Anda di halaman 1dari 3

MANAJEMEN ANJAK PIUTANG

Sejarah Anjak Piutang


Jika kita melihat kembali mengenai usaha anjak piutang, maka kita bisa melihat
kembali ke 100 tahun yang lalu. Pada tahun 1880-an, banyak pabrik inggris yang menjual
barang-barang produksinya kepada koloni barunya Amerika. Tetapi dalam proses transaksi
tersebut, mereka tidak mengenal pembelinya dan kurang tahu bagaimana prosedur
penagihannya. Karena situasi ini, maka timbullah perusahaan-perusahaan yang bertindak
sebagai perantara dalam kegiatan penjualan barang tersebut. Lalu terjadilah revolusi industri
yang menyebabkan peran dari perusahaan tersebut, yang biasa disebut dengan factor,
mengalami perubahan. Pabrik-pabrik tekstil Inggris khususnya, mulai menggunakan factor
ini untuk melakukan penilaian guna menentukan kelayakan kredit nasabahnyayang berasal
dari Amerika. Berlanjut dengan pembelian faktur-faktur pabrik tekstil Inggris oleh
pihakfactor yang selanjutnya diuangkan pada saat jatuh tempo. Kegiatan transaksi ini
mengalami perkembangan yang sangat pesat. Amerika Serikat sebagai negara yang
mengembangkan bisnis anjak piutang, memulainya pada pembiayan industri tekstil yang
pada awalnya merupakan bagian dari kegiatan bank. usaha ini berkembang hingga
terspesialisasi hanya pada kegiatan anjak piutang. Selanjutnya menyebar dan berkembang di
wilayah Eropa.
Usaha anjak piutang dimulai di wilayah Amerika Utara khususnya pada sektor
industri kecil. Di negara lain, usaha ini masih terbilang sebagai usaha yang sangat baru,
dimulai pada tahun 1960-an dan di negara-negara tertentu dimulai pada dekade 1970-an.
Perusahaan anjakpiutang di Eropa mengikuti pola perkembangan usaha anjak piutang di
Amerika. Semakin lama, usaha anjak piutang ini mulai beroperasi pada sektor produk dan
jasa.
Kegiatan anjak piutang pada dasarnya merupakan bidang usaha yang relatif baru di
Indonesia. Eksistensi kelembagaan anjak piutang dimulai sejak diluncurkannya Paket
Kebijaksanan 20 Desember 1988 yang diatur cdengan Keppres No. 61 Tahun 1988 dan
Keputusan Menteri Keuangan No. 1251/KMK.13/1988 tanggal 20 Desember 1988. Piutang
ini dimaksudkan untuk memperoleh sumber-sumber pembiayaan alternatif diluar sektor
perbankan. Berdasarkan Pakdes 20, 1988 tersebut, kegiatan usaha anjak piutang dapat
dilakukan oleh multi finance company yaitu lembaga embiayaan yang dapat melakukan
kegiatan usaha di bidang anajk piutang, sewa guna usaha, modal ventura, kartu kredit, dan
pembiayaan konsumen. Bank pada prinsipnya dapat memberikan jasa anjak piutang namun
karena kegiatan ini memiliki ciri tersendiri dan berlainan dengan proses pembiayaan dalam
bentuk pemberian kredit, maka pada umumnya bank-bank cenderung memisahkan kegiatan
anjak piutang ini dari operasional sehari-hari dengan membentuk suatu badan hukum terpisah
baik dengan mendirikan perusahaan murni anjak piutang maupun dengan mendirikan
perusahaan multipembiayaan atau multi finance company.

Peran Anjak Piutang dalam Ekonomi


Saat ini masih banyak ditemui sektor usaha yang menghadapi berbagai masalah dalam
menjalankan kegiatan usahanya yang berkaitan dengan kurangnya kemampuan dan
terbatasnya sumber-sumber permodalan; lemahnya pemasaran akibat kurangnya sumber daya
manusia yang cukup berpengalaman, yang tentunya akan mempengaruhi pencapaian target
penjualan. Di samping itu kelemahan dibidang manajemen menyebabkan semakin
meningkatnya jumlah kredit macet yang akan mengancam kontinuitas usaha yang pada
gilirannya menyulitkan perusahaan memperoleh tambahan sumber pembiayaan melalui
lembaga keuangan.
Dalam menghadapi kendala tersebut, nampaknya kehadiran lembaga anjak piutang
akan memberi suatu alternatif pemecahan masalah. Dengan demikian, klien dapat lebih
terkonsentrasi pada kegiatan peningkatan produksi dan penjualan.
Beberapa manfaat yang diberikan oleh perusahaan anjak piutang dalam rangka
peningkatan kemampuan dunia usaha sebagai berikut:
a. Menurunkan biaya produksi perusahaan
b. Memberikan fasilitas pembiayaan dalam bentuk pembayaran di muka atau advanced
payment sehingga akan meningkatkan credit standing perusahaan klien
c. Meningkatkan kemampuan bersaing perusahaan klien, karena klien dapat
mengadakan transaksi dagang secara bebas atas dasar open account baik perdagangan
dalam maupun luar negeri
d. Meningkatkan kemampuan klien memperoleh laba melalui peningkatan perputaran
modal kerja
e. Menghilangkan ancaman kerugian akibat terjadinya kredit macet. Risiko kredit macet
dapat diambil alih oleh perusahaan anjak piutang
f. Mempercepat proses pertumbuhan ekonomi

Pengertian Anjak Piutang


Anjak Piutang (Factoring) sampai sekarang belum memiliki definisi lengkap yang
disetujui oleh kalangan masyarakat keuangan. Factoring ini erat kaitannya dengan piutang,
yaitu melibatkan pembelian oleh perusahaan factoring terhadap piutang milik klien atau
supplier.
Anjak piutang dapat didefinisikan sebagai transaksi pembelian dan atau penagihan
serta pengurusan piutang atau tagihan jangka pendek klien (penjual) kepada perusahaan
factoring, yang kemudian akan ditagih oleh perusahaan anjak piutang kepada pembeli karena
adanya pembayaran kepada klien oleh perusahaan factoring.
Menurut Keputusan Menkeu No. 1251/KM013/1988 tanggal 20 Desember 1988,
anjak piutang adalah badan usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan dalam bentuk
pembelian dan atau pengalihan serta pengurusan piutang atau tagihan jangka pendek suatu
perusahaan dari transaksi perdagangan dalam atau luar negeri.
Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa kegiatan pokok anjak piutang meliputi
:
a. Pembelian dana atau pengalihan piutang jangka pendek dari transaksi perdagangan
b. Mengurus administrasi penjualan kredit
c. Penagihan piutang perusahaan klien

Pihak-pihak yang terkait dalam anjak piutang


Tiga pelaku utama yang terlibat dalam kegiatan anjak piutang yaitu perusahaan anjak piutang
(factor), klien (supplier) dan nasabah (customer) atau disebut dengan debitor. Factor adalah
perusahaan atau pihak yang menawarkan jasa anjak piutang. Klien adalah pihak yang
menggunakan jasa perusahaan anjak piutang. Sedangkan nasabah adalah pihak-pihak yang
mengadakan transaksi dengan klien. Pengertian nasabah atau customer pada anjak piutang
pada hal ini berbeda dengan bank, karena pada hal ini klien yang dimaksud merupakan
supplier dari anjak piutang tersebut. Berikut merupakan siklus penjualan tradisional untuk
menjelaskan penyebab munculnya usaha anjak piutang.
(1)penyerahan barang

(2) Pengiriman Faktur


Supplier Debitur
(penjual) (3) Pembayaran Setelah
(pembeli)
Jatuh Tempo (30-90 hari)
Penggunaan jasa anjak piutang sangat membantu perusahaan dalam kondisi antara lain
sebagai berikut .

1. Perusahaan yang sedang melakukan ekspansi pemasaran.


Perusahaan anjak piutang dapat memberikan informasi mengenai keadaan pasar yang
akan dimasuki oleh perusahaan yang bersangkutan (klien)
2. Perusahaan baru yang berkembang pesat, sementara bagian kreditnya kurang mampu
mengimbangi ekspansi perusahaan.
Dengan jasa factoring, pihak klien diharapkan dapat menyusun rencana ekspansi
secara lebih leluasa, dan fungsi pengelolaan kredit diambil alih oleh perusahaan anjak
piutang.
3. Perusahaan klien akan dapat beroperasi lebih efisien dengan menyerahkan
pengelolaan kreditnya kepada perusahaan anjak piutang karena tidsak perlu lagi
membentuk unit organisasi yang berfungsi sebagai bagian kredit yang tentunya akan
menambah biaya operasi.
4. Perusahaan dapat memperoleh pembiayaan siap pakai (stand by facility) yang
disediakan oleh perusahaan anjak piutang.

Apabila suatu transaksi penjualan melibatkan jasa-jasa perusahaan anjak piutang, maka
secara diagram dapat dijelaskan mengenai pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan anjak
piutang sebagaimana dijelaskan pada gambar berikut.

Transaksi factoring (pengalihan piutang) Transaksi Jual-Beli

Perusahaan Supplier
(factoring) Klien (Penjual)

Pembayaran

Ruang Lingkup Operasi Anjak Piutang

Dilihat dari ruang lingkup operasi, kegiatan transaksi anjak piutang dibedakan dalam bentuk :
a. Transaksi dalam negeri (domestic factoring)
b. Transaksi Internasional (international factoring)

Pada dasarnya, kedua bentuk transaksi anjak piutang tersebut dapat dilakukan dengan fasilitas
disclosed (with recourse) ataupun confidential (without recourse)

Anda mungkin juga menyukai