FAKULTAS EKONOMI
2022
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI............................................................................................................................................i
BAB I.....................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...........................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah......................................................................................................................1
1.3 Tujuan.........................................................................................................................................2
BAB II....................................................................................................................................................3
PEMBAHASAN......................................................................................................................................3
2.1 Definisi dan Unsur-unsur Pajak................................................................................................3
2.2 Fungsi Pajak...............................................................................................................................5
2.3 Syarat Pemungutan Pajak.........................................................................................................6
2.4 Hukum Pajak Material dan Hukum Pajak Normal...................................................................6
2.5 Ruang Lingkup Pajak.................................................................................................................7
BAB III.................................................................................................................................................12
PENUTUP............................................................................................................................................12
3.1 Kesimpulan...............................................................................................................................12
3.2 Saran.........................................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................................ii
i
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.3 Tujuan
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah di paparkan, maka
tujuan dari pembuatan makalah ini antara lain sebagai berikut:
2
BAB II
PEMBAHASAN
Selain itu terdapat bermacam-macam batasan atau definisi tentang "Pajak" yang
dikemukakan oleh para ahli di antaranya adalah:
1. Leroy Beaulieu “Pajak adalah bantuan, baik secara langsung maupun tidak yang
dipaksakan oleh kekuasaan publik dari penduduk atau dari barang, untuk
menutup belanja pemerintah.
2. P. J. A. Adriani “Pajak adalah iuran masyarakat kepada negara (yang dapat
dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan-
peraturan umum (undang-undang) dengan tidak mendapat prestasi kembali
yang langsung dapat ditunjuk dan yang gunanya adalah untuk membiayai
pengeluaran-pengeluaran umum berhubung tugas Negara untuk
menyelenggarakan pemerintahan.
3. Prof. Dr. H. Rochmat Soemitro SH Pajak adalah iuran rakyat kepada Kas Negara
berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat
jasa timbal (kontra prestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang
digunakan untuk membayar pengeluaran umum.
1. Iuran dari rakyat kepada negara. Dimana hanya negara yang berhak memungut
pajak dan pajak yang dipungut tersebut berupa uang bukan barang. Pajak yang
dipungut baik dilakukan oleh pemerintah pusatmaupun pemerintah daerah.
3
2. Berdasarkan Undang Undang. Pajak yang dipungut dapat dipaksakan
berdasarkan kekuatan undang-undang serta aturan pelaksanaannya. Dengan
kata lain apabila hutang pajak tidak tidak dibayar, maka hutang pajak tersebut
dapat ditagih menggunakan kekerasan seperti surat paksa, surat sita atau
dengan penyanderaan terhadap wajib pajak tersebut.
3. Tanpa jasa timbal atau kontraprestasi dari negara yang langsung dapat ditunjuk.
1. Retribusi adalah iuran kepada pemerintah daerah yang dapat dipaksakan dan
memperoleh jasa timbal balik secara langsung dan dapat ditunjuk. Contoh tiket
masuk objek wisata.
2. Sumbangan ialah iuran kepada pemerintah yang tidak dapat dipaksakan yang
ditujukan kepada golongan tertentu dan dimanfaatkan untuk golongan tertentu
pula contoh: sumbangan bencana alam
3. Bea adalah pungutan yang dikenakan atas suatu kejadian atau perbuatan yang
berupa lalu lintas barang dan perbuatan lainnya berdasarkan peraturan
perundang-undangan. Contoh: bea masuk, bea keluar dan bea balik nama.
4. Cukai adalah pungutan yang dikenakan atas barang-barang tertentu yang
mempunyai sifat sebagaimana ditetapkan dalam Undang Undang dan hanya
pada golongan tertentu dan yang membayar tidak mendapatkan prestasi imbal
balik secara langsung. Contoh: cukai tembakau (sigaret, cerutu, rokok daun,
tembakau iris), cukai etil alkohol/etanol dan cukai minuman mengandung
alcohol.
4
2.2 Fungsi Pajak
Pajak mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan bernegara,
khususnya di dalam pelaksanaan pembangunan karena pajak merupakan sumber
pendapatan negara untuk membiayai semua pengeluaran termasuk pengeluaran
pembangunan. Berdasarkan hal di atas maka pajak mempunyai beberapa fungsi, yaitu:
3. Fungsi Stabilitas
Pajak yang sudah dipungut oleh negara akan digunakan untuk membiayai semua
kepentingan umum, termasuk juga untuk membiayai pembangunan sehingga dapat
membuka kesempatan kerja, yang pada akhirnya akan dapat meningkatkan pendapatan
masyarakat.
5
2.3 Syarat Pemungutan Pajak
1. Pemungutan pajak harus adil (Syarat Keadilan)
Undang Undang dan pelaksanaan pemungutan harus adil. Adil dalam perundang-
undangan di antaranya mengenakan pajak secara umum dan merata, serta disesusikan
dengan kemampuan masing-masing, sedang adil dalam pelaksanaan yakni dengan
memberikan hak bagi wajib pajak untuk mengajukan keberatan, penundaan dalam
pembayaran, dan mengajukan banding kepada Majelis Pertimbangan Pajak.
Di Indonesia, pajak diatur dalam UUD 1945 pasal 23 A yang menyatakan bahwa
pajak dan pungutan lain yang bersifat memaksa untuk keperluan negara diatur dengan
undang-undang. Hal ini memberikan jaminan hukum untuk menyatakan keadilan, baik
bagi negara maupun warganya
Sesuai fungsi budgetair, biaya pemungutan pajak harus dapat ditekan sehingga
lebih rendah dari hasil pemungutannya.
6
1. Hukum pajak material yakni memuat norma-norma yang menerangkan tentang
keadaan, perbuatan, peristiwa hukum yang dikenai pajak (objek pajak), siapa
yang dikenakan pajak (subjek pajak), berapa besar pajak yang dikenakan (tarif
pajak), segala sesuatu yang timbul dan hapusnya utang pajak, serta hubungan
hukum antara pemerintah dan wajib pajak. Contoh Undang Undang Pajak
Penghasilan.
2. Hukum pajak formal yakni memuat tentang bentuk/cara untuk mewujudkan
hukum material menjadi kenyataan (cara melaksanakan hukum pajak material).
Hukum ini memuat:
a. Tata cara penyelenggaraan (presedur) penetapan suatu utang pajak,
b. Hak-hak fiskus untuk mengadakan pengawasan terhadap para wajib
pajak mengenai keadaan, perbuatan, dan peristiwa yang menimbulkan
utang pajak.
c. Kewajiban wajib pajak misalnya menyelenggarakan
pembukuan/pencatatan dan hak-hak wajib pajak misalnya mengajukan
keberatan/banding. Contoh: Ketentuan Umum dan tata cara Perpajakan.
Subjek Pajak terdiri dari Subjek Pajak dalam negeri dan Subjek Pajak luar negeri.
7
Untuk orang pribadi yang berada di Indonesia tidak lebih dari 183 hari
dalam jangka waktu 12 bulan;
Untuk badan yang tidak didirikan dan tidak bertempat kedudukan di
Indonesia,
Yang menjalankan usaha atau melakukan kegiatan melalui bentuk usaha
tetap di Indonesia;
Untuk orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia;
Untuk orang pribadi yang berada di Indonesia tidak lebih dari 183 hari
dalam jangka waktu 12 bulan;
Untuk badan yang tidak didirikan dan tidak bertempat kedudukan di
Indonesia.
2. Objek pajak
Objek pajak merupakan penghasilan yang diterima wajib pajak yang berasal dari
Indonesia ataupun dari luar Indonesia. Objek tersebut bisa digunakan untuk menambah
kekayaan wajib pajak dengan nama dan bentuk apa pun. Objek pajak penghasilan (PPh)
yang perlu Anda ketahui antara lain:
8
sepanjang tidak ada hubungan dengan usaha, pekerjaan, kepemilikan, atau
penguasaan di antara pihak-pihak yang bersangkutan
Keuntungan karena penjualan atau pengalihan sebagian atau seluruh hak
penambangan, tanda turut serta dalam pembiayaan, atau permodalan dalam
perusahaan pertambangan
Penerimaan kembali pembayaran pajak yang telah dibebankan sebagai biaya dan
pembayaran tambahan pengembalian pajak
Bunga termasuk premium, diskonto, dan imbalan karena jaminan pengembalian
utang
Dividen, dengan nama dan dalam bentuk apapun, termasuk dividen dari
perusahaan asuransi kepada pemegang polis, dan pembagian sisa hasil usaha
koperasi
Royalti atau imbalan atas penggunaan hak
Sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta
Penerimaan atau perolehan pembayaran berkala
Keuntungan karena pembebasan utang, kecuali sampai dengan jumlah tertentu
yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah;
Keuntungan selisih kurs mata uang asing
Selisih lebih karena penilaian kembali aktiva
Premi asuransi
Iuran yang diterima atau diperoleh perkumpulan dari anggotanya yang terdiri
dari Wajib Pajak yang menjalankan usaha atau pekerjaan bebas
Tambahan kekayaan neto yang berasal dari penghasilan yang belum dikenakan
pajak
Penghasilan dari usaha berbasis syariah
Imbalan bunga sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang yang mengatur
mengenai ketentuan umum dan tata cara perpajakan
Surplus Bank Indonesia.
Menurut UU Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 4 ayat (3) ada beberapa penghasilan
yang dikecualikan dari objek pajak yaitu: bantuan atau sumbangan, harta hibahan,
warisan, harta setoran tunai, pengganti atau imbaln yang berhubungan dengan
pekerjaan atau jasa yang diterima, pembayaran dari perusahaan asuransi kepada orang
9
pribadi, dividen, iuran dana pensiun, penghasilan dari modal yang ditanamkan dari
modal yang ditanamkan, bagian laba yang diterima atau diperoleh anggota perseroan
komanditer, penghasilan yang diterima perusahaan modal ventura, beasiswa, sisa lebih
yang diterima badan atau lembaga nirlaba yang bergerak dalam bidang pendiidkan dan
atau bidang penelitian dan pengembangan, banuan atau santunan yang dibayarkan oleh
BPJS kepada wajib pajak tertentu.
Bea materai merupakan salah satu jenis pajak yang ada di Indonesia yang objek
pajaknya meliputi:
Surat perjanjian dan surat-surat lainnya yang dibuat dengan tujuan sebagai alat
pembuktian perbuatan, kenyataan atau keadaan yang sifatnya perdata
Akta-akta notaris sebagai salinannya
Akta-akta yang dibuat oleh Pejabat Pebuat Akta Tanah (PPAT) termasuk
rangkap-rangkapnya
Surat yang memuat jumlah uang yang menyebutkan penerimaan uang, yang
menyatakan pembukuan atau penyimpanan uang dalam rekening di bank, yang
berisi pemberitahuan saldo rekening di bank, atau yang berisi pengakuan bahwa
utang uang seluruhnya atau sebagian telah dilunasi tau diperhitungkan
Surat berharga seperti wesel, promes, aksep dan cek
Efek dalam nama dan bentuk apapun
Penyerahan Barang Kena Pajak (BKP) di dalam daerah pabean yang dilakukan
pengusaha
Impor BKP
Penyerahan Jasa Kena Pajak (JKP) di dalam daerah pabean yang dilakukan oleh
pengusaha
Pemanfaatan BKP Tidak Berwujud dari luar daerah pabean di dalam daerah
pabean
Pemanfaatan JKP dari luar daerah pabean di dalam daerah pabean
Ekspor BKP Berwujud oleh PKP
Ekspor BKP Tidak Berwujud oleh PKP
Ekspor JKP oleh PKP
10
Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) adalah jenis pajak yang dikenakan pada objek
pajaknya yang meliputi seperti bumi, bangunan (seperti hotel dan pabrik), jalan tol,
kilang minyak dan gas, dermaga, tempat olahraga serta sarana dan prasarana yang
bermanfaat lainnya.
3. Wajib Pajak
Wajib pajak memiliki makna orang pribadi atau badan, meliputi pembayar pajak,
pemotong pajak dan pemungut pajak yang meempunyai hak dan kewajiban perpajakan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan. Adanya syarat
subjektif dan objektif maka wajib pajak harus memiliki NPWP yang bertujuan
memudahkan dalam pembayaran dan pelaporan pajak. Wajib pajak yang memiliki
penghasilan di bawah PTKP tidak perlu mendaftarkan NPWP.
4. Tarif Pajak
Tarif pajak ada empat jenis yaitu tarif pajak progresif, tarif pajak degresif, tarif
pajak proporsional dan tarif pajak tetap.
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Definisi dan Unsur-unsur Pajak
12
subjektif dan objektif maka wajib pajak harus memiliki NPWP yang bertujuan
memudahkan dalam pembayaran dan pelaporan pajak. Wajib pajak yang memiliki
penghasilan di bawah PTKP tidak perlu mendaftarkan NPWP.
3.2 Saran
Untuk seluruh masyarakat wajib pajak sudah seharusnya membayarkan
pajaknya sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan tidak lupa dengan kewajibannya
yaitu membayarkan pajaknya. Untuk pemerintah sudah seharusnya menggunakan
pendapatan hasil pajak dengan sebaik dan sebijak mungkin agar negara kita ini semakin
maju lagi dan dapat bersaing dengan negara maju lainnya.
13
DAFTAR PUSTAKA
BAB-III-kapita-selekta-perpajkan.pdf (uma.ac.id)
4 Unsur Pajak: Subjek, Objek, Wajib Pajak dan Tarif Pajak (mas-software.com)
ii