Anda di halaman 1dari 1

MAKROEKONOMI

DINAMIKA

PENGUSAHA MINTA PPNBM RUMAH


DIKENAKAN BERTINGKAT
JAKARTA Kalangan pengusaha meminta skema kebijakan
pengenaan pajak penjualan
barang mewah (PPnBM) dan
barang sangat mewah (PPh
pasal 22) untuk rumah/ apartemen dilakukan dengan skema
bertingkat (gradual) sesuai
dengan harga hunian.
Ketua Asosiasi Pengusaha
Indonesia (Apindo) Hariyadi
Sukamdani mengatakan langkah ini dinilai cukup adil bagi
pengusaha maupun pemerintah
pasca keputusan pengenaan

pajak tidak lagi berdasarkan


luasan melainkan nilai atau
harga rumah dan apartemen
mewah.
Gradual ya, enggak mungkin
kan orang batas bawah langsung kena 25% [PPnBM dan
PPh 22], ujarnya, Selasa (10/3).
Dia mencontohkan, jika benar
batasan diturunkan menjadi Rp2
miliar, harga hunian itu menjadi Rp2,5 miliar. Menurutnya,
dengan tarif yang tidak flat,
industri properti tidak akan tertekan lebih dalam. (Bisnis/97)

PROTEKSI PERDAGANGAN

BPK AKAN PERIKSA PROGRAM


PENANGGULANGAN KEMISKINAN
JAKARTA Badan Pemeriksa
Keuangan (BPK) tahun ini akan
memeriksa dan mengevaluasi
seluruh program pencegahan
dan penanggulangan kemiskinan yang dilakukan pemerintah.
Ketua BPK Harry Azhar Azis
mengatakan pemeriksaan bukan
hanya pada pilihan program tapi
juga kapasitas dan pelaksana
program tersebut. Langkah ini
dilakukan untuk menghilangkan
kepentingan politik tertentu.
Masak ada satu kementerian
yang dia tidak ada hubungannya

dengan kemiskinan harus ngurus soal kemiskinan. Saya belum


layak ngomong kementerian/
lembaga mana tapi saya melihat
ada, ujarnya belum lama ini.
Selain itu, pihaknya mengaku
akan memeriksa korelasi program pemerintah pusat dengan
pemerintah daerah. Menurutnya,
langkah ini dilakukan untuk mengukur efisiensi program mitigasi
kemiskinan yang dilakukan.
Antara program pemda dan pemerintah pusat seharusnya tidak
double. (Bisnis/97)

Rabu, 11 Maret 2015

KASN BATALKAN PENGISIAN JABATAN


DI DUA KABUPATEN
JAKARTA Setelah membatalkan pengisian jabatan
Kepala BPKP dan menegur Kemenlu, Kemenko
Perekonomian dan Badan
Kepegawaian Negara, Komisi
Aparatur Sipil Negara kini membatalkan pengisian jabatan di
Kabupaten Sumba Barat Daya di
Kabupaten Tana Tidung.
Anggota Komisi Aparatur
Sipil Negara Waluyo dan I
Made Suwandi, Selasa (10/03)
menyatakan pembatalan itu
dilakukan karena masih ada

pengisian jabatan pimpinan


tinggi (JPT) di kedua daerah
tersebut belum melalui seleksi
terbuka, ujar Waluyo melalui
keterangan tertulis di Jakarta,
Selasa (10/3).
Kasus di Tanah Tidung berawal dari pengangkatan pejabat struktural eselon II, III,
dan IV oleh Bupati Petahana
Tana Tidung Udunsyah pada 16
Januari 2015. Sehari kemudian,
Bupati melantik 49 pejabat baru
tersebut, hanya sehari sebelum
bupati purnatugas. (Bisnis/Bsi)

PERCEPATAN PEMBANGUNAN

Aturan Antidumping
Diubah Lebih Agresif
JAKARTA Pemerintah semakin
protektif demi menyelamatkan kinerja
perdagangan. Otoritas bakal lebih getol
mengenakan bea masuk tambahan sementara terhadap barang impor yang diduga
melakukan dumping atau melukai produsen dalam negeri.
Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan selain mengamankan perdagangan, tindakan sementara itu
bertujuan menyelamatkan transaksi berjalan dari defisit sejak akhir 2011.
Dia berpendapat penyelidikan antidumping maupun safeguard selama ini
memakan waktu lama. Akibatnya, impor
terus melonjak yang diikuti oleh kerugian serius produsen dalam negeri. Pada
saat yang sama, neraca perdagangan
terus-menerus defisit.
Untuk mengatasi lamanya masa investigasi ini, maka sekarang dimungkinkan
apabila ada indikasi atau ada tuduhan
awal, baik dumping maupun impor yang
mendadak luar biasa, maka kami bisa
kenakan bea masuk antidumping sementara dan bea masuk tindakan pengamanan
sementara, katanya, Selasa (10/3).
Menkeu dalam waktu dekat akan
mengeluarkan peraturan (PMK) yang
mengatur mekanisme operasional pengenaan bea masuk antidumping sementara
(BMADS) dan bea masuk tindakan pengamanan sementara (BMTPS).
Selama ini belum lengkap operasionalnya, ujar Staf Ahli Bidang Penerimaan
Negara Astera Primanto Bhakti.

Namun, pemerintah enggan menjelaskan mekanisme semacam apa yang akan


diperinci dalam PMK, mengingat PP No
34/2011 tentang Tindakan Antidumping,
Tindakan Imbalan, dan Tindakan Pengamanan Perdagangan telah mengatur
prosedur pengenaan tindakan sementara.
Dalam kasus dugaan dumping, beleid
itu menyebutkan BMADS hanya dapat
dikenakan sepanjang ditemukan bukti
permulaan yang cukup di tengah masa
penyelidikan. Bea masuk tambahan itu
dikenakan paling cepat 60 hari sejak
tanggal dimulainya penyelidikan dan
berlaku 4-6 bulan. Jika eksportir terbukti
tidak melakukan dumping, maka mereka berhak mendapat pengembalian bea
masuk tambahan itu.
Adapun dalam kasus safeguard,
BMTPS dapat dikenakan jika industri
dalam negeri telanjur merugi dan sulit
pulih akibat keterlambatan pengenaan
tindakan pengamanan sementara. Bea
masuk tambahan sementara itu berlaku
selama 200 hari sejak diputuskan.
Indonesia selama ini termasuk negara
yang hati-hati mengenakan hambatan
tarif, termasuk dalam kasus trade remedy. Data Kementerian Perdagangan
menyebutkan Indonesia berada di luar
keranjang 10 besar negara yang gencar
menerapkan tindakan antidumping maupun antisubsidi. Indonesia paling banter masuk tiga besar negara yang getol
menerapkan safeguard dalam kurun 20
tahun terakhir. (Sri Mas Sari)

INVESTASI SEKTOR LISTRIK

Waktu Perizinan Jadi 8 Bulan


JAKARTA Sejalan dengan prioritas penyediaan listrik 35.000 MW pada
2019, Badan Koordinasi Penanaman
Modal (BKPM) akan memangkas waktu
perizinan investasi sektor listrik hingga
delapan bulan.
Deputi
Pengembangan
Iklim
Penanaman modal BKPM Farah R
Indriani mengatakan lembaganya tengah
mengkaji beberapa proses penyederhanaan perizinan, baik dari sisi waktu
maupun persyaratan, sehingga ada percepatan waktu perizinan listrik yang
tadinya memakan waktu tiga tahun.
Saat ini perizinan listrik secara end
to end yang berjalan di PTSP Pusat
membutuhkan waktu 930 hari atau hampir 3 tahun. Kajian dan simulasi yang
dilakukan BKPM melihat adanya potensi
percepatan waktu perizinan hingga 240
hari atau 8 bulan. Ini yang kita upayakan
untuk dapat diselesaikan pada akhir
bulan Maret, katanya, Selasa (10/3).
Menurutnya, beberapa bagian yang
bisa lebih disederhanakan dipilih karena
selama ini ada beberapa persyaratan yang
tumpang tindih. Beberapa perizinan itu
a.l. izin lokasi atau perizinan pertanahan, perizinan pinjam pakai kawasan
hutan, perizinan di daerah khususnya
izin mendirikan bangunan (IMB), serta
perizinan lingkungan.
Dia mencontohkan perizinan pinjam
pakai kawasan hutan yang interlocking
dengan izin usaha dan izin lingkungan. Semuanya membutuhkan adanya
AMDAL. Selain itu, ada juga duplikasi

perizinan hampir sejenis yang merupakan bagian mekanikal elektrikal dari


IMB, seperti izin lift dan instalansi listrik.
Atas kajian tersebut, sambungnya,
BKPM telah mengirimkan surat kepada
Kementerian terkait untuk menindaklanjuti usulan penyederhanaan perizinan
sektor kelistrikan.
Diberitakan sebelumnya, PT PLN
belum menyerahkan Standard Operating
Procedure (SOP) terkait lamanya waktu
proses perjanjian jual beli listrik/ power
purchase agrrement (PPA). Kepala BKPM
Franky Sibarani mengatakan investor
tetap menginginkan kepastian waktu
karena PPA berada di tengah proses endto-end bidang usaha ketenagalistrikan
dalam Pelayanan Terpadu Satu Pintu
(PTSP) Pusat.
PPA di PLN kan biasanya lama sekali.
Kita sudah surati terus. Enggak ada pilihan lagi karena masalah di PLN masalah
di kami terkait perizinan. Ini memang
menghambat end-to-end, ujarnya
Franky.
Dalam rangkaian proses end to end,
proses PPA tercatat memakan 60 hari.
Namun, patokan itu baru best practice
yang disampaikan Kementerian ESDM
dengan asumsi yang selama ini terjadi.
Artinya, investor pun tidak bisa memastikan bahkan menggugat jika dalam jangka tersebut, PPA belum selesai.
Kita setiap minggu ada koordinasi
bidang kelistrikan. Nanti kita akan
pertegas kembali, katanya. (Kurniawan A.
Wicaksono)

GERAKAN NASIONAL AYO KERJA

Antara /Irwansyah Putra

Presiden Joko Widodo didampingi Menko Maritim Indroyono Soesilo (kanan),

Gubernur Aceh Zaini Abdullah (kedua kiri) dan Wali Kota Sabang Zulkifli Adam (kiri), menabuh
rapai sebagai tanda pencanangan gerakan nasional 'Ayo Kerja' di Kilometer Nol Indonesia,
Desa Iboih, Kecamatan Sukakarya, Kota Sabang, Aceh, Selasa (10/3). Kunjungan Jokowi
ke tempat kilometer nol Indonesia itu dalam rangka meluncurkan pencanangan gerakan
nasional 'Ayo Kerja' yang merupakan gerakan pengumpulan harapan rakyat di 34 provinsi
sekaligus meluncurkan logo peringatan ke-70 Hari Kemerdekaan Indonesia.

Antara/Wahyu Putro A

Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala BPN Ferry Mursyidan Baldan

(ketiga kiri) berjabat tangan dengan Ketua Komite Koordinator Bidang


Perekonomian Kawasan Timur Kadin Nasruddin Tueka (kedua kiri) ketika
menerima kunjungan perwakilan Kadin Indonesia Timur di Kantor Kementerian

Agraria dan Tata Ruang, Jakarta, Selasa (10/3). Kementerian Agraria dan Tata
Ruang akan mendukung upaya percepatan pembangunan di kawasan Indonesia
Timur dengan mengatur ketersediaan lahan untuk pembangunan infrastruktur
serta sertifikasi pulau-pulau terluar.

Bisnis Indonesia - 11 Maret 2015

DRAF REVISI UU KUP

Banding Harus Bayar 50%


JAKARTA Pemerintah akhirnya memastikan
untuk kembali menerapkan syarat pembayaran
50% dari pajak terutang bagi wajib pajak (WP)
yang hendak melakukan banding.
Arys Aditya & Kurniawan A. Wicaksono
redaksi@bisnis.co.id

Wakil
Menteri
Keuangan
Mardiasmo menyatakan hal itu
menjadi posisi pemerintah dalam
rumusan draf revisi UU Ketentuan
Umum dan Tata Cara Perpajakan
(KUP) No.28/2007 yang akan
diserahkan ke DPR tahun ini.
Dengan demikian, aturan tersebut
kembali seperti pada era UU KUP
No.16/ 2000.
Intinya, RUU KUP nanti akan
ada kejelasan hak dan kewajiban
baik fiskus dan WP. Bandulnya
kita bikin tidak condong ke salah
satu pihak. Karena kalau seperti sekarang, sama sekali tidak
melakukan pembayaran banding,
maka semua akan banding,
ujarnya, Selasa (10/3).
Mardiasmo menjelaskan perubahan ketentuan keberatan dan
banding itu merupakan satu dari
empat perubahan pokok yang
menjadi substansi utama revisi UU
KUP kali ini. Ketiga pokok yang
lain adalah perubahan organisasi
perpajakan, pemeriksaan dan
penyidikan, serta pengampunan
pajak (tax amnesty).
Dengan 4 perubahan yang
sangat substansial itu, Mardiasmo
mengatakan, kini pemerintah
tengah mempertimbangkan untuk
mengajukan RUU KUP versi baru
yang tidak hanya mengubah total
UU No. 28/2007, tetapi bahkan
akan meninggalkan pada UU No.
6/1983 sebagai induknya.
Minggu depan saya sebagai
Ketua Ketua Tim Optimalisasi
Penerimaan Perpajakan akan
panggil semua, juga Dirjen Pajak,
untuk merumuskan secara rinci
pokok-pokok itu dalam revisi RUU
KUP. Tapi secara keseluruhan,
dimungkinkan untuk mengajukan
UU baru, tegasnya.
Secara
terpisah,
Direktur
Peraturan Perpajakan I Ditjen
Pajak (DJP) Irawan menambahkan
bersamaan dengan perubahan
ketentuan dan banding itu, pemerintah akan menurunkan bunga
denda dan imbalan baik yang
ditanggung pemerintah maupun
WP dari posisi saat ini 2% menjadi
1%.
UU
KUP
No.
28/2007
menyebutkan apabila pengajuan
banding dikabulkan sebagian atau
seluruhnya, kelebihan pembayaran
akan dikembalikan ke WP dengan
imbalan bunga 2% per bulan
untuk paling lama 2 tahun. Beleid
besaran imbalan itu tidak berubah
dari UU sebelumnya UU KUP No.
16/2000.
Langkah ini , merupakan salah
satu cara pengamanan target

penerimaan di masa mendatang.


Kami mau mengembalikan syarat
banding ke 50% tapi kita masih
akan denger masukan dari semua
pihak terutama pengusaha. Dan
rencananya untuk bunga berubah
menjadi 1%, kata Irawan.

KETENTUAN PIDANA
Dia menambahkan revisi UU
KUP terbanyak terdapat pada
klausul ketentuan pidana. Namun,
dia masih enggan memerinci apa
saja beleid yang akan direvisi.
Dia hanya mengatakan pasalpasal pidana pajak di UU KUP
No.28/2007 akan dibuat lebih
detail.
Yang diatur di UU KUP
sekarang kan bisa saja tidak punya
NPWP (Nomor Pokok Wajib
Pajak) langsung dipidana, begitu

Selain banding, revisi


UU KUP juga mengubah pokok organisasi,
pemeriksaan penyidikan,
dan pengampunan pajak.
Bunga denda dan
imbalan baik yang
ditanggung pemerintah
maupun WP akan turun
dari 2% menjadi 1%.

Perubahan Aturan Keberatan & Banding


UU KUP No. 16/2000
Pasal 25 Ayat (7) Pengajuan keberatan tidak menunda kewajiban
membayar pajak dan pelaksanaan penagihan pajak
Pasal 27 Ayat (5) Pengajuan permohonan banding tidak menunda kewajiban
membayar pajak dan pelaksanaan penagihan pajak
UU KUP No. 28/2007
Pasal 25 ayat (3a) Dalam hal Wajib Pajak mengajukan keberatan atas surat
ketetapan pajak, Wajib Pajak wajib melunasi pajak yang masih harus dibayar paling
sedikit sejumlah yang telah disetujui Wajib Pajak dalam pembahasan akhir hasil
pemeriksaan, sebelum surat keberatan disampaikan.
Rencana Revisi KUP*
Skema dikembalikan ke UU KUP No. 16/2000 dan mengharuskan WP menyetor 50%
pajak terutang sebelum banding sesuai dengan UU Pengadilan Pajak No/14 2002.
*Pernyataan Menkeu, Wamenkeu, dan Direktur Peraturan Perpajakan I DJP
Sumber: Kemenkeu, 2015, diolah

pula yang tidak lapor SPT. Nah,


kita akan detilkan, siapa tahu kan
mereka memang tidak mengerti
langkah yang harus dilakukan,
katanya.
Pasal 38 UU KUP No. 28/2007
menyebutkan
setiap
orang
yang karena kealpaannya tidak
menyampaikan surat pemberitahuan pajak (SPT) atau menyampaikan
SPT tetapi isinya tidak benar
dipidana kurungan paling singkat
tiga bulan dan paling lama satu
tahun.
Aturan tersebut diperinci kembali
pada Pasal 39 yang menyebut setiap
orang yang dengan sengaja tidak
mendaftarkan diri untuk diberikan
NPWP atau tidak menyampaikan
SPT, dipidana penjara paling
singkat enam bulan dan paling
lama enam tahun.
Sanksi pidana itu bisa dua kali
lipat apabila yang bersangkutan
melakukan lagi tindakannya sebelum lewat satu tahun setelah selesai menjalani pidana penjara sebe-

BISNIS/M. RAUSHAN

lumnya. Aturan-aturan pidana ini


sedang kami perbaiki dan dibuat
lebih terperinci, katanya.
Belum ada pernyataan resmi dari
Kadin atas posisi pemerintah ini.
Namun, sebelumnya Ketua Umum
Kadin Suryo Bambang Sulisto
mengatakan pembalikan ketentuan keberatan dan banding ke UU
No. 16/ 2000 akan merusak iklim
usaha dan investasi.
Dia menegaskan apabila langkah
tersebut benar-benar dilakukan
pemerintah, para pelaku usaha
sebagai penyumbang penerimaan
pajak terbesarakan terbebani
sehingga pada gilirannya justru
menghambat upaya pencapaian
pertumbuhan ekonomi.
Pembalikan
ketentuan
keberatan dan banding ke aturan
lama itu tidak fair bagi WP yang
mengajukan keberatan. Keberatan
kan salah satunya karena enggak
punya duit. Kalau disuruh bayar
bagaimana kalau duitnya enggak
ada. (Bastanul Siregar)

BPK: Hati-hati Rancang Tax Amnesty


JAKARTA Ketua Badan
Pemeriksa Keuangan (BPK) Harry
Azhar Azis menyarankan pemerintah berhati-hati betul dalam
merancang strategi tax amnesty
dan harus memberikan jaminan
kejelasan dan kepastian hukum,
keadilan, serta dan lingkungan
kenyamanan bisnis.
Dia pemerintah juga sebailkya
menuangkan roadmap sistem
perpajakan sebagai bukti kepastian terkait dengan tax amnesty
itu. Roadmap tersebut, katanya,
antara lain memuat pemangkasan tax rate PPh WP Badan.
Jadi, jangan sampai pengusaha
berpikir, tax amnesty ini perangkap, katanya, Selasa (10/3).
Pasalnya, menurut Harry, era
pasar tunggal seperti Masyarakat
Ekonomi Asean adalah keniscayaan dan sistem perpajakan adalah satu alat kompetisi. Bahkan,
dia secara eksplisit mengusulkan pemotongan tax rate 5-10%
tahun agar dapat bersaing dengan
Singapura dan Malaysia dalam
revisi UU KUP No28/2007.
Pasal 17 ayat (2) huruf a UU
No. 36/2008 tentang perubahan

terakhir UU No. 7/1983 tentang


Pajak Penghasilan menyebutkan
tarif pajak WP badan dalam negeri dan bentuk usaha tetap sebesar 25% sejak tahun pajak 2010.
Sedangkan dalam huruf sebelumnya, WP Pribadi ditetapkan
paling tinggi juga 25%.
Berikutnya, Harry meminta
pemerintah untuk melakukan
koordinasi dengan aparat penegak hukum (APH) sebelum
menerapkan tax amnesty. Kalau
dengan pola seperti sekarang,
pengusaha tetap tidak nyaman.
Mesti harus koordinasi dengan
APH dan BPK. Tidak bisa sendirisendiri. Percuma.
Berikutnya, strategi penerapan
tax amnesty. Pemerintah, terang
Harry, perlu memikirkan matangmatang apakah pengampunan
berlaku untuk seluruh kekeliruan
atau hanya sebagian, serta berlaku sepanjang masa atau untuk
periode tertentu.
Namun, tegasnya, asas keadilan tetap harus ditegakkan. Dia
menjabarkan skema hukuman
bagi WP yang tetap menyembunyikan atau menghindari

kewajiban pajak setelah memanfaatkan harus dilipatgandakan.


Jangan kemudian yang besar
diampuni yang kecil-kecil malah
terus ditekan, katanya.
Terkait dengan posisi terakhir pemerintah soal tax amnesty, Wakil Menkeu Mardiasmo
mengatakan sampai saat ini
Kemenkeu masih menghitung
apakah tax amnesty akan tetap
masuk ke dalam UU KUP atau
dituangkan dalam UU tersendiri.
Yang pasti, katanya, manfaat
tax amnesty tidak hanya untuk
meningkatkan penerimaan dalam
jangka pendek, namun juga dinilai dapat meningkatkan kepatuhan
WP sehingga dalam jangka menengah dapat meningkatkan penerimaan dalam jangka menengah.
Direktur Peraturan Perpajakan
II Ditjen Pajak Kemenkeu John
Liberty Hutagaol menuturkan
otoritas akan berupaya penuh
segera mengeksekusi tax amnesty. Saat ini, tim yang khusus
mengurusi penyusunan regulasi tax amnesty sudah terbentuk
dan mulai bekerja. (Arys Aditya/
Kurniawan A. Wicaksono)

Anda mungkin juga menyukai