Anda di halaman 1dari 13

ILMU KALAM

DISUSUN

KELOMPOK 1

 Annisa Sylvia Ramadhani


 Miftah Al Khairiyah
 Muhammad Ghazali
 Shella Indri Nabilah

Kelas XI IPA 11
Kementrian Agama Republik Indonesia
Madrasah Aliyah Negeri 2 Model Medan
Tahun Pelajaran 2018/2019

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas ke hadirat Allah SWT Yang Maha Esa. Atas berkat
rahmat dan hidayah-Nya sehingga tugas makalah Akidah Akhlak tentang Ilmu Kalam ini
dapat kami selesaikan dengan baik.

Terlepas dari semua kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh
dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran untuk perbaikan
makalah ini pada masa yang akan datang.

Medan, Agustus 2018

Penyusun

Kelompok 1

Daftar Isi
Kata Pengantar............................................................................................................................I

Daftar isi....................................................................................................................................II

BAB I: Pendahuluan

A. Latar Belakang Masalah.................................................................................................1


B. Rumusan Masalah..........................................................................................................1
C. Tujuan Penulisan Makalah.............................................................................................1

BAB II: Pembahasan

A. Pengertian,Ruang Lingkup, dan Fungsi Ilmu Kalam..................................................2


B. Sejarah Munculnya Ilmu Kalam.................................................................................4
C. Hubungan Ilmu Kalam dengan Ilmu-Ilmu Lainnya....................................................6

BAB III: Penutup

A. Kesimpulan..................................................................................................................9

Daftar Pustaka.............................................................................................................III

II

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah

Istilah ilmu kalam berasal dari kata al-kalam, yang mula-mula berarti susunan kata
yang mengandung suatu maksud. Kemudian kata tersebut menunjukkan salah satu sifat
Tuhan, yaitu sifat berbicara atau mutakaliman. Sedangkan kata ilmu kalam sendiri mulai
terpakai di masa khalifah al-Ma’mun pada zaman Dinasti Abbasiyah. Pada masa itu dipelajari
buku-buku terjemahan filsafat Yunani oleh kaum Mu’tazilah, kemudian dipertemukanlah
sistem filsafat dengan kajian agama tentang Tuhan, hasil kajian tersebut menjadi ilmu yang
berdiri sendiri dengan nama ilmu kalam.

B. Rumusan Masalah

a. Apa pengertian dari ilmu kalam?


b. Apa saja ruang lingkup ilmu kalam?
c. Apa fungsi ilmu kalam?
d. Bagaimana sejarah munculnya ilmu kalam?
e. Apa hubungan ilmu kalam dengan ilmu-ilmu lainnya?

C. Tujuan Penulisan Makalah

a. Untuk mengetahui pengertian ilmu kalam


b. Untuk mengetahui ruang lingkup ilmu kalam
c. Untuk mengetahui fungsi ilmu kalam
d. Untuk mengetahui sejarah munculnya ilmu kalam
e. Untuk mengetahui hubungan antara ilmu kalam dengan ilmu lainnya

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian, Ruang Lingkup, dan Fungsi Ilmu Kalam

 Pengertian Ilmu Kalam


Secara etimologi, kalam berasal dari bahasa Arab yang artinya pembicaraan. Namun
demikian, ilmu kalam tidak dapat diartikan begitu saja sebagai ilmu yang berkaitan dengan
pembicaraan. Lebih tepatnya secara etimologi, ilmu kalam diartikan sebagai ilmu yang
membahas tentang pembicaraan yang di dalamnya terdapat logika atau nalar berpikir.

Sementara definisi ilmu kalam menurut terminology adalah salah satu cabang keilmuan
Islam yang membahas tentang cara menetapkan kepercayaan atau keimanan terhadap agama
(baca: Islam) menggunakan bukti-bukti yang telah meyakinkan. Dari definisi ini dapat
disimpulkan bahwa pembahasan dalam ilmu kalam ini tidak jauh dari segi keimanan (rukun
iman). Maka dari itu tidak salah jika beberapa ahli menamai ilmu kalam ini dengan nama
ilmu Aqa’id ataupun ilmu Ushuluddin.

Salah satu tokoh Islam yang mengungkapkan pemikirannya tentang arti dari ilmu kalam
ini adalah Ibn Khaldun. Menurutnya, ilmu kalam merupakan keilmuan yang di dalamnya
memuat argumen atau dalil yang bersifat rasional untuk digunakan sebagai pembelaan
terhadap akidah yang diimani, dan memuat pengelakan terhadap golongan yang menyimpang
dari mazhab yang benar serta ahli sunnah. Ada beberapa alasan ilmu ini disebut dengan ilmu
kalam antara lain sebagai berikut:

a. Pokok persoalan yang menjadi pembicaraan ialah firman atau kalam Allah SWT.

b. Dasar ilmu kalam ialah dalil-dalil pikiran para mutakallimin (ahli ilmu kalam). Dalam hal
ini tampak jelas dalam pembicaraan-pembicaraan para mutakallimin. Mereka terkadang tidak
kembali kepada dalil naqli, kecuali sudah menetapkan kebenaran-kebenaran pokok persoalan

tersebut.

c. Karena cara pembuktian kepercayaan-kepercayaan agama menyerupai logika dalam filsafat


maka pembuktian dalam soal agama ini dinamai ilmu kalam. Hal ini bertujuan untuk
membedakan logika dalam filsafat.

 Ruang Lingkup Ilmu Kalam


Ada beberapa ahli yang membagi ruang lingkup ilmu kalam berdasarkan objek yang
dibahas dalam ilmu kalam.Sebut saja Hasan al-Banna yang mengungkapkan bahwa ruang
lingkup ilmu kalam meliputi Illahiyat, Nubuwat, Rohaniyyat, Sam’iyyat.

a. Illahiyyat adalah pembahasan ilmu kalam yang berkaitan tentang Allah Swt, baik wujud-
Nya, sifat-Nya, maupun asma’-Nya.

b. Nubuwat adalah pembahasan terkait kenabian dan kerasulan, termasuk kitab dan
mukjizatnya.

c. Ruhaniyyat membahas g hubungan sesuatu yang ghaib, mencakup malaikat, setan, jin, dan
sejenisnya.

d.Sam’iyyat berkaitan tentang hal-hal yang hanya diterima melalui dalil-dalil atau
pendengaran, misalnya alam kubur, akhirat, surge, dan sebagainya.

Sedangkan menurut pendapat lainnya, dikatakan bahwa ruang lingkup ilmu kalam
meliputi hal-hal yang berkaitan dengan Allah Swt, hal-hal yang berkaitan tentang nabi atau
rasul, dan hal-hal yang berkaitan tentang akhirat, seperti surga, neraka, dan lainnya.

 Fungsi Ilmu Kalam

Mempelajari ilmu kalam merupakan hal yang penting, sebab dengan perantara ilmu
kalam ini keimanan seorang menjadi lebih mantap dan tidak goyah. Selain itu ada beberapa
fungsi lain ketika mempelajari ilmu kalam yang akan diuraikan berikut.

1. Keimanan akan jauh lebih kuat karena kebenarannya tidak hanya diperoleh secara filosofis
tetapi juga secara logis atau rasional.

2. Memberi jawaban atas kegelisahan umat muslim ketika muncul penyimpangan teologi.

3. Ilmu kalam dapat memperkokoh ajaran Islam normative yang meliputi iman, Islam, dan
ihsan.

Selanjutnya, kegunaan ilmu kalam juga penting untuk menguraikan dalil-dalil untuk
menjelaskan kebenaran Islam sesuai al-Quran dan Sunnah.Ilmu kalam juga menuntun
seseorang untuk dapat menemukan akidah yang benar dan memuaskan akal. Pembahasan
ilmu kalam juga mampu membantu umat Islam untuk mengetahui hakikat adanya Allah Swt
beserta kekuasaannya dan keluasan ilmu-Nya.

Dari beberapa fungsi yang diuraikan di atas, dapat disimpulkan secara umum fungsi
dalam mempelajari ilmu kalam adalah untuk menjadi dasar atau fondasi bagi keimanan kaum
muslimin agar tidak mudah goyah dengan adanya goncangan akidah, serta tidak mudah untuk
tersesat dengan akulturasi budaya yang seringkali mengaburkan ajaran Islam.

B. Sejarah Munculnya Ilmu Kalam


Menurut Harun Nasution, kemunculan persoalan kalam dipicu oleh persoalan-
pesoalan Politik yang tumbuh dan muncul mengenai peristiwa terbunuhnya Usman bin Affan
yang berakibat atas penolakan Mu’awiyah dengan diangkatnya Ali bin Abi Thalib sebagai
khalifah, setelah wafatnya Usman bin Affan. Maka terjadilah perang Siffin sebagai akibat
terjadinya ketegangang antara kubu Muawiyah dan Ali bin Abi Thalib atas kekhilafahannya,
maka dari pada itu tercetuslah keputusan terakhir atau tahkim (arbitrase). Yang dimaksud
dengan arbitrase adalah tawaran yang diusulkan untuk memecah pasukan pada kubu Ali bin
Abi Thalib menjadi dua bagian, yaitu Pertama, adalah kelompok pendukung Ali yang disebut
Syi’ah dan Kedua, adalah kelompok yang menolak ke khalifahan Ali yang disebut Khawarij.
Persoalan kalam yang pertama kali muncul adalah persoalan siapa yang kafir dan
siapa yang bukan kafir, dalam arti siapa yang keluar dari Islam dan siapa yang tetap Islam.
Sehingga persoalan ini menimbulkan beberapa aliran antara lain;
a. Aliran Syi’ah.
b. Aliran Khawarij.
c. Aliran Murjiah.
d. Aliran Mu’tazilah.

4
e. Airan Qodariyah.
f. Aliran Jabariyah.
g. Aliran Asy’ariyah(Abu Al Hasan Al Asy’ari).
h. Aliran Maturidiyah (Abu Mansur M. Al Maturidi).
Aliran Asy'ariyah dan Maturidiyah keduanya sering disebut Ahlussunah wal jamaah.
 Faktor-Faktor yang Menyebabkan Lahirnya Ilmu Kalam
Pada zaman Abbasiyah, telah banyak berlaku pembahasan di dalam perkara-perkara
akidah termasuk perkara-perkara yang tidak wujud pada zaman Nabi s.a.w. atau zaman para
sahabatnya. Berlaku pembahasan tersebut dengan memberi penumpuan agar ia menjadi satu
ilmu baru yang diberi nama Ilmu Kalam. Ilmu ini muncul dan berkembang atas faktor-faktor
internal dan eksternal.
a. Faktor-faktor internal
Berikut ini adalah faktor-faktor internal yang menjadi puncak munculnya ilmu Kalam
1) Al-Quran di dalam seruannya kepada tauhid membentangkan aliran-aliran penting
dan agama-agama yang bertebaran pada zaman Nabi s.a.w., lalu al-Quran menolak perkataan-
perkataan mereka. Secara tabi’I, para ulama telah mengikut cara al-Quran di dalam menolak
mereka yang bertentangan, di mana apabila penentang memperbaharui cara, maka kaum
muslimin juga memperbaharui cara menolaknya.
2) Pada zaman pemerintahan Bani Umaiyah, hampir-hampir keseluruhan umat Islam
di dalam keimanan yang bersih dari sebarang pertikaian dan perdebatan. Dan apabila kaum
muslimin selesai melakukan pembukaan negeri dan kedudukannya telahpun mantap, mereka
beralih tumpuan kepada pembahasan sehingga menyebabkan berlaku perselisihan pendapat di
kalangan mereka.
3) Perselisihan di dalam masalah politik menjadi sebab di dalam perselisihan mereka
mengenai soal-soal keagamaan. Jadilah parti-parti politik tersebut sebagai satu aliran
keagamaan yang mempunyai pandangannya sendiri. Parti (kelompok) Imam Ali r.a.
membentuk golongan Syiah, dan manakala mereka yang tidak bersetuju dengan Tahkim dari
kalangan Syiah telah membentuk kelompok Khawarij. Dan mereka yang membenci
perselisihan yang berlaku di kalangan umat Islam telah membentuk golongan Murji’ah.

b. Faktor-faktor eksternal

Berikut ini adalah faktor-faktor eksternal yang menjadi puncak munculnya ilmu
Kalam:
Ramai orang yang memeluk agama Islam selepas pembukaan beberapa negeri adalah
terdiri dari penganut agama lain seperti yahudi, Nasrani, Ateis dan lain-lain. Kadangkala
mereka menzahirkan pemikiran-pemikiran agama lama mereka bersalutkan pakaian agama
mereka yang baru (Islam).

C. Hubungan Ilmu Kalam dengan Ilmu-Ilmu Lainnya


Ilmu kalam, Filsafat dan Tasawuf mempunyai kemiripan objek kajian. Objek kajian
ilmu kalam adalah ketuhanan dan segala sesuatu yang berkaitan dengannya. Objek kajian
filsafat adalah masalah ketuhanan disamping masalah alam, manusia dan segala sesuatu yang
ada. Sementara itu objek kajian tasawuf adalah Tuhan, yaitu upaya upaya pendekatan kepada-
Nya. Jadi, dilihat dari aspek objeknya, ketiga ilmu tersebut membahas masalah yang
berkaitan dengan ketuhanan.

Argumentasi filsafat (sebagaimana ilmu kalam) dibangun diatas dasar logika. Oleh
karena itu, hasil kajiannya bersifat spekulatif (dugaan yang tidak dapat dibuktikan secara
empiris, riset dan eksperimental). Kerelatifan hasil karya logika itu menyebabkan
beragamnya kebenaran yang dihasilkannya.

Ilmu kalam, Filsafat maupun Tasawuf berurusan dengan hal yan sama yaitu ilmu
kalam. Ilmu kalam dengan metodenya sendiri berusaha mencari kebenaran tentang Tuhan dan
yang berkaitan dengan-Nya. Filsafat dengan wataknya sendiri, berusaha menghampiri
kebenaran, baik tentang alam maupun manusia (yang belum atau tidak dapat dijangkau oleh
ilmu pengetahuan karena berada di luar atau diatas jangkauannya), atau tentang Tuhan.
Sementara itu, Tasawuf dengan metodenya, berusaha menghampiri kebenaran yang berkaitan
dengan perjalanan spiritual menuju Tuhan.

 Hubungan Ilmu Kalam dengan Tasawuf

Adapun hubungan ilmu kalam dengan ilmu tasawuf dapat dilihat melalui hubungan
konsep dasar iman, Islam, Ihsan. Dalam hadits sahih riwayat Abu Hurairah ra. Dijelaskan
“Ihsan adalah engkau beribadah kepada Allah SWT seakan-akan engkau melihat-Nya, dan
sekiranya engkau tidak dapat melihat-Nya maka sungguh Dia melihatmu.” Hadits ini
menjelaskan bahwa bangunan ilmu pengetahuan Islam adalah ilmu-ilmu yang berkaitan
dengan iman kepada Allah SWT, termasuk di dalamnya ilmu kalam, ilmu-ilmu yang
berkaitan dengan Islam, diantaranya syari’at dan muamalah, dan ilmu-ilmu yang berkaitan
dengan ihsan yaitu tasawuf.

 Hubungan antara Ilmu Kalam dengan Filsafat

Hubungan kedua ilmu sangat jelas dan saling mendukung. Filsafat sebagai ilmu yang
membahas tentang ontologi (pengetahuan tentang wujud), aksiologi (pengetahuan tentang
nilai) dan episemologi (pengetahuan tentang dasar-dasar ilmu pengetahuan) menggunakan
logika dan nalar yang sama dengan logika di dalam ilmu kalam. Pada sisi yang lain, ilmu
kalam memperbincangkan masalah-masalah yang berkaitan dengan keesaan Allah, wujud
Allah, Zat Allah. Sifat-sifat Allah, kehendak, perintah dan perbuatan Allah yang semuanya itu
termasuk ke dalam lapangan pembahasan filsafat.

 Hubungan Ilmu Kalam dengan Tafsir Al Qur’an

Ilmu kalam tidak mungkin berdiri sendiri tanpa mengindahkan sumber sumber rujukan
yang mendukung seperti kitab-kitab tafsir al-Qur’an dan ilmu-ilmu tafsir. Ketika mufasir
menjelaskan ayat-ayat yang menyinggung persoalan aqidah, ia tidak dapat terlepas dari
penalaran logika tentang keberadaan Allah SWT dan tentang keesaan-Nya. Contoh penafsiran
terhadap ayat QS. Al-Anbiyaa: 22 yang artinya : “Sekiranya ada di langit dan di bumi tuhan-
tuhan selain Allah, tentulah keduanya itu telah Rusak binasa. Maka Maha suci Allah yang
mempunyai 'Arsy daripada apa yang mereka sifatkan.”

Demikian juga ketika para mufasir menjelaskan tentang tanda-tanda kekuasaan Allah
SWT di dalam bumi dan di dalam tubuh manusia, sebagaimana termaktub dalam QS.Fussilat:
53yang artinya : “Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami
di segala wilayah bumi dan pada diri mereka sendiri, hingga jelas bagi mereka bahwa Al
Quran itu adalah benar. Tiadakah cukup bahwa Sesungguhnya Tuhanmu menjadi saksi atas
segala sesuatu?”

Apabila dicermati berbagai tafsir dan takwil terhadap ayat tersebut diatas, akan
menemukan sejumlah keterangan yang menegaskan hubungan yang kuat antara ilmu kalam
dengan dalil-dalil logika serta tafsir al-qur’an yang ada.

BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa ilmu kalam adalah suatu
ilmu yang membahas tentang akidah dengan dalil-dalil aqliyah (rasional ilmiah) dan sebagai
tameng terhadap segala tantangan dari para penentang, berdasarkan sumber-sumber yang
sudah diterangkan yang kemudian akan bermanfaat bagi diri kita dalam menjaga akidah
Islam.

DAFTAR PUSTAKA

 http://artikel-az.com/ilmu-kalam/
 https://dingklikkelas.blogspot.com/2014/03/sejarah-ilmu-kalam.html?m=1
 http://ilmubapak.blogspot.com/2014/12/hubungan-ilmu-kalam-dengan-ilmu-
lainnya.html?m=1
 Buku Paket Akidah Akhlak Kelas XI

III

Anda mungkin juga menyukai