BARANG MEWAH
MAKALAH
Disusun Oleh :
2022
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud Pajak?
b. Apa yang dimaksud dengan PPn?
c. Apa yang dimaksud dengan PPnBM?
d. Apa saja Objek dan subjek dari pajak?
e. Bagaimana mekanisme PPn
BAB II
PEMBAHASAN
Pajak (tax) adalah pungutan wajib yang menjadi salah satu sumber pendapatan
negara yang akan digunakan untuk memenuhi kepentingan masyarakat umum.Secara
bahasa, kata ‘pajak’ berasal dari suatu kata dalam bahasa latin yakni ‘taxo’. Adapun,
makna dari kata taxo sendiri artinya iuran wajib dari rakyat untuk menunjang
kepentingan pemerintah maupun masyarakat. Sementara itu, pengertian pajak
menurut Undang-Undang Nomor 28 tahun 2007 yang tertuang pada Pasal 1 Ayat 1
yakni,
“Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh pribadi atau badan
yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapat imbalan
secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat”
Sesuai dengan pengertian pajak di atas, pihak perorangan atau badan yang harus
membayar pungutan wajib (pajak) tidak akan mendapat imbalan apapun secara
langsung. Melainkan, pihak-pihak tersebut akan merasakan manfaat dalam bentuk
penyediaan fasilitas umum yang diberikan oleh negara. Selanjutnya, uang iuran wajib
tersebut akan masuk ke dalam pos pendapatan negara dan nantinya akan menjadi
‘uang belanja’ untuk memenuhi kebutuhan pemerintah pusat maupun daerah secara
merata.
a. Fungsi Pajak
Fungsi pajak terbagi ke dalam beberapa macam kategori sesuai tujuan
penggunaannya. Adapun, macam-macam dari fungsi pajak tersebut antara lain:
- Fungsi Anggaran (Budgetair)
Secara umum, pungutan wajib atau pajak menjadi sumber pendapatan nasional yang
paling besar di banyak negara. Maksud dari fungsi anggaran kali ini, bahwa pungutan
wajib akan digunakan untuk membiayai segala jenis pengeluaran yang berhubungan
dengan kebutuhan Negara. Contoh kebutuhan negara tersebut antara lain pembiayaan
kegiatan rutin, belanja barang negara, belanja pegawai, anggaran pembangunan,
pemeliharaan, dan sebagainya. Selain itu, fungsi pungutan ini juga bertujuan untuk
menyeimbangkan pengeluaran dan pemasukan negara agar tidak timpang.
- Fungsi Mengatur (Regulerend)
Peran pajak juga dapat membantu tugas pemerintah dalam mengelola ekonomi
negara. Fungsi mengatur pada pungutan ini akan digunakan untuk menciptakan
kesejahteraan rakyat dan mengatur kebijakan negara dalam sektor ekonomi dan sosial.
Selengkapnya, tujuan dari fungsi mengatur yang dimiliki oleh pungutan wajib ini
antara lain:
a. Untuk menghambat laju inflasi
b. Menarik investasi modal
c. Membantu meningkatkan produktivitas perekonomian
d. Alat untuk mendorong kegiatan ekspor, contohnya pajak ekspor
e. Dapat memberikan perlindungan terhadap barang buatan dalam negeri, contohnya
PPN (Pajak Pertambahan Nilai)
- Fungsi Stabilitas
Pajak akan menjadi sumber dana bagi pemerintah untuk melaksanakan suatu
kebijakan yang berhubungan dengan menjaga stabilitas harga. Seperti mengatasi
masalah inflasi, penetapan nominal pungutan wajib, kebijakan peredaran uang, dan
lain-lain. Misalnya, jika negara mengalami inflasi, maka negara akan menetapkan
nominal pungutan wajib yang relatif tinggi. Dan apabila negara mengalami deflasi
atau kelesuan ekonomi, maka negara akan menurunkan nominal pungutan yang relatif
rendah sehingga masalah tersebut bisa teratasi.
c. Manfaat Pajak
Meskipun pajak bersifat memaksa, terdapat beberapa manfaat yang perlu kamu
ketahui dari adanya sumber pemasukan negara ini, yakni:
1. Membiayai pembangunan nasional
2. Membayar gaji pegawai negeri, tentara
3. Membayar utang pemerintah
4. Pengadaan fasilitas umum
Sebagai warga negara yang baik, sudah semestinya kita harus taat dengan hak dan
kewajiban dalam urusan perpajakan ini. Dan pemerintah akan memanfaatkan pajak
dengan seoptimal dan seadil mungkin untuk menciptakan kesejahteraan masyarakat
secara umum.
PPnBM ialah pajak yang dibebankan kepada produsen barang mewah atas kegiatan
produksi atau impor barang tersebut. PPnBM biasanya dimasukkan ke dalam harga jual
produk dan dibayarkan oleh konsumen atas transaksi pembelian produk
1. Kapal pesiar dan kendaraan air terutama yang dirancang untuk pengangkutan
orang.
2. Kapal feri dari semua jenis, kecuali untuk kepentingan negara atau angkutan
umum.
3. Yacht, kecuali untuk kepentingan negara atau angkutan umum.
Tarif PPnBM adalah paling rendah 10% (sepuluh persen) dan paling tinggi 200% (dua
ratus persen). Tarif PPnBM atas ekspor BKP yang tergolong mewah adalah 0% (nol
persen).
Setiap jenis pajak tentu memiliki objek pajak dan subjek pajak. Secara sederhana,
objek pajak merupakan sumber pendapatan yang dikenakan pajak. Sedangkan subjek
pajak merupakan perorangan atau badan yang ditetapkan menjadi subjek pajak. Setiap
subjek pajak pasti mempunyai objek pajak. Sementara orang atau badan yang punya
kewajiban pajak disebut sebagai wajib pajak.
2. Orang pribadi yang berada di Indonesia lebih dari 183 hari dalam jangka waktu 12
bulan, atau orang pribadi yang dalam suatu tahun pajak berada di Indonesia dan
mempunyai niat untuk bertempat tinggal di Indonesia.
4. Warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan, menggantikan yang berhak.
Subjek Pajak Luar Negeri, berikut ini yang dimaksud dengan subjek pajak luar
negeri:
1. Orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia atau berada di Indonesia
tidak lebih dari 183 hari dalam jangka waktu 12 bulan, yang menjalankan usaha
atau melakukan kegiatan melalui bentuk usaha tetap di Indonesia
2. Badan yang tidak didirikan dan tidak bertempat kedudukan di Indonesia, yang
menjalankan usaha atau melakukan kegiatan melalui bentuk usaha tetap di
Indonesia
3. Orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia atau berada di Indonesia
tidak lebih dari 183 hari dalam jangka waktu 12 bulan, yang dapat menerima atau
memperoleh penghasilan dari Indonesia bukan dari menjalankan usaha atau
melakukan kegiatan melalui bentuk usaha tetap di Indonesia
4. Badan yang tidak didirikan dan tidak bertempat di Indonesia, yang memperoleh
penghasilan dari Indonesia bukan dari menjalankan usaha atau melakukan
kegiatan melalui bentuk usaha tetap di Indonesia.
Subjek PPN adalah Pengusaha Kena Pajak (PKP) atau pengusaha yang
melakukan penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau penyerahan Jasa Kena Pajak
yang dikenai pajak berdasarkan Undang-Undang PPN. Namun, untuk pengusaha kecil
yang batasannya ditetapkan oleh Menteri Keuangan masih belum termasuk, kecuali
pengusaha kecil tersebut memilih dikukuhkan sebagai PKP.
- Pengusaha adalah orang pribadi atau badan yang dalam kegiatan usaha atau
pekerjaannya menghasilkan barang, mengimpor barang, mengekspor barang,
melakukan usaha perdagangan, memanfaatkan barang tidak berwujud dari luar
Daerah Pabean, melakukan usaha jasa, atau memanfaatkan jasa dari luar Daerah
Pabean.
- Pengusaha Kena Pajak adalah Pengusaha yang melakukan penyerahan Barang
Kena Pajak atau penyerahan Jasa Kena Pajak yang dikenakan pajak, tidak
termasuk Pengusaha Kecil yang batasannya ditetapkan dengan Keputusan Menteri
Keuangan, kecuali Pengusaha Kecil yang memilih untuk dikukuhkan sebagai
Pengusaha Kena Pajak.
- Pembeli adalah orang pribadi atau badan yang menerima atau seharusnya
menerima penyerahan Barang Kena Pajak dan yang membayar atau seharusnya
membayar harga Barang Kena Pajak tersebut.
- Penerima jasa adalah orang pribadi atau badan yang menerima atau seharusnya
menerima penyerahan Jasa Kena Pajak dan yang membayar atau seharusnya
membayar Penggantian atas Jasa Kena Pajak tersebut.
Subjek PPnBM adalah PKP yang menghasilkan BKP tergolong mewah dalam
lingkungan perusahaan atau pekerjaannya, dan pengusaha yang mengimpor barang
yang tergolong mewah. Walaupun demikian karena PPn dan PPNBM merupakan
pajak tidak langsung, maka prinsipnya beban pajak dapat digeser kepada pihak lain.
Jenis barang yang tidak dikenakan PPnBM diantaranya :Barang hasil pertanian, hasil
perkebunan dan hasil kehutanan yang dipetik langsung/ disadap langsung dari
sumbernya.
E. Mekanisme PPN
1. Mekanisme pemungutan PPN yang pertama dan wajib adalah rekanan wajib membuat
faktur pajak dan surat setoran pajak (SSP) atas setiap penyerahan BKP dan/atau JKP
kepada BUMN.
2. Mekanisme pemungutan PPN yang kedua adalah faktur pajak sebagaimana dimaksud
pada angka 1 dibuat sesuai dengan ketentuan di bidang perpajakan.
3. Ketiga adalah SSP sebagaimana dimaksud pada angka 1 diisi dengan membubuhkan
NPWP serta identitas rekanan, tetapi penandatanganan SSP dilakukan oleh BUMN
sebagai penyetor atas nama rekanan.
4. Keempat adalah dalam hal penyerahan BKP selain terutang PPN juga terutang PPnBM
maka rekanan harus mencantumkan juga jumlah PPnBM yang terutang pada faktur
pajak.
5. Kelima adalah faktur pajak dibuat dalam rangkap 3 dengan peruntukkan sebagai
berikut lembar kesatu untuk BUMN, lembar kedua untuk rekanan, dan lembar ketiga
untuk BUMN yang dilampirkan pada SPT Masa PPN bagi pemungut PPN.
6. Keenam adalah SSP sebagaimana dimaksud pada angka 1 dibuat dalam rangkap 5
dengan peruntukkan sebagai berikut : lembar kesatu untuk rekanan, lembar kedua untuk
KPPN melalui Bank Persepsi atau Kantor Pos, lembar ketiga untuk rekanan yang
dilampirkan pada SPT Masa PPN, lembar keempat untuk Bank Persepsi atau Kantor Pos,
dan lembar kelima untuk BUMN yang dilampirkan pada SPT Masa PPN bagi Pemungut
PPN.
7. Mekanisme Pemungutan PPN yang terakhir adalah faktur Pajak dan SSP merupakan
bukti pemungutan dan penyetoran PPN atau PPN dan PPnBM.
Pelaporan dilakukan setiap bulan dan laporan disampaikan ke KPP tempat BUMN
terdaftar paling lama akhir bulan berikutnya setelah berakhirnya masa pajak dengan
menggunakan formulir “Surat Pemberitahuan Masa PPN bagi Pemungut PPN” dan
dilampiri dengan faktur pajak lembar ke-3 dan Surat Setoran Pajak (SSP) lembar ke-5
dalam hal terdapat pemungutan Pajak Pertambahan Nilai atau Pajak Pertambahan Nilai
dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah.
BAB III
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM)
lebih menunjukan sebagai identitas dari suatu sistem pemungutan pajak atas konsumsi
daripada nama suatu jenis pajak, mengenakan pajak atas nilai tambah yang timbul pada
barang atau jasa tertentu yang dikonsumsi. Namun sebelum barang atau jasa tersebut
sampai pada tingkat konsumen, PPN telah dikenakan pada setiap mata rantai jalur
produksi maupun jalur distribusi. Meskipun demikian, pemungutan pajak secara
bertingkat ini tidak menimbulkan efek ganda karena adanya metode perolehan kembali
pajak yang telah dibayar (kredit bayar) oleh Pengusaha Kena Pajak sehingga persentase
beban pajak yang dipikul oleh konsumen tetap sama dengan tarif pajak yang berlaku.
Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa panjang pendek jalur produksi atau distribusi tidak
mempengaruhi persentase beban pajak yang dipikul oleh konsumen.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.online-pajak.com/tentang-pajak-pribadi/objek-dan-subjek-pajak