Anda di halaman 1dari 3

Nama : Rinata Dwi Anggraini

Nim : 20041008

Prodi : Akuntansi 3A pagi

Hukum pajak dan Penegakannya

Hukum pajak adalah suatu kumpulan peraturan-peraturan yang mengatur hubungan antara pemerintah
sebagai pemungut pajak dan rakyat sebagai pembayar pajak. Hukum pajak sering juga disebut hukum
fiskal.

Hukum pajak berfungsi sebagai acuan dalam menciptakan sistem pemungutan pajak yang berlandaskan
atas dasar keadilan, efisien, serta diatur sejelas-jelasnya dalam undang-undang tentang hukum pajak itu
sendiri.

Landasan dan Kedudukan Hukum Perpajakan di Indonesia

Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1985 Tentang Bea Materai.

Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1994 Tentang Pajak Bumi dan Bangunan.

Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2000 Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan.

Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2000 Tentang Penghasilan.

Penegakan hukum pajak adalah langkah bagaimana menegakan norma hukum yang terdapat dalam
Undang-Undang Pajak. Undang-Undang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan Nomor 6/1983 (UU
KUP) menyatakan penegakan hukum bisa dilakukan dengan dua cara yaitu: cara administrasi atau
pidana.

1. ADMINISTRASI PAJAK Adalah sanksi yang dikenakan kepada wajib pajak berupa denda dan bunga
serta kenaikan yang bertujuan untuk kepentingan administratif perpajakan dan meningkatkan
kepatuhan wajib pajak. Surat ketetapan pajak dan surat tagihan berdasarkan UU No.28 Tahun 2007
tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan

2. PIDANA PAJAK Adalah sanksi yang dikenakan wajib pajak berupa denda atau kurungan yang bertujuan
agar kesadaran wajib pajak tumbuh.

Ketiadaan dan kurang maksimalnya penegakan hukum dapat berimplikasi terhadap kredibilitas para
pembentuk aturannya, pelaksana aturan dan masyarakat yang terkena aturan itu sendiri, sehingga
seluruh elemen akan terkena dampaknya. Untuk itulah, maka menjadi penting untuk diketahui apakah
penegakan hukum itu sesungguhnya.

Uang Pajak
Uang pajak berasal dari rakyat yang masuk ke kas negara dan dikeluarkan kembali oleh pemerintah
untuk rakyat. Namun, pajak yang sudah kita bayarkan tidak dapat langsung kita rasakan. Uang pajak
digunakan untuk pembiayaan rutin seperti: belanja pegawai, belanja barang, pemeliharaan, dan lainnya.
Untuk pembiayaan pembangunan/infrastruktur, uang dikeluarkan dari tabungan pemerintah, yaitu
penerimaan dalam negeri dikurangi pengeluaran rutin.

Undang-undang No.17 Tahun 2003 tentang Ketentuan mengenai pengelolaan keuangan negara dalam
rangka pelaksanaan APBN dan APBD ditetapkan dalam undang-undang yang mengatur perbendaharaan
negara.

pentingnya setoran uang pajak mengalir untuk membiayai belanja produktif berikut ini:

Perlindungan sosial,Perumahan dan fasilitas umum,Transfer ke daerah(APBD),Pendidikan,Pelayanan


umum,Kesehatan,Ketertiban dan Keamanan,Keagamaan,Ekonomi,Pariwisata,Pertahanan,Perlindungan
lingkungan hidup

Pajak yang Anda bayar menjadi penopang percepatan pembangunan menuju Indonesia Maju: proyek
jalan tol,proyek pelabuhan,proyek waduk,proyek bandara,Program KIP,Program KIS.

Manfaat pajak untuk membiayai semua pengeluaran negara seperti gaji pegawai negeri, gaji tentara,
pembayaran utang pemerintah, dan membiayai pembangunan. Pajak juga digunakan pemerintah
sebagai pengaturan kebijakan negara atau yang biasa disebut kebijakan fiskal.

Efektivitas penerimaan pajak saat pandemi dan peran Hukum pajak terhadap fenomena tersebut

Pandemi covid yang melanda hampir semua Negara didunia termasuk Indonesia ini membawa dampak
buruk yang sangat banyak. Seperti pembatalan penerbangan domestic dan internasional, menurunnya
jumlah wisata asing yang berkunjung ke Indonesia, penurunan okupansi hotel, kehilangan sector
layanan udara, kontraksi PMI Manufacturing Indonesia yang cukup dalam hingga 4,3 atau lebih rendah
dibandingkan tahun lalu, meluasnya PHK menyebabkan angka pengangguran menambah, dampak inflasi
sehingga merosotnya nilai tukar uang, turunnya daya beli masyarakat,berkurangnya investasi,
berkurangnya ekspor dan impor. Hal tersebut juga mengakibatkan turunnya penghasilan masyarakat
maupun perusahaan sehingga berdampak turunnya penerimaan dari pajak penghasilan.

Peran hukum pajak terhadap fenomena tersebut, Untuk menghindari perekonomian terkontraksi lebih
dalam, Yon bilang pemerintah mengeluarkan beberapa kebijakan dan paket stimulus antara lain melalui
perpajakan. Beberapa kebijakan di sektor perpajakan antara lain berupa pemberian insentif bagi pekerja
di sektor yang terdampak langsung oleh pandemi melalui fasilitas pajak DTP PPh 21, penurunan tarif PPh
Badan, pembebasan PPh 22 Impor, pembebasan pajak impor alat kesehatan dan vaksin.

Dengan kebijakan stimulus ekonomi melalui perpajakan tersebut, diharapkan dunia usaha dapat kembali
menggeliat, iklim investasi kembali kondusif, kesejahteraan masyarakat meningkat, dan UMKM dapat
berkembang. Pada tahun 2020, insentif pajak yang dikeluarkan oleh pemerintah terbukti telah
dimanfaatkan dan membantu lebih dari 460.000 Wajib Pajak.
"Hal tersebut menjadi bukti bahwa pemerintah merespon pandemi ini dengan sangat baik dari sisi
ekonomi, sekaligus menunjukkan bahwa perpajakan berperan cukup sentral dalam pemulihan ekonomi
di masa pandemi," kata Yon, Selasa (6/7).

Namun demikian, pemerintah menyadari bahwa perlu terus dilakukan reformasi di bidang perpajakan.
Pandemi diharapkan menjadi momentum untuk melakukan reformasi struktural sehingga diharapkan
kinerja perpajakan akan semakin baik dan tax ratio dapat terus ditingkatkan.

Pemerintah pada saat pandemi mengeluarkan kebijakan fiskal yang diantaranya :

- Pertama, fokus pada upaya menanggulangi aspek kesehatan masyarakat. Instrumen fiskal bagi sektor
kesehatan harus jadi perhatian dalam rangka mencegah penularan, memonitor, perawatan,
ketersediaan fasilitas, hingga riset pengobatan.

- Kedua, instrumen fiskal haruslah berperan sebagai aid atau membantu pihak-pihak yang terdampak
pelemahan ekonomi. Setiap sektor atau kelompok masyarakat kegiatan ekonominya terpengaruh
pandemi harus segera diselamatkan.

- Ketiga, perlunya untuk mendorong permintaan total (aggregate demand). Ketersediaan permintaan
dalam masyarakat akan tetap menjamin berputarnya roda perekonomian.

Intinya pada saat pandemi penerimaan pajak tidak optimal dan untuk menanggulanginya pemerintah
menerapkan kebijakan fiskal agar penerimaan pajak berjalan dengan optimal.

Anda mungkin juga menyukai