Nim : 042787343
1. Pergeseran dari paradigma sentralisasi ke desentralisasi yang dikelola dengan
penggunakan prinsip good governance, adalah tuntutan reformasi dalam bentuk proses
demokratisasi. Dengan demikian, desentralisasi dan good governance adalah bagian dari
proses demokratisasi menuju penyelenggaraan demokrasi yang sesungguhnya. Dalam
konteks ini daerah harus diberdayakan dan diharapkan mau danmampu
mengimplementasikannya, terutama dalam pengelolaan pemerintahan, yang mencakup
segala segi kehidupan masyarakat, khususnya di bidang pemerintahan itu sendiri,
pembangunan, dan kemasyarakatan. Hal itu dimaksudkan sebagai upaya untuk
mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat yang adil dan merata, di mana
semua pihak menjadi bagian dari pengelolaannya. Pihak-pihak yang dimaksud, adalah
pemerintah, sektor usaha swasta, dan masyarakat. Berubahnya paradigma sentralisasi
menjadi desentralisasi yang diharapkan dilaksanakan dengan menggunakan prinsi-prinsip
good governance, juga merupakan tuntutan perkembangan zaman. Globalisasi yang sarat
dengan persaingan mensyaratkan setiap Negara dapat menjadikan setiap unsur,
khususnya pemerintah, sektor usaha swasta, dan masyarakat terutama yang ada di daerah
dapat terlibat dan melibatkan diri sebagai pelaku dalam globalisasi itu. Daerah yang
mampu bersaing adalah daerah yang selalu menggagas perubahan sekaligus
melaksanakannya dengan melibatkan seluruh stakeholders daerah sedemikian rupa,
sehingga timbul sinergi yang mampu menempatkan daerah itu memiliki keunggulan.
2. 1. Pertahanan negara merupakan kewajiban setiap warga negara Indonesia untuk menjaga
kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Indonesia merupakan salah satu negara
terluas di dunia dengan total luas negara 5.193.250 km² (mencakup daratan dan lautan).
Hal ini menyebabkan menjadi rentan terhadap ancaman bagi keutuhan wilayah,
kedaulatan negara. Menghadapi hal tersebut diperlukan pertahanan negara yang tangguh
yang mencakum komponen pertahanan negara. Sebagaimana tercantum dalam Undang-
Undang Nomor 3 Tahun 2002 komponen pertahan negara terdiri dari Komponen Utama
(TNI), Komponen Cadangan dan Komponen Pendukung.
Sumber pendapatan Negara Indonesia secara umum dibagi menjadi 3 kategori, yaitu
sumber pendapatan dari pajak, sumber pendapatan bukan dari pajak, dan pendapatan dari
hibah. 3 sumber pendapatan negara di atas masih terbagi menjadi berbagai macam,
berikut ini detail dan penjelasannya:
Pajak menjadi sumber penerimaan Negara yang menyumbang paling besar, lebih dari
80% dari total pendapatan. Pajak sendiri terdiri dari berbagai macam pajak.
a. Pendapatan PPH
Dalam APBN 2019, pendapatan dari pajak penghasilan (PPH) diproyeksikan mencapai
Rp. 894,4 Triliun. Jumlah ini didominasi oleh PPH Nonmigas Badan sebesar Rp. 440,6
Triliun dan PPH Nonmigas orang pribadi sebesar Rp. 387,6 Triliun. Proyeksi APBN
2019 yang sudah jalan ini belum 100% terealisasi. Namun walaupun sebatas proyeksi,
data ini cukup bisa diandalkan karena mempertimbangkan APBN tahun sebelumnya.
b. Pendapatan PPN
Sumber pendapatan negara terbesar kedua berasal dari PPN. Pajak pertambahan nilai
(PPN) diproyeksikan mencapai Rp. 655,4 Triliun. Jumlah tersebut terdiri dari PPN dalam
negeri sebesar Rp. 410,7 Triliun, PPN impor sebesar Rp. 223,3 Triliun, sisanya
disumbangkan oleh PPN lainnya. Proyeksi PPN ini jauh lebih tinggi dari outlook APBN
2018 sebesar Rp. 564,7 Triliun dan realisasi 2017 sebesar Rp. 480,7 Triliun.
c. Pendapatan Cukai
Cukai merupakan pungutan yang dikenai oleh pemerintah terhadap barang tertentu yang
peredarannya perlu diawasi dan dikontrol. Cukai sebenarnya tidak sama dengan pajak,
hanya saja setiap barang yang dikenai cukai hampir pasti dikenai pajak. Tapi barang yang
dikenai pajak belum tentu dikenai cukai.
Hampir sama dengan pajak dan cukai, bea merupakan salah satu sumber pendapatan
negara yang cukup banyak menyumbang APBN. Bea merupakan pungutan dari
pemerintah untuk eksport dan impor. Untuk anggaran 2019, pemerintah menargetkan bea
masuk (import) sebesar Rp. 38,9 Triliun, dan bea keluar (eksport) Rp. 4,4 Triliun.
Bea masuk cukup besar karena pemerintah berusaha menekan barang luar negeri yang
akan masuk di Indonesia, dan ingin memaksimalkan potensi dalam negeri. Sedangkan
bea keluar jauh lebih kecil karena biasanya hanya dikenai untuk barang mentah dan
setengah jadi saja, seperti minyak kelapa sawit, pasir besi, rotan, dan lain-lain. Untuk
eksport produk-produk kreatif dan produk UMKM, biasanya pemerintah
membebaskannya untuk memaksimalkan potensi ekonomi dalam negeri.
e. Pendapatan PBB
Pajak bumi dan bangunan (PBB) merupakan sumber pendapatan negara yang mampu
menyumbang sebesar Rp. 19,1 Triliun dalam APBN 2019. Pemerintah hampir
mengenakan pajak terhadap semua tanah dan bangunan yang memiliki atau
dimanfaatkan, baik oleh orang pribadi maupun badan.
Beberapa contoh tanah yang terkena pajak diantaranya sawah, tambang, kebun, dan
pekarangan. Untuk bangunan misalnya rumah tinggal, bangunan usaha, mall, jalan tol,
dan gedung bertingkat. Namun, ada beberapa yang tidak dikenai PBB, contohnya tempat
ibadah, kuburan, hutan lindung, taman nasional, tanah dan bangunan milik perwakilan
diplomatik (syarat berlaku), dan organisasi internasional (syarat berlaku).
Pajak ini merupakan sumber penerimaan negara dari pajak yang tidak termasuk kedalam
salah satu pajak-pajak di atas. Dalam APBN 2019, pemerintah memproyeksikan
pendapatan bersumber dari pajak lainnya sebesar Rp. 8,6 Triliun.
2. Sumber Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP)
Walaupun sumber pendapatan negara dari PNBP tidak sebesar pendapatan pajak, namun
PNBP cukup signifikan terhadap APBN. Pada anggaran 2019, pemerintah menargetkan
sebesar Rp. 378,3 Triliun, ini meningkat dari outlook 2018 sebesar Rp. 349,2 Triliun dan
2017 sebesar Rp. 311,2 Triliun. Sumber pendapatan PNBP sendiri berasal dari beberapa
kinerja dan pemanfaatan pemerintah melalui sumber berikut ini:
Pemanfaatan SDA Migas atau Sumber Daya Alam Minyak dan Gas Bumi terus digenjot
oleh pemerintah. Di tahun 2019, sumber pendapatan negara dari SDA Migas dipatok di
angka Rp. 159,8 Triliun. Ini meningkat dari outlook 2018 sebesar Rp. 144,3 Triliun dan
2017 sebesar Rp. 81,8 Triliun. SDA Migas merupakan sumber pendapatan terbesar di
PNBP, jadi wajib dimaksimalkan.
Pendapatan kekayaan yang dipisahkan adalah sumber penerimaan negara yang berasal
dari bagian laba BUMN. Di Indonesia sendiri ada banyak sekali BUMN, beberapa
contohnya PT. Jasa Raharja, PT. Bank Mandiri, PT. Pegadaian, PT. Wijaya Karya, Perum
Bulog, PT. Garuda Indonesia, dan masih banyak lagi. Secara total, pada 2017 BUMN
mampu menyumbangkan pendapatan sebesar Rp. 43.9 Triliun, outlook 2018 sebesar Rp.
44.7 Triliun, dan 2019 ditargetkan sebesar Rp. 45.6 Triliun.
Badan Layanan Umum (BLU) adalah badan yang memiliki tujuan utama untuk melayani
masyarakat. Walaupun layanannya tidak 100% gratis, namun BLU tidak mengutamakan
keuntungan. BLU didominasi oleh layanan kesehatan dan pendidikan, semua rumah sakit
milik pemerintah dan Universitas Negeri merupakan contoh dari BLU.
Hampir mirip dengan SDA Migas, SDA Nonmigas artinya pemanfaatan sumber daya
alam selain minyak dan gas bumi. Di Indonesia, sumber pendapatan negara SDA
Nonmigas yang paling dominan berasal dari pertambangan mineral dan batubara, disusul
dari pemanfaatan kehutanan, perikanan, dan panas bumi.
e. PNBP Lainnya
PNBP lainnya didominasi oleh Kementerian, lembaga, badan, atau satuan dari
pemerintah, hampir mirip seperti BLU. 3 K/L yang diproyeksikan akan memberikan
sumber pendapatan negara terbesar pada 2019 adalah Kementerian Kominfo, Kepolisian
Negara, dan Kementerian Perhubungan. Selain itu, PNBP lainnya juga termasuk semua
potensi pendapatan yang dapat diterima oleh pemerintah yang tidak masuk pada ketegori
di atas.
Hibah merupakan sumber pendapatan negara yang diterima dari pihak lain secara
sukarela tanpa ada kewajiban apapun. Karena tidak menimbulkan kewajiban apapun,
pendapatan ini murni sebagai bantuan, bukan pinjaman maupun semacam kontrak
khusus.
Hibah bisa berasal dari pihak manapun, baik dalam negeri maupun luar negeri. Tapi
biasanya dari lembaga luar negeri maupun negara lain.Beberapa lembaga yang pernah
memberikan bantuan dana kepada Indonesia misalnya World Bank, Asean Development
Bank (ADB), dan International Monetary Fund (IMF).