NIM : 2134021069
Kelas : SRJ 51 / R.202
Mata Kuliah : Hukum Bisnis
Nama Dosen : M.R Bratanata
Tugas Absensi
● Perusahaan Asuransi.
Terdapat dua jenis Leasing yaitu Finance Lease dan Operating Lease .
I. Perbedaan pokoknya sebagai berikut :
a. Finance Lease adalah suatu perjanjian pembiayaan dimana Lessor diminta membiayai
pengadaan barang modal untuk Lesse, sedangkan Operating Lease menitikberatkan pada
pemberian jasa.
b. Pada Finance Lease hanya memikul resiko berkenaan dengan keadaan keuangan
sedangkan pada Operating Lease Lessor menanggung resiko hilangnya atau rusaknya
objek yang di Lesse.
c. Pada Finance Lease jangka waktu kontrak sama dengan masa kegunaan barang modal
menurut persetujuan Lessor, sedangkan pada Operating Lease jangka waktu perjanjian
pada umumnya tidak sama dengan masa kegunaan.
d. Pada Finance Lease prinsipnya dilarang mengakhiri kontak sebelum jangka waktu
yang diperjanjikan berakhir kecuali ada perjanjian lain sedangkan pada Operating Lease
tidak ditentukan dan dapat diakhiri oleh Lesse.
II. Perbedaan Leasing dengan sewa – menyewa :
a. Sewa – menyewa merupakan jenis perjanjian nominative yaitu jenis perjanjian yang
sudah diatur dalam KUH Perdata, sedangkan Leasing adalah jenis perjanjian
inominatif.
b. Para pihak dalam Leasing adalah badan usaha, sedangkan dalam sewa – menyewa
bisa perorangan.
c. Pada Leasing biasanya dibutuhkan jaminan – jaminan tertentu sedangkan pada sewa -
menyewa tidak diperlukan.
III. Perbedaan Leasing dengan Jual – Beli :
a. Penyerahan hak milik pada jual – beli pasti terjadi setelah pembeli membayar barang
yang dibeli, sedangkan pada Leasing penyerahan terjadi apabila Lesse menggunakan
hak opsinya.
b. Jual – beli termasuk perjanjian nominatif sedangkan Leasing adalah perjanjian
inominatif.
b. Factoring (Anjak Piutang)
Usaha pembiayaan dalam bentuk pembelian atau pengalihan serta pengurusan piutang
atau tagihan jangka pendek suatu perusahaan dari transaksi perdagangan dalam dan luar
negeri.
Ada tiga pihak yang terkait dalam kegiatan Factoring yaitu :
● Perusahaan Factoring
● Nasabah
Manfaat factoring:
Bagi perusahaan nasabah :
a. Factoring dapat menolong cash flow perusahaan yan melakukan penjualan secara kredit
sehingga dana yang diperoleh dari kegiatan tersebut akan memperlancar kegiatan
produksi, dibanding apabila produsen menagih sendiri kepada kreditor.
b. Factoring dapat memperlancar perputaran modal kerja perusahaan sehingga dapat
meningkatkan laba.
Bagi Bank :
Dalam rangka mengatasi kredit macet bank dapat menggunakan factoring untuk menagih
piutang - piutang.
c. Modal Ventura
Suatu badan usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyertaan modal ke
dalam suatu perusahaan pasangan usaha untuk jangka waktu tertentu.
a) Pemberian bantuan tidak hanya berupa modal, perusahaan modal ventura ikut terlibat
dalam manajemen perusahaan yang dibantu.
b) Pemberian bantuan tidak permanen, tetapi sementara.
c) Motif pemberian bantuan bersifat bisnis karena perusahaan modal ventura mengharapkan
keuntungan atau bagi hasil.
d) Pemberian bantuan tanpa jaminan.
Pembiayaan yang dilakukan oleh modal ventura dibedakan atas tiga macam :
a) Conventional Loan
Pinjaman jenis ini bisa diberikan tanpa jaminan atau dengan jaminan.
b) Conditional Loan
Perusahaan modal ventura turut menikmati laba jika proyek yang dibiayai memperoleh
keuntungan dan turut pula menanggung rugi jika yang dibiayai mengalami kerugian.
c) Equity Investment
Modal ventura yang menyertakan saham untuk mendukung perusahaan yang baru berdiri dan
antara perusahaan modal ventura dengan perusahaan yang baru dibiayai terjalin kerjasama di
bidang manajemen.
d. Pembiayaan Konsumen
Suatu lembaga yang dalam melakukan pembiayaan pengadaan barang untuk kebutuhan
konsumen dilakukan dengan sistem pembayaran secara angsuran atau berkala.
2. Objek
3. Unsur lain yang amat penting dalam lembaga pembiayaan konsumen yaitu unsur
perjanjian dan jaminan.
e. Kartu Kredit
Pembayaran melalui jasa bank atau perusahaan pembiayaan dalam transaksi jual beli barang
atau jasa, atau alat menarik uang tunai di bank.
Para pihak yang terkait dalam pembuatan kartu kredit ada tiga pihak yaitu :
a) Bank Penerbit Kartu Kredit, bisa bank swasta atau bank BUMN.
b) Penjual Barang (Merchant), adalah perseorangan atau perusahaan yang melakukan
kerjasama dengan bank penerbit kartu kredit untuk menerima kartu kredit sebagai alat
pembayaran atas transaksi barang atau jasa yang dijualnya.
c) Pemegang Kartu Kredit (Cardholder), orang yang telah diberikan kepercayaan oleh bank
penerbit untuk menggunakan kartu kredit dalam melakukan transaksi dengan merchant.
Penggabungan satu atau beberapa perusahaan yang masing – masing kegiatan bisnis
(produksinya) berbeda satu sama lain sehingga yang satu dengan yang lainnya
merupakan kelanjutan dari masing – masing produk.
Contoh : PT A mengusahakan kapas bergabung dengan PT B mengusahakan
pemintalan, bergabung lagi dengan PT C yang mengusahakan kain, tujuan
kerjasama disini menjamin tersedianya pasokan atau penjualan dan distribusi.
2) Merger Vertikal
Penggabungan satu atau beberapa perusahaan yang masing – masing kegiatan bisnis
berbeda satu sama lain namun tidak saling mendukung dalam penggunaan produk.
penggabungan perseroan ini merupakan usaha perluasan atau pembesaran perseroan
melalui kepemilikkan atau penyatuan beberapa perseroan ke dalam suatu
kepemilikkan.
Penggabungan ini dapat dilandasi oleh beberapa kepentingan ekonomi antara lain :
1. Dapat dimanfaatkan aset yang lebih efisien dalam suatu kesatuan perseroan.
2. Adanya integrasi usaha melalui penguasaan atau penggabungan badan usaha yang segaris
sehingga biaya produksi dapat ditekan lebih mudah.
4. Apabila perseroan yang merugi berhubungan dengan perseroan yang memperoleh laba,
perseroan yang rugi akan menampakkan performa yang baik karena kerugian tersebut dikurangi
oleh perseroan yang diajak gabung.
Pihak yang terkait dengan merger suatu perusahaan ;
a. Pemerintah, yaitu Menteri Keuangan
b. Akuntan Publik
c. Konsultan Hukum
d. Konsultan Keuangan
e. Konsultan Manajemen
f. Konsultan Pajak
g. Notaris
B. Konsolidasi
Penggabungan antara dua atau lebih badan usaha yang menggabungkan diri saling
melebur menjadi satu dan membentuk satu badan usaha yang baru.
Usaha untuk menyehatkan tersebut dalam hukum bisnis istilahnya restrukturisasi.
Restrukturisasi badan usaha adalah suatu bentuk kerjasama antara dua atau beberapa badan usaha
yang dilakukan secara terencana, dengan jalan mengubah pola badan usaha dalam melaksanakan
kegiatannya agar dapat mencapai tujuan dengan baik.
Restrukturisasi umumnya meliputi beberapa aspek yaitu :
1. Restrukturisasi Bisnis
2. Restrukturisasi Keuangan
3. Restrukturisasi Manajemen
4. Restrukturisasi Organisasi.
5. Restrukturisasi di Bidang Hukum
C. Pelaksanaan Merger bagi Badan Usaha yang Berbentuk PT
Hanya dapat dilakukan apabila telah mendapatkan persetujuan rapat umum pemegang
saham masing – masing badan usaha yang terlibat.
Rancangan pengabungan badan usaha ;
a. Nama badan usaha
b. Alasan dan penjelasan masing – masing untuk melakukan penggabungan
c. Tata cara konversi saham
d. Rencana perubahan anggaran dasar badan usaha hasil gabungan
e. Neraca perhitungan laba – rugi
Rencana penggabungan badan usaha yang telah mendapat persetujuan RUPS dilampirkan
pada permohonan perubahan anggaran dasar badan usaha untuk mendapatkan persetujuan
Menkumham. Direksi wajib mengumumkan dalam dua surat kabar harian mengenai
rencana penggabungan badan usaha paling lambat 14 hari sebelum pemanggilan RUPS.
Direksi badan usaha hasil pembangunan wajib mengumumkan hasil penggabungan dalam
dua surat kabar harian paling lambat 30 hari terhitung sejak penggabungan selesai
dilakukan.