Anda di halaman 1dari 7

TUGAS 3

Nama : CHASSIA AURELLIN RIRIHENA

Matkul : IPEM4440/ KEUANGAN PUBLIK

Nim : 042787343
1. Pergeseran dari paradigma sentralisasi ke desentralisasi yang dikelola dengan
penggunakan prinsip good governance, adalah tuntutan reformasi dalam bentuk proses
demokratisasi. Dengan demikian, desentralisasi dan good governance adalah bagian dari
proses demokratisasi menuju penyelenggaraan demokrasi yang sesungguhnya. Dalam
konteks ini daerah harus diberdayakan dan diharapkan mau danmampu
mengimplementasikannya, terutama dalam pengelolaan pemerintahan, yang mencakup
segala segi kehidupan masyarakat, khususnya di bidang pemerintahan itu sendiri,
pembangunan, dan kemasyarakatan. Hal itu dimaksudkan sebagai upaya untuk
mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat yang adil dan merata, di mana
semua pihak menjadi bagian dari pengelolaannya. Pihak-pihak yang dimaksud, adalah
pemerintah, sektor usaha swasta, dan masyarakat. Berubahnya paradigma sentralisasi
menjadi desentralisasi yang diharapkan dilaksanakan dengan menggunakan prinsi-prinsip
good governance, juga merupakan tuntutan perkembangan zaman. Globalisasi yang sarat
dengan persaingan mensyaratkan setiap Negara dapat menjadikan setiap unsur,
khususnya pemerintah, sektor usaha swasta, dan masyarakat terutama yang ada di daerah
dapat terlibat dan melibatkan diri sebagai pelaku dalam globalisasi itu. Daerah yang
mampu bersaing adalah daerah yang selalu menggagas perubahan sekaligus
melaksanakannya dengan melibatkan seluruh stakeholders daerah sedemikian rupa,
sehingga timbul sinergi yang mampu menempatkan daerah itu memiliki keunggulan.

2. 1. Pertahanan negara merupakan kewajiban setiap warga negara Indonesia untuk menjaga
kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Indonesia merupakan salah satu negara
terluas di dunia dengan total luas negara 5.193.250 km² (mencakup daratan dan lautan).
Hal ini menyebabkan menjadi rentan terhadap ancaman bagi keutuhan wilayah,
kedaulatan negara. Menghadapi hal tersebut diperlukan pertahanan negara yang tangguh
yang mencakum komponen pertahanan negara. Sebagaimana tercantum dalam Undang-
Undang Nomor 3 Tahun 2002 komponen pertahan negara terdiri dari Komponen Utama
(TNI), Komponen Cadangan dan Komponen Pendukung.

2.Semakin bertambahnya hutang luar negeri yang ditanggung pemerintah Indonesia


menjadi isu yang menarik untuk di bahas. Di samping itu, optimalisasi anggaran
pendapatan belanja negara (APBN) diharapkan dapat memberi manfaat positif bagi
kesejahteraan masyarakat. Usaha-usaha yang harus dilakukan adalah melakukan
optimalisasi pendapatan dan pengontrolan pengeluaran belanja. Untuk optimalisasi
pendapatan salah satunya adalah dengan melakukan amnesti pajak. Sedangkan dari sisi
belanja dengan melakukan pengontrolan pengeluaran dana untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat. Maka konsep efisien, ekonomis dan efektif perlu diterapkan.
Sehingga dengan penerapan konsep tersebut maka pengeluaran dana dapat diminimalisir
dengan hasil yang optimal dan tepat sasaran. “Intinya uang APBN adalah uang kita yang
diambil dari masyarakat, maka harus dikembalikan ke masyarakat”

3.Perbankan Indonesia dalam menjalankan fungsinya berasaskan prinsip kehati-hatian.


Fungsi utama perbankan Indonesia adalah sebagai penghimpun dan penyalur dana
masyarakat serta bertujuan untuk menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam
rangka meningkatkan pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya, pertumbuhan
ekonomi dan stabilitas nasional, kearah peningkatan taraf hidup rakyat banyak.
Berdasarkan undang-undang, struktur perbankan di Indonesia, terdiri atas bank umum
dan BPR. Perbedaan utama bank umum dan BPR adalah tidak dapat menerima simpanan
berupa giro dan tidak dapat turut serta dalam lalu lintas pembayaran, tidak dapat
melakukan kegiatan bisnis dalam valas dan jangkauan kegiatan operasional yang terbatas.

4. Pengeluaran pembangunan adalah pengeluaran yang dilakukan pemerintah


untuk pembangunan fisik dan non fisik dalam rangka menambah modal
masyarakat. Menurut Dumairy (1999) Pemerintah memiliki 4 peran yaitu :
Peran alokatif, yakni peranan pemerintah dalam mengalokasikan sumber
daya ekonomi yang ada agar pemanfaatannya bisa optimal dan mendukung efisiensi
produksi. Peran distributif, yakni peranan pemerintah dalam mendistribusikan
sumber daya, kesempatan dan hasil-hasil ekonomi secara adil dan wajar .Peran
stabilitatif, yakni peranan pemerintah dalam memelihara stabilitas perekonomian
dan memulihkannya jika berada dalam keadaan disequilibrium. Peran dinamisatif,
yakni peranan pemerintah dalam menggerakkan proses pembangunan ekonomi
agar lebih cepat tumbuh, berkembang dan maju. Pengeluaran Pemerintah
(goverment expenditure) adalah bagian dari kebijakan fiskal (Sadono Sukirno,
2000), yaitu suatu tindakan pemerintah untuk mengatur jalannya perekonomian
dengan cara menentukan besarnya penerimaan dan pengeluaran pemerintah setiap
tahunnya, yang tercermin dalam dokumen Anggaran Pendapatan Belanja Negara
(APBN) untuk nasional dan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) untuk
daerah atau regional.
yang paling dominan adalah pembangunan
Pengeluaran pemerintah (government expenditure) merujuk pada uang yang dihabiskan
pemerintah untuk barang dan jasa atau item lainnya. Contohnya adalah pengeluaran
untuk kegiatan operasional dan investasi layanan publik seperti pertahanan, pendidikan,
perlindungan sosial, dan perawatan kesehatan. Selain itu, beberapa pengeluaran mungkin
tanpa melibatkan pertukaran barang dan jasa seperti pembayaran transfer.
Di bawah defisit fiskal, pengeluaran pemerintah melebihi pendapatan pemerintah.
Sebaliknya, jika pendapatan melebihi pengeluaran, maka pemerintah menjalankan
surplus fiskal. Dan, ketika pengeluaran sama dengan pendapatan, kita menyebutnya
sebagai fiskal berimbang (balanced fiscal).
Pengeluaran pemerintah vital dalam mempengaruhi perekonomian. Itu membentuk
permintaan agregat selain konsumsi rumah tangga, investasi bisnis dan ekspor neto.
Sehingga, perubahannya akan mempengaruhi perekonomian. Ketika itu meningkat,
permintaan agregat meningkat dan kita mengharapkan perekonomian tumbuh lebih
tinggi. Sebaliknya, ketika pemerintah memangkas pengeluarannya, permintaan agregat
menurun begitu juga dengan perekonomian.

3. APA SAJA SUMBER PENDAPATAN NEGARA INDONESIA?

Sumber pendapatan Negara Indonesia secara umum dibagi menjadi 3 kategori, yaitu
sumber pendapatan dari pajak, sumber pendapatan bukan dari pajak, dan pendapatan dari
hibah. 3 sumber pendapatan negara di atas masih terbagi menjadi berbagai macam,
berikut ini detail dan penjelasannya:

1. Sumber Pendapatan Negara Dari Pajak

Pajak menjadi sumber penerimaan Negara yang menyumbang paling besar, lebih dari
80% dari total pendapatan. Pajak sendiri terdiri dari berbagai macam pajak.

a. Pendapatan PPH

Dalam APBN 2019, pendapatan dari pajak penghasilan (PPH) diproyeksikan mencapai
Rp. 894,4 Triliun. Jumlah ini didominasi oleh PPH Nonmigas Badan sebesar Rp. 440,6
Triliun dan PPH Nonmigas orang pribadi sebesar Rp. 387,6 Triliun. Proyeksi APBN
2019 yang sudah jalan ini belum 100% terealisasi. Namun walaupun sebatas proyeksi,
data ini cukup bisa diandalkan karena mempertimbangkan APBN tahun sebelumnya.

b. Pendapatan PPN

Sumber pendapatan negara terbesar kedua berasal dari PPN. Pajak pertambahan nilai
(PPN) diproyeksikan mencapai Rp. 655,4 Triliun. Jumlah tersebut terdiri dari PPN dalam
negeri sebesar Rp. 410,7 Triliun, PPN impor sebesar Rp. 223,3 Triliun, sisanya
disumbangkan oleh PPN lainnya. Proyeksi PPN ini jauh lebih tinggi dari outlook APBN
2018 sebesar Rp. 564,7 Triliun dan realisasi 2017 sebesar Rp. 480,7 Triliun.
c. Pendapatan Cukai

Cukai merupakan pungutan yang dikenai oleh pemerintah terhadap barang tertentu yang
peredarannya perlu diawasi dan dikontrol. Cukai sebenarnya tidak sama dengan pajak,
hanya saja setiap barang yang dikenai cukai hampir pasti dikenai pajak. Tapi barang yang
dikenai pajak belum tentu dikenai cukai.

Di Indonesia dalam APBN 2019, cukai diproyeksikan menyumbang pendapatan sebesar


Rp. 165,5 Triliun. Sumber pendapatan cukai terbesar berasal dari cukai hasil tembakau
(rokok, cerutu, dll). Lalu disusul cukai minuman yang mengandung etil alkohol (MMEA)
dan konsentrat yang mengandung etil alkohol (KMEA).

d. Pendapatan Bea Masuk dan Bea Keluar

Hampir sama dengan pajak dan cukai, bea merupakan salah satu sumber pendapatan
negara yang cukup banyak menyumbang APBN. Bea merupakan pungutan dari
pemerintah untuk eksport dan impor. Untuk anggaran 2019, pemerintah menargetkan bea
masuk (import) sebesar Rp. 38,9 Triliun, dan bea keluar (eksport) Rp. 4,4 Triliun.

Bea masuk cukup besar karena pemerintah berusaha menekan barang luar negeri yang
akan masuk di Indonesia, dan ingin memaksimalkan potensi dalam negeri. Sedangkan
bea keluar jauh lebih kecil karena biasanya hanya dikenai untuk barang mentah dan
setengah jadi saja, seperti minyak kelapa sawit, pasir besi, rotan, dan lain-lain. Untuk
eksport produk-produk kreatif dan produk UMKM, biasanya pemerintah
membebaskannya untuk memaksimalkan potensi ekonomi dalam negeri.

e. Pendapatan PBB

Pajak bumi dan bangunan (PBB) merupakan sumber pendapatan negara yang mampu
menyumbang sebesar Rp. 19,1 Triliun dalam APBN 2019. Pemerintah hampir
mengenakan pajak terhadap semua tanah dan bangunan yang memiliki atau
dimanfaatkan, baik oleh orang pribadi maupun badan.

Beberapa contoh tanah yang terkena pajak diantaranya sawah, tambang, kebun, dan
pekarangan. Untuk bangunan misalnya rumah tinggal, bangunan usaha, mall, jalan tol,
dan gedung bertingkat. Namun, ada beberapa yang tidak dikenai PBB, contohnya tempat
ibadah, kuburan, hutan lindung, taman nasional, tanah dan bangunan milik perwakilan
diplomatik (syarat berlaku), dan organisasi internasional (syarat berlaku).

f. Pendapatan Pajak Lainnya

Pajak ini merupakan sumber penerimaan negara dari pajak yang tidak termasuk kedalam
salah satu pajak-pajak di atas. Dalam APBN 2019, pemerintah memproyeksikan
pendapatan bersumber dari pajak lainnya sebesar Rp. 8,6 Triliun.
2. Sumber Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP)

Walaupun sumber pendapatan negara dari PNBP tidak sebesar pendapatan pajak, namun
PNBP cukup signifikan terhadap APBN. Pada anggaran 2019, pemerintah menargetkan
sebesar Rp. 378,3 Triliun, ini meningkat dari outlook 2018 sebesar Rp. 349,2 Triliun dan
2017 sebesar Rp. 311,2 Triliun. Sumber pendapatan PNBP sendiri berasal dari beberapa
kinerja dan pemanfaatan pemerintah melalui sumber berikut ini:

a. PNBP SDA Migas

Pemanfaatan SDA Migas atau Sumber Daya Alam Minyak dan Gas Bumi terus digenjot
oleh pemerintah. Di tahun 2019, sumber pendapatan negara dari SDA Migas dipatok di
angka Rp. 159,8 Triliun. Ini meningkat dari outlook 2018 sebesar Rp. 144,3 Triliun dan
2017 sebesar Rp. 81,8 Triliun. SDA Migas merupakan sumber pendapatan terbesar di
PNBP, jadi wajib dimaksimalkan.

b. Pendapatan Kekayaan Yang Dipisahkan

Pendapatan kekayaan yang dipisahkan adalah sumber penerimaan negara yang berasal
dari bagian laba BUMN. Di Indonesia sendiri ada banyak sekali BUMN, beberapa
contohnya PT. Jasa Raharja, PT. Bank Mandiri, PT. Pegadaian, PT. Wijaya Karya, Perum
Bulog, PT. Garuda Indonesia, dan masih banyak lagi. Secara total, pada 2017 BUMN
mampu menyumbangkan pendapatan sebesar Rp. 43.9 Triliun, outlook 2018 sebesar Rp.
44.7 Triliun, dan 2019 ditargetkan sebesar Rp. 45.6 Triliun.

c. Pendapatan Badan Layanan Umum (BLU)

Badan Layanan Umum (BLU) adalah badan yang memiliki tujuan utama untuk melayani
masyarakat. Walaupun layanannya tidak 100% gratis, namun BLU tidak mengutamakan
keuntungan. BLU didominasi oleh layanan kesehatan dan pendidikan, semua rumah sakit
milik pemerintah dan Universitas Negeri merupakan contoh dari BLU.

d. PNBP SDA Non Migas

Hampir mirip dengan SDA Migas, SDA Nonmigas artinya pemanfaatan sumber daya
alam selain minyak dan gas bumi. Di Indonesia, sumber pendapatan negara SDA
Nonmigas yang paling dominan berasal dari pertambangan mineral dan batubara, disusul
dari pemanfaatan kehutanan, perikanan, dan panas bumi.
e. PNBP Lainnya

PNBP lainnya didominasi oleh Kementerian, lembaga, badan, atau satuan dari
pemerintah, hampir mirip seperti BLU. 3 K/L yang diproyeksikan akan memberikan
sumber pendapatan negara terbesar pada 2019 adalah Kementerian Kominfo, Kepolisian
Negara, dan Kementerian Perhubungan. Selain itu, PNBP lainnya juga termasuk semua
potensi pendapatan yang dapat diterima oleh pemerintah yang tidak masuk pada ketegori
di atas.

3. Sumber Pendapatan Negara Dari Hibah

Hibah merupakan sumber pendapatan negara yang diterima dari pihak lain secara
sukarela tanpa ada kewajiban apapun. Karena tidak menimbulkan kewajiban apapun,
pendapatan ini murni sebagai bantuan, bukan pinjaman maupun semacam kontrak
khusus.

Hibah bisa berasal dari pihak manapun, baik dalam negeri maupun luar negeri. Tapi
biasanya dari lembaga luar negeri maupun negara lain.Beberapa lembaga yang pernah
memberikan bantuan dana kepada Indonesia misalnya World Bank, Asean Development
Bank (ADB), dan International Monetary Fund (IMF).

PEMBIAYAAN ANGGARAN NEGARA


Jika kalian melihat APBN, sebenarnya anggaran pendapatan dan belanja tersebut disusun
agar terjadi keseimbangan antara pendapatan dan belanja negara. Artinya saldo bernilai
nol. Namun untuk mewujudkan hal tersebut sangat sulit, bahkan mustahil. Bisa saja
setiap saat terjadi bencana atau kebutuhan mendesak lain yang menyebabkan belanja
lebih besar. Oleh karena itu, dalam APBN sudah lumrah terjadi surplus (pendapatan lebih
besar dari belanja) atau defisit (belanja lebih besar dari pendapatan). Pada kenyataannya,
lebih sering terjadi defisit. Karenanya, dalam APBN terdapat Pembiayaan Anggaran
untuk mengantisipasinya, yaitu untuk mencari tambahan dana pinjaman. Walaupun
terjadi defisit, pemerintah juga tetap memberikan atau penyalurkan pembiayaan investasi
sebagai bentuk dukungan peningkatan ekonomi Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai