NIM : 044546106
UPBJJ : PURWOKERTO
Pertanyaan :
1. Fungsi Pajak Saat Pandemi
Peran pajak dalam roda pembangunan nasional dan pemerintahan tidak dapat
terbantahkan. Di masa pandemi Covid-19, bagaimana peran itu dijalankan?Tidak dapat
disangkal bahwa pajak sangat menentukan keberlangsungan pembangunan nasional dan
roda pemerintahan kita, mengingat sumber penerimaan negara pada APBN kita mayoritas
ditopang oleh pajak. Dan memang itulah tujuan pajak, yakni untuk digunakan bagi
sebesar-besarnya kemakmuran rakyat sebagaimana tujuan pembangunan nasional.
Lantas bagaimana peran pajak di masa pandemi Covid-19?
Gempuran dampak pandemi Covid-19 telah menyerang berbagai sendi kehidupan dan
lapisan masyarakat. Tidak hanya bidang kesehatan, pendidikan, sosial, efek pandemi
juga merambah ke bidang ekonomi hingga pariwisata. Tidak hanya menghantam keras
perekonomian luar negeri, imbas pandemi juga menghantam Indonesia.
Bencana nasional ini telah memengaruhi stabilitas ekonomi dan produktivitas masyarakat.
Menurunnya produktivitas menekan penawaran (supply) barang di masyarakat yang di
saat bersamaan menjalani pembatasan sosial berskala besar (PSBB) dan physical
distancing. Pun di sisi permintaan (demand), mengingat ruang gerak masyarakat dibatasi
yang menyebabkan aktivitas ekonomi menjadi lesu. Lantas bagaimana dengan
penerimaan pajak?
Sumber: https://majalahpajak.net/fungsi-pajak-saat-pandemi/
A. Bagaimana peran dan fungsi pajak berdasarkan artikel di atas! Jelaskan fungsi
pajak dan mengapa pemerintah harus memungut pajak? (skor 10)
B. Pendekatan fungsi pajak apa yang lebih diutamakan berdasarkan artikel di
atas? (skor 20)
C. Menanggapi artikel di atas, bagaimana kebijakan pemerintah yang mendukung
tercapainya sasaran fungsi penerimaan pajak? (skor 20)
Sektor pajak merupakan sumber pendapatan negara yang terbesar. Menurut Mustikasari,
(2007), saat ini sekitar 80% dana APBN berasal dari penerimaan pajak. Hal ini menjadi
suatu bukti bahwa penerimaan pajak telah menjadi tulang punggung penerimaan negara
yang dapat diandalkan.
Karena peran pajak sangat besar bagi negara, pemerintah berupaya untuk meningkatkan
penerimaan dari sektor pajak. Upaya untuk mengoptimalkan penerimaan pajak ini
mengalami kendala, salah satunya adanya aktivitas penghindaran pajak atau disebut tax
avoidance (Swingly, C. dan Sukartha, 2015) yang dilakukan para Wajib Pajak pribadi
maupun badan,
Masih sering kita dikejutkan dengan adanya pemberitaan tentang penghindaran pajak
yang dilakukan oleh perusahaan. Padahal perusahaan merupakan salah satu Wajib Pajak
yang memberikan kontribusi terbesar dalam penerimaan pajak negara. Bagi perusahaan,
pajak merupakan beban yang akan mengurangi laba bersih sehingga perusahaan selalu
menginginkan pembayaran pajak seminimal mungkin (Astuti & Aryani, 2017).
Adanya beban pajak yang memberatkan perusahaan dan pemiliknya maka ada upaya
untuk penghindaran pajak (Chen, 2010). Upaya pengurangan pajak secara legal disebut
penghindaran pajak (tax avoidance) sedangkan upaya pengurangan pajak secara ilegal
disebut penggelapan pajak (tax evasion).
Sumber: https://www.pajakku.com/read/5dae89a34c6a88754c088058/Penghindaran-
Pajak-oleh-Perusahaan-perusahaan-di-Indonesia
a. Berdasarkan artikel di atas, bagaimana sistem pemungutan pajak di Indonesia?
(skor 20)
b. Apa yang dimaksud dengan tax avoidance dan tax evasion? Hal apa yang
melatarbelakangi terjadinya tax avoidance dan tax evasion? (skor 30)
Jawab :
2. A. Kebijakan pajak selama pandemi seharusnya memperhatikan tiga aspek utama yaitu
menjaga bisnistetap dapat berjalan, mempertahankan kesempatan kerja yang tersedia,
dan menjaga pendapatan rumah tangga. Dengan menggunakan publikasi tersebut
sebagai benchmark, kebijakan pajak yang disusun oleh Kemenkeu sebagai respon
terhadap terjadinya wabah Covid-19 dapat dikatakan telah berada di jalur yang benar.
Dari sisi pemberian insentif perpajakan yang ditetapkan dengan Peraturan Menteri
Keuangan NOMOR 44/PMK.03/2020 tentang Insentif Pajak untuk Wajib Pajak
Terdampak Pandemi Corona Virus Disease 2019 yang kemudian karena berbagai
masukan disempurnakan dengan peraturan Nomor 86/PMK.03/2020. Total insentif
perpajakan yang diberikan pemerintah mencapai Rp123 triliun. Secara ringkas,
insentif perpajakan yang diberikan adalah:
- Insentif Angsuran PPh Pasal 252.
- Insentif PPh Pasal 213.
- Insentif PPh Final yang dipungut berdasarkan PP 23/208 (atau yang populer
dengan nama“Pajak UMKM”).
- Insentif PPh Pasal 215.
- Insentif PPh Pasal 21
Berdasarkan semua langkah yang sudah dilakukan tersebut pada akhirnya tercapainya
tujuan daripilihan kebijakan yang telah ditetapkan juga akan dipengaruhi oleh
kesadaran wajib pajak akanpentingnya untuk tetap membayar pajak walaupun usaha
atau pekerjaannya terkena dampak burukdari merebaknya wabah Covid-19.
B. Tax avoidance adalah usaha yang dilakukan untuk menghindari pajak atau penghindaran
pajak yang bertujuan untuk meringankan beban pajak dengan cara mencari dan
memanfaatkan ketentuan perpajakan di suatu negara. Sedangkan, tax evasion adalah
penggelapan pajak yang dilakukan oleh Wajib Pajak untuk mengurangi jumlah pajak yang
harus dibayarkan atau sama sekali tidak membayarnya dengan cara-cara yang ilegal. Jika
dilihat dari definisinya, kedua istilah tersebut memang terlihat sama karena keduanya
sama-sama melanggar ketentuan perpajakan.
Hal yang melatar belakangi Wajib Pajak/Perusahaan berusaha membayar pajak lebih sedikit
atau kurang dari yang seharusnya terutang dengan memanfaatkan kewajaran
interpretasi hukum pajak. Wajib Pajak berupaya melakukan penundaan pembayaran
pajak.
Salah satu penyebab terjadinya penggelapan pajak (tax evasion) adalah pemikiran
masyarakat yang beranggapan bahwa mereka telah bekerja keras untuk menghasilkan uang
tetapi dengan begitu saja dipungut oleh negara, hal ini yang menyebabkan terjadinya
penghindaran pajak.
Demikian jawaban tugas 1, Mohon maaf jika ada kesalahan ataupun kekeliruan
dalam menjawab soal tugas 1 mohon di koreksi bersama.
Sumber :
- Modul HKUM4407
- https://pustaka.ut.ac.id/lib/hkum4407-hukum-pajak-dan-acara-
perpajakan-edisi-2/
Terima Kasih