OLEH :
1
PASAL 23 A UUD 1945 SEBAGAI LANDASAN PEMUNGUTAN PAJAK
DI INDONESIA
1 Dalam hal...
2 Rudy Hidayat dan Charoline Cheisviyanny, Pengaruh Kualitas Penetapan Pajak dan Tindakan
Penagihan Aktif Terhadap Pencairan Tunggakan Pajak, Jurnal WRA, Vol 1. No. 1 April 2013,
hlm 1
2
Kontgribusi Pajak sangat penting bagi peningkatan Pendapatan Asli Daeah
dimanapun. 3
Hal ini sesuai dengan tujuan negara yang dicantumkan di dalam Pembukaan
Undang-Undang Dasar 1945 yang berbunyi “melindungi segenap bangsa
Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan
ketertiban dunia yang berdasarkan keadilan sosial”.
Belajar tentang pajak dianggap rumit oleh kebanyakan orang. Hal ini
disebabkan oleh jumlah peraturan perpajakan yang cukup banyak. Belajar
pajak memerlukan pemahaman secara garis besar tentang pajak sebelum
belajar mengenai detil-detil perpajakan. Pemahaman perpajakanan secara
garis besar diharapkan dapat membantu menghadapi sebuah permasalahan
3 MD. KrisnaArta Anggar Kusuma dan Ni. Gst Putu Wirawati, Analisis Pengaruh Peneriomaan
pajak Daerah dan retribusi Daerah Terhadap Peningkatan PAD Sekabupaten/Kota di Provinsi
Bali, E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, 2013, ISSN. 2302. 8556
3
apabila kita dapat mengetahui pada posisi mana sebenarnya masalah
perpajakan tersebut berada.
Menurut Rochmat Soemitro 41987:1) pajak adalah gejala masyarakat,
artinya pajak hanya terdapat dalam masyarakat. Jika tidak ada masyarakat
tidak ada pajak. Masyarakat yang dimaksudkan adalah masyarakat hukum
atau Gemeinschaft menurut istilah Ferdinand Tonies (dalam Rochmat
Soemitro, 1987:1), bukan masyarakat yang bersifat Geselschaft. Penghasilan
negara adalah berasal dari masyarakat melalui pemungutan pajak, atau dari
hasil kekayaan alam yang ada di dalam negara. Jadi penghasilan itu untuk
membiayai kepentingan umum yang akhirnya juga mencakup kepentingan
pribadi individu seperti kesehatan rakyat, pendidikan, kesejahteraan, dan
sebagainya. Jadi dimana ada kepentingan masyarakat, disitu timbul
pemungutan pajak, sehingga pajak adalah senyawa dengan kepentingan
umum.
Dasar hukum paling utama bagi berlakunya pajak di Indonesia adalah
Pasal 23A UUD 1945 (Amandemen IV) yang berbunyi “Pajak dan pungutan
lain yang bersifat memaksa untuk keperluan Negara diatur dengan undang-
undang’. Itu berarti semua peraturan perpajakan haruslah menunjuk pada
suatu undang-undang termasuk perangkat hukum di bawahnya sepanjang
terdapat pelimpahan dari undang-undang yang mengaturnya.
Pajak adalah Sesuai dengan Pasal 1 angka 1 Undang-undang Nomor 28
Tahun 2007, pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang
oleh orang pribadi atau badan yang bersfat memaksa berdasarkan Undang-
undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan
untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Retribusi
adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang – undang ( yang
dapat dipaksakan ) dengan mendapatkan jasa timbal (kontraprestasi) yang
langsung dapat ditunjukkan oleh pemerintah. Sedangkan Sumbangan ialah
iuran yang dibayar oleh golongan tertentu saja, kontraprestasi dapat dinikmati
oleh golongan tersebut.
4
Dalam makalah ini kita akan mempelajari sebagian hal yang berkaitan
dengan pajak, mulai dari pengertian, landasan perpajakan dan retribusi serta
sumbangan.
B. Perumusan masalah
Dalam makalah ini yang menjadi pokok Kajian adalah
C. Pembahasan
1. Pengertian Pajak
Pajak itu sendiri adalah iuran wajib yang wajib dibayar oleh wajib pajak
berdasarkan Undang-undang.
Adapun beberapa pengertian lainnya mengenai pajak, yaitu:
a. Menurut Prof. Dr. Rochmat Soemitro
Pajak adalah peralihan kekayaan dari pihak rakyat kepada kas negara
untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran rutin. Surplusnya
digunakan untuk investasi pada barang-barang publik misalnya, jalan
raya, dan jembatan.
b. Menurut Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 sebagaimana telah
diubah dengan UU No. 9 Tahun 1994 dan terakhir dengan UU No. 16
Tahun 2000, pajak adalah iuran wajib yang dibayarkan oleh wajib
pajak berdasarkan norma-norma hukum untuk membiayai kolektif
guna meningkatkan kesejahteraan umum yang balas jasanya tidak
diterima secara langsung 5.6[1][1]
c. Menurut IAI, 2007 Pajak adalah iuran wajib yang dilakukan oleh
orang pribadi atau badan kepada pemerintah tanpa imbalan langsung
yang seimbang, yang dapat dipaksakan berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku, yang digunakan untuk membiayai
penyelenggaraan pemerintah dan pembangunan.
Dari pengertian-pengertian diatas, dapat diperoleh ciri-ciri
pajak. Adapun ciri-ciri pajak adalah sebagai berikut:
5
6
5
1) Merupakan iuran wajib
2) Dibayarkan oleh para wajib pajak
3) Dipungut oleh negara
4) Tidak diberikan balas jasa yang langsung terhadap pajak yang
dipungut
5) Digunakan untuk pengeluaran kolektif guna meningkatkan
kesejahteraan rakyat.
6) Dipungut berdasarkan norma-norma hukum atau Undang-
undang.7[3][3]
2. Unsur-Unsur dan Ciri Pajak Pajak
a. Dari berbagai definisi yang diberikan terhadap pajak, baik
pengertian secara ekonomis (pajak sebagai pengalihan sumber dari
sektor swasta ke sektor pemerintah) atau pengertian secara yuridis
(pajak adalah iuran yang dapat dipaksakan) dapat ditarik
kesimpulan tentang unsur-unsur yang terdapat pada pengertian
pajak antara lain sebagai berikut:
1. Pajak dipungut berdasarkan undang-undang. Asas ini sesuai
dengan perubahan ketiga UUD 1945 pasal 23A yang
menyatakan "pajak dan pungutan lain yang bersifat memaksa
untuk keperluan negara diatur dalam undang-undang”.
2. Tidak mendapatkan jasa timbal balik (konraprestasi
perseorangan) yang dapat ditunjukkan secara langsung.
Misalnya, orang yang taat membayar pajak kendaraan bermotor
akan melalui jalan yang sama kualitasnya dengan orang yang
tidak membayar pajak kendaraan bermotor.
3. Pemungutan pajak diperuntukkan bagi keperluan pembiayaan
umum pemerintah dalam rangka menjalankan fungsi
pemerintahan, baik rutin maupun pembangunan.
6
4. Pemungutan pajak dapat dipaksakan. Pajak dapat dipaksakan
apabila wajib pajak tidak memenuhi kewajiban perpajakan dan
dapat dikenakan sanksi sesuai peraturan perundag-undangan.
5. Selain fungsi budgeter (anggaran) yaitu fungsi mengisi Kas
Negara/Anggaran Negara yang diperlukan untuk menutup
pembiayaan penyelenggaraan pemerintahan, pajak juga
berfungsi sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan
kebijakan negara dalam lapangan ekonomi dan sosial (fungsi
mengatur / regulatif).
b. Ciri-Ciri Pajak menurut pengertian dari Prof. Dr. Rochmat
Soemitro, S.H. adalah Pemungutan pajak mengisyaratkan adanya
alih dana (sumber daya) dari sektor swasta (wajib pajak membayar
pajak) ke sektor negara (pemungut pajak /administrator pajak).
Contohnya:
7
3) Sanksi atas pelanggaran pajak diberlakukan secara umum sesuai
dengan berat ringannya pelanggaran.
8
Bagaimana pajak dipungut akan sangat menentukan
keberhasilan dalam pungutan pajak. Sistem yang sederhana akan
memudahkan wajib pajak dalam menghitung beban pajak yang
harus dibiayai sehingga akan memberikan dapat positif bagi para
wajib pajak untuk meningkatkan kesadaran dalam pembayaran
pajak. Sebaliknya, jika sistem pemungutan pajak rumit, orang akan
semakin enggan membayar pajak.
Contoh:
4. Fungsi Pajak
9
belanja pegawai, belanja barang, pemeliharaan, dan lain
sebagainya. Untuk pembiayaan pembangunan, uang dikeluarkan
dari tabungan pemerintah, yakni penerimaan dalam negeri
dikurangi pengeluaran rutin. Tabungan pemerintah ini dari tahun ke
tahun harus ditingkatkan sesuai kebutuhan pembiayaan
pembangunan yang semakin meningkat dan ini terutama
diharapkan dari sektor pajak.
c. Fungsi stabilitas
10
Sistem pemungutan pajak di Indonesia dibagi menjadi tiga, antara lain :
c. Sistem Withholding
11
D. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
12