Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, kami dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Perpajakan dalam Pembangunan Ekonomi” dengan
tepat waktu.
Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Pelajaran Ekonomi, Selain itu, makalah ini
bertujuan menambah wawasan tentang perpajakan di Indonesia bagi penulis dan pembaca.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Nadya Devianti Sp.d selaku guru Mata Pelajaran
Ekonomi. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu
diselesaikannya makalah ini.
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang
membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Tim Penyusun
1
DAFTAR ISI
COVER……………………………………………………………………………………………………………………
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………………………………… 1
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………………………………………..2
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………………………………………….3
1.1 Latar Belakang Masalah……………………………………………………………………………….4
1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………………………………………….5
1.3 Tujuan………………………………………………………………………………………………………….6
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………………………………………………7
2.1 Pengertian Pajak………………………………………………………………………………………….8
2.2 Unsur dan Fungsi Pajak…………………………………………………………………………………9
2.3 Syarat dan Sistem Pemungutan Pajak…………………………………………………………10
2.4 Asas dan Macam-Macam Pajak………………………………………………………………….11
2.5 Tarif dan Tata Cara Pembayaran Pajak………………………………………………………..12
2.6 Perbedaan Pajak dengan Pungutan resmi Selain Pajak……………………………….13
BAB III PENUTUP…………………………………………………………………………………………………….15
3.1 Kesimpulan………………………………………………………………………………………………..15
3.2 Saran………………………………………………………………………………………………………….15
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………………………………. 16
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pajak merupakan sumber utama penerimaan negara yang akan digunakan untuk membiayai
pengeluaran negara dan membiayai investasi pemerintah. penerimaan negara tersebut berasal
dari rakyat, dialokasikan berdasarkan persetujuan wakil rakyat, dan digunakan untuk sebesar-
besarnya kemakmuran rakyat.
Pajak mempunyai dua fungsi penting dalam perekonomian suatu negara. Pertama
pajak merupakan salah satu sumber dana pemerintah untuk melakukan pembangunan, baik
pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Kedua pajak berfungsi sebagai alat yang
mengatur kebijakan-kebijakan pemerintah di bidang sosial ekonomi.
Penerimaan pajak mengalami peningkatan yang cukup signifikan baik dalam jumlah
nominal maupun persentase terhadap jumlah keseluruhan pendapatan negara. D i sisi lain
persentase Wajib Pajak masih sangat kecil jika dibandingkan dengan jumlah seluruh
penduduk di Indonesia. Hal ini menunjukan kesadaran masyarakat Indonesia untuk
membayar pajak masih rendah.
Menurut Widayati dan Nurlis yang dikutip dalam penelitian Ramadiansyah, Sudjana, &
Dwiatmanto (2014) menguraikan beberapa bentuk kesadaran membayar pajak yang
mendorong Wajib Pajak untuk membayar pajak salah satunya adalah kesadaran bahwa pajak
merupakan bentuk partisipasi dalam menunjang pembangunan negara. Pembayaran pajak
merupakan sebuah aktivitas yang wajib dilakukan oleh seluruh rakyat di dunia. Pajak merupakan
sumber pendapatan negara yang digunakan untuk membiayai pembangunan..
3
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pajak
Pajak (dari bahasa Latin taxo; "rate") adalah kontribusi wajib kepada negara
yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan
Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan
untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pajak adalah pungutan wajib,
biasanya berupa uang yang harus dibayar oleh penduduk sebagai sumbangan wajib
kepada negara atau pemerintah sehubungan dengan pendapatan, pemilikan, harga
beli barang dan sebagainya.
a. Menurut Prof. Dr. P.J.A. Andriani, pajak adalah iuran masyarakat kepada negara
(yang dapat dipaksakan ) yang terutang oleh yang wajib membayarnya menurut
persturan-peraturan umum (undang-undang) dengan tidak mendapat prestasi
kembali yang langsung dapat ditunjuk dan yang gunanya adalah untuk membiayai
pengeluaran-pengeluaran umum berhubung tugas negara untuk
menyelenggarakan pemerintahan.
b. Menurut Dr. Soepaman Soemahamidjaja, pajak adalah iuran wajib, berupa uang
atau barang yang dipungut oleh penguasa berdasarkan norma-norma hokum
guna menutup biaya produksi barang-barang dan jasa kolektif dalam mencapai
kesejahteraan umum.
d. Menurut Prof. Dr. Rachmat Soemitro, pajak adalah peralihan kekayaan dari pihak
rakyat kepada kas negara untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran rutin dan
surplusnya digunakan untuk public saving yang merupakan sumber utama untuk
membiayai.
5
2.2 Unsur dan Fungsi Pajak
1. Unsur Pajak
Secara garis besar, unsur pajak yang ada di Indonesia dibagi menjadi empat, yaitu subjek
pajak, Wajib Pajak, objek pajak, dan terakhir tarif pajak.
a. Subjek pajak, adalah orang pribadi atau badan yang menuntut ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan ditentukan untuk melakukan kewajiban perpajakan
termasuk pemungut pajak atau pemotong pajak tertentu, misalnya pegawai, pengusaha,
dan perusahaan.
Subjek pajak kemudian dibagi menjadi dua, yakni subjek pajak dalam negeri dan subjek
pajak luar negeri.
Sementara itu, subjek pajak luar negeri mencakup orang pribadi yang tidak bertempat
tinggal di Indonesia serta badan yang tidak dibandung dan tidak memiliki kedudukan di
Indonesia, baik yang menjalankan usaha tetap maupun yang memperoleh penghasilan
dari Indonesia.
Subjek pajak disebut sebagai unsur pajak pertama karena tanpa adanya subjek pajak,
perputaran pajak di Indonesia pun tidak akan bisa berjalan. Sebab, pungutan pajak hanya
bisa dibebankan pada subjek pajak, bukan pada benda atau jasa.
b. Wajib Pajak adalah, subjek pajak yang sudah memiliki kewajiban dan dianggap layak
untuk membayar pajak. Mereka mendapat beban pungutan pajak dan wajib
membayarnya. Jika tidak, maka Wajib Pajak dapat dikenai sanksi atau denda dengan
besaran yang telah ditentukan pemerintah. Wajib Pajak adalah orang pribadi atau badan.
Benda dan jasa tidak termasuk sebagai Wajib Pajak karena tidak memiliki kemampuan
untuk membayar pajak. Orang atau badan yang mewadahi benda dan jasa tersebut
adalah pihak yang bisa dikategorikan sebagai Wajib Pajak.
c. Objek pajak adalah, sesuatu yang dikenakan pajak, misalnya penghasilan seseorang yang
melebihi jumlah tertentu, tanah, bangunan, laba perusahaan, kekayaan, dan mobil.
d. Tarif pajak, adalah ketentuan besar kecilnya pajak yang harus dibayar oleh wajib pajak
terhadap obejk pajak yang menjadi tanggungannya.
2. Fungsi Pajak
Di Indonesia, pajak sejatinya memiliki 4 fungsi, yaitu fungsi anggaran (budgetair), fungsi
mengatur (regulerend), fungsi stabilitas, dan fungsi redistribusi pendapatan.
6
a. Fungsi Anggaran (budgetair)
Sebagai sumber pendapatan negara, pajak berfungsi untuk membiayai pengeluaran-
pengeluaran negara. Untuk menjalankan tugas-tugas rutin negara dan melaksanakan
pembangunan, negara membutuhkan biaya. Biaya ini dapat diperoleh dari penerimaan
pajak.
c. Fungsi Stabilitas
Pajak juga berfungsi dalam membantu pemerintah berkaitan dengan kepemilikan
dana yang dapat digunakan untuk menjalankan kebijakan yang berhubungan
dengan stabilitas harga sehingga hal-hal yang berkaitan dengan inflasi dapat
dikendalikan dengan baik. Untuk dapat menjaga stabilitas perekonomian negara,
dapat dilakukan dengan mengatur peredaran uang yang ada di masyarakat,
pemungutan pajak, hingga penggunaan pajak yang efektif dan efisien. Contohnya
adalah bila suatu negara mengalami inflasi, maka negara akan menetapkan nominal
pungutan wajib yang relatif lebih tinggi. Sedangkan, apabila negara mengalami
deflasi maka negara akan menetapkan nominal pungutan yang relatif rendah.
7
dimanfaatkan oleh warga negaranya yang membutuhkan pekerjaan yang pada
akhirnya berujung pada peningkatan pendapatan masyarakat. Contohnya adalah
pendapatan negara digunakan untuk keperluan pembukaan lapangan pekerjaan
baru di suatu daerah atau wilayah. Nantinya, masyarakat di daerah tersebut akan
mendapat sumber penghasilan baru sehingga pendapatan masyarakat ikut
meningkat.
8
2. Sistem Pemungutan pajak
Ada beberapa sistem pemungutan pajak yang berlaku di Indonesia, yaitu sebagai
berikut.
a. Official assessment system
Sistem pemungutan pajak ini memberi wewenang kepada pemerintah (fiskus)
untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh wajib pajak. Berikut ciri-
cirinya.
1) Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang pada fiskus
2) Wajib pajak bersifat pasif.
3) Utang pajak timbul setelah dikeluarkan surat ketetapan pajak oleh fiskus.
b. Self assessment system
System ini memberi wewenang kepada wajib pajak untuk menentukan sendiri
besarnya pajak yang terutang. Ciri-cirinya adalah sebagai berikut.
1) Wewenang untuk menentukan besarnya pajak untuk menentukan sendir
besarnya pajak yang terutang ada pada wajib pajak sendiri.
2) Wajib pajak aktif, mulai dari menghitung, menyetor, dan melaporkan sendiri
pajak terutangnya.
3) Fiskus tidak ikut campur dan hanya mengawasi.
c. With holding system
System pemungutan pajak ini memberi wewenang kepada pihak ketiga (bukan
fiskus ataupun wajib pajak) untuk menentukan besarnya pajak yang teutang
oleh wajib pajak. Ciri-cirinya adalah wewenang menentukan besarnya pajak
yang terutang ada pada pihak ketiga, yaitu pihak yang bukan fiskus ataupun
wajib pajak.
9
a. Asas daya pikul, pajak yang dipungut berdasarkan besar kecil nya
pendapatan.
b. Asas Manfaat, pajak yang dipungut harus digunakan untuk egiatan yang
bermanfaat untuk kepentingan umum
c. Asas kesejahteraan, pajak yang dipungut untuk meningkatkan
kesejahteraan rakyat.
d. Asas kesamaan, dalam kondisi yang sama antarwajib pajak dikenakan
biaya pajak dalam jumlah yang sama.
e. Asas beban, pungutan pajak diusahakan serendah-rendahnya sehingga
tidak memberatkan wajib pajak.
2. Macam-Macam Pajak
Macam-macam pajak di Indonesia dibagi menjadi tiga bagian yaitu berdasarkan
sitem pemungutan, berdasarkan Lembaga pemungutan, dan berdasarkan sifatnya.
a. Berdasarkan system pemungutan
1) Pajak langsung, meliputi pajak penghasilan, pajak kekayaan, pajak
perseroan, pajak atas bunga, dan lain-lain.
2) Pajak tak langsung, meliputi pajak penjualan, pajak pertambahan nilai, bea
meterai, bea lelang, dan lain-lain.
b. Berdasarkan Lembaga pemungutan
1) Pajak pusat, meliputi pajak penghasilan, pajak kekayaan, pajak ekspor, dan
lain-lain.
2) Pajak daerah, meliputi pajak kendaraan, pajak reklame, pajak radio, dan lain-
lain.
c. Berdasarkan sifatnya
1) Pajak subjektif, yaitu dari pajak penghasilan
10
2) Pajak objektif, meliputi pajak pertambahan nilai dan pajak penjualan atas
barang mewah.
1. Tarif Pajak
Seperti yang sudah kita ketahui bahwa pada dasarnya tarif pajak adalah dasar
pengenaan pajak atas segala objek pajak yang memang menjadi tanggung jawab
wajib pajak. Tarif pajak pada umumnya berupa besaran persentase yang telah
ditetapkan oleh pemerintah sebagai acuan dalam pengenaan pajak. Secara
struktural, setidaknya ada 4 jenis tarif pajak yaitu antara lain adalah tarif progresif,
tarif degresif, tarif proporsional, tarif tetap atau regresif.
a. Tarif pajak progresif, adalah tarif pemungutan pajak dengan persentase yang
semakin meningkat mengikuti pertambahan jumlah pendapatan yang
dikenakan pajak. Tarif progresif PPh terbaru tertuang pada Undang-Undang
Nomor 7 Tahun 2021 tentang Harmonisasi Peraturan Perpajak (UU HPP).
0 s/d Rp.60.000.000 5%
11
Terdapat 3 jenis tarif pajak degresif yang dibedakan oleh besaran penurunan
tarifnya. Pertama, tarif degresif proporsional yang persentase
penurunannya selalu sama dan tidak terpengaruh oleh DPP. Kedua, tarif
pajak degresif-degresif yang besaran penurunannya semakin kecil jika DPP
meningkat. Terakhir, tarif pajak degresif-progresif yang persentase
penurunan tarifnya meningkat seiring dengan meningkatnya DPP. Tarif
degresif merupakan nilai presentase akan semakin kecil apabila nilai objek
pengenaan pajaknya semakin besar.
d. Tarif pajak tetap (regresif), Jenis tarif yang terakhir adalah tarif tetap atau
tarif regresif yang dimana saat pemungutan tarif pajaknya akan selalu tetap
tanpa melihat jumlah dari keseluruhan dasar pengenaan pajaknya.
Sehingga, tarif yang dikenakan besarannya sama bagi seluruh wajib pajak.
Tarif tetap ini juga diartikan sebagai tarif yang akan selalu sama dan sesuai
dengan peraturan yang diberlakukan oleh pemerintahan seperti contoh bea
meterai dengan nilai yang sudah ditentukan oleh pemerintahan.
12
2. Tata cara pembayaran pajak
Saat ini pembayaran semakin mudah dan praktis karena bisa dilakukan secara daring
(bayar pajak online). Dengan demikian, Anda tidak perlu repot-repot lagi harus datang ke
kantor pajak untuk membayar kewajiban sebagai warga negara.
Mengutip laman resmi Direktorat Jenderal Pajak (DJP), e-Billing pajak merupakan
metode pembayaran pajak secara elektronik dengan menggunakan kode billing atau ID
billing sebagai cara untuk bayar pajak online.
Billing System adalah sistem yang menerbitkan kode billing untuk pembayaran atau
penyetoran penerimaan negara secara elektronik, tanpa perlu membuat Surat Setoran
(SSP, SSBP, SSPB) manual, yang digunakan pada e-Billing DJP. e-Billing berbasis MPN-G2
memfasilitasi wajib pajak untuk membayarkan pajaknya dengan lebih mudah, lebih cepat
dan lebih akurat.
Anda harus mengunduh aplikasi billing DJP online terlebih dahulu. Setelah itu
kunjungi kantor pajak terdekat untuk membuat dan mengaktifkan electronic filling
identification number atau e-FIN setelah mendapatka kode e-FIN, kemudian membuat
akun DJP online. Buka laman https://djponline.pajak.go.id//account/ melalui browser, lalu
klik menu registrasi kemudian mengisi data yang diperlukan. Selanjutnya, yaitu membayar
pajak online di e-billing DJP dengan langkah-langkag sebagai berikut.
• Log in ke laman djponline.pajak.go.id.
• Masukkan NPWP, password, dan kode keamanan untuk login ke akun Anda.
• Selanjutnya pilih menu e-Billing System.
• Pilih pada menu Isi SSE.
• Kemudian Anda akan mendapat form Surat Setoran Elektronik (SSE) yang harus
Anda isi.
• Data pada formulir tersebut akan terisi otomatis. Yang perlu Anda ubah hanya
pada kolom Jenis Pajak, Jenis Setoran, Masa Pajak, Tahun Pajak, Uraian Pajak
yang dibayarkan, dan Jumlah Setoran.
• Setelah merampungkan pengisian, klik Simpan.
• Klik pada pilihan Kode Billing.
• Klik Cetak Kode Billing.
• Setelah mendapatkan Kode Billing, bayar pajak online lewat bank, kantor pos,
atau ATM yang Anda gunakan. Bisa juga melalui internet banking jika Anda
menggunakan fasilitas tersebut.
Selain pajak, ada beberapa pungutan resmi lainnya yang merupakan sumber
pendapatan negara, yaitu bea ekspor dan impor, cukai, retibusi, iuran pembangunan
daerah, denda pelanggaran lalu lintas, serta pungutan hasil hutan.
Berikut tabel perbedaan antara pajak dan pungutan resmi selain pajak.
13
Pihak Pemerintah pusat Pemerintah daerah
pemungut
Sifat Wajib yang dapat dipaksakan Tidak wajib
pemungutan
Imbalan/jasa Tidak mendapat imbalan/jasa secara Mendapat imbalan/jasa
langsung secara langsung
Pemberlakuan Aturan pajak berlaku untuk seluruh Aturan retribusi berlaku
aturan warga negara Indonesia untuk daerah yang
bersangkutan
Sumber Pajak Retribusi
pendapatan merupakan sumber pendapatan Merupakan sumber
pemerintah pusat pendapatan pemerintah
daerah
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pajak adalah pungutan wajib,
biasanya berupa uang yang harus dibayar oleh penduduk sebagai sumbangan wajib
kepada negara atau pemerintah sehubungan dengan pendapatan, pemilikan, harga
beli barang dan sebagainya.
Pajak merupakan sumber utama penerimaan negara yang akan digunakan
untuk membiayai pengeluaran negara dan membiayai investasi pemerintah.
penerimaan negara tersebut berasal dari rakyat, dialokasikan berdasarkan
persetujuan wakil rakyat, dan digunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Pembayaran pajak merupakan sebuah aktivitas yang wajib dilakukan oleh
seluruh rakyat di dunia. Pajak merupakan sumber pendapatan negara yang digunakan
untuk membiayai pembangunan..
Terdapat beberapa aspek dalam perpajakan diantaranya, unsur pajak, fungsi
pajak, syarat pajak, sistem pemungutan pajak, asas pajak, macam-mcam pajak, dan
tarif pajak.
Selain pajak, ada beberapa pungutan resmi lainnya yang merupakan sumber
pendapatan negara, yaitu bea ekspor dan impor, cukai, retibusi, iuran pembangunan
daerah, denda pelanggaran lalu lintas, serta pungutan hasil hutan.
3.2 Saran
Sebagai warga negara yang baik dan patuh pada aturan dan tata tertib, sudah
seharusnya kita wajib membayar pajak untuk membantu negara dalam membangun
fasilitas dan insfratuktur negara ini. Karena, pada hakikatnya pajak yang kita bayarkan
adalah untuk kita juga.
Pajak harus dan wajib kita bayarkan karena pajak yang kita bayarkan juga
digunakan negara untuk keperluan – keperluan penyelenggaraan pemerintah,
misalnya seperti pembayaran gaji pegawai negeri, pembayaran pembelanjaan
tentara, polisi dan keperluan negara lainnya yang masih banyak lagi.
15
DAFTAR PUSTAKA
https://www.pajakku.com/read/5da03b54b01c4b456747b729/Pentingnya-Pembayaran-Pajak-
untuk-Negara
https://id.wikipedia.org/wiki/Pajak#:~:text=Pajak%20(dari%20bahasa%20Latin%20taxo,bagi%20seb
esar%2Dbesarnya%20kemakmuran%20rakyat.
https://www.kompas.com/skola/read/2022/07/14/073000969/unsur-unsur-pajak-di-
indonesia?page=all#:~:text=Dikutip%20dari%20buku%20Dasar%2Ddasar,obyek%20pajak%2C%20da
n%20tarif%20pajak.
https://www.pajakku.com/read/60d2be0558d6727b1651ac01/Mengenal-Fungsi-Pajak-di-Indonesia
https://www.pajakku.com/read/606e7862eb01ba1922cca754/Jenis-Jenis-Tarif-Pajak-yang-Perlu-
Diketahui
https://klikpajak.id/blog/7-asas-pemungutan-pajak-yang-berlaku-di-
indonesia/#:~:text=Asas%20pemungutan%20pajak%20sendiri%20digunakan,yang%20
16