HUKUM PAJAK
DOSEN PENGAMPU:
HANIN ALYA’ LABIBAH, S.H., M.H.
DISUSUN OLEH:
ABDUL ROHIM
NIM. 20.74201.1.069
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS BOJONEGORO
TAHUN 2023
BAB I
PENDAHULUAN
Undang dengan tidak mendapat jasa timbal balik yang langsung dapat
pajak adalah iuran kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang
pemerintahan.
yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa
1
sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Menurut Prof.Dr. Rochmat
Soemitro, SH, pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan
jelas harus ada bagi timbulnya pajak. Hal tersebut dapat dimengerti
adanya masyarakat maka tentu tidak akan ada pajak. Oleh karena itu
pajak dapat dipandang sebagai sebuah peralihan kekayaan dari satu pihak
ke pihak lain, yakni dari rakyat selaku Wajib Pajak kepada pemerintah,
atau menerima peralihan kekayaan itu, dalam hal ini maksudnya adalah
2
pemerintah. Tugas pemerintah pada prinsipnya berusaha dan bertujuan
pemerintah harus tampil kedepan dan turut campur tangan, bergerak aktif
atau pemungutan pajak adalah suatu fungsi yang harus dilaksanakan oleh
bisa dipastikan bahwa keuangan negara akan lumpuh lebih lebih lagi bagi
baru bebas dari belenggu kolonialis, pajak merupakan darah bagi tubuh
3
sekaligus sebagai Sumber Hukum Pajak di Indonesia secara konstitusional
diatur dalam Pasal 23A Undang Undang Dasar 1945 bahwa “pajak dan
rakyat sebagai bangsa akan hidup dan darimana didapatnya belanja buat
cara hidupnya. Oleh karena penetapan belanja mengenai hak rakyat untuk
beban kepada rakyat seperti pajak dan lain lain harus dengan persetujuan
4
robbery”. Dengan ditetapkannya pajak dalam bentuk Undang-Undang
kewajiban yang harus dipatuhi sehingga jika rakyat yang tidak memenuhi
Mengingat hukum pajak merupakan bagian dari hukum itu sendiri, maka
Sebagai konsekuensi dari Negara Hukum asas keadilan ini harus dipegang
sehari-hari. Dalam kaitan pajak, dikenal adanya Subjek Pajak dan Wajib
Pajak. Subjek Pajak adalah mereka (orang atau badan) yang memenuhi
belum tentu dikenakan pajak. Adapun Wajib Pajak adalah mereka (orang
atau badan) yang selain memenuhi syarat subjektif juga syarat objektif.
Jadi Wajib Pajak itu tidak hanya potensial untuk dikenakan pajak,
Pajak belum tentu menjadi Wajib Pajak, yakni bila tidak memenuhi syarat
5
objektif. Sementara itu Wajib Pajak dengan sendirinya termasuk Subjek
Pajak. Sistem hukum yang berlaku di Indonesia sekarang adalah Civil Law
System atau sistem Eropa Kontinental. Dalam sistem ini hukum dibagi
menjadi dua, yaitu Hukum Privat dan Hukum Publik. Pada umumnya,
Negara, karena itu sekarang ada yang menghendaki agar Hukum Pajak itu
bisa berdiri sendiri. Kenyataannya, sampai saat ini Hukum Pajak sudah
6
dan saling bersangkutan. Hal itu karena kebanyakan Hukum Pajak
utang, dan sebagainya. Dari uraian tersebut, maka pajak ditinjau dari segi
dapat dipaksakan.” Meskipun utang pajak lahir sama dengan utang pada
Perdata.
7
BAB II
PEMBAHASAN
tinggi. Dari segi pendidikan pun dirasa kurang, dana pendidikan telah
diberikan kepada guru bantu atau guru tidak tetap, minim sekali.
8
Dari segi pelayanan kesehatan, pelayanan kesehatan dengan
selama ini merasa anti pasti untuk berobat ke rumah sakit. Namun
9
tanggung jawab pejabat, secara terus-menerus dilakukan perbaikan
besar, diikuti uji coba untuk wajib pajak menengah dan kecil dengan
tingkah laku, ruang lingkup bisnis, dan segala sesuatu yang berkaitan
(PPN). Intinya adalah mengubah tarif, subyek, dan obyek pajak agar
kompetitif.
10
Pemerintah mengusulkan penurunan tarif PPh badan,
lebih tinggi bagi wajib pajak yang sengaja tidak memiliki nomor pokok
penghindaran pajak serta mengisi SPT dangan tidak jujur akan dikenai
11
BAB III
PENUTUP
semua sangat kurang. Karena itu pajak sangat berperan dengan pro
lebih baik dapat dicapai. Agar pungutan pajak tidak menciderai rasa
12
pajak tidak mengikat masyarakat dan tidak sah. Oleh karena
Dasar 1945, yang berbunyi “Pajak dan pungutan lain yang bersifat
13
DAFTAR PUSTAKA
14