PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pajak adalah kontribusi wajib kepada Negara yang terutang oleh orang pribadi
atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang dengan tidak
mendapatkan imbalan (Kontraprestasi) secara langsung dan digunakan untuk keperluan
Negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. (undang-undang No.16 Tahun 2009
Tentang perubahan keempat atas undang-undang No.6 Tahun 1983 tentang (KUP)
Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan).
Menurut Soemitro .R dalam Siti Resmi (2014) Pajak adalah iuran rakyat kepada
kas Negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat
jaa timbal balik (Kontraprestasi) yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum.
Definisi tersebut kemudian disempurnakan menjadi Pajak adalah peralihan kekayaan dari
pihak rakyat kepada kas Negara untuk membiayai pengeluaran rutin dan surplus nya
digunakan untuk public saving yang merupakan sumber utama untuk membiayai public
investment.
Pajak menurut P.J.A Adriani dalam buku Konsep Dasar Perpajakan Diana Sari
(2013) adalah iuran masyarakat kepada Negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang
oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan-peraturan umum (Undang-Undang)
dengan tidak mendapat prestasi kembali yang langsung dapat ditunjuk dan yang gunanya
adalah untuk membiayai pengeluaran umum berhubung tugas Negara untuk
menyelenggarakan pemerintahan.
Menurut Putra (2019), perencanaan pajak (Tax Planning) adalah suatu alat dan
suatu tahap awal dari manajemen perpajakan (Tax Management) yang memiliki fungsi
untuk menampung aspirasi yang berkembang dari sifat dasar manusia itu sendiri. Saat ini
“Tax Planning” merupakan salah satu istilah yang beken di bidang perpajakan. Setiap
wajib pajak badan yang ada di Indonesia mencari cara untuk meminimalkan pajak
penghasilannya dengan cara-cara yang legal. Nah, hal ini lazim disebut dengan Tax
Planning atau perencanaan pajak. Lalu, apa sebenarnya tujuan pokok dari Tax Planning
ini?
Tujuan pokok dari Tax Planning adalah untuk mengurangi jumlah atau total pajak
yang harus dibayar oleh wajib pajak. Tapi ingat, secara legal, bukan illegal. Tax Planning
adalah tindakan legal, karena penghematan pajak hanya dilakukan dengan memanfaatkan
hal-hal yang tidak diatur oleh undang-undang. Tujuannya bukan untuk mengelak
membayar pajak, tetapi mengatur, sehingga pajak yang dibayar tidak lebih dari jumlah
yang seharusnya.
Dalam bukunya Pohan (2018), tax planning atau tax management memiliki
banyak pengertian karena pakar perpajakan, praktisi perpajakan, dan pengajar perpajakan
mendefinisikannya menurut persepsi dan pemahaman mereka masing-masing. Namun,
sebenarnya kita dapat menarik benang merahnya untuk mengetahui apa sebenarnya tax
planning atau tax management itu dan sejauh mana ruang lingkupnya serta apa saja yang
menjadi tujuannya. Berikut ini kita dapat mengikuti beberapa definisi tax planning atau
tax management yang dikemukakan oleh beberapa pakar perpajakan.
Serta penelitian yang dilakukan oleh Muaja et al (2015), dengan judul penelitian
“Analisis Penerapan Perencanaan Pajak Pada Wajib Pajak Badan di PT. Elsadai Servo
Cons” yang menyimpulkan bahwa PT. Elsadai Servo Cons tidak menerapkan
perencanaan pajak, penerapan perencanaan pajak dapat mengefisiensikan pembayaran
pajak penghasilan, jika PT. Elsadai Servo Cons menerapkan perencanaan pajak dengan
dua strategi yang sudah dibahas dalam pembahasan sebelumnya, maka perusahaan dapat
mengefisiensikan pajak sebesar Rp.31.250.000 hasil tersebut didapat dari pajak yang
seharusnya dibayar jika tidak menggunakan perencanaan pajak yaitu Rp.390.411.897
dikurangkan dengan total pajak setelah menerapkan perencanaan pajak Rp.359.161.897.