Anda di halaman 1dari 5

Assalamu’alaikum wr wb. selamat malam Ibu Marina Fitri Wahyuni, SE., M.Ak.

selaku tutor
matakuliah Hukum Pajak. Berikut jawaban saya atas soal tugas 1 ini, sekian terimakasih.

Nama : Nur Rohmawati


NIM : 044820719
Kelas Tuton : EKSI4202.30.

1. Mengapa kita sebagai warga negara diharuskan membayar pajak?


Masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidup memerlukan barang, baik
berwujud maupun tidak berwujud, bergerak maupun tidak bergerak. Pajak merupakan
iuran yang dipungut oleh pemerintah kepada rakyat yang sifatnya dipaksakan, tanpa
memandang kaya atau miskin. luran pajak yang dipungut oleh pemerintah ini akan
digunakan untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran Negara.
Menurut Rochmat Soemitro, "Pajak adalah iuran rakyat kepada kas Negara
berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa
timbal balik (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukan dan yang digunakan
untuk membayar pengeluaran umum".
Menurut Undang-undang No. 28 Pasal 1 Tahun 2007, " Pajak adalah
kontribusi wajib kepada Negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang
sifatnya memaksa berdasarkan Undang-undang dengan tidak mendapat timbal balik
secara langsung dan digunakan untuk keperluan Negara untuk sebesar-besamya
kemakmuran rakyat".
Pajak menjadi penerimaan negara terbesar yang dikumpulkan negara melalui
anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN). Ada berbagai manfaat yang dapat
dirasakan kembali oleh masyarakat Indonesia. Mulai dari fasilitas pendidikan yang
menjadi lebih baik, fasilitas kesehatan yang lebih memadai, fasilitas transportasi publik
yang lebih nyaman, fasilitas umum dan infrastruktur yang lebih maju, dan lain-lain.

Ada dua fungsi pajak seperti yang ditulis oleh Siti Resmi dalam buku Perpajakan
Teori dan Kasus (2007:3) yaitu:
1) Fungsi Budgetair (Sumber Keuangan Negara)
Pajak mempunyai fungsi Budgetair, artinya pajak merupakan salah satu
sumber penerimaan untuk membiayai pengeluaran baik rutin maupun
pembangunan.
2) Fungsi Regulered (Pengatur)
Pajak mempunyai fungsi pengatur, artinya pajak sebagai alat ukur mengatur
atau melaksanakan kebijakan pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi
serta mencapai tujuan-tujuan tertentu, diluar bidang keuangan.

Beberapa alasan mengapa kita diharuskan bayar pajak:


• Kewajiban bagi Warga Negara Indonesia
• Bukti Bakti pada Negara
• Memperlancar Proses Bisnis
• Pemerataan Kesejahteraan Masyarakat
• Berkontribusi kepada Negara

Teori-teori yang memberikan pembenaran mengapa negara memungut pajak yang


dikemukakan oleh H. Buhari (2000) ada beberapa teori yang memberikan justifikasi
atas kegiatan pemungutan pajak oleh pemerintah, seperti :
a. Teori Asuransi
Teori asuransi di ibaratkan seperti pembayaran premi karena mendapat
jaminan dari negara. Bahwa negara dalam melaksanakan tugasnya mencakup
pula tugas melindungi jiwa raga harta dan benda perseorangan. Teori ini
kurang sesuai dalam memberikan alasan mengapa negara memungut pajak.
Alasan para pakar menentang teori ini adalah: (a) jika ada timbul kerugian
tidak ada pergantian secara langsung dari negara, (2) antara pembayaran
jumlah pajak dan jasa yang diberikan oleh negara tidak terdapat hubungan
langsung.

b. Teori kepentingan
Yang mengatakan bahwa pajak mempunyai hubungan dengan
kepentingan individu yang diperoleh dari kekayaan negara. Makin banyak
menikmati jasa dari pekerjaan pemerintah maka besar juga pajaknya.
Meskipun teori ini masih berlaku pada retribusi namun sukar pula
dipertahankan, sebab seorang miskin dan pengangguran yang memperoleh
bantuan dari pemerintah menikmati banyak sekali jasa dari pekerjaan negara,
tetapi mereka bahkan dibebaskan membayar pajak.

c. Teori Kewajiban Mutlak Atau Teori Bakti


Negara harus mengambil tindakan atau keputusan yang diperlukan
termasuk keputusan dibidang pajak. Dengan sifat seperti itu, maka negara
mempunyai hak mutlak untuk memungut pajak dan rakyat harus membayar
pajak sebagai tanda baktinya kepada negara.

d. Teori Daya Beli


Menurut teori ini pajak diibaratkan sebagai pompa. Mengambil daya
beli dari masyarakat untuk negara dan menyalurkannya kembali ke
masyarakat. Uang yang berasal dari rakyat dikembalikan lagi kepada
masyarakat, yang berasal dari rakyat kembali lagi kepada masyarakat tanpa
dikurangi, sehingga pajak hanya berfungsi sebagai pompa, menyedot uang
dari rakyat yang akhirnya dikembalikan lagi kepada masyarakat untuk
kesejahteraan masyarakat sehingga pajak pada hakikatnya tidak merugikan
rakyat. Oleh sebab itu, pungutan pajak dapat dibenarkan (Soemitro, 1992: 31)

e. Teori Daya Pikul


Tiap orang dikenakan pajak dengan bobot yang sama (adil) sesuai daya
pikul dengan ukuran besarnya penghasilan dan pengeluaran seseorang. Daya
pikul menurut Prof de Lengen adalah kekuatan seseorang untuk memikul
suatu beban atas apa yang tersisa, setelah seluruh penghasilan dikurangi
dengan pengeluaran yang mutlak untuk kehidupan primer diri sendiri dan
keluarga. (Modul 1 hal 1.4-1.8)
2. Apa yang seharusnya dilakukan oleh CV. KMM agar tidak ada Tindakan sita dan
lelang dari kantor pajak atas hutang pajak yang dimilikinya.
Seharusnya CV. KKM dapat mengajukan permohonan penundaan atau
pengangsuran utang pajak sebelum jatuh tempo utang pajak tersebut berakhir. Hal ini
dapat dilakukan untuk menghindarkan CV.KKM dari tindakan penagihan aktif oleh
juru sita pajak, termasuk tindakan sita dan lelang.
Sesuai dengan ketentuan UU Nomor 19 Tahun 1997 sebagaimana telah diubah dengan
Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2000 tentang penagihan pajak dengan surat paksa
(PPSP) adalah serangkaian tindakan agar penanggung jawab melunasi utang pajak dan
biaya penagihan pajak dengan menegur atau memperingatkan, melaksanakan
penagihan seketika dan sekaligus, memberitahukan surat paksa, mengusulkan
pencegahan, melaksanakan penyitaan, melaksanakan penyanderaan, menjual barang-
barang yang telah disita. Dalam melakukan penagihan tahapannya sebagai berikut :
1) Surat Teguran, dikelurakan apabila utang pajak yang tercantum dalam STP,
SKPKB, SKPKBT tidak dilunasi sampai melewati hari ke-7 batas waktu jattuh
tempo.
2) Surat Paksa, dikeluarkan apabila utang pajak tidak dilunasi setelah 21 hari
dari tanggal surat teguran, maka WP akan diterbitkan surat paksa yang
disampaikan Juru Sita Negara.
3) Surat Sita, dilakukan penyitaan apabila utang pajak belum juga dilunasi dalam
jangka waktu 2 x 24 jam, maka dapat dilakukan tindakan penyitaan atas
barang-barang WP.
4) Lelang, dalam waktu 14 hari setelah Tindakan penyitaan, utang pajak belum
dilunasi maka akan dilanjutkan dengan tindakan pelelangan melalui Kantor
Lelang Negara.

Wajib pajak juga dapat mengajukan permohonan secara tertulis untuk :


1) Mengangsur atau menunda pembayaran pajak yang terutang dalam STP,
SKPKB, SKPKBT, dan surat keputusan pembetulan, surat keputusan
keberatan, putusan banding, yang menyebabkan jumlah pajak yang terutang
bertambah.
Wajib pajak yang mengajukan permohonan angsuran pajak harus bersedia
memberikan jaminan yang besarnya ditetapkan berdasarkan pertimbangan kepala
kantor pelayanan pajak, kecuali apabila kepala kantor pelayanan pajak menganggap
tidak perlu. (Modul 5 hal 5.42-5.46)

3. Apakah asas pemungutan pajak yang dikenakan untuk Mr. Elmores dan Bu Yani.
Dalam hal ini indonesia menerapkan asas domisili serta asas sumber dalam pengenaan
pajaknya. Untuk menentukan apakah suatu subjek pajak merupakan subjek pajak
dalam negeri atau dalam negeri (terkait dengan asas residensial), maka perlu dicek
kembali Pasal 2 ayat (3) dan (4) UU PPh serta kapan mulainya kewajiban subjektif
dari subjek pajak tersebut pada Pasal 2A UU PPh. Untuk kasus Bu Yani, perhatikan
kembali tentang penjelasan asas sumber dan asas domisili. Untuk kasus Mr. Elmores,
perhatikan kembali tentang asas domisili, serta ketentuan time test penentuan subjek
pajak pada Pasal 2 ayat (3) dan (4) UU PPh. Selain itu perhatikan kembali tentang
mulainya kewajiban subjektif Pasal 2A UU PPh.
Asas Domisili (Domicile, Residence Principle)

Berdasarkan asas ini, negara akan mengenakan pajak atas suatu penghasilan yang
diterima atau diperoleh orang pribadi atau badan, apabila untuk kepentingan
perpajakan, orang pribadi tersebut merupakan penduduk atau berdomisili di negara itu
atau badan yang berkedudukan di negara itu. Dalam kaitan ini, tidak dipersoalkan dari
mana penghasilan yang akan dikenakan pajak itu berasal. Itulah sebabnya bagi negara
yang menganut asas ini, dalam sistem pengenaan pajak terhadap penduduknya akan
menggabungkan asas domisili (kependudukan) dengan konsep pengenaan pajak atas
penghasilan baik yang diperoleh di negara itu maupun penghasilan yang diperoleh di
luar negeri (world wide income).

Asas Sumber (Source Principle)

Negara yang menganut asas sumber akan mengenakan pajak atas suatu penghasilan
yang diterima atau diperoleh orang pribadi atau badan hanya apabila penghasilan
yang akan dikenakan pajak itu diperoleh atau diterima oleh orang pribadi atau badan
yang bersangkutan dari suatu negara. Dalam asas ini, tidak menjadi persoalan
mengenai siapa dan apa status dari orang atau badan yang memperoleh penghasilan
tersebut sebab yang menjadi landasan pengenaan pajak adalah objek pajak yang
timbul atau berasal dari negara itu. Contoh: Tenaga kerja asing bekerja di Indonesia
maka dari penghasilan yang didapat di Indonesia akan dikenakan pajak oleh
pemerintah Indonesia.

4. Sistem pajak yang diterapkan untuk pajak pusat di indonesia adalah sistem self
assesment. Yaitu memberikan wewenang dan kepercayaan kepada wajib pajak untuk
menghitung, memperhitungkan, membayar, melaporkan, dan mempertanggung
jawabkan sendiri jumlah pajak yang terutang (Yusuf, 2011).

Self assessment system adalah sistem pemungutan pajak yang memberikan wewenang
kepada wajib pajak dalam menentukan sendiri jumlah pajak yang terutang setiap
tahunnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku
(Resmi, 2011).

Seperti yang diatur dalam KUP Pasal 2 ayat 1 :

Setiap wajib pajak yang telah memenuhi persyaratan sebjektif dan objektif sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan wajib mendaftarkan diri
pada kantor Direktoral Jendral Pajak yang wilyah kerjanya meliputi tempat tinggal
atau tempat kedudukan wajib pajak.

Pasal 2 ayat 2 :

Setiap wajib pajak sebagai pengusaha yang dikenai pajak berdasarkan undang-undang
pajak pertambahan nilai 1984 dan perubahannnya, wajib melaporkan usahanya pada
kantor Direktoral Jendral Pajak yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal atau
tempat kedudukan pengusaha, dan tempat kegiatan usaha dilakukan untuk dikukuhkan
menjadi Pengusaha Kena Pajak. (Modul 3 hal 3.4-3.6).

Sumber referensi :

1. BMP EKSI4202/3SKS/Modul 1-9 Hukum Pajak (Tubagus Chairul Amachi;Irma;Amin


Darra)
2. http://repository.unsada.ac.id/300/3/bab%202.pdf
3. https://www.online-pajak.com/tentang-pajakpay/mengapa-harus-bayar-
pajak#:~:text=Pajak%20sebagai%20sumber%20pendapatan%20negara,belanja%20ba
rang%2C%20pemeliharaan%20dan%20lainnya.
4. https://www.pajak.go.id/id/asas-pengenaan-pajak
5. https://repository.dinus.ac.id/docs/ajar/UU_PPh.PDF

Anda mungkin juga menyukai