Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH ANJAK PIUTANG

Mata Kuliah : Bank dan Lembaga Keuangan

Nama Anggota Kelompok :

1. MIFA SULISTIANI (A1B020220)


2. NI PUTU ARI NOVAYANTI (A1B020265)
3. PARAS SANAYA KARUNIA (A1B020296)
4. PUTRI OKTAVIA SUSANTI (A1B020300)
5. PUTRI ZAHRATUL HUMAIRO (A1B020203)
6. SILFA RAHMA FITRI (A1B020340)

KELOMPOK 2

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS MATARAM
2022
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah yang telah memberikan
hikmah, hidayah, kesehatan serta umur yang panjang sehingga makalah ini yang
berjudul “Anjak piutang” ini dapat terselesaikan. Kami juga berterima kasih
kepada Bapak Zainal M.Pd. yang memberikan tugas ini untuk pembelajaran dan
penilaian untuk mata kuliah Bank dan lembaga keuangan ini. Dalam makalah ini
kami akan membahas masalah mengenai “Cakupan anjak piutang” karena
sangat penting untuk kita ketahui apa itu anjak piutang dan kami juga akan
membahas lebih detil tentang Hubungan anjak piutang dengan ekonomi. Kami
menyadari sepenuhnya, bahwa dalam pembuatan makalah ini jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang bisa
membangun menuju kesempurnaan dari pada pembaca untuk kesempurnaan
makalah kami selanjutnya.

Mataram, 17 Oktober 2022


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Anjak piutang (factoring) merupakan suatu transaksi keuangan sewaktu
suatu perusahaan menjual piutangnya (misalnya tagihan) dengan memberikan
suatu diskon. Di negara-negara lain usaha ini masih merupakan industri yang
sangat baru, dimulai sekitar decade 1970-an. Perusahaan anjak piutang di Eropa
mengikuti pola perkembangan usaha anjak piutang di Amerika. Kemudian
menyebar ke Kanada sekitar tahun 1930-an sampai kemudian meluas ke
negara-negara Eropa Barat, Australia, Selandia Baru, Jepang, dan Filipina.
Kegiatan anjak piutang pada dasarnya merupakan bidang usaha yang relatif baru
di Indonesia. Eksistensi Kelembagaan Anjak Piutang dimulai sejak ditetapkan
Paket Kebijaksanaan 20 Desember 1988 yang diatur dengan Keppres No. 61
tahun 1998 dan Keputusan Menteri Keuangan NO.172/KMK.06/2002.

Pengenalan usaha Anjak piutang memperoleh sumber pembiayaan


alternatif diluar sektor perbankan. Ada tiga perbedaan antara anjak piutang dan
pinjaman bank. Pertama, penekanan anjak piutang adalah pada nilai piutang,
bukan kelayakan kredit perusahan. Kedua, anjak piutang bukanlah suatu
pinjaman, melainkan suatu pembelian aset (piutang). Ketiga, pinjaman bank
melibatkan dua pihak, sedangkan anjak piutang melibatkan tiga pihak. Tiga
pihak yang terlibat dalam anjak piutang adalah penjual, pembeli (customer)dan
pihak yang membiayai (factor). Penjual adalah pihak yang memiliki piutang
(biasanya untuk layanan dibelikan atau barang yang dijual) dari pihak kedua,
pembeli (customer). Penjual selanjutnya menjual satu atau lebih tagihannya
dengan potongan atau diskon ke pihak ketiga, suatu lembaga keuangan khusus
untuk mendapatkan uang dalam bentuk kas. Pembeli (customer) akan
membayar lansung keperusahaan pembiayaan dengan jumlah penuh sesuai nilai
tagihan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu anjak piutang?
2. Apa Peran anjak piutang dalam ekonomi?
3. Apa sajakah jenis-jenis anjak piutang?
4. Bagaimana prses anjak piutang untuk tagihan?
5. Apa saja manfaat anjak piutang?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu anjak piutang
2. Untuk mengetahui apa Peran anjak piutang dalam ekonomi
3. Untuk mengetahui apa sajakah jenis-jenis anjak piutang
4. Untuk mengetahui bagaimana prses anjak piutang untuk tagihan
5. Untuk mengetahui apa saja manfaat anjak piutang
BAB Il

PEMBAHASAN

A. Pengertian Anjak Piutang


Anjak piutang adalah pengalihan piutang. Jasa keuangan perusahaan
pengalihan piutang yang menjual atau mengalihkan hak atas piutang
usahanya kepada anjak piutang, yang kemudian bertindak sbagai prinsip
terpenting bukan sebagai perusahaan perantara yang mengusahakan
penjualan bagi perusahaan lain atas nama pengusaha tersebut.
Pengertian lainnya berdasarkan Surat Keputusan Menteri keuangan
adalah pembiayaan dalam bentuk pembelian serta pengalihan
pengurusan piutang jangka pendek dari transaski perdagangan dalam
atau luar negeri. Dalam ketentuan Surat Keputusan menteri Keuangan
terdapat kegiatan anjak piutang dilakukan dalam bentuk:
• Pembelian dan peralihan
• Kepengurusan

Anjak piutang dalam definisi tersebut ada kegiatan terpenting yang perlu
diketahui di Indonesia, yakni:

1. Ada 2 jenis transaski anjak piutang, yaitu anjak piutang berhubungan


dengan pembiayaan dibentuk dalam pembelian atau peralihan piutang
dan non pembiayaan anjak piutang ke piutang atau tagihan ke bentuk
pengurusan.
2. Transaksi perdagangan dalam negeri dan perdagangan antar negara di
bentuk transaksinya seperti ekspor/impor dapat dilakukan dengan
transaksi anjak piutang.
3. Objek pembiayaan dalam anjak piutang berupa piutang atau bisa
dilakukan dengan tagihan jangka pendek pada transaksi perdagangan
luar maupun dalam negeri yang ada diperusahaan.
4. Anjak piutang dalam pembiayaannya bisa digunakan hanya di
perusahaan, melainkan bukan kepada orang perorangan atau secara
individual saja. Pada prinsipnya peberian kredit kepada supplier
merupakan bentuk kegiatan anjak piutang. Caranya menggunakan
pembelian piutang atau tagihan yang ada pada nasabah atau customer.
Dengan begitu yang akan terjadi adalah dalam pemberian kredit itu
ditujukan oleh pemasok kepada pembeli, namun yang membedakan
hanya saja sebelum itu perjanjian anjak piutang telah ditandatangani.
Anjak piutang banyak digunakan oleh perusahaan factoring dan
perdagangan yang banyak memperoleh keuntungan besar dikarenakan
banyak memiliki manfaat yang besar. Kegiatan anjak piutang banyak
melibatkan akan memberikan perolehan keuntungan yang diperoleh
bagi masing-masing pihak yang ada, baik pada perusahaan anjak
piutang itu sendiri, bagi klien, maupun customer.

B. Peran Anjak Piutang Dalam Ekonomi

Kenyataan selama ini banyak sektor usaha yang menghadapi berbagai


masalah dalam menjalankan kegiatan usahanya. Masalah masalah
tersebut pada prinsipnya berkaitan antara lain: kurang kemampuan dan
terbatasnya sumber-sumber permodalan, lemahnya pemasaran sehingga
target penjualan tidak tercapai. Disamping itu perusahaan hanya
terkonsentrasi pada usaha peningkatan produksi dan penjualan
sedangkan administrasi penjualan termasuk penjualan secara kredit
(Piutang) masih terabaikan. Kelemahan dibidang manajemen atau
pengelolaan piutang menyebabkan semakin meningkatnya kredit macet.
Kondisi seperti ini mengancam kontinuitas usaha yang pada gilirannya
akan menyulitkan perusahaan dalam memperoleh sumber pembiayaan
dari lembaga keuangan. Pada saat kegiatan usaha mengalami
peningkatan dengan naiknya volume penjualan secara cepat, telah
menimbulkan masalah lain yaitu masalah administrasi penjualan terutama
dalam mengelolan penjualan secara kredit.
Hal ini menyebabkan perusahaan akan mengalami masalah piutang
macet yang jelas, akan sangat mempengaruhi kelancaran arus ksnya.
Dengan mengatasi kendala yang dialami dunia usaha, kehadiran lembaga
keuangan anjak piutang akan memberikan suatu alternatif pemecahan
masalah. Melalui anjak piutang, dimungkinkan bagi
perusahaan-perusahaan untuk memperoleh sumber pembiayaan secara
mudah dan cepat sampai 80% dari nilai faktur penjualannya secara kredit.
Disamping itu, dengan didukung tenaga-tenaga yang berpengalaman dan
ahli dibidangnya, perusahaan anjak piutang dapat membantu mengatasi
kesulitan dalam bidang pengelolaan kredit. Dengan demikian klien dapat
lebih berkonsentrasi pada kegiatan peningkatan produksi dan penjualan.
Dengan adanya anjak piutang tentunya hal ini dapat memudahkan segala
urusan dalam perekonomian, berikut peran anjak piutang dalam ekonomi;
• Menurunkan biaya produksi perusahaan
• Memberikan fasilitas pembiayaan dalam bentuk pembayaran di muka
atau advanced payment sehingga akan meningkatkan credit standing
perusahaan klien.
• Meningkatkan kemampuan bersaing perusahaan klien, karena klien
dapat mengadakan transaksi dagang secara bebas atas dasar open
account baik perdaganagn dalam maupun luar negeri.
• Meningkatkan kemampuan klien memperoleh laba melalui
peningkatan perputaran modal kerja.
• Menghilangkan ancaman kerugian akibat terjadinya kredit macet.
Risiko kredit macet dapat diambil alih oleh perusahaan anjak piutang.
• Mempercepat proses pertumbuhan ekonomi.

C. Pihak Yang Terkait Dalam Anjak Piutang


Dalam kegiatan anjak piutang terdapat tiga pelaku utama yang
terlibat yaitu: Perusahaan anjak piutang (factor), klien (supplier), dan
nasabah (customer) atau disebut debitor. Factor adalah perusahaan atau
pihak yang menawarkan jasa anjak piutang. Klien adalah pihak yang
menggunakan jasa perusahaan anjak piutang. Sedangkan nasabah adalah
pihak-pihak yang mengadakan transaksi dengan klien. Istilah klien (client)
dan (customer) dalam mekanisme anjak piutang memiliki pengertian
yang berbeda. Perusahaan anjak piutang memiliki klien dalam hal ini
supplier, selanjutnya klien yang memiliki nasabah (customer). Mekanisme
anjak piutang diawali dari adanya transaksi jual beli barang atau jasa yang
pembayarannya secara kredit. Pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan
anjak piutang dijelaskan dalam gambar berikut:

Penggunaan jasa perusahaan anjak piutang sangat membantu


perusahaan dalam kondisi antara lain sebagai berikut:
1. Perusahaan yang sedang melakukan ekspansi pemasaran.
Perusahaan anjak piutang dapat memberikan informasi mengeni
keadaan pasar yang akan dimasuki oleh perusahaan yang
bersangkutan (klien).
2. Perusahaan baru yang berkembang pesat, sementara bagian kreditnya
kurang mampu mengimbangi ekspansi perusahaan. Dengan jasa
factoring, pihak klien diharapkan dapat menyusun rencana ekspansi
secara Lebih leluasa, dan fungsi pengelolaan kredit diambil alih oleh
perusahaan anjak piutang.
3. Perusahaan klien akan dapat beroperasi lebih efisien dengan
menyerahkan pengelolaan kreditnya kepada perusahaan anjak piutang
karena tidak perlu lagi membentuk unit organisasi yang berfungsi
sebagai bagian kredit yang tentunya akan menambah biaya perasi.
4. Perusahaan dapat memeproleh pembiayaan siap pakai yang
disediakan oleh perusahaan anjak piutang

D. Jenis Anjak Piutang


Fasilitas anjak piutang yan ditawarkan oleh perusahaan anjak piutang
dapat dibedakan dalam berbagai jenis sebagai berikut:
1. Berdasarkan Pelayanan
a. Full Service Factoring
anjak piutang jenis ini memberikan jasa secara menyeluruh, baik
jasa pembiayaan Maupun nonpembiayaan
b. Bulk Factoring
Anjak piutang jenis ini memberikan jasa pembiayaan dan
pemberitahuan saat jatuh tempo pada nasabah, tanpa
memberikan jasa lain seperti resiko piutang, administras
penjualan, dan penagihan.
c. Maturity Factoring
Pembiayaan pada dasarnya tidak diperlukan oleh klien tetapi
oleh pengurusanb Penjualan dan penagihan piutang serta
proteksi atas tagihan.
d. Finance Factoring
Anjak piutang jenis ini hanya menyediakan fasilitas pembiayaan
saja tanpa ikut menanggung risiko atas piutang tak tertagih.
Penyediaan pembiayaan dana tunai pada saat penyerahan
faktur pada perusahaan factoring sampai sejumlah 80% dari
nilai seluruh faktur sesuai dengan besarnya plafon pembiayaan
(limit kredit). Klien tetap harus bertanggung jawab terhadap
pembukuan piutang dan penagihannya, termsuk Menanggung
risiko tidak tertagihnya piutang tersebut.

2. Berdasarkan penanggung resiko


• With Recourse Factoring
Berkaitan dengan risiko debitur yang tidak mampu
memenuhi kewajibannya. Keadaan ini bagi perusahaan anjak
piutang merupakan ancaman risiko. Dalam perjanjian with
Recourse, klien akan menanggung risiko kredit terhadap piutang
yang dialihkan kepada Perusahaan anjak piutang. Oleh karena
itu, perusahaan anjak piutang akan Mengemblikan tanggung
jawab (recourse) pembayaran piutang kepada klien atas
Piutang yang tidak tertagih dari customer. Uang muka proporsi
tertentu kepada klien Atas piutang atau faktur yang diserahkan.

• Without Recourse Factoring


Perusahaan anjak piutang menanggung risiko atas tidak
tertagihnya piutang yang telah Dialihkan leh klien. Namun,
dalam perjanjian anjak piutang daat dicantumkan bahwa di luar
keadaan macetnya tagihan dapat diberlakuakan bentuk
recourse. Ini untuk menghindarkan tagihan yang tidak diabayar
karena pihak klien ternayat mengirimkan barang yang cacat
atau tidak sesuai dengan perjanjian kepada nasabahnya.
Dengan demikian customer berhak untuk mengembalikan
barang yang telah diserahkan tersebut dan terlepas dari
kewajiban pembayaran utang. Dalam hal terjadi kasus demikian,
perusahaan factoring dapat mengembalikan tagihan tersebut
kepada klien.

3. Berdasarkan perjanjian
• Disclosed Factoring
Pengalihan piutang kepada perusahaan anjak piutang dengan
sepengetahuan pihak debitur (customer). Oleh karena itu pada
saat piutang terebut jatuh tempo perusahaan anjak piutang
memiliki hak tagih pada debitur yang bersangkutan. Untuk
dapat melakukan hal tersebut di dalam faktur dicantumkan
pernyataan bahwa bahwa piutang Yang timbul dari faktur ini
telah dialihkan kepada perusahaan anjak piutang. Mekanisme
anjak piutang dengan fasilitas disclosed dapat dilihat sebagai
berikut:
Keterangan:
I. Penjualan secara kredit kepada customer (debitur)
II. Kontrak factoring antara supplier (klien) dengan perusahaan
factoring (factor) disertai dengan Penyerahan faktur-faktur
dan dokumen terkait lainnya.
III. Pemberitahuan kepada customer mengenai kontrak
factoring.
IV. Pembayaran oleh perusahaan factoring yang dapat
dilakukan dalam waktu 24 jam. Pembayaran tersebut
berjumlah sampai 80% dari total nilai faktur. Sisanya 20%
akan dibayar apabila telah dilakukan pelunasan penuh oleh
customer atau debitur.
V. Penagihan leh perusahaan factoring yang disertai dengan
bukti-bukti pendukung.
VI. Pelunasan utang customer kepada perusahaan factoring.

• Undisclosed Factoring
Transaksi penjualan atau pengalihan piutang kepada
perusahaan anjak piutang oleh Klien tanpa pemberitahuan
kepada debitur kecuali bila ada pelanggaran atas kesepakatan
pada pihak klien, atau secara sepihak perusahaan anjak piutang
menganggap akan menghadapi risiko. Mekanisme Undisclose
Factoring sebagai
Berikut:

Keterangan:
I. Penjualan secara kredit oleh klien (supplier) kepada
nasabahnya (customer).
II. Penyerahan faktur dan bukti-bukti pendukung lainnya tanpa
ada pemberitahuan mengenai kontrak anjak piutang.
III. Tembusan kepada klien sampai 80% dari total nilai faktur.
Sisanya 20% akan dibayar saat pelunasan utang oleh debitur
(customer).
IV. Pada saat jatuh tempo, debitur akan melunasi utangnya
langsung kepada supplier atau klien.
V. Klien kemdian meneruskan pelunasan tersebut (No.5)
kepada perusahaan anjak piutang selanjutnya melunasi sisa
pembayaran 20% kepada klien.

4. Berdasarkan Lingkup Kegiatan


• Factoring
Kegiatan transaksi anjak piutang dengan melibatkan
perusahaan anjak piutang, klien dan debitur yang semuanya
berdomisili di dalam negeri.
• International Factoring
Kegiatan anjak piutang untuk transaksi ekspor impor barang
yang melibatkan dua perusahaan factoring di masing-masing
negara sebagai expor factor dan import factor.

E. Proses Anjak Piutang Dalam Promes


Pada umumnya kegiatan usaha anjak piutang sering dilakukan dalam
bentuk pembelian tagihan milik klien (supplier). Proes kegiatan anjak
piutang dapat dibedakan Dalam bentuk transaksi untuk tagihan (account
receivable) dan promes (promissory notes):
a) Anjak Piutang untuk Tagihan
Didasarkan pada suatu transaksi jual beli secara kredit jangka
pendek dan menengah. Tagihan tersebut selanjutnya dijual kepada
perusahaan anjak piutang dengan kontrak Pengambilalihan tagihan
dari penjual atau supplier kepada perusahaan anjak piutang.
Pengalihan tagihan tersebut atas sepengetahuan pembeli
(customer) di mana saat tagihan Jatuh tempo, pembeli membayar
utangnya langsung kepada perusahaan anjak piutang. Proses anjak
piutang untuk tagihan dapat dilihat gambar sebagai berikut:
b) Anjak Piutang untuk Promes
Proses anjak piutang untuk promes melibatkan pihak lain, biasanya
bank dalam mekanisme pembayaran. Transaksi jual beli dilakukan
dengan penerbitan promes oleh pembeli sebagai surat bukti
kepada penjual yang selanjutnya dapat didiskontokan kepada
Perusahaan anjak piutang. Proses anjak piutang untuk promes
dapat dilihat gambar sbagai berikut:

F. Manfaat Anjak Piutang


1. Bagi klien
• Jasa Pembiayaan
1).Peningkatan penjualan. Adanya jasa pembaiayaan
memungkinkan klien melakukan Penjualan dengan cara kredit
namun sulit untuk dilakukan apabila klien mengalami Kesulitan
modal. Dengan adanya jasa anjak piutang, klien mampu
menjual secara Kredit.
2). Kelancaran modal kerja. Jasa anjak piutang memungkinkan
klien untuk mengonversikan piutangnya yang belum jatuh
tempo menjadi dana tunai dengan prosedur yang relatif lebih
cepat.
3). Pengurangan resiko tidak tertagihnya piutang. Pembiayaan
dengan skema without Recourse memungkinkan adanya
pengalihan sebagian resiko tidak tertagihnya Piutang kepada
factor. Pengalihan resiko ini sangat menguntungkan bagi
kelancaran dan kepastian usaha bagi pihak klien.
• Jasa Non-pembiayaan
1) Memudahkan penagihan piutang. Jasa penagihan piutang
yang diberikan oleh factor menyebabkan klien tidak perlu
secara langsung melakukan penagihan piutang kepada
nasabah, sehingga waktu dan tenaga karyawan dapat
dimanfaatkan untuk melakukan kegiatan lain yang lebih
produktif.
2) Efisiensi usaha. Jasa administrasi penjualan
memungkinkan klien untuk pengelola kegiatan
penjualannya secara lebih rapi dan efisien karena
administrasinya dikelola oleh pihak (factor) yang lebih
berpengalaman.
3) Peningkatan kualitas piutang. Jasa administrasi penjualan
keseluruhan pemberian fasilitas kredit kepada pembeli
secara lebih selektif sehingga kemungkinan Tertagihnya
[piutang menjadi lebih tinggi.
4) Memudahkan perencanaan arus kas (cash-flow). Jasa
investigasi kredit / piutang Memungkinkan klien untuk
melakukan perkiraan waktu dan jumlah piutang yang dapat
ditagih, sehingga memudahkan proyeksi arus kas usaha
secara keseluruhan.

2. Bagi factor
Manfaat utama yang diterima factor adalah penerimaan dalam
bentuk fee dari pihak Klien. Fee tersebut terdiri dari:
I. Discount fee/charge. Fee ini dibayarkan oleh klien karena
factor memberikan jasa pembiayaan (uang muka) atas
piutang yang diberikan oleh factor.
II. Service/charge. Fee ini dibayarkan oleh klien karena factor
memberikan jasa nnpembiayaan yang nilainya ditentukan
sebesar presentase tertentu dari piutang atas dasar beban
kerja yang akan dilakukan oleh factor.
3. Bagi nasabah
Nasabah memperoleh manfaat berupa:
1) Kesempatan untuk melakikan pembelian secara kredit.
Kehadiran jasa pembiayaan memungkinkan klien untuk
melakukan penjualan secara kredit.
2) Layanan penjualan yang lebih baik. Jasa administrasi penjualan
memungkinkan klien melakukan penjualan dengan lebih cepat
dan tepat.

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dengan mengatasi kendala yang dialami dunia usaha, kehadiran lembaga


keuangan anjak piutang akan memberikan suatu alternatif pemecahan masalah.
Melalui anjak piutang, dimungkinkan bagi perusahaan-perusahaan untuk
memperoleh sumber pembiayaan secara mudah dan cepat.

Dapat disimpulkan bahwa kegiatan anjak piutang meliputi Pengambil


alihan tagihan suatu perusahaan baik dengan cara dibeli atau dengan cara lain
sesuai dengan kesepakatan, Mengelola usaha penjualan kredit pada suatu
perusahaan, dan Penagihan piutang perusahaan klien.

DAFTAR PUSTAKA

Angrist, J. D., dan J-S. Pischke (2008),


. Princeton and Oxford: Princeton University Press.

Artika, Eka. (2010). Peranan bank Perkreditan Rakyat (BPR) dalam menggerakan
kegiatan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah di Nusa Tenggara Barat.
, Vol. 2 No. 2
Cameron, A. C., dan P. K. Trivedi. (2009).
Cambridge; Cambridge University Press

Case, Karl E dan Ray C. Fair. (2002). . Edisi Kelima.


Edisi Bahasa Indonesia. Jakarta : PT. Prenhallindo

Cohen, J. dan W. Easterly. (2010). Introduction: Thinking Big versus Thinking


Small. In Jessica Cohen and William Easterly (ed.),
Mass.: Brooking

Deaton, Angus. (2009). Instruments of Development: Randomization in the


Tropics and the Search for the Elusive Keys to Economic Development.
Cambridge, Mass.: NBER

Heckman, J. (1974). Shadow Price, Market Wages, and Labor Supply.


42: 679 – 694

Hausman, J. A., and D. A. Wise (1976). The Evaluation of Result from Truncated
samples: The New Jersey Negative Income Tax Experiment
5: 421 – 445

Kasmir (2013). . Jakarta : PT. Raja Grafindo


Persada

Lindauer, David L., Lant Pritchett, Dani Rodrik dan R. S. Eckaus (2002). What's the
Big Idea? The Third Generation of Policies for Economic Growth. .
3:1-39

Maddala, G. S. (1983). and


, Cambridge; Cambridge University Press

Mankiw, N. Gregory (2012). .


SouthWestern, Cengage Learning

McFadden, D. (1973). Conditional Logit Analysis of Quantitative Choice Behavior.


In P. Zarembka (ed.), New York: Academic.

McFadden, D. (1974). The Measurement of Urban Travel Demand.


3: 303 – 328

Mubyarto (2004). Mengapa Bank Sulit Memberdayakan Ekonomi Rakyat?


Tersedia di : http : // www.ekonomirakyat.org / edisi_22 /
artikel_2.htm

Mubyarto (2005).
Jakarta; Kompas Book Publishing
Partono,T. dan A. Soejodono (2004).
. Ghalia : Jakarta.

Rodrik, D. (2010). The New Development Economics: We Shall Experiment, but


How Shall We Learn? In Jessica Cohen and William Easterly (ed.),
Mass.: Brooking

Train, Kenneth E., (2009). New York;


Cambridge University Press

Wooldridge, J. M. (2012).
South-Western, Cengage Learning

Anda mungkin juga menyukai