Anda di halaman 1dari 3

Landasan Teori

1. Penerimaan dan Pendapatan Negara


Jika ditinjau dari UU No. 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara, Pasal 1 ayat (9) menyatakan
bahwa penerimaan negara merupakan uang yang masuk ke dalam kas negara. Sedangkan pada ayat (13)
menyatakan bahwa pendapatan negara merupakan hak pemerintah pusat yang diakui sebagai
penambah nilai kekayaan bersih. Kemudian seperti yang dijelaskan oleh (Sukirno, 2008), Pendapatan
negara adalah jumlah pendapatan yang diterima dari faktor produksi yang digunakan untuk
menghasilkan barang dan layanan dalam satu tahun tertentu. Pendapatan nasional juga bisa
diinterpretasikan sebagai nilai barang dan layanan yang dihasilkan di suatu negara. Dalam struktur
pendapatan negara Indonesia, terdapat berbagai penerimaan dari berbagai sektor, termasuk sektor
Minyak dan Gas serta sektor Non Minyak dan Gas seperti, penerimaan dari pajak, retribusi, hibah, dan
lain sebagainya.
Di dalam Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara (APBN), pendapatan negara mencakup
seluruh penerimaan perpajakan, penerimaan negara bukan pajak (PNBP), dan hibah. Ketiga sumber
pendapatan tersebut membentuk total pendapatan negara dalam APBN. Pendapatan negara ini
nantinya digunakan untuk membiayai berbagai kegiatan dan program pemerintah, termasuk
infrastruktur, kesehatan, pendidikan, serta berbagai kebijakan dan layanan publik lainnya. Dengan
demikian, pendapatan negara adalah salah satu komponen terpenting dalam pembentukan APBN yang
memungkinkan pemerintah untuk menjalankan tugas dan tanggung jawabnya dalam memajukan negara
dan melayani masyarakat.
2. Pajak
Pajak atau penerimaan perpajakan merukapan salah satu komponen dari penerimaan negara.
Jika didefinisikan adalah kontribusi yang harus diserahkan oleh individu atau lembaga sesuai dengan
peraturan hukum yang mengharuskan mereka membayar tanpa menerima manfaat langsung. Kemudian
dari kontribusi ini akan dialokasikan untuk kepentingan negara dengan fokus pada peningkatan
kesejahteraan masyarakat. Menurut (Soemitro, 2000) dalam (Laksono, 2011), Pajak adalah sumbangan
yang diberikan oleh warga negara ke dalam keuangan negara sesuai dengan ketentuan hukum yang
dapat ditegakkan secara wajib, tanpa adanya imbalan yang diterima secara langsung. Dana ini digunakan
untuk membiayai pengeluaran umum pemerintah dan dapat diarahkan sesuai dengan kebijakan yang
ditetapkan.
Pajak memiliki fungsi penting dalam hal pemungutannya yaitu:
1) Fugsi Budgeter. Fungsi ini biasanya terkait dengan sektor publik, di mana pajak berfungsi sebagai
alat untuk mengumpulkan sebanyak mungkin dana ke dalam kas negara atau daerah sesuai dengan
jadwal yang telah ditetapkan. Hal ini bertujuan untuk mendukung pembiayaan semua kegiatan rutin
pemerintah dan proyek pembangunan di tingkat pusat atau daerah.
2) Fungsi Pengaturan. Ini adalah peran yang digunakan oleh pemerintah pusat atau daerah untuk
mencapai tujuan tertentu di luar sektor keuangan negara atau daerah. Konsep ini lebih sering
diterapkan dalam sektor swasta dan mencakup penggunaan pajak sebagai alat untuk mengatur dan
mencapai tujuan ekonomi atau sosial tertentu yang diinginkan oleh pemerintah.
Adam Smith melalui bukunya yang berjudul Wealth of Nation menuangkan prinsip pajak yang
dinilai sesuai dengan syarat dari sebuah sistem perpajakan yang ideal dan baik. Adapun prinsip yang
dikemukakan antara lain meliputi prinsip keadilan (equity), prinsip kepastian hukum (certainty), prinsip
efisiensi ekonomis (economy), dan prinsip ketepatan waktu (convenience). Sebuah sistem perpajakan yang
baik akan memberikan kemudahan kepada Wajib Pajak dan mendorong kesadaran untuk patuh dalam
membayar pajak. Hal ini terutama terwujud ketika pemerintah memberikan kelonggaran dalam hal
ketepatan waktu, sesuai dengan yang dijelaskan dalam prinsip tersebut. Kemudahan tersebutlah yang
nantinya akan memengaruhi kepatuhan pajak bagi Wajib Pajak.

Kepatuhan pajak (tax compliance) dapat dijelaskan sebagai tindakan di mana Wajib Pajak (WP)
mematuhi semua kewajiban pajaknya dan melaksanakan hak-hak perpajakannya. Terdapat dua jenis
kepatuhan, yaitu kepatuhan formal dan kepatuhan materiil. Kepatuhan formal mengacu pada perilaku
WP yang berusaha mematuhi tata formal perpajakan sesuai dengan peraturan resmi dalam undang-
undang pajak. Kepatuhan materiil, sementara itu, merujuk pada perilaku WP yang secara substansial
mematuhi semua ketentuan materiil perpajakan, yang sesuai dengan esensi dan substansi undang-
undang pajak. Demikian, kesadaran dan kemudahan yang diberikan pemerintah dalam hal ketepatan
waktu pembayaran pajak berperan kunci dalam meningkatkan kepatuhan pajak bagi para Wajib Pajak.
Dengan memahami arti dan peran pajak dalam pembangunan negara, serta dengan menerapkan prinsip-
prinsip yang relevan, kita dapat membantu memastikan sistem perpajakan yang berfungsi dengan baik,
berkontribusi pada pembangunan masyarakat, dan mencapai tujuan ekonomi dan sosial yang
diinginkan.

3. Perdagangan
Menurut Marwati Djoened, Perdagangan merupakan suatu proses ekonomi yang
menghubungkan produsen dan konsumen. Sebagai bagian dari distribusi, perdagangan memastikan aliran,
distribusi, dan ketersediaan barang melalui pasar. Ini adalah dasar dari perkembangan perdagangan saat
ini, di mana proses perdagangan telah mengalami transformasi besar melalui globalisasi, e-commerce,
teknologi, dan perubahan dalam rantai pasokan. Peningkatan perdagangan internasional dan teknologi
informasi telah memungkinkan produsen dan konsumen di berbagai belahan dunia untuk terhubung
lebih efisien, menciptakan pasar global yang lebih besar dan beragam. Sementara itu, perkembangan
dalam distribusi dan logistik memastikan barang dapat mencapai konsumen dengan lebih cepat dan
efisien. Semua ini adalah bagian dari dinamika perkembangan perdagangan yang terus berlanjut.
4. E-Commerce
5. Data Mining
6. Theory of Planned Behavior
References
Irawan, A., Hasna, A., & Pahlevi, R. (2016). Sistem Informasi Perdagangan pada PT Yoltan Sari
Menggunakan PHP Berbasis Web. Jurnal Positif.

Laksono, J. P. (2011). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan Wajib Pajak Badan pada
Perusahaan Industri Manufaktur di Semarang.

Mulyawan, W., & Alia, W. (2020). APBN dan Pendapatan Nasional. Islamic Economics Journal.

Waluyo, T. (2020). Pemeriksaan Terhadap Wajib Pajak yang Tidak Menyampaikan SPT, Ketentuan,

dan
Pemilahannya Sesuai SE-15/PJ/2018. Simposium Nasional Keuangan Negara.

Wardhono, A., Indrawati, Y., & Qori`ah, C. G. (2012). KAJIAN PEMETAAN DAN OPTIMALISASI POTENSI
PAJAK DALAM RANGKA MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DI KABUPATEN
JEMBER. JATI Undip.

Anda mungkin juga menyukai