Oleh:
NADIA PUTRI
C1C021194
1
Kata Pengantar
Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Allah SWT. karena atas rahmat, karunia serta kasih
sayang-Nya saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan sebaik mungkin. Sholawat serta
salam semoga tetap tercurah kepada Nabi terakhir, penutup para Nabi sekaligus satu-satunya
uswatun hasanah kita, Nabi Muhammad SAW. tidak lupa pula saya ucapkan terima kasih kepada
bapak Wirmie Eka Putra selaku dosen mata kuliah Pengantar Perpajakan.
Dalam penulisan makalah ini, saya menyadari masih banyak terdapat kesalahan dan
kekeliruan, baik yang berkenaan dengan materi pembahasan maupun dengan teknik pengetikan,
walaupun demikian, inilah usaha maksimal saya.
Semoga dalam makalah ini para pembaca dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan
dan diharapkan kritik yang membangun dari para pembaca guna memperbaiki kesalahan
sebagaimana mestinya.
2
1. Pengertian Hukum Pajak
Hukum pajak adalah sekumpulan peraturan yang mengatur hak dan kewajiban serta
hubungan antara wajib pajak dan pemerintah selaku pemungut pajak.
1. Rachmat Soemitro
Menurut Rachmat Soemitro, hukum pajak adalah kumpulan peraturan yang mengatur hubungan
rakyat selaku pembayar pajak dengan pemerintah selaku pemungut pajak.
2. Erly Suandy
Menurutnya, hukum pajak atau hukum fiskal merupakan bagian dari hukum publik yang
mengatur hubungan antara rakyat selaku wajib pajak dengan penguasa atau pemerintah selaku
pemungut pajak.
Menurutnya, hukum pajak adalah hukum yang mengatur masalah perpajakan yang akan
meringankan biaya produksi barang dan jasa untuk mencapai kesejahteraan umum.
3
1991, Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1994,Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2000,
dan yang terakhir adalah Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008.
Perubahan undang-undang pajak penghasilan tersebut dilakukan dengan tetap
berpegang pada prinsip-prinsip perpajakan yang dianut secara universal, yaitu keadilan,
kemudahan/efisiensi administrasi, dan produktivitas penerimaan negara serta tetap
mempertahankan sistem self assessment. Oleh karena itu, tujuan dan arah
penyempurnaan undang-undang pajak penghasilan tersebut sebagai berikut.
1. Lebih meningkatkan keadilan pengenaan pajak.
2. Lebih memberikan kemudahan kepada wajib pajak.
3. Lebih memberikan kesederhanaan administrasi perpajakan.
4. Lebih memberikan kepastian hukum, konsistensi, dan transparansi.
5. Lebih menunjang kebijakan pemerintah dalam rangka meningkatkan daya saing dalam
menarik investasi langsung di Indonesia, baik penanaman modal asing maupun
penanaman modal dalam negeri di bidang-bidang usaha tertentu dan daerah-daerah
tertentu yang mendapat prioritas.
Peraturan perundangan yang mengatur pajak penghasilan, termasuk pajak
penghasilan wajib pajak orang pribadi di Indonesia, adalah UU Nomor 7 Tahun 1983
yang telah disempurnakan dengan UU Nomor 7 Tahun 1991, UU Nomor10 Tahun 1994,
UU Nomor 17 Tahun 2000, UU Nomor 36 Tahun 2008,Peraturan Pemerintah, Keputusan
Presiden, Keputusan Menteri Keuangan, Keputusan Direktur Jenderal Pajak, ataupun
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak.
Dasar hukum yang mengatur perpajakan di Indonesia:
1. Undang-Undang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan yang diatur dalam UU No.
6/1983 dan diperbarui oleh UU No. 16/2000.
2. Undang-Undang Pajak Penghasilan (PPh) yang diatur dalam UU No. 7/1983 dan
diperbarui oleh UU No. 17/2000.
3. Undang-Undang Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan yang diatur oleh UU No.
8/1983 dan diganti menjadi UU No. 18/2000.
4. Undang-undang penagihan pajak dan surat paksa yang diatur dalam UU No. 19/1997 dan
diganti menjadi UU No. 19/2000.
5. Undang-Undang Pengadilan Pajak yang diatur dalam UU N0. 14/2002.
B. Definisi Pajak
Definisi pajak menurut Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 tentang
perubahan keempat atas Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum
dan Tata Cara Perpajakan pada Pasal 1 Ayat 1 berbunyi pajak adalah kontribusi wajib
kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa
berdasarkan undang-undang , dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan
digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
4
Sedangkan menurut Prof. Dr. Rochmat Soemitro, S.H., pajak adalah iuran rakyat
kepada kas negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak
mendapat jasa timbal (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang
digunakan untuk membayar pengeluaran umum.
C. Unsur-Unsur Pajak
1. Iuran dari rakyat kepada negara. Yang berhak memungut pajak hanyalah negara.
Iuran tersebut berupa uang (bukan barang).
2. Berdasarkan undang-undang. Pajak dipungut berdasarkan atau dengan kekuatan
undang-undang serta aturan pelaksanaannya.
3. Tanpa jasa timbal atau kontraprestasi dari negara yang secara langsung dapat
ditunjuk. Dalam pembayaran pajak tidak dapat ditunjukkan adanya kontraprestasi
individual oleh pemerintah.
4. Digunakan untuk membiayai rumah tangga negara, yaitu pengeluaran-pengeluaran
yang bermanfaat bagi masyarakat luas.
B. Teori Kepentingan
Pembagian heban pajak kepada rakyat didasarkan pada kepentingan (misalnya
perlindungan) masing-masing orang. Semakin besar kepenti ngan seseorang terhadap
negara, makin tinggi pajak yang harus dibayar.
5
a. Unsur objektif, dengan melihat besarnya penghasilan atau kekayaan yang dimiliki oleh
seseorang.
b. Unsur subjektif, dengan memerhatikan besarnya kebutuhan materiil yang harus
dipenuhi.
Contoh:
Penghasilan Tuan A 100 juta/bulan, status: menikah dengan 3 anak
penghasilan Tuan B 100 juta/bulan, status: bujangan.
Secara objektif, PPh untuk tuan A sama besarnya dengan tuan B karena
mempunyai penghasilan yang sama besarnya. Sedangkan secara subjektif, PPh untuk
tuan A lebih kecil daripada tuan B karena kebutuhan materiil yang harus dipenuhi tuan A
lebih besar.
D. Teori Bakti
Dasar keadilan pemungutan pajak terletak pada hubungan rakyat dengan
negaranya. Sebagai warga negara yang berbakti, rakyat harus selalu menyadari bahwa
pembayaran pajak adalah sebagai suatu kewajiban.
C. Azas Kebangsaan
Pengenaan pajak dihubungkan dengan kebangsaan suatu negara.