MAKALAH (TUGAS)
Hukum Pajak
Dalam Magister Kenotariatan
Oleh
Nama : Siska Anggraini
NIM : 00000008473
Fakultas : Mkn
BAB I
PENDAHULUAN
A.
dari masa
ke
arah
pembaruan
dalam
sistem
perpajakan
B.PERMASALAHAN
Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan tersebut di atas , maka
pokok permasalahan yang di rumuskan guna dibahasserta di sampaikan
oleh penulis adalah sebagai berikut :
1.Bagaimana pajak yang di kenakan kepada seorang notaris pada
penghasilannya ?
C.TUJUAN PENULISAN
Dalam penulisan ini berdasarkan pokok permasalahan yang telah diuraikan ,
maka tujuan yang hendak dicapai oleh penulis adalah sebagai berikut :
1.untuk menggambarkan bagaimana pajak yang dikenakan kepada seorang
notaris pada penghasilannya
BAB II
DASAR TEORI ATAU LANDASAN TEORI
I. PAJAK
a. Definisi Pajak
Membahas mengenai perpajakan tidak terlepas dari pengertian pajak itu
sendiri, menurut Prof. Dr. Rochmat Soemitro, SH dalam bukunya
Mardiasmo (2011 : 1) :
Pajak adalah iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan Undangundang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal (kontra
Prestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk
membayar pengeluaran umum.
Sedangkan menurut P. J. A. Andriani dalam Mardiasmo (2011 : 1) :
Pajak adalah iuran masyarakat kepada Negara (yang
dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib membayarnya menurut
peraturan-peraturan umum (undang-undang) dengan tidak mendapat
prestasi kembali yang langsung dapat ditunjuk dan yang gunanya adalah
untuk membiayai pengeluaran- pengeluaran umum berhubung tugas
Negara untuk menyelenggarakan pemerintahan.
Dari kedua definisi di atas terdapat persamaan pandangan atau prinsip
mengenai pajak. Perbedaan mengenai kedua definisi tersebut hanya pada
penggunaan gaya bahasa atau kalimatnya saja. Kedua pendapat tersebut
mempunyai unsur-unsur sebagai berikut :
1)
2)
3)
Dapat dipaksakan.
4)
Jadi, dapat disimpulkan bahwa pajak adalah iuran kepada Negara (yang
dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib membayarnya menurut
peraturan-peraturan dan tidak mendapatkan prestasi-prestasi kembali yang
secara langsung dapat ditunjuk.
b. Fungsi Pajak
Pajak merupakan sumber penerimaan Negara yang mempunyai dua fungsi
(Mardiasmo 2011 : 1), yaitu :
1) Fungsi anggaran (budgetair) sebagai sumber dana bagi
pemerintah, untuk membiayai pengeluaran-pengeluarannya.
2) Fungsi mengatur (regulerend) sebagai alat pengatur atau
melaksanakan pemerintah dalam bidang sosial ekonomi.
c. Sistem Pemungutan Pajak
Sistem pemungutan pajak dapat dibagi menjadi tiga ssistem (Mardiasmo,
2011: 7), yaitu sebagai berikut :
1) Official Assessment system
Adalah suatu sistem pemungutan yang memberi wewenang kepada
pemerintah (fiskus) untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh
Wajib Pajak.
Berisi tentang pembahasan dan penelitian tentang ilmu ataupun teori yang
sudah pernah dibahas oleh para ahli berkaitan dengan tema makalah/paper
yang dipilih.Materi yang dibahas secara teoritis dikaitkan dengan aplikasi
praktis teori/ilmu tersebut dalam kenyataan kehidupan keseharian.
Untuk menuliskan teori yang diambil dari para ahli jangan lupa
mencantumkan nama, tahun atau buku yang pernah memuat teori
tersebut. Sehingga sumber/nara sumbernya jelas dan tidak
diragukan.Kalau membuat kutipan harap mencantumkan pula halaman di
mana kutipan tersebut diambil.
2) Self Assessment System
Adalah suatu sistem pemungutan yang memberi wewenang sepenuhnya
kepada Wajib Pajak untuk menghitung, memperhitungkan, membayar,
dan melaporkan sendiri besarnya pajak yang terutang.
3) With Holding System
Adalah suatu sistem pemungutan yang memberi wewenang kepada pihak
ketiga (bukan fiskus dan bukan Wajib Pajak yang bersangkutan) untuk
menentukan besarnya pajak yang terutang oleh Wajib Pajak.
f.
c.
atau bukan objek pajak dan atau harta dan kewajiban menurut peraturan
perundang-undangan.
b. Fungsi SPT
Menurut Mardiasmo (2011 : 29), Fungsi Surat Pemberitahuan bagi Wajib
Pajak Pajak Penghasilan adalah sebagai sarana untuk melaporkan dan
mempertanggungjawabkan perhitungan jumlah pajak yang sebenarnya
terhutang dan untuk melaporkan tentang :
1) Pembayaran atau pelunasan pajak yang telah dilaksanakan sendiri dan
atau melalui pemotongan atau pemungutan pihak lain dalam 1 (satu)
tahun pajak atau bagian tahun pajak.
2) Penghasilan yang merupakan objek pajak dan atau bukan objek pajak.
3) Harta dan Kewajiban.
4)Pembayaran dari pemotong atau pemungut tentang pemotongan
atau pemungutan pajak orang pribadi atau badan lain dalam 1 (satu)
Masa Pajak, yang ditentukan peraturan perundang- undangan
perpajakan yang berlaku. Bagi PKP adalah sebagai sarana untuk
melaporkan danmempertanggungjawabkan perhitungan jumlah Pajak
Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah yang
sebenarnya terutang.
Bagi pemotong atau pemungut pajak adalah sebagai sarana untuk
melaporkan dan mempertanggungjawabkan pajak yang dipotong atau
dipungut dan disetorkannya.
c. Batas Waktu
Batas waktu penyampaian SPT Tahunan menurut Mardiasmo (2011: 36)
diatur sebagai berikut : SPT Tahunan :
1)
2)
dilakukan pertama kali oleh Wajib Pajak dan Wajib Pajak tersebut wajib
melunasi jumlah pajak yang terutang beserta sanksi administrasi
berupakenaikan 200% dari jumlah pajak yang kurang dibayar.
3) Wajib Pajak dengan sengaja tidak menyampaikan SPT sehingga
menimbulkan kerugian pada pendapatan Negara dipidana paling singkat
6 (enam) bulan penjara dan paling lama 6 (enam) tahun penjara dan
denda paling sedikit dua kali jumlah pajak terutang yang tidak atau
kurang bayar dan paling banyak 4 (empat) kali jumlah pajak yang
terutang yang tidakatau kurang bayar.
B.
Kerangka Berpikir
II .NOTARIS
Menurut Undang-undang Nomor 2 Tahun 2014
Pasal 1 Pengertian Notaris adalah pejabat umum yang berwenang untuk
membuat akta autentik dan memiliki kewenangan lainnya sebagaimana
dimaksud dalam Undang-Undang ini atau berdasarkan undang- undang
lainnya.
BAB III
PEMBAHASAN
kedua
penghitungan
tersebut
tampak
bahwa
atas
Penghasilan B
ruto (Rupiah)
Dasar Pemot
ongan PPh
Pasal
21 (Rupiah)
(1)
Agustus
Desember
Jumlah
(2)
100.000.000,00
50.000.000,00
150.000.000,00
Dasar Pemot
ongan PPh
Pasal
21 Kumulatif
(Rupiah)
(4)
50.000.000,00
75.000.000,00
Tarif Pas
PPh Pasal
al 17 ayat 21 terutang (
(1) huruf
Rupiah)
a UU PPh
(5)
5%
15%
Penjelasan:
Yang dimaksud dengan Tarif Pasal 17 berdasar Undang-Undang Pajak
Penghasilan
untuk
wajib
pajak
perseorangan
adalah
tarif
penghasilan
kena
pajak
dan
tarifnya
untuk
wajib
pajak
Tarif
Rp 0 s/d 50 Juta
5%
15%
25%
>500 Juta
30%
sehinggal
BAB IVPENUTUP
I.KESIMPULAN
Berdasarkan uraian yang telah diberikan pada bab sebelumnya, terutama
dengan memperhatikan pokok permasalahan dalam tesis ini, dapat diambil
beberapa kesimpulan yakni:
a) Jasa yang diberikan oleh Notaris merupakan jasa hukum
sehingga termasuk dalam jasa yang dikenakan PPN sehingga
atas jasa yang diberikannya wajib dikenakan PPN. Namun guna
memenuhi asas kemudahan, kesederhanaan dan keadilan,
undang-undang memberikan pengecualian bagi subyek Pajak
yang belum memenuhi penghasilan bruto dalam batas tertentu
tidak wajib untuk mengenakan PPN. Hal ini berlaku bagi Notaris
yang penghasilan brutonya selama satu tahun buku belum
melebihi Rp 600.000.000,00 tidak diwajibkan dan tidak berhak
untuk memungut PPN terhadap jasa yang diberikannya namun
Notaris tersebut dapat memilih untuk dikukuhkan sebagai PKP.
Adanya pilihan untuk menjadi PKP ini dapat didasarkan pada
kepentingan Notaris tersebut demi kepentingan klien dan atau
agar dapat mengkreditkan Pajak Masukan Notaris tersebut.
b) Pelaksanaan pemungutan PPN atas jasa Notaris yang dilakukan
oleh Notaris sebagai PKP, yakni:
a) Pada saat penyerahan jasa kena pajak atau saat dibayarkannya jasa
Notaris saat itu pula terjadi hutang pajak atas PPN dan Notaris
berkewajiban untuk membuat Faktur Pajak;
b) Terdapat Notaris yang sudah memasukan nilai PPN pada harga atas
jasa Notaris yang dikenakan terhadap klien
Pembayaran PPN yang terutang dalam satu Masa Pajak harus disetor
paling lama akhir bulan berikutnya setelah Masa Pajak berakhir dan
sebelum Surat Pemberitahuan Masa PPN disampaikan
II.SARAN
1. Agar kedepannya peraturan mengenai pajak notaris atau pajak
mengenai penghasilan seorang notaris bs di atur lebih rinci lagi
dalam Undang-undang peraturan jabatan notaris atau di peraturan
pajak yang lebih lengkap lagi
2. Sebaiknya organisasi Notaris bekerjasama dengan instansi
pemerintah yang terkait seperti Kantor Dirjen Pajak, KPP dan Kantor
akuntan lebih aktif dalam melakukan pembinaan dan sosialisasi
yang terintegrasi dan secara rutin mengenai masalah perpajakan
Notaris, masalah pencatatan dan pembukuan Notaris.
DAFTAR PUSTAKA
BUKU
vano, Sony dan Siti Kurnia Rahayu, 2006, Perpajakan: Konsep, Teori dan
isu, Kencana, Jakarta.
Direktorat Jenderal Pajak, 2009, Buku Panduan Bagi KPPN dan Bendahara
Pemerintah Sebagai Pemotong/Pemungut Pajak-Pajak Negara,
Departemen Keuangan Republik Indonesia, Jakarta.
Fidel, 2008, Pajak Penghasilan, Caron Publishing, Jakarta. Muljono, Djoko,
2009, Pengantar PPh dan PPH 21 Lengkap dengan Undangundang, Andi, Yogyakarta.
Mardiasmo, 2006, Edisi Revisi, Perpajakan, Andi, Yogyakarta.
Nurmantu, Safri, 2003, Pengantar Perpajakan, Granit, Jakarta.
Resmi, Siti, 2008, Perpajakan: Teori Dan Kasus, Edisi 4, Penerbit Salemba
4, Jakarta.
Undang Undang Perpajakan Nomor 36 Tahun 2008 Tentang Pajak
Penghasilan.
Peraturan Direktur Jendral Pajak No.PER-57/PJ/2009 Tanggal 25 Mei 2009
Tentang Perubahan Peraturan Direktur Jendral Pajak No. PER- 31/PJ/2009
Tanggal 25 Mei 2009 Tentang Pedoman Teknis Tata Cara Pemotongan,
Penyetoran, dan Pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 21 dan/Atau Pajak
Penghasilan Pasal 26 Sehubungan Dengan Jasa, Dan Kegiatan Orang
Pribadi.
Digilib.petra.ac.id/.../jiunkpe-ns-sl-2008-32404067-9491-perhitunganchapter1.pdf.
http://www.ortax.org/ortax/?mod=panduan&page=show&id=141&q=&hlm=
http://www.klinik-pajak.com/2011/penghitungan-pph-pasal-21-pejabatnegara-pns-anggota-tni-polri.html
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
INTERNET ONLINE
(Online),tersedia di
http://notarisdanpajak.blogspot.com/2012/01/pemotongan-pajak-atas-jasanotaris.html
(Online), tersedia di
http://www.ortax.org/ortax/?mod=panduan&page=show&id=141&q=&hlm=
(Online) tersedia di http://www.klinik-pajak.com/2011/penghitungan-pphpasal-21-pejabat- negara-pns-anggota-tni-polri.html