b. Modal Sendiri
Menurut Wasis (1981), dalam struktur modal konservatif, susunan modal
menitikberatkan pada modal sendiri karena pertimbangan bahwa penggunaan
utang dalam pembiayaan perusahaan mengandung risiko yang lebih besar dibandingkan
dengan penggunaan modal sendiri.7
Modal sendiri/equity capital adalah dana jangka panjang perusahaan yang
disediakan oleh pemilik perusahaan (pemegang saham), yang terdiri atas berbagai jenis
saham (saham preferen dan saham biasa) serta laba ditahan.
Pendanaan dengan modal sendiri akan menimbulkan opportunity cost.
Keuntungan dari memiliki saham perusahaan bagi pemilik adalah kontrol terhadap
perusahaan. Namun, return yang dihasilkan dari saham tidak pasti dan pemegang saham
adalah pihak pertama yang menanggung risiko perusahaan. Modal sendiri atau ekuitas
merupakan modal jangka panjang yang diperoleh dari pemilik perusahaan atau pemegang
saham. Modal sendiri diharapkan tetap berada di perusahaan untuk jangka waktu yang
tidak terbatas, sedangkan modal pinjaman memiliki jatuh tempo.
Ada dua sumber utama dari modal sendiri, yaitu sebagai berikut.
Oleh karena itu, diperlukan informasi yang cukup untuk mengambil keputusan yang
rasional dengan pandangan positif bahwa kita mampu menentukan struktur modal yang
tepat.
c. Faktor-faktor yang Menentukan Pemilihan Struktur Modal
Menurut Halim dan Sarwoko (1995), faktor yang memengaruhi terhadap penentuan
pemilihan struktur modal, yaitu sebagai berikut.
1) Lokasi distribusi keuntungan adalah seberapa besar nilai yang diharapkan dari
keuntungan perusahaan. Semakin besar nilai yang diharapkan dari keuntungan, dengan
penyimpangan yang sama, semakin kecil kemungkinan mendapatkan kerugian.
2) Stabilitas penjualan dan keuntungan, yaitu semakin stabil keuntungan, berarti semakin
kecil pinjaman karena bertambah besarnya kemungkinan perusahaan mampu untuk
memenuhi kewajiban tetapnya.
3) Kebijakan dividen. Implikasi bahwa banyak perusahaan yang mencoba menggunakan
kebijakan dividen dalam jumlah yang konstan akan langsung dirasakan bagi manajer
keuangan, yaitu dengan menyediakan dana untuk membayar jumlah dividen yang
tetap. Semakin tinggi tingkat leverage-nya, semakin besar kemungkinan perusahaan
tidak bisa membayar dividen dalam jumlah yang tetap.
4) Pengendalian penggunaan utang yang agak tinggi daripada mengeluarkan saham baru
dianggap lebih menguntungkan dengan alasan kepemilikan. Hal ini menyebabkan
pihak yang semula memiliki sebagian besar saham dengan pengeluaran saham baru
akan menjadi berkurang bagiannya dan akan mengurangi penguasaan atas perusahaan.
5) Risiko kebangkrutan, pada pasar modal sempurna, risiko kebangkrutan, aktiva
dapat dijual sesuai dengan nilai ekonomisnya dan dibagikan sesuai dengan klaim.
Pada pasar yang kurang sempurna dan tidak diperhitungkan biaya kebangkrutan,
pada saat perusahaan mengalami kebangkrutan
akan menyebabkan aktiva dijual di bawah nilai ekonomisnya. Biaya adimnistrasi
menyebabkan penerimaan pemegang saham menjadi berkurang
**&&**