DINAMIKA
PROTEKSI PERDAGANGAN
PERCEPATAN PEMBANGUNAN
Aturan Antidumping
Diubah Lebih Agresif
JAKARTA Pemerintah semakin
protektif demi menyelamatkan kinerja
perdagangan. Otoritas bakal lebih getol
mengenakan bea masuk tambahan sementara terhadap barang impor yang diduga
melakukan dumping atau melukai produsen dalam negeri.
Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan selain mengamankan perdagangan, tindakan sementara itu
bertujuan menyelamatkan transaksi berjalan dari defisit sejak akhir 2011.
Dia berpendapat penyelidikan antidumping maupun safeguard selama ini
memakan waktu lama. Akibatnya, impor
terus melonjak yang diikuti oleh kerugian serius produsen dalam negeri. Pada
saat yang sama, neraca perdagangan
terus-menerus defisit.
Untuk mengatasi lamanya masa investigasi ini, maka sekarang dimungkinkan
apabila ada indikasi atau ada tuduhan
awal, baik dumping maupun impor yang
mendadak luar biasa, maka kami bisa
kenakan bea masuk antidumping sementara dan bea masuk tindakan pengamanan
sementara, katanya, Selasa (10/3).
Menkeu dalam waktu dekat akan
mengeluarkan peraturan (PMK) yang
mengatur mekanisme operasional pengenaan bea masuk antidumping sementara
(BMADS) dan bea masuk tindakan pengamanan sementara (BMTPS).
Selama ini belum lengkap operasionalnya, ujar Staf Ahli Bidang Penerimaan
Negara Astera Primanto Bhakti.
Gubernur Aceh Zaini Abdullah (kedua kiri) dan Wali Kota Sabang Zulkifli Adam (kiri), menabuh
rapai sebagai tanda pencanangan gerakan nasional 'Ayo Kerja' di Kilometer Nol Indonesia,
Desa Iboih, Kecamatan Sukakarya, Kota Sabang, Aceh, Selasa (10/3). Kunjungan Jokowi
ke tempat kilometer nol Indonesia itu dalam rangka meluncurkan pencanangan gerakan
nasional 'Ayo Kerja' yang merupakan gerakan pengumpulan harapan rakyat di 34 provinsi
sekaligus meluncurkan logo peringatan ke-70 Hari Kemerdekaan Indonesia.
Antara/Wahyu Putro A
Agraria dan Tata Ruang, Jakarta, Selasa (10/3). Kementerian Agraria dan Tata
Ruang akan mendukung upaya percepatan pembangunan di kawasan Indonesia
Timur dengan mengatur ketersediaan lahan untuk pembangunan infrastruktur
serta sertifikasi pulau-pulau terluar.
Wakil
Menteri
Keuangan
Mardiasmo menyatakan hal itu
menjadi posisi pemerintah dalam
rumusan draf revisi UU Ketentuan
Umum dan Tata Cara Perpajakan
(KUP) No.28/2007 yang akan
diserahkan ke DPR tahun ini.
Dengan demikian, aturan tersebut
kembali seperti pada era UU KUP
No.16/ 2000.
Intinya, RUU KUP nanti akan
ada kejelasan hak dan kewajiban
baik fiskus dan WP. Bandulnya
kita bikin tidak condong ke salah
satu pihak. Karena kalau seperti sekarang, sama sekali tidak
melakukan pembayaran banding,
maka semua akan banding,
ujarnya, Selasa (10/3).
Mardiasmo menjelaskan perubahan ketentuan keberatan dan
banding itu merupakan satu dari
empat perubahan pokok yang
menjadi substansi utama revisi UU
KUP kali ini. Ketiga pokok yang
lain adalah perubahan organisasi
perpajakan, pemeriksaan dan
penyidikan, serta pengampunan
pajak (tax amnesty).
Dengan 4 perubahan yang
sangat substansial itu, Mardiasmo
mengatakan, kini pemerintah
tengah mempertimbangkan untuk
mengajukan RUU KUP versi baru
yang tidak hanya mengubah total
UU No. 28/2007, tetapi bahkan
akan meninggalkan pada UU No.
6/1983 sebagai induknya.
Minggu depan saya sebagai
Ketua Ketua Tim Optimalisasi
Penerimaan Perpajakan akan
panggil semua, juga Dirjen Pajak,
untuk merumuskan secara rinci
pokok-pokok itu dalam revisi RUU
KUP. Tapi secara keseluruhan,
dimungkinkan untuk mengajukan
UU baru, tegasnya.
Secara
terpisah,
Direktur
Peraturan Perpajakan I Ditjen
Pajak (DJP) Irawan menambahkan
bersamaan dengan perubahan
ketentuan dan banding itu, pemerintah akan menurunkan bunga
denda dan imbalan baik yang
ditanggung pemerintah maupun
WP dari posisi saat ini 2% menjadi
1%.
UU
KUP
No.
28/2007
menyebutkan apabila pengajuan
banding dikabulkan sebagian atau
seluruhnya, kelebihan pembayaran
akan dikembalikan ke WP dengan
imbalan bunga 2% per bulan
untuk paling lama 2 tahun. Beleid
besaran imbalan itu tidak berubah
dari UU sebelumnya UU KUP No.
16/2000.
Langkah ini , merupakan salah
satu cara pengamanan target
KETENTUAN PIDANA
Dia menambahkan revisi UU
KUP terbanyak terdapat pada
klausul ketentuan pidana. Namun,
dia masih enggan memerinci apa
saja beleid yang akan direvisi.
Dia hanya mengatakan pasalpasal pidana pajak di UU KUP
No.28/2007 akan dibuat lebih
detail.
Yang diatur di UU KUP
sekarang kan bisa saja tidak punya
NPWP (Nomor Pokok Wajib
Pajak) langsung dipidana, begitu
BISNIS/M. RAUSHAN