Anda di halaman 1dari 5

Nama : Diah Rai Wardhani

NIM : 042452646
Prodi : S1 Akuntansi

Tugas Tutorial 1
Hukum Pajak

Soal 1

Fungsi pajak berdasarkan tujuannya dapat dibedakan menjadi dua macam,


yaitu fungsi budgetair dan fungsi regularend.
1) Fungsi Budgetair
Fungsi budgetair atau fungsi kas negara adalah fungsi pajak sebagai
pemasukan pendapatan negara untuk menutupi kebutuhan keuangan
pemerintah.
2) Fungsi Regularend
Fungsi regularend atau fungsi mengatur adalah fungsi pajak untuk
mengatur (dalam arti luas, termasuk stabilisasi) dan pemerataan (alokasi
dan distribusi pendapatan).

Setiap elemen masyarakat memiliki kewajiban membayar pajak. Alasannya


adalah karena pajak yang masuk ke kas negara akan digunakan dalam
membiayai pengeluaran-pengeluaran negara baik yang rutin maupun tidak
rutin, misalnya untuk perbaikan jalan raya, pembangunan rumah sakit, sekolah,
dan infrastruktur lainnya, membiayai kebutuhan militer dan kemanan negara,
dll. Sehingga, walaupun tidak mendapatkan balas jasa secara langsung,
masyarakat akan tetap mendapatkan dan merasakan hasil pajak.

Referensi:
Amachi, Tubagus Chairul, Irma, dan Amin Darra. 2019. Hukum Pajak.
Tangerang
Selatan: Universitas Terbuka. Hal 1.5-1.6.

Soal 2

1
a) Wajib Pajak berinisial KNM, pada tahun 2019 kelebihan membayar PPh sebesar
Rp4.000.000,00, sedangkan untuk jenis PPN terdapat kekurangan pajak sebesar
Rp5.000.000,00.
Dalam hal ini, utang pajak dapat berakhir dengan kompensasi (pengimbangan)
pajak, yaitu pengalihan pembayaran pajak yang dilakukan jika Wajib Pajak
mempunyai kelebihan pembayaran pajak untuk satu jenis pajak, sedangkan
untuk pajak lain memiliki kekurangan pembayaran pajak.
Wajib Pajak KNM dapat mengajukan permohonan kepada Dirjen Pajak untuk
mengalihkan kelebihan pembayaran PPh sebesar Rp4.000.000 untuk
membayar kekurangan PPN. Selanjutnya, kekurangan PPN yang masih ada,
yaitu sebesar Rp1.000.000 (Rp5.000.000-Rp4.000.000) wajib dibayarkan oleh
KNM ke kas negara.

Perhitungan :
Kelebihan bayar PPh = Rp4.000.000
Kekurangan bayar PPN = Rp5.000.000
Pengalihan kelebihan PPh untuk menutup PPN = Rp4.000.000
PPN yang masih kurang bayar = Rp5.000.000 - Rp4.000.000
= Rp1.000.000

b) Selain dengan kompensasi (pengimbangan), kemungkinan lainnya yang


membuat berakhirnya utang pajak yaitu :
1) Pelunasan atau Pembayaran
Utang pajak dapat berakhir dengan pembayaran ke kas negara atau
tempat lain yang ditunjuk oleh Menteri Keuangan, yaitu bank
pemerintah, kantor pos, dan giro.
2) Penghapusan Utang
Kewajiban pajak dapat dihapuskan jika Wajib Pajak mengalami
kebangkrutan sehingga mengalami kesulitan keuangan. Penyelidikan
akan dilakukan oleh fiskus untuk menentukan apakah WP pailit.
3) Daluwarsa atau Lewat Waktu
Undang-Undang No 28 Tahun 2007 Pasal 13 dan Pasal 22 menyatakan
bahwa kadaluwarsa penetapan dan penagihan pajak adalah setelah
melampaui waktu 5 (lima) tahun.
4) Pembebasan

2
Pembebasan utang pajak dapat dilakukan jika ada permohonan atau
keadaan ekonomi WP mengalami kemunduran keuangan atau WP tidak
mempunyai harta lagi berdasarkan surat keterangan Pemda setempat.
5) Penundaan Penagihan
Penagihan pajak terutang dapat ditunda dalam jangka waktu tertentu.
WP juga dapat diberikan ijin untuk menyicil dan melunasi jika mampu
kembali untuk melunasi.

Referensi:
Amachi, Tubagus Chairul, Irma, dan Amin Darra. 2019. Hukum Pajak.
Tangerang
Selatan: Universitas Terbuka. Hal 1.41-1.42.

Soal 3

a) Klasifikasi azas terkait hukum perdata dan hukum pidana yang termasuk dalam hukum
pajak ada tiga macam, yaitu:
1) Asas Pacta Sunt Servanda
Asas pacta sunt servanda atau asas kepastian hukum maksudnya adalah
para pihak dalam perjanjian memiliki kepastian hukum dan dilindungi
secara hukum sehingga jika terjadi sengketa maka putusan hakim dapat
memaksa agar pihak yang melanggar melaksanakan kewajibannya
sesuai perjanjian.
2) Asas Konsensualisme
Asas konsensualisme adalah paham bahwa dengan adanya kata sepakat
di antara dua atau lebih pihak, maka suatu perjanjian sudah memiliki
kekuatan mengikat.
3) Asas Praduga Tak Bersalah
Asas praduga tak bersalah adalah asas yang digunakan dalam masalah
pidana, di mana setiap orang yang ditangkap wajib dianggap tidak
bersalah sampai adanya putusan pengadilan.

b) Beberapa asas khusus sehubungan dengan pemungutan pajak yaitu :


o Asas Sumber
Asas sumber memiliki pengertian bahwa pemungutan pajak dilakukan
pada sumbernya. Asas ini merupakan salah satu penjabaran dari prinsip
enforceability, yaitu agar pemungutan pajak dapat terlaksana.
Contohnya adalah pada saat seseorang akan menerima imbalan atas
jasanya, maka pajak dipotong terlebih dahulu oleh pemberi imbalan.

3
o Asas Waktu yang Tepat
Asas waktu yang tepat atau at convenience time atau pay as you earn
menekankan bahwa pajak dibayar saat wajib pajak mampu membayar.
Asas ini terutama ditekankan untuk pajak penghasilan.
Contohnya adalah untuk pajak penghasilan orang pribadi dapat
dibayarkan pada saat wajib pajak menerima gaji, dan dibayar dengan
mencicil (PPh 25).
o Asas Ekonomis
Asas ekonomis memiliki pengertian bahwa sistem perpajakan yang
dipilih dalam rangka pemungutan pajak harus memperhatikan aspek
ekonomis, misalnya biaya pemungutan tidak boleh melebihi jumlah
penerimaan pajak.
Contohnya adalah analisis benefit and cost, yaitu pemungutan pajak
harus memperhatikan biaya, tidak boleh lebih besar dari pemasukan
pajak.

Referensi:
Amachi, Tubagus Chairul, Irma, dan Amin Darra. 2019. Hukum Pajak.
Tangerang
Selatan: Universitas Terbuka. Hal 2.21-2.23.

Soal 4

Sistem perpajakan yang berlaku di Indonesia adalah sistem self-assessment,


di mana Wajib Pajak melakukan kewajiban pajak, mulai dari menghitung,
memperhitungkan, membayar atau menyetor, dan melaporkan sendiri pajak
terutang. Wajib Pajak memiliki kewajiban mulai dari mendaftarkan diri untuk
mendapatkan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) hingga melaporkan pajak
yang sudah dibayarnya menggunakan Surat Pemberitahuan (SPT).

Ketentuan formil yang mengatur sistem perpajakan di Indonesia adalah


Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 Tentang Ketentuan Umum dan Tata
Cara Perpajakan. Ketentuan yang mengatur bahwa Wajib Pajak wajib
mendaftarkan diri ada pada pasal 2 ayat 1 UU KUP, sedangkan ketentuan yang
mengatur bahwa Pengusaha Kena Pajak wajib melaporkan usahanya untuk dikukuhkan
sebagai Pengusaha Kena Pajak pada kantor Direktorat Jenderal Pajak terdapat dalam
KUP pasal 2 ayat 2.

KUP Pasal 2 ayat 1 :

4
Setiap Wajib Pajak yang telah memenuhi persyaratan subjektif dan objektif
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan wajib
mendaftarkan diri pada kantor Direktorat Jenderal Pajak yang wilayah
kerjanya meliputi tempat tinggal atau tempat kedudukan Wajib Pajak dan
kepadanya diberikan Nomor Pokok Wajib Pajak.

KUP Pasal 2 ayat 2 :


Setiap Wajib Pajak sebagai Pengusaha yang dikenai pajak berdasarkan
Undang- Undang Pajak Pertambahan Nilai 1984 dan perubahannya, wajib
melaporkan usahanya pada kantor Direktorat Jenderal Pajak yang wilayah
kerjanya meliputi tempat tinggal atau tempat kedudukan Pengusaha, dan
tempat kegiatan usaha dilakukan untuk dikukuhkan menjadi Pengusaha Kena
Pajak.

Referensi:
Amachi, Tubagus Chairul, Irma, dan Amin Darra. 2019. Hukum Pajak.
Tangerang
Selatan: Universitas Terbuka. Hal 3.4-3.6.

Anda mungkin juga menyukai