Anda di halaman 1dari 13

pok 3 .

1. Krisna Frbriyanto 2021DP020


2. Erinna sekarwati 2021DP014
Pengertian

Struktur Modal
Struktur modal hanya menyangkut pembelanjaan jangka panjang
saja. Tidak termasuk pembelanjaan jangka pendek.

• sebagai pembiayaan permanen yang terdiri dari hutang jangka


panjang, saham preferen, dan modal pemegang saham. Nilai buku
dari modal pemegang saham terdiri dari saham biasa, modal disetor
atau surplus modal dan akumulasi laba ditahan. Bila perusahaan
memiliki saham preferen, maka saham tersebut akan ditambahkan
pada modal pemegang saham

• Capital Structure is the mix of long term debt and equity maintained
by the firm”. Struktur modal perusahaan menggambarkan
perbandingan antara hutang jangka panjang dan modal sendiri yang
digunakan oleh perusahaan.

• Ada dua macam tipe modal menurut Lawrence, Gitman (2000) yaitu
modal hutang (debt capital) dan modal sendiri (equity capital).
Tetapi dalam kaitannya dengan struktur modal, jenis modal hutang
yang diperhitungkan hanya hutang jangka panjang.
Komponen Struktur Modal
 1. Hutang Jangka Panjang
Jumlah hutang di dalam neraca akan menunjukkan besarnya modal pinja-
man yang digunakan dalam operasi perusahaan. Modal pinjaman ini dapat berupa
hutang jangka pendek maupun hutang jangka panjang, tetapi pada umumnya pinja-
man jangka panjang jauh lebih besar dibandingkan dengan hutang jangka pendek.
Hutang jangka panjang merupakan salah satu dari bentuk pembiayaan
jangka panjang yang memiliki jatuh tempo lebih dari satu tahun, biasanya 5 – 20
tahun”. Pinjaman hutang jangka panjang dapat berupa pinjaman berjangka (pinja-
man yang digunakan untuk membiayai kebutuhan modal kerja permanen, untuk
melunasi hutang lain, atau membeli mesin dan peralatan) dan penerbitan obligasi
(hutang yang diperoleh melalui penjualan surat-surat obligasi, dalam surat obligasi
ditentukan nilai nominal, bunga per tahun, dan jangka waktu pelunasan obligasi
tersebut).
Mengukur besarnya aktiva perusahaan yang dibiayai oleh kreditur (debt
ratio) dilakukan dengan cara membagi total hutang jangka panjang dengan total as-
set. Semakin tinggi debt ratio, semakin besar jumlah modal pinjaman yang digu-
nakan di dalam menghasilkan keuntungan bagi perusahaan.
2. Modal Sendiri
Menurut Wasis , dalam struktur modal konservatif,
susunan modal menitikberatkan pada modal sendiri karena per-
timbangan bahwa penggunaan hutang dalam pembiayaan pe-
rusahaan mengandung resiko yang lebih besar dibandingkan
dengan penggunaan modal sendiri. Menurut Sundjaja at al.
“modal sendiri/equity capital adalah dana jangka panjang pe-
rusahaan yang disediakan oleh pemilik perusahaan (pemegang
saham), yang terdiri dari berbagai jenis saham (saham preferen
dan saham biasa) serta laba ditahan”.
Pendanaan dengan modal sendiri akan menimbulkan
opportunity cost. Keuntungan dari memiliki saham perusahaan
bagi owner adalah control terhadap perusahaan. Namun, return
yang dihasilkan dari saham tidak pasti dan pemegang saham
adalah pihak pertama yang menanggung resiko perusahaan.
Modal sendiri atau ekuitas merupakan modal jangka panjang
yang diperoleh dari pemilik perusahaan atau pemegang saham.
Modal sendiri diharapkan tetap berada dalam perusahaan untuk
jangka waktu yang tidak terbatas sedangkan modal pinjaman
memiliki jatuh tempo.
Ada 2 (dua) sumber utama dari modal sendiri yaitu:
a) Modal saham preferen
Saham preferen memberikan para pemegang sa-
hamnya beberapa hak istimewa yang menjadikannya lebih
senior atau lebih diprioritaskan daripada pemegang saham
biasa. Oleh karena itu, perusahaan tidak memberikan sa-
ham preferen dalam jumlah yang banyak.

b) Modal saham biasa


Pemilik perusahaan adalah pemegang saham biasa
yang menginvestasikan uangnya dengan harapan
mendapat pengembalian dimasa yang akan datang. Pe-
megang saham biasa kadang-kadang disebut pemilik
residual sebab mereka hanya menerima sisa setelah selu-
ruh tuntutan atas pendapatan dan asset telah dipenuhi.
Metoda-Metoda Dalam Manajemen
Struktur Modal
Mengapa struktur modal perlu diperhatikan ? Hal ini
memotivasi manajemen perusahaan untuk mencari
suatu struktur mosal yang optimal untuk
perusahaannya . Beberapa alat atau metoda dapat
digunakan untuk menentukan suatu pilihan
sehingga akan sangat bermanfaat untuk menjawab
pertanyaan semacam ini “ Dimasa mendatanng, jika
kita memerlukan dana 500 juta, apakah kita
sebaiknya menerbitkan saham atau obligasi ?”
Metoda dasar tersebut adalah
(a) Analisis EBIT – EPS
(b) Perbandingan rasio – rasio leverage, dan
(c) Anaisis arus kas perusahaan.
a). Analisis EBIT – EPS.
Melalui analisis ini manajemen dapat melihat dampak dari berbagai alternatif
pendanaan terhadap EPS ( Earning per share ) pada tingkatan EBIT ( Earning Before
Interest and Tax ) yang bervariasi. Yang dimaksud dengan EPS adalah laba bersih
sesudah pajak atau Earning After Tax ( EAT ) dibagi jumlah lembar saham perusahaan
yang beredar.

Pada analisis ini, hubungan antara EBIT dan EPS dapat dicari dengan cara :
 Menghitung EPS pada berbagai alternatif pendanaan untuk EBIT tertentu
 Mengulang lankah pertama untuk EBIT yang berbeda – beda. Hasilnya kemudian
digambarkan dalam grafik EBIT-EPS.

 Indifference point memberikan masukan penting bagi manajemen dalam memilih


alternatif pembelanjaan, Jika expected EBIT lebih besar dari indifference point,
perusahaan sebaiknya menggunakan hutang. Jika sebaliknya, menggunakan saham akan
lebih menguntungkan. Perlu dicatat bahwa keputussan ini bisa salah jika actual EBIT
tidak besar yang diharapkan. Oleh karena itu, didalam mengambil keputusan,
manajemen harus memperhatikan juga deviasi standard ( tingkat variabilitas ) EBIT
perusahaan. Expected dan deviasi standard EBIT dapat dicari dengan mengembangkan
sejumlah skenario tentang EBIT dimasa mendatang beserta dengan probabilita
terjadinya.
Perbandingan Rasio – Rasio Leverage
 Tujuan dari analisis ini adalah untuk menentukan efek dari setiap alternatif pendanaan terhadap rasio –
rasio leverage ( penggunaan hutang ). Manajemen kemudian dapat membandingkan rasio – rasio yang ada
saat ini dan rasio – rasio pada alternatif pendanaan tertentu dengan rasio – rasio industri sejenis. Rasio
Leverage terdiri dari (1) Rasio Hutang ( debt ratio ), (2) Rasio Jaminan ( coverege ratio ).
 Rasio hutang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka panjang,
sedangkan rasio jaminan menunjukkan kemampuan untuk membayar bunga dan pokok pinjamn yang
jatuh tempo. Untuk menghitung rasio hutang, manajemen menggunakan informasi dari neraca. Untuk
menghitung rasio jaminan, informasi dari laporang rugi – laba yang dipergunakan.
Manajemen dapat menggunakan metoda perhitungan rasio sbb :
1. Rasio Hutang:
 Total hutang/Total aktiva
 Hutang jangka panjang/ (Hutang jangka panjang + Modal sendiri)
 Total hutang/ Modal sendiri

2. Rasio Jaminan:
 Time interest earned = EBIT/Biaya bunga
 Debt service coverage = EBIT / [ biaya bunga + (pembayaran pokok pinjman/1 – pajak) ]

 Rasio hutang dan rasio jaminan dapat dihitung berdasarkan : (1) posisi keuangan perusahaan pada saat
ini, (2) posisi keuangan perusahaan dengan alternatif – alternatif pendanaan yang ada seperti 100 % modal
sendiri, 100% hutang dsb. Rasio – rasio tersebut kemudian dibandingkan dengan rasio indusstri. Dari
perbandingan tersebut, manajemen dapat menentukan alternatif pendanaan yang paling tepat bagi
perusahaan. Hal ini tidak berarti bahwa manajemen harus mempertahankan rasio yang sama dengan rasio
industri. Kegunaan perbandingan rasio dengan rasio industri adalah jika perusahaan memilih rasio hutang
dan rasio jaminan yang menyimpang dari rasio industri, ia harus memiliki alasan yang kuat.
Analisis Arus Kas Perusahaan
 Metoda ini menganalisis dampak keputusan struktur modal terhadap arus kas
perusahaan. Metoda ini sederhana tetapi sangat bermanfaat. Metoda ini melibatkan
persiapan suatu seri anggaran kas pada (1)kondisi perekonomian yang berbeda, (2)
struktur modal yang berbedaArus kas bersih pada situasi yang berbeda ini dapat
dianalisis untuk menentukan apakah beban tetap perusahaan ( pokok pinjaman,
bunga, sewa dan dividen saham preferen ) yang dihadapi perusahaan tidak terlalu
tinggi. Ketidak mampuan perusahaan untuk membayar beban tetap bisa
mengakibatkan “ financial insolvency “.
 Gordon Donaldson dari Harvard University menyarankan bahwa kapasitas beban
tetap perusahaan sebaiknya tergantung pada arus kas bersih perusahaan yang
diharapkan dapat terwujud pada saat perekonomian mengalami resesi. Dengan kata
lain, target struktur modal ditentukan dengan membuat rencana untuk
menghadapi “ kondisi terburuk yang mungkin terjadi “.
 Rumus berikut mendifinisikan CBr, saldo kas yang diharapkan perusahaan pada akhir
periode resesi.

CBr = Co + NCFr – FC

Dimana:
Co = Saldo ka pada awal resesi
NCFr = Arus kas bersih dari operasi selama resesi
FC = Beban tetap perusahaan
Analisis Subyektif Dalam Manajemen
Struktur Modal
 Dalam menentukan struktur modal perusahaan , manajemen juga menerapkan
analisi subyektif ( judgment ) bersama dengan analisis kuantitatif yang telah
dibahas didepan. Berbagai faktor yang dipertimbangkan dalam pembuatan
keputusan tentang struktur modal adalah :

a). Kelangsungan hidup jangka panjang ( Long – run viability ).


Manajer perusahaan, khusunya yang menyediakan produk dan jasa yang
penting, memiliki tanggung jawab untuk menyediakan jasa yang
berkesinambungan. Oleh karena itu, perusahaan harus menghindari tingkat
penggunaan hutang yang dapat membahayakan kelangsungan hidup jangka panjang
perusahaan.
b).Konsevatisme manajemen
Manajer yang bersifat konservatif cenderung menggunakan tingkat
hutang yang “ konservatif “ pula ( sedikit hutang ) dari pada berusaha
memaksimumkan nilai perusahaan dengan menggunakan lebih banyak hutang.
c). Pengawasan
Pengawasan hutang yang besar dapat berakibat semakin ketat
pengawasan dari pihak kreditor ( misalnya, melalui kontrak perjanjian atau
covenaut ). Pengawasan ini dapat mengurangi fleksibilitas manajemen dalam
membuat keputusan perusahaan.
d).Struktur aktiva
Perusahaan yang memiliki aktiva yang digunakan sebagai agunan hutang
cenderung menggunakan hutang yang relatif lebih besar. Misalnya , perusahaan real
estate cenderung menggunakan hutang yang lebih besar dari pada perusahaan
yang bergerak pada bidang riset teknologi.
Beberapa

Catatan Tentang Kebijakan Struktur Modal
Pada pertemuan tahunan Financial Management Association (FMA) pada tahun 1989, disimpukan beberapa hal
mengenai struktur perusahaan.
a). Dalam praktik sangat sulit menentukan titik struktur modal yang optimal. Bahkan untuk membuat
suatu range untuk struktur modal yang optimalpun sangat sulit. Oleh karena itu, kebanyakan perusahaan hanya
memperhatikan apakah perusahaan terlalu banyak menggunakan hutang atau tidak.
b). Ada kenyataan bahwa walaupun struktur modal perusahaan dianggap jauh dari optimal, tapi dampaknya
pada nilai perusahaan tidak terlalu besar. Dengan kata lain keputusan tentang struktur modal tidaklah sepenting
keputusan investasi, yang memiliki dampak yang lebih besar terhadap nilai perusahaan.

 Berdasarkan hal – hal di atas, sebaiknya perusahaan lebih memfokuskan diri pada suatu tingkat hutang yang hati
– hati ( prudent ) dari pada berusaha mencari tingkat hutang yang optimal. Tingkat hutang yang “ prudent “ harus
dapat memanfaatkan keuntungan dari penggunaan hutang dan tetap menuju :
(1) mempertahankan risiko finansial pada tingkat yang masih terkendali
(2)menjamin fleksibilitas pembelanjaan perusahaan, (3) mempertahankan “ credit rating “ perusahaan.

 Keputusan tentang struktur modal melibatkan analisis “ trade – off “ antara risiko dan keuntungan. Penggunaan
hutang meningkatkan risiko perusahaan, tapi juga mengingkatkan keuntungan perusahaan oleh karena itu,
struktur modal yang optimal akan menyeimbankan risiko dan keuntungan perusahaan.

 Metoda lain yang tidak jarang digunakan dalam menentukan struktur modal perusahaan adalah analisi
perbandingan rasio struktur modal. Manajemen membandingkan struktur modal perusahaan mereka dengan
struktur modal perusahaan pada industri yang sama. Suatu pilihan terhadap struktur modal yang menyimpang
dari struktur modal industri harus memiliki alasan yang kuat.

 Suatu riset terhadap 170 manajer keuangan senior di AS menunjukkan bahwa sekitar 60 % percaya bahwa ada
suatu struktur modal yang opetimal bagi perusahaan. Riset ini juga menunjukkan bahwa (1) manajer keuangan
menetapkan suatu target rasio hutang bagi perusahaannya, (2) nilai rasio hutang ini dipergunakan untuk evaluasi
terhadap risiko bisnis yang dihadapi perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai