Anda di halaman 1dari 5

MEMBAYAR PAJAK WUJUD PENGAMALAN SILA-SILA PANCASILA

Pajak
Apa yang ada dalam pikiran kita terkait dengan pajak? Apa yang kita pikirkan terkait dengan
pungutan pajak?
Pungutan pajak dalam negara kita diatur dalam UUD 1945, yaitu pada Pasal 23 A UUD 1945,
yang berbunyi:
“Pajak dan pungutan lain yang bersifat memaksa untuk keperluan negara diatur dengan
undang-undang.”
Pajak yang merupakan suatu pungutan, dilakukan tanpa adanya imbalan secara langsung.
Apakah hal itu dapat dikatakan sebagai suatu pemaksaan? Mengenai hal tersebut perlu
dipahami bahwa suatu proses pengaturan mengenai perpajakan ini haruslah mendapat
persetujuan dari rakyat melalui wakil-wakilnya di DPR, sehingga mengenai ketentuan pajak
perlu disahkan dalam satu Undang-undang, dengan demikian apa yang menjadi pungutan pajak
itu sudah disepakati oleh Pemerintah maupun oleh Rakyatnya.

Falsafah itu sendiri juga dijadikan dasar diberbagai negara, misalnya:


1. Di Inggris, “no taxation without representation” atau
2. Di Amerika, “taxation without representation is a Robbery”

Pajak adalah pungutan wajib dari rakyat untuk negara. Setiap uang pajak yang dibayarkan
rakyat akan masuk dalam pos pendapatan negara dari sektor pajak. Penggunaannya untuk
membiayai belanja pemerintah pusat maupun daerah demi kesejahteraan masyarakat.
Uang pajak digunakan untuk kepentingan umum, bukan untuk kepentingan pribadi. Pajak
merupakan salah satu sumber dana pemerintah untuk mendanai pembangunan di pusat dan
daerah, seperti membangun fasilitas umum, membiayai anggaran kesehatan dan pendidikan,
dan kegiatan produktif lain.
Pemungutan pajak dapat dipaksakan karena dilaksanakan berdasarkan undang-undang.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara
Perpajakan (“KUP”), pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang
pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak
mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-
besarnya kemakmuran rakyat.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan jika pajak merupakan kontribusi yang harus
dilaksanakan wajib pajak.
Lalu siapakah yang dimaksud dengan “wajib pajak” itu?
Pasal 1 angka 2 UU KUP menjelaskan bahwa wajib pajak adalah orang pribadi atau badan,
meliputi pembayar pajak, pemotong pajak, dan pemungut pajak, yang mempunyai hak dan
kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.

Fungsi Pajak
Fungsi pajak secara umum ada 4, yakni :
1. Fungsi anggaran (budgetair) sebagai sumber dana bagi pemerintah, untuk membiayai
pengeluaran-pengeluarannya.
2. Fungsi mengatur (regulerend) sebagai alat pengatur atau melaksanakan pemerintah
dalam bidang sosial ekonomi.
3. Fungsi stabilitas yaitu pajak sebagai penerimaan negara dapat digunakan untuk
menjalankan kebijakan-kebijakan pemerintah.
4. Fungsi Redistribusi Pendapatan, penerimaan negara dari pajak digunakan untuk
membiayai pengeluaran umum dan pembangunan nasional sehingga dapat membuka
kesempatan kerja dengan tujuan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat.

Sistem Pemungutan Pajak


Sistem pemungutan pajak dapat dibagi menjadi tiga sistem, yaitu :
1. Official Assessment system
Adalah suatu sistem pemungutan yang memberi wewenang kepada pemerintah (fiskus)
untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh Wajib Pajak.
2. Self Assessment System
Adalah suatu sistem pemungutan yang memberi wewenang sepenuhnya kepada Wajib Pajak
untuk menghitung, memperhitungkan, membayar, dan melaporkan sendiri besarnya pajak
yang terutang.
3. With Holding System
Adalah suatu sistem pemungutan yang memberi wewenang kepada pihak ketiga (bukan
fiskus dan bukan Wajib Pajak yang bersangkutan) untuk menentukan besarnya pajak yang
terutang oleh Wajib Pajak.

Manfaat Pajak
Jenis-jenis pajak di Indonesia sangat banyak seperti pajak bumi dan bangunan (PBB), pajak
penghasilan (PPh), pajak pertambahan nilai (PPN) serta pajak daerah. Kenapa kita harus
membayar pajak? Apa sebenarnya manfaat pajak bagi masyarakat?
Pajak merupakan sumber utama penerimaan negara. Tanpa pajak, sebagian besar kegiatan
negara sulit untuk dapat dilaksanakan. Penggunaan uang pajak meliputi mulai dari belanja
pegawai sampai dengan pembiayaan berbagai proyek pembangunan. Pembangunan sarana
umum seperti jalan-jalan, jembatan, sekolah, rumah sakit/puskesmas, kantor polisi dibiayai
dengan menggunakan uang yang berasal dari pajak.
Uang pajak juga digunakan untuk pembiayaan dalam rangka memberikan rasa aman bagi
seluruh lapisan masyarakat. Setiap warga negara mulai saat dilahirkan sampai dengan
meninggal dunia, menikmati fasilitas atau pelayanan dari pemerintah yang semuanya dibiayai
dengan uang yang berasal dari pajak.
Pajak digunakan untuk mensubsidi barang-barang yang sangat dibutuhkan masyarakat dan juga
membayar utang negara ke luar negeri. Pajak juga digunakan untuk membantu UMKM baik
dalam hal pembinaan dan modal.
Dengan demikian jelas bahwa peranan penerimaan pajak bagi suatu negara menjadi sangat
dominan dalam menunjang jalannya roda pemerintahan dan pembiayaan pembangunan. Di
samping fungsi budgeter (fungsi penerimaan) di atas, pajak juga melaksanakan fungsi
redistribusi pendapatan dari masyarakat yang mempunyai kemampuan ekonomi yang lebih
tinggi kepada masyarakat yang kemampuannya lebih rendah.
Oleh karena itu tingkat kepatuhan Wajib Pajak dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya
secara baik dan benar merupakan syarat mutlak untuk tercapainya fungsi redistribusi
pendapatan. Sehingga pada akhirnya kesenjangan ekonomi dan sosial yang ada dalam
masyarakat dapat dikurangi secara maksimal.
Pajak tidak cukup hanya dimengerti, namun lebih dalam harus dipelajari dan dipahami secara
komprehensif dari aspek hukum pajak, dasar pengenaan pajak, penetapan pajak, sengketa
pajak, dan hak-hak wajib pajak.
Selain untuk kesadaran pribadi, belajar pajak juga memberikan manfaat lain akan makna
sebenarnya dari pajak, fungsi pajak, sanksi bagi pelanggar dan semua yang berkaitan dengan
perpajakan.

Hubungan Pajak dengan Pancasila


1. Membayar pajak sebagai pengamalan sila keTuhanan YME

Hubungan pajak dengan pengamalan sila pertama Pancasila ini adalah bahwa pajak
yang dipungut oleh negara adalah ciptaan manusia, tetapi pelaksanaannya tidak
bertentangan dengan keTuhanan YME.

Dalam Al-Qur’an maupun kitab suci lainnya Tuhan pun memerintahkan manusia untuk
membayar zakat atau perpuluhan yang dipergunakan untuk kepentingan orang-orang
miskin dan/atau untuk kepentingan masyarakat umum tanpa mendapatkan imbalan
secara langsung. Hal ini selaras dengan pelaksanaan dan tujuan pajak karena uang pajak
yang sudah terkumpul dipergunakan oleh masyarakat umum seperti mensubsidi dana
pendidikan, dana kesehatan, membantu sandang pangan masyarakat miskin,
pembangunan infrastruktur dan masih banyak lagi keperluan lainnya. Dengan
demikian, ketika masyarakat membayar pajak berarti dengan sendirinya masyarakat
telah mengamalkan sila yang pertama dan sebagai bentuk rasa syukur atas nikmat yang
diperoleh dari Tuhan YME sebagai pemberi rezeki.

2. Membayar pajak sebagai pengamalan sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
Hal ini tersirat dari segi yuridis dari pajak, dimana pajak selain harus memenuhi rasa
keadilan juga harus sesuai dengan peradaban manusia.

Kemanuasian yang artinya bahwa perlakuan wajib dilaksanakan secara manusiawi


tidak boleh melanggar HAM dan harus layak bagi manusia, dan tindakan yang
diberlakukan kepada wajib pajak tidak boleh diperlakukan secara sewenang-wenang.

Keadilan yang merupakan salah satu syarat yuridis dari pajak tercermin dalam prinsip
non diskriminasi dan prinsip daya ukur yang artinya bahwa orang dalam keadaan yang
sama harus dikenakan pajak yang sama, tanpa membedakan bangsa, golongan, aliran,
ideologi dan lain sebagainya.

Hubungan sila kemanusiaan yang adil dan beradab dengan pajak berupa wujud toleransi
antara warga yang mampu kepada warga yang tidak mampu. Contohnya : ketentuan
tentang Pendapatan Tidak Kena Pajak (PTKP), dimana ada ketentuan dari para subyek
pajak yang tidak perlu membayar pajak apabila subyek pajak tersebut memperoleh
penghasilan dibawah nilai PTKP yang telah ditetapkan oleh Pemerintah.

3. Membayar pajak sebagai pengamalan sila Persatuan Indonesia


Pajak merupakan sumber keuangan utama untuk mempertahankan persatuan yang telah
diproklamirkankan. Negara memerlukan pajak untuk membiayai kebutuhan-kebutuhan
rakyat dalam lingkup yang lebih luas untuk menjaga kelangsungan dan kesinambungan
suatu bangsa.

Hubungannnya sila persatuan Indonesia dengan pajak adalah meningkatkan rasa


solidaritas antara rakyat dengan Negara untuk membangun negeri ini.

4. Membayar pajak sebagai pengamalan sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat
Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/ Perwakilan

Hal ini tertera dalam Pasal 23 A UUD 1945, yang menyebutkan:


“Pajak dan pungutan lain yang bersifat memaksa untuk keperluan negara diatur dengan
undang-undang.”

Kerakyatan mengandung arti bahwa rakyat ikut menentukan adanya pungutan yang
disebut dengan pajak, namun rakyat disini tidak bertindak secara langsung melainkan
melalui wakil-wakilnya di DPR yang dipilih secara langsung dan demokratis oleh
rakyat sendiri.
Sila keempat merupakan representasi atau perwakilan rakyat dimana pajak harus
diketahui oleh rakyat karena dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Hal ini
merupakan sikap bijaksana dalam berbangsa dan bernegara khususnya dalam
mengambil keputusan seperti mengenai ketentuan umum perpajakan.

5. Membayar pajak sebagai pengamalan sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat
Indonesia
Sila ini sudah terjabarkan dalam tujuan-tujuan pajak dimana pajak adalah untuk
membiayai pengeluaran-pengeluaran untuk keperluan masyarakat umum, seperti
pembangunan infrastruktur (jalan tol, sekolah, rumah sakit, dll). Hasil pajak itu
ditujukan kepada seluruh rakyat Indonesia, baik kepada rakyat yang membayar pajak
maupun tidak membayar pajak berdasarkan ketentuan perpajakan dapat menikmati
hasil dari pembayaran pajak tersebut, demi menuju masyarakat sejahtera.

Keterkaitan antara pajak dengan sila-sila Pancasila, sebagai warga indonesia kita patut
membayar pajak untuk membantu program pemerintah dalam mencapai kesejahteraan
masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai