

d. Apa saja kegiatan Anjak Piutang?

e. Apa saja jasa yang ditawarkan?

f. Apa saja jenis-jenis Anjak Piutang?

g. Bagaimana mekanisme dan syarat Anjak Piutang?

h. Apa saja bentuk dan isi perjanjian Anjak Piutang?

i. Contoh Perusahaan Anjak Piutang di Indonesia

j. Apa saja kelebihan dan kelemahan Anjak Piutang?


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Anjak Piutang


Anjak Piutang dalam bahasa Inggrisnya sering disebut Factoring. Anjak piutang
merupakan suatu istilah yang berasal dari gabungan kata “anjak” yang artinya pindah
atau alih, dan “piutang” yang berarti tagihan sejumlah uang. Berdasarkan arti kata
tersebut secara sederhana anjak piutang berarti pengalihan piutang dari pemiliknya
kepada pihak lain.

Menurut Keputusan Menteri Keuangan Nomor 1251/KMK.013/1988 tanggal 20


Desember 1988, Perusahaan anjak piutang adalah badan usaha yang melakukan kegiatan
pembiayaan dalam bentuk pembelian atau pengalihan serta pengurusan piutang atau
tagihan jangka pendek suatu perusahaan dari transaksi perdagangan dalam atau luar
negeri.

1. Pengertian menurut beberapa ahli

a. Dahlan Siamat
Anjak Piutang adalah sebagai transaksi pembelian dan atau pengalihan serta
pengurusan piutang atau tagihan jangka pendek klien (penjual) kepada perusahaan
factoring, kemudian akan ditagih oleh perusahaan anjak piutang (factoring) kepada
pembeli karena adanya pembayaran kepada klien oleh perusahaan factoring (factor).

b. Veitzal Rivai
Factoring didefinisikan sebagai suatu usaha yang dilakukan oleh perusahaan
baik dalam bentuk piutang maupun promes atas dasar diskonto dari klien dengan
syarat recourse maupun without recourse sehingga hak penagihan berpindah kepada
perusahaan Anjak Piutang (Factoring).
c. Sudargo Gautama
Anjak Piutang atau Factoring pada intinya adalah pelaksanaan usaha
pembelian piutang atas dasar suatu tingkat diskonto tertentu dari sisi penjual piutang.

d. Handowo Dipo
Anjak piutang adalah suatu suatu teknik pendanaan jangka pendek dengan
memanfaatkan piutang yang dimiliki oleh suatu perusahaan.

e. Subagyo
Usaha Anjak Piutang (Factoring) adalah usaha pembiayaan dalam bentuk
pembelian dan/atau pengalihan serta pengurusan piutang atau tagihan jangka pendek
suatu perusahaan (debitur) dari transaksi perdagangan dalam dan luar negeri.

Berdasarkan pengertian Anjak Piutang (Factoring) diatas, dapat ditarik kesimpulan


bahwa Anjak Piutang adalah suatu cara pembiayaan atau pendanaan jangka pendek dengan
memanfaatkan piutang yang dimiliki oleh suatu perusahaan (client). Perusahaan yang
bersangkutan menjual atau menyerahkan hak atas piutangnya kepada perusahaan Anjak
Piutang (Factor). Kemudian perusahaan anjak piutang (Factor) menyerahkan sejumlah uang
kepada perusahaan (Client) tersebut sebesar prosentase tertentu dari jumlah nilai piutang.
Sebagai imbalan, perusahaan Anjak Piutang (Factor) membebankan biaya administrasi dan
bunga pada perusahaan (Client) tersebut. Dari penjualan piutang oleh perusahaan (Client)
kepada perusahaan Anjak Piutang (Factor) tersebut, kemudian memberikan hak kepada
perusahaan Anjak Piutang (Factor) untuk menagih piutang dagang kepada Customer
(debitur).

B. Pihak Yang Terlibat Dalam Perusahaan Anjak Piutang

1. Perusahaan Anjak Piutang (Factor)


Perusahaan Anjak Piutang (Factor) adalah badan usaha yang melakukan usaha
pembiayaan dalam bentuk pembelian dan/atau pengalihan serta pengurusan piutang atau
tagihan jangka pendek suatu perusahaan dari transaksi perdagangan dalam atau luar
negeri.
Pihak yang dapat menjadi perusahaan Anjak Piutang (Factor) adalah perusahaan
yang bergerak khusus dalam usaha Anjak Piutang atau perusahaan yang disamping
bergerak di bidang Anjak Piutang, tetapi juga bergerak dibidang usaha finansial lainnya,
seperti bidang leasing, consumer finance, credit card (perusahaan multifinance) dan
Bank.

Bank juga diperkenankan melakukan usaha Anjak Piutang berdasarkan ketentuan


Pasal 6 huruf (e) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan. Pada
penjelasan ketentuan Pasal 6 huruf (e) tersebut ditegaskan bahwa kegiatan Anjak Piutang
merupakan kegiatan pengurusan piutang atau tagihan jangka pendek dari transaksi
perdagangan dalam atau luar negeri, yang dilakukan dengan cara pengambilalihan atau
pembelian piutang tersebut.

2. Penjual Piutang (Client)


Penjual Piutang (Client) adalah perusahaan yang menjual piutang dagang jangka
pendek kepada perusahaan Anjak Piutang (Factor). Penjual piutang adalah pihak yang
mempunyai piutang. Dari pengertian tentang penjual piutang diatas, penjual piutang
disyaratkan harus merupakan suatu perusahaan. Dengan demikian usaha perseorangan
tidak dimungkinkan untuk menjual piutangnya dengan cara Anjak Piutang (Factoring).

Meskipun penjual piutang (Client) itu suatu perusahaan, namun tidak berarti hanya
perusahaan yang berbadan hukum saja, seperti PT (Perseroan Terbatas) atau Koperasi
tetapi juga meliputi perusahaan yang tidak berbadan hukum, seperti Firma, CV,
Persekutuan Perdata, dan sebagainya.

3. Nasabah (Customer)
Nasabah atau debitur (Customer) adalah pihak yang berhutang kepada penjual
piutang (Client). Dengan terjadinya transaksi Anjak Piutang (Factoring), maka
hutangnya Customer kepada Client tersebut dialihkan kepada perusahaan Anjak Piutang
(Factor). Posisi customer disini cukup penting, karena ia dapat menentukan macet
tidaknya serta lunasnya piutang client yang telah dialihkan kepada Perusahaan Anjak
Piutang (Factor).

Sebelum perusahaan Anjak Piutang mengambil keputusan untuk membeli atau


mengambilalih tagihan (piutang) Client, maka yang dinilai adalah kemampuan/kemauan
bayar Customer. Apabila kemampuan dan bonafiditas Customer meragukan, maka pihak
Perusahaan Anjak Piutanng (Factor) akan berpikir dua kali untuk membeli piutang dari
Client.

C. Manfaat Anjak Piutang

1. Bagi Client

a. Peningkatan penjualan. Adanya jasa pembaiayaan memungkinkan klien


melakukan penjualan dengan cara kredit namun sulit untuk dilakukan apabila
klien mengalami kesulitan modal. Dengan adanya jasa anjak piutang, klien
mampu menjual secara kredit.

b. Pengurangan resiko tidak tertagihnya piutang. Pembiayaan dengan skema


without recourse memungkinkan adanya pengalihan sebagian resiko tidak
tertagihnya piutang kepada factor. Pengalihan resiko ini sangat menguntungkan
bagi kelancaran dan kepastian usaha bagi pihak klien.

c. Memudahkan perencanaan arus kas (cash-flow). Jasa investigasi kredit / piutang


memungkinkan klien untuk melakukan perkiraan waktu dan jumlah piutang yang
dapat ditagih, sehingga memudahkan proyeksi arus kas usaha secara keseluruhan.

d. Memudahkan penagihan piutang. Jasa penagihan piutang yang diberikan oleh


factor menyebabkan klien tidak perlu secara langsung melakukan penagihan
piutang kepada nasabah, sehingga waktu dan tenaga karyawan dapat
dimanfaatkan untuk melakukan kegiatan lain yang lebih produktif.
2. Bagi Factor

Manfaat utama yang diterima factor adalah penerimaan dalam bentuk fee dari pihak
klien. Fee tersebut terdiri dari:

a. Discount fee/charge. Fee ini dibayarkan oleh klien karena factor memberikan jasa
pembiayaan (uang muka) atas piutang yang diberikan oleh factor.

b. Service/charge. Fee ini dibayarkan oleh klien karena factor memberikan jasa
nonpembiayaan yang nilainya ditentukan sebesar presentase tertentu dari piutang
atas dasar beban kerja yang akan dilakukan oleh factor.

3. Bagi Nasabah

Nasabah memperoleh manfaat berupa:

a. Kesempatan untuk melakukan pembelian secara kredit. Kehadiran jasa


pembiayaan memungkinkan klien untuk melakukan penjualan secara kredit.

b. Layanan penjualan yang lebih baik. Jasa administrasi penjualan memungkinkan


klien melakukan penjualan dengan lebih cepat dan tepat.

D. Kegiatan Anjak Piutang


Berkaitan dengan definisi anjak piutang tersebut, dalam kegiatan anjak piutang yang
dilakukan di Indonesia terdapat beberapa hal penting yang perlu digarisbawahi, yakni:

a. Transaksi anjak piutang dapat dibedakan menjadi 2 (dua) jenis, anjak piutang
dengan pembiayaan (financing activity), yaitu dalam bentuk pembelian dan
pengalihan piutang dan, anjak piutang non–pembiayaan (non–financing activity)
yaitu dalam bentuk pengurusan piutang atau tagihan.

b. Transaksi anjak piutang dapat dilakukan untuk transaksi perdagangan domestik


(anjak piutang domestik) dan transaksi perdagangan antar negara atau
ekspor/impor (anjak piutang international).
c. Objek pembiayaan anjak piutang adalah piutang atau tagihan jangka pendek
suatu perusahaan dari transaksi perdagangan dalam atau luar negeri. Pembiayaan
anjak piutang hanya dapat dilakukan kepada perusahaan, bukan kepada
individual atau orang – perorangan.

E. Jasa Yang Ditawarkan


Dalam kegiatan sehari-harinya secara umum perusahaan anjak piutang mempunyai
dua macam jasa yang dapat ditawarkan kepada masyarakat. Adapun jasa-jasa yang
dlakukan oleh perusahaan anjak piutang, sebagai berikut:

1. Jasa Pembiayaan (financing service)


Dalam hal jasa pembiayaan, perusahaan anjak piutang melakukan pembayarn
dimuka (prefinancing) kepada kreditur yang besarnya tergantung dari kesepakatan
kedua belah pihak. Kontrak dalam perjanjian dapat dibuat berdasarkan with resource
atau dengan without resource. Dalam hal ini besarnya pembiayaan yang dilakukan
sekitar 60%-80% dari total piutang setelah dilakukan kontrak dan penyerahan bukti-
bukti penjualan.

2. Jasa Non Pembiayaan (non financing service)


Dalam jasa non pembiayaan kegiatan yang dilakukan meliputi pemberian jasa
pengelolaan administrasi kredit. Biasanya kegiatan jasa ini meliputi: analisis
kelayakan suatu kredit, melakukan adminsitrasi kredit, pengawasan terhadap kredit
termasuk pengendaliannya dan perlindungan terhadap suatu resiko kredit.

Kemudian berkaitan dengan jasa-jasa yan diberikan pihak anjak piutang juga
akan membebankan sejumlah biaya kepada kreditur. Dalam praktiknya paling tidak
ada dua jenis biaya yang dibebankan kepada kliennya akibat dari pembiayaan yang
dilakukan perusahaan anjak piutang, yaitu fee dan biaya administrasi erhadap
pembiayaan tertentu.
F. Jenis Anjak Piutang

1. Berdasarkan Penanggungan Resiko

a. With Recourse Factoring


Berkaitan dengan risiko debitur yang tidak mampu memenuhi kewajibannya.
Keadaan ini bagi perusahaan anjak piutang merupakan ancaman risiko. Dalam
perjanjian with recourse, klien akan menanggung risiko kredit terhadap piutang yang
dialihkan kepada perusahaan anjak piutang. Oleh karena itu, perusahaan anjak
piutang akan mengembalikan tanggung jawab (recourse) pembayaran piutang kepada
klien atas piutang yang tidak tertagih dari customer.

b. Without Recourse Factoring


Yaitu jenis Factoring yang meletakkan beban tagihan beserta seluruh risikonya
sepenuhnya pada para pihak perusahaan Factor. Jadi jika misalnya terjadi kegagalan
dalam penagihan piutang, merupakan tanggung jawab pihak perusahaan Factor
sendiri, sementara pihak klien tidak lagi bertanggung jawab kecuali ada unsur
“kesalahan” pada pihak klien.

2. Berdasarkan Lingkup Wilayah

a. Domestic Factoring
Yaitu Factoring dimana semua para pihak berada dalam satu negara.

b. International Factoring
Yaitu Factoring dimana pihak customernya berada di luar negeri. Untuk
international factoring ini sering disebut juga dengan istilah Export/Import
Factoring.

3. Berdasarkan pemberitahuan kepada pihak Customer

a. Disclosed Factoring
Pengalihan piutang kepada perusahaan anjak piutang dengan sepengetahuan
pihak debitur (customer). Oleh karena itu pada saat piutang terebut jatuh tempo
perusahaan anjak piutang memiliki hak tagih pada debitur yang bersangkutan.
Untuk dapat melakukan hal tersebut di dalam faktur dicantumkan pernyataan
bahwa bahwa piutang yang timbul dari faktur ini telah dialihkan kepada
perusahaan anjak piutang.

b. Undisclosed Factoring
Transaksi penjualan atau pengalihan piutang kepada perusahaan anjak piutang
oleh klien tanpa pemberitahuan kepada debitur kecuali bila ada pelanggaran atas
kesepakatan pada pihak klien, atau secara sepihak perusahaan anjak piutang
menganggap akan menghadapi risiko.

4. Berdasarkan Pelayanan

a. Full Service Factoring


Anjak piutang jenis ini memberikan jasa secara menyeluruh, baik jasa
pembiayaan maupun non-pembiayaan.

b. Bulk Factoring
Anjak piutang jenis ini memberikan jasa pembiayaan dan pemberitahuan saat
jatuh tempo pada nasabah, tanpa memberikan jasa lain seperti resiko piutang,
administrasi penjualan, dan penagihan.

c. Maturity Factoring
Fasilitas jasa yang diberikan kepada kreditur adalah perlindungan kredit yang
meliputi pengurusan atau penjualan, penagihan dari debitur dan perlindungan
atas piutang dan dalam jenis ini jasa yang diberikan adalah tanpa pembiayaan.

d. Financial Factoring
Merupakan jenis Factoring yang memberikan jasa-jasa, disamping jasa-jasa yang
diberikan oleh manurity factoring, ditambah lagi dengan jasa pemberian bantuan
financial.

e. Resource Factoring
Jasa yang diberikan perusahaan anjak piutang meliputi hampir semua jasa anjak
piutang kecuali proteksi terhadap resiko tidak terbayar tagihannya. Dalam hal ini
resiko kredit tetap berada pada kreditor.
f. Advance Payment
Transaksi pengalihan piutang dimana pembayarannya dilakukan pada saat jatuh
tempo dan besarnya sekitar 80% dari nilai faktur.

G. Syarat dan Mekanisme Anjak Piutang


Menurut Budi Rachmat, untuk mendapatkan fasilitas anjak piutang, calon klien
biasanya harus sudah mempunyai usaha yang baik dan menguntungkan. Selanjutnya
calon klien mengajukan permohonan dengan melampirkan syarat- syarat sebagai berikut:

1. Akta pendirian perusahaan klien beserta perubahan-perubahannya

2. Surat pengesahan pendirian perusahaan dari Departemen Kehakiman dan Hak Asasi
Manusia dan Berita Negara

3. Surat Izin Usaha Perusahaan (SIUP)

4. Tanda Daftar Perusahaan (TDP)

5. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)

6. Laporan keuangan 3 tahun terakhir

7. Bank statement account untuk 3 bulan terakhir

8. Perjanjian jual beli dengan nasabah

9. Contoh invoice (faktur) dan credt note (nota kredit) perusahaan

10. Professional background dari direksi dan/atau komisaris

11. Struktur organisasi perusahaan klien

12. Data-data lain yang akan diminta kemudian bila diperlukan


Selain syarat-syarat tertentu, biasanya perusahaan anjak piutang meminta syarat lain,
yaitu:

a. Klien harus merupakan badan hukum atau bentuk usaha tetap seperti PT, CV,
Firma, dan lain-lain dan bukan perorangan, demikian pula nasabahnya.

b. Volume penjualan calon klien masuk dalam kategori yang telah dipersyaratkan
oleh perusahaan anjak piutang misalnya Rp. 100.000.000 per bulan.

c. Calon klien bersedia memberikan jaminan tambahan atas fasilitas pembiayaan


yang diterima.

d. Calon klien harus bersedia untuk disurvei oleh tim dari perusahaan anjak piutang
guna mendapatkan gambaran usaha yang seutuhnya.

Adapun mekanisme dalam transaksi anjak piutang pada prinsipnya sama antara
perusahaan anjak piutang yang satu dengan lainnya, yaitu dilakukan melalui tahapan sebagai
berikut:

a. Tahap permohonan
Setiap permohonan pembiayaan anjak piutang, klien harus mengisi formulir
aplikasi yang telah disediakan oleh perusahaan anjak piutang dengan lengkap dan
ditandatangani oleh klien.

b. Tahap pengecekan / desk research checking


Berdasarkan aplikasi pemohon, perusahaan anjak piutang akan melakukan
pengecekan atas kebenaran dari pengisian formulir aplikasi tersebut.

c. Tahap audit checking / pemeriksaan lapangan


Apabila tahap pengecekan /desk research checking hasilnya cukup baik, maka
proses permohonan dilanjutkan dengan pemeriksaan lapangan atau audit ke calon
klien. Adapun tujuan daripemeriksaan lapangan ini adalah:

Untuk memastikan bahwa transaksi penjualan yang dilakukan antara klien dan
nasabah termasuk dalam kriteria tagihan yang dapat dianjakpiutangkan.
1. Untuk mempelajari prosedur administrasi penjualan yang dilakukan oleh
klien, termasuk syarat dan kondisi penjualan.

2. Untuk mengenali secara langsung nasabah-nasabah mana yang melakukan


transaksi pembelian secara rutin, langsung dan tingkat ketaatan
pembayarannya.

3. Untuk menghitung secara pasti berapa besar tingkat penjualan calon klien
disbanding dengan laporan yang disampaikan.

d. Tahap pembuatan customer profile


Berdasarkan hasil pemeriksaan lapangan, perusahaan anjak piutang akan
membuat customer profile yang isinya memuat tentang nama perusahaan customer,
nama pemilik, alamat dan nomor telepon, contact person, credit term, lamanya
hubungan dengan klien dan lain-lain.

e. Tahap pengajuan proposal kepada kredit komite


Selanjutnya marketing department pada perusahaan anjak piutang akan
mengajukan proposal atas permohonan yang diajukan oleh klien kepada kredit
komite.

f. Tahap pengajuan keputusan kredit komite


Keputusan kredit komite merupakan dasar bagi perusahaan anjak piutang untuk
melakukan pembiayaan atau tidak. Apabila permohonan klien ditolak, harus
diberitahukan melalui surat penolakan, sedangkan apabila disetujui maka marketing
department akan mempersiapkan surat peanwaran kepada calon klien.

g. Tahap pengiriman surat penawaran


Setelah proposal memperoleh persetujuan dari kredit komite, maka marketing
department mempersiapkan surat penawaran kepada klien. Surat penawaran wajib
ditandatangani oleh klien dan dokumen ini biasanya akan dijadikan surat penerimaan
(letter of acceptance).
h. Tahap pengikatan
Berdasarkan surat penawaran yang telah ditandatangani oleh klien, maka bagian
legal akan mempersiapkan pengikatan sebagai berikut :

1. Perjanjian anjak piutang beserta lampirannya

2. Jaminan pribadi (jika ada)

3. Jaminan perusahaan (jika ada)

4. Surat kuasa khusus, jika diperlukan

5. Notification letter

6. Pengikatan perjanjian anjak piutang dapat dilakukan secara bawah tangan,


dilegalisir oleh notaries, atau secara notariil.

i. Tahap pencairan fasilitas


Setelah proses penandatangan perjanjian dilakukan oleh kedua belah pihak,
selanjutnya klien akan mencairkan fasilitas pembiayaan yang diberikan oleh
perusahaan anjak piutang. Kemudian, setiap akhir bulan perusahaan anjak piutang
akan membuatkan laporan atas pemakaian fasilitas anjak piutang yang telah diterima
oleh klien beserta lampirannya.

H. Bentuk dan Isi Perjanjian Anjak Piutang


Berdasarkan pada syarat dan mekanisme sebagaimana yang telah dibahas pada
bagian sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa perjanjian anjak piutang tersebut dibuat secara
tertulis. Peraturan perundang-undangan tidak menentukan apakah perjanjian yang tertulis
harus dibuat dalam bentuk akte autentik, akta notaries atau akta dibawah tangan. Secara
yuridis, baik dalam bentuk akta autentik / akta notaries maupun akta di bawah tangan sama-
sama mempunyai kekuatan hukum, yang membedakan hanyalah pada segi hukum
pembuktiannya.
Adapun tentang isi perjanjian anjak piutang baik dalam Keppres No. 61 Tahun 1988
maupun peraturan pelaksanaannya belum mengatur mengenai hal-hal apa saja yang harus
dimuat di dalam perjanjian anjak piutang.

1. Ketentuan Umum

a. Ketentuan mengenai penawaran penjualan piutang dari perusahaan klien kepada


perusahaan anjak piutang, termasuk cara dan persyaratannya.

b. Ketentuan mengenai peanwaran yang memuat hak perusahaan anjak piutang


untuk menerima atau menolak piutang-piutang yang ditawarkan berdasarkan
ketentuan-ketentuan yang disepakati.

c. Ketentuan mengenai harga penjualan piutang, termasuk kalkulasinya, waktu


pembayaran, uang muka (advanced payment).

d. Ketentuan mengenai jaminan yang diberikan oleh klien atas piutang yang
ditawarkan untuk dijual kepada perusahaan anjak piutang, dan risiko akibat
jaminan yang tidak benar.

e. Ketentuan mengenai ruang lingkup administrasi piutang yang dilakukan oleh


perusahaan anjak piutang, kewajiban pelaporan kepada klien dan ketentuan biaya
administrasi yang diperhitungkan.

f. Ketentuan pembelian kembali piutang dalam hal terjadinya keadaan- keadaan


tertentu dan penetapan harga penjualan kembali piutang tersebut.

2. Keabsahan Piutang
Perusahaan anjak piutang akan meminta klien untuk memberikan jaminan bahwa
piutang yang dijual benar-benar ada dan barang telah diserahkan kepada nasabah. Apabila
piutang dalam bentuk pemberian jasa, maka klien harus menjamin bawha pemberian jasa
tersebut telah dilakukan. Klien juga harus menjamin bahwa nilai jumlah piutang oleh klien
benar-benar telah dihitung dengan benar dan piutang tersebut bebas dari perselisihan dan
tidak dilakukan contratrading oleh nasabah atau kemungkinan akan dituntut oleh pihak
ketiga.
3. Pengalihan Resiko
Perusahaan anjak piutang perlu menetapkan apakah dalam pengalihan risiko
dilakukan dengan syarat :

a. Without recourse, yaitu risiko tidak terbayarnya faktur atau piutang oleh nasabah
berada pada perusahaan anjak piutang.

b. With recourse, yaitu risiko tidak terbayarnya piutang berada pada klien.

4. Pengalihan Piutang
Dalam pelaksanaan pengalihan piutang (cessie) perlu diatur ketentuan antara lain
sebagai berikut:

a. Pengalihan piutang harus dibuat dalam suatu akta di bawah tangan atau akta autentik
dengan melampirkan dokumen yang mendukung.

b. Setiap faktur yang dialihkan seyogyanya mencantumkan keterangan di dalamnya


yang menerangkan bahwa faktur tersebut sudah dialihkan kepada perusahaan anjak
piutang.

5. Pemberitahuan atau Notifikasi


Pemberitahuan (notification) atas pengalihan piutang meliputi hal-hal sebagai
berikut:

a. Pengalihan piutang harus diberitahukan kepada nasabah dan disetujui atau diakui
oleh pejabat yang berwenang dari pihak nasabah.

b. Pemberitahuan ini merupakan tanggungjawab dari klien.

c. Pemberitahuan oleh klien ini hanya diperlukan sekali untuk setiap nasabah pada
waktu pengalihan pertama.

d. Persetujuan atau pengakuan terhadap pemberitahuan ini oleh nasabah dapat pula
dilakukan dengan persetujuan terhadap instruksi pembayaran.

e. Pemberitahuan ini tidak diharuskan untuk kegiatan anjak piutang semacam invoice
discounting factoring maupun undisclosed factoring.
6. Syarat Pembayaran
Klien diminta untuk menjamin bahwa setiap piutang yang dijual harus memiliki
persyaratan pembayaran yang sama dengan persyaratan penjualan yang disetujui oleh
perusahaan anjak piutang sebelumnya. Pembayaran oleh nasabah dilakukan secara
langsung kepada perusahaan anjak piutang dari waktu ke waktu.

7. Perubahan Persyaratan
Klien diwajibkan memberitahukan perusahaan anjak piutang secara tertulis setiap
ada rencana perubahan atas ketentuan-ketentuan dan persyaratan kredit yang diberikan
kepada nasabah sepanjang yang berkaitan dengan piutang atau tagihan yang dijual
tersebut.

8. Tanggungjawab klien atau nasabah


Klien harus membayar kepada perusahaan anjak piutang nilai piutang yang dijual
apabila terdapat hal-hal sebagai berikut :

a. Nasabah tidak mengakui kebenaran piutang atau jumlah piutang yang harus
dibayar nasabah

b. Nasabah tidak membayar sebagian atau tidak sepenuhnya melunasi tagihan yang
telah jatuh tempo

c. Nasabah mengalami kebangkrutan

d. Klien melakukan wanprestasi atau melanggar ketentuan kontrak dengan nasabah


yang menimbulkan adanya tagihan tersebut.

9. Jaminan Klien

a. Klien harus menjamin bahwa hak perusahaan anjak piutang atas piutang yang
dibelinya tersebut tidak menjadi hapus.

b. Klien tidak diperbolehkan membuat pernyataan lunas atas suatu piutang yang
telah dijual tanpa persetujuan tertulis dari perusahaan anjak piutang.

c. Klien harus selalu memenuhi kesepakatan atau ketentuan perjanjian dengan


nasabah yang berkaitan dengan piutang yang dijual kepada perusahaan anjak d.
piutang.

d. Klien harus menyerahkan laporan keuangan tahunan atau pertengahan tahun


buku kepada perusahaan anjak piutang.

e. Perusahaan anjak piutang dapat melakukan pemeriksaan dan mengkopi dokumen


yang ada di kantor klien yang berkaitan dengan tagihan dimaksud.

I. Contoh Perusahaan Anjak Piutang Yang Aktif Di Indonesia

1. Aditama Finance

2. SG Finance

3. PT. IFS Capital Indonesia

4. PT. Tifa Finance

5. Indomobil Group

6. CV. Angkasa Citra Mandiri

J. Kelebihan dan Kelemahan Perusahaan Anjak Piutang


Kelebihannya:

1. Cash flow lebih cepat,yang bisa dimanfaatkan, misalnya untuk


memperoleh persediaan yang lebih cepat laku.

2. Adanya “asuransi” terhadap piutang tidak tertagih.

3. Beban administrasi pengelolan piutang bisa dipindahkan ke Factor.

4. Biaya anjak piutang bisa dikurangkan dari penghasilan kena pajak, sebab
berhubungan dengan proses menghasilkan pendapatan.

5. Tidak mengharuskan posisi keuangan yang kuat.


6. Tidak ada implikasi jangka panjang yang negatif dalam neraca.

7. Bisa dilaksanakan untuk sekali transaksi atau untuk jangka panjang.

Kelemahannya:

1. Biaya relatif tinggi.

2. Ada Factor yang tidak bersedia menerima transaksi non-recourse.

3. Akan menurunkan laba, jika cash flow yang diperoleh tidak dimanfaatkan dengan
efektif.

4. Cash flow yang diperoleh harus bisa dimanfaatkan dengan cepat supaya tidak
merugikan.

5. Bisa menimbulkan kesan yang buruk pada pembeli karena penggantian pemilikan
piutang.
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Perusahaan anjak piutang adalah badan usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan
dalam bentuk pembelian atau pengalihan serta pengurusan piutang atau tagihan jangka
pendek suatu perusahaan dari transaksi perdagangan dalam atau luar negeri. Pihak-pihak
yang terlibat dalam Perusahaan Anjak Piutang yaitu Perusahaan Anjak Piutang (Factor),
Penjual Piutang (Client) dan Nasabah (Customer).

Kelemahan dibidang manajemen/ pengelolaan piutang menyebabkan semakin


meningkatnya kredit macet. Kondisi seperti ini mengancam kontinuitas usaha yang pada
gilirannya akan menyulitkan perusahaan dalam memperoleh sumber pembiayaan dari
lembaga keuangan. Salah satu manfaat yang dapat diberikan lembaga anjak piutang dalam
rangka mengatasi masalah dunia usaha adalahc penggunaan jasa anjak piutang akan
menurunkan biaya produksi dan biaya penjualan, menghilangkan risiko kerugian akibat
terjadinya kredit macet karena resiko kredit macet ini dapat diambil alih oleh lembaga anjak
piutang, dan lain- lain.
Daftar Pustaka

http://dewiningrum2795.blogspot.co.id/2015/04/blk-anjak-piutang.html

PT Ayu Esti W. 2004. Aspek Hukum Lembaga Pembiayaan Anjak Piutang (Factoring).
Bachelor thesis, Universitas Udayana.

http://hikmahangelf.blogspot.co.id/2014/12/makalah-anjak-piutang- factoringtugas.html

https://dosenekonomi.com/ilmu-ekonomi/badan-usaha/contoh-perusahaan- anjak-piutang

Amanita Novi. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Universitas Negeri Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai