Anda di halaman 1dari 16

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, kami dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Perpajakan dalam Pembangunan Ekonomi” dengan
tepat waktu.

Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Pelajaran Ekonomi, Selain itu, makalah ini
bertujuan menambah wawasan tentang perpajakan di Indonesia bagi penulis dan pembaca.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Nadya Devianti Sp.d selaku guru Mata Pelajaran
Ekonomi. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu
diselesaikannya makalah ini.

Kami menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang
membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Karawang, 14 Januari 2023

Tim Penyusun

1
DAFTAR ISI

COVER……………………………………………………………………………………………………………………
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………………………………… 1
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………………………………………..2
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………………………………………….3
1.1 Latar Belakang Masalah……………………………………………………………………………….4
1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………………………………………….5
1.3 Tujuan………………………………………………………………………………………………………….6
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………………………………………………7
2.1 Pengertian Pajak………………………………………………………………………………………….8
2.2 Unsur dan Fungsi Pajak…………………………………………………………………………………9
2.3 Syarat dan Sistem Pemungutan Pajak…………………………………………………………10
2.4 Asas dan Macam-Macam Pajak………………………………………………………………….11
2.5 Tarif dan Tata Cara Pembayaran Pajak………………………………………………………..12
2.6 Perbedaan Pajak dengan Pungutan resmi Selain Pajak……………………………….13
BAB III PENUTUP…………………………………………………………………………………………………….15
3.1 Kesimpulan………………………………………………………………………………………………..15
3.2 Saran………………………………………………………………………………………………………….15
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………………………………. 16

2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah

Pajak merupakan sumber utama penerimaan negara yang akan digunakan untuk membiayai
pengeluaran negara dan membiayai investasi pemerintah. penerimaan negara tersebut berasal
dari rakyat, dialokasikan berdasarkan persetujuan wakil rakyat, dan digunakan untuk sebesar-
besarnya kemakmuran rakyat.

Pembayaran pajak membantu terciptanya kesejahteraan masyarakat. Objek dan


subjek pajak tertentu dapat menyumbang pajak lebih besar dari yang lain. Hasil pengutan
pajak tersebut kemudian digunakan untuk menyediakan fasilitas bagi rakyat miskin sehingga
mengurangi kesenjangan sosial. Pajak merupakan iuran wajib yang dibayar rakyat kepada
negara tanpa kontraprestasi secara langsung dan akan digunakan untuk kepentingan
pemerintah dan masyarakat umum (Mardiasmo: 2011).

Pajak mempunyai dua fungsi penting dalam perekonomian suatu negara. Pertama
pajak merupakan salah satu sumber dana pemerintah untuk melakukan pembangunan, baik
pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Kedua pajak berfungsi sebagai alat yang
mengatur kebijakan-kebijakan pemerintah di bidang sosial ekonomi.

Penerimaan pajak mengalami peningkatan yang cukup signifikan baik dalam jumlah
nominal maupun persentase terhadap jumlah keseluruhan pendapatan negara. D i sisi lain
persentase Wajib Pajak masih sangat kecil jika dibandingkan dengan jumlah seluruh
penduduk di Indonesia. Hal ini menunjukan kesadaran masyarakat Indonesia untuk
membayar pajak masih rendah.

Menurut Widayati dan Nurlis yang dikutip dalam penelitian Ramadiansyah, Sudjana, &
Dwiatmanto (2014) menguraikan beberapa bentuk kesadaran membayar pajak yang
mendorong Wajib Pajak untuk membayar pajak salah satunya adalah kesadaran bahwa pajak
merupakan bentuk partisipasi dalam menunjang pembangunan negara. Pembayaran pajak
merupakan sebuah aktivitas yang wajib dilakukan oleh seluruh rakyat di dunia. Pajak merupakan
sumber pendapatan negara yang digunakan untuk membiayai pembangunan..

Pajak mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan bernegara,


khususnya di dalam pelaksanaan pembangunan karena pajak merupakan sumber
pendapatan negara untuk membiayai semua pengeluaran termasuk pengeluaran
pembangunan. Oleh karena itulah, sebagai warga negara yang baik, ita wajib mengetahui
hal terkait pajak serta tata cara pembayaran pajak.

3
1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana pendapat para ahli terkait perpajakan?


2. Bagaimana unsur dan syarat-syarat dalam pemungutan pajak?
3. Bagaimana Asas dan Macam-macam pajak yang ada di Indonesia?
4. Bagaimana tata cara pembayaran pajak dan tarif pajak yang diterapkan di Indonesia
5. Bagaimana perbedaan pajak dengan pungutan resmi selain pajak?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui pendapat para ahli tentang pajak.


2. Untuk mengetahui unsur dan syarat-syarat dalam pemungutan pajak
3. Untuk mengetahui asas dan macam-macam pajak yang ada di Indonesia.
4. Untuk mengetahui tata cara pembayaran pajak dan tarif pajak yang diterapkan di Indonesia
5. Untuk mengetahui perbedaan pajak dengan pungutan resmi selain pajak.

4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pajak

1. Pengertian Pajak Secara Umum

Pajak (dari bahasa Latin taxo; "rate") adalah kontribusi wajib kepada negara
yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan
Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan
untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pajak adalah pungutan wajib,
biasanya berupa uang yang harus dibayar oleh penduduk sebagai sumbangan wajib
kepada negara atau pemerintah sehubungan dengan pendapatan, pemilikan, harga
beli barang dan sebagainya.

2. Pengertian Pajak Menurut para Ahli

Pengertian pajak dari beberapa ahli adalah sebagai berikut :

a. Menurut Prof. Dr. P.J.A. Andriani, pajak adalah iuran masyarakat kepada negara
(yang dapat dipaksakan ) yang terutang oleh yang wajib membayarnya menurut
persturan-peraturan umum (undang-undang) dengan tidak mendapat prestasi
kembali yang langsung dapat ditunjuk dan yang gunanya adalah untuk membiayai
pengeluaran-pengeluaran umum berhubung tugas negara untuk
menyelenggarakan pemerintahan.

b. Menurut Dr. Soepaman Soemahamidjaja, pajak adalah iuran wajib, berupa uang
atau barang yang dipungut oleh penguasa berdasarkan norma-norma hokum
guna menutup biaya produksi barang-barang dan jasa kolektif dalam mencapai
kesejahteraan umum.

c. Menurut Prof. S.I Djajadiningrat, pajak sebagai suatu kewajiban menyerahkan


sebagian daripada kekayaan kepada negara disebabkan suatu keadaan, kejadian,
dan perbuatan yang memebrikan kedudukan tertentu. Tetatpi bukan sebagai
hukuman, menurut peraturan-peraturan yang ditetapkan pemerintah serta dapat
dipaksakan, tetapi tidak ada jasa balik dari negara secara langsung untuk
memelihara kesejahteraan umum.

d. Menurut Prof. Dr. Rachmat Soemitro, pajak adalah peralihan kekayaan dari pihak
rakyat kepada kas negara untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran rutin dan
surplusnya digunakan untuk public saving yang merupakan sumber utama untuk
membiayai.

5
2.2 Unsur dan Fungsi Pajak

1. Unsur Pajak
Secara garis besar, unsur pajak yang ada di Indonesia dibagi menjadi empat, yaitu subjek
pajak, Wajib Pajak, objek pajak, dan terakhir tarif pajak.
a. Subjek pajak, adalah orang pribadi atau badan yang menuntut ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan ditentukan untuk melakukan kewajiban perpajakan
termasuk pemungut pajak atau pemotong pajak tertentu, misalnya pegawai, pengusaha,
dan perusahaan.
Subjek pajak kemudian dibagi menjadi dua, yakni subjek pajak dalam negeri dan subjek
pajak luar negeri.

• Dalam Undang-Undang No. 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan, yang


tergolong sebagai subjek pajak dalam negeri di antaranya adalah:
• Orang pribadi (baik yang bertempat tinggal di Indonesia, berdiam di Indonesia
lebih dari 183 hari dalam jangka waktu 12 bulan, maupun yang berdiam di
Indonesia selama satu tahun pajak dan berniat tinggal di Indonesia).
• Warisan yang belum dibagikan karena dianggap sebagai pengganti pewaris
sampai nanti warisan terbagi.
• Badan Bentuk usaha tetap.

Sementara itu, subjek pajak luar negeri mencakup orang pribadi yang tidak bertempat
tinggal di Indonesia serta badan yang tidak dibandung dan tidak memiliki kedudukan di
Indonesia, baik yang menjalankan usaha tetap maupun yang memperoleh penghasilan
dari Indonesia.

Subjek pajak disebut sebagai unsur pajak pertama karena tanpa adanya subjek pajak,
perputaran pajak di Indonesia pun tidak akan bisa berjalan. Sebab, pungutan pajak hanya
bisa dibebankan pada subjek pajak, bukan pada benda atau jasa.

b. Wajib Pajak adalah, subjek pajak yang sudah memiliki kewajiban dan dianggap layak
untuk membayar pajak. Mereka mendapat beban pungutan pajak dan wajib
membayarnya. Jika tidak, maka Wajib Pajak dapat dikenai sanksi atau denda dengan
besaran yang telah ditentukan pemerintah. Wajib Pajak adalah orang pribadi atau badan.
Benda dan jasa tidak termasuk sebagai Wajib Pajak karena tidak memiliki kemampuan
untuk membayar pajak. Orang atau badan yang mewadahi benda dan jasa tersebut
adalah pihak yang bisa dikategorikan sebagai Wajib Pajak.

c. Objek pajak adalah, sesuatu yang dikenakan pajak, misalnya penghasilan seseorang yang
melebihi jumlah tertentu, tanah, bangunan, laba perusahaan, kekayaan, dan mobil.

d. Tarif pajak, adalah ketentuan besar kecilnya pajak yang harus dibayar oleh wajib pajak
terhadap obejk pajak yang menjadi tanggungannya.

2. Fungsi Pajak
Di Indonesia, pajak sejatinya memiliki 4 fungsi, yaitu fungsi anggaran (budgetair), fungsi
mengatur (regulerend), fungsi stabilitas, dan fungsi redistribusi pendapatan.

6
a. Fungsi Anggaran (budgetair)
Sebagai sumber pendapatan negara, pajak berfungsi untuk membiayai pengeluaran-
pengeluaran negara. Untuk menjalankan tugas-tugas rutin negara dan melaksanakan
pembangunan, negara membutuhkan biaya. Biaya ini dapat diperoleh dari penerimaan
pajak.

b. Fungsi Mengatur (regulerend)


Melalui kebijaksanaan pajak, dapat membantu pemerintah dalam mengatur
pertumbuhan ekonomi. Melalui fungsi mengatur ini, pajak diharapkan dapat
digunakan sebagai alat untuk mencapai sebuah tujuan, yaitu kesejahteraan
rakyatnya.
Fungsi mengatur tersebut antara lain:
• Pajak bisa digunakan untuk menghambat laju inflasi
• Pajak bisa digunakan sebagai alat untuk mendorong dan meningkatkan kegiatan
ekspor, seperti pajak ekspor barang
• Pajak bisa memberikan perlindungan terhadap barang produksi dari dalam
negeri, seperti PPN
• Pajak bisa mengatur dan menarik investasi modal guna membantu
perekonomian semakin produktif

c. Fungsi Stabilitas
Pajak juga berfungsi dalam membantu pemerintah berkaitan dengan kepemilikan
dana yang dapat digunakan untuk menjalankan kebijakan yang berhubungan
dengan stabilitas harga sehingga hal-hal yang berkaitan dengan inflasi dapat
dikendalikan dengan baik. Untuk dapat menjaga stabilitas perekonomian negara,
dapat dilakukan dengan mengatur peredaran uang yang ada di masyarakat,
pemungutan pajak, hingga penggunaan pajak yang efektif dan efisien. Contohnya
adalah bila suatu negara mengalami inflasi, maka negara akan menetapkan nominal
pungutan wajib yang relatif lebih tinggi. Sedangkan, apabila negara mengalami
deflasi maka negara akan menetapkan nominal pungutan yang relatif rendah.

d. Fungsi Redistribusi Pendapatan


Pajak yang telah dipungut oleh pemerintah atau negara, nantinya akan digunakan
untuk membiayai semua kepentingan umum, termasuk ke dalamnya adalah
membiayai pembangunan sehingga dapat membuka kesempatan kerja yang dapat

7
dimanfaatkan oleh warga negaranya yang membutuhkan pekerjaan yang pada
akhirnya berujung pada peningkatan pendapatan masyarakat. Contohnya adalah
pendapatan negara digunakan untuk keperluan pembukaan lapangan pekerjaan
baru di suatu daerah atau wilayah. Nantinya, masyarakat di daerah tersebut akan
mendapat sumber penghasilan baru sehingga pendapatan masyarakat ikut
meningkat.

2.3 Syarat dan Sistem pemungutan pajak

1. Syarat-syarat pemungutan pajak


Pemungutan pajak harus memenuhi syarat sebagai berikut,

a. Syarat keadilan, maksudnya pajak dikenakan secara umum dan merata


berdasarkan undang-undang dan disesuaikan dengan kemampuan masing-
masing individu. Selain diberikan hak bagi wajib pajak untuk mengajukan
keberatan, penundaan pembayaran, dan dapat mengajukan banding kepada
majelis pertimbangan pajak.
b. Syarat yuridis, pajak telah diatur dengan berbagai undang-undang. Hal itu
memberikan jalanan hokum, baik bagi negara maupun bagi warganya.
c. Syarat ekonomi, pemungutan pajak tidak boleh mengganggu kelancaran
kegiatan produksi dan perdagangan sehingga tidak menimbulkan kelesuan
perekonomian masyarakat
d. Syarat finansial, biaya pemungutan pajak tidak lebih besar dari hasil
pemungutan pajak.
e. Syarat kesederhanaan, pemungutan pajak harus sederhana, maksudnya agar
dapat dipahami oleh wajib pajak sehingga wajib pajak atau masyarakat mudah
untuk menghitung sendiri dan mendorong dalam memenuhi kewajibannya.

8
2. Sistem Pemungutan pajak

Ada beberapa sistem pemungutan pajak yang berlaku di Indonesia, yaitu sebagai
berikut.
a. Official assessment system
Sistem pemungutan pajak ini memberi wewenang kepada pemerintah (fiskus)
untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh wajib pajak. Berikut ciri-
cirinya.
1) Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang pada fiskus
2) Wajib pajak bersifat pasif.
3) Utang pajak timbul setelah dikeluarkan surat ketetapan pajak oleh fiskus.
b. Self assessment system
System ini memberi wewenang kepada wajib pajak untuk menentukan sendiri
besarnya pajak yang terutang. Ciri-cirinya adalah sebagai berikut.
1) Wewenang untuk menentukan besarnya pajak untuk menentukan sendir
besarnya pajak yang terutang ada pada wajib pajak sendiri.
2) Wajib pajak aktif, mulai dari menghitung, menyetor, dan melaporkan sendiri
pajak terutangnya.
3) Fiskus tidak ikut campur dan hanya mengawasi.
c. With holding system
System pemungutan pajak ini memberi wewenang kepada pihak ketiga (bukan
fiskus ataupun wajib pajak) untuk menentukan besarnya pajak yang teutang
oleh wajib pajak. Ciri-cirinya adalah wewenang menentukan besarnya pajak
yang terutang ada pada pihak ketiga, yaitu pihak yang bukan fiskus ataupun
wajib pajak.

2.4 Asas dan Macam-macam pajak


1. Asas pemungutan pajak
Secara umum, asas pajak yang diterapkan di dunia terdapat tiga saja,
yaitu asas kebangsaan, asas tempat tinggal, dan asas sumber.
Sedangkan menurut ahli W.J Langen asa pemungutan pajak adalah sebagai
berikut,

9
a. Asas daya pikul, pajak yang dipungut berdasarkan besar kecil nya
pendapatan.
b. Asas Manfaat, pajak yang dipungut harus digunakan untuk egiatan yang
bermanfaat untuk kepentingan umum
c. Asas kesejahteraan, pajak yang dipungut untuk meningkatkan
kesejahteraan rakyat.
d. Asas kesamaan, dalam kondisi yang sama antarwajib pajak dikenakan
biaya pajak dalam jumlah yang sama.
e. Asas beban, pungutan pajak diusahakan serendah-rendahnya sehingga
tidak memberatkan wajib pajak.

Asas pemungutan pajak sendiri digunakan sebagai pedoman dalam pembuatan


regulasi perpajakan. Selain itu, hal ini juga berguna sebagai dasar pedoman yang
digunakan petugas yang berwenang untuk pengumpulan pajak.

2. Macam-Macam Pajak
Macam-macam pajak di Indonesia dibagi menjadi tiga bagian yaitu berdasarkan
sitem pemungutan, berdasarkan Lembaga pemungutan, dan berdasarkan sifatnya.
a. Berdasarkan system pemungutan
1) Pajak langsung, meliputi pajak penghasilan, pajak kekayaan, pajak
perseroan, pajak atas bunga, dan lain-lain.
2) Pajak tak langsung, meliputi pajak penjualan, pajak pertambahan nilai, bea
meterai, bea lelang, dan lain-lain.
b. Berdasarkan Lembaga pemungutan
1) Pajak pusat, meliputi pajak penghasilan, pajak kekayaan, pajak ekspor, dan
lain-lain.
2) Pajak daerah, meliputi pajak kendaraan, pajak reklame, pajak radio, dan lain-
lain.

c. Berdasarkan sifatnya
1) Pajak subjektif, yaitu dari pajak penghasilan

10
2) Pajak objektif, meliputi pajak pertambahan nilai dan pajak penjualan atas
barang mewah.

2.5 Tarif dan Tata cara pembayaran pajak

1. Tarif Pajak
Seperti yang sudah kita ketahui bahwa pada dasarnya tarif pajak adalah dasar
pengenaan pajak atas segala objek pajak yang memang menjadi tanggung jawab
wajib pajak. Tarif pajak pada umumnya berupa besaran persentase yang telah
ditetapkan oleh pemerintah sebagai acuan dalam pengenaan pajak. Secara
struktural, setidaknya ada 4 jenis tarif pajak yaitu antara lain adalah tarif progresif,
tarif degresif, tarif proporsional, tarif tetap atau regresif.
a. Tarif pajak progresif, adalah tarif pemungutan pajak dengan persentase yang
semakin meningkat mengikuti pertambahan jumlah pendapatan yang
dikenakan pajak. Tarif progresif PPh terbaru tertuang pada Undang-Undang
Nomor 7 Tahun 2021 tentang Harmonisasi Peraturan Perpajak (UU HPP).

Lapisan Penghasilan Tarif pajak

0 s/d Rp.60.000.000 5%

> Rp 60.000.000 s.d. Rp 250.000.000 15%

> Rp 250.000.000 s.d. Rp 25%


500.000.000

> Rp 500.000.000 s.d. Rp 30%


5.000.000.000

> Rp 5.000.000.000 35%

b. Tarif pajak degresif, Kebalikan dengan pajak progresif, persentase pajak


dengan tarif degresif yang dipungut akan lebih kecil saat dasar pengenaan
pajaknya meningkat. Dengan kata lain, persentase atas tarif pajak akan
semakin rendah atau menurun ketika dasar pengenaan pajaknya semakin
besar. Dalam praktik perundang-undangan Indonesia, tarif degresif tidak
pernah diimplementasikan.

11
Terdapat 3 jenis tarif pajak degresif yang dibedakan oleh besaran penurunan
tarifnya. Pertama, tarif degresif proporsional yang persentase
penurunannya selalu sama dan tidak terpengaruh oleh DPP. Kedua, tarif
pajak degresif-degresif yang besaran penurunannya semakin kecil jika DPP
meningkat. Terakhir, tarif pajak degresif-progresif yang persentase
penurunan tarifnya meningkat seiring dengan meningkatnya DPP. Tarif
degresif merupakan nilai presentase akan semakin kecil apabila nilai objek
pengenaan pajaknya semakin besar.

c. Tarif pajak proporsional, tarif proporsional saat pemungutan pajaknya atas


persentasenya akan tetap dan tidak terjadi perubahan terhadap keseluruhan
dasar pengenaan pajaknya. jadi bisa dibilang bahwa sebesar apapun jumlah
objek pajak yang dikenakan dalam pajak penghasilannya, persentasenya pun
akan tetap sama. Dalam hal ini contohnya adalah adanya PPN sebesar 10%
dan PPB sebesar 0.5% dari apapun objek pajaknya. Salah satu contoh tarif
proporsional yang ditentukan Direktorat Jenderal Pajak (Dirjen Pajak), yaitu
pajak pertambahan nilai (PPN) sebesar 11% sebagaimana diatur dalam UU
HPP yang berlaku sejak 1 April 2022.Kemudian, ada juga pajak bumi dan
bangunan (PBB) dengan tarif paling tinggi 0,5% sebagaimana diatur dalam
Pasal 41 UU HKPD.

d. Tarif pajak tetap (regresif), Jenis tarif yang terakhir adalah tarif tetap atau
tarif regresif yang dimana saat pemungutan tarif pajaknya akan selalu tetap
tanpa melihat jumlah dari keseluruhan dasar pengenaan pajaknya.
Sehingga, tarif yang dikenakan besarannya sama bagi seluruh wajib pajak.
Tarif tetap ini juga diartikan sebagai tarif yang akan selalu sama dan sesuai
dengan peraturan yang diberlakukan oleh pemerintahan seperti contoh bea
meterai dengan nilai yang sudah ditentukan oleh pemerintahan.

12
2. Tata cara pembayaran pajak

Saat ini pembayaran semakin mudah dan praktis karena bisa dilakukan secara daring
(bayar pajak online). Dengan demikian, Anda tidak perlu repot-repot lagi harus datang ke
kantor pajak untuk membayar kewajiban sebagai warga negara.
Mengutip laman resmi Direktorat Jenderal Pajak (DJP), e-Billing pajak merupakan
metode pembayaran pajak secara elektronik dengan menggunakan kode billing atau ID
billing sebagai cara untuk bayar pajak online.
Billing System adalah sistem yang menerbitkan kode billing untuk pembayaran atau
penyetoran penerimaan negara secara elektronik, tanpa perlu membuat Surat Setoran
(SSP, SSBP, SSPB) manual, yang digunakan pada e-Billing DJP. e-Billing berbasis MPN-G2
memfasilitasi wajib pajak untuk membayarkan pajaknya dengan lebih mudah, lebih cepat
dan lebih akurat.
Anda harus mengunduh aplikasi billing DJP online terlebih dahulu. Setelah itu
kunjungi kantor pajak terdekat untuk membuat dan mengaktifkan electronic filling
identification number atau e-FIN setelah mendapatka kode e-FIN, kemudian membuat
akun DJP online. Buka laman https://djponline.pajak.go.id//account/ melalui browser, lalu
klik menu registrasi kemudian mengisi data yang diperlukan. Selanjutnya, yaitu membayar
pajak online di e-billing DJP dengan langkah-langkag sebagai berikut.
• Log in ke laman djponline.pajak.go.id.
• Masukkan NPWP, password, dan kode keamanan untuk login ke akun Anda.
• Selanjutnya pilih menu e-Billing System.
• Pilih pada menu Isi SSE.
• Kemudian Anda akan mendapat form Surat Setoran Elektronik (SSE) yang harus
Anda isi.
• Data pada formulir tersebut akan terisi otomatis. Yang perlu Anda ubah hanya
pada kolom Jenis Pajak, Jenis Setoran, Masa Pajak, Tahun Pajak, Uraian Pajak
yang dibayarkan, dan Jumlah Setoran.
• Setelah merampungkan pengisian, klik Simpan.
• Klik pada pilihan Kode Billing.
• Klik Cetak Kode Billing.
• Setelah mendapatkan Kode Billing, bayar pajak online lewat bank, kantor pos,
atau ATM yang Anda gunakan. Bisa juga melalui internet banking jika Anda
menggunakan fasilitas tersebut.

2.6 Perbedaan pajak dengan pungutan Resmi selain pajak

Selain pajak, ada beberapa pungutan resmi lainnya yang merupakan sumber
pendapatan negara, yaitu bea ekspor dan impor, cukai, retibusi, iuran pembangunan
daerah, denda pelanggaran lalu lintas, serta pungutan hasil hutan.
Berikut tabel perbedaan antara pajak dan pungutan resmi selain pajak.

Faktor yang Pajak Retribusi


membedakan
Keputusan Keputusan atau undang-undang dari Keputusan
pemerintah pusat dari pemerintah daerah
ketetapan Pajak diatur dengan undang-undang Retribusi
Ditetapkan dengan
peraturan daerah

13
Pihak Pemerintah pusat Pemerintah daerah
pemungut
Sifat Wajib yang dapat dipaksakan Tidak wajib
pemungutan
Imbalan/jasa Tidak mendapat imbalan/jasa secara Mendapat imbalan/jasa
langsung secara langsung
Pemberlakuan Aturan pajak berlaku untuk seluruh Aturan retribusi berlaku
aturan warga negara Indonesia untuk daerah yang
bersangkutan
Sumber Pajak Retribusi
pendapatan merupakan sumber pendapatan Merupakan sumber
pemerintah pusat pendapatan pemerintah
daerah

14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pajak adalah pungutan wajib,
biasanya berupa uang yang harus dibayar oleh penduduk sebagai sumbangan wajib
kepada negara atau pemerintah sehubungan dengan pendapatan, pemilikan, harga
beli barang dan sebagainya.
Pajak merupakan sumber utama penerimaan negara yang akan digunakan
untuk membiayai pengeluaran negara dan membiayai investasi pemerintah.
penerimaan negara tersebut berasal dari rakyat, dialokasikan berdasarkan
persetujuan wakil rakyat, dan digunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Pembayaran pajak merupakan sebuah aktivitas yang wajib dilakukan oleh
seluruh rakyat di dunia. Pajak merupakan sumber pendapatan negara yang digunakan
untuk membiayai pembangunan..
Terdapat beberapa aspek dalam perpajakan diantaranya, unsur pajak, fungsi
pajak, syarat pajak, sistem pemungutan pajak, asas pajak, macam-mcam pajak, dan
tarif pajak.
Selain pajak, ada beberapa pungutan resmi lainnya yang merupakan sumber
pendapatan negara, yaitu bea ekspor dan impor, cukai, retibusi, iuran pembangunan
daerah, denda pelanggaran lalu lintas, serta pungutan hasil hutan.

3.2 Saran

Sebagai warga negara yang baik dan patuh pada aturan dan tata tertib, sudah
seharusnya kita wajib membayar pajak untuk membantu negara dalam membangun
fasilitas dan insfratuktur negara ini. Karena, pada hakikatnya pajak yang kita bayarkan
adalah untuk kita juga.
Pajak harus dan wajib kita bayarkan karena pajak yang kita bayarkan juga
digunakan negara untuk keperluan – keperluan penyelenggaraan pemerintah,
misalnya seperti pembayaran gaji pegawai negeri, pembayaran pembelanjaan
tentara, polisi dan keperluan negara lainnya yang masih banyak lagi.

15
DAFTAR PUSTAKA

https://www.pajakku.com/read/5da03b54b01c4b456747b729/Pentingnya-Pembayaran-Pajak-
untuk-Negara

https://id.wikipedia.org/wiki/Pajak#:~:text=Pajak%20(dari%20bahasa%20Latin%20taxo,bagi%20seb
esar%2Dbesarnya%20kemakmuran%20rakyat.

https://www.kompas.com/skola/read/2022/07/14/073000969/unsur-unsur-pajak-di-
indonesia?page=all#:~:text=Dikutip%20dari%20buku%20Dasar%2Ddasar,obyek%20pajak%2C%20da
n%20tarif%20pajak.

https://www.pajakku.com/read/60d2be0558d6727b1651ac01/Mengenal-Fungsi-Pajak-di-Indonesia

https://www.pajakku.com/read/606e7862eb01ba1922cca754/Jenis-Jenis-Tarif-Pajak-yang-Perlu-
Diketahui

https://klikpajak.id/blog/7-asas-pemungutan-pajak-yang-berlaku-di-
indonesia/#:~:text=Asas%20pemungutan%20pajak%20sendiri%20digunakan,yang%20

16

Anda mungkin juga menyukai