TERHADAP PAJAK
JOEY SUHERVIAN
KELAS 3AM1R
.
.
.
.
2018
KATA PENGANTAR
Puji Syukur Kepada Tuhan Yang Maha Esa Karena Atas Berkat Dan Rahmatnya Saya
Dapat Menyelesaikan Makalah Ini. Tujuan Penulisan Makalah Ini Yaitu Untuk Mengetahui
Perlawanan Pasif Dan Aktif Terhadap Pajak.
Saya Berharap Semoga Makalah Ini Dapat Diterima Dengan Baik Dan Dapat Berguna
Bagi Seluruh Pembaca Juga Bagi Kemajuan Pendidikan Dinegara Indonesia.
. Oleh karena itu,dalam kesempatan ini kami ingin menyampaikan terima kasih kepada :
1Ibu Selaku Dosen mata kuliah yang telah memberikan tugas mengenai “Perlawanan
Pajak” sehingga pengetahuan kami makin bertambah dan hal ini sangat bermanfaat bagi kami di
kemudian hari.
Saya menyadari bahwa penyusunan makah ini sangat jauh dari kesampurnaan, namun demikian
telah memberikan manfaat bagi saya . Akhir kata berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi
kita semua. Kritik dan saran yang bersifat membangun akan saya terima dengan senang hati.
Penulis
DAFTAR ISI
2.1.Pengertian Pajak………………………………………………………………………...
BAB IV PENUTUP…………………………………….……………………………………..….
4.2. Saran…………………………………………………………………………………...
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………….
BAB I
PENDAHULUAN
Makalah Ini Dapat Menambah Khasanah Pengetahuan Mengenai Pajak Beserta Permasalahan Pajak Yang
Terjadi Baik Itu Perlawanan Aktif Dan Pasif
Makalah Ini Dapat Memperkaya Wawasan Dan Menambah Khasanah Tentang Perpajakan Sehingga
Bermanfaat Bagi Perkembangan Pajak Di Lingkungan
BAB II
LANDASAN TEORI
Menurut Prof. Dr. H. Rochmat Soemitro SH, Pajak Adalah Iuran Rakyat Kepada Kas Negara
Berdasarkan Undang-Undang (Yang Dapat Dipaksakan) Dengan Tiada Mendapat Jasa
7Ocial7 (Kontra Prestasi) Yang Langsung Dapat Ditunjukkan Dan Yang Digunakan Untuk
Membayar Pengeluaran Umum. Definisi Tersebut Kemudian Dikoreksinya Yang Berbunyi
Sebagai Berikut: Pajak Adalah Peralihan Kekayaan Dari Pihak Rakyat Kepada Kas Negara
Untuk Membiayai Pengeluaran Rutin Dan Surplusnya Digunakan Untuk Public Saving Yang
Merupakan Sumber Utama Untuk Membiayai Public Investment.
Sedangkan Menurut Sommerfeld Ray M., Anderson Herschel M., & Brock Horace R, Pajak
Adalah Suatu Pengalihan Sumber Dari 7Ocial Swasta Ke 7Ocial Pemerintah, Bukan Akibat
Pelanggaran 7Ocia, Namun Wajib Dilaksanakan, Berdasarkan Ketentuan Yang Ditetapkan
Lebih Dahulu, Tanpa Mendapat Imbalan Yang Langsung Dan Proporsional, Agar Pemerintah
Dapat Melaksanakan Tugas-Tugasnya Untuk Menjalankan Pemerintahan.
Dari Pengertian Pajak Tersebut, Dapat Disimpulkan Bahwa Pajak Memiliki Unsur-
Unsur Sebagai Berikut:
Pembayaran Pajak Harus Berdasarkan Undang-Undang Serta Aturan
Pelaksanaannya. Sifatnya Dapat Dipaksakan. Hal Ini Berarti Pelanggaran Atas Aturan
Perpajakan Akan Berakibat Adanya Sanksi. Tidak Ada Kontra Prestasi Atau Jasa 7Ocial7
Dari 7 Ocial Yang Dapat Dirasakan Langsung Oleh Pembayar Pajak.Pemungutan Pajak
Dilakukan Oleh Negara Baik Pusat Maupun Daerah (Tidak Boleh Dilakukan Oleh Swasta
Yang Orientasinya Adalah Keuntungan).Pajak Digunakan Untuk Membiayai Pengeluaran-
Pengeluaran Pemerintah (Rutin Dan Pembangunan) Bagi Kepentingan Umum.
2.2 Fungsi Pajak
1. Fungsi Budgetair, Yang Disebut Pula Sebagai Fungsi Penerimaan Dan Sumber Utama
Kas Negara. Pajak Berfungsi Sebagai Sumber Dana Yang Diperuntukkan Bagi
Pembiayaan Pengeluaran-Pengeluaran Pemerintah. Contoh : Dimasukkannya Pajak
Dalam APBN Sebagai Penerimaan Dalam Negeri.
2. Fungsi Reguler, Yang Disebut Pula Sebagai Fungsi Mengatur / Alat Pengatur Kegiatan
Ekonomi. Pajak Berfungsi Sebagai Alat Untuk Mengatur Atau Melaksanakan Kebijakan
Di Bidang Social Dan Ekonomi. Sebagai Contoh Yaitu Dikenakannya Pajak Yang Tinggi
Terhadap Minuman Keras, Sehingga Konsumsi Minuman Keras Dapat Ditekan,
Demikian Pula Terhadap Barang Mewah.
3. Fungsi Alokasi, Yang Disebut Pula Sebagai Sumber Pembiayaan Pembangunan. Kas
Negara Yang Telah Terisi Dan Bersumber Dari Pajak Yang Telah Terhimpun, Harus
Dialokasikan Untuk Pembiayaan Pembangunan Dalam Segala Bidang.
4. Fungsi Distribusi, Yang Disebut Pula Sebagai Alat Pemerataan Pendapatan. Wajib
Pajak Harus Membayar Pajak, Pajak Tersebut Digunakan Sebagai Biaya Pembangunan
Dalam Segala Bidang. Pemakaian Pajak Untuk Biaya Pembangunan Tersebut, Harus
Merata Ke Seluruh Pelosok Tanah Air Agar Seluruh Lapisan Masyarakat Dapat
Menikmatinya Bersama.
a. Pajak Perseorangan.
b. Pajak Badan.
1. Pajak Dalam Negeri Adalah Pajak Yang Diperoleh Dari Seluruh Warga Negara
Indonesia Yang Menetap Di Indonesia.
2. Pajak Luar Negeri Adalah Pajak Yang Diperoleh Dari Orang-Orang Asing Yang
Berpenghasilan Di Indonesia.
Pembangunan Sarana Umum Seperti Fasilitas Dan Infrastruktur Mulai Dari Jalan-Jalan,
Jembatan, Sekolah, Rumah Sakit/Puskesmas.
Pertahanan Dan Keamanan Mulai Dari Bangunan, Senjata, Perumahan Sampai Gaji-
Gajinya.
Subsidi Pangan Dan Bahan Bakar Minyak
Kelestarian Lingkungan Hidup, Budaya
Meskipun Pemungutan Pajak Secara Teoritik Maupun Secara Hukum Memiliki Dasar
Yang Kuat, Namun Dalam Praktek Pemungutannya Ada Banyak Hambatan Yang
Mungkin Terjadi. Ada Setidaknya Dua Jenis Hambatan Dalam Pemungutan
Pajak.Hambatan Pemungutan Pajak Yang Pertama Sering Disebut Hambatan
Pemungutan Yang Timbul Karena Adanya Perlawanan Pasif.
Perlawanan Pasif Yang Dilakukan Bisa Berupa Keengganan Wajib Pajak Membayar
Pajak.Keengganan Ini Dipicu Oleh Beberapa Alasan Misalnya Perkembangan Intelektual
Dan Moral Wajib Pajak.Kurangnya Edukasi Terkait Pajak Membuat Masyarakat Kurang
Menyadari Arti Pentingnya Membayar Pajak, Sehingga Mereka Enggan Membayar
Pajak.Demikian Pula Pengelolaan Pajak, Maraknya Korupsi, Penegakan Hukum Yang
Lemah Memberikan Perkembangan Kurang Baik Bagi Pertumbuhan Kesadaran
Masyarakat Untuk Membayar Pajak. Alasan Lain Keenganan Membayar Pajak Adalah
Karena Sistem Perpajakan Yang Cenderung Sulit Dan Rumit, Sehingga Masyarakat
Kurang Dapat Memahami Tata Laksanan Perpajakan. Mereka Akan Berpendapat Mau
Bayar Saja Kok Rumit. Alasan Lainnya Lagi Adalah Sistem Kontrol Yang Tidak
Jalan.Mereka Yang Tidak Membayar Pajak Ternyata Tidak Mendapat Sangsi. Hal Ini
Akan Menimbulkan Pemikiran Untuk Apa Membayar Pajak Kalau Tidak Ada Sangsi
Bila Tidak Membayar.
Hambatan Pemungutan Pajak Yang Kedua Adalah Dalam Bentuk Perlawanan
Aktif.Perlawanan Aktif Ini Memiliki Dua Bentuk.Bentuk Pertama Disebut Tax
Avoidance.Istilah Untuk Menyebut Upaya-Upaya Menghindari Pajak Tanpa Melanggar
Hukum.Bentuk Yang Kedua Adalah Tax Evasion.Merupakan Upaya Menghindari Pajak
Dengan Cara-Cara Melanggar Hukum Atau Ilegal.
BAB III
PEMBAHASAN
Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung memiliki piutang pajak mencapai ratusan miliar. Piutang ini
berasal dari para wajib pajak yang menunggak sejak 2013.
Kepala Dinas Pelayanan Pajak (Disyanjak) Kota Bandung Ema Sumarna mengatakan untuk
pajak bumi dan bangunan (PBB) pihaknya memiliki piutang mencapai Rp 914 miliar. Angka
tersebut merupakan turunan dari data warisan Kantor Pajak Pratama (KPP) sejak dahulu. "Ada
piutang PBB turunan KPP dulu sekitar 914 miliar," kata Ema saat ditemui di Balai Kota
Bandung, Jawa Barat, Rabu (11/5).
Namun menurutnya, nilai fantastis tersebut harus dicek ulang. Pasalnya data tersebut merupakan
warisan dari kantor pajak yang tercatat pada kertas.
"Masalahnya itu belum divalidasi ulang. Jadi mungkin sajak kecenderungan spot ganda atau
bahkan objek pajaknya sudah tidak ada. Jadi itu piutang di atas kertas," ujarnya.
Untuk data yang dimiliki Disyanjak Kota Bandung, ada tiga mata pajak yang besar
tunggakannya. Seperti PBB, pajak reklame, serta pajak air dan tanah (PAT).
Sejak 2015, ia menyebutkan tercatat total tunggakan pajak mencapai lebih dari Rp 152 miliar.
Total tersebut didapat dari lebih dari 200 ribuan wajib pajak.
"Untuk PBB, total wajib pajak 544.936 wajib pajak. Yang menunggak ada 229.391 wajib pajak
dengan total Rp 146.891.551.070," tutur Ema.
Sementara untuk pajak reklame ada 269 wajib pajak yang menunggak dari total keseluruhan
1.203 wajib pajak. Dengan total tunggakan yakni Rp 2.229.958.121. Untuk PAT, total piutang
berada di angka Rp 4.407.694.795 dari 219 penunggak pajak.
3.1.2.1 Penyelesaian
Ema mengatakan terus melakukan sosialisasi agar para penunggak bisa segera membayarkan
kewajibannya. Selain itu inovasi juga terus dikembangkan agar semakin memudahkan sehingga
masyarakat tidak enggan membayarkan pajaknya. Seperti bus pajak keliling serta melalui metode
daring.
Untuk kategori penunggak pajak warisan dari KPP, ia merencanakan sensus PBB pada 2017 agar
dapat tervalidisasi lebih akurat. "Untuk itu di 2017, kami mengusulkan anggaran khusus untuk
sensus PBB. Dilakukan merata di 151 kelurahan, mengingat data tersebut dinamis. Misalnya
yang sekarang tanah nanti menjadi bangunan, perpindahan pemilik, sehingga dengan sensus
lebih terkontrol," ujarnya.
Ia menambahkan untuk tahun ini, Pemkot Bandung menargetkan pendapatan pajak sebesar Rp
2,186 triliun. Ia mengaku optimistis dengan kemudahan dan gencar sosialisasi yang diberikan
maka angka tersebut dapat tercapai.
Dikarenakan penunggakan dari piutang yang berasal dariwajib pajak sejak 2013 yang
menjadikan nilai begitu fantastis , saya setuju dengan cara penyelesaian dari rencana sensus
PBB itu agar tervalidisasi lebih akurat dan tahun itu ditargetkan sebesar 2,186 triliun.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
lemahnya perhatian yang dilakukan pihak yang berwenang terhadap kasus pajak, Kasus pajak ini
bisa mencoret nama baik pegawai pajak lain yang tidak melakukan penggelapan pajak seperti yang
dilakukan Dhana Widyatmika. Tidak semua pegawai pajak melakukan hal yang sama seperti yang
dilakukan para penggelap pajak yang disebut kan di atas. Diharapkan kasus penggelapan lain, dapat
ditindaklanjuti dengan cepat tanpa menunggu lama.
4.2 Saran
1.Kantor Pelayanan Pajak lebih meningkatkan kembali pengawasannya kepada para wajib pajak
agar tidak melakukan hal-hal yang dianggap merugikan negara dengan tidak mengikuti peraturan
undang-undang perpajakan yang ada.
2. Penggelapan Pajak dan Penghindaran Pajak merupakan faktor yang mempengaruhi besarnya
penerimaan Pajak Pertambahan Nilai. Hal ini harus menjadi perhatian lebih bagi Kantor Pelayanan Pajak.
DAFTAR PUSTAKA
http://kakakhum.blogspot.co.id/2017/09/makalah-kasus-kecurangan-pajak.html
http://nasional.republika.co.id/berita/nasional/daerah/16/05/11/o70cgo384-tunggakan-
pajak-di-kota-bandung-capai-lebih-dari-900-miliar
https://www.google.com/search?client=firefox-
b&ei=6E4CW7D1I4j8vgTnhr7gBg&q=kasus+Bahasyim+Assife&oq=kasus+Bahasyim+Assife&gs_l=psy-
ab.3..35i39k1j0i13k1j0i13i5i30k1.2546.14636.0.15652.50.22.0.0.0.0.384.2848.0j8j4j2.15.0....0...1c.1.64.
psy-ab..38.11.2458.6..0j0i131k1j0i67k1j0i20i263k1j0i203k1j33i160k1.456.GiOkcRvAzIM