KELOMPOK 2
Segala puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah yang telah memberikan
hikmah, hidayah, kesehatan serta umur yang panjang sehingga makalah ini yang
berjudul “Anjak piutang” ini dapat terselesaikan. Kami juga berterima kasih
kepada Bapak Zainal M.Pd. yang memberikan tugas ini untuk pembelajaran dan
penilaian untuk mata kuliah Bank dan lembaga keuangan ini. Dalam makalah ini
kami akan membahas masalah mengenai “Cakupan anjak piutang” karena
sangat penting untuk kita ketahui apa itu anjak piutang dan kami juga akan
membahas lebih detil tentang Hubungan anjak piutang dengan ekonomi. Kami
menyadari sepenuhnya, bahwa dalam pembuatan makalah ini jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang bisa
membangun menuju kesempurnaan dari pada pembaca untuk kesempurnaan
makalah kami selanjutnya.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Anjak piutang (factoring) merupakan suatu transaksi keuangan sewaktu
suatu perusahaan menjual piutangnya (misalnya tagihan) dengan memberikan
suatu diskon. Di negara-negara lain usaha ini masih merupakan industri yang
sangat baru, dimulai sekitar decade 1970-an. Perusahaan anjak piutang di Eropa
mengikuti pola perkembangan usaha anjak piutang di Amerika. Kemudian
menyebar ke Kanada sekitar tahun 1930-an sampai kemudian meluas ke
negara-negara Eropa Barat, Australia, Selandia Baru, Jepang, dan Filipina.
Kegiatan anjak piutang pada dasarnya merupakan bidang usaha yang relatif baru
di Indonesia. Eksistensi Kelembagaan Anjak Piutang dimulai sejak ditetapkan
Paket Kebijaksanaan 20 Desember 1988 yang diatur dengan Keppres No. 61
tahun 1998 dan Keputusan Menteri Keuangan NO.172/KMK.06/2002.
PEMBAHASAN
Anjak piutang dalam definisi tersebut ada kegiatan terpenting yang perlu
diketahui di Indonesia, yakni:
3. Berdasarkan perjanjian
• Disclosed Factoring
Pengalihan piutang kepada perusahaan anjak piutang dengan
sepengetahuan pihak debitur (customer). Oleh karena itu pada
saat piutang terebut jatuh tempo perusahaan anjak piutang
memiliki hak tagih pada debitur yang bersangkutan. Untuk
dapat melakukan hal tersebut di dalam faktur dicantumkan
pernyataan bahwa bahwa piutang Yang timbul dari faktur ini
telah dialihkan kepada perusahaan anjak piutang. Mekanisme
anjak piutang dengan fasilitas disclosed dapat dilihat sebagai
berikut:
Keterangan:
I. Penjualan secara kredit kepada customer (debitur)
II. Kontrak factoring antara supplier (klien) dengan perusahaan
factoring (factor) disertai dengan Penyerahan faktur-faktur
dan dokumen terkait lainnya.
III. Pemberitahuan kepada customer mengenai kontrak
factoring.
IV. Pembayaran oleh perusahaan factoring yang dapat
dilakukan dalam waktu 24 jam. Pembayaran tersebut
berjumlah sampai 80% dari total nilai faktur. Sisanya 20%
akan dibayar apabila telah dilakukan pelunasan penuh oleh
customer atau debitur.
V. Penagihan leh perusahaan factoring yang disertai dengan
bukti-bukti pendukung.
VI. Pelunasan utang customer kepada perusahaan factoring.
• Undisclosed Factoring
Transaksi penjualan atau pengalihan piutang kepada
perusahaan anjak piutang oleh Klien tanpa pemberitahuan
kepada debitur kecuali bila ada pelanggaran atas kesepakatan
pada pihak klien, atau secara sepihak perusahaan anjak piutang
menganggap akan menghadapi risiko. Mekanisme Undisclose
Factoring sebagai
Berikut:
Keterangan:
I. Penjualan secara kredit oleh klien (supplier) kepada
nasabahnya (customer).
II. Penyerahan faktur dan bukti-bukti pendukung lainnya tanpa
ada pemberitahuan mengenai kontrak anjak piutang.
III. Tembusan kepada klien sampai 80% dari total nilai faktur.
Sisanya 20% akan dibayar saat pelunasan utang oleh debitur
(customer).
IV. Pada saat jatuh tempo, debitur akan melunasi utangnya
langsung kepada supplier atau klien.
V. Klien kemdian meneruskan pelunasan tersebut (No.5)
kepada perusahaan anjak piutang selanjutnya melunasi sisa
pembayaran 20% kepada klien.
2. Bagi factor
Manfaat utama yang diterima factor adalah penerimaan dalam
bentuk fee dari pihak Klien. Fee tersebut terdiri dari:
I. Discount fee/charge. Fee ini dibayarkan oleh klien karena
factor memberikan jasa pembiayaan (uang muka) atas
piutang yang diberikan oleh factor.
II. Service/charge. Fee ini dibayarkan oleh klien karena factor
memberikan jasa nnpembiayaan yang nilainya ditentukan
sebesar presentase tertentu dari piutang atas dasar beban
kerja yang akan dilakukan oleh factor.
3. Bagi nasabah
Nasabah memperoleh manfaat berupa:
1) Kesempatan untuk melakikan pembelian secara kredit.
Kehadiran jasa pembiayaan memungkinkan klien untuk
melakukan penjualan secara kredit.
2) Layanan penjualan yang lebih baik. Jasa administrasi penjualan
memungkinkan klien melakukan penjualan dengan lebih cepat
dan tepat.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Artika, Eka. (2010). Peranan bank Perkreditan Rakyat (BPR) dalam menggerakan
kegiatan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah di Nusa Tenggara Barat.
, Vol. 2 No. 2
Cameron, A. C., dan P. K. Trivedi. (2009).
Cambridge; Cambridge University Press
Hausman, J. A., and D. A. Wise (1976). The Evaluation of Result from Truncated
samples: The New Jersey Negative Income Tax Experiment
5: 421 – 445
Lindauer, David L., Lant Pritchett, Dani Rodrik dan R. S. Eckaus (2002). What's the
Big Idea? The Third Generation of Policies for Economic Growth. .
3:1-39
Mubyarto (2005).
Jakarta; Kompas Book Publishing
Partono,T. dan A. Soejodono (2004).
. Ghalia : Jakarta.
Wooldridge, J. M. (2012).
South-Western, Cengage Learning