selaku tutor
matakuliah Hukum Pajak. Berikut jawaban saya atas soal tugas 1 ini, sekian terimakasih.
Ada dua fungsi pajak seperti yang ditulis oleh Siti Resmi dalam buku Perpajakan
Teori dan Kasus (2007:3) yaitu:
1) Fungsi Budgetair (Sumber Keuangan Negara)
Pajak mempunyai fungsi Budgetair, artinya pajak merupakan salah satu
sumber penerimaan untuk membiayai pengeluaran baik rutin maupun
pembangunan.
2) Fungsi Regulered (Pengatur)
Pajak mempunyai fungsi pengatur, artinya pajak sebagai alat ukur mengatur
atau melaksanakan kebijakan pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi
serta mencapai tujuan-tujuan tertentu, diluar bidang keuangan.
b. Teori kepentingan
Yang mengatakan bahwa pajak mempunyai hubungan dengan
kepentingan individu yang diperoleh dari kekayaan negara. Makin banyak
menikmati jasa dari pekerjaan pemerintah maka besar juga pajaknya.
Meskipun teori ini masih berlaku pada retribusi namun sukar pula
dipertahankan, sebab seorang miskin dan pengangguran yang memperoleh
bantuan dari pemerintah menikmati banyak sekali jasa dari pekerjaan negara,
tetapi mereka bahkan dibebaskan membayar pajak.
3. Apakah asas pemungutan pajak yang dikenakan untuk Mr. Elmores dan Bu Yani.
Dalam hal ini indonesia menerapkan asas domisili serta asas sumber dalam pengenaan
pajaknya. Untuk menentukan apakah suatu subjek pajak merupakan subjek pajak
dalam negeri atau dalam negeri (terkait dengan asas residensial), maka perlu dicek
kembali Pasal 2 ayat (3) dan (4) UU PPh serta kapan mulainya kewajiban subjektif
dari subjek pajak tersebut pada Pasal 2A UU PPh. Untuk kasus Bu Yani, perhatikan
kembali tentang penjelasan asas sumber dan asas domisili. Untuk kasus Mr. Elmores,
perhatikan kembali tentang asas domisili, serta ketentuan time test penentuan subjek
pajak pada Pasal 2 ayat (3) dan (4) UU PPh. Selain itu perhatikan kembali tentang
mulainya kewajiban subjektif Pasal 2A UU PPh.
Asas Domisili (Domicile, Residence Principle)
Berdasarkan asas ini, negara akan mengenakan pajak atas suatu penghasilan yang
diterima atau diperoleh orang pribadi atau badan, apabila untuk kepentingan
perpajakan, orang pribadi tersebut merupakan penduduk atau berdomisili di negara itu
atau badan yang berkedudukan di negara itu. Dalam kaitan ini, tidak dipersoalkan dari
mana penghasilan yang akan dikenakan pajak itu berasal. Itulah sebabnya bagi negara
yang menganut asas ini, dalam sistem pengenaan pajak terhadap penduduknya akan
menggabungkan asas domisili (kependudukan) dengan konsep pengenaan pajak atas
penghasilan baik yang diperoleh di negara itu maupun penghasilan yang diperoleh di
luar negeri (world wide income).
Negara yang menganut asas sumber akan mengenakan pajak atas suatu penghasilan
yang diterima atau diperoleh orang pribadi atau badan hanya apabila penghasilan
yang akan dikenakan pajak itu diperoleh atau diterima oleh orang pribadi atau badan
yang bersangkutan dari suatu negara. Dalam asas ini, tidak menjadi persoalan
mengenai siapa dan apa status dari orang atau badan yang memperoleh penghasilan
tersebut sebab yang menjadi landasan pengenaan pajak adalah objek pajak yang
timbul atau berasal dari negara itu. Contoh: Tenaga kerja asing bekerja di Indonesia
maka dari penghasilan yang didapat di Indonesia akan dikenakan pajak oleh
pemerintah Indonesia.
4. Sistem pajak yang diterapkan untuk pajak pusat di indonesia adalah sistem self
assesment. Yaitu memberikan wewenang dan kepercayaan kepada wajib pajak untuk
menghitung, memperhitungkan, membayar, melaporkan, dan mempertanggung
jawabkan sendiri jumlah pajak yang terutang (Yusuf, 2011).
Self assessment system adalah sistem pemungutan pajak yang memberikan wewenang
kepada wajib pajak dalam menentukan sendiri jumlah pajak yang terutang setiap
tahunnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku
(Resmi, 2011).
Setiap wajib pajak yang telah memenuhi persyaratan sebjektif dan objektif sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan wajib mendaftarkan diri
pada kantor Direktoral Jendral Pajak yang wilyah kerjanya meliputi tempat tinggal
atau tempat kedudukan wajib pajak.
Pasal 2 ayat 2 :
Setiap wajib pajak sebagai pengusaha yang dikenai pajak berdasarkan undang-undang
pajak pertambahan nilai 1984 dan perubahannnya, wajib melaporkan usahanya pada
kantor Direktoral Jendral Pajak yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal atau
tempat kedudukan pengusaha, dan tempat kegiatan usaha dilakukan untuk dikukuhkan
menjadi Pengusaha Kena Pajak. (Modul 3 hal 3.4-3.6).
Sumber referensi :