Anda di halaman 1dari 7

TUGAS LEMBAGA KEUANGAN BUKAN BANK

MODUL 8

“ Anjak Piutang (Factoring) ”

Disusun Oleh :

Irfan Lesmana B1012201015

Irvan B1013201001

Raza Aditya B1013201011

ILMU EKONOMI STUDI PEMBANGUNAN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS TANJUNGPURA

PONTIANAK

2023
8.2. Materi Pembelajaran

1. Pengertian Anjak Piutang


Kegiatan pokok merupakan tulang punggung perusahaan dalam memperoleh
keuntungan terancamnya kegiatan pokok tersebut mengakibatkan terancam pula keuntungan
yang akan diperoleh dsan pada khirnya akan membahayakan kehidupan perusahaan yang
bersangkutan. Untuk menghadapi menghambat tersebut pihak perusahaan perlu melakukan
berbagai tindakan peneyelamatan, sehingga perusahaan tidak mengalami kerugian yang lebih
besar.
Hambatan-hambatan yang dialami oleh suatu perusahaan akan dapat berupa kesulitan
melakukan penjualan, kesulitan melakukan penagihan piutang, kondisi administrasi yang
semrawut atau teknologi yang digunakan sudah ketinggalan jaman, dapat diserahkan kepada
perusahaan yang sanggup melakukannya, yaitu perusahaan anjak piutang (factoring).
Perusahaan anjak piutang (factoring) dapat mengambil alih pengelolaan piutang baik
dengan cara dikelola atau dengan cara dibeli serta dapat pula melakukan pengeloalaan
admnistrasipiutang suatu perusahaan. Jadi bagi perusahaan yang sedang mengalami kesulitan
seperti diatas dapat menyerahkan seluruh persoalannya kepada perusahaan anjak piutang
(factoring) dengan imbalan fee dan biaya lainnya yang disepakati.
Perusahaan anjak piutang: badan usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan dalam
bentuk pembelian atau pengalihan serta pengurusan piutang, dan lebih dikenal nama
factoring. Kemudian pengertian anjak piutang menurut Keputusan Menteri Keuangan
No.1251/KMK/.013/1988 Tanggal 20 Desember 1988 adalah badan usaha yang melakukan
kegiatan pembiayaan dalam bentuk pembelian atau pengalihan serta pengurusan piutang
atau tagihan jangka pendek suatu perusahaan dari transaksi perdagangan dalam dan luar
negeri.
Tujuan Anjak Piutang:
Menjamin pembayaran langsung kepada perusahaan anjak piutang
a. Mencegah debitur merugikan perusahaan anjak piutang Mencegah adanya
perubahan dalam kontrak
b. Memungkinkan perusahaan anjak piutang untuk menuntut apabila terjadi
perselisihan

Manfaat Anjak Piutang antara lain dapat menurunkan biaya produksi, memberikan
fasilitas pembayaran dimuka, meningkatkan daya saing perusahaan klien, meningkatkan
kemampuan perusahaan klien memperoleh laba, menghindari kerugian karena kredit macet
dan mempercepat proses ekonomi

2. Kegiatan Anjak Piutang


Perusahaan anjak piutang (factoring) merupakan jenis perusahaan yang relative baru
dikenal di Indoenesia. Secara resmi adalah dengan dikeluarkannya Keputusan Menteri
Keuangan No.1251/KMK/.013/1988 Tanggal 20 Desember 1988, padahal dibanyak negara
lain kegiatan Anjak Piutang sudah dimulai sejak puluhan tahun yang lalu.
Kegiatan utama perusahaan anjak piutang (factoring) adalah mengambilalih
pengurusan piutang suatu perusahaan dengan suatu tanggung jawab tertentu, tergantung
kesepakatan dengan pihak kreditur (pihak yang punya piutang). Perusahaan anjak piutang
(factoring) sangat membantu mereka dalam hal mengurangi resikoyang dihadapi terhadap
macetnya tagihan perusahaan. Disamping itu mereka juga dapat berkonsentrasi terhadap
kegiatan lain yang lebih strategis diperusahaannya.
Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan No.1251/KMK/.013/1988, kegiatan
perusahaan anjak piutang (factoring) meliputi:
Pengambilalihan tagihan suatu perusahaan dengan fee tertentu.
Pembelian piutang perusahaan dalam suatu transaksi perdagangan dengan harga yang sesuai
dengan kesepakatan.
Mengelola usaha penjualan kredit (adminstrasi) suatu perusahaan.
Dalam mengelola kegiatannya sehari-hari, perusahaan anjak piutang mempunyai
tujuan yaitu mencari keutungan.keuntungan inilah perusahaan anjak piutang menutupi
seluruh kegiatan operasionalnya.
Dalam prakteknya keuntungan yang diperoleh dari biaya-biaya yang dibebankan
kepada para nasabahnya terdiri dari:
Jasa Penagihan, yaitu biaya yang dibebankan kepada kliennya, yang dikenal dengan istilah
fee, yang disesuaikan dengan tingkat kesultan penagihan piutang.
Biaya administrasi, biaya yang diterima oleh perusahaan anjak piutang setelah melakukan
pengelolaan perusahaan kreditor oleh klien dan besarnyapun tergantung dari kesepakatan
yang dibuat bersama.

3. Pihat Yang terlibat


Dalam Perusahaan anjak piutang (factoring) terdapat tiga pihak yang saling
berkepentingan (Kasmir : 289) :yaitu:
Kreditur atau klien yang menyerahkan tagihannya kepada pihak Perusahaan anjak piutang
(factoring) atau diambil alih dengan cara dikelola atau dibeli sesuai perjanjian dan
kesepakatan.
Perusahaan anjak piutang (factoring), yaitu perusahaan yang mengambil alih atau mengelola
piutang atau penjualankredit debiturnya.
Debitur, nasabah yang mempunyai masalah (hutang) kepada kreditur (klien).
JENIS-JENIS ANJAK PIUTANG
Fasilitas anjak piutang yan ditawarkan oleh perusahaan anjak piutang dapat dibedakan dalam
berbagai jenis sebagai berikut:
1. Berdasarkan Pelayanan
a. Full Service Factoring adalah Anjak piutang jenis ini memberikan jasa secara
menyeluruh, baik jasa pembiayaan maupun nonpembiayaan.
b. Bulk Factoring adalah Anjak piutang jenis ini memberikan jasa pembiayaan
dan pemberitahuan saat jatuh tempo pada nasabah, tanpa memberikan jasa lain
seperti resiko piutang, administrasi penjualan, dan penagihan.
c. Maturity Factoring adalah Pembiayaan pada dasarnya tidak diperlukan oleh
klien tetapi oleh pengurusan penjualan dan penagihan piutang serta proteksi
atas tagihan.
d. Finance Factoring adalah Anjak piutang jenis ini hanya menyediakan fasilitas
pembiayaan saja tanpa ikut menanggung risiko atas piutang tak tertagih.
Penyediaan pembiayaan dana tunai pada saat penyerahan faktur pada
perusahaan factoring sampai sejumlah 80% dari nilai seluruh faktur sesuai
dengan besarnya plafon pembiayaan (limit kredit). Klien tetap harus
bertanggung jawab terhadap pembukuan piutang dan penagihannya, termsuk
menanggung risiko tidak tertagihnya piutang tersebut.
2. Berdasarkan Penanggungan Resiko
a. With Recourse Factoring, yaitu berkaitan dengan risiko debitur yang tidak
mampu memenuhi kewajibannya. Keadaan ini bagi perusahaan anjak piutang
merupakan ancaman risiko. Dalam perjanjian with recourse, klien akan
menanggung risiko kredit terhadap piutang yang dialihkan kepada perusahaan
anjak piutang. Oleh karena itu, perusahaan anjak piutang akan mengemblikan
tanggung jawab (recourse) pembayaran piutang kepada klien atas piutang
yang tidak tertagih dari customer. uang muka proporsi tertentu kepada klien
atas piutang atau faktur yang diserahkan.
b. Without Recourse Factoring adalah Perusahaan anjak piutang menanggung
risiko atas tidak tertagihnya piutang yang telah dialihkan leh klien. Namun,
dalam perjanjian anjak piutang daat dicantumkan bahwa di luar keadaan
macetnya tagihan dapat diberlakuakan bentuk recourse. Ini untuk
menghindarkan tagihan yang tidak diabayar karena pihak klien ternayat
mengirimkan barang yang cacat atau tidak sesuai dengan perjanjian kepada
nasabahnya. Dengan demikian customer berhak untuk mengembalikan barang
yang telah diserahkan tersebut dan terlepas dari kewajiban pembayaran utang.
Dalam hal terjadi kasus demikin, perusahaan factoring dapat mengembalikan
tagihan tersebut kepada klien.
3. Berdasarkan Perjanjian
a. Disclosed Factoring adalah Pengalihan piutang kepada perusahaan anjak
piutang dengan sepengetahuan pihak debitur (customer). Oleh karena itu pada
saat piutang terebut jatuh tempo perusahaan anjak piutang memiliki hak tagih
pada debitur yang bersangkutan. Untuk dapat melakukan hal tersebut di dalam
faktur dicantumkan pernyataan bahwa bahwa piutang yang timbul dari faktur
ini telah dialihkan kepada perusahaan anjak piutang.
b. Undisclosed Factoring yaitu Transaksi penjualan atau pengalihan piutang
kepada perusahaan anjak piutang oleh klien tanpa pemberitahuan kepada
debitur kecuali bila ada pelanggaran atas kesepakatan pada pihak klien, atau
secara sepihak perusahaan anjak piutang menganggap akan
menghadapi risiko.
4. Berdasarkan Lingkup Kegiatan
a. Domestic Factoring adalah Kegiatan transaksi anjak piutang dengan
melibatkan perusahaan anjak piutang, klien dan debitur yang semuanya
berdomisili di dalam negeri.
b. International Factoring adalah Kegiatan anjak piutang untuk transaksi ekspor
impor barang yang melibatkan dua perusahaan factoring di masing-masing
negara sebagai expor factor dan import factor.
PROSES ANJAK PIUTANG UNTUK TAGIHAN DAN PROMES
Pada umumnya kegiatan usaha anjak piutang sering dilakukan dalam bentuk pembelian
tagihan milik klien (supplier). Proes kegiatan anjak piutang dapat dibedakan dalam bentuk
transaksi untuk tagihan (account receivable) dan promes (promissory notes): a. Anjak Piutang
untuk Tagihan
Didasarkan pada suatu transaksi jual beli secara kredit jangka pendek dan menengah. Tagihan
tersebut selanjutnya dijual kepada perusahaan anjak piutang dengan kontrak pengambilalihan
tagihan dari penjual atau supplier kepada perusahaan anjak piutang. Pengalihan tagihan
tersebut atas sepengetahuan pembeli (customer) di mana saat tagihan jatuh tempo, pembeli
membayar utangnya langsung kepada perusahaan anjak piutang.
Anjak Piutang untuk Promes
Proses anjak piutang untuk promes melibatkan pihak lain, biasanya bank dalam mekanisme
pembayaran. Transaksi jual beli dilakukan dengan penerbitan promes oleh pembeli sebagai
surat bukti kepada penjual yang selanjutnya dapat didiskontokan kepada
perusahaan anjak piutang.

4. KESIMPULAN
Anjak Piutang sebagaimana yang didefinisikan dalam peraturan yang berlaku adalah kegiatan
pembiayaan dalam bentuk pembelian dan/atau pengalihan serta pengurusan piutang atau
tagihan jangka pendek suatu perusahaan dari transaksi perdagangan dalam negeri ataupun
transaksi perdagangan luar negeri.

Anjak Piutang merupakan alternatif pembiayaan jangka pendek/modal kerja atau sebagai
alternatif pengelolaan administrasi tagihan / penjualan secara lebih efektif bagi Penjual
Piutang (client).

Beberapa manfaat factoring adalah :


Dapat menurunkan biaya produksi, karena pembayaran menjadi lebih cepat; Meningkatkan
daya saing dunia usaha; Cepat mendapat kas (instant cash); Kontrol piutang yang lebih baik.

PERAN ANJAK PIUTANG DALAM EKONOMI

Kenyataan selama ini adalah masih banyaknya sektor usaha yang menghadapi berbagai
masalah dalam menjalankan kegiatan usahanya. Masalah-masalah tersebut pada prinsipnya
berkaitan dengan kurangnya kemampuan dan terbatasnya sumber-sumber permodalan;
lemahnya pemasaran akibatnya kurangnya sumber daya manusia yang cukup berpengalaman,
yang tentunya akan mempengaruhi pencapaian target penjualan. Kelemahan di bidang
manajemen menyebabkan semakin meningkatnya jumlah kredit macet. Kondisi seperti ini
mengancam kontinuitas usaha yang pada gilirannya akan semakin menyulitkan perusahaan
memperoleh tambahan sumber pembiayaan melalui lembaga keuangan. Pada saat kegiatan
usaha mengalami peningkatan dengan naiknya volume penjualan secara cepat, telah
menimbulkan masalah lain yaitu masalah administrasi penjualan terutama dalam mengelolan
penjualan secara kredit. Hal ini menyebabkan perusahaan akan mengalami masalah piutang
macet yang jelas, akan sangat mempengaruhi kelancaran arus ksnya.

Dengan mengatasi kendala yang dialami dunia usaha, kehadiran lembaga keuangan anjak
piutang akan memberikan suatu alternatif pemecahan masalah. Melalui anjak piutang,
dimungkinkan bagi perusahaan-perusahaan untuk memperoleh sumber pembiayaan secara
mudah dan cepat sampai 80% dari nilai faktur penjualannya secara kredit. Disamping itu,
dengan didukung tenaga-tenaga yang berpengalaman dan ahli dibidangnya, perusahaan anjak
piutang dapat membantu mengatasi kesulitan dalam bidang pengelolaan kredit. Dengan
demikian klien dapat lebih berkonsentrasi pada kegiatan peningkatan produksi dan penjualan.

Anda mungkin juga menyukai