No BP : 1910113074
1. Jelaskan apa itu lembaga pembiayaan serta peranan penting dari lembaga pembiayaan
tersebut.
Lembaga pembiayaan adalah setiap kegiatan pembiayaan perusahaan dalam bentuk
penyediaan barang-barang modal yang dimanfaatkan oleh suatu perusahaan dalam
tempo waktu tertentu berdasarkan pembayaran secara berkala. Pengguna leasing
membayar dengan jumlah yang telah ditentukan secara rutin kepada pemilik.
Lembaga pembiayaan merupakan salah satu lembaga yang memiliki peran penting
terhadap perkembangan ekonomi. Hal ini dikarenakan lembaga pembiayaan
merupakan badan usaha yang membantu menyalurkan dana melalui pembiayaan dan
pendanaan kepada berbagai investasi dan proyek pengembangan ekonomi.
2. Apa saja perbedaan antara lembaga pembiayaan dan lembaga keuangan Bank.
Perbedaan yang paling penting dari lembaga pembiayaan dan lembaga keuangan Bank
adalah jika lembaga keuangan bank dapat menghimpun dana secara langsung dari
masyarakat, berbalik banding dengan lembaga pembiayaan yang tidak bisa
menghimpun dana tersebut langsung dari masyarakat seperti tabungan, deposito, dll.
3. Jelaskan apa itu Modal Ventura serta apa tujuan dan mamfaat modal Ventura tsb.
Modal ventura adalah suatu investasi dalam bentuk pembiayaan berupa penyertaan
modal ke dalam suatu perusahaan swasta sebagai mitra usaha untuk jangka waktu
tertentu.
Dana ventura ini akan mengelola dana investasi dari pihak ketiga (investor)
dengan tujuan utamanya adalah melakukan investasi pada perusahaan yang memiliki
risiko tinggi sehingga tidak memenuhi persyaratan standar sebagai perusahaan
terbuka ataupun guna memperoleh modal pinjaman dari perbankan.
Mamfaat modal ventura adalah:
a) Meningkatkan potensi Kegiatan Usaha
b) Mendapat kepercayaan Pihak Bank
c) Pemasaran yang lebih efisien
d) Liquiditas meningkat
e) Rentabilitas membaik
Berikut ini adalah skema klasifikasi pengaturan pembiayaan konsumen dari segi hukum
perdata dan hukum publik:
a) Hukum perdata:
Perjanjian pembiayaan konsumen
Penyelesaian sengketa pembiayaan konsumen
b) Hukum publik:
Regulasi pembiayaan konsumen oleh otoritas keuangan (Bank Indonesia,
Otoritas Jasa Keuangan)
Perlindungan konsumen dalam pembiayaan konsumen (UU No. 8 Tahun 1999
tentang Perlindungan Konsumen)
Penyelesaian sengketa pembiayaan konsumen di pengadilan (UU No. 37 Tahun
2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang)
10. Silahkan identifikasi dg tepat hak dan kewajiban penerbit kartu kredit,pemegang kartu
kredit dan penjual dalam hubungan hukum kartu kredit.
Hak Pemegang Kartu Kredit
a) Fasilitas untuk meningkatkan atau menurunkan limit kredit yang diberikan oleh
pihak bank, di mana hal ini bisa dilakukan sesuai dengan kebutuhan nasabah itu
sendiri dan kesepakatan antara kedua belah pihak.
b) Fasilitas perlindungan (asuransi) terhadap berang-barang tertentu yang dibeli
menggunakan kartu kredit, hal ini biasanya berlaku untuk jenis barang yang
memiliki harga tinggi (mahal).
c) Fasilitas gawat darurat (kenaikan limit secara mendadak), hal ini biasa
dilakukan oleh nasabah yang sedang atau akan bepergian ke luar negeri.
d) Fasilitas asuransi ketika bepergian, ini termasuk dalam fitur tambahan yang
tentu saja dikenai sejumlah biaya secara berkala.
e) Menerima billing statement setiap bulannya.
Kewajiban Pemegang Kartu Kredit
a) Tanggung jawab terhadap adanya penyalahgunaan kartu kredit, hal ini bisa
terjadi akibat adanya tindakan pencurian dan berbagai tindakan lainnya.
b) Membayar berbagai macam biaya yang dikenakan oleh pihak bank sebagai
bentuk konsekuensi atas pemakaian kartu kredit tersebut, seperti: biaya
keterlambatan pembayaran, biaya penarikan tunai, biaya over limit, biaya iuran
tahunan, dan beragam biaya lainnya.
c) Membayar biaya bunga, jika terjadi penunggakan pembayaran atau pun
pembayaran yang tidak penuh atas tagihan atau pembelanjaan yang timbul
dalam kurun waktu tertentu.
d) Melapor dengan segera kepada pihak bank penerbit kartu kredit, jika sewaktu-
waktu mengalami tindak pencurian atau kehilangan atas kartu kredit yang
dimiliki.
e) Mematuhi semua aturan dan kebijakan yang diterapkan oleh bank penerbit kartu
kredit.
11. Jelaskan apa itu Fintech ? Dan terangkan perbedaan hakiki fintech syariah dan fintech
Convensional.
Fintech adalah singkatan dari financial technology yang berarti teknologi keuangan.
Jadi sebenarnya apa itu fintech adalah inovasi teknologi yang dikembangkan dalam
bidang finansial sehingga transaksi keuangan bisa dilakukan dengan praktis, mudah,
dan efektif.
• Suku Bunga
Dalam pembiayaan konvensional, kredit yang diberikan kepada konsumen
dibuat sebagai akad pinjaman sehingga nasabah nantinya memiliki kewajiban
untuk mengembalikan pinjaman tersebut beserta bunga yang ditentukan oleh
peminjam (fintech konvensional), tergantung pada besarnya pinjaman yang
diambil.
Sedangkan pada pembiayaan keuangan syariah, dimana bunga merupakan hal
yang tidak diperbolehkan karena dalam bunga terdapat unsur riba. Dalam
pembiayaan syariah, tidak akan menjumpai kredit yang diberikan akad sebagai
pinjaman melainkan dengan akad murabahah, ijarah wa iqtina, serta
musyarakah mutanaqishah. Akad murabahah bisa diartikan sebagai akad jual
beli penyelenggara atau fintech akan bertindak sebagai pembeli atas benda
ataupun produk yang diinginkan nasabah. Kemudian akad ijarah wa iqtina
merupakan akad sewa menyewa. Artinya fintech bertindak untuk membeli
benda yang diinginkan nasabah, selanjutnya fintech menyewakan benda
tersebut kepada nasabah dalam kurun waktu tertentu. Sedangkan musyarakah
mutanaqishah artinya baik fintech ataupun nasabah bersama-sama menaruh
modal untuk sesuatu hal yang nantinya nasabah bisa membeli bagian dari
fintech untuk memiliki benda tersebut sepenuhnya.
• Resiko dan Cicilan
Ketika nasabah mengajukan pinjaman secara konvensional, nasabah akan
menanggung sepenuhnya resiko ketika nasabah tidak memiliki kemampuan
untuk membayar cicilannya. Hal ini berbeda dengan sistem pembiayaan dengan
akad syariah kedua belah pihak baik Fintech ataupun nasabah akan menanggung
resiko tersebut.
• Ketersediaan Pinjaman
Pada pembiayaan syariah menggunakan penawaran produk untuk keperluan
tertentu. Dalam hal ini tidak ada dalam pembiayaan keuangan konvensional
seperti untuk pendidikan, haji dan umroh, ataupun lainnya.
12. Ceritakan apa saja resiko dari penggunaan fintech? Serta hal apa yang harus di waspadai
dalam penggunaan fintech.
a) Kualitas Pengelola Masih Terbatas
Salah satu risiko yang kemungkinan dihadapi oleh perusahaan financial
technology, khususnya bidang P2P lending di Indonesia, adalah usia yang
terbilang masih baru sehingga sulit untuk menentukan pengelola yang memiliki
kualitas dengan pengelola yang belum berkualitas. Sedangkan posisi pengelola
sangat vital dalam bidang ini. Pihak pengelola lah yang akan mempertemukan
calon kreditur dengan calon investor. Alih-alih untung, kamu justru bisa
mendapat kerugian besar jika salah dalam memilih pengelola.
b) Investor Menanggung Sepenuhnya Jika Kreditur Menunggak
Dalam p2p lending, investor harus siap menanggung berbagai risiko, termasuk
ketika kreditur menunggak bahkan gagal bayar kredit. Dalam kondisi tersebut,
investor harus siap kehilangan seluruh dana yang dipinjamkannya tanpa ganti
rugi sepeser pun dari pihak pengelola. Inilah salah satu perbedaan yag paling
mencolok dengan menjadi pendana melalui bank.
c) Investor Menanggung Risiko Operasional
Selain menanggung risiko kreditur gagal bayar pinjaman, investor startup
fintech pun harus dihadapkan dengan risiko operasional dari pihak pengelola.
Risiko pertama, pengelola yang tidak bertanggungjawab bisa saja melarikan diri
atau menyalahgunakan dana investasi. Risiko kedua, pengelola bisa saja
bangkrut. Itu sebabnya, mengecek kredibilitas dan kinerja pengelola menjadi
langkah awal yang sangat penting.
d) Investor Tidak Bisa Menarik Investasi di Tengah Jalan
Risiko lain yang perlu dipertimbangkan baik-baik saat hendak berinvestasi di
bidang p2p lending adalah dana yang telah ditanam tidak bisa diambil begitu
saja “di tengah jalan”. Uang baru bisa kembali ke tangan investor ketika kreditur
berhasil melunasi kreditnya. Itu sebabnya, ketika memutuskan hendak
berinvestasi di bidang ini, dana yang ditanamkan harus berasal dari dana khusus
yang memang dialokasikan untuk keperluan investasi di bidang peminjaman
modal. Perkembangan investasi fintech di Indonesia, memang cukup
menjanjikan. Dalam waktu beberapa tahun saja, terjadi peningkatan jumlah
investor yang signifikan. Perbaikan dari sisi sistem, teknis, dan regulasi yang
terus berlanjut juga membantu investasi di bidang fintech menjadi lebih baik
dan menguntungkan.