Anda di halaman 1dari 6

ANALISIS PERANAN PAJAK DALAM PERTUMBUHAN

PEREKONOMIAN DI INDONESIA

WA TIMA MEGA
Mahasiswa Program Studi Ekonomi Syariah STAI Al-Azhar Gowa
watimamega@gmail.com

Abstrak
Pajak merupakan kontribusi wajib negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang
bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang,dengan tidak mendapatkan imbalan secara
langsung dan digunakanuntuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran
rakyat.Hasil dari penelitian yang telah dilakukan,ditemukannya berbaai peranan pajak dalam
pertumbuhan perekonomian di Indonesia.Pajak memiliki dampak pada pertumbuhan ekonomi
suatu negara layaknya pada para pedagang bermata dua.Disisi lain penerimaan pajak yang
tinggi juga mampu memacu sebuah negara untuk meningkatkan belanja-belanja pemerintah
yang dapat memacu perekonomian hingga berujung pada terciptanya kenaikan tingkat
pertumbuhan ekonomi.Sebagai warga negara Indonesia itu wajib membayar pajak. Menurut
teori neo klasik,suatu ekonomi itu bergantung pada pertambahanya penyediaan factor-faktor
produksi dan tingkat kemajuan teknologi.

Kata kunci : pajak,Undang-Undang,pertumbuhan ekonomi.

A.Pendahuluan
Pada tahun 1966 hingga sampai saat ini,perekonomian yang ada di Indonesia telah
berkembang begitu pesat.Di awali dengan tiga tahun tahap stabilitasi dan rehabilitasi pada tahun
1966- 1968,memasuki tanggal 1 April 1969 dimulailah tahap- tahap pembangunan bencana
lima tahun atau pelita.Setelah melewati masa tiga pelita (1969-1984),saat ini tahap
pembangunan telah memasuki tahun pertama Pelita IV.Selama periode 1969-1983 data-data
yang ada menunjukkan bahwa produk domestic bruto (BDP) dengan harga konstan tahun 1973
telah meningkat sebanyak 3,24 kali. 1
Dalam upaya untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi yang lebih baik,APBN
(Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) selalu berpedoman kepada prinsip anggaran yang
berimbang dan dinamis.Dengan adanya peningkatan dalam penerimaan zakat,maka itu akan
berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia.Karena penerimaan tersebut dapat

1
Bambang Triyoso, “Analisa Statistik Atas Besarnya Parameter Ekonomi Makro: Sisi Lain Dari Pengamatan
Teoritis Perkembangan Perekonomian Indonesia 1968 - 1983,” Economics and Finance in Indonesia 32, no. 3
(1984): 317–40.

1
digunakan sebagai penyelengaraan negara. 2Pajak mempunyai peranan yang sangat penting
dalam kehidupan bernegara,khususnya di dalam pelaksanaan pembangunan karena pajak
merupakan sumber pendapatan Negara untuk membiayai semua pengeluaran termasuk
pengeluaran pertumbuhan ekonomi.Pemerintah juga dapat mengatur pertumbuhan
perekonomian melalui kebijaksanaan pajak.
Tetapi dalam masa sekarang,dengan adanya penutupan berbagai perusahaan di
Indonesia ditambah dengan banyaknya kasus-kasus PHK yang terjadi,bagaimana masyarakat
Indonesia sendiribdalam membayar pajaknya?Tidak semudah itu meningkatkan perekonomian
nasional di era sekarang,meskipun masa sekrang bisa dikatakan pajak merupakan pendapatan
yang paling bisa dimanfaatkan.Direktur Jenderal Pajak Keuangan Suryono Utomo
mrnuturkan,pelaporan Surat Pemberitahuan Pajak (SPT) Tahunan di 2020 sudah mecapai 13
juta wajib pajak.Angka tu meningkat tipis di banding realisasi pelaporan SPT Tahunan 2019
sebanyak 12,8 juta laporan.
Berdasarkan pernyataan tersebut membuktikan bahwa kondisi di Indonesia pada masa
covid 19 masih normal-normal saja.Bahkan ada sedikit peningkatan berdasarkan Direktorat
Jenderal pajak.Namun ada juga yang mengatakan bahwa pada masa covid 19 sekarang
ini,paajak sedikit mengalami penurunan akibat dari penurunan perekonomian dalam negeri
(Indonesia) juga.
Sebuah nilai tukar juga berpengaruh terhadap besaran pertumbuhan ekonomi.Dalam
perekonomian terbuka,tingkat pertumbuhan juga akan dipengaruhi oleh nilai tukar.Pengaruh
nilai tukar terhadap tingkat pertumbuhan dapat dilihat baik melalui jalur anggregate supply
(AS),yakni melalui pembentukan capital,maupun melalaui aggregate demand (AD),yakni
melalui pemebentukan capital,maupun melalui aggregate demand (AD) ,yakni melalui
transaksi perdagangan internasional dan investasi.Adapun penenlitian ini bertujuan untuk
melihat pengaruh ekspor,penerimaan pajak dan nilain tukar secara persial dan simultan
terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia. 3Oleh karena itu,pajak di instrumentasikan
sebagai pemulihan ekonomi di Indonesia. Dalam hal ini pajak memiliki dua peran,yaitub
sebagai instrument untuk stabilitas san pemulihan ekonomi serta memenuhi target penerima
pajak.
Adapun penelitian ini bertujuan untuk mengetahui analisis suatu peranan pajak dalam
perekonimian terhadap pertumbuhan perekonomian di Indonesia.
B.Pembahasan
1.Pajak dalam Perekonomian Nasional
Untuk mendukung upaya penerimaan dalam negeri dari sektor pajak maka ditempuh
berbagai kebijasanaan terutama yang dikenal dengan reformasi di bidang perpajakan dengan
diundangkannya berbagai UU yang berkaitan dengan bidang perpajakan ini.Fundamental
reformasi yang ada saat ini,khusus terkait policy,ada dua gambaran besar yaitu bagaimana
mengumpulkan penerimaan.Berbagai upaya dilakukan agar adanya upaya untuk tidak terlalu
bergantung kepada sektor migras.Dengan begitu dilakukannya intensifikasi ekstensifikasi

2
Hudiyanto Hudiyanto, “Peranan Pajak Dalam Perekonomian Indonesia,” Unisia 13, no. 15 (1992): 83–92,
https://doi.org/10.20885/unisia.vol13.iss15.art8.
3
Rinaldi Syahputra, “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Di Indonesia” 1, no. 2
(2017): 183–91.

2
penarikan pajak,sehingga peran pajak mampu meningkat dalam penerimaanya di dalam negeri
sebagaimana di tunjukkan dalam table 1.

Dari table 1 nampak bahwa peranan sektor pajak dalam penerimaan dalam negeri
relative rendahbpada tahun 1981 yaitu hanya 29 persen dari total penerimaan dalam
negeri.Tetapi perannya mulai mengalami kenaikan yang cukup berarti setelah tahun 1982 yaitu
mencapai 34 persen dari total penenerimaan dalam negeri dan mengalami penjolakan pada
tahun 1986 dan tahun- tahun berikutnya yang mencapai diatas angka 45 persen. 4
teori neo klasik,suatu ekonomi itu bergantung pada pertambahanya penyediaan faktor-
faktor produksi (penduduk,tenaga kerja,dan akumulasi modal)dan tingkat kemajuan
teknologi.Dengan adanya pembentukan modal dapat menghasilkan kemajuan sehinngga dapat
tercapainya sebuah ekonomi produksi skala luas dan meningkatkankan spesialisasi.Adapun
yang menjadi persoalan hingga saat ini,yaitu terjadinya paradoks dalam pembangunan ekonomi
Indonesia,di mana kenyataannya yang terjadi di tengah-tengah masyarakat,berdasarkan data
BPS terlihat meskipun laju pertumbuhan ekonomi pasca krisis 1997 cenderung meningkat,
namun angka pengangguran juga meningkat.Pada tahun 2005 pertumbuhanekonomi Indonesia
cukup signifikan dari 5,03 persen tahun 2003 meningkat menjadi 5,69 persen pada tahun
2005.Namun,kenaikan pertumbuhan ekonomi ini ternyata belum mampu menciptakan
lapangan kerja dan menyerap tambahan Angkatan kerja,akibatnya jumlah penangguran justru
meningkat dari 10,25 juta atau sekitar 9,56 persen pada tahun 2003 menjadi sebesar 10,85 juta
atau sekita 11,24 persen total Angkatan kerja dari tahun sebelumnya.Namun di sisi lain ada
faktor yang menyebabkan kenaikan besar suatu ekonomi karna adanya suatu investasi yang
baik dalam bentuk Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN ) maupun Penanaman Modal
Asing (PMA) yang memainkan peranan penting dalam menentukan tingkat pertumbuhan
ekonomi dan upaya pengentasan kemiskinan di Indonesia. 5
Pajak memiliki dampak pada pertumbuhan ekonomi suatu negara layaknya pedagang
bermata dua.Disisi lain penerimaan pajak yang tinggi dapat memacu sebuah negara untuk
meningkatkan belanja-belanja pemerintah yang dapat memacu perekonomian hingga berujung

4
Hudiyanto, “Peranan Pajak Dalam Perekonomian Indonesia.”
5
Arius Jonaidi, “Bahan Mendeley Analisis Pertumbuhan Ekonomi Dan Kemiskinan,” Kajian Ekonomi 1, no. April
(2012): 140–64.

3
pada terciptanya kenaikan tingkat pertumbuhan ekonomi. 6Adanya penanaman Modal juga
penerimaan pajak ini menjadikan sebagai sumber pendapatan negara yang dominan,oleh karena
itu di tingkatkan penerimaanya.Berdasarkan alur pikir teori keuangan daerah,penerimaan pajak
umumnya digunakan untuk membiayai jasa pelayanan yang bersifat semi public (semi public
goods) dimana komponen manfaat individunya relatif besar. Komponen utama dalam
pendapatan fiscal adalah sektor perpajakan.Diberbagai negara didunia ini sektor perpajakan
mampu menyumbang lebih dari 50% pendapatan fiscal.Hal ini menjadikan sektor pajak
merupakan sektor penting dan signifikan yang harus dikelola secara optima(Camelia : 2005).
Karena pajak berkaitan dengan disposable income maka ia berkaitan dengan multiplier
effect atau angka pengganda perekonomian.Termasuk dalam hal ini adalah pengaruhnya nanti
terhadap iklim investasi dan anggaran berimbang yang di anut oleh pemerintah.
2.Kebijakan di Bidang Perpajakan
Dalam literatur ekonomi pajak merupakan komponen yang amat penting dalam
menjalankan roda perekonomian (Boadway,1986).Ia merupakan alat bagi pemerintah untuk
melakukan kebijakan fiskalnya,yaitu untuk mempengaruhi aktifitas ekonomi dalam
masyarakat.Apabila pemerintah merasa bahwa perekonomian tumbuh terlalu cepat maka ia bisa
mengendalikannya dengan pengetatan penarikan pajak (kebijaksanaan kontraksi).Fungsi
pemerintah pada masa sekarang meliputi pertama,fungsi untuk mengalokasikan output dan
sumberdaya; kedua,fungsi pemerintah untuk melakukan distribusi kemakmuran bangsa;ketiga
fungsi untuk melakukan stabilitas perekonomian. 7Maka dari itu pemerintah sangat berperan
penting dalam segala hal yang terkait mengenai urusan perpajakan dan sebagai kemakmuran
untuk masyarakat mengenai perpajakan tersebut sehingga bisa membuat stabil perekonomian.
Dalam kaitan ini,meskipun pemerintah “dibenarkan” untuk menarik pajak dari
masyaraknya untuk membiayai pembangunan,tetapi dibandingkan dengan banyak negara yang
lain,pemerintah Indonesia terkesan “tidak sungguh-sungguh” dalam menggali sumber pajak ini
(Uppal,1986) paling tidak sampai awal delapan puluhan.Hal itu terlihat dari Tabel 2 yang
membandingkan perimaan pajak oleh beberapa negara dihitung penerimaan pajak perkapita.

Dari table 2 nampak bahwa dibandingkan dengan negara-negara dengan GDP yang
lebih rendah hasil penarikan pajak dari masyarakat Indonesia masih tertinggal.Untuk pajak
kekayaan yang merupakan fungsi dari pendapatan nasional misalnya,Indonesia hanya

6
Nurhidayati Islamiah, “Analisis Pengaruh Belanja Pembangunan/Modal Dan Tingkat Inflasi Terhadap
Pertumbuhan Ekonomi Dan Penerimaan Pajak Di Indonesia,” Jurnal Economix 3, no. 1 (2015): 46–57.
7
Hudiyanto, “Peranan Pajak Dalam Perekonomian Indonesia.”

4
menunjukkan angka 0,42% semntara negara dengan pendapatan yang leboh rendah mencapai
lebih dua kali lipatnya yaitu 1,22 dan dibandingkan dengan negara yang sederajat tingkat GDP-
nya, hanya seperempatnya,yaitu 1,90%.Kesimpulannya adalaah bahwa Indonesia tidak banyak
menggunakan pajak sebagai sumber penerimaannya.
3.Pajak Penghasilan
Undang-Undang Pajak Penghasilan 1984 untuk menggantikan 1925,UU PBDR tahun
1970 dan UU No.8 tahun 1967 tentang MPO dan MPS pada dasarnya merupakan upaya untuk
meningkatkan penerimaan dalam negeri dari sektor pajak.Undang-Undang yang mulai
diberlakukan pada 1 Januari itu pada dasarnya menyederhanakan dan menurunkantarif pajak
rata-rata.Tujuan dari kebijaksanaan itu adalah untuk mendorong partisipasi masyarakat dalam
membayar pajak kepada negara.
Pajak untuk menghitung, memperhitungkan, membayar, dan melaporkan sendiri
besarnya pajak yang harus dibayar. Ciri-ciri dari sistem ini adalah :
a.untuk menentukan besarnya pajak terutang ada pada Wajib Pajak sendiri,
b. Wajib Pajak aktif, mulai dari menghitung, menyetor dan melaporkan sendiri pajak yang
terutang,
c. Fiskus tidak ikut campur dan hanya mengawas 8
Komitmen Perusahaan Menjadi Muzakki

Mengenai proses regulasi pengelolaan zakat (Wahid,2018) hingga zakat mengurangi


pembayaran pajak (dalam hal ini pajak penghasilan),hal ini sudah diatur sejak adanya UU
No.38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat,dan kemudian lebih dipertegas oleh UU Zakat
yang terbaru yang menggantikan.

Undang-undang 38/1999 yaitu UU No.23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat.Latar


belakang dari pengurangan ini dijelaskan dalam penjelasan Pasal 14 ayat (3) UU 38/1999
bahwa pengurangan zakat dari laba/pendapatan sisa kena pajak adalah dimaksudkan agar
wajib pajak tidak terkena beban ganda,yakni kewajiban membayar zakat dan pajak.Ketentuan
ini masih diatur dalam UU yang terbaru yakni dalam Pasal 22 UU 23/2011 “Zakat yang
dibayarkan oleh muzaki kepada BAZNAS atau LAZ dikurangkan dari penghasilan kena
pajak”(Wahid,2018).

Pemegang saham (Pertiwi & Laily, 2018)merupakan bagian dari pemilik perusahaan yang
mewakilkan operasionalnya kepada pihak manajemen untuk menjalankan operasional
perusahaan dimana keutungan dan kerugian perusahaan ditanggung bersama oleh pemegang
saham. Keuntungan dan kerugian perusahaan dapat diketahui pada waktu Rapat Umum
Pemegang Saham (RUPS) dan pada saat itulah zakat di wajibkan. Namun para ulama berbeda
tentang kewajiban pengeluaran zakatnya.9

8
Marisa Herryanto and Agus Arianto Toly, “Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak, Kegiatan Sosialisasi Perpajakan,
Dan Pemeriksaan Pajak Terhadap Penerimaan Pajak.,” Accounting and Tax Review 1, no. 1 (2013): 125–35.
9
Ruslang Ruslang, Samsul Samsul, and Mujetaba Mustafa, “Komitmen Perusahaan Menjadi Muzakki,” Al-Azhar
Journal of Islamic Economics 2, no. 1 (2020): 25–35, https://doi.org/10.37146/ajie.v2i1.26.

5
C. Kesimpulan
Dari urian di atas bisa di simpulkan ada dua hal yang berpengaruh dalam
perekonomian.Pertama adanya kenyataan bahwa sebenarnys snggsrsn belanja Indonesia imtuk
analisis multiplier adalah deficit,dengan menggunakan kriteria terketat.Kedua,terdapat usaha
pemerintah yang cukup intensif untuk meningjatkan peran pajak sebagai tulang punggung
perekonomian Indonesia.Upaya itu Nampak hasilnya dari peningkatan penerimaan dari pajak
yang semakin tinggi sehingga persetase pajak penerimaan pemerintah semakin
membesar.Dilakukannya juga intensifikasi-intensifikasi penarikan pajak,sehingga peran pajak
mampu meningkat dalam penerimaanya di dalam negeri. Pasal 14 ayat (3) UU 38/1999 bahwa
pengurangan zakat dari laba/pendapatan sisa kena pajak adalah dimaksudkan agar wajib pajak
tidak terkena beban ganda,yakni kewajiban membayar zakat dan pajak .Adanya penanaman
modal juga mampu memicu tingkat keinakan suatu pertumbuhan ekonomi dan upaya
pengentasan kemiskinan di Indonesia.

Daftar Pustaka
Herryanto, Marisa, and Agus Arianto Toly. “Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak,
Kegiatan Sosialisasi Perpajakan, Dan Pemeriksaan Pajak Terhadap
Penerimaan Pajak.” Accounting and Tax Review 1, no. 1 (2013): 125–35.
Hudiyanto, Hudiyanto. “Peranan Pajak Dalam Perekonomian Indonesia.” Unisia
13, no. 15 (1992): 83–92. https://doi.org/10.20885/unisia.vol13.iss15.art8.
Islamiah, Nurhidayati. “Analisis Pengaruh Belanja Pembangunan/Modal Dan
Tingkat Inflasi Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Dan Penerimaan Pajak Di
Indonesia.” Jurnal Economix 3, no. 1 (2015): 46–57.
Jonaidi, Arius. “Bahan Mendeley Analisis Pertumbuhan Ekonomi Dan
Kemiskinan.” Kajian Ekonomi 1, no. April (2012): 140–64.
Ruslang, Ruslang, Samsul Samsul, and Mujetaba Mustafa. “Komitmen
Perusahaan Menjadi Muzakki.” Al-Azhar Journal of Islamic Economics 2,
no. 1 (2020): 25–35. https://doi.org/10.37146/ajie.v2i1.26.
Syahputra, Rinaldi. “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan
Ekonomi Di Indonesia” 1, no. 2 (2017): 183–91.
Triyoso, Bambang. “Analisa Statistik Atas Besarnya Parameter Ekonomi
Makro: Sisi Lain Dari Pengamatan Teoritis Perkembangan Perekonomian
Indonesia 1968 - 1983.” Economics and Finance in Indonesia 32, no. 3
(1984): 317–40.

Anda mungkin juga menyukai