Anda di halaman 1dari 18

MODUL PASAR UANG DAN PASAR MODAL

(FEB 402)

MODUL SESI XII


ANJAK PIUTANG (FACTORING)

DISUSUN OLEH
DR. EKA BERTUAH, SE, MM

UNIVERSITAS ESA UNGGUL


2020

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
0 / 18
ANJAK PIUTANG (FACTORING)

A. Kemampuan Akhir Yang Diharapkan

Setelah mempelajari modul ini, diharapkan mahasiswa mampu :


1. Memahami peran anjak piutang dalam perekonomian
2. Memahami pihak-pihak yang terlibat dalam anjak piutang
3. Memahami jenis-jenis anjak piutang dan mekanisme penyelesaian transaksi
dengan anjak piutang

PENGERTIAN ANJAK PIUTANG


Anjak piutang (factoring) adalah suatu kontrak di mana perusahaan
anjak piutang menyediakan jasa-jasa sekurang-kurangnya: jasa pembiayaan,
jasa perlindungan terhadap resiko kredit dan untuk klien berkewajiban
kepada perusahaan anjak piutang secara terns menerus menjual atau
menjaminkan piutang yang berasal piutang yang berasal dari penjualan
barang-barang atau pemberian jasa-jasa.
Perusahaan anjak piutang adalah badan usaha yang melakukan kegiatan
pembiayaan dalam bentuk pembelian dan atau pengalihan serta pengurusan
piutang atau tagihan jangka pendek suatu perusahaan (debitur) dari transaksi
perdagangan di dalam atau di luar negeri (Keputusan Menteri Keuangan
No.1251/KMK.013/1988 taanggal 20 Desember 1988).
Dari definisi tersebut, dapat dikemukakan bahwa kegiatan anjak piutang
meliputi:
1. Pengambil alihan tagihan suatu perusahaan, baik dengan cara dibeli atau
dengan cara lain sesuai dengan kesepakatan.
2. Mengelola usaha penjualan kredit pada suatu perusahaan.
3. Penagihan piutang perusahaan klien.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
1 / 18
A. PERAN ANJAK PIUTANG DALAM EKONOMI
Kenyataan selama ini adalah masih banyaknya sektor usaha yang
menghadapi berbagai masalah dalam menjalankan kegiatan usahanya.
Masalah-masalah tersebut pada prinsipnya berkaitan dengan kurangnya
kemampuan dan terbatasnya sumber-sumber permodalan; lemahnya
pemasaran akibatnya kurangnya sumber daya manusia yang cukup
berpengalaman, yang tentunya akan mempengaruhi pencapaian target
penjualan. Kelemahan di bidang manajemen menyebabkan semakin
meningkatnya jumlah kredit macet. Kondisi seperti ini mengancam
kontinuitas usaha yang pada gilirannya akan semakin menyulitkan
perusahaan memperoleh tambahan sumber pembiayaan melalui lembaga
keuangan. Pada saat kegiatan usaha mengalami peningkatan dengan naiknya
volume penjualan secara cepat, telah menimbulkan masalah lain yaitu
masalah administrasi penjualan terutama dalam mengelola penjualan secara
kredit. Hal ini menyebabkan perusahaan akan mengalami masalah piutang
macet yang jelas, akan sangat mempengaruhi kelancaran arus ksnya.
Dengan mengatasi kendala yang dialami dunia usaha, kehadiran
lembaga keuangan anjak piutang akan memberikan suatu alternatif
pemecahan masalah. Melalui anjak piutang, dimungkinkan bagi perusahaan-
perusahaan untuk memperoleh sumber pembiayaan secara mudah dan cepat
sampai 80% dari nilai faktur penjualannya secara kredit. Disamping itu,
dengan didukung tenaga-tenaga yang berpengalaman dan ahli dibidangnya,
perusahaan anjak piutang dapat membantu mengatasi kesulitan dalam bidang
pengelolaan kredit. Dengan demikian klien dapat lebih berkonsentrasi pada
kegiatan peningkatan produksi dan penjualan.
Manfaat yang dapat diberikan oleh perusahaan anjak piutang dalam
rangka peningkatan kemampuan dunia usaha:
a. Menurunkan biaya produksi perusahaan
b. Memberikan fasilitas pembiayaan dalam bentuk pembayaran di muka
atau advanced payment sehingga akan meningkatkan credit standing
perusahaan klien.
c. Meningkatkan kemampuan bersaing perusahaan klien, karena klien dapat

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
2 / 18
mengadakan transaksi dagang secara bebas atas dasar open account baik
perdaganagn dalam maupun luar negeri.
d. Meningkatkan kemampuan klien memperoleh laba melalui peningkatan
perputaran modal kerja.
e. Menghilangkan ancaman kerugian akibat terjadinya kredit macet. Risiko
kredit macet dapat diambil alih oleh perusahaan anjak piutang.
f. Mempercepat proses pertumbuhan ekonomi.

B. PIHAK-PIHAK YANG TERKAIT DALAM ANJAK PIUTANG


Dalam kegiatan anjak piutang terdapat tiga pelaku utama yang terlibat
yaitu: perusahaan anjak piutang (factor), klien (supplier), dan nasabah
(customer) atau disebut debitor. Factor adalah perusahaan atau pihak yang
menawarkan jasa anjak piutang. Klien adalah pihak yang menggunakan jasa
perusahaan anjak piutang. Sedangkan nasabah adalah pihak-pihak yang
mengadakan transaksi dengan klien. Istilah klien (client) dan nasabah
(customer) dalam mekanisme anjak piutang memiliki pengertian yang
berbeda. Perusahaan anjak piutang memiliki klien dalam hal ini supplier,
selanjutnya klien yang memiliki nasabah (customer). Mekanisme anjak
piutang diawali dari adanya transaksi jual beli barang atau jasa yang
pembayarannya secara kredit. Pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan anjak
piutang dijelaskan dalam gambar berikut:

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
3 / 18
Gambar 9-1 Pihak-pihak yang Terlibat Dalam Factoring

Penggunaan jasa perusahaan anjak piutang sangat membantu


perusahaan dalam kondisi antara lain sebagai berikut:
1. Perusahaan yang sedang melakukan ekspansi pemasaran.
Perusahaan anjak piutang dapat memberikan informasi mengeni keadaan
pasar yang akan dimasuki oleh perusahaan yang bersangkutan (klien).
2. Perusahaan baru yang berkembang pesat, sementara bagian kreditnya
kurang mampu mengimbangi ekspansi perusahaan.
Dengan jasa factoring, pihak klien diharapkan dapat menyusun rencana
ekspansi secara lebih leluasa, dan fungsi pengelolaan kredit diambil alih
oleh perusahaan anjak piutang.
3. Perusahaan klien akan dapat beroperasi lebih efisien dengan menyerahkan
pengelolaan kreditnya kepada perusahaan anjak piutang karena tidak perlu
lagi membentuk unit organisasi yang berfungsi sebagai bagian kredit yang
tentunya akan menambah biaya operasi.
4. Perusahaan dapat memeproleh pembiayaan siap pakai yang disediakan
oleh perusahaan anjak piutang.
C. JENIS-JENIS ANJAK PIUTANG
Fasilitas anjak piutang yan ditawarkan oleh perusahaan anjak piutang
dapat dibedakan dalam berbagai jenis sebagai berikut:
1. Berdasarkan Pelayanan
a. Full Service Factoring

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
4 / 18
Anjak piutang jenis ini memberikan jasa secara menyeluruh, baik jasa
pembiayaan maupun nonpembiayaan.
b. Bulk Factoring
Anjak piutang jenis ini memberikan jasa pembiayaan dan
pemberitahuan saat jatuh tempo pada nasabah, tanpa memberikan jasa
lain seperti resiko piutang, administrasi penjualan, dan penagihan.
c. Maturity Factoring
Pembiayaan pada dasarnya tidak diperlukan oleh klien tetapi oleh
pengurusan penjualan dan penagihan piutang serta proteksi atas
tagihan.
d. Finance Factoring
Anjak piutang jenis ini hanya menyediakan fasilitas pembiayaan saja
tanpa ikut menanggung risiko atas piutang tak tertagih. Penyediaan
pembiayaan dana tunai pada saat penyerahan faktur pada perusahaan
factoring sampai sejumlah 80% dari nilai seluruh faktur sesuai dengan
besarnya plafon pembiayaan (limit kredit). Klien tetap harus
bertanggung jawab terhadap pembukuan piutang dan penagihannya,
termsuk menanggung risiko tidak tertagihnya piutang tersebut.
2. Berdasarkan penanggungan Resiko
a. With Recourse Factoring
Berkaitan dengan risiko debitur yang tidak mampu memenuhi
kewajibannya. Keadaan ini bagi perusahaan anjak piutang merupakan
ancaman risiko. Dalam perjanjian with recourse, klien akan
menanggung risiko kredit terhadap piutang yang dialihkan kepada
perusahaan anjak piutang. Oleh karena itu, perusahaan anjak piutang
akan mengemblikan tanggung jawab (recourse) pembayaran piutang
kepada klien atas piutang yang tidak tertagih dari customer. uang muka
proporsi tertentu kepada klien atas piutang atau faktur yang diserahkan.

b. Without Recourse Factoring


Perusahaan anjak piutang menanggung risiko atas tidak tertagihnya
piutang yang telah dialihkan leh klien. Namun, dalam perjanjian anjak

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
5 / 18
piutang daat dicantumkan bahwa di luar keadaan macetnya tagihan dapat
diberlakuakan bentuk recourse. Ini untuk menghindarkan tagihan yang
tidak diabayar karena pihak klien ternayat mengirimkan barang yang cacat
atau tidak sesuai dengan perjanjian kepada nasabahnya. Dengan demikian
customer berhak untuk mengembalikan barang yang telah diserahkan
tersebut dan terlepas dari kewajiban pembayaran utang. Dalam hal terjadi
kasus demikin, perusahaan factoring dapat mengembalikan tagihan
tersebut kepada klien.

3. Berdasarkan Perjanjian
a. Disclosed Factoring
Pengalihan piutang kepada perusahaan anjak piutang dengan
sepengetahuan pihak debitur (customer).Oleh karena itu pada saat piutang
terebut jatuh tempo perusahaan anjak piutang memiliki hak tagih pada
debitur yang bersangkutan. Untuk dapat melakukan hal tersebut di dalam
faktur dicantumkan pernyataan bahwa bahwa piutang yang timbul dari
faktur ini telah dialihkan kepada perusahaan anjak piutang. Mekanisme
anjak piutang dengan fasilitas disclosed dapat dilihat sebagai berikut:
(1) Penjualan

Gambar 9-2 Mekanisme Disclosed Factoring


Keterangan:
(1) Penjualan secara kredit kepada customer (debitur)

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
6 / 18
(2) Kontrak factoring antara supplier (klien) dengan perusahaan factoring
(factor) disertai dengan penyerahan faktur-faktur dan dokumen terkait
lainnya.
(3) Pemberitahuan kepada customer mengenai kontrak factoring.
(4) Pembayaran oleh perusahaan factoring yang dapat dilakukan dalam
waktu 24 jam. Pembayaran tersebut berjumlah sampai 80% dari total nilai
faktur. Sisanya 20% akan dibayar apabila telah dilakukan pelunasan
penuh oleh customer atau debitur.
(5) Penagihan leh perusahaan factoring yang disertai dengan bukti-bukti
pendukung.
(6) Pelunasan utang customer kepada perusahaan factoring.
b. Undisclosed Factoring
Transaksi penjualan atau pengalihan piutang kepada perusahaan anjak
piutang oleh klien tanpa pemberitahuan kepada debitur kecuali bila ada
pelanggaran atas kesepakatan pada pihak klien, atau secara sepihak
perusahaan anjak piutang menganggap akan menghadapi risiko.
Mekanisme Undisclose Factoring sebagai berikut:
(1) Penjualan

Gambar 9-3 Mekanisme Undisclosed Factoring

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
7 / 18
Keterangan:
(1) Penjualan secara kredit oleh klien (supplier) kepada nasabahnya
(customer).
(2) Penyerahan faktur dan bukti-bukti pendukung lainnya tanpa ada
pemberitahuan mengenai kontrak anjak piutang.
(3) Tembusan kepada klien sampai 80% dari total nilai faktur. Sisanya
20% akan dibayar saat pelunasan utang oleh debitur (customer).
(4) Pada saat jatuh tempo, debitur akan melunasi utangnya langsung
kepada supplier atau klien.
(5) Klien kemdian meneruskan pelunasan tersebut (No.5) kepada
perusahaan anjak piutang selanjutnya melunasi sisa pembayaran 20%
kepada klien.

4. Berdasarkan Lingkup Kegiatan


a. Domestic Factoring
Kegiatan transaksi anjak piutang dengan melibatkan perusahaan anjak
piutang, klien dan debitur yang semuanya berdomisili di dalam negeri.
b. International Factoring
Kegiatan anjak piutang untuk transaksi ekspor impor barang yang
melibatkan dua perusahaan factoring di masing-masing negara sebagai
expor factor dan import factor.

D. PROSES ANJAK PIUTANG UNTUK TAGIHAN DAN PROMES


Pada umumnya kegiatan usaha anjak piutang sering dilakukan dalam
bentuk pembelian tagihan milik klien (supplier). Proses kegiatan anjak
piutang dapat dibedakan dalam bentuk transaksi untuk tagihan (account
receivable) dan promes (promissory notes):
a. Anjak Piutang untuk Tagihan
Didasarkan pada suatu transaksi jual beli secara kredit jangka pendek dan
menengah. Tagihan tersebut selanjutnya dijual kepada perusahaan anjak
piutang dengan kontrak pengambilalihan tagihan dari penjual atau supplier
kepada perusahaan anjak piutang. Pengalihan tagihan tersebut atas

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
8 / 18
sepengetahuan pembeli (customer) di mana saat tagihan jatuh tempo,
pembeli membayar utangnya langsung kepada perusahaan anjak piutang.
Proses anjak piutang untuk tagihan dapat dilihat gambar sebagai berikut:

(1) Penjualan barang

Gambar 9-4 Proses Anjak Piutang untuk Penagihan


Keterangan:
(1) Supplier (klien) menjual barang atau jasa kepada pembeli (customer).
Penyerahan barang dengan D/O yang ditandatangani pembeli. Asli
D/O kembali kepada supplier.
(2) Karena alasan cash flow, supplier atau klien kemudian menjual
tagihannya kepada perusahaan anjak piutang atas persetujuan pembeli
(customer).
(3) Klien menyerahkan data tagihan, termasuk faktur-faktur atau D/O
kepada perusahaan anjak piutang.
(4) Kontrak persetujuan dan pengambilalihan tagihan antara klien dengan
perusahaan anjak piutang.
(5) Pembayaran kepada klien atas penjualan tagihan.
(6) Pada saat jath tempo perusahaan anjak piutang melakukan penagihan
kepada pembeli (customer).
(7) Pelunasan utang oleh pembeli.
b. Anjak Piutang untuk Promes

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
9 / 18
Proses anjak piutang untuk promes melibatkan pihak lain, biasanya bank
dalam mekanisme pembayaran. Transaksi jual beli dilakukan dengan
penerbitan promes oleh pembeli sebagai surat bukti kepada penjual yang
selanjutnya dapat didiskontokan kepada perusahaan anjak piutang.
Proses anjak piutang untuk promes dapat dilihat gambar sebagai berikut:

(1) Penjualan barang

Gambar 9-5 Proses Anjak Piutang untuk Promes


Keterangan:
(1) Penjualan barang atau jasa kepada pembeli secara kredit.
(2) Sebagai bukti utang atas transaksi jual beli, pembeli mengeluarkan
promes kemudian diserahkan kepada supplier.
(3) Supplier kemudian meng-endors promes tersebut kemudian dijual
kepada perusahaan anjak piutang secara diskonto.
(4) Perusahaan anjak piutang membayar promes atas dasar diskonto.
(5) Setelah jatuh tempo, perusahaan najak piutang menyerahkan promes
tersebut kepada bank untuk ditagihkan pembayarannya dari pembeli.
(6) Pembayarannya diteruskan kepada perusahaan anjak piutang setelah

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
10 / 18
dilakukan penagihan.

F. MANFAAT ANJAK PIUTANG


1. Bagi Klien
a. Jasa Pembiayaan
1).Peningkatan penjualan. Adanya jasa pembaiayaan memungkinkan
klien melakukan penjualan dengan cara kredit namun sulit untuk
dilakukan apabila klien mengalami kesulitan modal. Dengan adanya
jasa anjak piutang, klien mampu menjual secara kredit.
2) .Kelancaran modal kerja. Jasa anjak piutang memungkinkan klien
untuk mengonversikan piutangnya yang belum jatuh tempo menjadi
dana tunai dengan prosedur yang relatif lebih cepat.
3) .Pengurangan resiko tidak tertagihnya piutang. Pembiayaan
dengan skema without recourse memungkinkan adanya pengalihan
sebagian resiko tidak tertagihnya piutang kepada factor. Pengalihan
resiko ini sangat menguntungkan bagi kelancaran dan kepastian
usaha bagi pihak klien.
b. Jasa Non-pembiayaan
1) .Memudahkan penagihan piutang. Jasa penagihan piutang yang
diberikan oleh factor menyebabkan klien tidak perlu secara langsung
melakukan penagihan piutang kepada nasabah, sehingga waktu dan
tenaga karyawan dapat dimanfaatkan untuk melakukan kegiatan lain
yang lebih produktif.
2) .Efisiensi usaha. Jasa administrasi penjualan memungkinkan klien
untuk mengelola kegiatan penjualannya secara lebih rapi dan efisien
karena administrasinya dikelola oleh pihak (factor) yang lebih
berpengalaman.
3) .Peningkatan kualitaspiutang. Jasa administrasi penjualan
memugkinkan pemberian fasilitas kredit kepada pembeli secara
lebih selektif sehingga kemungkinan tertagihnya [piutang menjadi
lebih tinggi.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
11 / 18
4) .Memudahkan perencanaan arus kas (cash-flow). Jasa investigasi
kredit / piutang memungkinkan klien untuk melakukan perkiraan
waktu dan jumlah piutang yang dapat ditagih, sehingga
memudahkan proyeksi arus kas usaha secara keseluruhan.

2. Bagi Factor
Manfaat utama yang diterima factor adalah penerimaan dalam bentuk fee
dari pihak
klien. Fee tersebut terdiri dari:
1) .Discount fee/charge. Fee ini dibayarkan oleh klien karena factor
memberikan jasa pembiayaan (uang muka) atas piutang yang
diberikan oleh factor.
2) . Service/charge. Fee ini dibayarkan oleh klien karena factor
memberikan jasanonpembiayaan yang nilainya ditentukan sebesar
presentase tertentu dari piutang atas dasar beban kerja yang akan
dilakukan oleh factor.

3. Bagi Nasabah
Nasabah memperoleh manfaat berupa:
1) . Kesempatan untuk melakukan pembelian secara kredit.
Kehadiran jasa pembiayaan memungkinkan klien untuk melakukan
penjualan secara kredit.
2) . Layanan penjualan yang lebih baik. Jasa administrasi penjualan
memungkinkan klien melakukan penjualan dengan lebih cepat dan
tepat.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
12 / 18
Perkembangan Hukum Pengaturan Anjak Piutang Sebagai Lembaga
Pembiayaan
Pengaturan Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB) pada zaman orde baru
dimulai sejak tahun 1970-an yang didasari oleh pertimbangan perlunya lembaga
selain lembaga perbankan yang dapat memberikan sarana untuk kelancaran
pembangunan. Dengan pertimbangan tersebut maka dikeluarkanlah peraturan
mengenai Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB) berbentuk Keputusan
Menteri Keuangan Nomor Kep. 729/MK.IV/12/1970 tanggal 7 Desember 1970
tentang Lembaga Keuangan. Namun, pengaturan mengenai Lembaga Keuangan
Bukan Bank (LKBB) sangat tertinggal jauh dengan perkembangan perekonomian
yang begitu pesat. Dengan peraturan-peraturan yang telah dikeluarkan dirasakan
kurang memadai, oleh karena itu pemerintah pada tahun 1988 mengeluarkannya
Paket Kebijaksanaan Oktober yakni peraturan mengenai Lembaga Keuangan
Bukan Bank Keputusan Presiden Nomor 39 Tahun 1988 tentang Lembaga
Pembiayaan. Akan tetapi Keputusan Presiden 39 Tahun 1988 dicabut kembali dan
dikeluarkan Keputusan Presiden Nomor 61 Tahun 1988 tentang Lembaga
Pembiayaan.
Keputusan presiden tersebut kemudian ditindak lanjuti dengan Keputusan Menteri
Keuangan Nomor 1251/KMK.013/1988 tentang ketentuan dan Tata Cara
Pelaksanaan Lembaga Pembiayaan sebagaimana diubah dengan Keputusan
Menteri Keuangan Nomor 468/KMK.017/1995. Pemerintah memberikan
kesempatan kepada lembaga pembiayaan untuk melakukan kegiatan-kegiatan
pembiayaan sebagai salah satu alternatif pilihan sumber pembiayaan
pembangunan dalam rangka menunjang pertumbuhan dan stabilitas ekonomi.
Lembaga pembiayaan juga diharapkan sebagai lembaga dana yang lebih fleksibel
dari lembaga perbankan walaupun dalam hal-hal tertentu tingkat resikonya lebih
tinggi.
Dengan bantuan dana dari lembaga pembiayaan ini diharapkan masyarakat atau
pelaku usaha dapat mengatasi salah satu faktor krusial yang umum dialami. Pada
tahun 2009 peraturan mengenai lembaga pembiayaan yang sebelumnya diatur
dalam Keputusan Presiden Nomor 61 Tahun 1988 disempurnakan dengan

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
13 / 18
Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2009 tentang Lembaga Pembiayaan. Hal ini
dilakukan dalam rangka meningkatkan peran lembaga pembiayaan. Perubahan
dapat dilihat dari pengertian, jenis, kegiatan usaha, pendirian lembaga pembiayaan,
dan pembatasan serta pengawasan lembaga pembiayaan.8 Dalam Keputusan
Presiden Nomor 9 Tahun 2009 jenis lembaga pembiayaan dipersempit menjadi
perusahaan pembiayaan, perusahaan modal ventura, dan perusahaan pembiayaan
infrastruktur. Kegiatan perusahaan pembiayaan seperti yang tercantum dalam
Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2009 dan Keputusan Menteri Keuangan
Nomor 448/KMK.017/2000 dipersempit menjadi sewa guna usaha, anjak piutang,
usaha kartu kredit, dan pembiayaan konsumen. Sedangkan sebelumnya dalam
Pasal 2 ayat (1) Keputusan Presiden Nomor 61 Tahun 1988 kegiatan yang
dilakukan oleh perusahaan pembiayaan meliputi sewa guna usaha, modal ventura,
perdagangan surat berharga, anjak piutang, usaha kartu kredit, dan pembiayaan
konsumen. Kegiatan tersebut dapat juga dilakukan oleh bank dan Lembaga
Keuangan Bukan Bank sebagaimana di cantum dalam Pasal 3 ayat (1) Keputusan
Presiden Nomor 61 Tahun 1988.
Pada akhir 2011 pemerintah bersama Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) sepakat
untuk mendirikan lembaga yang independen yakni Otoritas Jasa keuangan (OJK).
OJK dibentuk berdasarkan UndangUndang No 21 Tahun 2011 tentang Otoritas
Jasa Keuangan yang berfungsi menyelenggarakan sistem pengaturan dan
pengawasan terhadap keseluruhan kegiatan dalam sektor jasa keuangan baik di
sektor perbankan, pasar modal, dan sektor jasa keuangan non-bank seperti
asuransi, dana pensiun, lembaga pembiayaan, dan lembaga jasa keuangan lainnya.
Dengan demikian tugas pengawasan lembaga keuangan bank dan non-bank secara
resmi beralih ke OJK yang sebelumnya tugas pengawasan tersebut dilaksanan
oleh Bank Indonesia, Kementerian Keuangan dan BAPEPAM-LK. Untuk tugas
pengawasan industri keuangan non bank dan pasar modal secara resmi beralih ke
OJK pada tanggal 31 Desember 2012, sedangkan pengawasan disektor perbankan
beralih ke OJK pada taanggaal 31 Desember 2013 dan lembaga keuangan mikro
pada tahun 2015.
Keberadaan lembaga OJK ini sekaligus merubah peraturan yang ada sebelumnya
terkait perusahaan pembiayaan. Adapun OJK mengatur tentang perusahaan

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
14 / 18
pembiayaan yang dituangkan dalam beberapa peraturan OJK dan Surat Edaran
OJK. Peraturan tersebut adalah POJK Nomor 9/POJK.05/2014 tentang
Penyelenggaraan Usaha Peusahaan Pembiayaan, SEOJK Nomor
15/SEOJK.05/2016 tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik Bagi
Perusahaan Pembiayaan, SEOJK Nomor 3/SEOJK.05/2016 tentang Laporan
Bulanan Perusahaan

Faktor Penghambat Perkembangan Anjak Piutang Dilihat Dari Peraturan


Yang Dikeluarkan Oleh Otoritas Jasa Keuangan
Lembaga perbankan masih menjadi idola bagi pelaku usaha dalam mengatasi
masalah permodalan dan sumber dana. Pelaku usaha lebih memilih lembaga
perbankan daripada lembaga pembiayaan sebagai salah satu alternatif untuk
mengatasi masalah dana yang diperlukan. Padahal lembaga pembiayaan tidak
berbeda jauh mekanismenya dengan lembaga perbankan, bahkan lembaga
pembiayaan lebih fleksibel dan menarik daripada lembaga perbankan. Usaha
anjak piutang juga berpotensi untuk membantu perkembangan ekonomi melalui
pembiayaan usaha kecil dan menengah (UKM) yang saat ini tengah berkembang
pesat di Indonesia. Dalam pembuatan perjanjian anjak piutang masih terpaku pada
asas kebebasan berkontrakdalam KUHP yang dirasa masih belum bisa
memberikan keadilan, keseimbangan, dan keterbukaan bagi para pihak. Dikatakan
demikian karena posisi factor lebih kuat dalam pembuatan perjanjian anjak
piutang, banyak klausul-klausul yang dituangkan atas kehendak dari factor. Hal
tersebut tidak lain dilakukan oleh factor karena tingkat kepercayaan factor kepada
klien rendah, dan melindungi factor dari risiko kerugian usaha, seperti yang
diketahui usaha anjak piutang sendiri usaha yang rentan risiko. Oelh karena itu,
posisi antara factor dan klien belum ada kesimbangan dan diperlukannya juga
keterbukaan antara para pihak agar sesama pihak dapat memahami kondisi
masing-masing. Hal ini juga terkait dengan prinsip iktikad baik dan transaksi jujur.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
15 / 18
Latihan

1. Manfaat anjak piutang bagi klien,kecuali:


a. Peningkatan penjualan.
b. Mendapat Fee
c. Kelancaran modal kerja.

2. Berdasarkan lingkup kegiatannya, anjak piutang dibedakan atas:


a. Domestic Factoring
b. International Factoring
c. A dan B benar

3. Proses kegiatan anjak piutang dapat dibedakan dalam bentuk transaksi:


a. untuk tagihan (account receivable)
b. promes (promissory notes):
c. A dan B benar

4. Anjak piutang yang memberikan jasa pembiayaan dan pemberitahuan


saat jatuh tempo pada nasabah, tanpa memberikan jasa lain disebut:
a. Bulk Factoring
b. Maturity Factoring
c. Finance Factoring

5. Perusahaan anjak piutang akan mengembalikan tanggung jawab


pembayaran piutang kepada klien atas piutang yang tidak tertagih dari
customer, disebut:
a. Recourse Factoring
b. Without Recourse Factoring
c. A dan B benar.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
16 / 18
Kunci Jawaban

1. B
2. C
3. C
4. A
5. A

Daftar Pustaka

1. Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Penerbit Raja Grafindo


Persada, 2014
2. Dahlan Siamat, Manajemen Lembaga Keuangan, Edisi Kedua, Lembaga
Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta, 2012.
3. Frank J. Fabossi, Franco Modiglani, Michael G. Ferri, Pasar & Lembaga
Keuangan, Buku Satu, Penerbit Salemba Empat – Prentice Hall, 2013.
4. Buletin Ekonomi dan Moneter dan Perbankan. Bank Indonesia.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
17 / 18

Anda mungkin juga menyukai