Anda di halaman 1dari 8

D.

Jenis-jenis Modal

 Modal Asing
Menurut Rambang Riyanto (20X11:227) modal asing monipakan modal yang berasal dari
pihak luar perusahaan yang sifatnya sementara bekerja di dalam perusahaan dan bagi perusahaan yang
bersangkutan modal tersebut merupakan hutang yang pada saatnya harus dibayar kembali. Modal
asing dibedakan menjadi tiga hagian yaitu:
1. Modal asing jangka pendek (short-term debt)
Menurut Rambang Riyanto (2001.227) modal asing jangka pendek adalah modal asing yang
jangka waktunya paling lama | tahun hutang jangka pendek tendiri dari kredit perdagangan,
yaitu kredit yang di perlukan untuk dapat menyelenggarakan usahanya. Jenis-jenis modal
asing jangka pendek adalah:
a. Rekening Knan
Kredit sekening Koran adalah kredit yang diberikan oleh bank kepada perusaham dengan bain plafond
tertentu dimana perusahaan tidak mengambilnya sekaligus melainkan sebagian demi sebagian sesuai
dengankchumahannya, dan bunga yang dibayar hanya untuk jumlah yang diambil saja, meskipun
sebenarnya perusahaan meminjamaya lebih dari jumlah tersebut. perusahaan hanya akan mengambil
kredit rekening koran untuk hal-hal yang perlu saja, misalnya untuk kebutuhan akan modal
perusahaan atau modul kerja pada top-fluktuasi.
b. Kredit penjual
Kredit dari penjual merupakan kredit perniagaan (trade-credit) dan kredis ini terjadi apabila penjual
produk dilakukan dengan kredit. Apabila penjual dilakukan dengan kredi maka penjual baru
menerima pembayaran dari harga barang yang dijualnya beberapa waktu kemudian setelah barang
diserahkan. Pada umumnya perusahaan industri. Dan pihak perusahaan yang menerima kredit penjual
adalah perusahaan perdagangan.
c. Kredit di pembeli.
Kredit pembeli adalah yang diberikan oleh perusahaan sebagai pembeli kepada pemasok dari bahan
mentahnya atau barang yang lainnya. Dalam hal ini perusaham yang bertindak sebagai pembeli,
membayar barang yang dibelinya terlebih dahulukan setelah beberapa waktu berulah pembeli
menerima barang yang dibelinya. Pada umumnya kredit pembeli im diberikan kepada perusahaan
agrarian yang menghasilkan bahan dasar, dan kredit ini diberikan oleh perusahaan industri yang
mengerjakan hasil agrania tersebut sebagai bahan dasarnya.
d. Kredit wesel
Kredit wesel ini terjadi apabila suatu perusahaan mengeluarkan "sural pengakuan hutang yang
berisikan kesanggupan untuk membayar sejumlah nang tertentu kepada pihak tertentu dan pada saat
tertentu dapat dijual atau dituangkan kepada pihak bank.
1. Modal sing jangka menengah (Intermediate-Term Debt).
Menurut Bambang Riyanto (2001-232) modul asing jangka menengah merupakan hutang yang jangka
waktu atau umumnya lebih dari 1 tahun dan kurang dari 10 tahun. Kebutuhan membelanja usaha
dengan jenis kredit im dirasakan karena adanya kebutuhan yang tidak dipenuhi dengan kredit jangka
pendek disatu pihak dan juga sukar untuk dipenuhi dengan kredit jangka panjang diluin pihak.
Bentuk-bentuk utama dari kredit jangka menengah sebagai berikut:
a. Term Loun
Term Loan adalah kredit usaha dengan umur lebih dari 1 tahun dan kurang shari 10 tahun. Pada
umumnya term-loan dibayar kembali dengan angsuran tetap seluma suatu periode tertentu
(Amortization Payments). Kredit in biasanya diberikan oleh bank dagang, perusahaan asuransi
suppliersatu manufacturs.
b. Leasing isewa guna usaha)
Fessing adalah suatu alat atau cara unik mendapatkan pelayanan atau service dari suatu aktiva tetap
yang pada dasarnya sama seperti halnya kalau kita menjual obligasi untuk mendapatkan service dan
hak milik atas aktiva tersebut dan bedanya pada leasing tidak disertai dengan hak milik
3. Modal asing jangka panjang (Long-Term Debr)
Menurut Bambang Riyanto (2001:238) modal asing atau hutang jangka panjang ini adalah hutang
yang lebih dari 10 tahun. Pada umumnya hutang in digunakan untuk keperluan perusahaan dalam hal
membelanja perluman perluasan perusahaan (ekspansi) atau modernisasi dari perusahaan. Bentuk
utama dari hutang jangka panjang adalah:
a. Pinjaman obligasi.
Pinjaman obligini adalah pinjaman uang untuk jangka waktu yang panjang. dimanu seorang debitur
mengeluarkan surat pengakuan hutang yang mempunyai nilai nominal tertentu. Jenis-jenis obligasi
adalah sebagai berikut:
1) Obligasi bisa Bonds)
Obligasi biasa adalah obligasi bunganya tetap dibayar oleh debitur pada waktu-waktu
tertentu. dengan tidak memandang apakah debitur memperoleh keuntungan atau tidak rasanya
bunga obligasi dibayarkan dua kali dalam setahun.
2) Obligusi pendapatan (Income Bonds)
Obligasi pendapatan adalah obligasi dimana pembayaran bunga hanya dibayar pada waktu-
waktu debitur atau perusahaan yang mengeluarkan surat obligasi tersebut mendapatkan
keuntungan.
3) Obligasi yung dapat ditukarkan (Convertible Bonds)
Obligasi yang dapat ditukarkan adalah obligasi yang memberikan kesempatan kepada
pemegang surat obligasi tersebut pada suatu saat tertentu menukarkannya dengan saham dari
perusahaan yang bersangkutan.
b. Pinjaman hiporik.
Pinjaman hipotikadalah pinjaman jangka panjang dimana pemberi uang atau kreditur diberi hak
hipotik terhadap suatu harang yang tidak bergerak, supaya bila pihak dehitur tidak memenuhi
kewajibannya, harang tersebut hisa dijual dan dari hasil penjualannya dapat digunakan untuk
menutupi tagihannya.

 Modal Sendiri
Modal sendiri dapat berasal dari luar perusahaan juga dapat berasal dari dalam perusahaan sendiri
atau yaim modal yang dihasilkan atau dibentuk sendiri dari dalam perusahaan. Modal sendiri yang
berasal dari sumber intern adalah dalam bentuk keuntungan yang dihasilkan perusahaan,
sedangkan yang berasal dari sumber ekstern perusahaan adalah modal yang berasal dari pemilik
pemisahan, terdiri dari berbagai macam bentuk menurut bentuk hukum dari masing-masing
perusahaan yang bersangkutan. Modal sendiri dalam satu perusahaan yang berbentuk PT. terdiri
dari:
1. Modal saham.
Menurut Bambang Rayunto 2001-240) sahum adalah tanda bukti pengambilan bagian atau peserta
dalam suatu perusahaan perseroan bagi perusahaan yang bersangkutan, yang diterima dari hasil
penjualan sahamnya akan tetap bertahan dalam perusahaan tersebut selama hidupnya, meskipun
hagi pemegang saham sendiri, hal itu bukan merupakan penanaman permanen. Karena setiap
waktu pemegang saham dapat menjual sahamnya.Jenis-jenis saham adalah sebagai berikut:
a. Saham biasa (con lock)
Pemegang saham biasa akan mendaparkan deviden pada akhir tahun pembukuan, hanya jika
peerusahaan tersebut mendapatkan keuntungan atau mengalami kerugian, maka pemegang saham
tidak akan mendapatkan deviden.
b. Saham preferen (preferen stocks)
Pemegang saham preferen mempunyai preferensi tenestu di atas pemegang saham biasa, yaitu
terutama dalam hal-hal sebagai berikut:
1) Pembagian deviden
Deviden dari saham preferen diambil terlebih dahulu kemudian sisanya disediakan untuk
saham biasa yang dinyatakan dalam presentasi tertentu dari milai nominalnya.
2) Pembagian kekayaan.
Apabila perusahaan dilikdasi, maku dalam pembagian kekayaan sahum preferen didahulukan
dari pada sahum biasa.
c. saham preferen kumulatif.
Saham preferen kumulatif pada dasarnya sama saja dengan saham preferen tetapi perbedaannya hanya
terletak pada adanya hak kumulatif yang menjadikan pemegang saham preferen kumulatif apabila
tidak menerima deviden selama beberapa waktu karena besarnya laba tidak mengijinkan atau karena
adanya kerugian, dalam hal ini pemegang saham dapat menuntutnya di kemudian hari.
2. Cadangan.
Menurut Bumbung Riyanto (2001:22) cadangan yang dimaksud adalah sebagai cadangan yang di
bentuk dari keuntungan yang di peroleh perusahaan selama beberapa waktu yang lalu atau dari tahun
yang berjalan, cadangan yang termasuk modal sendiri adalah:
 Cadangan ekspansi
 Cadangan modal kerja.
 Cadangan selisih kurs.
 Cadangan untuk menumpung hal-hal untuk keladian yang tidak terduga sebelumnya
( cadangan umum).
Cadangan yang tidak termasuk ke dalam modal sendiri adalah cadangan depresiasi, cadangan
piutang ragu-ragu dan cadangan bersifat hutang
3. Laba ditahan (Retained Earning)
Keuntungan yang diperoleh suatu perusahaam dapat sebagian dibayarkan sebagai deviden dan
sebagian lagi ditahan untuk perusahaan. Apabila penahanan keuntungan tersebut sudah
dengan tujuan tertentu, maka dibentuk cadangan.

G. Kajian Biaya Modal


 Pengertian Biaya Modal
Biaya Modal adalah biaya riil yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk memperoleh dana
baik yang berasal dari hutang, saham preferen, saham biasa, maupun laba ditahan untuk mendanani
suatu investasi atau operasi perusahaan.
Penentuan besarnya biaya modal ini dimaksudkan untuk mengetahui berapa besarnya biaya riil
yang harus dikeluarkan perusahaan untuk memperoleh dana yang diperlukan.Perhitungan biaya
penggunaan modal sangatlah penting, dengan alasan:

1. Memaksimalkan nilai perusahaan mengharuskan biaya-biaya (termasuk biaya modal)


diminimalkan.
2. Keputusan penganggaran modal (capital budgetting) memerlukan suatu estimasi tentang biaya
modal.
3. Keputusan-keputusan lain seperti leasing, modal kerja juga memerlukan estimasi biaya
modal.

Biaya modal merupakan konsep penting dalam analisis investasi karena dapat menunjukkan
tingkat minimum laba investasi yang harus diproleh dari investasi tersebut. Jika investasi itu tidak
dapat menghasilkan laba investasi sekurang-kurangnya sebesar biaya yang ditanggung maka investasi
itu tidak perlu dilakukan. Lebih mudahnya, biaya modal merupakan rata-rata biaya dana yang akan
dihimpun untuk melakukan suatu investasi. Dapat pula diartikan bahwa biaya modal suatu perusahaan
adalah bagian (suku rate) yang harus dikeluarkan perusahaan untuk memberi kepuasan pada para
investornya pada tingkat risiko tertentu.
Biaya modal dapat dihitung berdasarkan biaya untuk masing-masing sumber dana atau disebut
biaya modal individual. Biaya modal individual dihitung tiap jenis modal. Namun apabila perusahaan
menggunakan beberapa sumber modal maka biaya modal yang dihitung adalah biaya modal rata-rata
tertimbang (Weightedf average cost of capital/WACC) dari seluruh modal yang digunakan.
Konsep Biaya Modal erat hubungannya dengan konsep mengenai pengertian tingkat keuntungan
yang disyaratkan (required rate of return). Tingkat keuntungan yang disyaratkan sebenarnya  dapat
dilihat dari dua pihak yaitu sisi investor dan perusahaan. Dari sisi investor, tinggi rendahnya required
rate of return merupakan tingkat keuntungan (rate of return) yang mencerminkan tingkat resiko dari
aktiva yang dimiliki. Sedangkan bagi perusahaan yang menggunakan dana (modal),
besarnya required rate of return merupakan biaya modal (cost of capital) yang harus dikeluarkan
untuk mendapatkan modal tersebut. Biaya modal bisanya digunakan sebagai ukuran untuk
menentukan diterima atau ditolaknya suatu usulan investasi (sebagai discount rate), yaitu  dengan
membandingkan tingkat keuntungan (rate of return) dari usulan investasi tersebut dengan biaya
modalnya.

 Faktor-Faktor Yang Menentukan Biaya Modal

Variabel-variabel penting yang mempengaruhi biaya modal antara lain:  


1.           Keadaan-keadaan umum perekonomian. Faktor ini menentukan tingkat bebasrisiko atau tingkat
hasil tanpa risiko.
2.           Daya jual saham suatu perusahaan. Jika daya jual saham meningkat, tingkat hasil minimum para
investor akan turun dan biaya modal perusahaaan akan rendah.
3.           Keputusan-keputusan operasi dan pembiayaan yang dibuat manajemen. Jika manajemen
menyetujui penanaman modal berisiko tinggi atau memanfaatkan utang dan saham khusus secara
ekstensif, tingkat risiko perusahaan bertambah. Para investor selanjutnya meminta tingkat hasil
minimum yang lebih tinggi sehingga biaya modal perusahaan meningkat pula.
4.           Besarnya pembiayaan yang diperlukan. Permintaan modal dalam jumlah besar akan meningkatkan
biaya modal perusahaan.

 Asumsi-Asumsi Model Biaya Modal

Asumsi-asumsi dalam model biaya modal diantaranya:


1.      Risiko bisnis bersifat konstan. Risiko bisnis merupakan potensi tingkat perubahan return atas suatu
investasi. Tingkat risiko bisnis dalam suatu perusahaan ditentukan dengan kebijakan manajemen
investasi.
2.      Biaya modal merupakan suatu kriteria investasi yang hanya tepat untuk suatu investasi yang
memiliki risiko bisnis setingkat dengan aktiva-aktiva yang telah ada.
3.      Risiko keuangan bersifat konstan. Risiko keuangan didefinisikan sebagai peningkatan variasi return
atas saham umum karena bertambahnya pemanfaatan sumber pemiayaan hutang dan saham istimewa.
Biaya modal dari sumber individual merupakan fungsi dari struktur keuangan berjalan.
4.      Kebijakan dividen bersifat konstan. Asumsi ini diperlukan dalam menaksir biaya modal yang
berkenaan dengan kebijakan dividen perusahaan. Asumsi ini menyatakan bahwa rasio pembayaran
dividen (dividen/laba bersih) juga konstan.

 Biaya Hutang
Biaya hutang dapat didefinisikan sebagai bagian yang harus diterima dari suatu investasi agar
tingkat hasil minimum para kreditor terpenuhi. Jika perusahaan menggunakan obligasi sebagai sarana
untuk memperoleh dana dari hutang jangka panjang, maka biaya hutang adalah sama dengan Kd
atau Yield To Maturity (YTM)yaitu tingkat keuntungan yang dinikmati oleh pemegang atau pembeli
obligasi. Biaya hutang dapat dicari dengan cara:
1. Biaya Modal dari Hutang Jangka Pendek
Hutang jangka pendek seperti hutang perniagaan, hutang wesel, kredit bank.
Contoh :
Misalkan cash discount yang hilang selama 1 tahun sebesar Rp.5.000.000,- dan hutang perniagaan
rata-rata  Rp.50 juta.
Maka,
Biaya modal sebelum pajak = 5 juta / 50 juta x 100% = 10%
Misal pajak 40% ;
Biaya modal sesudah pajak = 10% x (100%-40%) = 6%

Contoh 2
Bank memberikan kredit jangka pendek sebesar Rp.100 juta dengan bunga 2% per bulan selama 8
bulan. Syarat aktiva yang dijadikan jaminan harus diasuransikan selama umur kreditnya dg premi
asuransi Rp.5 juta.
Maka :
Uang yg diterima dari bank = Rp. Pinjaman – (bunga 8 bln + premi asuransi)
                                                  = Rp. 100 juta – (Rp.16 juta + Rp. 5 juta)
                                                  = Rp. 79 juta.
Beban yg sebenarnya di tanggung peminjam = Rp.21 juta

Jadi biaya kredit sebelum pajak = Rp.21 juta / Rp.79 juta x 100% = 26%.
Biaya kredit per bulan = 26% / 8 = 3,25%

Misal tingkat pajak 25 % =


Biaya modal sesudah pajak = 3,25% x(100%-25%)= 2,43 % per bulan.
2. Biaya Modal Jangka Panjang
Biaya modalnya dgn memperhitungkan jumlah neto yg diterima dg pengeluaran kas yg terjadi karena
penggunaan dana tersebut.
Contoh :
Obligasi dikeluarkan dengan nominal per lembar Rp.100 juta  dan umurnya 10 tahun. Hasil penjualan
neto yg diterima adalah Rp.97.000.000,- Bunga obligasi 4% per tahun.
Berapa cost of bond ?
Jawab :
1) Dana rata-rata selama 10 tahun = (100 jt + 97 jt) /2 = 98,5 jt
2) Selisihnya dialokasikan untuk 10 thn = 3 jt /10 thn = 300.000 (+bunga)
Bunga = 4% x 100 jt = 4 jt
Beban per tahun (average annual cost ) = 4 jt + 300.000 = Rp4,3 jt
3) Menghitung biaya rata-rata per tahun = (4,3 jt /98,5 jt) x 100% = 4,4%

4) Misal tingkat pajak 25% ,

Maka biaya modal = 4,4% x (100% - 25%) = 3,3%.

3. Biaya Modal Saham Preferen (Cost of Preferred Stock) 


Biaya saham preferen adalah sama dengan tingkat keuntungan yang dinikmati pembeli saham
preferen.
Kp = Dp/Pn
 Kp = biaya saham preferen
Dp = deviden saham preferen
Pn  = harga saham preferen bersih yang diterima (harga setelah dikurangi flotation cost)
Biaya penggunaan dana dari penjualan saham preferen (cost of preferred stock)dihitung dgn
membagikan deviden per lembar saham preferen (Dp) dgn harga neto (net Price) yg diperoleh dari
penjualan saham preferen per lembarnya.
Contoh :
Suatu perusahaan mengeluarkan saham preferen yg baru dengan nilai nominal Rp.10.000,- per lembar
dan deviden sebesar Rp.600,- Penjualan neto saham tersebut sebesar Rp.9.000,- per lembarnya.
Berapa biaya modal saham preferen (cost of preferred stock) ?

Jawaban:
Biaya modal saham preferen = Dp / Pn
Biaya modal saham preferen = 600 / 9000 = 6,67%.

4. Biaya Modal Saham Biasa dan Laba ditahan

Biaya modal saham biasa dan laba ditahan atau sering disatukan menjadi biaya modal
sendiri (biaya ekuitas) atau kadang-kadang disebut biaya modal saham biasa saja. Biaya
modal ekuitas merupakan biaya yang dikeluarkan perusahaan yang memperoleh dana dengan
menjual saham biasa atau menggunakan laba ditahan untuk investasi. 
r s = D1 / P0 + g
Dimana :
rs  = biaya modal ekuitas
D1 = Deviden saham yang diharapkan pada tahun pertama
P0 = harga saham saat ini
g = tingkat pertumbuhan

Biaya Laba Ditahan (Cost of Retained Earning) 


Biaya laba ditahan adalah sama dengan tingkat keuntungan yang disyaratkan investor pada
saham biasa perusahaan yang bersangkutan. Dasarnya adalah prinsip opportunity cost. Jika
laba tidak ditahan, laba tersebut dibagiakan dalam bentuk deviden. Jika laba tersebut ditahan
berarti  pemegang saham menginvestasikan kembali laba yang menjadi haknya  ke
perusahaan (flow back fund). 

Ada tiga cara menaksir biaya modal laba ditahan:


1)  Pendekatan CAPM
 Ks = bunga bebas risiko + premi risiko
 Ks = krf + bi (km – krf) 
Dimana:
Ks        = tingkat keuntungan yang disyaratkan pada saham perusahaan I,
Krf      = bunga bebas risiko
Km      = tingkat keuntungan yang disyaratkan pada portofolio pasar
Bi        = beta saham perusahaan i.

2)  Pendekatan discounted cash flow


Model yang digunakan untuk estimasi  adalah Gordon Model:
D1
Po =   ———–
Ks – g
Maka,                         
D1 
Ks =  ———–  + g 
Po
D1       = Deviden akhir periode
Po        = Harga saham awal periode
g          = tingkat pertumbuhan deviden.

3)  Pendekatan bond yield plus risk premium


Ks = tingkat keuntungan obligasi perusahan + premi risiko 

Biaya Saham Biasa Baru (Cost of New Common Stock) 


Biaya modal saham biasa baru biasanya lebih tinggi dari biaya modal laba ditahan, karena
penjualan saham baru memerlukan biaya emisiatau flotation cost. Biaya emisi akan
mengurangi penerimaan perusahaan dari penjualan saham.
D1 
Ksb =  —————–  + g 
Po (1 –FC)
Ksb      = biaya saham biasa baru
FC       = flotation cost

 Biaya Modal Keseluruhan (Weighted  average cost of capital/WACC) :


Biaya modal secara keseluruhan merupakan biaya modal yang memperhitungkan seluruh
biaya atas modal yang digunakan oleh perusahaan. Biaya modal yang diperhitungkan
merupakan biaya modal dari seluruh jenis modal yang digunakan. Karena biaya modal dari
masing-masing sumber dana berbeda-beda, maka untuk menetapkan biaya modal dari
perusahaan secara keseluruahn perlu dihitung biaya modal rata-rata tertimbangnya (Weighted
average cost of capital / WACC). Sebagai unsure penimbanngnya adalah proporsi dana bagi
setiap jenis atau sumber modal yang digunakan dalam investasi proyek tersebut.
 Weighted Average Cost of Capital 

 Jika pembiayaan suatu investasi berasal dari berbagai sumber pendanaan, maka biaya
modal dihitung berdasarkan rata-rata tertimbang.

WACC   = [Wd x Kd (1- tax)] + [Wp x Kp] + [Ws x (Ks atau Ksb)]

 WACC   = biaya modal rata-rata tertimbang


Wd         = proporsi hutang dari modal
Wp         = proporsi saham preferen dari modal
Ws          = proporsi saham biasa atau laba ditahan dari modal
Kd          = biaya hutang
Kp          = biaya saham preferen
Ks           = biaya laba ditahan
Ksb         = biaya saham biasa baru.

Sumber modal Jlh Rp. Biaya penggunaan modal


Hutang Jk, Panjang 60 jt 6% (sebelum tax)
Saham Preferen 10 jt 7%
Modal sendiri 130 jt 10%
Jlh 200 jt
Tingkat pajak perseroan = 25%.
Berapa Biaya Modal Rata-rata ?
Jawab :
Biaya modal hutang (setelah pajak) = 6% x (100% -25%) = 4,5%

 Marginal Cost of Capital 


Marginal cost of capital adalah biaya memperoleh rupiah tambahan sebagai modal baru.
Pada umumnya marginal cost of capital akan meningkat  sejalan dengan meningkatnya
penggunaan modal. 
Pada umumnya perusahaan akan menggunakan laba ditahan untuk menambah modal
baru menerbitkan saham baiasa baru. Dengan demikian diperlukan suatu titik dimana
kebutuhan modal sendiri harus dipenuhi dengan penjualan saham biasa baru.
Titik dimana marginal cost of capital naik sering disebut Break Point.
Jumlah laba diatahan
Break point = ——————————————————
Bagian modal sendiri dalam struktur modal

Anda mungkin juga menyukai