Anda di halaman 1dari 15

Tinjauan Pustaka

Pengertian pertumbuhan ekonomi


Pertumbuhan ekonomi mengacu pada peningkatan nilai output atau
produksi ekonomi suatu negara atau wilayah dalam jangka waktu
tertentu. Ini mencerminkan perubahan positif dalam ukuran ekonomi
secara keseluruhan dan dapat diukur dengan berbagai indikator seperti
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), pendapatan per kapita,
tingkat investasi, lapangan kerja, dan produktivitas.
Pertumbuhan ekonomi sering dianggap sebagai indikator penting
dalam mengevaluasi kesejahteraan dan kemajuan suatu negara. Ketika
pertumbuhan ekonomi positif, umumnya diikuti oleh peningkatan
lapangan kerja, pendapatan, dan standar hidup masyarakat.
Pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan juga dapat memberikan
dana tambahan bagi pemerintah untuk meningkatkan layanan publik,
infrastruktur, dan pengembangan sosial lainnya.
Pertumbuhan ekonomi dapat terjadi melalui berbagai faktor. Beberapa
faktor yang berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi antara lain:
1. Investasi: Tingkat investasi yang tinggi dalam infrastruktur,
penelitian dan pengembangan, dan sektor-sektor produktif
lainnya dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dengan
meningkatkan produktivitas dan kapasitas produksi.
2. Inovasi dan teknologi: Pengembangan teknologi baru dan
inovasi dapat meningkatkan efisiensi produksi, memperkenalkan
produk baru, serta membuka peluang bisnis baru. Ini dapat
mendorong pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan
produktivitas dan daya saing.
3. Perdagangan internasional: Melalui perdagangan internasional,
negara dapat memanfaatkan keunggulan komparatifnya dan
meningkatkan akses ke pasar global. Ekspor barang dan jasa
yang meningkat dapat memberikan stimulus ekonomi yang
signifikan.
4. Ketenagakerjaan: Tenaga kerja yang terampil dan produktif
sangat penting untuk pertumbuhan ekonomi. Pendidikan,
pelatihan, dan investasi dalam sumber daya manusia dapat
meningkatkan produktivitas tenaga kerja dan memperluas
kesempatan kerja.
5. Kebijakan pemerintah: Kebijakan fiskal dan moneter yang
bijaksana dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Stimulus
fiskal, reformasi struktural, kebijakan pajak yang mendukung,
stabilitas moneter, dan regulasi yang memadai adalah beberapa
contoh langkah-langkah yang dapat diambil oleh pemerintah
untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.
Namun, penting untuk diingat bahwa pertumbuhan ekonomi juga
harus diimbangi dengan pertimbangan lingkungan, keberlanjutan, dan
pemerataan ekonomi untuk mencapai pembangunan yang
berkelanjutan dan inklusif.
Pengertian pajak
Pajak adalah pembayaran yang wajib dibayarkan oleh individu,
perusahaan, atau entitas hukum lainnya kepada pemerintah, baik itu
pemerintah pusat, pemerintah daerah, maupun pemerintah
internasional. Pajak merupakan salah satu bentuk pendapatan negara
yang digunakan untuk membiayai berbagai kegiatan dan layanan
publik yang disediakan oleh pemerintah, seperti infrastruktur,
pendidikan, kesehatan, pertahanan, dan lain sebagainya.

Pajak dikenakan atas berbagai jenis penghasilan, kekayaan, atau


transaksi ekonomi yang dilakukan oleh individu atau perusahaan.
Beberapa jenis pajak umum yang dikenakan oleh pemerintah antara
lain:

1. Pajak Penghasilan (Income Tax): Pajak yang dikenakan atas


penghasilan yang diperoleh oleh individu atau perusahaan. Biasanya,
pajak penghasilan dikenakan secara progresif, artinya semakin tinggi
penghasilan, tarif pajaknya juga semakin tinggi.

2. Pajak Pertambahan Nilai (Value Added Tax/VAT): Pajak yang


dikenakan atas nilai tambah suatu barang atau jasa pada setiap tahap
produksi dan distribusi. Pajak ini biasanya dikenakan pada konsumen
akhir.

3. Pajak Penjualan (Sales Tax): Pajak yang dikenakan langsung pada


pembelian suatu barang atau jasa. Pajak penjualan dapat berbeda-beda
antara satu daerah dengan daerah lainnya.

4. Pajak Bumi dan Bangunan (Property Tax): Pajak yang dikenakan


atas kepemilikan tanah dan bangunan yang dimiliki oleh individu atau
perusahaan.

5. Pajak Kendaraan Bermotor (Motor Vehicle Tax): Pajak yang


dikenakan atas kepemilikan atau penggunaan kendaraan bermotor.

6. Pajak Bea Materai (Stamp Duty): Pajak yang dikenakan atas


dokumen tertentu, seperti akta notaris, surat-surat perjanjian, atau
kontrak tertentu.

7. Pajak Sumber Daya Alam (Natural Resource Tax): Pajak yang


dikenakan atas pemanfaatan sumber daya alam, seperti minyak, gas,
batu bara, atau hasil tambang lainnya.

Tujuan utama dari penerapan pajak adalah untuk membiayai


kebutuhan pemerintah dalam menyediakan layanan publik,
membangun infrastruktur, serta menjalankan fungsi-fungsi
pemerintahan lainnya. Pajak juga digunakan sebagai alat kebijakan
ekonomi untuk mengatur distribusi kekayaan, mengendalikan inflasi,
dan mendorong pertumbuhan ekonomi.
Dasar Hukum Pajak
Dasar hukum pajak mengacu pada serangkaian peraturan dan undang-
undang yang menjadi landasan bagi pengenaan, pengumpulan, dan
penagihan pajak oleh pemerintah. Di Indonesia, dasar hukum pajak
utama terdapat dalam undang-undang dan peraturan perpajakan antara
lain adalah Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945 (UUD 1945): UUD 1945 menyebutkan bahwa pemerintah
memiliki kewenangan untuk mengatur dan memungut pajak demi
kepentingan negara dan rakyat. Undang-Undang Nomor 6 Tahun
1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (KUP):
Undang-Undang ini merupakan undang-undang dasar perpajakan di
Indonesia. Di dalamnya diatur prinsip-prinsip dasar perpajakan, jenis-
jenis pajak, kewajiban wajib pajak, prosedur perpajakan, penagihan,
dan sanksi perpajakan.
Selain undang-undang di atas, terdapat pula berbagai peraturan
perpajakan yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Pajak dan
Kementerian Keuangan sebagai turunan dari undang-undang tersebut.
Peraturan ini mengatur lebih rinci mengenai prosedur perpajakan, tata
cara pelaporan, penghitungan pajak, keringanan pajak, serta tindakan
penegakan hukum perpajakan.

Peraturan perpajakan yang relevan antara lain Peraturan Menteri


Keuangan (PMK), Keputusan Direktur Jenderal Pajak (Kep-Dirjen
Pajak), Peraturan Direktur Jenderal Pajak (Per-Dirjen Pajak), dan
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak (SE Dirjen Pajak).
Dalam pelaksanaan perpajakan, wajib pajak dan otoritas pajak
diwajibkan untuk mematuhi dan melaksanakan ketentuan-ketentuan
yang terdapat dalam dasar hukum perpajakan tersebut.
Fungsi pajak
Pajak memiliki beberapa fungsi penting dalam sistem ekonomi dan
fungsinya dapat bervariasi tergantung pada tujuan dan kebijakan
pemerintah. Berikut adalah beberapa fungsi pajak yang umum:

1. Pendapatan Negara: Fungsi utama pajak adalah sebagai sumber


pendapatan bagi negara. Pajak digunakan oleh pemerintah untuk
membiayai berbagai kegiatan dan program publik, seperti
pembangunan infrastruktur, pendidikan, kesehatan, pertahanan,
keamanan, dan pelayanan publik lainnya.

2. Pengaturan Ekonomi: Pajak dapat digunakan sebagai alat kebijakan


ekonomi untuk mengatur dan mengendalikan aktivitas ekonomi.
Melalui pengenaan tarif pajak yang berbeda untuk berbagai jenis
transaksi atau kegiatan ekonomi, pemerintah dapat mendorong atau
menghambat konsumsi, investasi, produksi, dan perdagangan.

3. Distribusi Kekayaan: Pajak juga berfungsi sebagai alat untuk


mengatur distribusi kekayaan dalam masyarakat. Pajak progresif, di
mana tarif pajak meningkat seiring dengan peningkatan pendapatan,
dapat membantu mengurangi kesenjangan pendapatan dan kekayaan
antara golongan yang lebih kaya dan yang kurang mampu.

4. Stabilisasi Ekonomi: Pajak dapat digunakan sebagai instrumen


stabilisasi ekonomi untuk mengatasi fluktuasi dalam siklus bisnis.
Misalnya, pemerintah dapat mengurangi tarif pajak atau memberikan
insentif pajak selama periode resesi untuk mendorong konsumsi dan
investasi guna menghidupkan kembali perekonomian.
5. Pengendalian Inflasi: Pajak juga dapat digunakan untuk
mengendalikan inflasi. Pemerintah dapat menerapkan pajak
penghasilan yang lebih tinggi atau pajak konsumsi yang lebih tinggi
untuk mengurangi jumlah uang yang beredar di masyarakat, sehingga
mengendalikan permintaan dan tekanan inflasi.

6. Alat Penyelenggaraan Keadilan Sosial: Pajak juga dapat digunakan


sebagai alat untuk mewujudkan prinsip keadilan sosial. Pajak yang
dikenakan pada individu atau perusahaan yang memiliki kekayaan
lebih besar dapat digunakan untuk mendukung program-program
kesejahteraan sosial, bantuan sosial, atau pembangunan infrastruktur
yang akan memberikan manfaat bagi masyarakat yang kurang
mampu.

Penting untuk diingat bahwa fungsi pajak dapat berbeda di setiap


negara, tergantung pada sistem perpajakan, kebijakan fiskal, dan
tujuan pemerintah setempat. Pemerintah menggunakan instrumen
perpajakan untuk mencapai berbagai tujuan ekonomi, sosial, dan
keuangan yang mereka tetapkan.
Jenis pajak
Ada berbagai jenis pajak yang dikenakan oleh pemerintah untuk
memperoleh pendapatan dan mengatur aktivitas ekonomi. Berikut
adalah beberapa jenis pajak yang umum diterapkan di banyak negara:
1. Pajak Penghasilan (Income Tax): Pajak yang dikenakan atas
penghasilan yang diperoleh oleh individu atau badan usaha.
Pajak penghasilan dapat diterapkan pada tingkat nasional,
regional, atau lokal.
2. Pajak Pertambahan Nilai (Value Added Tax/VAT): Pajak yang
dikenakan pada setiap tahap produksi dan distribusi suatu
barang atau jasa. Pajak ini dikenakan pada konsumen akhir dan
dihitung berdasarkan selisih antara nilai penjualan dan nilai
pembelian.
3. Pajak Penjualan (Sales Tax): Pajak yang dikenakan langsung
pada pembelian suatu barang atau jasa. Pajak penjualan dapat
dikenakan oleh pemerintah pusat atau pemerintah daerah, dan
tarifnya dapat bervariasi.
4. Pajak Bumi dan Bangunan (Property Tax): Pajak yang
dikenakan atas kepemilikan tanah dan bangunan. Pajak ini dapat
dikenakan pada pemilik rumah, gedung komersial, atau properti
lainnya berdasarkan nilai properti atau luas tanah.
5. Pajak Kendaraan Bermotor (Motor Vehicle Tax): Pajak yang
dikenakan atas kepemilikan atau penggunaan kendaraan
bermotor. Pajak ini biasanya berdasarkan jenis, ukuran, atau
kapasitas mesin kendaraan.
6. Pajak Warisan (Inheritance Tax): Pajak yang dikenakan atas
harta warisan yang diterima oleh ahli waris setelah kematian
seseorang. Pajak warisan biasanya berdasarkan persentase dari
nilai harta warisan yang diterima.
7. Pajak Pertambangan dan Sumber Daya Alam (Natural Resource
Tax): Pajak yang dikenakan atas eksploitasi sumber daya alam
seperti minyak, gas, batu bara, atau hasil tambang lainnya. Pajak
ini dapat dikenakan pada tingkat produksi atau ekspor sumber
daya alam.
8. Pajak Bea Materai (Stamp Duty): Pajak yang dikenakan pada
dokumen tertentu, seperti akta notaris, surat-surat perjanjian,
atau kontrak tertentu.
9. Pajak Hotel dan Restoran (Hotel and Restaurant Tax): Pajak
khusus yang dikenakan pada industri perhotelan dan restoran
sebagai persentase dari pendapatan atau biaya yang terkait
dengan layanan tersebut.
10. Pajak Ekspor dan Impor (Customs Duty): Pajak yang
dikenakan pada barang-barang yang diekspor atau diimpor
antara negara. Pajak ini dapat berupa bea masuk (import duty)
atau bea keluar (export duty).
Jenis-jenis pajak tersebut dapat berbeda di setiap negara tergantung
pada sistem perpajakan dan kebijakan fiskal yang diterapkan.
Pemerintah dapat mengombinasikan beberapa jenis pajak untuk
memperoleh pendapatan yang optimal dan mencapai tujuan ekonomi
yang diinginkan.

Pengertian Pajak Hotel Dan Resto

Pajak Hotel merupakan fasilitas penyedia jasa penginapan termasuk


jasa terkait lainnya dengan metode pembayaran yang dipungut
melalui seseorang untuk menggunakan fasilitas tersebut. Hal ini juga
mencakup tipe lain selain hotel seperti motel, losmen, gubuk
pariwisata, pesanggrahan, rumah penginapan dan sejenisnya serta
rumah kos yang jumlah kamar lebih dari 10 kamar. Dalam Undang-
Undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak dan Retribusi Daerah
Pasal 1 ayat 20 dan 21, Pajak Hotel adalah pajak atas pelayanan yang
disediakan hotel. Menurut Peraturan Daerah (Perda) Nomor 08 Tahun
2010, Pajak Hotel merupakan pengenaan (pemungutan) pajak
terhadap setiap pelayanan yang disediakan hotel menggunakan
pembayaran.
Wajib pajak hotel adalah orang pribadi atau badan yang memiliki
usaha hotel. Subjek pajak hotel merupakan sesorang atau badan yang
melakukan pembayaran langsung atau badan yang mempunyai bisnis
hotel. Sehingga pajak hotel dibebankan kepada konsumen yang
menikmati fasilitas hotel. sedangkan, objek dalam pajak hotel
merupakan suatu pelayanan yang diberikan dari pihak hotel tersebut
dalam melakukan transaksi atau pembayaran, hal ini juga termasuk
dalam jasa penunjang untuk kelengkapan hotel yang bersifat
memberikan kemudahan, kenyamanan termasuk fasilitas olahraga dan
hiburan yang disediakan.
Pajak restoran
Restoran merupakan fasilitas penyedia kuliner atau minuman yang
dilakukan dengan cara dipungut bayaran, yang meliputi pula tempat
tinggal makan, kafetaria kantin, warung, bar dan sejenisnya termasuk
jasa katering. Pajak restoran merupakan pajak atas pelayanan yang
disediakan restoran serta yang dimaksud menggunakan restoran
merupakan fasilitas kuliner dengan pemungutan uang yang
mencangkup pula tempat tinggal makan, kafetaria, kantin, warung,
bar dan sejenis lainnya termasuk jasa katering. (UU Nomor 28 Tahun
2009 Pasal 1). Menurut Siahaan (2013:328), terminologi pajak
restoran bisa diuraikan pada beberapa definisi yaitu menjadi berikut:
1. Restoran merupakan fasilitas penyedia makanan dan atau
minuman dengan memberikan bayaran setelah menggunakan
fasilitas tersebut. Yang termasuk dalam jasa boga atau
katering adalah rumah makan, kafetaria, kantin, warung bar,
dan sejenisnya.
2. Pengusaha restoran adalah orang pribadi atau sekumpulan
orang yang berkewajiban mengelola bisnisnya dalam urusan
rumah makan.
3. Pembayaran adalah imbalan atas penyerahan barang atau
pelayanan kepada pemilik rumah makan sesuai dengan
jumlah yang ditetapkan.
4. Bon penjualan atau bill merupakan bukti pembayara
sekaligus menjadi bukti pemungutan pajak. Wajib Pajak
membuat bukti pembayaran ini atas subjek pajak yang telah
membeli makanan dan/atau minuman.

Pengertian PAD
pendapatan Asli Daerah (PAD) mengacu pada pendapatan yang
diperoleh oleh pemerintah daerah atau pemerintah setempat dari
sumber-sumber ekonomi di wilayah tersebut. PAD merupakan salah
satu sumber pendapatan yang sangat penting bagi pemerintah daerah
untuk membiayai berbagai program, proyek, dan layanan publik di
tingkat lokal.
Pendapatan Asli Daerah biasanya berasal dari berbagai sumber, antara
lain:
1. Pajak Daerah: Pajak yang dikenakan oleh pemerintah daerah
pada kegiatan ekonomi dan transaksi di wilayah tersebut, seperti
pajak hotel, pajak restoran, pajak properti, pajak kendaraan
bermotor, dan pajak reklame. Pajak-pajak ini dikumpulkan oleh
pemerintah daerah dan menjadi bagian dari Pendapatan Asli
Daerah.
2. Retribusi Daerah: Retribusi adalah pembayaran yang harus
dilakukan oleh individu atau perusahaan kepada pemerintah
daerah sebagai imbalan atas penggunaan fasilitas umum atau
pelayanan tertentu yang disediakan oleh pemerintah daerah,
misalnya retribusi parkir, retribusi pasar, retribusi pengelolaan
sampah, dan lain sebagainya.
3. Hasil Usaha Daerah: Pendapatan yang dihasilkan oleh
pemerintah daerah melalui kepemilikan dan pengelolaan bisnis
atau perusahaan milik daerah, seperti perusahaan air minum,
perusahaan listrik, terminal angkutan umum, dan lain
sebagainya.
4. Bagian Laba BUMD: Pemerintah daerah seringkali memiliki
saham atau kepemilikan pada perusahaan BUMD (Badan Usaha
Milik Daerah). Bagian dari laba yang dihasilkan oleh BUMD
tersebut menjadi sumber Pendapatan Asli Daerah.
5. Hibah dan Sumbangan: Pendapatan yang diterima dari
pemerintah pusat, lembaga, organisasi, atau individu lain dalam
bentuk hibah atau sumbangan untuk mendukung program atau
proyek tertentu di daerah.
6. Pendapatan Lainnya: Termasuk di dalamnya bunga bank,
pendapatan sewa aset daerah, pendapatan dari pengelolaan aset
daerah, denda, dan pendapatan dari sumber lain yang sah.
Pemerintah daerah bertanggung jawab untuk mengelola dan
meningkatkan Pendapatan Asli Daerah dengan cara yang efektif dan
transparan. Peningkatan PAD dapat membantu pemerintah daerah
dalam mengurangi ketergantungan pada dana transfer dari pemerintah
pusat serta meningkatkan otonomi keuangan daerah.

Menurut Suhanda (2007), PAD adalah penerimaan sesuatu yang


dipungut atau diambil dari daerah yang berasal dari sumber-sumber
wilayah tertentu dan berdasarkan peraturan daerah itu sendiri. PAD
merupakan pendapatan wilayah diperoleh menurut pajak wilayah,
retribusi wilayah, output pengelolaan kekayaan wilayah yang
dipisahkan, dan lain-lain pendapatan orisinil wilayah yang sinkron
dengan menggunakan peraturan perundang-undangan. Sumber
pendapatan wilayah misalnya pajak wilayah, retribusi wilayah ini
merupakan laba dari Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), dan
pendapatan asli yang bersumber dari penerimaan lainnya yang sah.
PAD merupakan salah satu unsur penting bagi pemerintah daerah
dalam memelihara hasil-hasil pembangunan yang akan dilakukan di
masa mendatang. Untuk itu, pemerintah daerah diharapkan untuk
lebih berupaya meningkatkan pendapatan asli daerah baik dari sektor
pajak maupun dan sektor penerimaan lainnya. Pajak daerah sebagai
salah satu sumber penerimaan daerah yang mempunyai peranan besar
dalam pembiayaan daerah. Dalam pelaksanaan peningkatkan PAD
yang stabil, maka dibutuhkan untuk memperlancar jalannya
pembangunan dalam pemerintahan daerah. Pembangunan bisa
berjalan dengan lancar maka peluang besar yang untuk kesejahteraan
rakyat diperlukan akan meningkat. Adapun menuru ahli Mardiasmo
(2011), teori-teori yang mendukung pemungutan pajak yaitu:
5. Teori Asuransi Negara melindungi keselamatan jiwa, harta
benda serta hak-hak rakyatnya. Oleh karenanya warga wajib
membayar pajak yang diibaratkan menjadi suatu iuran
pertanggungan lantaran memperoleh agunan proteksi
tersebut.
6. Teori Kepentingan Pembagian beban pajak pada warga
didasarkan dalam kepentingan (contohnya proteksi) masing-
masing orang. Semakin besar kepentingan seorang terhadap
negara, makin tinggi pajak yang wajib dibayar.
7. Teori Daya Pikul Beban, seluruh masyarakat dalam hal pajak
adalah sama besarnya. Ini merupakan pajak wajib dibayar
sinkron menggunakan daya pikul masing-masing orang.
Untuk mengukur daya pikul bisa dipakai. Dalam hal ini ada
beberapa pendekatan, yaitu:
a. Unsur objektif, memakai melihat besarnya penghasilan
atau kekayaan yang saat ini dimiliki seseorang.
b. Unsur subjektif, menggunakan memperhatikan
besarnya kebutuhan materiil yang wajib dipenuhi.
8. Teori Bakti Dasar keadilan pemungutan pajak terletak dalam
interaksi warga menggunakan negaranya. Sebagai masyarkat
yang patuh akan aturan, masyarakat yang akan selalu
menyadari bahwa pembayaran pajak adalah sebagai suatu
kewajiban.
9. Teori Asas Daya Beli Dasar keadilan terletak dalam dampak
pemungutan pajak. Maksudnya memungut pajak berarti
menarik daya beli berdasarkan tempat tinggal rakyat.
Selanjutnya negara akan menyalurkannya kepada rakyat pada
bentuk pemeliharaan kesejahteraan rakyat. Dengan demikian
kepentingan semua rakyat lebih diutamakan.

Pemerintah Kota Bandung telah menerapkan berbagai strategi


untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi di wilayah tersebut.
Beberapa strategi yang telah diterapkan adalah sebagai berikut:
1. Mendorong Pengembangan Industri Kreatif: Pemerintah Kota
Bandung telah fokus pada pengembangan industri kreatif, seperti
fashion, desain, kuliner, dan seni. Mereka telah mendukung pelaku
industri kreatif melalui fasilitas, pelatihan, pameran, dan promosi
untuk meningkatkan produksi, daya saing, dan ekspor produk kreatif.

2. Mengembangkan Pusat Bisnis dan Teknologi: Pemerintah Kota


Bandung berupaya untuk mengembangkan kawasan bisnis dan
teknologi, seperti Bandung Techno Park dan Kawasan Digital
Creative City (DCC). Ini menciptakan ekosistem yang mendukung
inovasi, riset, dan pengembangan teknologi baru untuk mendorong
pertumbuhan industri teknologi informasi dan komunikasi.

3. Meningkatkan Infrastruktur: Pemerintah Kota Bandung


berinvestasi dalam pembangunan infrastruktur, termasuk jalan,
transportasi publik, dan akses internet. Infrastruktur yang baik
memfasilitasi mobilitas dan konektivitas antar wilayah, mendorong
investasi, serta meningkatkan aksesibilitas bagi pelaku usaha dan
masyarakat.

4. Mendorong Investasi dan Pemberdayaan UMKM: Pemerintah Kota


Bandung berupaya untuk menarik investasi baik dalam skala besar
maupun kecil dan menengah. Mereka memberikan insentif dan
dukungan kepada investor serta memberdayakan Usaha Mikro, Kecil,
dan Menengah (UMKM) melalui program pelatihan, akses ke pasar,
dan akses keuangan guna meningkatkan daya saing dan kontribusi
ekonomi UMKM.

5. Mengembangkan Pariwisata: Pemerintah Kota Bandung


memanfaatkan potensi pariwisata di wilayah tersebut dengan
meningkatkan pengembangan destinasi wisata, infrastruktur
pendukung, dan promosi pariwisata. Dengan meningkatnya jumlah
wisatawan, sektor pariwisata menjadi sumber pertumbuhan ekonomi
yang signifikan melalui pendapatan dari sektor akomodasi, makanan,
transportasi, dan jasa pariwisata lainnya.

6. Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia: Pemerintah Kota


Bandung memberikan perhatian pada peningkatan kualitas sumber
daya manusia melalui pendidikan dan pelatihan yang relevan dengan
kebutuhan industri. Mereka menjalin kerja sama dengan perguruan
tinggi, lembaga pelatihan, dan sektor swasta untuk menghasilkan
tenaga kerja yang terampil dan berdaya saing.

7. Meningkatkan Keberlanjutan dan Inklusivitas Ekonomi:


Pemerintah Kota Bandung juga mendorong pertumbuhan ekonomi
yang berkelanjutan dan inklusif dengan memperhatikan isu
lingkungan, pembangunan sosial, dan pemerataan ekonomi. Mereka
mendorong pengembangan sektor hijau, peningkatan.

8. Pengembangan Ekonomi Digital: Pemerintah Kota Bandung


mendorong pertumbuhan ekonomi digital dengan mendukung startup
teknologi dan usaha digital. Mereka menyediakan akses ke
infrastruktur teknologi, ruang kerja bersama (co-working space), dan
program inkubasi serta akselerasi bagi startup. Selain itu, mereka juga
berupaya untuk meningkatkan penetrasi internet dan aksesibilitas
teknologi informasi untuk masyarakat secara luas.

9. Pembangunan Kawasan Industri dan Ekonomi: Pemerintah Kota


Bandung terus mengembangkan kawasan industri dan ekonomi di
wilayahnya. Mereka memberikan fasilitas dan dukungan bagi
perusahaan untuk berinvestasi dan beroperasi di kawasan tersebut.
Pemerintah juga berupaya menjaga keberlanjutan lingkungan dan
menciptakan iklim bisnis yang kondusif untuk pertumbuhan sektor
industri.
10. Meningkatkan Kerja Sama Regional dan Internasional:
Pemerintah Kota Bandung menjalin kerja sama dengan kota dan
daerah lain, baik di tingkat regional maupun internasional. Kerja sama
ini meliputi pertukaran informasi, teknologi, dan pengalaman dalam
bidang ekonomi. Melalui kerja sama ini, pemerintah berharap dapat
meningkatkan konektivitas ekonomi, memperluas pasar, serta
memperoleh akses ke sumber daya dan pasar internasional.

11. Meningkatkan Akses Keuangan: Pemerintah Kota Bandung


berusaha untuk meningkatkan akses keuangan bagi pelaku usaha,
terutama UMKM. Mereka mengembangkan program pembiayaan,
pelatihan keuangan, dan memfasilitasi akses ke lembaga keuangan
formal. Hal ini bertujuan untuk memberikan modal kerja, investasi,
dan akses keuangan yang memadai bagi pengusaha lokal.

12. Peningkatan Kualitas Lingkungan Bisnis: Pemerintah Kota


Bandung berkomitmen untuk menciptakan lingkungan bisnis yang
kondusif dan ramah bagi pelaku usaha. Mereka menyederhanakan
prosedur perizinan, meningkatkan kecepatan dan efisiensi dalam
pelayanan publik, serta mendorong iklim usaha yang transparan dan
adil.

Strategi-strategi di atas merupakan upaya pemerintah Kota Bandung


dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Namun, penting untuk
diingat bahwa implementasi strategi ini memerlukan kerjasama dari
berbagai pihak, termasuk pemerintah, sektor swasta, lembaga
pendidikan, dan masyarakat.

Metodelogi

Anda mungkin juga menyukai